Riset PUPR DAN PERGUB
Riset PUPR DAN PERGUB
PERTANYAAN
1. Apakah ada konsekwensi serius bagi Developer Superblock Project yang memilik
i Mall dan Hotel?
2. Apakah wakil dari Developer masih dapat duduk sebagai pengurus P3SRS?
3. Apakah Developer masih dapat menjadi Pengelola?
4. Bagaimana solusi atas pembentukan P3SRS maksimum 1 tahun sejak BAST per
tama kali?
5. Bagaimana tahapan Persiapan Pembentukan P3SRS?
6. Apa sanksi bagi Developer, Pengelola, Pengurus yang melanggar ketentuan ters
ebut?
DASAR HUKUM
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 23/PRT/M/2018
Tentang Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (“Permen
PUPRI No. 3/PRT/M/2018”)
2. Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 132 Tahun 2018 Tentang Pembinaan Penge
lolaan Rumah Susun Milik (“Pergub DKI”)
DEFINISI
1. Pelaku Pembangunan Rumah Susun yang selanjutnya disebut Pelaku P
embangunan adalah setiap orang dan/atau pemerintah yang melakukan pem
bangunan perumahan dan permukiman.
Developer
Pihak (bisa berupa satu perusahaan atau badan) yang membangun suatu are
al properti. Tidak terbatas hanya membangun perumahan, developer juga tur
ut membangun kawasan niaga atau komersial seperti ruko juga gedung kanto
r.1
2. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.
3. Badan Hukum adalah badan hukum yang didirikan oleh warga negara Indon
esia yang kegiatannya dibidang penyelenggaraan perumahan dan kawasan p
ermukiman.
4. Pemilik adalah setiap orang dan/atau badan hukum yang memiliki satuan ru
mah susun dibuktikan dengan Sertifikat Hak Milik Sarusun (SHMSRS) dan/at
au Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung (SKBG).
5. Penghuni adalah orang yang menempati satuan rumah susun, baik sebagai
Pemilik maupun bukan Pemilik.
6. Pengelola adalah suatu badan hukum yang mendapatkan izin usaha dan izin
operasional dari Gubernur untuk menyelenggarakan jasa pengelolaan rumah
susun.
1
https://www.lamudi.co.id/istilah-properti/
1
7. Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun yang selanjut
nya disingkat PPPSRS adalah badan hukum yang beranggotakan para Pemi
lik atau penghuni satuan rumah susun.
8. Anggota PPPSRS adalah Pemilik dan/atau penghuni yang memiliki surat kua
sa untuk mewakili Pemilik sesuai ketentuan yang berlaku pada Anggaran Das
ar dan/atau Anggaran Rumah Tangga PPPSRS yang bersangkutan.
9. Pengurus PPPSRS adalah kumpulan orang yang dipilih dan ditunjuk serta di
beri amanat oleh anggota PPPSRS untuk menyelenggarakan dan mengelola
PPPSRS atas benda bersama, bagian bersama, tanah bersama dan penghun
ian.
PEMBAHASAN
1) TUJUAN PERMEN PUPRI No. 3/PRT/M/2018 DAN PERGUB DKI
Pasal 2 Permen PUPRI No. 3/PRT/M/2018 ini bertujuan untuk:
a. memberikan kepastian hukum dalam pembentukan P3SRS; dan
b. menjamin hak dan kewajiban pemangku kepentingan dalam tata kelola
P3SRS.
Pasal 2 Pergub DKI menyatakan tujuan Peraturan Gubernur ini untuk mengatur
pengelolaan Rumah Susun Milik agar dapat berhasil guna, berdaya guna, dan
memberikan perlindungan hukum kepada Pemilik, Penghuni, dan masyarakat
umum dalam menjadikan Rumah Susun sebagai tempat tinggal yang sehat,
nyaman, aman, dan harmonis.
2
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Angka 28 Pergub DKI Pengelola adalah suatu b
adan hukum yang mendapatkan izin usaha dan izin operasional dari Gubernur u
ntuk menyelenggarakan jasa pengelolaan rumah susun.
Pembentukan dan penunjukan Pengelolaan Rumah Susun berdasarkan Pasal
66 Ayat (2) dan (3) Pergub DKI dilakukan oleh pengelola yang dibentuk atau
ditunjuk oleh P3SRS. Pembentukan dan penunjukan pengelola dilakukan paling
lama 3 bulan sejak P3SRS dicatat dan disahkan di Dinas.
Maka dalam hal ini dapat disimpulkan developer atau pelaku pembangunan
masih dapat menjadi pengelola rumah susun dengan persyaratan berbentuk
badan hukum serta memilik izin usaha dan izin operasional dari Gubernur untuk
menyelenggarakan jasa pengelolaan rumah susun.
Dalam hal ini pihak pelaku pembangunan memiliki waktu paling lama 1 tahun
sejak BAST pertama kali untuk membentuk P3SRS. Solusi agar dapat
terbentuknya P3SRS selama kurun waktu tersebut adalah pihak pelaku
pembangunan dapat menyelenggaran pembentukan P3SRS berdasarkan batas
minimum kuorum kehadiran musyawarah yang telah di tentukan dalam Pergub
DKI.
3
Kuorum berdasarkan Pasal 1 Angka 3 Pergub DKI adalah batas minimal
kehadiran anggota dalam Rapat Umum Anggota atau batas minimal persetujuan
anggota atas suatu keputusan dalam Rapat Umum Anggota sesuai ketentuan
yang berlaku pada Anggaran Dasar dan/atau Anggaran Rumah Tangga
PPPSRS yang bersangkutan sebagai syarat sahnya Rapat Umum Anggota.
4
tata tertib penghunian sementara;
pengelolaan dan penghunian Rumah Susun
meliputi Tanah Bersama, Benda Bersama dan
Bagian Bersama, dan penghunian;
daftar nama dan letak satuan Rumah Susun
para Pemilik;
hak-hak dan kewajiban para Pemilik dan
Penghuni; dan
peraturan perundang-undangan termasuk
norma, standar, prosedur dan kriteria
pengelolaan Rumah Susun secara
profesional.
5
Panitia Musyawarah teridi atas Pemilik dan Wakil Pelaku Pembangunan.
Pemilik dipilih dari dan onleh peserta rapat yang hadir secara musyawarah
atau berdasarkan suara terbanyak.
Wakil Pelaku Pembangunan diusulkan oleh Pelaku Pembangunan sebanyak
2 (dua) orang sebagai anggota Panitia Musyawarah.
KEANGGOTAAN PANITIA MUSYAWARAH
Ketua 1 orang
Sekretaris 1 orang
Bendahara 1 orang
Anggota 4 orang
Dalam hal peringatan pertama tidak diindahkan, diberikan peringatan kedua untuk ja
ngka waktu 7 (tujuh) hari kalender.
KESIMPULAN
1. Tidak ada konsekwensi dari Permen PUPRI No. 3/PRT/M/2018 Dan Pergub DKI
terhadap developer superblock yang memiliki mall dan hotel.
6
2. Pelaku pembangunan (developer) tidak memiliki wewenang untuk menjadi
pengurus setelah P3PRS di bentuk. Yang dapat menjadi pengurus adalah
pemilik sarusun.
3. Developer atau pelaku pembangunan masih dapat menjadi pengelola rumah
susun dengan persyaratan berbentuk badan hukum serta memilik izin usaha dan
izin operasional dari Gubernur untuk menyelenggarakan jasa pengelolaan rumah
susun.
4. Solusi pembentukan P3SRS dapat terlaksana dengan menentukan jumlah
minimum penjualan sarusun sejak BAST pertama untuk memenuhi pengurus dan
pengawas P3SRS.
5. Tahapan persiapan P3SRS adalah sosialisasi kepenghunian, pendataan pemilik
dan/atau penghuni, pembentukan panitia musyawarah.
6. Sanksi bagi developer, pengelola, dan pengurus yang melanggar ketentuan ini
adalah teguran dan peringatan, sanksi administrative, dan pencabutan surat
pencatatan dan pengesahan kepengurusan oleh Dinas.