Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK KOMUNIKASI DAN PRESENTASI YANG EFEKTIF

DISUSUN OLEH :

NAMA NAMA ANGGOTA KELOMPOK 9 :

1. NIRIWU ZEBUA
2. PARTA JUNIUS ZEBUA
3. NIAT HATI GULO
4. GESEROMO GULO

DOSEN PEMBIBING : SONITEHE GEA, S.H.,M.M.

MATA KULIAH : ETIKA DAN KOMUNIKASI BISNIS

T.A. 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
tuntunan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TEKNIK KOMUNIKASI
DAN PRESENTASI YANG EFEKTIF” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Kami juga mengucapkan banyak terimakasih dari rekan rekan mahasiswa yang
berpartisipasi memberikan kritik dan saran dalam menyusun makalah ini.

Pembuatan makalah ini didorong oleh kenyataaan bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami memohon saran dan kritik yang membangun atas makalah ini
sangat diharapkan. Akhir kata kami ucapkan limpah terima kasih.

Gunungsitoli,

Penulis,

Kelompok 9

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
A. TEKNIK KOMUNIKASI
B. TEKNIK KOMUNIKASI YANG BAIK
C. PRESENTASI YANG EFEKTIF
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi
adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward (1998) mengenai
komunikasi manusia yaitu:

Human communication is the process through which individuals –in relationships, group,
organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one
another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam
suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan
untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif
dalam Effendy (1994) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang
dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of
Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk
menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In
Which Channel To Whom With What Effect?

B. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana teknik komunikasi yang baik ?


b. Bagaimana presentasi yang efektif ?

C. TUJUAN MASALAH

a. Memahami teknik komunikasi yang baik.


b. Memahami presentasi yang efektif.

BAB II PEMBAHASAN
A. TEKHNIK KOMUNIKASI

a. Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yaitu kata depan yang berarti dengan, bersama
dengan, dan unus yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda
cummunio yang dalam bahasa Inggris menjadi communion dan berarti kebersamaan, persatuan,
persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

Karena untuk ber-communio diperlukan usaha dan kerja, dari kata itu dibuat kata kerja
communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian kepada
seseorang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,
berhubungan, berteman. Kata kerja communicare itu pada akhirnya dijadikan kata kerja benda
communicatio, atau bahasa Inggris communication, dan dalam bahasa Indonesia diserap menjadi
komunikasi.

Berdasarkan berbagai arti kata communicare yang menjadi asal kata komunikasi, maka
secara harfiah komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran,
atau hubungan.

Komunikasi berawal dari gagasan yang ada pada seseorang. Gagasan itu diolahnya menjadi
pesan dan dikirimkan melalui media tertentu kepada orang ain sebagai penerima, Penerima
menerima pesan, dan sesudah mengerti pesan itu kemudian menanggapi dan menyampaikan
tanggapannya kepada pengirim pesan. Dengan menerima tanggapan dari si penerima pesan itu,
pengiriman pesan dapat menilai efektifitas pesan yang dikirimkannya. Berdasarkan tanggapan
itu, pengirim dapat mengetahui apakah pesannya dimengerti dan sejauh mana pesannya
dimengerti oleh orang yang dikirimi pesan itu.

Dari proses terjadinya komunikasi itu, secara teknis pelaksanaan, komunikasi dapat dirumuskan
sebagai "kegiatan dimana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang
lain dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh kemampuannya, penerima pesan
menyampaikan tanggapan melalui media tertentu pula kepada orang yang menyampaikan pesan
itu kepadanya".

Dalam komunikasi terjadilah pertukaran kata dengan arti dan makna tertentu. Dari sudut
pandang pertukaran makna, komunikasi dapat didefinisikan sebagai "proses penyampaian makna
dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui media tertentu".
Pertukaran makna merupakan inti yang terdalam dari kegiatan komunikasi karena yang
disampaikan orang komunikasi bukan kata-kata, tetapi arti atau makna dari kata-kata. Yang
ditanggapi orang dalam komunikasi bukan kata-kata, tetapi makna dari kata-kata.
Karena merupakan interaksi, komunikasi merupakan kegiatan yang dinamis. Selama komunikasi
berlangsung, baik pada pengirim maupun pada penerima, terus-menerus terjadi saling memberi
dan menerima pengaruh dan dampak dari komunikasi tersebut.

Sebagai pertukaran makna, komunikasi bersifat khas, unik dan tidak dapat diulangi persis sama.
Karena meski orang yang berkomunikasi sama, isi, dan maksudnya sama, namun bila diulang,
waktu, situasi, dan keadaan batin orang yang berkomunikasi sudah berbeda. Karena itu, dalam
setiap komunikasi, baik bagi orang yang mengirim maupun yang menerima, dampaknya tidak
dapat dihilangkan karena mereka tidak dapat mencabut kata yang sudah mereka ucapkan dan
mengganti dampak yang diakibatkannya. Mereka hanya dapat merubah kata-kata.

b. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi dapat dilihat dalam hidup pribadi, hubungan dengan orang lain, di tempat
kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat.

Ø Hidup Pribadi

Melalui komunikasi kita dapat :

1. Mengungkapkan perasaan dan gagasan kita (komunikasi dapat menjadi alat katarsis untuk
melepaskan beban mental dan psikologis sehingga kita mendapatkan keseimbangan hidup
kembali).

2. Menjelaskan perasaan, isi pikiran, dan peilaku kita sendiri.

3. Semakin mengenal diri (dengan komunikasi kita mengenal isi hati, pikiran dan perilaku kita,
dan mendapat umpan balik dari rekan komunikasi kita tentang emosi, pikiran, kehendak, cita-
cita, dan perilaku kita).

Ø Hubungan dengan Orang Lain

Melalui komunikasi kita dapat :

1. Mengenal orang lain karena melalui komunikasi orang lain mengungkapkan diri kepada kita.

2. Menjalin perkenalan, pertemanan, dan persahabatan dengan orang lain.

3. Membahas masalah, bertukar pikiran, dan membuat rencana kegiatan bersama orang lain.

4. Meminta bantuan dan pertolongan kepada orang lain.

5. Saling membantu mengubah sikap dan perilaku hidup bersama orang lain.

Ø Di Tempat Kerja
Melalui komunikasi kita dapat :

1. Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja di tempat kerja.

2. Membangun kerja sama dan sinergi dengan rekan kerja.

3. Memberitahu tentang kerja dan mengarahkan kerja itu sesuai dengan tujuan.

4. Mengatasi perbedaan pendapat, ketegangan, dan konflik.

Ø Dalam Masyarakat

Melalui komunikasi kita dapat :

1. Mempersatukan masyarakat.

2. Mengatasi masalah bersama dalam masyarakat.

3. Membuat usaha untuk kemajuan masyarakat.

4. Mengusahakan kesejahteraan masyarakat.

B. TEKHNIK KOMUNIKASI YANG BAIK

Untuk mencapai komunikasi yang baik perlu dilakukan dengan JEBPLES yaitu : jelas, benar,
penuh pertimbangan, lengkap dan singkat. Selain itu berkomunikasi hendaknya memperhatikan :
5 W & 1 H (whom, who, what, when, where and how)

1. Whom : siapa yang akan diajak berkomunikasi


2. Who : siapa yang akan berkomunikasi

3. What : apa isi yang tepat untuk berkomunikasi

4. When : kapan waktu yang tepat untuk berkomunikasi

5. Where : dimana lokasi yang tepat untuk mengkomuniukasikan pesan tersebut

6. How : bahasa, media, style yang dipakai untuk berkomunikasi.

Kemampuan berkomunikasi adalah salah satu bentuk dari kecerdasan emosi (EQ, emotional
quotient), banyak para psikolog percaya bahwa EQ memiliki kontribusi yang lebih besar untuk
meraih sukses dalam kehidupan kita dibandingkan dengan kecerdasan otak (IQ, intelegent
quotient). Menurut Daniel Goleman dalam bukunya “Emotional Intelligence”. IQ hanya
menyumbang sekitar 20% sementara EQ member kontribusi sebesar 80% bagi kesuksesan kita.
Tak heran bila paket-paket pelatihan Success Through Emotional Intelligence sangat laku
dipasaran walaupun dipatok dengan harga yang cukup mahal.

Kelihaian berkomunikasi dibutuhkan sejak awal menuliskan lamaran, membuat CV, test
wawancara, untuk meyakinkan employer tentang kualifikasi kita. Saat diterima bekerja menjadi
seorang karyawan atau karyawati, peran komunikasi pun tidak kalah penting untuk menjaga
hubungan baik dengan atasan, dengan rekan kerja, dengan bawahan, dengan pelanggan, dengan
supplier. Agar para stake holkder memahami dengan baik kemampuan kita, diperlukan
kemampuan berkomunikasi yang baik.

Jika kita perhatikan, tidak ada satu pun pemimpin dunia, politikus ulung, pebisnis, negosiator,
pengacara, artis yang tidak memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Barrack Obama
misalnya, mampu menjadi presiden Amerika Serikat walaupun berasal dari kalangan kulit hitam.
Salah satu sebab utamanya, karena Obama memiliki kemampuan berkomunikasi yang luar biasa.
Dia mampu meyakinkan public Amerika tentang kekmampuannnya membawa AS menuju masa
depan yang lebih baik.

Menurut Prof. Hembing, jika “organisasi” diumpamakan tubuh manusia, maka berkomunikasi
adalah jantungnya. Dengan komunikasi itulah, manusia membentuk komunitas-komunitas yang
antara lain berupa sebuah organisasi yang pada gilirannnya berupaya mewujudkan sukses.

Untuk memenangkan persaingan kita perlu trust dan belief. Keduanya bisa didapatkan bila kita
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Orang lain mengetahui kemampuan kita setelah
mereka menyaksikan bukti nyata melalui :

1. Appearance : penampilan

2. Words : perkataan

3. Tone : nada bicara


4. Actions : apa yang anda lakukan

5. Behavior : bagaimana anda melakukannya

6. Reaction of others : respon orang lain kepada kita

7. Results : pencapaian atau prestasi

Jadi bila kita ingin sukses dibidang kita masing-masing, maka kemampuan berkomunikasi yang
baik adalah hal yang mutlak untuk dimiliki.

C. PRESENTASI YANG EFEKTIF

Keberhasilan dari sebuah persentasi adalah kita mengerti betul tentang isi yang akan
dipersentasekan sehingga pada saat menjelaskan tidak terbata-bata atau kebingungan sendiri.
Untuk memahami betul isinya maka lakukan persiapan yang matang. Karena tujuan dari
persentase adalah membuat para audience mengerti dan memahami serta tertarik dari isi
persentasi yang ditawarkan.

Komunikasi merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan oleh kehidupan kita. Adanya komunikasi
sangat membantu manusia dalam berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Menurut
epistimologi komunikasi merupakan bentuk refresentasi dari keinginan seseorang untuk
berinteraksi dengan yang lainnya dengan menggunakan sebuah media sehingga orang lain dapat
menangkap dan memberikan respon maupun efek atas apa yang kita inginkan. Secara mendasar
menurut media yang digunakan komunikasi dibagi menjadi dua yaitu lisan dan tulisan. Meskipun
diera modern ini muncul komunikasi digital. Namun pada hakekatnya komunikasi lisan dan
tulisan tidak bias dilepaskan dengan adanya perkembangan media komunikasi. Komunikasi lisan
lebih kepada cara bicara seseorang untuk mengungkapkan keinginan, sedangkan tulisan lebih
kepada symbol untuk mengungkapkan sebuah keinginan.

1. Komponen dan Hal Pendukung Suksesnya Persentase

Dalam hal ini presentasi merupakan komunikasi formal yang dilakukan orang dalam sebuah
forum untuk menginterpretasikan keinginan orang pertama. Presentasi biasa dilakukan pada
sebuah forum yang formal maupun non formal. Presentasi sendiri lebih mengedepankan pada
apa yang dimiliki dan keinginan presenter kepada pendengar agar pendengar tahu dan
memberikan efek kepada presenter.

Beberapa hal yang menjadi komponen presentasi adalah:

1. Internal pribadi presenter.


2. Bahan presentasi

3. Media presentasi

4. Audience (pendengar)

5. Lingkungan

Dari kelima komponen tersebut di atas tentu bisa mendukung terjadinya komunikasi yang
efektif pada sebuah presentasi. Hal-hal yang mendukung suksesnya presentasi adalah:

a. Kesiapan Mental Presenter

Sebelum mengadakan presentasi presenter harus siap dari segi mental. Nervous adalah hal yang
biasa dirasakan seorang presenter sebelum maupun pada saat presentasi. Garuk-garuk anggota
badan, menggerak-gerakkan anggota badan, suara yang terputus-putus, menunjukkan tingkah
yang aneh saat di depan forum merupakan dampak gerogi yang ditampakkan seorang presenter
ketika didepan forum. Hal seperti itu sebisa mungkin dihindari karena bias mengurangi nilai dari
sebuah presentasi yang notabennya adalah penyampaikan informasi kepada pendengar.

Sebisa mungkin presenter bias mengkondisikan diri sendiri sebelum bahkan saat presentasi.
Salah satu hal yang bias dilakukan sebelum presentasi agar tidak gerogi adalah mengatur nafas
sebaik mungkin. Atau hal yang sangat jelas harus dilakukan adalah memperbanyak presentasi
atau berbicara didepan orang banyak, lama-kelamaan orang akan merasa terbiasa dan tidak
canggung lagi ketika berbicara di depan umum.

b. Penguasaan Materi

Penyiapan materi tidak kalah pentingnya dengan yang lainnya. Ibarat sebuah senjata materi
merupakan peluru yang akan ditembakkan. Sehingga inilah sebenarnya muatan yang akan
diberikan kepada pendengan agar pendengar mengerti akan apa yang kita inginkan. Dalam ilmu
komunikasi materi harus disampaikan secara holistic dan tidak sebagian karena hal tersebut akan
mengurangi esensi atau maksud dari apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh presenter.

c. Media Presentasi (Projector, Board, Computer, Laptop, Pointer, dll)

Dalam era modern ini media presentasi sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Software
sangat membantu memperlihatkan data atau materi dalam jalannya presentasi. Adanya OHP,
Projector, laptor, computer, board dan alat-alat elektronik penunjang lainnya agar presentasi bias
lebih menarik.

d. Kondisi Audience (Pendengar)


Dalam berjalannya persentasi presenter tidak hanya terus berbicara tanpa pemperhatikan
pendengar didepannya. Untuk mengkondisikan forum khususnya pendengar tidak ada salahnya
jika seorang presenter mempunyai trik untuk mengkondisikan forum.

Interaksi kepada forum pun jangan dilupakan agar komunikasi yang dinamis dapat terjalin pada
forum presentasi tersebut. Sehingga pendengar tidak merasa bosan dengan forum yang
dikarenakan presenter terlalu monoton saat menyampaikan. Forum yang tidak bias dikondisikan
berakibat pada porsi materi yang diterima pendengar atau dengan kata lain mengerti-tidaknya.

e. Kondisi Lingkungan / Forum Presentasi

Jika perlu untuk kenyamanan suatu presentasi presenter perlu mengatur suasana forum sebelum
presentasi dimulai. Sebuah contoh ruangan yang terlalu dingin karena AC mengakibatkan
pendengar mengantuk karena kedinginan. Sebaliknya suhu yang terlalu panas akan berakibat
pendengar cenderung sibuk mengipas-ngipas dan akhirnya mereka tidak memperhatikan
presenter. Hal lain yang bias dilakukan adalah menseting posisi duduk audience. Posisi leter
L,U,melingkar dll bisa dipikirkan sebelum diadakannya presentasi.

Secara hemat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah presentasi adalah:

1. Energi dan penuh semangat


2. Kontak mata dengan audiens
3. Berbicara dengan jelas dan cukup keras
4. Menggunakan anekdot dan humor yang sesuai
5. Mengenakan pakaian yang serasi
6. Argumen-argumen terstruktur dengan baik
7. Slide dapat dibaca
8. Selesai tepat waktu dan sediakan waktu untuk Tanya jawab

2. Langkah-langkah Persentase yang Baik

Efektifitas presentasi ditentukan oleh kondisi audiens-nya dan kemampuan serta karakteristik
personal presenter. Audiens yang sudah termotivasi sebelumnya, misalnya, tentu berbeda
dengan audiens yang belum termotivasi, misalnya terpaksa mengikuti pembicaraan tersebut
karena mendapatkan tugas dari instansi (meski demikian tidak bisa dikatakan bahwa setiap
utusan dari instansi kurang memiliki motivasi).

Dalam kondisi demikian malah menjadi tantangan bagi presenter untuk memotivasi pendengar
agar tetap fokus pada pembicaraan. Meskipun tidak ada panduan yang pasti bagi presenter untuk
melaksanakan presentasi, namu ada berbagai hal yang tetap harus diperhatikan oleh presenter
untuk mendapatkan hasil maksimal dalam sebuah presentasi.

Ada beberapa langkah untuk mengetahui bagaimana cara presentasi yang baik dan benar, yaitu :

a. Langkah Persiapan

1. Mengenali audiens

Langkap penting awal adalah pengenalan terhadap audiens. Beberapa pertanyaan yang bisa
diajukan adalah berapa usia mereka, bagaimana tingkat pendidikan mereka, bagaimana (kira-
kira) kemampuan mereka terhadap isi materi yang akan kita sampaikan nanti, bagaimana
karakteristik personal dan kulturasi audiens, dalam konteks materi tersebut apa yang mereka
harap mereka dapatkan, dan apa kebutuhan mereka sebenarnya.

Beberapa catatan yang bisa ditambahkan, audiens yang heterogen cenderung lebih sulit untuk
kita kelola dari pada audiens yang homogen. Pengenalan terhadap audiens ini akan menentukan
bahasa dan materi yang memungkin untuk kita sampaikan.

2. Menentukan topik yang akan kita sampaikan

Setelah audiens berhasil kita kenali, kita beranjak kepada topik-topik materi apa yang
memungkinkan kita sampaikan dalam forum tersebut.

3. Pokok Bahasan

Setelah mengidentifikasi tema, kita mempersiapkan pokok-pokok bahasan dari tema yang telah
kita dapatkan.

4. Alur dan pengaturan presentasi

Pokok bahasan yang akan kita sampaikan kita atur dalam alur yang runtut dan logis. Usahakan
jangan terlalu banyak flash back karena akan membingungkan audiens.

5. Persiapan mental

b. Mengawali Persentasi

Sangat penting bagi presenter untuk memberikan kesan menarik untuk mengawali sebuah
presentasi.

1. Penampilan

Pepatah mengatakan “firs impression lasting forever”. Penampilan fisik adalah kesan pertama
yang didapatkan audiens. Kita tidak harus selalu tampil dalam setelan formal. Situasilah yang
nanti menentukan penampilan kita harus seperti apa. Agak terasa naif apabila kita mengenakan
setelan jas lengkap dalam acara-acara out bond, misalnya.

2. Ice Breaking

Ice breaking ini adalah sarana untuk mencairkan kebekuan forum. Ice breaking dapat berupa
joke-joke atau cerita-cerita lucu, permainan energizer, atau bahkan sekedar perkenalan biasa.

c. Penyampaian

1. Senyum

Usahakan agar wajah kita selalu nampak segar dan dipenuhi dengan senyum.

2. Jelaskan

Berikan penjelasan sesuai dengan kebutuhan dan harapan peserta. Tidak usah berbelit-belit, dan
tidak perlu menjelaskan apa yang kita sendiri tidak tahu.

3. Gunakan alat peraga

Alat peraga akan membantu audiens dalam menangkap materi yang disampaikan. Selain itu,
bagi fasilitator sendiri, alat peraga akan membuat materi yang kita sampaikan menjadi lebih
sistematis.

4. Vokalisasi

· Perhatikan kecepatan berbicara jangan terlalu cepat atau terlalu lambat. Pembicaraan yang
terlalu cepat akan membingungkan audiens. Di sisi yang lain pembicaraan yang terlalu lambat
akan membuat suasana menjadi membosankan. Kecepatan bicara kita seyogyanya sedikit lebih
lambat dari apabila kita bercakap-cakap dalam situasi normal.

· Volume suara disesuaikan dengan kondisi. Semua peserta mampu menangkap dengan jelas,
namun tidak ada yang merasa “diteriaki”.

· Pemenggalan kalimat dilakukan secara tepat agar tidak kesalahan interpretasi atas pembicaraan
kita.

· Intonasi perlu kita jaga agar audiens tidak merasa bosan.

5. Sejauh mungkin berbicara dengan bahasa audiens

Tidak perlu menggunakan kata-kata asing hanya agar tampak keren, namun pendengar tidak
paham dengan apa yang kita sampaikan. Akan sangat baik apabila kadang kita menggunakan
jargon-jargon yang populer di kalangan audiens kita.
6. Buat kontak mata

Kontak mata yang dimaksud adalah kita berani untuk memandang audiens ketika berbicara.
Tidak jarang kita menemukan seseorang yang ketika berbicara didalam sebuah forum
menundukkan kepalanya tanpa melihat lawan bicara atau audience.

d. Memahami Harapan Audiens Dengan Umpan Balik dan Partisipasi

1. Gali (rangsang) keikutsertaan audiens

2. perhatikan bahasa tubuh audiens (metaverbal maupun non verbal)

Lihat apakah mereka antusias, bosan, tidak sabar, tidak percaya dan lain sebagainya.

e. Humor

Seorang Trainer (presenter) adalah sekaligus seorang penyampai informasi dan seorang
entertainer. Lagi pula, sisipan humor-humor akan membuat suasana menjadi lebih segar, dan
membantu mempertahankan stamina audiens untuk tetap memperhatikan apa yang kita
bicarakan. Namun demikian humor juga jangan terlalu berlebihan sehingga menelan materi
yang mestinya kita sampaikan. Akan sangat bermanfaat apabila humor yang kita lontarkan
mempunyai kaitan dengan pokok bahasan kita.

Humor dapat berupa humor-humor yang bersifat situasional, dapat juga berupa joke-joke atau
cerita-cerita yang sudah kita persiapkan sebelumnya.

f. Penggunaan Alat-Alat Peraga

Penggunaan alat peraga akan membantu penyaji:

1. Menyajikan ide dengan lebih jelas

2. Memperlihatkan informasi secara sistematis

3. Menghemat waktu

4. Meningkatkan citra dan kepercayaan diri.

5. Membangun suasana lebih nyaman dan merangsang keterlibatan peserta.

Alat peraga akan membantu audiens:


1. Menyerap ide lebih baik

2. Menata hasil tanggapan

3. Menghindari kesalahpahaman

Berbagai alat bantu yang bisa digunakan:

1. Papan tulis

2. Flip chart

3. Overhead Proyektor

4. Slide proyektor dan film strip

5. Film proyektor

6. Tape recorder

7. Video tape

8. Alat simulasi komputer

9. Booklet dan buku panduan

Persiapan dalam menggunakan alat peraga:

1. Sesuaikan dengan bahan

2. Tepat guna dan sederhana

3. Dapat dilihat oleh semua peserta

4. Membantu presentasi

5. Mudah dioperasikan

6. Mudah dipindah

Menggunakan alat peraga

1. Harus betul-betul terbiasa dengan alat tersebut, pastikan dapat mengoperasikannya.

2. Letakkan pada tempat sedemikian rupa agar dapat dilihat semua orang.

3. Pastikan alat tersebut berfungsi dengan baik

4. Jangan biarkan alat bantu tersebut mendominasi atau mengganggu presentasi.


5. Bila memungkinkan, pergunakan alat bantu secara bervariasi.

6. Sajikan dan gunakan pada momen yang tepat

7. Sisihkan/matikan alat bantu tersebut bila tidak sedang digunakan

8. Berbicara menghadapi peserta, bukan membelakangi

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tekhnik komunikasi dan presentasi yang efektif memaparkan tentang pentingnya komunikasi
ditengah-tengah kehidupan sehari-hari. Bahwa komunikasi adalah sebuah proses penyampaian
pesan dari seseorang ke orang lain. Dalam melakukan Presentase ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, misalnya persiapan, penguasaan materi dan penggunaan alat peraga. Etika dan
etika kepemimpinan aparatur, menjelaskan tentang nilai-nilai keutamaan pemerintahan, perilaku
etis dantidak etis dan menjelaskan karakter serta nilai etik kepemimpinan.

Tujuan dari persentase adalah membuat para audience mengerti dan memahami serta tertarik dari
isi persentasi yang ditawarkan.

Anda mungkin juga menyukai