Anda di halaman 1dari 6

BENTUK KATA DAN PILIHAN KATA (DIKSI)

BENTUK KATA BAHASA INDONESIA


Indonesia dikenal sebagai bahasa aglutinatif.
Artinya, kata dalam bahasa Indonesia bisa ditempeli dengan bentuk lain, yaitu imbuhan. Imbuhan
mengubah bentuk dan makna bentuk dasar yang dilekati imbuhan itu. Karena sifatnya itulah,
imbuhan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kata bahasa Indonesia.
BENTUK KATA
Kata Dasar
Kata Bentukan
a. Penggabungan kata dasar dan kata dasar d. Pengakroniman
b. Penggabungan unsur terikat dan kata dasar e. Pengimbuhan
c. Pengulangan
Penggabungan KD + KD (Kata Dasar + Kata Dasar)
tanda tangan kerja sama beri tahu
terima kasih daya guna sumber daya
tanggung jawab peran serta
Penggabungan UT + KD (Unsur Terikat + Kata Dasar)
swa- pasca-
swasembada, swadaya, swakarsa, swadana pascapanen, pascaperang, pascasarjana
pra- tuna-
prasejarah, prasarana, prabayar, prakarsa tunawisma, tunakarya, tunanetra, tunarungu
Pengulangan
rata rerata bermain bermain-main
rumah rumah-rumah buka buka-bukaan
satu satu-satu kait kait-mengait
Pengakroniman
taplus Bappenas IKIP
krismon Mendagri SIM
Pengimbuhan
Awalan (Prefiks)
meN- menulis, membaca per- pertapa, petinju, pelajar
peN- penulis, pembaca, pemantau ter- terpaksa, tersenyum
di- ditulis, dibaca, dipantau se- senada, sejalan, seirama
ber- bertapa, bermain, belajar ke- ketua, kedua, ketiga
Akhiran (Sufiks)
-kan umumkan, sampaikan -wan karyawan, dermawan
-an tabungan, sambungan -man seniman, budiman
-i kunjungi, temui, tandai -wati karyawati, peragawati
-nya katanya, padanya
Gabungan Imbuhan (Konfiks) di- ... -i ditanggulangi, ditandai
meN- ... -kan meratakan, menyamakan ke- ... -an keamanan, keadilan
meN- ... -i mengunjungi, menandingi se- ... -nya seandainya, sebaiknya
peN- ... -an pendidikan, pendanaan per- ... -an pertandingan, persahabatan
di-- ... -kan ditundukkan, dimasukkan ber- ... -an bersamaan, bertabrakan
Sisipan (Infiks)
-el- geletar, geligi, gelantung
-em- gemuruh, gemetar
-er- gerigi
Jenis-jenis Kata
Kata Kerja (Verba) adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan, proses, atau
keadaan. Contoh: makan, belajar, membaca, menangis, ....
Kata Sifat (Adjektiva) adalah kata yang menerangkan kata benda. Contoh : pintar, pendiam, baru,
tertampan
Kata Benda (Nomina) adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau
pengertian. Contoh : buku, perumahan, kesatuan, mobil-mobil, sepak bola
Kata Bilangan (Numeralia) adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya benda (orang, binatang,
atau barang) dan konsep.
Kata Ganti (Pronomina) adalah kata yang berfungsi menggantikan orang, benda, atau sesuatu yang
dibendakan. Contoh : aku, saya, kita, kami, kamu, ini, itu, sini, situ
Kata Keterangan (Adverbia) adalah kata yang memberi keterangan pada kata lainnya. Contoh : cepat-cepat,
sangat, terlalu,
Kata Tanya (Interogativa) adalah kata yang digunakan untuk menanyakan sesuatu. Contoh : Apa, kapan,
bagaimana,...
Kata Penghubung (Konjungsi) adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa, kalimat, atau paragraf.
Contoh : dan, tetapi, sehingga, agar, yang,.....
PILIHAN KATA
Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan ide atau gagasan.
Pilihan kata merupakan unsur yang sangat penting, karena bahasa terjadi dari kata-kata. Kata-kata ini
membentuk kelompok kata, kalimat,atau pun wacana berdasarkan kaidah bahasa yang bersangkutan.
Setiap kata terdiri atas dua aspek, yaitu bentuk dan makna. Bentuk merupakan sesuatu yang dapat diindrai,
dilihat, atau didengar. Makna merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan reaksi dalam pikiran kita karena
rangsangan bentuk
KETEPATAN PILIHAN KATA
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan /penggunaan kata, yaitu :
Kata yang bermakna denotatif dan konotatif Kata dengan ejaan yang mirip
Kata yang bermakna sama dan hampir sama Kata ciptaan sendiri
Kata yang umum dan kata khusus Kata ungkapan atau idiom
Kata yang mengalami perubahan makna Kata yang singkat dan tak singkat
Kata Yang Bermakna Denotatif dan Bermakna Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa
adanya. Contohnya : Kata makan, dalam makna denotatif berarti memasukkan sesuatu kedalam mulut,
dikunyah, dan ditelan.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi,
dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Contohnya : Kata makan, dalam
makna konotatif berarti untung atau pukul. Harus kita ketahui bahwa makna konotatif selalu berbeda dari
zaman ke zaman, disesuaikan dengan kondisi dan situasi tertentu.
Contohnya :

rumah :gedung, wisma, graha tukang :ahli, juru


penonton :pemirsa, pemerhati pembantu :asisten
dibuat :dirakit, disulap bunting :hamil, mengandung
sesuai :harmonis mati :meninggal, wafat
Kata Bermakna Umum dan Khusus
Kata bermakna umum mencakup kata bermakna khusus.
Kata bermakna umum (Hipernim). Contohnya : Ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair
atau tawes
Kata bermakna khusus (Hiponim) Contohnya : gurame, lele, tawes, dan mas
Kata yang Mengalami Perubahan Makna
Generalisasi Spesialisasi Amelioratif Peyoratif
Bapak Pendeta Tunakarya Pengangguran
Saudara Sarjana
Sinestesia : Wajah Sofi tampak asam karena cintanya ditolak Willy
Asosiasi : Rijal menyikat habis makanan di kantin fikom
Kata dengan Ejaan yang Mirip
Homonim. Contoh : buku, bisa, tanggal
Homofon. Contoh : bang dengan bank, masa dengan massa, sangsi dengan sanksi
Homograf. Contoh : teras, sedan, tahu
KESESUAIAN PILIHAN KATA
Dalam situasi resmi, kita gunakan kata-kata baku Dalam situasi umum, kita gunakan kata-kata
umum
Dalam situasi khusus, kita gunakan kata-kata Bahasa lisan berbeda dengan bahan tulisan
khusus Hindari pemakaian kata-kata yang kurang efektif
Kata-kata yang bersifat ilmiah tidak harus
berbahasa asing
Keserasian
a. penggunaan gaya bahasa c. penggunaan bentuk gramatikal suatu kata
b. penggunaan idiom e. penggunaan kata atau ungkapan yang lazim
Gaya Bahasa atau sering kita sebut dengan majas adalah cara bagaimana penutur mengungkapkan
maksudnya. Ada cara yang memakai perlambang (majas metafora, personifikasi), ada cara yang
menekankan kehalusan (majas litotes, eufemisme), dll.
Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan unsur-unsurnya.
Contoh: - Kemelut ini disebabkan karena kelalaian kita.(disebabkan oleh)
- Sesuai keputusan rapat,…. (Sesuai dengan)
Penggunaan kata yang sudah lazim, namun sebenarnya salah
 Selamat malam dan selamat datang di tempat yang berbahagia ini.
 Selamat malam dan selamat datang di tempat yang membahagiakan ini.
MINDMAPPING - alat yang membantu otak berpikir secara teratur
Mind Map - Membantu :
 Menjadi lebih kreatif  Belajar lebih cepat dan efisien
 Menghemat waktu  Melihat gambaran keseluruhan
 Berkonsentrasi  Berkomunikasi
 Mengatur dan menjernihkan pikiran  Membuat rencana
 Mengingat lebih baik
Kebutuhan Mindmap
 Kertas kosong tak bergaris  Otak
 Pena dan Pensil warna  Imajinasi
Langkah Membuat Mind Map
 Mulai dari BAGIAN TENGAH  Buatlah cabang-cabang berbentuk
 Tentukan GAGASAN UTAMA MELENGKUNG
 Gunakan WARNA  Gunakan SATU KATA KUNCI PERBARIS.
 Hubungkan CABANG-CABANG utama  Gunakan GAMBAR
ke gagasan utama
Jenis Sumber Informasi
Sumber Primer
Asli, tidak diterjemahkan, tidak tersaring dan tidak terevaluasi oleh pihak lain. Contoh : surat, email,
interview, karya seni asli
Sumber Sekunder
Komentar dan temuan terhadap suatu kejadian. Contoh: buku teks, ensiklopedia, commentaries dan artikel
Sumber Tersier
Berguna untuk melacak informasi yang ada. Contoh: bibliografi, direktori, index, abstract
Sumber Informasi : Berkala
Majalah populer : ditulis untuk hiburan/entertainment, masyarakat umum, tidak ada berkenaan dengan
disiplin ilmu khusus untuk audience
Jurnal: ditulis oleh ahli pada bidangnya, ditujukan pada audience khusus. Berisi artikel penelitian, review
penelitian, pembahasan teori
Sumber Informasi: Referensi
Kamus : menyajikan daftar kata/istilah dilengkapi artinya, penulisan, pengucapan, hubungan dengan
kata/istilah lain, dan penggunaan
Ensiklopedia: kumpulan subjek tertata secara berurutan. Memberi definisi, gambaran, latar belakang dan
referensi sumber lain untuk setiap entri
Direktori: daftar nama dan alamat personal, organisasi atau institusi. Informasi tentang tujuan, pejabat
organisasi, dan kontak juga disertakan.

KALIMAT - Kalimat ialah suatu bagian ujaran yang berdiri sendiri, bermakna, dan berakhir dengan intonasi
akhir. Sebuah kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat.
UNSUR-UNSUR KALIMAT:
Subjek. Contoh: Mahasiswa mengerjakan tugas makalah.
Predikat. Contoh: Mahasiswa menyusun skripsi.
Objek. Contoh: Mahasiswa itu mengemukakan masalahnya.
Masalahnya dikemukakan oleh mahasiswa itu.
Pelengkap. Contoh: Mereka belajar matematika dengan sungguh-sungguh.
Keterangan: Posisi keterangan dapat berpindah-pindah di depan, tengah, atau akhir kalimat. Contoh:
Mereka belajar di perpustakaan.
POLA DASAR KALIMAT:
 Kalimat Dasar Berpola S-P (P1 KK) - Mereka pulang.
 Kalimat Dasar Berpola S-P (P2 KB) - Dia mahasiswa.
 Kalimat Dasar Berpola S-P (P3 KS) - Mahasiswa di sini pandai-pandai
 Kalimat Dasar Berpola S-P-K - Presiden berasal dari Jawa Tengah.
 Kalimat Dasar Berpola S-P- Pel. - Negara RI berdasarkan Pancasila.
 Kalimat Dasar Berpola S-P-O - Mahasiswa membuat makalah.
 Kalimat Dasar Berpola S-P-O- Pel - Ayah mengirimi saya uang.
 Kalimat Dasar Berpola S-P-O-K - Mereka mengadakan penelitian di luar kota.
KALIMAT MAJEMUK:
kalimat tunggal (kalimat yang hanya terdiri atas satu kalimat dasar)
kalimat majemuk (kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas dua kalimat dasar).
Kalimat majemuk terdiri atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara memiliki dua kalimat dasar atau lebih. Kalimat ini ditandai dengan kata
penghubung intrakalimat yang menyatakan kesetaraan, misalnya: dan, tetapi, sedangkan, serta, namun,
lalu, kemudian, atau. Contoh dari kalimat majemuk setara, antara lain sebagai berikut:
 Ibu menyetujui niatku dan ayah merestuinya.
 Kami akan pergi atau duduk saja di sini?
 Siswa berencana karya wisata, tetapi guru melarangnya.
 Saya membeli buku dan adik ikut membelinya juga
 Saya ingin melanjutkan pendidikan di bidang kehutanan dan ternyata ayah sangat mendukung
pilihan tersebut.
 Harga BBM naik dan bahan pokok ikut naik
2. Kalimat Majemuk Tidak setara (Bertingkat/Subordinatif)
Kalimat majemuk tak setara terdiri atas induk kalimat dan anak kalimat. Induk kalimat dapat berdiri sendiri
sebagai kalimat tunggal sedangkan anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.
Kata penghubung yang dapat digunakan untuk kalimat majemuk setara, antara lain, sebagai berikut:
Jika kalau apabila agar sebab karena
Andaikata Ketika waktu Walaupun sekalipun biarpun
setelah sebelum supaya
Contoh dari kalimat majemuk bertingkat, antara lain sebagai berikut:
 Ketika sedang bekerja, Budi pingsan.
 Asalkan mau belajar, kau pasti bisa mengerjakan soal itu.
 Seandainya Andi datang lebih cepat, aku pasti bertemu dengannya.
 Sepupu tinggal di kota agar bisa menemani ibunya.
 Walaupun hatinya sedih, dia tidak pernah menangis.
 Daripada melamun, bantulah ayahmu.
 Acara itu dibatalkan karena hujan turun sangat deras
 Sekarang dia tahu bahwa adiknya bisa membaca.
Contoh dari kalimat majemuk campuran, antara lain sebagai berikut:
 Ayah pulang ketika ibu memasak dan adik membaca buku.
 Ujian sudah selesai ketika tim pemeriksa data dan guru-guru sudah pulang.
 Saya sedang menulis dan adik bermain ketika ayah datang.
 Indonesia adalah negara pertanian, tetapi Indonesia menghadapi kendala serius dalam hal musim
sehingga swasembada beras tidak tercapai.
 Karena hari sudah malam, kami berbincang-bincang sebentar dan langsung pulang.
 Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai. 
Kalimat Efektif memiliki ciri-ciri :
 kesepadanan struktur,  kecermatan,
 keparalelan,  kepaduan, dan
 ketegasan,  kelogisan.
 kehematan,
Kesepadanan
keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat itu memiliki
beberapa ciri:
 Kalimat itu memiliki fungsi-fungsi yang jelas (subjek dan predikat).
 Tidak terdapat subjek ganda
 Kata penghubung digunakan secara tepat
 Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh :
 Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
 Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
Contoh :
 Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen
 Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki menjadi
 Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
Keparalelan
Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan kata
benda (nomina), bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan kata benda (nomina). Kalau bentuk
pertama menggunakan kata kerja (verba), bentuk kedua dan seterusnya juga menggunakan kata kerja
(verba).
Contoh :
 Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku – buku diberi
label.
 Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pelabelan buku.
Kehematan
 Hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
 Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
 Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
 Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
 Warna merah dan warna putih adalah warna kesayangan bangsa Indonesia.
 Ujian ulangan kedua akan dilaksanakan pada minggu kedua bulan Desember mendatang.
 Kata merah dan putih sudah mengandung kelompok warna, begitupula kata Desember sudah
mengandung kelompok bulan sehingga sebaiknya kata warna dan bulan dihilangkan
Contoh : Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati
terkandung makna bunga. Beberapa hal yang perlu dihindari :
Hindari pengulangan subjek.
Contoh : Sejak dari tadi dia hanya bermenung saja. Hindari penggunaan kata dari jika tidak diperlukan
dalam kalimat.
Contoh : Banyak gedung-gedung pencakar langit di Jakarta. Hindari penjamakan yang tidak diperlukan
pada kata yang sudah bermakna jamak.
Kecermatan
Kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Kecermatan dalam kalimat
berkaitan dengan pemilihan kata, penyusunan kata, dan penggunaan logika dalam kalimat.
 Ketepatan dalam struktur kalimat
 Pemilihan kata
 Penggunaan ejaan
Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki – laki.
Kepada Bapak, waktu dan tempat kami persilakan.
Dia adalah istri Pak Lurah yang baru.
Kepaduan/ Koherensi
Kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Kesalahan yang sering merusakkan kepaduan adalah menempatkan kata depan, kata penghubung yang
tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, perapatan kata aspek atau keterangan modalitas yang tidak sesuai,
dan sebagainya.
 Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
 Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa
kemanusiaan. (efektif)
 Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
 Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
Kelogisan
kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Kelogisan
berhubungan dengan penalaran, yaitu proses berpikir untuk menghubung-hubungkan fakta yang ada
sehingga sampai pada suatu simpulan.
Contoh:
 Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.
 Waktu dan tempat kami persilakan.
 Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut.
 Bapak Menteri kami persilakan.

Anda mungkin juga menyukai