PENDAHULUAN
1
2
baik, masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Maka dari itu seharusnya siswa dapat meningkatkan rutinitas
belajarnya agar dapat memperoleh prestasi belajar yang baik.
Penelitian yang dilakukan Lestari (1996) mengungkapkan permasalahan
belajar yang dialami oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) diantaranya
adalah kesulitan belajar yang ditandai dengan beberapa perilaku negatif seperti
membolos, mencontek dan tidak mau bertanya ketika menghadapi kesulitan dalam
memahami materi pembelajaran. Pada tingkat tertentu memang ada beberapa peserta
didik yang mampu untuk mengatasi kesulitan dalam belajarnya. Namun pada kondisi
tertentu masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar dan memerlukan
bantuan pendidikan juga orang lain guna mengatasi kesulitan yang sedang
dialaminya. Peserta didik pada Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mengambil
jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak bisa dipungkiri bahwa akan menjumpai
mata pelajaran akuntansi.
Akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, serta pengikhtisaran
kejadian-kejadian ekonomi dengan suatu perlakuan yang logis yang bertujuan
menyediakan informasi keuangan, yang dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan. Proses akuntansi dimulai dari transaksi kemudian direkam dalam suatu
dokumen, selanjutnya dicatat dalam buku jurnal dan buku tambahan/buku besar
pembantu, selanjutnya ke buku besar sampai dengan Laporan Keuangan
(Islahuzzaman, 2012:22). Banyak peserta didik yang menganggap akuntansi adalah
mata pelajaran yang sulit karna banyak siklus dalam akuntansi yang harus dipahami
dan tidak menutup kemungkinan masih banyak peserta didik yang kesulitan untuk
memahami soal untuk membuat suatu jurnal. Hasil observasi menunjukkan bahwa
nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) yang diperoleh siswa kelas XI IPS pada mata
pelajaran akuntansi masih kurang dari KKM. Dari 109 siswa, hanya 21 siswa yang
nilainya di atas KKM atau dapat dikatakan hanya 19% yang memiliki kompetensi
yang layak. Hal tersebut membuktikan bahwa siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Ceper
masih banyak yang mengalami kesulitan belajar. Maka dari itu kesulitan dalam
3
belajar harus diatasi guna untuk mencapai tujuan dalam proses pembelajaran.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran, ada
faktor internal dan faktor eksternal.
Masalah kesulitan belajar yang dialami siswa merupakan masalah penting
yang harus mendapatkan perhatian khusus, dikatakan demikian karena kesulitan
belajar yang dialami siswa akan berdampak negatif, baik dalam diri siswa maupun
lingkungannya. Hal ini dapat dilihat dalam bentuk kecemasan siswa, yang
menjadikan siswa sering membolos, mencontek, pindah sekolah maupun keluar dari
sekolah akibat merasa malu apabila nilai yang diperolehnya tertinggal dari teman-
temannya dan sering mendapatkan nilai yang kurang bagus. Kesulitan belajar siswa
dalam pembelajaran akuntansi akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan
dicapai. Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal dalam proses belajar
mengajar dapat dipengaruhi oleh variasi mengajar guru dalam pembelajaran
akuntansi, tapi berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar tergantung pada sejauh
mana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu faktor-faktor
yang mempengaruhi kesulitan belajar adalah faktor variasi mengajar guru dan faktor
keaktifan siswa dalam pembelajaran dikelas, hal tersebut yang dapat menjadikan
perbedaan penerimaan materi pada masing-masing siswa yang akan berpengaruh
pada perbedaan hasil belajar yang diperoleh siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian untuk menganalisis kesulitan belajar dengan berjudul
"ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
AKUNTANSI DITINJAU DARI VARIASI MENGAJAR GURU DAN
KEAKTIFAN SISWA KELAS XI IPS PADA SISWA SMAN 1 CEPER TAHUN
AJARAN 2017/2018".
B. Identifikasi Masalah
Dari judul penelitian diatas dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang
timbul karena variabel tersebut yaitu :
4
C. Pembatasan Masalah
Agar lebih memudahkan peneliti untuk melakukan penelitiannya maka perlu
adanya pembatasan masalah. Oleh karena itu masalah-masalah dalam penelitian ini
dibatasi pada :
1. Variasi mengajar guru dibatasi pada indikator-indikator berupa; variasi suara,
memusatkan perhatian, kesenyapan sejenak, mengadakan kontak, gerakan badan
dan mimik, mengubah posisi, variasi penggunaan media dan bahan ajar, variasi
pola interaksi dan kegiatan.
2. Keaktifan siswa dibatasi pada indikator-indikator; keterlibatan dalam pemecahan
masalah, bertanya kepada siswa lain atau guru jika tidak memahami persoalan
yang sedang dihadapi, berusaha mencari informasi yang dibutuhkan untuk
pemecahan masalah, melatih diri dalam pemecahan masalah atau soal, menilai
kemampuan diri dengan hasil yang sudah diperolehnya, kesempatan
menggunakan atau menerapkan apa yang sudah diperolehnya dalam
menyelesaikan tugas maupun persoalan yang sedang dihadapinya.
3. Kesulitan belajar siswa dibatasi pada indikator-indikator; hasil belajar,
keseimbangan antara hasil yang dicapai dengan usaha yang dilakukan,
keterlambatan dalam mengerjakan tugas-tugas kegiatan belajar, kewajaran sikap,
perilaku yang menyimpang, gejala emosional.
4. Objek penelitian ini dilakukan di SMAN 1 CEPER siswa kelas XI IPS Tahun
Ajaran 2017/2018.
5
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah variasi mengajar guru berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa pada
mata pelajaran akuntansi?
2. Apakah keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran dikelas berpengaruh
terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi?
3. Apakah variasi mengajar guru dan keaktifan siswa secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesulitan belajar siswa dalam
pembelajaran akuntansi?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh variasi mengajar guru terhadap kesulitan belajar
siswa pada pembelajaran akuntansi.
2. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan siswa terhadap kesulitan belajar siswa
pada pembelajaran akuntansi.
3. Untuk mengetahui pengaruh variasi mengajar guru dan keaktifan siswa terhadap
kesulitan belajar siswa pada pembelajaran akuntansi.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan di dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori
pembelajaran terutama yang terkait dengan variasi mengajar dan keaktifan siswa,
dan juga untuk menyediakan data bagi peneliti selanjutnya.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan pengetahuan dan juga wawasan penulis yang
akan menjadi calon pendidik mengenai variasi mengajar guru dan keaktifan
siswa terhadap kesulitan belajar siswa.
b. Bagi Siswa
Supaya siswa mempunyai gambaran informasi tentang kesulitan
belajar yang dialaminya dan diharapkan siswa sadar tentang arti pentingnya
belajar secara rutin dan berkonsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung
agar dapat tercapainya hasil yang diharapkan.
c. Bagi Guru
Sebagai informasi bagi guru mata pelajaran yang bersangkutan agar
dapat meningkatkan variasi mengajarnya dan lebih berhati-hati dalam
penyampaian materi agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan
baik dan mudah dimengerti oleh siswa sehingga tidak terjadi kesulitan belajar
dalam pembelajaran akuntansi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kajian Tentang Kesulitan Belajar dalam Pembelajaran Akuntansi
a. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar merupakan suatu hambatan yang dialami siswa
karena beberapa hal dan ditandai dengan hasil belajar yang rendah atau
dibawah norma yang sudah ditetapkan. Menurut Djamarah (2008:235)
“kesulitan belajar merupakan kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar
secara wajar disebabkan karena adanya suatu ancaman, hambatan, ataupun
gangguan belajar”. Menurut Mulyadi (2010:6) “kesulitan belajar adalah suatu
kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-
hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar”. Sedangkan menurut
Samisih (2014:63) “kesulitan belajar adalah suatu gejala yang nampak pada
diri individu di mana prestasi belajar tidak sesuai dengan kriteria standar
yang telah ditetapkan”.
b. Pengertian Pembelajaran Akuntansi
Menurut Majid (2013:5), “Pembelajaran adalah suatu konsep dari dua
dimensi kegiatan (belajar dan mengajar) yang harus direncanakan dan
diaktualisasikan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan dan penguasaan
sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran hasil belajar”.
Proses pembelajaran mencakup kegiatan peserta didik dalam menerima,
mencapai, mengolah informasi, berbuat dan bersikap, menetapkan dan
mengatur perilaku.
Menurut Islahuzzaman (2012:22), “Akuntansi adalah proses
pencatatan, pengklasifikasian, serta pengikhtisaran kejadian-kejadian
ekonomi dengan suatu perlakuan yang logis yang bertujuan menyediakan
informasi keuangan, yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.
7
8
(4) Bakat
Bakat pada diri siswa yang sesuai dengan pengetahuan
maupun pelajaran dapat dikembangkan dengan latihan-latihan
agar dapat menghasilkan suatu prestasi. Karena apabila materi
pelajaran sesuai dengan bakat siswa, maka hasil belajar siswa
dipastikan akan lebih baik.
(5) Motif
Kecenderungan yang muncul pada diri seseorang secara
sadar maupun tidak sadar dalam melakukan tindakan dengan
tujuan tertentu. Jadi motivasi erat kaitannya dengan tujuan yang
akan dicapai, apabila siswa mempunyai motivasi pada materi
pelajaran tertentu maka siswa akan lebih semangat dalam
belajarnya.
(6) Kematangan
Suatu tingkatan atau fase dalam pertumbuhan seseorang
dimana alat-alat tubuhnya sudah siap dalam melaksanakan
kecakapan baru.
(7) Kesiapan
Pemberian respon atau reaksi terhadap suatu hal. Jadi
kesiapan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar harus
diperhatikan, karena siswa yang sudah siap dalam mengikuti
pembelajaran akan lebih mudah untuk menangkap maupun
merespon materi yang diberikan oleh guru.
c) Faktor kelelahan, terdiri dari :
(1) Kelelahan jasmani
Yang dapat dilihat dari gerakan atau kondisi tubuh yang
lemah dan lunglai yang mengakibatkan siswa ingin
membaringkan badan dan bermalas-malasan.
12
b) Memusatkan perhatian
Yang dimaksud adalah pemusatan dengan lisan yang dilakukan
oleh guru kepada siswa dan diharapkan dapat meningkatkan
konsentrasi siswa dalam proses belajar mengajar.
Deskriptor memusatkan perhatian meliput:
(1) Ketegasan
(2) Pujian
c) Kesenyapan sejenak
Yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan guru pada saat
terjadi aktivitas di dalam kelas guna menarik perhatian siswa.
Deskriptor kesenyapan sejenak meliputi:
(1) Kegaduhan
(2) Waktu untuk berfikir dan bertanya
(3) Mencatat
d) Mengadakan kontak
Yang dimaksud adalah usaha yang dilakukan guru untuk
berinteraksi dengan siswa pada saat pembelajaran di kelas.
Deskriptor mengadakan kontak meliputi:
(1) Menyapa
(2) Menyebar pandangan
e) Variasi gerakan badan dan mimik
Yang dimaksud adalah guru menggunakan gerakan tubuh dan
ekspresi pada saat memberikan proses belajar mengajar.
Deskriptor variasi gerakan badan dan mimik meliputi:
(1) Ekspresi wajah
(2) Gerakan tangan
19
f) Mengubah posisi
Yang dimaksud adalah perubahan posisi yang berpindah-
pindah dilakukan guru guna agar dapat meningkatkan perhatian
siswa.
Deskriptor mengubah posisi meliputi:
(1) Menghampiri siswa
(2) Pergerakan posisi dari depan ke belakang
2) Variasi penggunaan media dan bahan pelajaran
Yang dimaksud adalah guru menggunakan media dalam
pembelajaran dengan tujuan agar pembelajaran lebih menarik, sehingga
siswa tidak mudah bosan.
Deskriptor variasi penggunaan media dan bahan pelajaran meliputi :
(1) Media penglihatan powerpoint
(2) Media dengar rekaman
3) Variasi pola interaksi dan kegiatan
Yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan guru guna
membuat siswa agar lebih memahami materi yang telah disampaikan.
Deskriptor variasi pola interaksi dan kegiatan meliputi:
(1) Mengulang materi
(2) Mengarahkan siswa
3. Kajian Keaktifan Siswa
a. Pengertian Keaktifan Siswa
Keaktifan adalah giat, rajin, dan selalu berusaha dengan sungguh-
sungguh, karena pada saat guru menyampaikan materi guru diharapkan
mampu untuk membuat siswa menjadi aktif, baik aktif secara jasmani
maupun rohani. Seperti yang dikemukakan oleh Usman (2008:17), “keaktifan
adalah pada waktu guru mengajar dan harus mengusahakan agar dapat
beraktifitas jasmani maupun rohani”. Keaktifan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam tanya jawab, mengerjakan tugas,
20
C. Kerangka Berfikir
Menurut Sugiyono (2009:88) “kerangka berfikir merupakan model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan sebagai masalah yang penting”. Untuk memperjelas pelaksanaa
penelitian sekaligus untuk pemahaman dan penganalisaan maka perlu dikemukakan
gambar berupa kerangka pemikiran seperti berikut :
25
3. Pengaruh variasi mengajar guru dan keaktifan siswa terhadap kesulitan belajar.
Kegiatan dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar
dan siswa berperan sebagai peserta didik. Dengan demikian dalam pembelajaran
di kelas diperlukannya variasi mengajar guru guna menarik perhatian siswa
untuk mengikuti proses belajar mengajar agar siswa tidak merasa bosan dan
jenuh karena cara mengajar guru yang monoton. Pernyataan tersebut diperkuat
oleh Kurniawitama (2015) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara
variasi mengajar guru terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VII
di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015.
Namun berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar tergantung pula
pada sejauhmana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, seperti aktif
bertanya, berlatih soal, mencoba memecahkan masalah, dan sebagainya.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Endrawati (2014)
bahwa keaktifan siswa berpengaruh terhadap hasil belajar. Pembelajaran yang
menyenangkan dan menarik merupakan hal yang diharapkan seluruh siswa. Cara
mengajar guru sangat berpengaruh terhadap pembelajaran di dalam kelas, guru
yang menggunakan variasi dalam pembelajarannya dapat membuat minat siswa
menjadi tinggi dan meningkatkan antusiasme pada siswa.
Guru yang menggunakan variasi mengajar dalam proses belajar mengajar
dan disertai dengan keaktifan siswa maka kemungkinan terjadinya kesulitan
dalam belajar akan lebih sedikit, karena kedua unsur agar proses belajar
mengajar terlaksana dengan baik sudah terpenuhi.
28
Gambar 2.1
Variasi Mengajar Guru dan Keaktifan Siswa Terhadap Kesulitan Belajar
Siswa
Keterangan :
Dari kerangka berfikir diatas dapat dijelaskan bahwa variabel variasi
mengajar guru (X1) mempunyai pengaruh terhadap kesulitan belajar siswa (Y).
Variabel keaktifan siswa (X2) berpengaruh pengaruh terhadap kesulitan belajar
siswa (Y). Selain itu, variabel tentang variasi mengajar guru (X1) dan keaktifan
siswa (X2) terdapat pengaruh terhadap kesulitan belajar siswa (Y). Penelitian ini
akan menguji adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bebas
dan variable terikat.
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009:93) “Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Hipotesis dalam penelitian ini
yaitu :
29
30
31
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah populasi tiap kelas
1 XI IPS 1 22 siswa
2 XI IPS 2 20 siswa
3 XI IPS 3 23 siswa
4 XI IPS 4 22 siswa
5 XI IPS 5 22 siswa
Jumlah 109 siswa
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2014:63), “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam penelitian ini
penentuan besarnya sampel dengan menggunakan tabel Krejcie didasarkan atas
kesalahan 5%, yang artinya sampel yang diperoleh memiliki tingkat kepercayaan
32
95%. Berikut contoh tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu
dengan taraf kesalahan 5% berdasarkan tabel Krejcie:
Tabel 3.2
Tabel Krejcie
Jumlah Populasi (N) Sampel (S)
90 73
95 76
100 80
110 86
120 92
Berdasarkan tabel Krejcie di atas jumlah populasi adalah 109 dengan
menggunakan kesalahan 5% dan tingkat kepercayaan 95% maka populasi berada
di antara 100-110 dan sampel yang didapat adalah 80 siswa. Jadi, dalam
penelitian ini diambil sampel sebanyak 80 siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Ceper.
3. Sampling
Menurut Sugiyono (2014:64), teknik sampling adalah teknik
penggambilan sampel yang dapat mewakili populasi. Dalam penelitian ini teknik
sampling yang digunakan adalah proporsional random sampling dengan cara
undian. Dalam random sampling setiap kelas akan diambil sampel sebagaimana
jumlah yang ditentukan. Agar pengambilan sampel proporsional, maka distribusi
sampel penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.3
Distribusi Sampel
Populasi Sampel
33
XI IPS 1 = 22 siswa 22
x 80 = 16
109
XI IPS 2 = 20 siswa 20
x 80 = 15
109
XI IPS 3 = 23 siswa 23
x 80 = 17
109
XI IPS 4 = 22 siswa 22
x 80 = 16
109
XI IPS 5 = 22 siswa 22
x 80 = 16
109
Jumlah : 80
n
Rumus: x jumlah sampel
k
Keterangan :
hanya perlu memilih atau melingkari jawaban tanpa perlu menyebutkan alasan
atau uraian jawaban pada jawaban yang dianggapnya paling benar. Daftar
pertanyaan dan jawaban yang disediakan mengenai variasi mengajar guru,
keaktifan siswa dan kesulitan belajar.
Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala rating scale.
Menurut Riduwan (2010:20) “rating scale yaitu data mentah yang didapat
berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif”.
Penilaian untuk pernyataan item menggunakan skor 1 sampai 5 pada kolom skor
sebagai berikut :
1) Pernyataan positif
Sangat buruk Sangat baik
1 2 3 4 5
2) Pernyataan negatif
Sangat baik Sangat buruk
1 2 3 4 5
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket
Variabel Indikator Deskriptor Nomor
37
Item
Variasi 1. Variasi suara a. Nada 1
mengajar b. Penekanan 2
2. Memusatkan a. Ketegasan 3
perhatian b. Pujian 4
3. Kesenyapan a. Kegaduhan 5
sejenak b. Waktu untuk berfikir dan 6
bertanya
c. Mencatat 7
4. Mengadakan a. Menyapa 8
kontak b. Menyebar pandangan 9
5. Variasi gerakan a. Ekspresi wajah 10
badan atau mimik b. Gerakan tangan 11
6. Mengubah posisi a. Menghampiri siswa 12
b. Pergerakan posisi dari depan 13
7. Variasi media ke belakang
dan bahan a. Media powerpoint 14
pelajaran b. Media rekaman 15
8. Variasi pola a. Mengulang materi 16
interaksi dan b. Mengarahkan siswa 17
kegiatan
Keaktifan 1. Keikutsertaan a. Memperhatikan dengan 1
siswa melaksanakan seksama penjelasan materi
tugas belajarnya yang disampaikan guru
b. Mencatat materi dan 2
mengerjakan soal latihan
yang diberikan guru
c. Mendengarkan penjelasan 3
materi yang disampaikan
38
guru
a. Berpartisipasi aktif dalam 4
2. Keterlibatan
memecahkan suatu masalah
dalam pemecahan
pada kelompok
masalah
b. Memberikan pendapat pada 5
pemecahan masalah
c. Menjawab pertanyaan yang 6
diberikan
a. Bertanya kepada teman
maupun guru jika mendapati
3. Bertanya kepada materi yang belum dipahami 7
siswa lain b. Berbahasa yang sopan apabila
maupun guru jika bertanya
tidak memahami 8
persoalan yang a. Mencari bahan belajar dari
sedang dihadapi buku lain
4. Berusaha untuk b. Bertanya kepada guru yang 9
mencari bersangkutan untuk mencari
informasi yang suatu informasi yang 10
dibutuhkan untuk dibutuhkan
memecahkan a. Berlatih soal-soal
masalah b. Berusaha memecahkan suatu
5. Melatih diri masalah yang ditemukan pada 11
dalam soal dengan rasa percaya diri 12
memecahkan
masalah ataupun a. Mengerjakan tugas dari guru
soal secara mandiri
6. Menilai b. Dapat membuat kesimpulan 13
kemampuan diri
39
b. Kesopanan 9,10
5. Perilaku yang a. Kehadiran siswa 11
menyimpang b. Kedisiplinan 12,13
6. Gejala emosional a. Merasa bosan 14
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
X : Skor item
Y : Skor total
N : Jumlah responden
Apabila rhitung>rtabel pada taraf signifikansi 5% berarti item pertanyaan valid,
sebaliknya jika rhitung<rtabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, yaitu angket
variasi mengajar guru, keaktifan siswa dan kesulitan belajar. Sebelum digunakan
sebagai alat uji, angket tersebut harus diuji validitas agar diperoleh angket yang
valid. Subjek uji coba dalam instrumen penelitian ini adalah 20 siswa XI IPS
41
SMAN 1 Ceper angkatan 2017/2018. Adapun ringkasan hasil uji validitas yang
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 21 adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.5
Ringkasan Uji Validitas Variasi Mengajar Guru
No Item rxy Keterangan
1 0,903 Valid
2 0,926 Valid
3 0,779 Valid
4 0,545 Valid
5 0,562 Valid
6 0,820 Valid
7 0,790 Valid
8 0,883 Valid
9 0,804 Valid
10 0,793 Valid
11 0,885 Valid
12 0,693 Valid
13 0,601 Valid
14 0,816 Valid
15 0,797 Valid
16 0,839 Valid
17 0,592 Valid
Tabel 3.6
Ringkasan Uji Validitas Keaktifan Siswa
No Item rxy Keterangan
1 0,776 Valid
2 0,845 Valid
3 0,892 Valid
4 0,589 Valid
5 0,839 Valid
6 0,877 Valid
7 0,724 Valid
8 0,886 Valid
9 0,866 Valid
10 0,398 Valid
42
11 0,737 Valid
12 0,826 Valid
13 0,774 Valid
14 0,484 Valid
15 0,457 Valid
16 0,533 Valid
Tabel 3.7
Ringkasan Uji Validitas Kesulitan Belajar
No Item rxy Keterangan
1 0,721 Valid
2 0,479 Valid
3 0,700 Valid
4 0,689 Valid
5 0,612 Valid
6 0,462 Valid
7 0,473 Valid
8 0,755 Valid
9 0,651 Valid
10 0,513 Valid
11 0,658 Valid
12 0,635 Valid
13 0,525 Valid
14 0,607 Valid
2. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006:178) “Reliabilitas adalah bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik”. Dalam penelitian ini uji reliabilitas angket
menggunakan koefisien reabilitas Alpha dari Cronbach dengan rumus:
∑ ❑2b
r11 =[ ][
k
k−1
1−
❑2t ]
Keterangan:
r1 = Reliabilitas instrumen
43
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian mengenai normal tidaknya distribusi
suatu data. Pada penelitian ini pengujian normalitas digunakan untuk menguji
data variasi mengajar guru (X1), keaktifan siswa (X2), dan kesulitan belajar (Y).
Dasar pengambilan keputusan:
a. Jika nilai Signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka data berdistribusi
tidak normal.
b. Jika nilai Signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi
normal.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui linieritas hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Uji linieritas digunakan untuk menguji
linier tidaknya suatu data yang dianalisis. Dasar pengambilan keputusan:
a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka dikatakan hubungan antara variabel X
dengan Y adalah tidak linier.
b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka dikatakan hubungan antara variabel X
dengan Y adalah linier.
3. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2012:105) Multikolinearitas merupakan pengujian
apakah regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (Independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen.
Apabila variabel-variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel
ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance
inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama
dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas
45
yang masih dapat di tolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama dengan
tingkat kolonieritas 0.95.
4. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2012:110) Autokorelasi merupakan pengujian apakah
dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Masalah ii timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan
pada data runtutan waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang
individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada
individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala
autokorelasi yaitu dengan menggunakan nilai DW (Durbin Watson).
Hipotesis :
Ho : tidak ada autokorelasi ( r = 0 )
H1 : ada autokorelasi ( r ≠ 0 )
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :
Tabel 3.9
Pengambilan Keputusan
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No desicison dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No desicison 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, Positif Tidak ditolak du < d <4 – du
atau negatif
5. Uji Heteroskedastisitas
46
b− β
4) Nilai t hitung =
Sb
Keterangan:
b = koefisien regresi
Sb = standart error koefisien regresi
β = nilai beta
5) Kesimpulan
48
4) Perhitungan nilai F
JKreg=bl ∑ xly
JK=∑ y 2−Jkreg
Jkreg / k
F=
JK /(n−k−1)
Keterangan:
Jkreg : ∑ kuadrat regresi
JK : ∑ kuadrat residu
K : Banyak variabel/prediktor
n : Jumlah sampel
49
5) Kesimpulan
Dengan dilakukan perbandingan antara Fhitung dan Ftabel, jika
Fhitung˃Ftabel maka akan dapat dikatakan bahwa variabel independent
dengan variable dependent secara bersama-sama terdapat pengaruh dan
sebaliknya jika Fhitung˂Ftabel tidak ada pengaruh.
d. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Analisis ini digunakan untuk dapat mengetahui seberapa besar
pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikat yang
ditunjukkan dalam prosentase. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
b1 ∑ X +b
R2 = 1
2
2 X2 Y
∑Y
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
b1,b2 = Koefisien regresi
Y = Kesulitan belajar
X1 = Variasi mengajar
X2 = Keaktifan siswa
e. Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)
1) Sumbangan Relatif (SR)
Menurut Hadi (2004:41) “Sumbangan relatif adalah untuk dapat
mengetahui seberapa besar sumbangan sumbangan dari masing-masing
variabel prediktor terhadap kriterium Y”.
a 1 (∑ x 1 y )
SR % X 1= x 100 %
J K reg
a 2 ( ∑ x2 y )
SR % X 2 = x 100 %
J K reg
50
Keterangan:
SR % X1 = Sumbangan relatif X1
SR % X2 = Sumbangan relatif X2
a1 = Jumlah produk antara X1
a2 = Jumlah produk antara X2
∑ x1 y = Jumlah produk antara x1 dan y
SE% X =SR % X 2 . R2
2
Keterangan:
SR % X1 = Sumbangan relatif X1
SR % X2 = Sumbangan relatif X2
R2 = Koefisien korelasi determinasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
52
53
Jenis Pend.
Usia
No Jabatan Nama Kelamin Akhir
L P
Kepala Drs. Agus Cahyana
1 v
Sekolah Budi S
b. Guru
Jumlah 21 27 2 50
Tabel 4.2
Daftar Ruang Kelas
Jumlah Ruang
Jumlah yang
Kondisi
digunakan
Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah
Baik 7 5 6 18
Rusak Ringan - - - -
Rusak Sedang - - - -
Rusak Berat - - - -
Tabel 4.3
Data Sarana Dan Prasarana Sekolah
Jenis Ruangan Jumlah (buah) Kondisi
1. Perpustakaan 1 Baik
6. Guru 1 Baik
9. Tamu 1 Baik
14. BK 1 Baik
B. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Hasil Angket Variabel Variasi Mengajar Guru (X1)
56
Tabel 4.4
Hasil Statistik Variasi Mengajar Guru
Keterangan Variasi Mengajar Guru
Mean 47,51
Median 47,50
Mode 52
Minimum 34
Maximum 66
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 21.00
Gambar 4.1
Histogram dan Poligon Variasi Mengajar Guru
2. Deskripsi Data Hasil Angket Keaktifan belajar siswa (X2)
Hasil penyebaran angket yang penulis sampaikan kepada 80 siswa
SMAN 1 Ceper, mengenai Keaktifan belajar siswa sebanyak 16 pernyataan.
Dari hasil tersebut diperoleh nilai tertinggi sebesar 59, nilai terendah sebesar
31, nilai rata-rata sebesar 42,28, median atau nilai tengah sebesar 42, modus
atau nilai paling sering muncul adalah 44 dan standar deviasi atau
penyimpangan dari rata-rata sebesar 6,059. Hasil uji statistik ada yang
disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.5
Hasil Statistik Keaktifan belajar siswa
58
Mean 42,28
Median 42,00
Mode 44
Std. Deviation 6,059
Minimum 31
Maximum 59
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 21.00
Data Keaktifan belajar siswa maka data disajikan dalam bentuk gambar
histogram dan poligon sebagai berikut :
Gambar 4.2
Histogram dan Poligon Keaktifan belajar siswa
3. Deskripsi Data Kesulitan belajar siswa
Kesulitan belajar siswa Mata Pelajaran Akuntansi pada siswa sebanyak 80.
Dari hasil tersebut diperoleh nilai tertinggi sebesar 40, nilai terendah sebesar 15,
rata-rata atau mean sebesar 29,76, median atau nilai tengah sebesar 30, modus
59
atau nilai yang paling sering muncul sebesar 40 dan nilai standart deviasi sebesar
4,961. Hasil uji statistik ada disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.6
Hasil Statistik Kesulitan belajar siswa
Keterangan Kesulitan belajar siswa
Mean 29,76
Median 30,00
Mode 30
Minimum 15
Maximum 40
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 21.00
Gambar 4.3.
Histogram dan Poligon Kesulitan belajar siswa
C. Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dari sampel
penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dilakukan menggunakan teknik uji Liliefors atau dalam program
SPSS 21.00 lebih dikenal dengan Kolmograf-Smirnov. Kriteria dari uji
normalitas adalah, bahwa data berdistribusi normal nilai probabilitas signifikansi
> 0,05. Hasil uji Normalitas ada di lampiran 10 yang disajikan dalam tabel di
bawah ini.
61
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas
Tingkat
Probabilita
Variabel N s Kesalahan Kesimpulan
signifikansi
(α)
Variasi Mengajar Guru 80 0,200 0,05 Normal
Keaktifan belajar siswa 80 0,200 0,05 Normal
Kesulitan belajar siswa 80 0,077 0,05 Normal
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 21.00
Berdasarkan tabel di atas bahwa variabel Variasi Mengajar Guru, keaktifan
belajar siswa dan Kesulitan belajar siswa menunjukkan nilai probabilitas
signifikansi > 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa dari masing-masing
variabel memiliki distribusi normal atau memiliki sebaran data yang normal
2. Uji Linieritas
Tujuan uji linieritas adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk hubungan
antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Kriteria uji linieritas
adalah bahwa hubungan yang terjadi berbentuk linier jika nilai Fhitung < Ftabel atau
nilai signifikansi > 0,05. Hasil uji Linieritas ada di lampiran yang disajikan
dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.8
Ringkasan Uji Linieritas
Tingkat
Variabel Sign. Keterangan
Kesalahan
Variasi Mengajar Guru 0,687 0,05 Linier
Keaktifan belajar siswa 0,196 0,05 Linier
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 21.00
62
Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (P Value Sig.)
pada baris Deviation from Linearity untuk Variasi Mengajar Guru sebesar 0,687
dan Keaktifan belajar siswa sebesar 0,196. Karena signifikansi lebih dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel Variasi Mengajar Guru (X) dan
Keaktifan belajar siswa (X2) dan Kesulitan belajar siswa (Y) terdapat hubungan
yang linear.
3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah variabel independen
yang satu dengan variabel independen yang lain dalam model terdapat hubungan
yang sempurna atau tidak. Pengujian Multikolinearitas dilakukan dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa VIF < 10 dan nilai
toleransi > 0,1, sehingga tidak terjadi multikolinieritas.
4. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari pengujian ini yaitu untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Model regresi yang baik yaitu yang homoskedastisitas, yakni variance
63
dari residual satu pengamatan ke pangamatan lain bersifat tetap. Deteksi adanya
heteroskedastisitas yaitu:
Tabel 4.10
Hasil Uji Heteroskedastisitas
taraf
Variabel Sig. Kesimpulan
signifikansi
Variasi Mengajar Guru 0,05 0,077 Bebas Heteroskedastisitas
Keaktifan belajar siswa 0,05 0,061 Bebas Heteroskedastisitas
Sumber : Data primer diolah, 2018
5. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota-anggota dari
serangkaian observasi yang terletak berderetan secara series dalam bentuk waktu
(jika datanya time series) atau korelasi antara tempat yang berdekatan (jika
datanya cross sectional). Autokorelasi terjadi apabila ada kesalahan pengganggu
(error of diturbance/ui) suatu periode berkorelasi dengan kesalahan periode
sebelumnya. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya korelasi adalah uji
Durbin-Watson. Adapun untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi adalah dengan
menggunakan metode Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi dapat ditampilkan
dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.11
64
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai Durbin Watson sebesar 1,975,
dimana hasil ini terletak 1,500 - 2,500, sehingga tidak terjadi autokorelasi positif
atau negatif.
D. Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah analisis untuk mengetahui
pengaruh dari Variasi Mengajar Guru dan Keaktifan belajar siswa terhadap
Kesulitan belajar siswa. Alat analisis ini dibantu menggunakan program
komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS) 21.00. Hasil uji analisis
regresi linier berganda ada di lampiran 10 yang disajikan dalam tabel di bawah
ini.
Tabel 4.12
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model B t Sig.
(Constant) 61,495
Dalam analisis regresi linier berganda ini, rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Y = a + b 1X + b2X2 + e
65
Dimana :
b = Koefisien Regresi
e = Variabel Gangguan
1) Komposisi hipotesis
H0 : 1 = 0, berarti tidak ada pengaruh Variasi Mengajar Guru
terhadap Kesulitan belajar siswa pada Siswa kelas XI
IPS SMAN 1 Ceper.
H1 : 1 0, berarti ada pengaruh Variasi Mengajar Guru terhadap
Kesulitan belajar siswa pada Siswa kelas XI IPS SMAN
1 Ceper.
2) Level of significant = 0,05
3) Nilai t tabel = t /2; (n-k-1)
= t 0,025; 80 - 2 - 1
= -1,991
Ho diterima apabila -t tabel < thitung <-ttabel
Ho ditolak apabila thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel
4) Nilai t hitung
Dari hasil perhitungan komputer SPSS versi 21.00 dapat diperoleh
thitung sebesar -6,576.
D a e ra h D i
d ite rim a
D a e ra h D i to la k D a e ra h D i to la k
5) Kesimpulan
Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil dari t hitung = -6,576 >
ttabel = -1,991, maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh yang signifikan Variasi Mengajar Guru terhadap Kesulitan
belajar siswa. Dari hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis 1 yang
menyatakan “Adanya pengaruh variasi mengajar guru dalam
67
D a e ra h D i
d ite rim a
D a e ra h D i to la k D a e ra h D i to la k
5) Kesimpulan
-4,784 -1,991 -1,991
Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil dari t hitung = -4,784 >
ttabel = -1,991, maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada
68
D a e ra h D i
d ite rim a
D a e ra h D i to la k D a e ra h D i to la k
3,115 65,138
e. Kesimpulan
Dengan didapatnya F hitung = 65,138 > Ftabel = 3,115, maka Ho ditolak
sehingga secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan Variasi
Mengajar Guru (X 1) dan Keaktifan belajar siswa (X 2) terhadap Kesulitan
belajar siswa. Dari hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis 3 yang
menyatakan “ Adanya pengaruh variasi mengajar guru dan keaktifan siswa
terhadap kesulitan belajar siswa kelas XI IPS pada siswa SMAN 1 Ceper”
terbukti kebenarannya.
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui berapa besar
variasi Y yang dapat dijelaskan oleh variasi X, yaitu untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh Variasi Mengajar Guru (X 1) dan Keaktifan belajar
siswa (X2) terhadap Kesulitan belajar siswa (Y) secara bersama-sama. Dari
hasil perhitungan komputer program SPSS versi 21.00 diperoleh R 2 = 0,629,
ini dapat diartikan bahwa 62,9% perubahan/variasi Y Kesulitan belajar siswa
SMAN 1 Ceper) dikarenakan oleh adanya perubahan/variasi variabel X
(Variasi Mengajar Guru dan Keaktifan belajar siswa) sedangkan 37,1%
selebihnya dikarenakan oleh adanya pengaruh variabel lain.
5. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
70
E. Pembahasan
1. Pengaruh Variasi Mengajar Guru terhadap Kesulitan belajar siswa pada Siswa
Kelas XI IPS di SMAN 1 Ceper
Berdasarkan hasil analisis dapat diperoleh hasil nilai koefisien sebesar b1 =
-0,388, berarti besar nilai koefisien regresi untuk variabel variasi mengajar
guru sebesar -0,388. Hal ini berarti apabila variasi mengajar guru semakin baik
maka kesulitan belajar semakin rendah. Variasi mengajar guru berpengaruh
negatif secara signifikan terhadap kesulitan belajar siswa kelas XI IPS di SMAN
1 Ceper. Hal ini terbukti dari hasil uji t dapat diperoleh nilai thitung = -6,576 >
ttabel = -1,991, sehingga ada pengaruh yang signifikan Variasi Mengajar Guru
terhadap Kesulitan belajar siswa. Dari hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis
1 yang menyatakan “Adanya pengaruh variasi mengajar guru dalam
pembelajaran akuntansi terhadap kesulitan belajar siswa kelas XI IPS pada siswa
SMAN 1 Ceper” terbukti kebenarannya.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan adanya kesamaan penelitian yang
dilakukan oleh Kurniawitama (2015) Ibadi (2009) bahwa variasi mengajar
berpengaruh positif terhadap kesulitan belajar. Kesulitan belajar erat
hubungannya dengan hasil belajar yang diperoleh siswa, karena kesulitan belajar
merupakan hambatan bagi siswa dalam proses pembelajaran untuk mecapai hasil
belajar yang baik. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh variasi mengajar guru,
variasi mengajar guru dalam proses belajar mengajar memungkinkan siswa untuk
menjadi dinamis dalam belajar, mempertinggi komunikasi antara guru dan siswa,
menarik perhatian siswa, menolong penerimaan pelajaran, dan memberikan
stimulasi. Mengacu peada penelitian Ismail (2015) menyimpulkan bahwa ada
71
pengaruh variasi mengajar terhadap hasil belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas
V MIS Kertijayan Kabupaten Pekalongan. Cara mengajar guru sangat
berpengaruh terhadap pembelajaran di dalam kelas, guru yang menggunakan
variasi dalam proses pembelajarannya dapat membuat minat belajar siswa
menjadi tinggi dan meningkatkan antusiasme pada siswa. Dengan kondisi seperti
ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, dengan
mendapatkan hasil belajar yang baik maka dapat dilihat bahwa variasi mengajar
memungkinkan siswa untuk dapat mengatasi kesulitan belajarnya.
2. Pengaruh Keaktifan belajar siswa terhadap Kesulitan belajar siswa pada Siswa
kelas XI IPS di SMAN 1 Ceper
Berdasarkan hasil analisis dapat diperoleh hasil nilai koefisien sebesar
-0,314, berarti besar nilai koefisien regresi untuk variabel keaktifan siswa sebesar
-0,314. Hal ini berarti apabila keaktifan siswa semakin meningkat maka kesulitan
belajar semakin rendah. Keaktifan siswa berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap kesulitan belajar siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Ceper. Hal ini terbukti
dari hasil uji t dapat diperoleh nilai thitung = -4,784 > ttabel = -1,991, sehingga
ada pengaruh yang signifikan Keaktifan belajar siswa terhadap Kesulitan
belajar siswa. Dari hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis 2 yang menyatakan
“ Adanya pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi terhadap
kesulitan belajar siswa kelas XI IPS pada siswa SMAN 1 Ceper” terbukti
kebenarannya.
Dari pernyataan di atas di duga keaktifan belajar berpengaruh terhadap
hasil belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Endrawati (2014) yang
menunjukkan bahwa ada pengaruh positif keaktifan belajar terhadap hasil belajar
mahasiswa mata kuliah akuntansi perbankan di Universitas Muhammadiyah
Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Dengan keaktifan belajar siswa maka akan
berperan dalam proses perkembangan dirinya sendiri sehingga akan menuntun
siswa untuk dapat memahami materi pelajaran. Oleh karena itu agar siswa tidak
mengalami kesulitan belajar perlu adanya keaktifan belajar siswa dalam proses
72
belajar mengajar di kelas. Diperkuat dengan pernyataan Devi (2013) bahwa ada
pengaruh positif keaktifan siswa terhadap hasil belajar ekonomi. Artinya
semakin tinggi keaktifan siswa maka hasil belajar ekonomi yang di peroleh juga
akan semakin tinggi.
Pada dasarnya belajar merupakan interaksi antara siswa dengan
lingkungannya, oleh karena itu untuk mencapai hasil belajar sesuai yang
diinginkan maka siswa harus meningkatkan kekatifan dalam belajarnya, selain
itu siswa juga harus meningkatkan rutinitas belajar agar dapat menunjukkan
keberhasilan dalam proses belajarnya dan dapat mencapai tujuan. Tujuan yang
dimaksud yaitu siswa paham dengan materi yang diajarkan sehingga siswa tidak
mengalami kesulitan belajar. Mengacu pada penelitian yang dilakukan Anggraini
(2015) menyimpulkan bahwa keaktifan belajar siswa mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan statistika siswa kelas
X MIA1 SMAN 1 Godean. Dengan meningkatkan keaktifan belajar maka
memungkinkan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, karena
hasil belajar yang baik merupakan penanda bahwa siswa tidak mengalami
kesulitan belajar dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
3. Pengaruh Variasi Mengajar Guru dan Keaktifan belajar siswa terhadap Kesulitan
belajar siswa pada Siswa kelas XI Jurusan Akuntansi di SMAN 1 Ceper
Berdasarkan hasil analisis dapat diperoleh hasil nilai koefisien sebesar
61,495, artinya kesulitan belajar siswa dipengaruhi oleh variabel variasi mengajar
guru dan keaktifan siswa. Apabila variasi mengajar guru semakin baik dan
keaktifan siswa semakin meningkat maka kesulitan belajar siswa akan rendah. Hal
ini terbukti dari hasil analisis analisis uji F dapat diperoleh hasil nilai Fhitung =
65,138 > Ftabel = 3,115, sehingga secara bersama-sama ada pengaruh yang
signifikan Variasi Mengajar Guru (X 1) dan Keaktifan belajar siswa (X 2)
terhadap Kesulitan belajar siswa. Dari hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis
3 yang menyatakan Adanya pengaruh variasi mengajar guru dan keaktifan siswa
terhadap kesulitan belajar siswa kelas XI IPS pada siswa SMAN 1 Ceper”
73
F. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari Penelitian yang dilaksanakan ini memiliki keterbatasan.
Keterbatasan ini perlu diperhatikan bagi peneliti-peneliti yang akan datang
maupun pembaca. Keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
74
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh negatif variasi mengajar guru terhadap kesulitan belajar siswa
pada pembelajaran akuntansi. Variasi mengajar guru memberikan sumbangan
efektif sebesar 38% terhadap hasil belajar.
2. Ada pengaruh negatif keaktifan siswa terhadap kesulitan belajar dalam
pembelajaran akuntansi. Keaktifan siswa memberikan sumbangan efektif
24,9% terhadap hasil belajar.
3. Ada pengaruh variasi mengajar guru dan keaktifan siswa terhadap kesulitan
belajar dalam pembelajaran akuntansi. Variasi mengajar guru memberikan
sumbangan efektif sebesar 38% dan keaktifan siswa memberikan sumbangan
efektif sebesar 24,9% terhadap hasil belajar.
B. Implikasi Penelitian
Temuan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variasi
mengajar guru dan keaktifan belajar siswa berpengaruh terhadap kesulitan belajar
siswa, sebagai berikut.
1. Ada pengaruh variasi mengajar guru terhadap kesulitan belajar siswa, dengan
adanya variasi mengajar guru yang baik dalam pembelajaran akuntansi maka
kesulitan belajar yang dialami siswa akan rendah.
2. Keaktifan siswa terhadap kesulitan belajar siswa, dengan meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi maka kesulitan belajar yang
dialami siswa akan rendah.
75
76
C. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diajukan beberapa saran kepada:
4. Bagi Siswa
Diharapkan siswa bisa lebih meningkatan keaktifan belajar dengan rajin
belajar dan bertanya kepada guru tentang materi yang belum dimengerti sehingga
dapat mengurangi adanya kesulitan belajar dan agar dapat mencapai hasil belajar
yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Novita Rizki. 2015. Pengaruh Motivasi dan Keaktifan Belajar Siswa
Terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Statistika Siswa Kelas X
MIA1 SMA Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi thesis.
Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.
Devi, Yunia Mita. 2013. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Ditinjau Dari Keaktifan Siswa
dalam Proses Belajar Mengajar dan Fasilitas Belajar Pada Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Wonosari Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Endrawati, Susi. (2014). Hasil Belajar Akuntansi Perbankan Ditinjau Dari Keaktifan
Belajar dan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tahun Angkatan 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ibadi, Mahfud. 2009. Pengaruh Presepsi Mahasiswa tentang Variasi Mengajar Dosen
Terhadap Hasil Belajar dalam Mata Kuliah Teknik Permesinan. Jurnal Nasional.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Ismail, Ghofar. 2015. Pengaruh Variasi Mengajar Terhadap Hasil Belajar Mata
Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MIS Kertijayan Kabupaten Pekalongan Tahun
Ajaran 2014/2015. Skripsi. Pekalongan: Program Studi Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri.
Kurniawitama, Ade. 2015. Pengaruh Variasi Mengajar Guru dan Keaktifan Belajar
Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
77
78
Murtiyasa, Budi dkk. 2014. Pedoman Menulis Skripsi. Surakarta: FKIP UMS.
Samisih. 2014. Peran Guru Kelas dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah
Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar. Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha,
ISSN; 2356-3443 Vol. 1 No. 1 Juli 2014.
Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.
Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
________. 2014. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi. Bandung:
Alfabeta.
Usman, Moh. Uzer. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.