PENDAHULUAN
Bahan
Alat
4.2.Pembahasan
Kompos adalah hasil penguraian parsial campuran bahan-bahan organik yang
dapat dipercepat secara artifikal oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
kondisi lingkungan tertentu (hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik).
Pada pembuatan kompos ini melalui metode Komposter (ember plastik) dan
menggunakan bahan baku dari sampah dapur (Sayuran dan buah-buahan), sampah
daun-daun kering (Serbuk gergaji, serutan kayu, jerami, sekam padi, dan kulit
jagung), serta EM4 (Efective Mikroorganisme) dan Moretan (yang dibuat pada
praktikum 1).
Adapun fungsi-fungsi yang dimiliki dari berbagai bahan yang digunakan
diantaranya yaitu : serbuk gergaji memiliki daya serap air, dan mengandung unsur
karbon yang tinggi, selain itu serbuk gergaji ini dapat di jadikan sebagai bahan
baku pembuatan kompos. Semakin halus ukuran partikel serbuk gergaji,
maka daya serap air dan bau yang dimilikinya semakin besar. Sedangkan sekam
padi dan jerami berfungsi untuk mengikat logam berat dan dapat menggemburkan
tanah, sehingga bisa mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara di
dalamnya, sekam padi mempunyai kandungan kadar air dalam jumlah yang relatif
kecil. Selain itu ukuran partikel sekam yang relatif kecil dan ringan juga
mempengaruhi dan diperlukan dalam jumlah yang besar. Sedangkan EM4
(Effective Microorganisme), EM4 merupakan suatu cairan yang berwarna
kecoklatan dan memiliki aroma yang manis asam (segar) yang dimana
didalamnya terdapat campuran mikroorganisme yang menguntungkan bagi proses
penyerapan dan persediaan akan unsur hara.
Persiapan awal yang dilakukan dalam pembuatan kompos ini adalah
menyiapkan bahan-bahan, kemudian bahan bahan tersebut yang berukuran besar
seperti daun-daunan, jerami, dan kulit jagung dicacah dengan menggunakan pisau
atau gunting dengan ukuran 0.5-1 cm, agar bentukbahan menjadi lebih kecil dan
mudah hancur. Setelah bahan dicacah dan di campurkan, bahan-bahan tersebut
dimasukan kedalam komposter (ember plastic), dan diberikan aktivator EM4
sebanyak 2,5 ml yang di larutkan dalam air sebanyak 240 ml dan larutan moretan
sebanyak 240 ml. Larutan EM4 dan moretan ini digunakan karena dapat
mengolah dan menguraikan bahan-bahan organik dengan cepat selama fermentasi
dan hasil yang dibuat tidak akan menguluarkan aroma yang busuk melainkan
mengeluarkan aroma yang segar.
Aroma awal dari pembuatan kompos yang tercium adalah berbau khas dari
bahan-bahan seperti serbuk gergaji dan sekam, warnanya coklat kemerahan dan
sedikit berwarna cream akibat dari jerami dan kulit jagung, teksturnya kasar, dan
suhunya dingin.
Pengamatan kompos dilakukan seminggu sekali selama satu bulan, dan hasil
pengamatan pada minggu pertama ketika di buka tutupnya terdapat uap,yang
tercium adalah berbau menyengat, asam segar serbuk gergaji yang menyengat,
warnanya coklat, suhunya pada bagian tengah panas sekitar 40-500C, ketika kopos
di balikan berasap, ini terjadi karenaadanya proses pertukaran O2, teksturnya
kasar (potongan sampah masih terlihat jelas), hal ini menunjukkan bahwa kompos
belum matang.
Sedangkan pada minggu kedua saat tutup dibuka masih ada uap air, bau sudah
tidak terlalu menyengat, berbau khas sekam dan kayu, warnanya menjadi coklat
tua, suhunya hangat sekitar 35-450C, teksturnya kasar (potongan sampah agak
hancur), lebih mudah hancur ketika diaduk, dan terdapat mikroorganisme serta
tanaman yang tumbuh berkecambah. Dilihat dari tektur dan suhu hal ini
menujukan bahwa kompos masih belum matang juga.
Pada minggu ketiga, pada saat tutup dibuka masih beruap, aroma kompos bau
seperti tanah, warnanya menjadi coklat kehitaman, suhunya agak dingin, dan
teksturnya semakin mudah hancur dan agak kering hal ini menujukan proses
pematangan dan kompos mengalami penyusutan atau berkurang.
Dan pada pengamatan keempat,pada saat tutup dibuka ada sedikit uap
air, aroma kompos bau tanah, warnanya coklat kehitaman semakin pekat, suhunya
dingin berkisar 300C hal ini terjadi karena pembuatan kompos telah melewati
proses hidrolisis, teksturnya kering, mudah hancur, agak halus dan remah. Disini
kompos sudah dapat dikatakan sudah matang.
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Pembuatan kompos yang berasal dari sampah sayuran dan daun kering
dipengaruhi oleh faktor, suhu, sumber karbon dan nitrogen, kelembaban, aerasi
dan ukuran partikel dan penambahan aktivator yang digunakan. Kompos yang
telah matang ditandai dengan warnanya yang berubah menjadi coklat kehitaman
menyerupai tanah, teksturnya menyerupai tanah (remah), suhunya tidak beda jauh
dengan suhu ruangan. Biasanya volume kompos yang sudah jadi akan
mengalamu penyusutan dari berat awal.
Namun hasil dari penelitiaan yang dilakukan hasil akhir dalam pembuatan
kompos ini adalah aroma berbau tanah, susu berkisar diantara 30 0C, teksturnya
agak kasar dan remah, berwarna coklat pekat seperti tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Indriani, Y. H, 2005. Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya. 8 : 30-
33
Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka : Jakarta.
Nyoman P. Aryantha, dkk. 2010. Kompos. Pusat Penelitian Antar Universitas Ilmu
Hayati. LPPM-ITB. Dept. Biologi - FMIPA-ITB.
Purwendro, Setyo. 2009. Mengolah Sampah : untuk Pupuk dan Pestisida organic.
Penebar Swadaya : Jakarta.
Siti Umniyatie,dkk. 1999. Pembuatan Pupuk Organik Menggunakan Mikroba
Efektif (Effective Microorganisms 4). Laporan PPM UNY: Karya Alternatif
Mahasiswa.