Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAAN PUSTAKA

A. TinjauanTeori

1. Kanker Payudara

a. Definisi

Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel

abnormal diubah oleh mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal

ini membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal,

mengakibatkan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan

sekitar sel tersebut. (Brunner, 2013).

Kanker payudara adalah proliferasi keganasan pada sel epitel

yang membatasi duktus atau lobus payudara. Pada awalnya hanya

terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang atipikal.

Sel-sel ini berkelanjutan menjadi karsinoma insitu dan menginvasi

stroma. Kanke rmembutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu

sel menjadi massayang cukup besar untuk dipalpasi, (kira-kira

berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu sekitar 25 % kanker payudara

sudah mengalami metastasis (Price, 2012)

b. Etiologi

Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan namun

terdapat beberapa faktor resiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah

lingkungan dan genetik. Faktor-faktor yang berkaitan dengan

1
peningkatan resikokanker payudara adalah tempat tinggal di negara

berkembang bagianbarat, keadaan sosioekonomi yang rendah, ras

riwayat penyakit proliferatif, awitan dini menars, terlambatnya

kelahiran anak pertama, menopause yang terlambat, keadaan nullipara,

terapi hormone eksogen,terpajan radiasi dan faktor-faktor makanan

(obesitas dan asupan alkohol yang tinggi)(Price, 2012).

Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang

diketahui, para peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor

resiko. Faktor ini dapat membantu mengembangkan program-program

pencegahan. Hal yang harus selalu diingat bahwa hampir 60% wanita

didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor-faktor resiko

yang teridentifikasi kecuali hanya lingkungan hormonal mereka.

Dengan demikian semua wanita dianggap beresiko untuk mengalami

kanker payudara selama kehidupan mereka. Namun demikian,

mengidentifikasi faktor resiko merupakan cara untuk mengidentifikasi

wanita yang mungkin diuntungkan dari kelangsungan hidup yang terus

meningkat dan pengobatan dini. (Smeltzer,2012)

Penyebab kanker payudara tidak di ketahui, namun ada

beberapa faktor resiko yang menyebabkan wanita menderita kanker

payudara. Beberapa faktor resiko menurut Rachman (2015) adalah :

1) Usia

Seperti pada banyak jenis kanker insiden menurut usia naik sejalan

dengan bertambahnya usia (Nurzallah, 2015).

2
2) Keluarga/ aspek genetik

Berdasarkan epidemologi, kemungkinan penderita kanker payudara

dua sampai tiga kali lebih besar pada wanita yang ibunya atau

saudara kandungnya menderita kanker payudara. Kemungkinan ini

lebih besar apabila ibu atau saudara kandungnya menderita kanker

bilateral atau premenopaus. (Romadhon,2013).

3) Hormonal

Pertumbuhan kanker payudara sering dipengaruhi oleh perubahan

keseimbangan hormon. Kadar hormon yang tinggi selama masa

reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi perubahan

hormonal kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang

tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah mengalami kerusakan

dan menyebabkan kanker (Racman, 2015).

4) Riwayat menstruasi

Menarkhe (menstruasi pertama) sebelum usia 11 tahun, menopouse

setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau

belum pernah hamil. Semakin dini menarkhe semakin besar resiko

terkena kanker payudara (Colditz, 2014). Demikian pula dengan

menopous dan kehamilan pertama, semakin lambat menopous dan

kehamilan pertama semakin tinggi resiko terkena kanker payudara

(Nabila, 2015).

3
5) Riwayat pemakaian kontrasepsi

Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker

payudara, tergantung pada usia, lamanya pemakaian dan faktor

lain. Belum diketahui berapa lama efek pil KB akan tetap ada

setelah pemakaian di hentikan. Terapi sulih esterogen yang di

jalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya juga sedikit

meningkatkan resiko kanker payudara dan resiko pemakaian lebih

lama (Racman, 2015).

6) Obesitas pasca menopaus

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa obesitas sebagai faktor

resiko kanker payudara, kemungkinan karena tingginya kadar

esterogen pada wanita yang obesitas (Anggorowati, 2014).

7) Pemakaian alkohol

Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas perhari bisa meningkatkan

resiko terjadinya kanker payudara (Howell, 2014).

8) Bahan kimia

Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia

yang menyerupai esterogen (pada pestisida dan produk industri

lainya misalnya formalin) meningkatkan resiko kanker payudara

(Kemenkes RI, 2015).

9) Pemaparan terhadap penyinaran

(terutama penyinaran terhadap dada) pada masa kanak – kanak

dapat meningkatkan resiko kanker payudara (Price, 2012).

4
c. Tahapan kanker payudara

Tahapan klinik yang paling sering digunakan untuk kanker

payudara adalah suatu sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi

ukuran tumor (T), jumlah nodus limfe yang terkena (N) dan bukti

adanya metastasis yang jauh (M). Sistem klasifikasi TMN diadaptasi

dari The American Joint Commite On Cencer Staging And End Result

Reporting (Smeltzer, 2013).

Tabel2.1 Tahapankankerpayudara

Grade Tumor Modus Metastase


Tahap 0 Tis N0 M0
Tahap I T1 N0 M0
Tahap II A T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Tahap II B T2 N1 M0
T3 N1 M0
Tahap III A T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Tahap III B T4 Sembarang N M0
Sembaranga N3 M0
T
Tahap IV Sembarang Sembarang N M1
T

Keterangan:

Tumor primer (T):

T0 : tidak ada bukti tumor primer

Tis : karsinoma insitu : karsinoma intraduktal, karsinoma lobular in

situ atau penyakit Peget’s puting susu dengan atau tanpa tumor

T1 : tumor < atau sama dengan 2 cm dalam dimensi terbesarnya

5
T2 : tumor > 2 cm tetapi tidak > 5 cm dalam dimensi terbesarya

T3 : tumor > 5 cm dalam dimensi terbesarnya

T4 : tumor sembarangan ukuran arah perluasan ke diding dada atau

kulit

Nodus Limfe Regional ( N)

N0 : tidak ada meatstase nodus limfe regional

N1 : metastase ke nodus limfe aksilaris ipsilateralis yang dapat

digerakan

N2 : metastase ke nodus limfe aksilaris ipsilateralis terfiksasi pada

satu sama lain atau pada struktur lain

N3 : metastase ke nodus limfe mamaria interna ipsilateralis

Metastase Jauh ( M ) :

M0 : tidak ada metastase yang jauh

M1 : Metastase jauh (termasukke nodus limfe supra klavikuler

ipsilateral)

d. Manifestasi klinis

Nyeri pada payudara, ada benjolan pada payudara.Pembesaran

kelenjar aksila (Palu, 2014). Tanda dan gejala kanker payudara

menurut Smeltzer (2012) yaitu:

1) Benjolan pada payudara umumnya tidak nyeri, benjolan mula- mula

kecil lama – lama besar dan melekat pada kulit yang menimbulkan

perubahan pada kulit payudara.

6
2) Erosi puting susu, kulit atau puting susu menjadi ketarik kedalam

(retraksi), berwarna merah muda kecoklatan sampai menjadi edema,

hingga kulit kelihatan seperti jeruk mengkerut bahkan timbul ulkus

pada payudara. Ulkus makin membesar dan mendalam merusak

payudara, bau busuk, bernanah dan berdarah.

3) Perdarahan puting susu

4) Rasa sakit timbul apabila ulkus sudah membesar atau sudah

metastase ketulang- tulang

5) Timbul pembesaran getah bening di ketiak, bengkak pada lengan

dan menyebar ke seluruh tubuh.

e. Pencegahan kanker payudara

Strategi Mencegah Kanker Payudara menurut (Otto, 2005)

pencegahan kanker payudara dapat dibagi menjadi pencegahan primer

dan sekunder dan tersier.

1) Pencegahan primer.

Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling utama.

Caranya adalah dengan upaya menghindarkan diri dari

keterpaparanpada berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola

hidup sehat. Cara ini dilakukan oleh para wanita yang belum sama

sekali terdeteksiadanya kanker payudara. Hal ini sangat bagus bila

dilakukan, sebab dapat mencegah kanker payudara secara dini.

7
Hal-hal yang dapat dilakukan dengan pencegahan primer adalah :

a) Membatasi konsumsi alkohol

b) Menjaga berat badan ideal

c) Berkonsultasi dengan dokter mengenai cara alternatif untuk

menambah atau hormon lainnya

d) Menggabungkan aktivitas fisik kedalam kehidupan sehari-hari.

e) Mengonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak.

f) Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran.

2) Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang

dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk terkena

kanker payudara. Setiap wanita yangnormal dan memiliki siklus

haid normal merupakan populasi at riskdari kanker payudara.

Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini.

Beberapa metode deteksi ini terus mengalami perkembangan.

Deteksi dini merupakan hal yang terpenting untuk mengontrol

kanker payudara. Para peneliti telah menunjukkan bahwa angka

harapan hidup berhubungan langsung dengan stadium penyakit

saat diagnosis. ACS(American Cancer Society) telah menetapkan

petunjuk penapisan untuk wanita tanpa gejala yang meliputi tiga

metode deteksi dini :

a) SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri), harus dilakukan

setiap bulan oleh semua wanita berusia mulai dari 20 tahun.

8
b) Pemeriksaan payudara klinis oleh professional kesehatan harus

dilakukan setiap 3 tahun untuk wanita usia 20 sampai 40 tahun,

dan setiap tahun untuk wanita di atas 40 tahun.

c) Mammografi harus dimulai pada usia 40 tahun. Penapisan

mammografi rutin harus dilakukan setiap 1 sampai 2 tahun

sekali untuk wanita usia 40 sampai 49 tahun, dan setiap tahun

untuk wanita usia 50 tahun ke atas.

Rekomendasi terbaik untuk mammografi dari penuntun

American Cancer Society.

Tabel 2.2 Rekomendasi American Cancer Society

Rekomendasi terbaik untuk mammografi dari penuntun


American Cancer Society

Usia Pemeriksaan Pemindai

>20 tahun BSE setiap bulan

20 – 39 tahun CBE setiap 3 bulansekali

>40 tahun CBE danmammografisetiapbulan

BSE, breast self examination. CBE, clinical breast examination

(Price, 2005)

3) Pencegahan Tersier

Pencegahan ini ditujukan pada individu yang telah positif

menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat sesuai dengan

stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang

harapan hidup penderita. Pencegahan ini untuk meningkatkan

kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan

9
meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan yang dapat

dilakukan

adalah dengan :

a) Operasi walaupun tidak berpengaruh banyak tehadap ketahanan

penderita.

b) Tindakan kemoterapi dengan sitostatika.

c) Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa

sistomatik.

2. Remaja

a. Definisi

Adolesence (remaja) merupakan masa transisidari anak-anak

menjadi dewasa. Padaperiode ini berbagai perubahan terjadibaik

perubahan hormonal, fisik, psikologismaupun sosial. Perubahan ini

terjadi dengan sangat cepat dan tanpa disadari. Perubahan fisik yang

menonjol adalah perkembangan tanda-tanda sekssekunder, terjadinya

pacu tumbuh, serta perubahan perilaku dan hubungan sosial dengan

lingkungannya. Perubahan-perubahan tersebut dapat mengakibatkan

kelainan maupun penyakit tertentu jika tidakdiperhatikan dengan

seksama (Batubara, 2010)

Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence

(kata bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang berarti tumbuh

menjadi dewasa. Adolescence artinya berangsur-angsur menuju

kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal

10
ini mengisyaratkan kepada hakikat umum, yaitu bahwa pertumbuhan

tidak berpindah dari satu fase ke fase lainya secara tiba-tiba, tetapi

pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap (Al-Mighwar,

2006).

b. Tahap perkembangan remaja

Menurut Sarwono (2011) ada 3 tahap perkembangan remaja

dalamproses penyesuaian diri menuju dewasa :

1) Remaja Awal (Early Adolescence)

Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih

terheran–heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada

tubuhnyasendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-

perubahanitu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat

tertarik padalawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan

dipegangbahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik.

Kepekaanyang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya

kendaliterhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para remaja awal

sulitdimengerti orang dewasa.

2) Remaja Madya (Middle Adolescence)

Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja

sangatmembutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman

yangmenyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai

dirisendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-

sifatkebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka

11
atautidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis,

idealisatau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan

diridari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada

masakanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawankawan

darilawan jenis.yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam

kondisi

3) Remaja Akhir (Late Adolescence)

Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi

menujuperiode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal

dibawah ini:

a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-

oranglain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.

c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri

sendiri)diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri

sendiridengan orang lain.

e) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private

self)dan masyarakat umum (the public).

c. Karakteristik remaja

Menurut Hurlock , 2010 ciri-ciri remaja yaitu :

1) Masa remaja sebagai periode yang penting

12
Kendatipun semua periode dalam rentang kehidupan adalah

penting,namun kadar pentingnya berbeda-beda. Pada periode

remaja, akibat langsungmaupun akibat jangka panjang tetaplah

penting, ada periode yang penting karena akibat fisik dan ada pula

akibat psikologisnya. Perkembangan fisik yang cepat dan penting

disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat,

terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu

menimbulkanperlunya penyesuaian mental dan perlunya

membentuk sikap, nilai dan minat baru.

2) Masa remaja sebagai periode peralihan

Peralihan tidak berarti terputus atau berubah dari apa yang

telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan

dari satu tahap perkembangan ketahap berikutnya. Dalam setiap

periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat

keraguan akan peran yang akan dilakukan. Pada masa ini, remaja

bukan seorang anak dan bukan orang dewasa. Status remaja yang

tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu

kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda

danmenentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai.

d. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Hurlock (2010), tugas perkembangan remaja meliputi:

13
1) Mencapai pola hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya

yang berbeda jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika

moral yang berlaku di masyarakat.

2) Mencapai peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, selaras

dengan tuntutan sosial dengan kultural masyarakat.

3) Menerima kesatuan organ – organ tubuh / keadaan fisiknya

sebagai pria/wanita dan menggunakannya secara efektif sesuai

dengan kodratnya masing – masing.

4) Menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang

bertanggung jawab ditengah – tengah masyarakat.

5) Mencapai kebebasan emosional dari orangtua dan orang – orang

dewasa lainnya dan mulai menjadi diri sendiri.

6) Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan dan

kehidupan berkeluarga.

7) Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman

bertingkah laku dan mengembangkan ideologi untuk keperluan

kehidupan kewarganegaraan.

3. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

a. Definisi

SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri) adalah pengembangan

kepedulian seorang wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri

(Nisman, 2011). SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri antara

14
hari ke-7 dan ke-10 dari siklus menstruasi, dengan menghitung hari

pertama haid sebagai hari ke-1 (Smaltzer, 2012).

SADARI adalah cara mudah untuk melakukan deteksi dini

kanker payudara pada wanita setelah mengalami menstruasi, dengan

melakukan SADARI akan meningkatkan kesadaran betapa pentingnya

kewaspadaan akan adanya benjolan yang tidak normal pada payudara

(Suastina,2013).

b. Manfaat SADARI

Deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat penting

untukmengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada

payudarasehingga dapat mengurangi tingkat kematian karena penyakit

kankertersebut. Keuntungan dari deteksi dini bermanfaat untuk

meningkatkankemungkinan harapan hidup pada wanita penderita

sendiri melaluipemeriksaan dengan benar. Selain itu, SADARI adalah

metode termurah,tercepat, termurah, dan paling sederhana yang dapat

mendeteksi dinikanker payudara (Nisman,2011).

Penganjur pemeriksaan payudara sendiri beragumentasi

bahwasebagian besar lesi dapat terdeteksi secara sendiri, sehingga

membuatSADARI penting untuk mendeteksi dini kanker payudara.

Dilain pihak,terdapat keyakinan bahwa benjolan yang dideteksi melalui

SADARIadalah temuan yang bersifat kebetulan dan bahwa tidak ada

studi yangsecara konklusif menunjukkan bahwa SADARI menurunkan

mortalitassecara keseluruhan dari kanker payudara. Namun demikian,

15
SADARI terusmenjadi bagian penting bagi promosi kesehatan. SADARI

dapat diajarkandan dipraktikkan kepada semua wanita. Perawat berperan

dalammenginformasikan dan memberi pengajaran kepada semua wanita

tentangkeuntungan SADARI secara teratur dan pentingnya mencari

bantuanmedis segera ketika ditemukan benjolan. (Smeltzer, 2012)

c. Tujuan SADARI

MenurutNisman (2011) SADARI bertujuan sebagai berikut :

1) SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan

untukmencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini

maka kankerpayudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga

pengobatandini akan memperpanjang hidup penderita kanker

payudara.

2) Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang

ditemukanpada stadium awal akan memberikan harapanhidup

lebihlama.

d. Cara Pemeriksaan SADARI

Langkah-langkah SADARI (Smaltzer, 2012):

Menurut Olfah et al. (2013) langakah-langkah dalam melakukan

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah sebagai berikut:

1. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin. Lihat pada cermin, bentuk

dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak).

Cara melakukan :

Tahap 1:

16
Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu,

serta kulit payudara didepan kaca. Sambil berdiri tegak depan

cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.

Perhatikan bentuk dan ukuran payudara. Normal jika ukuran satu

dengan yang lain tidak sama. Kemudian, perhatikan juga bentuk

puting dan warna kulit. Rata-rata payudara berubah tanpa kita

SADARI. Perubahan yang perlu diwaspadai adalah jika payudara

berkerut, cekung ke dalam, atau menonjol ke depan karena

benjolan. Puting yang berubah posisi di mana seharusnya

menonjol keluar, malahan tertarik ke dalam, dengan warna

memerah, kasar, dan terasa sakit.

Tahap 2:

Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala. Dengan

tujuan untuk melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap otot

dibawahnya atau kelainan pada kedua payudara. Kembali amati

perubahan yang terjadi pada payudara Anda, seperti perubahan

warna, tarikan, tonjolan, kerutan, perubahan bentuk puting atau

permukaan kulit menjadi kasar.

Tahap 3:

Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan diletakkan disamping

kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat

adanya perubahan pada payudara.

Tahap 4: Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak

pinggang/ tangan menekan pinggul yang bertujuan untuk

17
menegangkan otot di daerah axilla. Lalu perhatikan apakah ada

kelainan seperti di atas. Masih dengan posisi demikian,

bungkukkan badan dan tandai apakah ada perubahan yang

mencurigakan perubahan atau kelainan atau puting.

2. Melihat Perubahan Bentuk Payudara dengan Berbaring.

Tahap 1 : Persiapan

Dimulai dari payudara kanan, baring menghadap ke kiri dengan

membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk

mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan

bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di

bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara

kanan. Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang

benjolan atau penebalan. Periksa payudara Anda dengan

menggunakan Vertical Strip dan Circular membentuk sudut 90

derajat.

Tahap 2: Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang

selangka dibagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah

antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan

tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak kemudian putar dan

tekan kuat untuk merasakan adanya benjolan. Gerakkan tangan Anda

perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan

kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih

2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan

18
memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti

pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

Tahap 3: Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.

Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan

yang luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil

sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan

tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa

bagian bawah areola mammae. Tekanan payudara memutar searah

jarum jam dengan bidang datar dari jari-jari Anda yang dirapatkan.

Dimulai dari posisi jam 12.00 pada bagian puting susu.

Tahap 4: Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk

melihat adanya cairan yang tidak normal dari puting payudara.

Tahap 5: Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda

dengan teliti, apakah teraba benjolan yang tidak normal atau tidak.

Adapun program dari American Cancer Society, yang dalam

programnya menganjurkan sebagai berikut:

1) Wanita >20 tahun melakukan SADARI tiap 3 bulan

2) Wanita >35-40 tahun melakukan mamografi

3) Wanita >40 tahun melakukan check up pada dokter ahli.

4) Wanita >50 tahun melakukan check up rutin/ mamografisetiap

tahun.Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi (misalnya

19
penderita kanker) pemeriksaan kedokter lebih rutindan lebih sering

(Mulyani, 2013).

e. Waktu Pemeriksaan

Menurut (Smeltzer, 2012) Waktu yang disarankan untuk

melakukan SADARI yaitu :

1) Waktu terbaik adalah hari ke-7 dan hari ke-10 siklus menstruasi

dengan menghitung hari pertama haid sebagai hari 1.

2) Wanita pascamenopause dianjurkan untuk memeriksa payudaranya

pada hari pertama setiap bulan untuk meningkatkan rutinitas.

3) Waktu: 10 menit setiap bulan melakukan sadari.

4. Pendidikan Kesehatan

a. Definisi

Pendidikan kesehatan merupakan upaya- upaya yang direncanakan

untuk mengubah perilaku individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat

melalui proses pendidikan (Maulana, 2009). Pendidikan kesehatan adalah

serangkaian upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain,

individu, kelompok, keluarga, maupun masyarakat sehingga terlaksana

suatu perilaku hidup bersih dan sehat (Efendi, 2013).

a. Tujuan

Secara umum, tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk

mengubah pengetahuan, sikap, dan keterampilan individu atau kelompok

masyarakat dalam bidang kesehatan, membina dan memelihara perilaku

20
hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat

kesehatan secara optimal (Efendi, 2012).

b. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Sasaran pendidikan kesehatan menurut Susilo (2011) yaitu:

1. Masyarakat umum yang berorientasi pada masyarakat pedesaan.

2. Masyarakat dalam kelompok tertentu.

5. Demonstrasi

a. Definisi

Metode demonstrasi adalah Metode penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu

proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar

tiruan. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar

memperhatikan, namun demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran

lebih kon-kret dalam setrategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

(Sanjaya,2006)

Metode demonstrasi cara penyajian bahan pelajaran dengan

meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses situasi,

atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun

tiruan yang sering disertai penjelasan Iisan (Daryanto,2009)

b. Fungsi Metode Demonstrasi

Demonstrasi sebagai suatu metode mengajar mempunyai fungsi

dalam proses belajar mengajar antara lain:

21
1) Memberi gambaran yang jelas dan pengertian yang konkrit tentang

suatu proses atau ketrampilan serta menunjukkan dengan jelas

langkah-langkah suatu proses atau ketrampilan.

2) Lebih mudah dan efisien dibanding dengan metode ceramah atau

diskusi karena dapat mengamati secara langsung

3) Memberi kesempatan dan sekaligus melatih pesertamengamati

sesuatu secara cermat.

4) Melatih pesertauntuk mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan (Yamin,2007)

c. Persiapan metode demonstrasi

Metode pembelajaran harus direncanakan dan dipersiapkan

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dapat tercapai, begitu pula

dengan metode demontrasi.Hal-hal yang perlu mendapat perhatian

pada Iangkah ini antara Iain:

1) Penentuan tujuan demonstrasi yang akan dilakukan dalam hal ini

pertim-bangkanlah apakah tujuan yang akan dicapai siswa dengan

belajar melalui demonstrasi itu tepat dengan menggunakan metode

demontrasi.

2) Materi yang akan didemontrasikan terutama hal-hal yang penting

ingin ditonjolkan.

3) Siapkanlah fasilitas penunjang demonstrasi seperti peralatan,

tempat dan mungkin juga biaya yang dibutuhkan.

4) Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik.

22
5) pertimbangkanlah jumlah siswa dihubungkan dengan hal yang akan

didemonstrasikan agar siswa dapat melihatnya dengan jelas.

6) Buatlah garis besar langkah atau pokok-pokok yang akan

didemonstrasikan secara berurutan dari tertulis pada papan tulis

atau pada kertas lebar, agar dapat dibaca-kan siswa dan guru secara

keseluruhan.

7) Untuk menghindarkan kegagalan dalam pelaksanaan sebaiknya

demonstrasi yang direncanakan dicoba terlebih dahulu.

(Djamarah.2010)

d. Pelaksanaan Metode Demonstrasi

Menurut Daryanto (2009) langkah-langkah metode demonstrasi

sebagai berikut:

1) Membagi dan menjelaskan sumber-sumber kegiatan demonstrasi.

2) Memberikan gambaran tentang seluruh kegiatan demonstrasi dan

mewujudkan hasil akhir.

3) Menghubungkan kegiatan dengan keterampilan yang memiliki

peserta dan keterampilan yang akan disampaikan.

4) Mendemonstrasikan langkah-langkah serta perlahan dan

memberikan waktu yang cukup pada peserta untuk

mengamatinya.

5) Menentukan hal-hal yang penting dan keritis atau hal yang

berkaitan dengan keselamatan kerja.

e. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Demonstrasi

23
1) Kelebihan

Menurut Syaiful (2010) kelebihan metode demonstrasi ini

adalah:

a) Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas

dan Iebih kongkret. Sehingga dapat menghindarkan

verbalisme.

b) Siswa diharapkan lebih mudah dalam memahami apa yang

dipelajari

c) Proses pengajaran akan lebih menarik

d) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan

antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya

sendiri.

e) Melalui metode ini dapat disajikan materi pelajaran yang

tidak mungkin kurang sesuai dengan menggunakan metode

lain.

2) Kelemahan

Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi

juga memiliki beberapa kelemahan.Menurut Sanjaya (2006)

kekurangan metode demonstrasi adalah:

a) Metode demonstrsi memerlukan persiapan yang lebih matang,

sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi dapat gagal

sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.

Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu

24
proses tertentu, beberapa kali mencobanya terlebih dahulu,

sehingga dapat memakan waktu yang banyak

b) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat

yang memadai yang berarti menggunakan metode ini

memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan

dengan ceramah.

c) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan yang

khusus, sehingga dituntut untuk bekerja lebih profesional.

Disamping itu metode demonstrasi juga memerlukan

kemampuan dan motivasi yang bagus untuk keberhasilan

proses pembelajaran sisw

25
26
KerangkaTeori

Faktor yang mempengaruhi


Tingkat Pengetahuan SADARI :
1. Umur
2. Minat
3. Pengalaman Metode yang digunakan
dalam penyuluhan
4. Informasi
kesehatan :
5. Pendidikan 1. Ceramah
2. Diskusi kelompok
3. Curah pendapat
4. Bermain peran
Pendidikan Kesehatan 5. Demonstrasi
SADARI

Perilaku SADARI Demonstrasi periksaan


menjadi baik Payudara sendiri

Terjadi penurunan
kejadian kanker payudara

Keterangan :

Tidak diteliti :

Diteliti :

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber :Notoatmodjo (2010) , Syzanne (2010), Olfah (2013)

27
B. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Demonstrasi pemeriksaan Praktik SADARI


payudara sendiri

Gambar 2.2 KerangkaKonsep

C. HipotesisPenelitian

Ada efektifitas demonstrasi pemeriksaan payudara sendiri terhadap praktik

SADARI pada remaja putri di Pondok Pesantren An – Nur Gogik Kec. Ungaran Barat.

28

Anda mungkin juga menyukai