Anda di halaman 1dari 33

KAPITA SELEKTA PERKEBUNAN DAN AGROFORESTRY

KOMODITI UNGGULAN PERKEBUNAN DAN AGROFORESTRY KOPI

“RINGKASAN BUKU RAHASIA SUKSES BUDIDAYA KOPI”

A. Mengenal Kopi

Menurut FAQ, kopi merupakan produk budidaya perkebunan yang paling banyak di
perdagangkan didunia. Salah satu negara yang menjadi produsen dan eksportir kopi utama di
dunia adalah Indonesia. Sampai tahun 2017, negara kita adalah produsen kopi terbesar ketiga di
dunia, setelah brazil dan Vietnam. Selain itu, bagi Indonesia, kopi juga menjadi penyumbang
devisa sektor perkebunan terbesar kedua setelah kelapa sawit.

Ada jutaan petani diseluruh dunia yang menggantungkan hidupnya dari budidaya kopi.
Ada jutaan lagi pekerja yang hidupnya berhubungan dengan kopi, misalnya pedagang kopi,
pengusaha dan pegawai pabrik pengolahan kopi, serta pengusaha dan pelayan coffe shop.
Dengan demikian, jelaslah pengaruh kopi dan produk kopi bagi perekonomian dunia.

1. Sejarah Kopi
Sebelum abad ke-15, di Afrika ada sebuah kerajaan bernama Abyssinia. Kerajaan ini
awalnya tidak terlalu dikenal, sampai di temukannya tanaman kopi di daerah itu. Tidak jelas,
siapa yang memulai mengolah biji kopi sampai siap diseduh, tetapi popularitasnya dengan cepat
berkembang ke Jazirah Arab. Salah satu daerah yang kaya akan tanaman kopi adalah Provinsi
Kaffa. Ada yang menyatakan bahwa kata-kata coffee (Inggris), Café (Prancis), Kaffe (Jerman),
Kopi (Indonesia), Kahve (Turki), Koffie (Belanda), Caffe (Italia), Kehi (Jepang).
Setelah popular di Jazirah Arab, para Pedagang Arab lalu memperkenalkan kopi ke orang
Eropa. Ternyata, orang Eropa banyak yang menyukai kopi. Setelah itu, kopi berkembang menjadi
salah satu komoditas perdagangan orang-orang Timur Tengah dan Eropa. Kopi yang dijual ke
Eropa ini sudah diolah sedemikian rupa sehingga tidak dapat ditanam. Penjualan benih dan biji
kopi mentah saat itu dilarang oleh penguasa Jazirah Arab. Pada akhirnya, biji kopi mentah dapat
diseludupkan juga ke Eropa. Ternyata iklim Eropa tidak cocok untuk menanam kopi.
Tidak putus asa, orang-orang Eropa lalu mencoba menanam kopi di daerah -daerah
jajahan mereka yang beriklim tropis. Salah satunya adalah VOC yang membawa bibit kopi dari
Malabar untuk ditanam di Batavia. Hasil panen pertama kopi Batavia ini dikirim ke Belanda
untuk diteliti mutunya. Para ahli botani Belanda menyimpulkan bahwa mutu kopi yang ditanam di
Batavia ini lebih baik daripada kebanyakan kopi lain yang beredar di Eropa.
Permintaan akan kopi di daerah jajahan VOC ini lalu berkembang dengan cepat. VOC
lalu mengembangkan perkebunan kopi di berbagai wilayah di Pulau Jawa untuk mengimbangi
permintaan kopi ini. Berbagai tempat di pulau Sumatra, Bali, dan Sulawesi juga ditanami kopi.
Penggemar kopi menyebut kopi dengan istilah Java (Jawa) sampai sekarang, kata Java ini masih
dapat diasosiasikan dengan kopi. Perkebunan kopi besar-besaran yang pertama di Indonesia ada
di Semarang dan Kedu. Disusul kemudian pembukaan area perkebunan di Kediri dan Malang.
Saat itu, kopi yang ditanam semuanya berjenis Arabika.
Pada akhir abad ke-19, tanaman kopi di Pulau Jawa mengalami serangan penyakit karat
daun. Penyakit ini dengan cepat mewabah ke seluruh perkebuan kopi di pulau Jawa. Banyak
tanaman kopi yang mati dan perkebunan kopi yang tutup akibat penyakit ini. Sebagai pengganti
tanaman kopi yang musnah, diperkenalkan kopi jenis Robusta. Spesies kopi ini lebih tahan
terhadap serangan penyakit tarap daun. Selain itu, syarat hidup dan perawatannya lebih sederhana
dari pada kopi Arabika. Kopi Robusta kini menggantikan peran kopi Arabika sebagai raja kopi
Indonesia.

2. Syarat Tumbuh
Tiga negara penghasil kopi terbesar di dunia Brazil, Vietnam, dan Indonesia. Secara
geografis, ketiganya mempunyai kesamaan, yaitu berada di sekitar katulistiwa. Ini membuktikan
bahwa daerah tropis semacam inilah yang paling cocok untuk pertumbuhan tanaman kopi. Curah
hujan yang ideal untuk pertumbuhan tanaman kopi adalah 1.250-2.500 mm/Tahun. Meski
demikian, daerah tropis selalu memiliki dua musim, yaitu penghujan dan kemarau.
Tanaman kopi tidak cocok ditanam di daerah yang musim kemaraunya terlalu lama.
Idealnya, musim kering pada perkebunan kopi paling lama 3 bulan. Itupun harus diselingi hujan
ringan selama beberapa hari. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman kopi bergantung pada
jenisnya. Kopi Arabika membuthkan suhu ideal 15-25oC, Robusta 21-24oC, dan Liberika 21-30oC.
Suhu udara seperti itu banyak terdapat di daerah tropis.
Kondisi lain yang berkaitan dengan iklim adalah ketinggian lahan. Kopi Arabika
umumnya ditanam di dataran tinggi atau di atas 700m dpl. Jika memungkinkan, ditanam di daerah
dengan ketinggian 1.000-2.000m dpl. Kopi Robusta dapat ditanam di daerah yang lebih rendah,
yaitu 100-600mdpl. Kopi Liberika lebih fleksibel, dapat ditanam didatran rendah sampai dataran
tinggi. Daerah yang kemiringannya diatas 30o tidak cocok untuk ditanami kopi.

Tabel 2.1 Persyaratan Sifat Kimia Tanah untuk Tanaman Kopi

No
Sifat Kimia Tanah Arabika Robusta Liberika
.
Kadar bahan organik / kadar C >3,5 % >3,5 % >3,5 %
1.
>2 % >2 % >2 %
2. Nisba C / N 10 – 12 10 – 12 10 – 12
Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) >15 me/ 100g >15 me/ >15 me/ 100g
3.
tanah 100g tanah tanah
4. Kejenuhan basa >35 % >35 % >35 %
5. Ph tanah 5,5 – 6,5 5,5 – 6,5 5,5 – 6,5
Kadar unsur hara N, P, K, Ca, dan Mg Cukup sampai Cukup Cukup sampai
6.
tinggi sampai tinggi tinggi

3. Klasifikasi dan Morfologi


Kopi yang dibudidayakan di Indonesia ada 3 jenis yaitu Arabika, Robusta, dan Lebirika.
Spesies tanaman kopi di dunia jumlahnya mencapai ratusan.
a. Klasifikasi
Nama ilmiah untuk tanaman kopi adalah Coffea sp. adapun taksonomi lengkapnya adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plantea
Sub- Kingdom : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Sympetalea atau Metachlamydae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Sub-Genus : Eucoffea
Species : Coffea arabica L. (kopi arabika),
Coffea canephora (kopi robusta),
Coffea liberica (kopi liberika),
Dan lain-lain.
b. Morfologi Tanaman Kopi

Tanaman kopi dapat tumbuh sampai ketinggian 15 m di alam air. Tanaman kopi Arabika
mempunyai batang berkayu dan tegak. Cabangnya selalu berpasangan dan cendrung merunduk.
Tanaman kopi Robusta menyerupai tanaman semak. Batang utama krcil dengan jumlah lebih dari
satu. Cabang dan rantingnya yang lebat tumbuh di sekeliling batang.

Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah roboh. Tanaman
kopi yang bibitnya berasal dari bibit setek, cangkokan, atau bibit okulasi yang batang bawahnya
merupakan bibit setek, tidak memiliki akar tunggang. Daun kopi bentuknya lonjong dengan
ujung meruncing seperti mata tombak. Bunga kopi baru tumbuh setelah tanaman kopi berumur 3
atau 4 tahun. Buah kopi akan terbentuk beberapa hari setelah tangkai bunga terlihat makin
merunduk. Buah ini berupa bulatan kecil-kecil yang bergerombol. Buah kopi membutuhkan
waktu relatif lama agar siap panen.

Kopi bukanlah jenis tanaman yang berbuah berdasarkan musim. Tanaman ini dapat berbuah
sepanjang tahun. Tidak heran jika pada sebatang pohon kopi dapat ditemukan bunga yang masih
kuncup sampai buah yang siap petik.

4. Kafein

Tanaman kopi mengandung kafein yang dalam kadar tertentu dapat menghilangkan rasa
kantuk. Efek inilah salah satu penyebab orang menyukai kopi sebagai minuman. Kandungan
kafein pada kopi bermacam-macam, tergantung pada jenis kopi, umur buah kopi, proses
pengolahan biji kopi, cara penyajian, dan sebagainya. Umumnya, setiap cangkir kopi
mengandung 80-125 miligram kafein.

Tanaman lain yang mengandung kafein antara lain kakao dan teh. Meskipun demikian,
kandungan kafein pada kopi lebih banyak daripada kedua tanaman tersebut. Adanya polemik
mengenai efek negatif kafein terhadap Kesehatan, mendorong usaha kopi memproduksi kopi
dengan kadar kafein yang rendah.

B. Jenis-jenis Kopi Unggul


1. Kopi Arabika

Kopi Arabika adalah jenis kopi yang pertama dikenal di dunia. Kopi ini berasal dari
wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Ethiopia. Pada masa itu, Pulau Jawa menjadi
penghasil kopi terbesar di dunia. Ditambah lagi dengan pembukaan perkebunan baru di berbagai
pulau di Indonesia. Kopi Arabika yang tumbh di alam liar dapat tumbuh sampai 12 m tingginya.
Meskipun demikian, kopi Arabika yang dibudidayakan di perkebunan kopi, tinggi maksimalnya
hanya sekitar 3 m.

Bunganya berbentuk seperti bintang, berwarna putih, dan berbau harum. Rangkaian
Bunga ini kemudian berubah menjadi buah berwarna hijau yang panjangnya 8-12,5 mm. Musuh
utama tanaman ini adalah penyakit karat daun serta jamur Colletotrichum coffeanum dan Phoma
spp. Saat ini dikembangkan varietas kopi Arabika yang tahan terhadap penyakit-penyakit
tersebut.

2. Kopi Robusta

Kopi Robusta atau Coffe canephora dikenal sebagai kopi yang tahan (robust) terhadap
berbagai penyakit dan kondisi lingkungan yang tidak bersahabat. Meskipun demikian,
kualitasnya lebih rendah dari pada Arabika. Tinggi rata-rata tanaman ini adalah 10m, tetapi
biasanya dipangkas sesuai kemampuan petani dalam memanen kopinya. Daun dan bunganya
lebih besar dan lebar daripada kopi Arabika. Tanaman ini juga tidak mengenal musim dalam
berbunga atau berbuah.

Buah kopi Robusta cendrung berbentuk elips, dengan Panjang rata-rata 12mm. Buah ini
baru siap dipetik setelah berumur 10-11 bulan. Di dalam bauh, terdapat biji yang ukurannya
sekitar 20-40% ukuran buahnya. Saat ini, negara penghasil kopi Robusta terbesar adalah
Vietnam, Brazil, dan Indonesia. Kopi jenis ini disukai karena tidak butuh perawatan yang intens,
tahan penyakit, dan dapat dipanen dalam waktu singkat.

3. Kopi Liberika
Kopi jenis ini berasal dari negara Liberia dan negara-negara di Afrika barat lainnya
seperti Uganda dan Angola. Tanaman kopi Liberika lebih besar dan tinggi dari pada kopi
Arabika dan kopi Robusta. Buah yang dihasilkannya juga lebih besar. Tanaman ini dapat tumbuh
di dataran yang lebih rendah dengan suhu diatas 20o C dan kelembapan tinggi.

Rasa kopinya, pahit, seperti kopi Robusta, sehingga peminatnya juga lebih sedikit. Panen
dapat dilakukan sepanjang tahun, karena pertumbuhan bunga dan buahnya tidak bersamaan. Biji
kopi Liberika lebih besar dibandingkan biji kopi jenis lainnya. Panjangnya rata-rata lebih dari
2cm. Biji ini juga dapat dikenali dari bentuknya yang tidak simetris.

4. Varietas Kopi Unggul

Pemerintah, melalui Kementrian Pertanian berusaha mengembalikan kejayaan kopi


Indonesia. Di antaranya dengan melakukan eksperimen untuk menghasilkan tanaman kopi
unggul yang sesuai dengan kondisi alam di Indonesia. Berikut ini beberapa varietas kopi unggul
tersebut.

1) Kopi Robusta Klon SA 203


Tanaman ini mempunyai tajuk yang besar, lebar, dan kokoh. Cabang primer produktifnya
panjang dan cabang sekundernya lentur ke bawah. Hasil panennya dapat mencapai 3,3
ton/ha. Tanaman ini dapat beradaptasi di semua ketinggian dan tahan kekeringan.
2) Kopi Robusta Klon BP 936
Varietas ini termasuk yang lebih cepat berbunga, Buah yang dihasilkan berukuran sedang
sampai besar. Bobot bijinya rata-rata 0,34 gram dengan rendaman 20,3%. Tanaman ini
memiliki tanjuk yang rimbun, Klon BP 936 ini sangat cocok dibudidayakan di daerah
yang basah.
3) Kopi Robusta Klon BP 534
Tanaman kopi ini cendrung kerdil, sehingga hampir tidak membutuhkan pemangkasan.
Pembudidaya hanya perlu merapikan cabang yang kering saja. Tanaman klon ini mampu
beradaptasi dengan berbagai jenis iklim dan ketinggian lahan.
4) Kopi Robusta Klon BP 436
Sekilas, varietas terlihat seperti tanaman kopi yang kurang mendapat pupuk, sehingga
pertumbuhannya lambat serta tajuk dan daunnya berwarna hijau kekuningan.
Pertumbuhan bunga tanaman ini bergantung pada iklim dan ketinggian lahan. Agar
hasilnya optimal, varietas ini sebaiknya ditanam dilahan beriklim basah.
5) Kopi Robusta Klon BP 920
Tanaman ini ukurannya termasuk sedang dengan tajuk melebar. Varietas kopi robust ini
hanya dapat ditanam di daerah yang beriklim basah. Sistem perakarannya yang dangkal
membuat tanaman ini tidak tahan kekeringan.
6) Kopi Robusta Klon BP 308
Varietas tanaman kopi ini merupakan salah satu yang paling tahan terhadap nematoda
parasit. Selain itu, tanaman ini juga dapat hidup di daerah beriklim kering. Meskipun
berukuran sedang, tajuknya kokoh dan cabang-cabangnya padat.
7) Kopi Robusta Klon BP 939
Varietas ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tanaman kopi di daerah yang
beriklim kering. Oleh karenanya, tanaman ini dapat beproduksi optimal justru di tempat
yang kering.
8) Kopi Sigarar Utang
Varietas kopi ini disebut demikian, karena dapat berbuah dengan cepat serta kualitas dan
kuantitas panennya dapat diandalkan. Para ahli menyatakan bahwa kopi ini berasal dari
persilangan alami antara varietas Tipical BLP dengan Catimor.

C. Perbanyakan Tanaman Kopi

Peremajaan tanaman juga perlu dilakukan untuk menggantikan tanaman kopi yang sudah
berkurang produksinya. Perbanyakan tanaman kopi dapat dilakukan secara generatif dan
vegetatif. Perbanyakan generatif biasanya menggunakan biji, sedangkan perbanyakan vegetatif
dengan cara okulasi dan setek.

1. Pembibitan Generatif

Langkah pertama dalam pembibitan kopi generatif adalah dengan melakukan seleksi biji.
Di Indonesia, bibit yang baik adalah yang dihasilkan oleh produsen benih kopi yang telah
memiliki sertifikat mutu benih. Pengujian biji kopi yang dapat digunakan sebagai benih meliputi
uji genetis, fisiologis, dan fisik.

Tabel 2.2 Standar Mutu Benih Kopi dalam Bentuk Biji


No Kreteria Standar
1 Varietas / klon Bina/ anjuran
2 Asal biji Dari kebun induk yang telah ditetapkan oleh instansi
yang berwenang
3 Pengendalian hama/ penyakit Harus dilakukan dengan jenis dan dosis yang
disesuaikan dengan OPT
Prosedur Pemeriksaan
1 Mutu genetis :
Asal bahan tanam Kebun sumber benih bersetifikat atau ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang (SKKI / KE)
Kemurnian fisik Varietas atau klon anjuran dengan kemurnian 100%
2 Mutu fisiologis :
Daya kecambah Minimal 80%
3 Mutu fisik :
Kadar air 30 – 40%
Kemurnian fisik 98%
Kesehatan Bebas OPT
4 Perlakuan Benih direndam dalam larutan fungisida sebanyak 0,5
-1% selama 5-10 menit
5 Lama penyimpanan Maksimal 40 hari setelah panen

Biji kopi yang sudah berada di tangan, harus segera di kecambahkan. Proses ini
dilakukan pada bedengan persemaian. Bedengan ini ditinggalkan dengan campuran tanah yang
subur dan pasir halus yang ditaburkan setinggi 20-30cm. Supaya tidak tererosi, sisi-sisinya
dipagari dengan pagar bambu atau bata merah. Yang dianjurkan adalah 80-120cm dan
panjangnya disesuaikan dengan benih yang akan diproduksi.Tanah untuk bedengan ini harus
bersih dari akar dan ranting sisa tanaman, bebatuan, serta rumput.

Tahap selanjutnya adalah tumbuhnya sepasang daun pada kecambah tersebut. Pada kopi
Robusta pertumbuhan ini terjadi 4-5 minggu setelah tahap serdadu. Pada kopi Arabika,
penampakan sepasang daun terjadi 20-40 hari setelah tahap serdadu. Kepadatan dan tingkat
kebasahan tanah yang dijadikan media tanam harus diperhatikan. Kegemburan tanah harus tepat.

Penyiraman disesuaikan dengan kondisi cuaca dan kelembapan udara. Hama pengganggu
seperti belalang dan ulat, harus segera disingkirkan. Jika perlu menggunakan pestisida.
Pertumbuhan bibit kopi dapat dilihat dari batangnya yang bertambah tinggi dan bertambah besar.
Saat berumur 10 -12 bulan, benih kopi sudah siap ditanam di perkebunan.
2. Pembibitan Vegetatif

Pembibitan vegetatif yang biasa dilakukan pada tanaman kopi di Indonesia adalah dengan
cara Okulasi dan setek. Kedua cara ini disukai karena menjamin kemurnian varietas dan tanaman
lebih cepat berbuah.

Okulasi bertujuan untuk menjaga kemurnian varietas tanaman dan menggabungkan sifat-
sifat tanaman yang baik. Misalnya varietas A buahnya lebat tetapi tidak tahan temperatur yang
tinggi,sedangkan varietas B buahnya tidak lebat,tetapi tahan udara panas. Kedua tanaman ini
dijadikan indukan dan diokulasi untuk menghasilkan tanaman berbuah lebat yang tahan udara
panas.Penyambungan dapat dilakukan pada fase serdadu dan fase benih.

Setek perbanyakan tanaman kopi dengan cara setek cukup disukai karena tanaman lebih cepat
siap tanam dan berbuah akarnya kuat dan mutu tanaman sama dengan tanaman induknya.

3. Standar Pembibitan

Proses pembibitan ini dapat dikatakan berhasil jika memenuhi standar pembibitan yang
ditetapkan pemerintah. Adapun standar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3 Standar Benih Kopi Semaian dalam Polybag

No Kriteria Standar
1 Varietas/Klon yang Benih bina/unggul
digunakan
2 Umur Tanaman Minimal 5 bulan
3 Tinggi Tanaman 25-30cm
4 Jumlah Daun Minimal 5 pasang
5 Warna Daun Hijau Segar
6 Diameter Tunas Baru >8mm
7 Kesehatan Bebas OPT
8 Ukuran Polybag 14x22cm atau 15x21cm

Tabel 2.4 Standar Benih Kopi Sambung Pucuk atau Okulasi dalam Polybag

No Kriteria Standar
1 Varietas/Klon yang Benih bina/unggul
digunakan
2 Umur Tanaman Minimal 5 bulan
3 Tinggi Tanaman 30 - 35cm
4 Jumlah Daun Minimal 5 pasang
5 Warna Daun Hijau Segar
6 Diameter Tunas Baru >8mm
7 Kesehatan Bebas OPT
8 Ukuran Polybag 14x22cm atau 15x21cm

Tabel 2.5 Standar Benih Kopi Setek dalma Polybag

No Kriteria Standar
1 Varietas/Klon yang Benih bina/unggul
digunakan
2 Umur Tanaman Minimal 5 bulan
3 Tinggi Tanaman 20-25cm
4 Jumlah Daun Minimal 5 pasang
5 Warna Daun Hijau Segar
6 Diameter Tunas Baru >8mm
7 Kesehatan Bebas OPT
8 Ukuran Polybag 14x22cm atau 15x21cm

D. Menyiapkan Lahan

Sebagaian besar tanaman, termasuk kopi, memperoleh nutrisinya dari tanah tempat dia
tumbuh. Akar tanaman menyerap air dan zat hara dalam tanah untuk diproses menjadi zat yang
berguna untuk kelangsungan hidup tanaman tersebut. Tanaman yang kekurangan zat hara akan
terhambat pertumbuhan nya, sulit berbunga dan berbuah, bahkan bisa mati.

1. Unsur Hara Tanah

Unsur hara yang dibutuhkan tanaman kopi untuk tumbuh antara lain nitrogen, fosfor,
potasium, kalsium, magnesium, sulfur, boron, klorida, nikel, dan seng. Unsur hara dalam tanah
dapat diperoleh dari bahan organikyang terurai ditanah selain itu bahan organik juga dapat
menahan erosi tanah dan mengurangi perubahan pH tanah. Tanaman kopi juga membutuhkan pH
tanah yang sesuai. Skala pH yang berlaku adalah 0-14. pH yang cocok untuk tanaman kopi
adalah yang cenderung basa dan biasanya kopi dapat menoleransi pH 4-5

2. Menyiapkan Lahan
Sebelum kopi ditanam, petani kopi harus memastikan bahwa kondisi tanahnya sudah
ideal untuk ditanami kopi. Syarat tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Berada di ketinggian dan iklim yang ideal untuk varietas kopi yang ditanam

2. Permukaan tanah cukup gembur, seridaknya sampai kedalaman sekitar 30cm.

3. Air tidak menggenang di sekitaran tanaman kopi.

4. Bahan organik yang terkandung dalam tanah minimal 2,5%

Menyiapkan lahan juga berarti menyiapkan pepohonan yang dapat dijadikan penaung
tanaman kopi. Tanaman yang cocok dijadikan tanaman penaung adalah tanaman yang kanopinya
lebar, tumbuh menjulang tinggi, dan perakarannya dalam guna untuk melindungi tanaman kopi
dari terik matahari dan air hujan yang dapat mwngikis tanah. Tanaman yang banyak digunakan
untuk melindungi tanaman kopi antara lain lamtoro, dadap, dan sengon, tanaman ini juga
dimanfaatkan secara tidak langsung seperti guguran daunnya dapat digunakan menjadi sumber
bahan pupuk organik.

Penyiapan lahan dapat dilakukan secara mekanis maupun manual, penyiapan lahan
cmsecara mekanis umumnya dilakukan pada lahan yang masih memiliki pohon pohon besar dan
liar sedangkan penyiapan lahan secara manual dilakukan pada lahan yang terdiri atas alang-alang
dan tidak banyak pohon besar.

Waktu penyiapan lahan yang baik adalah pada musim pancaroba, yaitu peralihan dari
musim kemarau ke musim hujan. Karna pada saat ini lahan yang dibersihkan sedang kering,
tidak ada genangan air, dan mudah dipijak. Lahan yang sudah dibersihkan juga tidak boleh
dibiarkan kosong terlalu lama, pengosongan lahan yang terlalu lama akan membuat tanah
kehilangan kesuburannya.

E. Penanaman dan Perawatan Kopi

Butuh waktu yang panjang dari penanaman sampai panen perdana tanaman kopi. Pada
varietas unggul dapat mencapai 2-3 tahun. Pada varietas lainnya dapat lebih lama lagi. Proses
dari munculnya bunga sampai buah kopi siap petik juga butuh waktu berbulan-bulan.

1. Prapenanaman
Kopi yang ditanam sebaiknya kopi varietas unggul secara fisik, benih ini harus memiliki
akar yang kuat, batangnya tumbuh dengan normal, dan sudah memiliki minimal 5 pasang daun.
Tanaman ini juga harus bebas dari hama dan penyakit.

Titik-titik yang akan dijadikan lokasi penanaman kopi ditandai dengan patok dari kayu
atau bambu. Setelah itu setiap dua lubang tanaman kopi diberi satu tanaman penaung. Waktu
penanaman disesuaikan dengan jenis, ukuran, dan kecepatan tumbuh tanaman penaung itu
sendiri. Enam bulan sebelum penanaman dibuat lubang 30-50 cm. Setelah itu selang tiga bulan
lubang diisi tanah bagian atas yang sudah dicampur dengan pupuk organik. Jumlah benih kopi
yang perlu disiapkan adalah sejumlah lubang yang ada.

2. Menanam Benih Kopi

Waktu yang tepat untuk menanam kopi adalah di awal musim penghujan. Dan tanaman
penaung sudah cukup besar dan bisa melindungi tanaman kopi dari terik matahari. Adappun
langkah langkah untuk menanam kopi antara lain:

1. Penanaman dimulai saat pagi atau sore hari saat matahari tidak terlalu terik.

2. Lubang yang ada digali kembali dengan kedalaman 30-50cm.

3. Polybag berisi bibit kopi diambil dan didapatkan tanahnya.

4. Setelah itu, buat sayatan memanjang dari atas kebawah pada salah satu sisi polybag.

5. Pemotongan dan penyayatan ini dilakukan dengan hati hati agar tanah dalam polybag
tidak berantakan

6. Plastik polybag ditarik keluar, kemudian timbun lubang dengan tanah.

7. Sekitaran tanaman diberi jerami atau dedaunan kering untuk memelihara kelembapan
tanah.

3. Pascapenanaman Kopi

Perawatan tanaman kopi dilakukan Lengan memeriksa kondisi tanah, kondisi tanaman p
sendiri, dan efek tanaman penaung pada tanaman kopi. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara
berkala, setidaknya tiga hari sekali. Jika hujan tidak turun selama beberapa hari, pemeriksaan
dapat dilakukan lebih intensif lagi.

a. Perawatan Tanah dan Pemupukan

Pemeriksaan tanah bertujuan untuk mengetahui kelembapan tanah dan keberadaan gulma
pengganggu tanaman. Setelah hujan lebat, biasanya tanah menjadi lebih lembap. Oleh karena itu,
daerah di sekitar tanaman kopi perlu digemburkan untuk membantu penguapan tanah.
Penggemburan tanah ini perlu dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan akar.
Penggemburan juga tidak boleh dilakukan secara berlebihan, karena dapat membuat batang kopi
mudah miring tertiup angin, bahkan tercabut dari tanah. Jika beberapa hari tidak hujan dan
tanahnya terlihat kering, perlu segera dilakukan penyiraman. Pemberian naungan tambahan
untuk mengurangi penguapan juga dapat diberikan. Kopi adalah tanaman yang tidak tahan
kekeringan, karenanya tidak boleh terlalu lama dibiarkan kering.

Kebutuhan pupuk tanaman kopi dapat berbedabeda, bergantung pada lokasi penanaman,
umur tanaman, dan varietasnya. Umumnya, setiap tanaman kopi membutuhkan pupuk kompos
sebanyak 10 -20 kg/tahun yang diberikan dalam dua sesi. Pemberian pertama dilakukan saat
awal musim penghujan dan pemberian kedua saat akhir musim penghujan atau sebaliknya. Jika
curah hujan lebih banyak dan lebih lebat daripada biasanya, pemberian pupuk organik dapat
dilakukan lebih sering.

b. Perawatan Tanaman Kopi

Pemeriksaan tanaman kopi yang baru ditanam perlu dilakukan secara berkala. Pada bulan-
bulan awal penanaman, pemeriksaan dapat dilakukan 2 — 3 kali dalam seminggu. Tujuannya
adalah agar dapat segera mengidentifikasi dan membuat solusi jika ada masalah pada tanaman
kopi. Setelah beberapa bulan, intensitas pemeriksaan dapat dibuat lebih longgar.

Pemeriksaan dapat meliputi pertumbuhan tanaman, keberadaan hama dan penyakit, serta
pemangkasan. Tanaman kopi yang pertumbuhannya kurang baik, sebaiknya segera diganti
dengan tanaman cadangan. Jika tidak diganti, pertumbuhan tanaman ini akan tetap lambat dan
hasil produksinya rendah, sehingga merugikan petani. Ciri tanaman yang pertumbuhannya
kurang baik, antara lain lebih pendek dari tanaman yang lain, pertumbuhan daunnya kurang, dan
batang utamanya terlihat kurus.
Tanaman kopi dapat tumbuh sampai belasan meter jika dibiarkan. Tanaman yang terlalu
tinggi akan merepotkan perawatan dan penanganan panennya. Selain itu, pertumbuhan cabang
produksinya kurang, sehingga hasil panennya tidak optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemangkasan tanaman ini secara berkala.

Pemangkasan tanaman kopi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pemangkasan bentuk, produksi,
dan peremajaan, Pemangkasan bentuk berguna untuk membatasi ketinggian pohon kopi dan
menjaga agar pertumbuhan kanopinya seimbang. Pemangkasan produksi dilakukan dengan
memotong cabang-cabang yang sudah tidak produktif agar dapat digantikan dengan cabang baru
yang lebih produktif. Pemangkasan untuk peremajaan, mirip dengan pemangkasan untuk
produksi. Pemangkasan ini bertujuan untuk memperoleh batang muda yang akan menjadi tempat
tumbuh batang lateral yang baru.

c. Pemeriksaan Tanaman Penaung

Fungsi tanaman penaung adalah untuk melindung tanaman kopi dari angin, sinar matahari,
dan hujan, menjaga kelembapan tanah, serta menahan erosi, Tanaman penaung yang banyak
digunakan adalah tanaman lamtoro dan sengon. Tanaman ini disukai karena dapat tumbuh
dengan cepat. kanopinya lebar dan tidak terlalu rapat, serta percabangannya sedikit.

Meskipun fungsinya untuk melindungi tanaman kopi dari sinar matahari, kanopi tanaman
penaung yang terlalu rapat akan mengakibatkan proses fotosintesis tanaman kopi terganggu dan
produksinya berkurang. Oleh karena itu, diperlukan pemangkasan agar tanaman kopi tetap
mendapatkan sinar matahari sesuai kebutuhannya.

Tanaman pelindung yang terlalu rimbun juga membuat kelembapan udara terlalu tinggi. Hal
ini membuat tanaman kopi mengandung terlalu banyak air yang tidak baik bagi pertumbuhan
cabang dan rantingnya serta produksi buahnya.

Pemangkasan tanaman penaung berguna untuk mengoptimalkan fungsi tanaman ini dalam
melindungi tanaman kopi dari angin dan sinar matahari sekaligus tidak mengganggu
produktivitasnya. Salah satunya adalah memangkas cabang dan ranting tanaman penaung
tersebut. Ukuran tinggi cabang tanaman penaung yang paling rendah kira-kira 1 - 2 m lebih
tinggi daripada tanaman kopi. Jika ada ranting atau daun yang muncul di bawahnya, harus segera
dipangkas. Pemangkasan ini sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau bersamaan
dengan awal perbungaan tanaman kopi.

F. Panen dan Pascapanen


1. Pemetikan Buah Kopi

Buah kopi tidak tumbuh secara serentak, sehingga pemetikannya tidak dapat dilakukan
sekaligus, Perkembangan buah kopi dapat dibedakan berdasarkan warnanya. Buah kopi yang
masih mentah berwarna hijau. Buah ini masih keras dan tidak berlendir. Biji kopi yang masih
mentah berwarna putih pucat dan keriput. Biji kopi yang masih muda ini tidak disukai
konsumen. Tahap selanjutnya, buah kopi berwarna hijau kekuningan sampai kuning. Warna ini
menunjukkan bahwa buah kopi dalam keadaan setengah masak. Jika dikupas, bijinya terlihat
berwarna abu-abu. Aroma dan rasanya juga belum memenuhi syarat biji kopi yang baik. Buah
kopi dengan warna merah segar adalah yang terbaik untuk dipetik. Buah ini rasanya manis,
karena mengandung gula. Lendirnya juga banyak, sehingga mudah dikupas. Aroma dan citarasa
bijinya juga sudah Optimal.

a. Jenis Panen

Panen kopi dapat dibedakan menjadi berbagai jenis, bergantung pada tujuan panen tersebut.

a. Pemetikan selektif dilakukan jika tidak ada masalah pada tanaman dan kebun kopi.

b. Pemetikan setengah selektif dilakukan dengan memetik semua buah dalam dompolan
yang sama. Dompolan yang dipetik adalah yang sebagian buahnya sudah berwarna
merah.

c. Pemetikan racutan atau rampasan. Pemetikan ini dilakukan pada semua buah kopi yang
ada dalam satu pohon atau kebun.

d. Lelesan adalah memunguti buah kopi yang gugur karena terlambat dipanen. Buah ini
biasanya sudah berwarna hitam dan mutunya sudah Menurun Meskipun demikian,
dengan penanganan yang tepai masih memiliki nilai jual.

b. Peralatan dan Perlengkapan Panen


Panen kopi dapat dilakukan dengan peralatan dan perlengkapan yang sederhana. Peralatan
dan perlengkapan ini dapat berbeda, bergantung pada kondisi tanaman dan keadaan alam saat
panen.

a. Tangga. Tangga yang disarankan adalah tangga lipat yang ketinggiaannya dapat
disesuaikan dengan ketinggian tanaman kopi. Pada umumnya, ketinggian tanaman kopi
dibatasi dengan cara dipangkas pada ketinggian tertentu agar memudahkan pemanenan,
Pada tanaman kopi yang pendek seperti ini, penggunaan tangga tidak diperlukan.

b. Keranjang atau tas kecil. Gunanya untuk penyimpanan sementara buah kopi yang sudah
dipetik. Keranjang atau tas kecil ini biasanya diikat di tubuh pemanen kopi.

c. Karung. Jika keranjang atau tas kecil sudah penuh terisi buah kopi, biasanya dipindahkan
ke dalam karung yang sudah disediakan. Setelah penuh, karung dibawa ke gudang
penyimpanan atau ke tempat penanganan pascapanen.

d. Kendaraan pengangkut. Jika jarak kebun dengan tempat penanganan pascapanen jauh,
pemilik kebun kopi biasanya memindahkan karung-karung berisi buah kopi dengan
kendaraan bermotor.

c. Cara Memetik Kopi

Cara panen yang baik akan mempengaruhi kualitas, dan kuantitas produksi kopi selanjutnya.
Cara panen yang salah akan membuat bunga dan buah kopi tidak tumbuh lagi di batang atau
ranting yang dipanen dengan cara yang salah. Berikut ini cara panen kopi yang benar.

a. Panen kopi yang dianjurkan adalah dengan cara manual atau dipetik dengan tangan. Cara
ini membuat pemanen dapat memilih buah kopi yang diinginkan untuk dipetik. Jika ingin
memilih buah yang benar-benar masak, pemanen dapat memilih yang berwarna merah
saja

b. Setelah itu, jari yang memegang buah disentakkan ke arah depan atau atas.

c. Jangan memanen kopi dengan cara menggoyang-goyangkan pohon sampai buah kopi
berjatuhan. Cara ini akan membuat buah kopi yang masih hijau ikut jatuh.
d. Pemetikan dengan menggenggam lalu menarik dompolan buah kopi juga tidak
dianjurkan. Cara ini dapat merusak buah kopi sekaligus batang tanamannya.

2. Pascapanen Kopi

Buah kopi yang sudah dimasukkan ke dalam karung, tidak boleh disimpan lebih dari 12
jam. Penyimpanan yang terlalu lama dapat menyebabkan fermentasi, sehingga biji kopi berbau
tidak enak. Buah kopi ini harus segera masuk ke dalam proses pascapanen. Adapun proses
pascapanen ini dibagi menjadi proses kering dan proses basah. Kedua proses ini dilakukan
setelah penyortiran buah kopi.

a) Penyortiran Buah

Penyortiran buah dilakukan untuk memisahkan buah yang baik dengan yang tidak baik.
Penyortiran Ini dapat dilakukan dengan memisahkan buah kopi berdasarkan warnanya. Buah
yang tidak berwarna merah (hijau, kuning. dan hitam) dipisahkan dari yang berwarna merah. Jika
tidak dipisahkan, kualitas biji kopi yang dihasilkan akan berkurang.

Penyortiran buah juga dapat dilakukan dengan merendam buah kopi yang telah dipanen.
Dari perendaman ini, buah kopi yang mentah, kering, terlalu masak, dan kosong akan terlihat
mengapung. Sebaliknya, buah yang matangnya sempurna akan tenggelam.

b) Metode Kering

Metode pasca panen ini disebut metode kering atau dry method, karena tidak
menggunakan air dalam memisahkan biji kopi dari buahnya. Metode ini sering digunakan pada
perkebunan kecil, karena prosesnya hanya membutuhkan peralatan yang sederhana. Tahap-tahap
dalam proses ini dapat dilihat sebagai berikut.

Pengeringan Pengupasan Penyortiran Pengemasan Penyimpanan

Proses pengeringan dalam metode ini dilakukan dengan cara dijemur di bawah sinar
matahari langsung. Penjemuran sebaiknya mulai dilakukan pada hari yang sama dengan
pemetikan buah kopi.

Proses penjemuran ini sebaiknya tidak di atas tanah langsung, karena buah kopi dapat
terkontaminasi jamur. Kopi yang dijemur sebaiknya ditempatkan di atas para-para, terpal, dan
sebagainya. Jika hujan atau malam hari, buah kopi dapat dipindahkan ke tempat yang kering dan
terlindung dari air hujan. Usahakan tempat penyimpanan kopi ini tidak tertutup rapat, supaya
tidak terjadi fermentasi pada buah kopi yang masih basah.

Pengeringan ini dapat dikatakan selesai jika buah kopi benar-benar kering atau kadar air
maksimalnya 12,5%. Salah satu tandanya adalah terdengar bunyi gemerisik pada buah kopi jika
diaduk. Pada cuaca normal, dari awal penjemuran sampai buah kopi benar-benar kering bisa
memakan waktu 2-3 minggu.

Tahap selanjutnya adalah pengupasan. Kulit dan buah kopi yang sudah kering serta kulit
tanduk dan kulit ari dipisahkan dari bijinya. Pengupasan ini sebaiknya dilakukan menggunakan
mesin pengupas. Ada beberapa jenis mesin pengupas, baik yang manual maupun yang
elektronik.

Setelah biji kopi terpisah dari berbagai macam kulit dan buahnya, dilanjutkan dengan
penyortiran biji. Pada tahap ini, biji yang pecah dan cacat dipisahkan dari biji yang sempurna.
Sampah dan benda asing lain yang mungkin tercampur dengan biji juga dipisahkan. Pemisahan
ini biasanya dilakukan secara manual.

Setelah bersih, biji kopi dimasukkan ke dalam karung. Biasanya, karung yang digunakan
adalah yang dapat menampung biji kopi seberat 60 kg. Karung ini harus bersih, kering, tidak
berbau, dan tidak cacat atau bolong. Pada bagian luar karung tersebut diberi label yang berisi
nama barang, jenis mutu, tulisan "Produksi Indonesia", berat bersih, nomor karung, identitas
produsen, dan pelabuhan negara tujuan jika untuk dikirim ke luar negeri. Julisan.atau label
tersebut ditulis menggunakan cat atau tinta dengan pelarut nonminyak.

Tahap selanjutnya adalah penyimpanan. Biji kopi disimpan di dalam gudang khusus.
Gudang penyimpanan ini harus bersih dan tidak berbau yang dapat mempengaruhi aroma biji
kopi. Gudang ini juga harus tertutup agar aman dari hama dan organisme merusak, seperti tikus,
jamur, dan serangga. Kelembapan gudang juga harus dijaga agar biji kopi tidak berjamur. Untuk
itu, ventilasinya harus memadai, idak ada kebocoran pada atap, dan tidak ada genangan air di
lantai.
Karung ditumpuk di atas palet, supaya biji kopi tidak terpengaruh kelembapan lantai
gudang. Jarak antara dinding gudang dengan tumpukan karung minimal 50 cm. Selain itu, jarak
tumpukan karung paling tinggi dengan langit-langit gudang minimal 1,5 m.

c) Metode Basah

Metode ini menggunakan air untuk memisahkan biji kopi dari buahnya. Cara ini lebih
panjang dan umit dibandingkan dengan metode kering. Meskipun demikian, kualitas biji kopi
yang dihasilkan lebih baik. adapun tahapan dalam metode ini adalah sebagai berikut.

Pengupasan kulit buah Fermentasi Pencucian Pengeringan


Pengupasan Kulit Penyortiran biji kering Pengemasan Penyimpanan

Pengupasan kulit buah, disebut juga pulping. Di sini, uah kopi dimasukkan ke dalam alat
khusus yang disebut pulper. Pengoperasiannya adalah dengan memasukkan buah kopi bersamaan
dengan air ke dalam mesin. Penggunaan air Inilah yang membuat cara ini disebut metode basah.

Setelah biji kopi terlepas dari buahnya, sisa-sisa lendir dan kulit ari masih menempel
pada biji. Sisa lendir dan kulit ari ini dapat menyerap air dari udara lembap di sekitarnya. Jika
dijemur, biji kopi ini mungkin akan sedikit kering pada siang hari, tetapi akan basah lagi di
malam harinya. Butuh waktu berminggu-minggu untuk membuatnya benar-benar kering. Selain
itu, lendir pada biji kopi ini tidak larut dalam air dan licin, sehingga sulit dikupas dengan tangan.

Fermentasi dilakukan dengan menempatkan biji-biji kopi pada wadah tertentu, lalu
dibiarkan sampai bakteri memakan lendir tersebut. Cara ini akan efektif jika suhu ruangan
terjaga pada temperatur 30- 33” C.

Proses fermentasi ini berlangsung selama 12- 36 jam. Jika suhu ruangan kurang dari 36”
C, proses fermentasi bisa lebih lama. Proses selanjutnya adalah pencucian biji kopi yang telah
terfermentasi. Pencucian ini dilakukan dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa lendir
yang belum hilang saat fermentasi. Jika jumlah biji kopinya tidak terlalu banyak, pencucian
dapat dilakukan secara manual pada bak cuci.

Tahap selanjutnya adalah pengeringan. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan cara
manual, mekanis, maupun gabungan manual dan mekanis. Pada cara manual, biji kopi dijemur di
atas para-para sampai kering. Cara ini mirip dengan pengeringan pada proses pascapanen kopi
dengan metode kering. Pada cara mekanis, biji-biji kopi ini dimasukkan ke dalam mesin
pengering dalam jangka waktu tertentu. Cara mekanis ini dapat mengeringkan biji kopi lebih
cepat, tetapi berisiko merusak rasa dan aroma kopi jika suhunya tidak tepat. Cara campuran
dilakukan dengan menjemur biji kopi sampai kadar airnya 25% - 27%. Setelah itu, biji kopi
dimasukkan ke dalam mesin pengering hingga kadar airnya sesuai SNI, yaitu 12,5%.

Pada biji kopi yang sudah kering masih terdapat kulit tanduk atau hard skin. Kulit ini
harus dikupas sebelum kopi dikemas dan disimpan.Pengupasan kulit tanduk ini biasanya
menggunakan alat pengupas khusus. Perlu diingat, bahwa biji kopi yang masih panas saat
pengeringan, belum boleh dimasukkan ke dalam mesin pengupas ini. jika suhunya sudah sama
dengan suhu ruangan biji kopi dapat dikupas. Setelah dikupas, dilakukan penyortiran terakhir.
Biji kopi yang pecah, ukurannya tidak sama, dan kualitasnya kurang baik, disingkirkan. Sampah
dan benda asing lainnya juga dipisahkan pada proses penyortiran ini. Sementara itu, biji kopi
yang baik dimasukkan ke dalam karung untuk dikemas dan disimpan. Proses pengemasan dan
penyimpanannya sama dengan yang dilakukan pada metode kering.

G. Standar Mutu Biji Kopi

Persaingan dalam industri kopi semakin meningkat. Kopi sudah menjadi komoditas
ekspor utama bagi banyak negara. Untuk memenangkan persaingan itu, kualitas produksi kopi
harus ditingkatkan. Salah satunya dengan cara menetapkan standar produksi kopi.

1. Standar Nasional Indonesia

Kopi yang diproduksi dan dipasarkan di Indonesia harus memenuhi standar 01-2907-
2008 tentang Biji Kopi. Pada aturan ini, biji kopi dibagi dalam beberapa golongan.

Tabel 2.6 Penggolongan Biji Kopi

No
Dasar Penggolongan Golongan
.
1. Jenis Robusta dan Arabika
2. Cara pengolahan Kering dan basah
3. Nilai cacat Mutu 1, 2, 3, 4a, 4b, 5 dan 6
4. Ukuran (Robusta pengolahan kering: besar
dan kecil)

(Robusta pengolahan basah: besar,


sedang, kecil)

(Arabika: besar, sedang, dan kecil)


Jumlah keping biji peaberry atau kopi lanang serta
5.
polyembrioni

Tabel 2.7 Syarat Mutu Umum Biji Kopi

No. Kriteria Satuan Persyaratan


1. Serangga hidup - Tidak ada
Biji berbau busuk dan atau berbau - Tidak ada
2.
kapang
3. Kadar air % fraksi massa Maksimal 12,5
4. Kadar kotoran % fraksi massa Maksimal 0,5

Tabel 2.8 Syarat Mutu Khusus Kopi Robusta Pengolahan Kering Berdasarkan Ukuran Biji

Ukuran Kriteria Satuan Persyaratan


Besar Tidak lolos ayakan berdiameter % fraksi massa Maksimal lolos 5
6,5 mm (Sieve No. 16)
Kecil Lolos ayakan diameter 6,5 mm, % fraksi massa Maksimal lolos 5
tetapi tidak lolos ayakan
berdiameter 3,5 mm (Sieve No. 9)

Tabel 2.9 Syarat Mutu Khusus Kopi Robusta Pengolahan Basah Berdasarkan Ukuran Biji

Ukuran Kriteria Satuan Persyaratan


Besar Tidak lolos ayakan % fraksi Maksimal lolos 5
berdiameter 7,5 mm (Sieve massa
No. 19)
Sedang Lolos ayakan diameter 7,5 % fraksi Maksimal lolos 5
mm, tetapi tidak lolos ayakan massa
berdiameter 6,5 mm (Sieve
No. 16)
Kecil Lolos ayakan diameter 6,5 % fraksi Maksimal lolos 5
mm, tetapi tidak lolos ayakan massa
berdiameter 5,5 mm (Sieve
No. 14)

Tabel 2.10 Syarat Mutu Khusus Kopi Arabika Berdasarkan Ukuran Biji

Ukuran Kriteria Satuan Persyaratan


Besar Tidak lolos ayakan % fraksi Maksimal lolos 5
berdiameter 6,5 mm (Sieve massa
No. 19)
Sedang Lolos ayakan diameter 6,5 % fraksi Maksimal lolos 5
mm, tetapi tidak lolos ayakan massa
berdiameter 6 mm (Sieve No.
16)
Kecil Lolos ayakan diameter 6 mm, % fraksi Maksimal lolos 5
tetapi tidak lolos ayakan massa
berdiameter 5 mm (Sieve No.
14)

Tabel 2.11 Syarat Mutu Khusus Kopi Berdasarkan Jumlah Keping Biji (Peaberry dan
Polyembrio)

Jenis Kriteria Satuan Persyaratan


Peaberry Tanpa ketentuan lolos % fraksi massa Maksimal lolos 5
ayak
Polyembrio Tanpa ketentuan lolos - -
ayak dan tidak masuk
klasifikasi biji pecah

Tabel 2.12 Syarat Pengolongan Mutu Kopi Robusta dan Arabika berdasarkan Nilai Cacat

Mutu Persyaratan
Mutu 1 Jumlah nilai cacat maksimum 11*
Mutu 2 Jumlah nilai cacat 12 sampai dengan 25
Mutu 3 Jumlah nilai cacat 26 sampai dengan 44
Mutu 4a Jumlah nilai cacat 45 sampai dengan 60
Mutu 4b Jumlah nilai cacat 61 sampai dengan 80
Mutu 5 Jumlah nilai cacat 81 sampai dengan 150
Mutu 6 Jumlah nilai cacat 151 sampai dengan 225
Catatan:

1. * = Untuk peaberry dan polyembrio

2. Pembagian mutu 4a dan 4b, khusus untuk kopi Robusta

3. Penentuan besarnya nilai cacat dari setiap biji cacat dicantumkan dalam tabel 7.8

Tabel 2.13 Penentuan Besarnya Nilai Cacat Biji Kopi

No. Jenis cacat Nilai cacat


1. 1 (satu) biji hitam 1 (satu)
2. 1 (satu) biji hitam sebagian ½ (setengah)
3. 1 (satu) biji hitam pecah ½ (setengah)
4. 1 (satu) kopi gelondong 1 (satu)
5. 1 (satu) biji coklat ¼ (seperempat)
6. 1 (satu) kulit kopi ukuran besar 1 (satu)
7. 1 (satu) kulit kopi ukuran sedang ½ (setengah)
8. 1 (satu) kulit kopi ukuran kecil ⅕ (seperlima)
9. 1 (satu) biji berkulit tanduk ½ (setengah)
10. 1 (satu) kulit tanduk ukuran besar ½ (setengah)
11. 1 (satu) kulit tanduk ukuran sedang ⅕ (seperlima)
12. 1 (satu) kulit tanduk ukuran kecil ⅒ (sepersepuluh)
13. 1 (satu) biji pecah ⅕ (seperlima)
14. 1 (satu) biji muda ⅕ (seperlima)
15. 1 (satu) biji berlubang satu ⅒ (sepersepuluh)
16. 1 (satu) biji berlubang lebih dari satu ⅕ (seperlima)
17. 1 (satu) biji bertutul-tutul ⅒ (sepersepuluh)
18. 1 (satu) ranting tanah atau batu berukuran besar 5 (lima)
19. 1 (satu) ranting tanah atau batu berukuran sedang 2 (dua)
20. 1 (satu) ranting tanah atau batu berukuran kecil 1 (satu)
Catatan:

1. Jumlah nilai cacat dihitung dari contoh uji seberat 300 g.

2. Jika satu biji kopi mempunyai lebih dari satu nilai cacat maka penentuan nilai cacat didasarkan
pada bobot nilai cacat terbesar.

Biji kopi dinyatakan lulus uji apabila memenuhi persyaratan yang tertera pada tabel-tabel diatas.
Syarat-syarat ini bisa digugurkan jika ada kesepakatan antara penjual dan pembeli, khususnya
mengenai ukuran biji kopi. Kesepakatan ini harus dilengkapi persyaratan resmi pembeli.

2. Standar ASEAN

ASEAN (Association of South East Asian Nations) atau Perhimpunan Bangsa-bangsa


Asia Tenggara beranggotakan negara-negara yang iklimnya cocok untuk budidaya kopi.
Beberapa negara anggotanya adalah produsen kopi yang cukup diperhitungkan di dunia, seperti
Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Sebagai bentuk kepedulian ASEAN terhadap komoditas
andalan anggotanya, dibuatlah standar biji kopi ASEAN yang termuat dalam ASEAN Standard
for Coffee Bean (Asean Stan 31: 2013).

Syarat minimal biji kopi di wilayah ASEAN yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut.

a) Biji kopi harus utuh.


b) Menunjukkan karakteristik varietasnya.
c) Kelembapannya tidak melebihi 13%.
d) Bersih, tidak mengandung benda asing.
e) Layak, tidak ada cacat.
f) Tidak terlihat kerusakan secara fisik.
g) Tidak ada pengaruh kelembapan dari luar.
h) Bebas dari mycotoxin penyebab jamur.
i) Bebas serangga dan organisme pengganggu.
j) Aroma dan rasanya tidak dipengaruhi oleh zat dari luar kopi.
Berdasarkan standar ini, biji-biji kopi digolongkan ke dalam tiga kelas, yaitu Extra class, Class I,
dan Class Il. Penggolongan tersebut didasarkan pada nilai cacat yang tertera pada tabel berikut
ini.

Tabel 2.14 Standar Kelas Biji Kopi ASEAN Berdasarkan Nilai Cacat

Presentase Kecacatan
Jenis kecacatan
Extra class Class I Class II
Biji hitam < 4.0 4.0 – 6.0 > 6.0 – 15.0
Jamur (selain mycotoxin) < 5.0 5.0 – 6.0 > 6.0 – 8.0
dan biji yang berjamur
Biji muda < 2.0 2.0 – 3.0 > 3.0 – 8.0
Biji pecah < 3.0 3.0 – 5.0 > 5.0 – 10.0
Kopi gelondong < 0.5 0.5 – 1.0 > 1.0 – 2.0
Benda asing < 1.0 1.0 – 1.5 1.5 – 2.0
Total kecacatan 7.0 15.0 25.0

2. Standar ICO

Indonesia adalah anggota International Coffee Organization (ICO), yaitu organisasi


internasional antarpemerintah yang menangani komoditas kopi. Organisasi yang berkantor pusat
di London, Inggris ini di antaranya menangani perkembangan produksi dan industri kopi dunia,
perdagangan kopi global, serta pengembangan pertanian kopi yang berkelanjutan. Salah satu
caranya adalah dengan menetapkan standar internasional untuk produk kopi. Adapun standar
tersebut tercantum dalam Resolusi ICC No. 407/02 tanggal 1 Februari 2002. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada standar ini antara lain sebagai berikut.

1) Standar minimal kopi yang dapat diekspor adalah yang nilai cacatnya kurang dari 86 per
300 gram sampel untuk Arabika dan 150 untuk kopi Robusta.
2) Kadar airnya kurang dari 8% atau jika lebih, tidak mpai 12,5%. Jika kadar airnya sudah
di bawah 12,5%, produsen harus menjamin bahwa kadar air tersebut tidak akan
meningkat, bahkan jika memungkinkan dapat diturunkan.
3) Aturan tentang kadar air tersebut dapat dikecualikan pada produk kopi tertentu yang
memang sudah dikenal memiliki kadar air yang lebih dari 12,5%
4) Pengekspor kopi harus memiliki sertifikat pengiriman kopi yang diterbitkan oleh ICO.
Adapun nilai cacat kopi menurut standar ini adalah sebagai berikut.

1) Dihitung satu nilai cacat


a. satu biji hitam
b. satu biji rusak
c. satu kopi gelondong
d. lima kulit tanduk
e. lima biji pecah atau terpotong
f. dua sampai lima biji hitam atau biji rusak sebagian, bergantung pada luas area
yang hitam atau rusak
g. lima kopi yang kurang atau terlalu masak
h. satu ranting berukuran kurang dari setengah inci
i. satu ranting berukuran setengah sampai satu inci
j. tiga kerikil yang lolos ayakan berukuran di bawah 12
k. satu kerikil yang lolos ayakan berukuran tidak kurang dari 12
l. dua atau tiga kulit kulit ari, bergantung pada ukurannya
2) Dihitung dua nilai cacat
a. satu ranting berukuran 1-2 inci
b. satu kerikil yang lolos ayakan berukuran tidak kurang dari 16
3) Dihitung tiga nilai cacat
a. satu ranting berukuran lebih dari 2 inci
b. satu kerikil yang lolos ayakan berukuran lebih dari 20
4) Setiap benda asing lainnya dihitung satu nilai cacat.

H. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pada abad ke 19, Srilanka menjadi salah satu produsen kopi terbesar di dunia. Sampai
suatu ketika, wabah penyakit karat daun menyerang perkebunanperkebunan kopi di negara pulau
ini. Sebagian besar tanaman kopi yang ada mati dan industri kopi Srilanka hancur. Sampai
sekarang, perkebunan kopi di Srilanka tidak pernah pulih kembali, bahkan berganti menjadi
perkebunan teh.

Perkebunan kopi di Indonesia juga pernah terserang wabah penyakit karat daun. Wabah
ini terjadi pada akhir abad ke-19 dan terulang pada tahun 1960-an. Pada wabah yang terjadi di
akhir abad ke-19, sebagian besar tanaman kopi di Pulau Jawa mati dan tidak bisa berproduksi
lagi. Sebagai gantinya, didatangkan spesies kopi robusta yang tahan terhadap serangan penyakit
karat daun. Selain karat daun, ada hama dan penyakit lain yang dapat menyerang tanaman kopi.
Setiap serangan hama dan penyakit ini, harus segera diatasi agar tidak mewabah ke tempat lain.

1. Hama Tanaman Kopi

Semua organisme yang mengganggu produksi tanaman kopi, dapat disebut sebagai hama.
penggerek buah, penggerek batang dan cabang, kutu dompolan, dan nematoda parasit adalah
hama yang sering merugikan para petani kopi.

a. Penggerek Buah Kopi

Hama yang mempunyai nama latin Hypothenemus hampei ini adalah serangga yang
memanfaatkan buah dan biji kopi sebagai tempat berlindung, bertelur, makan, berkembang biak,
dan bermetamorfosis. Saat dewasa ukuran serangga ini hanya 1,7 x 0,7 mm untuk yang jantan
dan 1,2 x 0,7 mm untuk yang betina. Ukuran tersebut kira-kira sebesar butiran beras.

Ciri-ciri buah kopi yang terserang hama ini adalah terdapat lubang berdiameter sekitar 1 mm
di bagian ujungnya. Buah kopi akan gugur sebelum siap petik jika digerek oleh kumbang ini saat
masih hijau. Jika penggerekan dilakukan saat biji kopi sudah keras, buah mungkin tetap
tergantung di pohon, tetapi kualitasnya menurun.

Menurut para ahli, kumbang penggerek buah kopi berasal dari Afrika. Kumbang ini menyebar
ke seluruh dunia seiring penyebaran tanaman dan perkebunan kopi. Selain itu, kumbang ini
hanya menyerang tanaman kopi. Biasanya, Hypothenemus hampei menyerang perkebunan kopi
dari tanaman yang berada di daerah yang paling lembap atau yang tanaman penaungnya terlalu
rimbun. Jika tidak ditanggulangi, mereka akan merambat sampai ke seluruh tanaman kopi di
perkebunan. penanggulangan serangan hama ini dilakukan dengan kombinasi tindakan preventif
dan kuratif. tindakan prefentif tersebut adalah :

a) Lelesan. memungut semua buah kopi yang jatuh ditanah, baik terhadap buah yang terkena
hama maupun tidak,untuk dimusnahkan
b) Racutan/rampasan. dalam buah kopi, memetik seluruh buah yang ada di pohon akan
membasmi semua telur, larva, sampai kumbang dewasa.
c) Menanam varietas kopi yang masak serentak.
d) Mengurangi kelembapan dengan cara memangkas tanaman penaung maupun tanaman kopi
yang terlalu rimbun.

Tindakan kuratif dilakukan jika terlihat ada buah kopi yang terserang tanaman ini. Tindakan
yang dilakukan antara lain sebagai berikut :

1) Petik bubuk. Memetik semua buah masak yang terserang 15- 30 hari menjelang panen
besar.
2) Menggunakan parasitoid dan jamur patogen serangga (Beauveria bassiana). Dosis yang
dianjurkan adalah 2,5 kg biakan padat atau 100 g spora murni per hektar sebanyak tiga
kali aplikasi per musim panen.
3) Memasang alat perangkap dengan senyawa penarik, seperti Hypotan, yang ditaruh di
dalam alat perangkap. Perangkap ini biasanya dipasang dengan kepadatan 24 buah
perhektar selama minimum 2 tahun dan setelah panen berakhir.
4) Semua buah yang terserang kumbang ini dimusnahkan dengan cara direndam air bersuhu
60° C selama lima menit.
b. Penggerek Batang (Zeuzera coffeae)

Hama Zeuzera coffeae, sering dikenal dengan nama penggerek batang merah. Hewan ini
merupakan serangga yang bermetaformosis sempurna seperti kupukupu. Daur hidup Zeuzera
coffeae ini adalah telur ulat kepompong ngengat. Ngengat betina serangga ini
bertelur di celah-celah kayu pada batang tanaman kopi. Sekali bertelur, serangga ini bisa
menghasilkan 300- 1.000 butir. Telur-telur ini berbentuk oval dengan warna kuning kemerahan.
Beberapa hari sebelum menetas, warna telur ini berubah menjadi kehitaman.

Telur-telur ini menetas menjadi ulat atau larva berwarna merah kecoklatan. Larva-larva
inilah yang menggerek batang dan cabang tanaman kopi untuk tinggal di dalamnya. Ulat-ulat ini
dapat berpindah-pindah dari cabang yang satu ke cabang lainnya. Perpindahan ini
memungkinkan cabang yang mati akibat gerekkan serangga ini menjadi lebih banyak. Setelah
menghasilkan lubang atau terowongan yang Cocok, ulat ini akan terus berada di dalamnya
sampai men'adi kepompong. Pada masa kepompong ini, mereka praktis tidak melakukan
aktivitas apapun.
Beberapa hari kemudian, kepompong ini berubah menjadi ngengat. Ngengat-ngegat ini lalu
keluar dari lubang untuk mencari pasangan. Ngengat-ngengat ini adalah binatang malam,
sehingga jarang terlihat pada siang hari. Warna ngengat ini biasanya putih dengan bintik-bintik
merah pada sayap dan abdomennya. Ukuran ngengat betina lebih besar daripada yang jantan.
Setelah menemukan pasangan dan kawin, ngengat betina bertelur di celah-celah kayu batang
atau cabang tanaman kopi.

Ciri batang dan cabang yang terserang hama ini adalah terdapat lubang lubang kecil
berukuran 1 1,5 mm. Cabang-cabang tertentu kering serta daunnya layu dan berguguran. Jika
batang atau cabang itu dibelah, akan tampak ulat atau kepompong Zeuzera coffeae di dalamnya.

Penanggulangan hama ini adalah dengan memotong cabang dan batang yang kering
kemudian memusnahkan uatnya dengan cara dibakar. Salah satu pencegahan alami yang
dianjurkan adalah dengan membiarkan hewan pemakan serangga, seperti burung, capung, dan be
alang sembah hidup di perkebunan kopi. Cara lainnya adalah dengan menyemprotkan spora
jamur Beauveria bassiana. Jamur ini terbukti efektif mengendalikan pertumbuhan ulat dan
kepompong Zeuzera coffeae.

c. Kutu Dompolan (Planococcus citri Risso)

Kutu ini biasanya berada di sekitar tangkai buah dan daun tanaman kopi. Keberadaan kutu ini
dapat dikenali dari bercak-bercak berwarna putih seperti kapas yang menempel pada tanaman
kopi. Kutu ini berbahaya karena menyerap air pada bagian tanaman yan men'adi tempat
hidupnya. Jika dibiarkan, tangkai daun dan buah kopi akan kering, sehingga buahnya
berguguran. Kutu Ini termasuk jenis hama yang dapat menyebar dengan cepat, sehingga buah
kopi yang kering dan gugur jumlahnya cukup signifikan.

Kutu dewasanya berbentuk oval, datar, berwarna putih sampai kuning kecoklatan yang
ditutupi lapisan lilin. Panjang tubuhnya antara 3 -4 mm dengan lebar 1,5 -2 mm. Pada sisi-sisi
badan kutu ini terdapat duriduri dari bahan semacam lilin sebanyak 14 -18 pasang. Pada pangkal
badannya terdapat duri yang panjangnya mencapai dua kali panjang duri lainnya.

Pengendalian kutu ini dilakukan dengan memotong dan memusnahkan bagian tanaman yang
terserang hama ini. Selain itu, dapat menggunakan musuh alaminya, seperti Coccinelidae,
Scymnus apiciflavus Mits., S. Roepkei DeFIl., Brumus saturalis F., Coccinella repanda (C.
transversalis F.), dan Cocodiplosis smithi De Mey. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan
dengan menyemprotkan pestisida dan insektisida jika buah yang terserang lebih dari 5%.

d. Nematoda Parasit

Dalam bahasa Yunani, nematoda berarti benang. Kata ini menggambarkan bentuk Nematoda
yang menyerupai benang atau kawat kecil. Hewan ini sering tidak kasat mata, karena ada yang
panjangnya kurang dari 1 mm dan diameternya kurang dari diameter benang jahit.

Nematoda dapat hidup di atas dan di dalam tanah serta di dalam air, baik air tawar maupun
air asin. Nematoda parasit yang paling sering ditemukan menyerang tanaman kopi. yaitu
nematoda parasit Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis. Keduanya banyak ditemukan
pada akar tanaman kopi jenis Arabika. P. coffeae memanfaatkan jaringan akar sebagai tempat
makan dan bertelur. Daur hidup Nematoda dari telur sampai dewasa dan siap berkembang biak
lagi bekisar antara 45 -48 hari.

Lebar tubuh Nematoda P. coffeae sekitar 40- 160 mm, dengan panjang antara 0,4- 0,7 mm,
serta diameternya 20 -25 ym. Bentuk nematoda ini pada umumnya memanjang, bagian ujung
anterior kepala mendatar, dengan kerangka kepala yang kuat, serta mempunyai stilet pendek dan
kuat.

P. coffeae menyerang jaringan luar akar serabut. Akar serabut yang terserang akan rusak,
berwarna coklat, dan terdapat luka-luka nekrotik. Luka-luka tersebut akan meluas sampai seluruh
akar serabut itu membusuk, Sifat serangan P. coffeae yang melukai jaringan akar ini
membuatnya disebut sebagai Nematoda peluka akar.

Radopholus similis atau nematoda pelubang akar merusak atau makan bagian korteks akar
yang jejaknya terlihat dari permukaan akar yang berlubang-lubang. Sifat dan daya rusak
Nematoda ini serupa dengan P. coffeae.

Kondisi tanaman kopi yang terserang Nematoda dapat diketahui dari pertumbuhan daun yang
tidak normal. Selain itu, daun tanaman kopi terlihat cepat layu, menguning, dan gugur.
Terganggunya pertumbuhan daun membuat proses fotosintesis dan transpirasi tanaman tidak
berjalan optimal. Akibatnya, tanaman cepat meranggas dan mati. Cara yang paling sering
dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan mencabut akar tanaman yang terserang Nematoda
parasit, lalu membakarnya.

2. Penyakit Tanaman Kopi

Penyakit pada tanaman kopi terutama disebabkan bakteri. Penyakit Ini bisa Merugikan
oleh jamur dan bakteri karena mengganggu produktivitas tanaman dan penyebarannya cepat.

a. Karat Daun

Penyakit karat daun merupa ditakuti di seluruh dunia. Sampai sekarang, belum kembali
seperti masa jayanya. Penyakit karat daun kopi diseba Hemileia vastatrix. Gejala tanaman karat
daun adalah sebagai berikut.

a) Ada bercak kuning pada permukaan daunnya yang kemudian membesar dan warnanya
berubah menjadi oranye, merah, kemudian coklat dengan sisi-sisinya berwarna kuning.
b) Terdapat bercak pada sisi bawah daun yang berbentuk seperti tepung berwarna oranye.
c) Bercak-bercak ini kemudian berubah warnanya menjadi hitam.
d) Lama-kelamaan daun-daun ini menjadi berguguran sampai akhirnya pohon menjadi gundul.

Tanaman kopi yang terserang penyakit ini, akan mengalami penurunan produksi secara
drastis. Beberapa bulan kemudian, tanaman ini akan meranggas dan mati. Penyakit ini dapat
menular melalui spora yang diterbangkan oleh angin. Perkecambahannya terbantu oleh tetesan
air yang mengandung udara. Cara penyebaran seperti inilah yang menyebabkan penyakit ini
dapat menular dengan cepat. Apalagi jika kelembapan udara di perkebunan sedang tinggi.

Penyakit ini dapat dikendalikan dengan cara-cara berikut ini.

1) Menjaga tingkat kelembapan udara di sekitar dengan cara memangkas dahan dan ranting
tanaman kopi dan tanaman penaungnya secara berkala.
2) Melakukan pemupukan secara berimbang agar tanaman lebih tahan terhadap serangan
jamur.
3) Mengganti tanaman kopi dengan varietas yang tahan terhadap serangan karat daun.
4) Melakukan pemeriksaan tanaman kopi secara berkala, agar dapat mendeteksi keberadaan
penyakit karat daun sedini mungkin.
5) Hanya menanam benih kopi yang bebas dari penyakit karat daun.
b. Jamur Upas

Penyakit ini disebabkan oleh Jamur C. salmonicolor yang menyerang batang, cabang,
ranting, dan buah kopi. Seperti penyakit yang disebabkan oleh jamur lainnya, penyakit jamur
upas banyak terjadi pada daerah yang terlalu lembap. Infeksi jamur ini biasanya dimulai dari
bagian bawah cabang atau ranting. Pada bagian tersebut terdapat rangkaian benang-benang jamur
tipis berbentuk sarang laba-laba. Lama-kelamaan, benang-benang itu akan semakin rapat dan
menutupi bagian tanaman yang ditempelinya.

Bagian tanaman yang terkena jamur kemudian membusuk. Ditandai dengan warnanya yang
menjadi Coklat tua dan hitam. Pembusukan pada buah kopi bermula dari pangkal buah di sekitar
tangkai. Setelah itu, meluas ke seluruh permukaan buah. Buah ini akan terlihat lebih cepat
masak,membusuk, dan berguguran.

Pengendalian penyakit Ini dilakukan dengan cara memotong batang dan cabang yang terkena
jamur sampai 10 cm di bawahnya. Selain itu, dompolan buah yang terjangkit penyakit ini juga
dipotong dan dikumpulkan menjadi satu. Setelah itu semuanya dibakar dan dipendam di dalam
tanah. Buah yang gugur akibat penyakit ini juga harus dikumpulkan dan dibakar. Pemberian
fungisida juga efektif menekan laju penyebaran penyakit ini. Pencegahan penyakit ini dilakukan
dengan melakukan pemangkasan tanaman kopi dan penaungnya secara rutin. Tanaman kopi dan
tanaman penaung yang terlalu rimbun lebih rentan terserang penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Karya Tani Mandiri. 2018. Rahasia Sukses Budidaya Kopi. Bandung: Nuansa Aulia.

Anda mungkin juga menyukai