PENDAHULUAN
Pada abad modern seperti saat ini hampir semua orang mengenal kakao yang
merupakan bahan makanan favorit, terutama bagi anak-anak dan remaja. Salah satu
keunikan dan keunggulan makanan dari kakao karena sifat kakao dapat meleleh dan
mencair pada suhu permukaan lidah. Bahan makanan dari kakao juga mengandung
gizi yang tinggi karena di dalamnya terdapat protein dan lemak serta unsur-unsur
Dengan adanya manfaat yang cukup besar dari kakao, tanaman kakao perlu
yang sangat penting bagi rencana perluasan areal ini. Teknik pembibitan yang efisien
pengaturan jarak tanam, dan usaha untuk mendapatkan hasil yang baik merupakan
(Tumpal, 2010).
1560 di Minahasa, Sulawesi. Kemudian pada tahun 1859 sudah terdapat 10.000-
12.000 tanaman kakao di Ambon. Dari pohon sebanyak itu dihasilkan 11,6 ton
1
Kakao. Namun, kemudian tanamannya hilang tanpa ada informasi lebih lanjut.
(Hatta, 2007).
pemuliaan tanaman yang dilakukan dalam waktu cukup lama. Upaya tersebut
meliputi kegiatan koleksi plasma nutfah, pengujian klon, persilangan antarklon dan
Kakao dikenal dua subjenis, yaitu Cacao dan Sphaerocarpum (Chev.) Cuatr.
berikut ini :
1. Forma Cacao. Anggotanya tipe Criollo dari Amerika Tengah. Bentuk biji bulat,
2. Forma Pentagonum. Hanya dikenal di Meksiko dan Amerika Tengah. Biji bulat
3. Forma Leiocarpum. Biji bulat atau montok (plum), kotiledon putih atau ungu
Tanaman muda yang tumbuh sehat dan seragam diperoleh dari bibit yang baik
atau unggul, persiapan lapangan yang matang dan diikuti dengan pemeliharaan yang
2
pertumbuhan bibit kakao antara lain curah hujan, temperatur, sinar matahari dan
lakukan sortasi atau pemilihan keseragaman bibit yang digolongkan menjadi bibit-
bibit, baik sedang dan jelek. Bibit yang dikategorikan jelek sebaikya dibuang saja.
Bibit yang baik ditanam di lapangan harus memenuhi mutu baku dari bibit siap di
tanaman.Salah satu perlakuan dalam pengadaan bibit Kakao yang baik adalah
pemberian pupuk sebagai tambahan bahan unsur hara yang dibutuhkan bibit tersebut
(Hatta, 2007).
makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Apabila umur pemindahan kecambah
pertumbuhan dan apabila kekurangan salah satu unsur hara maka tanaman akan
3
Pemindahan kecambah ke polibag dilakukan pada umur 4 atau 5 sampai
dengan 12 hari setelah penyemaian, dan biji-biji yang tidak tumbuh setelah 12 hari
sering terlambat, hal ini disebabkan karena biji kakao serentak berkecambah (masa
dormansi biji relatif pendek) dan kurangnya tenaga kerja. Akibat keterlambatan ini
Pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh unsur hara yang tersedia berada dalam
keadaan optimum dan seimbang. Untuk pemenuhan akan tersedianya unsur hara
menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi dan
teknik budidaya yang belum sempurna, masalah tanah masam dan pengendalian
hama penyakit. Salah satu tehnik budidaya yang perlu mendapat perhatian adalah
Pemupukan yang berasal dari bahan an organik dapat menyebabkan kerusakan tanah
4
dan lingkungan. Pupuk organik merupakan salah satu upaya untuk menambah unsur
hara tanah yang sedang digalakkan pada saat ini karena pupuk organik harganya
murah, mudah didapat dan ramah lingkungan. Salah satu pupuk organik yang dapat
pertumbuhan tanaman tersebut selain faktor-faktor yang lain, hal ini dikarenakan
pupuk sebagai salah satu pemberian unsur-unsur nutrisi yang diperlukan oleh
tanaman. Penggunaan pupuk pada penelitian ini adalah pupuk TSP dan Pupuk
Kandang Lembu. Pupuk fosfor (TSP) dalam jumlah yang cukup akan meningkatkan
perkembangan perakaran. Jumlah asam nukleat, phytin dan fosfolipida yang cukup
pada awal pertumbuhan tanaman adalah penting pada fase piramida tanaman yang
kakao. Pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan yang mengalami penguraian
beberapa faktor antara lain, yaitu jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis
permukan (top soil), meningkatan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan
5
daya simpan air, yang keseluruhan dapat meningkatkan daya kesuburan tanah
(Musnamar, 2006).
tanaman juga dapat meningkatkan efisensi pengunaan pupuk kimia, sehingga dosis
pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia dapat
dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian, baik untuk tanaman pangan (padi, jagung
dan kentang) maupun tanaman sayur – sayuran (kacang panjang, timun, terong
(Rusmaili, 2011).
Pupuk kandang lembu merupakan pupuk padat yang banyak mengandung air
dan lendir, dalam keadaan demikian peranan jasad renik untuk mengubah bahan-
bahan yang terkandung dalam pupuk menjadi zat-zat hara yang tersedia dalam tanah,
seperti jenis sayur-sayuran buah (timun, labu-labuan, belewah). Pupuk kandang sapi,
karena pupuk ini merupakan pupuk dingin sebaiknya pemakaian dilakukan 2 minggu
Sedangkan Pupuk Kandang Lembu adalah pupuk yang berasal dari campuran
kotoran sapi dari urine, serta dari sisa-sisa makanan yang tidak dapat dihabiskan.
6
Komposisi pupuk kandang sapi adalah 86 % H2O, 0,60 % N, 0,15 % P2O5, 0,45 %
Pupuk TSP dan Pupuk Kandang Lembu Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman
TSH 858 pada semua parameter yang diamati yaitu, tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah daun, luas daun, dan berat basah tanaman?
7
1.3. Tujuan Penelitian
TSH 858 pada semua parameter yang diamati yaitu, tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah daun, luas daun, dan berat basah tanaman.
8
1.5. Kerangka Pemikiran
oleh mutu bibit yang digunakan. Kunci keberhasilan budidaya kakao terletak pada
penggunaan bibit unggul yang bermutu. Jika tanaman dikelola dengan teknik
budidaya yang tepat, maka potensi produksi bibit unggul akan terealisasi.
Pertumbuhan bibit kakao yang sehat diperoleh melalui pemeliharaan yang baik
Untuk itu dalam penanaman mutlak diperlukan pengolahan tanah dan penambahan
usur hara. Dalam hal ini dapat dilakukan pemanfaatan pupuk TSP dan pupuk kandang
perkembangan perakaran. Jumlah asam nukleat, phytin dan fosfolipida yang cukup
pada awal pertumbuhan tanaman adalah penting pada fase piramida tanaman yang
kakao. Pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan yang mengalami penguraian
beberapa faktor antara lain, yaitu jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis
9
diaplikasikan. Fungsi pupuk kandang yaitu untuk mengemburkan lapisan tanah
permukan (top soil), meningkatan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan
daya simpan air, yang keseluruhan dapat meningkatkan daya kesuburan tanah
(Musnamar, 2006).
Dalam penelitian ini budidaya kakao merupakan salah satu pemegang kunci
yaitu Pupuk TSP dan Pupuk Kandang Lembu merupakan variabel bebas, serta
kerangka pemikiran didalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut:
10
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Pupuk TSP
Pertumbuhan Bibit
Tanaman Kakao
Pupuk
Kandang Lembu
Pelaksanaan Penelitian
Metode Penelitian
Rancangan Acak Kelompok
Metode Analisa
Sidik Ragam Linier
11
1.6. Hipotesis Penelitian
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Malvales
Suku : Streculiceae
Marga : Theobroma
2.2.1. Akar
Kakao adalah tanaman dengan surface root feeder, artinya sebagian besar akar
13
tanah (jeluk) 0-30 cm. Sedangkan 56% akar lateral tumbuh pada jeluk 0-10 cm, 26%
pada jeluk 11-20 cm, 14% pada jeluk 21-30 cm, dan hanya 4% tumbuh pada jeluk di
atas 30 cm dari permukaan tanah. Jangkauan jelajah akar lateral dinyatakan jauh di
2.2.2. Batang
kecendrungan tumbuh lebih pendek jika ditanam tanpa pohon pelindung. Tanaman
Kakao yang berasal dari biji akan tumbuh menjadi tanaman Kakao muda yang
berbatang lurus. Pada umur sekitar 10 bulan batang akan membentuk 3-6 cabang
primer tumbuh disebut jorquette (jorket, prapatan) tinggi dari permukaan tanah 1-2
2.2.3. Daun
Pada tunas ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5-10 cm sedangkan pada tunas
plagiotro panjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm (Endang, 2006). Sedangkan,
daun kakao terdiri atas tangkai daun dan helai daun. Panjang daun berkisar antara 25-
14
34 cm dan lebarnya 9-12 cm. Daun yang tumbuh pada ujung tunas biasanya berwarna
2.2.4. Bunga
Bunga Kakao tergolong bunga sempurna, yang terdiri atas daun kelopak
(calyx) sebanyak 5 helai dan benang sari (andoecium) sejumlah 10 helai. Diameter
bunga sekitar 1,5 cm. Tumbuhnya secara berkelompok pada bantalan bunga yang
menempel pada batang tua, cabang atau ranting. Bunga yang keluar pada ketiak
dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut
semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan
2.2.5. Buah
Buah Kakao terdapat pada pohon atau cabang. Warna buah pada umumnya
sangat beragam. Warna buah yang hijau atau hijau agak putih pada saat buah masih
muda, tetapi warnanya berubah menjadi kuning pada saat buah sudah masak. Buah
Kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Pada waktu muda, biji
menemel pada bagian dalam kulit buah, tetapi bila sudah masak maka biji akan
15
terlepas dari kulit buah. Biji dibungkus oleh daging buah yang berwarna putih yang
Kulit buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal yang letaknya berselang-
seling. Biji tersusun dalam lima baris mengelilingi poros buah. Jumlahnya beragam
yaitu 20-50 butir per buah. Buah akan masak setelah berumur enam bulan. Saat itu,
ukurannya beragam dari panjang 10-30 cm, bergantung pada kultivar dan faktor-
Pada awalnya kakao tumbuh liar pada hutan belantara yang beriklim tropis
basah dan tumbuh dibawah naungan tanaman hutan. Curah hujan, temperatur, dan
sinar matahari menjadi bagian faktor iklim yang menentukan (Tumpal, 2010).
2.3.1. Iklim
Iklim merupakan faktor yang meliputi curah hujan, suhu, kelembaban udara,
penyinaran matahari, dan kecepatan angin yang antara unsur tersebut mempunyai
(Hatta, 2007).
16
Menunjukkan bahwa keberagaman produksi kakao dari tahun ke tahun lebih
ditentukan oleh sebaran curah hujan daripada oleh unsur iklim yang lain. Jumlah
Curah hujan yang ideal untuk tanaman kakao adalah daerah-daerah bercurah
hujan antara 1.100-3.000 mm per tahun. Curah hujan berkaitan dengan masa
pembentukan tunas muda dan produksi. Curah hujan yang sangat tinggi berkaitan erat
Proses fisiologi tanaman kakao juga dapat dipengaruhi oleh suhu udara. Suhu
udara yang rendah akan menghambat pembentukan tunas dan bunga (Tumpal, 2010).
Sementara itu, suhu udara yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan pucuk dan
(Endang, 2006).
menentukan keberhasilan budidaya tanaman kakao. Kecepatan angin yang tinggi dan
berlangsung lama dapat merusak daun tanaman kakao, menjadikan daun tanaman
2.3.2. Tanah
adalah sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur
17
hara makro dan mikro dalam tanah, kejenuhan basa, kapasitas pertukaran kation, pH
atau keasaman tanah, dan kadar bahan organik relatif mudah diperbaiki dengan
keasaman tanah antara 5,6-6,8, kadar zat organik, unsur hara, kadar absorbs, dan
kejenuhan basa. Sedangkan sifat-sifat fisik tanah yang perlu diperhatikan adalah
kedalaman efektif, tinggi permukaan air tanah, drainase, struktur, dan konsistensi
tanah. Kemiringan lahan pertanaman juga merupakan sifat fisik yang dapat
yaitu pasir, debu, dan lempung. Susunan ketiga komponen tersebut menentukan
Barat menunjukkan bahwa tekstur tanah nyata mempengaruhi daya dukung terhadap
kakao. Semakin tinggi kadar lempungnya, semakin rendah daya dukungnya terhadap
Tanaman kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, baik pada tanah-
tanah vulkanis muda ataupun vulkanis tua, aluvial dan bahkan tanah gambut. Tanah-
tanah vukanis umumnya memiliki sifat-sifat fisika yang cukup baik, terutama dari
segi struktur, tekstur, solom, kedalaman air tanah, aerase, dan drainasenya
(Hatta, 2007).
18
Tanaman kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti tanah berpasir
hingga laterit merah dan padsolik kuning, tanah abu gunung, tanah berilat serta tanah
Syarat tanah ideal untuk tanaman kakao adalah subur, gembur dan banyak
mengandung bahan organic (humus), tidak menggenang (becek), tata udara dalam
tanah berjalan dengan baik dan pH antara 6-7. Kakao data ditanam pada berbagai
jenis tanah, namun untuk pertumbuhan yang paling baik adalah jenis tanah lempung
berpasir seperti tanah andosol. Pada tanah-tanah yang mengandung liat perlu
(Siregar, 2005).
Tanah yang paling baik untuk tanaman kakao sudah tentu tanah yang subur.
yang dimaksud dengan tanah subur adalah tanah yang akan kaya zat hara yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman. Tapi kesuburan tanah juga selum cukup menjamin
berhasilnya tanaman. selain menghendaki tanah yang subur, tanaman kakao juga
membutuhkan air yang cukup dan kepadatan tanah yang memadai pula
(Irwandi, 2000).
tegak. Hal ini berhubungan dengan kinerja akar dalam tanah. Oleh sebab itu, tanah
harus menyediakan ruang yang cukup bagi perakaran tanaman. Pada teknik
19
penanaman kakao di dalam polibag perlu diperhatikan ukuran wadah yang tidak
Kelembaban tanah harus cukup dengan ditandai oleh kandungan air yang
tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Normal tidaknya kelembaban tanah dan
gembur tidaknya tanah dapat diamati dengan menguji daya serap tanah terhadap air.
Caranya adalah tanah disiram air, lalu perhatikan lamanya air tersebut terserap ke
lama satu jam, maka tanah masih bisa dikatakan cukup mampu menjaga kelembaban.
Apabila lebih dari itu berarti tanahnya tergolong liat dan bisa membuat tanah becek
(Tumpal, 2010).
Tanah perlu diperhatikan dalam budidaya kakao yaitu jenis tanah dan derajat
keasaman ( pH ) tanah.
1. Jenis Tanah
Tanah yang digunakan sebagai media tanam sebaiknya merupakan tanah yang
gembur, perakaran akan mudah untuk melakukan proses respirasi atau pernapasan.
Tanah yang remah dan berbutir – butir memiliki aerasi dan daya tahan air yang baik.
Selain itu, akar juga akan mudah manembus saat mencari bahan makanan. Tanah
yang baik adalah jenis aluvial dan andosol karena kedua tanah ini mamiliki komposisi
20
2. Derajat Keasaman Tanah (pH)
Derajat keasaman (pH) tanah yang ideal untuk pertumbuhan tanaman kakao
berkisar antara 4,5 – 7. Pada pH yang terlalu rendah (di bawah 4), tanaman akan
keracunan aluminium (AL) dan besi (Fe) atau kekurangan unsur hara yang penting,
misalnya fosfor. Sementara, pada pH yang terlalu tinggi tanaman juga dapat
Untuk mengatasi hal ini, dapat dilakukan penambahan bahan – bahan kimia
tertentu. Jika tanah terlalu asam, untuk mengatasinya dapat menambahkan kation
basa seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), atau kalium (K). Senyawa yang paling
umum digunakan adalah kation basa CA dalam bentuk kalsium oksida (CaO) atau
lebih populer dengan sebutan kapur kalsit. Selain kapur kalsit, dapat juga digunakan
dolomit. Dolomit adalah mineral yang berasal dari alam serta mengandung unsur hara
magnesium dan kalsium berbentuk tepung dengan rumus kimia CaMg (CO 3)2. Selain
kapur, untuk meningkatkan pH tanah dapat pula menggunakan abu sekam atau abu
Peran pupuk fosfor untuk tanaman antara lain : dapat mempercepat dan
21
dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah, dapat
perkembangan perakaran. Jumlah asam nukleat, phytin dan fosfolipida yang cukup
pada awal pertumbuhan tanaman adalah penting pada fase piramida tanaman yang
pembangun dan terikat dalam senyawa – senyawa organis. Hanya sebagian kecil saja
yang tersedia dalam bentuk anorganis sebagai ion – ion fosfat, sebagai bahan
Fosfor (P) juga berperan penting bagi pertumbuhan bibit kakao, fosfor
terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fatide. Merupakan bagian dari protoplasma
dan inti sel, sebagai bagian dari inti sel sangat penting bagi pembelahan sel, demikian
pula bagi perkembangan jaringan meristem. Fosfor diambil tanaman dalam bentuk
pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang seperti pada tanaman kakao. Daun-
daunnya berwarna hijau tua atau keabu-abuan mengkilap sering pula terdapat pigmen
22
pembentukan buah jelek merugikan hasil selanjutnya mati. Hal ini di karenakan
Tanah yang kekurangan fosfor pun akan jelek akibatnya bagi tanaman.
Gejalah yang tampak adalah warna daun seluruhnya berubah kelewat tua dan sering
tanpak mengkilap kemerahan. Tepi daun cabang dan batang terdapat warna merah
ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. Kalau tanaman berubah buahnya
kecil, tampak jelek dan lekas matang. Pada tanah seperti itu perlu diberi pupuk yang
mengandung unsur fosfor. Kalau tidak, tanaman akan tetap bernasib jelek dan ahirnya
Fosfor terdapat dalam bentuk phitim, nuklein dan fosfatide, merupakan bagian
dari protoplasma dan inti sel. Sebagai dari bagian inti sel sangat penting dalam
pembelahan sel, fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO¯4, dan HPO¯4.Bahwa
fosfor di dalam tanah dapat di golongkan dalam dua bentuk, yaitu bentuk organis dan
bentuk anorganis. Di dalam tanah fungsi P terhadap tanaman adalah sebagai zat
dewasa pada umumnya, dapat mempercepat pembungaan, pemasakan buah, biji atau
23
Bahwa fosfor didalam tanah dapat digolongkan dalam 2 bentuk yaitu bentuk
organis, dan bentuk anorganis. Di dalam tanah pungsi P terhadap tanaman adalah
demikian statis, hanya sebagian kecil saja sesungguhnya yang terdapat dalam bentuk
dalam tubuh tanaman semua inti mengandung fosfor dan selanjutnya sebagai
tangkai-tangkai sari, kepala-kepala sari, butir-butir tepung sari, daun buah serta bakal
biji ternyata mengandung P jadi bagian maksud mendorong pembentukan bunga dan
Menurut (Setiawan dan Andoko, 2005). Bibit kakao diberi pupuk, terutama
pupuk untuk memacu pertumbuhan vegetatif, yaitu fosfor. Pemberian pupuk fosfor
umumnya menggunakan TSP. Pemupukan dilakukan dua minggu sekali dengan dosis
10 gr per bibit . Pupuk diberikan ke dalam sebuah lingkaran yang dibuat 3 cm dari
Pupuk kandang juga berperan untuk pertumbuhan bibit tanaman kakao. Pupuk
kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang mengalami penguraian
24
oleh mikroorganisme. Komposisi unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi
beberapa faktor antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan,
(top soil), meningkatan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya
(Musnamar, 2006).
Pupuk kandang dipilih yang benar - benar matang, pupuk kandang yang masih
mentah (basah) akan terurai dulu didalam tanah dengan mengeluarkan panas yang
dapat mematikan tanaman. Bila pupuk kandang yang diberikan belum atau tidak
Terdapat 2 jenis pupuk kandang yaitu : padat dan cair yang biasanya dipergunakan
adalah pupuk padat karena lebih mudah mengumpulkanya daripada jenis yang cair.
(Lingga, 2007).
nitrogen, phosphor, dan kalium, juga mengandung unsure mikro seperti kalsium,
magnesium, tembaga, dan sejumlah kecil mangan, coper, dan boron. Kebutuhan
pupuk kandang untuk bibit tanaman kakao yaitu 5 – 10 ton/ha atau sama dengan 0,5 –
25
Manfaat dari pada menggunakan pupuk kandang adalah Memperbaiki struktur
tanah, ini terjadi akibat penguraian yang dilakukan organisme tanah terhadap bahan
organik yang terdapat pada pupuk kandang mempunyai sifat pereka yang mengikat
butir - butir tanah menjadi butiran yang lebih besar (Hardjowigono, 2007).
Bahan organik yang terkandung dalam pupuk kandang mempunyai daya serap
yang tinggi terhadap air tanah. Karena itu pupuk kandang (kotoran lembu) sering kali
mempunyai pengaruh tanaman pada musim kering karena dapat menyerap air
(Musnawar, 2009).
Menaikan kondisi kehidupan dalam tanah. Hal ini terutama disebabkan oleh
organisme didalam tanah yang dapat memanfaatkan bahan organik, misalnya pupuk
kandang lembu yang kita berikan pada tanah sebelumnya diserap oleh akar tanaman.
peguraian yang dilakukan oleh jasad renik dengan jalan pembusukan peragian dari
proses pembusukan ini, semakin banyak juga banyak juga jasad renik memperoleh
makanan dan sumber tenaga. Semakin banyak pupuk kandang (kotoran lembu) yang
diberikan, semakin banyak pula jasad renik yang dapat hidup didalam tanah. Tetapi
pemberian pupuk kandang harus tetap disesuaikan dengan tanaman yang kita
Sebagai sumber zat hara bagi tanaman. Kelebihan pupuk kandang dari pupuk
buatan ialah bahwa pupuk kandang lembu dan kambing. Pemupukan dengan
26
menggunakan pupuk kandang ini memberikan hasil terbaik dari jenis kotoran hewan
yang ada, hal ini di karenakan, sapi dan kambing memakan bermacam - macam jenis
daun. Sehingga kotoran yang dihasilkan banyak mengandung nitrat dan amonia, yang
tanam yang cocok, terutama bahan organik yang berasal dari pupuk kandang lembu,
pemberian pupuk kandang untuk bibit tanaman kakao dilakukan pada saat
pengolahan media tanam, penggunaan pupuk kandang lembu sebagai media tanam
Pemberian Pupuk Kompos Kulit Buah Kakao dan Pupuk Urea Terhadap
Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao (Theobrama cacao L) Varietas TSH 858 ”. dari
hasil penelitian menunjukkan hasil terbaik pada tanaman kakao terlihat dari tinggi
“Pengaruh Pemberian Pupuk Daun Bayfolan Dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kakao (Theobroma cacao L)”. dari hasil penelitian
27
menunjukkan hasil terbaik pada tanaman kakao terlihat dari tinggi tanaman sebesar
56,67 cm, jumlah daun sebesar 13,67 helai dan luas daun sebesar 88,50 cm2.
Unsur C dan O diserap oleh tanaman melalui udara dalam bentuk CO 2 yang
diambil melalui stomata dalam proses fotosintesis. Unsur H diambil dari air oleh akar
tanaman, unsur hara yang diserap dari larutan tanah dapat tersedia sekitar akar.
Akar akan menghisap hara yang larut dalam air pada kedalaman tertentu,
akar yang tidak normal akibat adanya rintangan dalam menembus tanah, maka unsur
hara yang terdapat jauh dibawah jangkauan daya hisap akar tidak akan terserap
(Saifuddin, 2006).
28
BAB III
METODE PENELITIAN
- Tanah topsoil
- Pupuk TSP
- Insektisida 8.5 S
- Air
- Jaring
- Cangkul
- Parang
- Dodos
- Gembor
29
- Schliper
- Alat ukur
- Hand sprayer
- Timbangan
- Gergaji, dan
- Alat tulis.
Rancangan yang digunakan untuk mengolah data dalam percobaan ini adalah
30
3.3. Analisa Data
sebagai berikut :
Dimana :
Yijk : Hasil pengamatan pada ulangan ke-i, diperlukan Pupuk TSP pada taraf
(aβ) jk : Efek dari interaksi Pupuk TSP pada taraf ke-j dan pengaruh pupuk
∑ijk : Efek error pada ulangan ke-I, perlakuan Pupuk TSP pada taraf ke-j dan
31
Tabel 3.1. Daftar Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok.
SK Db JK KT Fhit F0,05
Keterangan :
Apabila F hitung pada analisis ragam menunjukan keragaman nyata maka untuk
melihat perbedaan diantara perlakuan dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji
Scott Knott pada taraf 0,05. Terlebih dahulu menyusun nilai rata-rata perlakuan
menurut urutan besarnya, dimulai dari yang terkecil sampai yang terbesar atau dari
yang terbesar sampai yang terkecil. Menghitung total kumulatif positif dan total
kumulatif negatif dari nilai rata-rata perlakuan. Menghitung nilai Boi untuk setiap
pasangan gugus, kemudian nilai yang maksimum dijadikan sebagai batasan untuk
membagi gugus menjadi dua jika seandainya data perlakuan berbeda nyata maka diuji
32
3. P0K2 5. P1K2 9. P2K2 12. P3K2
Jumlah ulangan (n) adalah :
(t-1) (n-1) ≥ 15
(12-1) (n-1) ≥ 15
11 (n-1) ≥ 15
11- n (11) ≥ 15
11- n ≥ 15 + 11
n ≥ 26/11
n = 2,36
n = 3 ulangan
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN
33
4.1. Persiapan Lahan
Tempat pembibitan dilakukan pada lokasi yang memiliki sumber air yang
cukup, areal yang rata dengan drainase harus baik pula, sehingga tidak terjadi
genangan air sewaktu terjadi hujan lebat, dan aman dari gangguan hama binatang
mengendalikan gulma, memagar lahan agar terhindar dari serangan hama binatang
Untuk melindungi tanaman pembibitan dari teriknya matahari dan guyuran air
hujan secara langsung maka pembuatan dibuat secara kolektif. Naungan dibuat
dengan memanjang arah utara selatan, tinggi tiang naungan depan 2 m atau
timur,tiang belakang atau barat setinggi 1,75 m dengan tujuan untuk mendapatkan
sinar matahari pagi. Jarak antar tiang 3 m. Atap dan tiang terbuat dari pelepah kelapa
sawit.
34
Tanah yang digunakan sebagai media adalah tanah dengan kedalaman 0-20
cm dari permukaan tanah, terlebih dahulu dibersihkan dari sisa akar dan batu-batuan.
Kemudian tanah dimasukkam ke dalam polibag sampai kira-kira 1-2 cm dibawah tepi
atas bibir polibag dan segera disiram dan disusun serta diatur sesuai dengan plotnya
masing-masing.
adalah dengan memberi pasir setebal 10 cm pada semua lahan persemaian. Lahan
4.1.6. Drainase
Pada fase ini, pembuatan drainase di pinggir lahan pembibitan sangat penting
untuk mengalirkan air ketika hujan turun. Ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
Benih kakao diambil dari buah yang masak, buah diambil dari batang utama
tanaman kakao. Biji dari buah Kakao untuk benih diambil dibagian tengahnya saja,
35
sedangkan bagian kedua sampingnya dibuang dan diambil hanya biji-biji yang
besarnya seragam.
Bahan tanaman biji Kakao dibersihkan dahulu dari lendir yang menempel
dengan abu sekam padi. Tujuannya supaya biji cepat berkecambah dan supaya
terhindar dari jamur dan serangan penyakit, biji direndam dulu dengan fungisida
4.2.1. Penanaman
Bibit dari persemaian dipindahkan ke dalam polibag pada umur 7-10 hari.
Bibit dipilih yang sehat, seragam, akarnya lurus dan tidak mengalami kerusakan.
Setiap polibag yang sudah berisi medium tumbuh ditanami satu kecambah kakao.
65%.
Benih yang telah berumur lebih dari 15 hari belum juga tumbuh harus dibuang
demikian juga kecambah yang akarnya bengkok atau melingkar. Penandaan benih
yang siap dipindahkan hingga keping benih (kotiledon) telah timbul ke atas
permukaan media persemaian atau jika keping telah terbuka sepasang daun kecil
tunggang.
Benih yang sudah berkecambah dan memenuhi syarat diambil secara hati-hati
dari persemaian, polibag yang telah disiapkan diberi lubang pada media pembibitan
36
sedalam 2-3 cm. Kemudian kecambah dimasukkan kedalam lubang dan diusahakan
akar dapat berdiri lurus didalam lubang, selanjutnya lubang ditutup dengan tanah.
4.3.1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari. Pagi sebelum pukul
10.00 WIB dan sore hari sesudah pukul 15.00 WIB. Penyiraman dilakukan
menggunakan gembor ukuran 10 liter air, apabila turun hujan dan polybag telah
4.3.2. Penyiangan
pengendalian secara manual setiap 1 bulan sekali atau tergantung kondisi lahan.
Pupuk TSP dilakukan setelah tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dan
diberikan dengan cara ditanam ditanah dengan jarak 3 cm dari batang atau dibuat
sebuah lingkaran dengan jarak 3 cm dari batang dan pupuk TSP diberikan setiap 2
37
- P3 : Pemberian pupuk TSP 12 gr/bibit
Pupuk Kandang Lembu mulai diaplikasikan pada saat pengisian polibag atau
cara manual. Apabila gangguan hama ataupun penyakit sudah tingkat yang lebih
konsentrasi 2 gr/liter air, Fungisida Dithane M-45 dengan konsentrasi 2 gr/liter air,
ujung daun yang paling tinggi dengan menggunakan Rol (cm). Pengukuran dilakukan
pada saat tanaman berumur 6 minggu dengan interval 2 minggu sekali sampai umur
38
12 minggu pada akhir penelitian yaitu pada minggu ke 6, 8, 10, dan 12. Untuk
mempermudah pengukuran dibuat pancang dengan titik nol sejajar dengan leher akar
permukaan tanah.
dijumlahkan dan dibagi dua atau dirata-ratakan. Pengukuran dilakukan pada saat
tanaman berumur 6 minggu dengan interval 2 minggu sekali sampai umur 12 minggu
Daun yang dihitung adalah daun pertama sampai daun terakhir yang telah
membuka sempurna, termasuk daun yang gugur juga dihitung. Pengukuran dilakukan
pada saat tanaman berumur 6 minggu dengan interval 2 minggu sekali sampai umur
12 minggu pada akhir penelitian yaitu pada minggu ke 6, 8, 10, dan 12.
Cara pengukuran lebar daun diukur pada bagian tengah daun (bagian terlebar),
sedangkan panjang daun diukur dari pangkal daun sampai ke bagian ujung daun.
39
P x L x 0,654 (cm)
Keterangan :
Pengukuran luas daun dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu dengan
interval 2 minggu sekali sampai umur 12 minggu pada akhir penelitian yaitu pada
dengan membongkar tanaman dari polibag secara hati-hati agar tidak putus.
Kemudian dibersihkan dari tanah dengan menggunakan air dan dikering anginkan,
setelah itu ditimbang. Pengamatan ini sebaiknya dilakukan pada tanaman sampel plot
yang ditentukan.
BAB V
40
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dan data rataan dari pengaruh pemberian
Pupuk TSP dan Pupuk Kandang Lembu serta interaksi keduanya pada parameter yang
diamati seperti, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, dan berat
basah tanaman dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai dengan Lampiran 20.
Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman umur 6 sampai 12
minggu dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai Lampiran 7. Untuk perlakuan Pupuk
TSP pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan Pupuk
Kandang Lembu pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang tidak nyata,
Dengan adanya hasil uji beda rataan dari tinggi tanaman bibit Kakao pada
perlakuan Pupuk TSP dan Pupuk Kandang Lembu dapat dilihat nilai tertinggi dan
nilai terendah pada tanaman kakao berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada
P3K2 sebesar 56,67 cm dan nilai terendah pada K0U0 sebesar 44,00 cm. Dari hasil
rataan pada tinggi tanaman Kakao tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 : Rataan Tinggi Tanaman (cm) Bibit Kakao Umur 12 MST
Perlakuan K0 K1 K2 Rataan
41
P2 51.58 52.50 52.50 52.19
Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam diameter batang umur 6 sampai 12
minggu dapat dilihat pada Lampiran 8 sampai Lampiran 11. Untuk perlakuan Pupuk
TSP dan Pupuk Kandang Lembu pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh tidak
Dengan adanya hasil uji beda rataan dari diameter batang bibit Kakao pada
perlakuan Pupuk TSP dan Pupuk Kandang Lembu dapat dilihat nilai tertinggi dan
nilai terendah pada tanaman kakao berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada
P3K2 sebesar 5,85 mm dan nilai terendah pada P0K0 sebesar 5.24 mm. Dari hasil
rataan pada tinggi tanaman Kakao tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 : Rataan Diameter Batang (mm) Bibit Kakao Umur 12 MST
Perlakuan K0 K1 K2 Rataan
42
P1 5.27 5.58 5.57 5.47
Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam jumlah daun umur 6 sampai 12
minggu dapat dilihat pada Lampiran 12 sampai Lampiran 15. Untuk perlakuan Pupuk
TSP pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang tidak nyata dan Pupuk
Dengan adanya hasil uji beda rataan dari jumlah daun bibit Kakao pada
perlakuan Pupuk TSP dan Pupuk Kandang Lembu dapat dilihat nilai tertinggi dan
nilai terrendah pada tanaman kakao berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada
P3K2 sebesar 13,67 helai dan nilai terendah pada P0K0 sebesar 11,17 helai. Dari
hasil rataan pada tinggi tanaman Kakao tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 : Rataan Jumlah Daun (helai) Bibit Kakao Umur 12 MST
Perlakuan K0 K1 K2 Rataan
43
P0 11.17 11.57 11.68 11.47
Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam luas daun umur 6 sampai 12
minggu dapat dilihat pada Lampiran 16 sampai Lampiran 19. Untuk perlakuan Pupuk
TSP pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan Pupuk
Dengan adanya hasil uji beda rataan dari luas daun bibit Kakao pada
perlakuan Pupuk TSP dan Pupuk Kandang Lembu dapat dilihat nilai tertinggi dan
nilai terendah pada tanaman kakao berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada
P3K2 sebesar 88,50 cm2 dan nilai terendah pada P0K0 sebesar 75,19 cm2. Dari hasil
rataan pada tinggi tanaman Kakao tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 : Rataan Luas Daun (cm²) Bibit Kakao Umur 12 MST
44
Perlakuan K0 K1 K2 Rataan
Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam berat basah tanaman umur 12
minggu dapat dilihat pada Lampiran 20.Untuk perlakuan Pupuk TSP dan Pupuk
Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat basah tanaman bibit Kakao
pada perlakuan Pupuk TSP dan Pupuk Kandang Lembu dapat dilihat nilai tertinggi
dan nilai terendah pada tanaman kakao berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada
P3K2 sebesar 20,61 gr dan nilai terendah pada P0K0 sebesar 16,98 gr. Dari hasil
rataan pada tinggi tanaman Kakao tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 : Rataan Berat Basah Tanaman (gr) Bibit Kakao Umur 12 MST
45
Perlakuan K0 K1 K2 Rataan
perlakuan Pupuk TSP berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman
dan luas daun pada umur 12 minggu. Sedangkan terhadap parameter diameter batang,
jumlah daun, dan berat basah tanaman tidak menunjukkan hasil yang nyata pada
umur 12 minggu.
Hal ini disebabkan karena Pupuk TSP yang diberikan dengan dosis 8 gr/bibit,
pada parameter diameter batang, jumlah daun, dan berat basah tanaman.
tanah. Kalau dilihat dari laboratorium maka tanah di Indonesia ini pada umumnya
46
kekurangan unsur P, dengan demikian pemberian pupuk TSP selalu memberi respon
sebagai penyerap unsur hara bagi tanaman, akar menjadi pintu gerbang utama bagi
zat-zat hara untuk masuk ke jaringan tanaman. Namun, karena unsur hara hanya
dapat diserap akar tanaman dalam bentuk ion maka sebagian besar pupuk yang
diberikan tidak dapat digunakan secara langsung oleh tanaman. Oleh karena itu,
jumlah daun dan luas daun pada umur 12 minggu. Sedangkan terhadap parameter
tinggi tanaman, diameter batang, dan berat basah tanaman tidak menunjukkan hasil
Hal ini disebabkan karena Pupuk Kandang Lembu yang diberikan dengan
dosis 1 kg/bibit dan 1,5 kg/bibit belum mampu untuk mendukung pertumbuhan
47
Menurut Lingga (2007), bahwa Pupuk Kandang Lembu dapat meningkatkan
pertumbuhan vegetatif kalau dosis pemupukan yang diberikan tepat sebab Pupuk
Menurut Mulyani (2008), jika Pupuk Kandang Lembu diberikan pada dosis
pemupukan yang jauh lebih tinggi, maka faktor Pupuk Urea dapat menggangu proses
5.2.3. Pengaruh interaksi antara pupuk TSP dan pupuk Kandang Lembu
terhadap pertumbuhan bibit tanaman kakao
Dari hasil pengamatan pada penelitian pengaruh interaksi antara Pupuk TSP
dan Pupuk Kandang Lembu terhadap pertumbuhan bibit tanaman Kakao, secara
keseluruhan dapat dijelaskan bahwa perlakuan pengaruh interaksi antara Pupuk TSP
dan Pupuk Kandang Lembu berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi
tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun dan berat basah tanaman pada
umur 12 minggu.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya keseimbangan antara Pupuk TSP
dan Pupuk Kandang Lembu untuk mendukung pertumbuhan tanaman, dengan kata
lain Pupuk TSP dan Pupuk Kandang Lembu bekerja masing-masing di dalam tubuh
48
Menurut Marsono (2003), bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
- Struktur tanah
- Apakah tanah itu lengkap mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh
tanaman.
Menurut Mulyani (2008), bahwa pada Pupuk Kandang Lembu terdapat unsur
Natrium yang ikut dalam proses fisiologi dengan kalium yaitu menghalangi atau
49
BAB VI
6.1. Kesimpulan
sebesar 13,86 dan luas daun dengan nilai F. Hitung sebesar 8,94,
dengan nilai F. Hitung sebesar 4,45 dan luas daun dengan nilai F. Hitung
tanaman
3. Interaksi antara Pupuk TSP dan Pupuk Kandang Lembu pada umur 12
parameter.
50
6.2. Saran
2. Untuk pemberian Pupuk Kandang Lembu lebih baik dengan dosis 1,5
kg/bibit.
51
DAFTAR PUSTAKA
Erpanus Syahputra, 2014, Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos Kulit Buah Kakao
dan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao
(Theobrama cacao L) Varietas TSH 858. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
Labuhanbatu.
Hatta, 2007. Budidaya Coklat, Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya. Yayasan
Kanisius, Yogyakarta.
Hanafiah. 2010. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo
persada, Jakarta.
Intan, 2010. Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaanya. Penebar Swadaya
Jakarta.
Lingga, 2007. Aneka Jenis Tanam dan Pengunaanya. Penebar Swadaya. Jakarta.
52
Musnawar, E. I. 2009. Pupuk Organik. Penerbit swadaya.
Nyakpa, M. Y., A. M. Lubis., Mamat. A. P., A. G. Amran., Ali, M. G.B. Hong dan N.
Hakim, 2008. Kesuburan Tanah. Penerbit Universitas Lampung, Lampung.
Nurhayati, 2006. Peranan Pupuk fosfor Untuk Tanaman Semusim. PT. Argo Media
Pustaka. Depok Estate.
Rizki Nurmadi Putra, 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Daun Bayfolan Dan Pupuk
Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kakao
(Theobroma cacao L). Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Labuhanbatu
Sarif, 2006. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.
53
Tumpal, 2010. Budidaya Coklat. PS.Penebar Swadaya, Jakarta.
54