Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh


gambaran data ilmiah yang terdapat di atas permukaan bumi
dengan cara menggambarkan berbagai tanda-tanda dan
keterangan-keterangan, sehingga mudah dibaca dan dimengerti.
Jadi, peta adalah hasil pengukuran dan penyelidikan yang
dilaksanakan baik langsung maupun tidak langsung mengenai
hal-hal yang bersangkutan dengan permukaan bumi dan
didasarkan pada landasan ilmiah.
Sejak dahulu topografi bumi disajikan dengan peta-peta
topografi. Dewasa ini peta-peta topografi ini diturunkan dari
berbagai kumpulan data yang dikenal sebagai data kerangka
topografi (topographic frame work data), inti geospasial
(geospatial core) atau data dasar (foundation data) (Groot dan
McLaughlin, 2000 dalam Kraak dan Ormelling, 2007). Data ini
meliputi kontrol data geodetik (berdasar pada sistem referensi
geospasial), data yang berhubungan dengan daerah terbangun,
hidrografi dan infrastruktur, model elevasi digital, batas
administrasi dan kode pos (penting untuk menghubungkan data
sosio-ekonomi dengan data fisik), dan nama-nama geografi.
Pemetaan topografi merupakan suatu pekerjaan di mana
posisi planimetris di atas permukaan bumi dan bentuk permukaan
tanah diukur dan hasilnya digambarkan di atas kertas dengan
simbol-simbol peta pada skala tertentu yang hasilnya berupa peta
topografi.
Adapun peta topografi adalah gambaran mengenai
permukaan bumi yang dinyatakan dengan simbol-simbol, tanda-
tanda serta keterangan dalam skala tertentu. Jadi secara umum
peta topografi dimaksudkan sebagai suatu tipe data yang akan

1
2

memberikan gambaran keadaan suatu areal tertentu pada


permukaan bumi.
Dalam pelaksanaan eksplorasi (penyelidikan) pendahuluan
atau tahapan praeksplorasi batubara, dilakukan dengan
memetakan daerah eksplorasi dengan pemetaan topografi. Hal ini
bertujuan mendapatkan peta yang baik dan benar sebagai dasar
penyelidikan selanjutnya (Sukandarrumidi, 1995).
Tugas utama mine survey PT. Berau Coal adalah memberikan
support kepada section terkait terutama yang berhubungan
dengan kegiatan survey dan pengukuran. Support yang diberikan
mine survey dimulai dari tahap eksplorasi sampai dengan tahap
eksploitasi dan rehabilitasi. Pada tahap eksplorasi, salah satu
tugas mine survey diantaranya adalah melaksanakan penempatan
titik bor di lapangan (stake out) sesuai dengan rencana yang
diberikan dan pengukuran titik bor pada lokasi dimana telah
dilakukan pemboran.
Tugas mine survey yang lain adalah melakukan perhitungan
volume hasil survey. Perhitungan volume tersebut biasanya
berupa volume galian dan timbunan.Terdapat beberapa kegiatan
yang berhubungan dengan perhitungan volume diantaranya yang
rutin dilakukan adalah perhitungan volume pemindahan tanah
penutup (overburden removal), yang bersama-sama dengan coal
produced digunakan untuk menghitung striping ratio yang akan
digunakan sebagai dasar untuk pembayaran kepada kontraktor.
Untuk melaksanakan penempatan titik bor di lapangan dan
menghitung volume tersebut diperlukan data topografi awal
(original topography). Original topography tersebut bisa berupa
topografi lahan yang belum diganggu manusia seperti hutan atau
topografi lahan yang telah diganggu seperti pada daerah timbunan
atau galian dimana pada lahan tersebut akan dilakukan kegiatan
penggalian atau penimbunan.
Idealnya, data pada peta topografi yang masih hutan dan data
original tambang merupakan permukaan yang sama (terutama
elevasinya), tapi kenyataannya terdapat perbedaan atau
penyimpangan antara data topografi awal (yang masih berupa
3

hutan) dengan data situasi original tambang, ada yang lebih tinggi
ada juga yang lebih rendah. Maka, untuk menentukan kedalaman
titik bor di lapangan akan terjadi perbedaan dengan data pada
model topografi awal, sedangkan evaluasi model geologi aktual di
lapangan menggunakan data situasi original. Selain itu, jika
digunakan untuk perhitungan volume juga akan mengalami
perbedaan.
Hal yang dilakukan untuk mengkaji penyimpangan peta
topografi areal tambang yang masih berupa hutan dengan data
situasi original tambang batubara adalah menampalkan keadaan
permukaan tanah (terrain) yang dibuat dari kedua data tersebut
untuk satu wilayah yang sama dan menghitung selisih elevasi
yang terjadi pada wilayah tersebut untuk titik-titik yang sama
posisi planimetriknya (koordinat x dan y sama). Dengan
melakukan pekerjaan ini, diharapkan akan dapat dilakukan suatu
kesimpulan terhadap penyimpangan koordinat z (elevasi) pada
peta topografi areal tambang dengan data situasi original tambang
batubara tersebut.

1.2 Rumusan Permasalahan

Rumusan permasalahan yang dapat diambil berdasarkan latar


belakang di atas adalah :
”Berapa besar deviasi/penyimpangan elevasi/tinggi
permukaan tanah antara peta topografi hutan dengan data situasi
original tambang batubara.”

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah :


1. Daerah studi adalah areal Pit T Lati Mine Operation
(LMO) PT. Berau Coal, Kalimantan Timur
2. Penelitian dilakukan terhadap posisi planimetrik yang
sama
4

3. Metode yang digunakan pada saat pengukuran topografi


hutan dan pengukuran situasi original tambang batubara
areal Pit T LMO adalah metode terestris dengan total
station
4. Kajian deviasi vertikal meliputi nilai rata-rata dan standar
deviasi dari selisih elevasi/tinggi permukaan tanah antara
peta topografi areal tambang yang masih hutan dengan
data situasi original tambang batubara, prosentase
ketinggian antara kedua permukaan dan prosentase
klasifikasi selisih elevasinya, visualisasi selisih elevasi
dari luas daerah penelitian, serta kondisi medan di areal
Pit T LMO.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilaksanakan adalah :


Mengkaji besarnya penyimpangan elevasi/tinggi
permukaan tanah yang terjadi antara peta topografi hutan
dengan data situasi original tambangnya.

Anda mungkin juga menyukai