Anda di halaman 1dari 186

MAKALAH

KARAKTERISTIK SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Siti Marfuah (A1F020002)


2. Muhammad Rizki Arifurrahman (A1F020004)
3. Tiara Dia Amanda (A1F020018)
4. Resmareta (A1F020036)
5. Embun Sari Nurmaini (A1F020038)

Dosen pengampu :

Neni Murniati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah memberikan saya kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah kuliah
ini dengan baik dan lancar. Tugas makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Biologi Dasar yang berjudul “ Karakteristik Sel Hewan dan Sel
Tumbuhan”.

Saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Biologi Dasar Ibu Neni
Murniati, M.Pd atas ilmu yang diberikannya.

Saya mohon maaf jika masih banyak kekurangan dari pengerjaan makalah ini,
untuk itu, Saya sangat berterima kasih apabila nanti ada masukkan dari makalah ini.

Sekian dari pengantar ini, Saya ucapkan terima kasih.

Bengkulu, September 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
2.1. Pengertian Sel....................................................................................... 3
2.2. Konsep dan Teori Sel........................................................................... 3
2.3 Struktur Sel Prokariotik Versus Sel Eukariotik................................... 4
2.4. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan............................................ 18
BAB III PENUTUP............................................................................................. 20
3.1. Kesimpulan ........................................................................................... 20
3.2. Saran..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semua makhluk yang pernah hidup baik itu manusia, hewan, dan tumbuhan
tersusun dari milyaran sel yang kemudian membentuk jaringan, organ, dan sistem
organ sehingga menjadi satu kesatuan yang homogen dalam heterogen dengan batas
yang jelas antara setiap organ yang menjalankan suatu sistem tertentu dalam suatu
makhluk hidup.

Biologi sel merupakan salah satu dari cabang ilmu Biologi yang mempelajari
tentang sel. Biologi sel juga merupakan kumpulan dari materi paling sederhana dan
sebagai dasar dari kehidupan serta bagaimana struktur dan fungsi sel dapat bekerja
dalam kehidupan. Hal inilah yang dapat kita pelajari dalam biologi sel yang
mencakup tentang sifat-sifat sel seperti struktur sel dan organel yang terdapat di
dalam sel, fungsi sel, perkembangan dan evolusi sel, pembelahan sel, hingga
kematian sel. Hal tersebut yang dapat kita pelajari dengan baik pada skala
mikroskopis dengan mengamati menggunakan mikroskop. Biologi sel merupakan
suatu hal yang mempelajari baik organisme bersel tunggal seperti bakteri atau
organisme multiseluler seperti manusia (Alberts, 2014).

Fisiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi,


mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel–sel organisme. Fisiologi
menerangkan tentang faktor–faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh
proses kehidupan. Pada setiap jenis kehidupan, mulai dari mahluk hidup
sederhana seperti virus yang bersel satu sampai manusia yang mempunyai
susunan sel yang lebih rumit, mempunyai sifat–sifat fungsional tersendiri.
Salah satu ilmu yang dipelajari tentang fisiologi adalah ilmu mengenai sel.

Unit dasar tubuh, mulai virus sampai manusia adalah sel, dan tiap–tiap
organ sebenarnya merupakan kumpulan banyak sel yang tidak sama, yang
bersama–sama digabungkan oleh struktur penyokong intera sel. Tiap–tiap jenis sel
secara khusus beradaptasi untuk melakukan suatu fungsi tertentu, misalnya
sel–sel yang menyusun lamela insang di satu pihak, bertugas dalam pertukaran
gas dan di pihak lain bertugas pula sebagai tempat pertukaran ion–ion dan air.
Sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen dari insang ke jaringan,
sel hati berperan sebagai mesin pembaru bagi bahan–bahan yang udah rusak
sehingga dapat dipergunakan kembali bagi tubuh dan lain–lain.

Sel mampu untuk hidup, tumbuh, dan melakukan fungsi–fungsi khususnya


selama tersedia oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino, dan asam lemak
yang sesuai dalam lingkungan internal sel. Selanjutnya semua kehidupan sel
pada hakikatnya mempunyai lingkungan yang sama, yaitu cairan ekstra sel
mengandung ion natrium, klorida dan bikarbonat dalam jumlah
besar, serta nutrisi untuk sel, seperti oksigen, glukosa, asam lemak, asam
amino, juga karbon dioksida yang selanjutnya diangkut ke paru-paru untuk
ekskresi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah :

1. Apa pengertian dari sel?


2. Bagaimana konsep dan teori dari Sel hewan dan Sel tumbuhan?
3. Bagaimana Struktur Sel Prokariotik Versus Sel Eukariotik?
4. Apa Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan?

1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui pengertian dari Sel


2. Untuk mengetahui konsep dan teori Sel Hewan dan Tumbuhan
3. Untuk mengetahui struktur Sel Prokariotik versus Sel Eukariotik
4. Untuk mengetahui perbedaan Sel Hewan dan Se
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sel

Sel merupakan unit terkecil principle menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Seluruh fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Maka dari
itu kebanyakan sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan
hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun Iranian language satu
sel tunggal (uniseluler), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan
protozoa atau Iranian language banyak sel (multiseluler). Pada organisme
multiseluler terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, principle
menjadi dasar bagi hirarki hidup. Pada struktur sel dan fungsi-fungsinya secara
menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi
principle ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga
memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariotik beradaptasi dengan
kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling
bekerja sama dalam organisasi principle sangat rapi (Gade. 2014).

2.2. Konsep Dan Teori Sel

Konsep dan teori sel pertama kali berasal dari ilmuwan Inggris Robert Hooke pada
tahun 1665 Ilmuwan Inggris Robert Hooke pada tahun 1665 dia mengamati irisan
gabus botol dengan menggunakan mikroskop sederhana, melihat struktur seperti
rumah lebah kemudian diberi nama “sel” (cellula (Latin) = bilik kecil. Sang
ilmuwan juga menyatakan bahwa setiap bagian yang terlihat dibatasi oleh dinding,
yang tidak lain adalah dinding-dinding sel yang sudah mati dari tumbuhan. Ilmu
yang mempelajari tentang sel adalah sitologi. Pengetahuan tentang struktur dan
fungsi sel terus berkembang hingga kini, seiring dengan teknik dan peralatan
analisis yang digunakan semakin maju, baik secara in vitro maupun secara in vivo.
Pada tahun 1830-an dipahami bahwa seluruh bentuk kehidupan makhluk hidup
baik tumbuhan maupun hewan tersusun atas sel-sel yang beragam, berdasarkan
temuan Mathias Schleiden pada sel tumbuhan dan temuan Theodor Schwann pada
sel hewan, yang selanjutnya dikenal dengan teori sel. Pernyataan-pernyataan di atas
sering diartikan dengan nama Teori sel yang terdiri atas:

1. Semua makhluk hidup terdiri atas satu atau lebih sel


2. Sel merupakan susunan unit struktural dan fungsional semua makhluk
hidup.
3. Seluruh bentuk kehidupan berasal dari sel melalui pembelahan
4. Sel mempunyai materi genetik yang akan diturunkan kepada generasi yang
akan mendatang melalui pembelahan

2.3. Struktur Sel Prokariotik Versus Sel Eukariotik

Semua sel secara umum memiliki bagian-bagian membran yang


memisahkan diri antara sel dengan lingkungannya yang dibatasi oleh perintang
selektif yang disebut dengan membran plasma. Membran plasma itu sendiri
berfungsi sebagai memyelubungi zat yang serupa jeli yang semi cair disebut dengan
sitosol (cytosol), dan cairan sel yang mengandung organel serta bahan genetik salah
satunya adalah DNA. Semua sel memiliki ribosom, kompleks kecil yang membuat
protein berdasarkan instruksi dari gen. Selanjutnya keanekaragaman sel terletak
pada isi cairan sel, yaitu sel prokariot adalah jenis sel yang tidak mempunyai
membran inti sehingga tidak memiliki batasan yang jelas antara sitoplasma dan
nukleoplasma. Sebaliknya sel eukariotik mempunyai membran inti sehingga ada
batas yang jelas antara sitoplasma dan nukleoplasma. Perbedaan lain dari sel
prokariotik dan eukariotik adalah lokasi DNA-nya seperti tercermin di dalam nama
dari kedua jenis sel tersebut.

2.3.1 Sel Prokariotik

Struktur sel prokariotik tidak memiliki membrane inti mempunyai membran


plasma, nukleoid (berupa DNA & RNA), dan sitoplasma yang mengandung
ribosom. Tidak memiliki endomembran (membran dalam inti sel): tidak memiliki
mitokondria dan kloroplas, tetapi punya struktur yang berfungsi sama yaitu
mesosom dan kromatofor. Contohnya adalah bakteri dan ganggang hijau-biru atau
cyanobacteria

Jaringan protein serat sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan


mengendalikan pergerakan struktur di dalam sel eukariota. Sentriol, yang hanya
ditemukan pada sel hewan di dekat nukleus, juga terbuat dari sitoskeleton. Dinding
sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer lain, mengelilingi sel tumbuhan
dan membuatnya kuat dan tegar. Fungi juga memiliki dinding sel, namun
komposisinya berbeda dari dinding sel bakteri maupun tumbuhan. Di antara
dinding sel tumbuhan yang bersebelahan terdapat saluran yang disebut
plasmodesmata

1. Membran

Membrane sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan
berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen,
nutrien, dan limbah yang cukupuntuk melayani seluruh volume sel.
Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan
adhesi sel.

Sumber gambar : https://id.wikipedia.org/wiki/Prokariota

Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul
lipid dan protein. Membran sel bersifat dinamik dan kebanyakan
molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang membran. Molekul lipid
membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang
menjadi penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-
molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid tersebut berperan
dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya mengangkut
molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein yang menjadi
pengait struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan
menyalurkan sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa
sekitar 30% protein yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein
membran

2. Inti Sel

Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel


eukariota (sebagian lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas).
Dengan diameter rata-rata 5 µm, organel ini umumnya adalah organel
yang paling mencolok dalam sel eukariota. Kebanyakan sel memiliki satu
nukleus, namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel
otot rangka,dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah
merah matang yang kehilangan nukleusnya saat berkembang.
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya
(yang disebut nukleoplasma) dan sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua
membran yang masing-masing merupakan lapisan ganda lipid dengan
protein terkait.Membran luar dan dalam selubung nukleus dipisahkan oleh
ruangan sekitar 20–40 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah pori yang
berdiameter sekitar 100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran
selubung nukleus menyatu. Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama
dengan protein menjadi kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah,
kromatin kusut yang berbentuk benang akan menggulung, menjadi cukup
tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur terpisah yang
disebut kromosom.
Nukleus mengendalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara
mengirim molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis
berdasarkan “pesan” gen pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma
melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat pesan genetik N tersebut
diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang disintesis.

Sumber gambar : https://id.wikipedia.org/wiki/Prokariota

3. Ribosom

Di suatu sel ada butiran kecil dan padat yang menempel di RE


kasar dan menyebar di sitoplasma, nah itu namanya ribosom. Ribosom
itu butiran nukleoprotein yang ukurannya hanya 15-20 nm, paling kecil
dari organel lainnya. Ada dua komponen utama ribosom, yaitu subunit
besar dan subunit kecil. Saat melakukan kerjanya, kedua subunit ini
bergabung dan membentuk struktur yang mirip dengan burger. Ditengah-
tengah tumpukan kedua subunit yang mirip burger itu, ada mRNA.
Fungsi mRNA itu sebagai cetakan resep untuk bikin protein tertentu.
Makanya, peran utama ribosom adalah sebagai tempat berlangsungnya
sintesis protein.
Sumber gambar : ruangguru.com

4. Retikulum Endoplasma

Retikulum endoplasma (RE) tersusun dari selapis membran yang


berlekuk-lekuk dan posisinya di dekat atau menempel dengan inti sel.
Ada dua jenis Retikulum Endoplasma yaitu RE kasar dan RE halus. RE
kasar permukaannya ditempeli oleh ribosom sedangkan permukaan RE
halus tidak ditempeli ribosom permukaanya pun lebih halus yaitu
fungsinya. RE kasar kan ditempeli ribosom, maka fungsinya berkaitan
untuk sintesis protein. Sedangkan RE halus berfungsi untuk sintesis
lemak, metabolisme karbohidrat, dan detoksifikasi racun.
Sumber gambar : ruangguru.com

5. Badan Golgi

Badan Golgi atau Diktiosom Disebutnya diktiosom. Letak badan


golgi biasanya ada di pinggir sel deket membran sel. Kalau di sel hewan,
badan golgi bisa membentuk lisosom. Makanya, di sekitar badan golgi sel
hewan juga bisa ditemukan di lisosom. Badan golgi ini paling gampang
dikenali loh! Bentuknya kayak kantung (lumen) atau cakram pipih yang
disebut sisterna. Kantung badan golgi ini bisa lepas dan nantinya akan
membentuk kantong-kantung kecil yang disebut vesikel. Vesikel ini ada
dua macam, yaitu vesikel transfer (untuk mentransfer protein dari badan
golgi ke lisosom) dan vesikel sekretoris (untuk melepaskan protein atau
molekul lain).
Sumber gambar : ruangguru.com

6. Lisosom
Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat
lebih dari 30 jenis enzim hidrolitik untuk menguraikan berbagai
molekul kompleks. Sel menggunakan kembali subunit molekul yang
sudah diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang dipakainya,
lisosom dapat memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini
dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri dari badan Golgi.

Sumber gambar : ruangguru.com


7. Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh
vakuola pada sel tumbuhan. Membran vakuola, yang merupakan
bagian dari sistem endomembran, disebut tonoplas. Vakuola berasal
dari kata bahasa Latin vacuolum yang berarti ‘kosong’ dan dinamai
demikian karena organel ini tidak memiliki struktur internal.
Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala
terbentuk dari gabungan banyak vesikel.
Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat
ditemukan pada sel hewan dan protista uniseluler. Kebanyakan
protozoa memiliki vakuola makanan, yang bergabung dengan
lisosom agar makanan di dalamnya dapat dicerna.Beberapa jenis
protozoa juga memiliki vakuola kontraktil, yang mengeluarkan
kelebihan air dari sel.

Sumber gambar : ruangguru.com


8. Sistem Endomembran
Berbagaimembran dalam seleukariota merupakan bagian dari sistem
endomembran. Membran ini dihubungkan melalui sambungan fisik
langsung atau melalui transfer antarsegmen membran dalam
bentukvesikel (gelembung yang dibungkus membran) kecil. Sistem
endomembran mencakup selubung nukleus,retikulum
endoplasma,badan Golgi,lisosom, berbagai jenisvakuola, dan
membran plasma. Sistem ini memiliki berbagai fungsi,
termasuksintesis dan modifikasi protein serta transpor protein ke
membran danorganel atau ke luar sel, sintesislipid, dan penetralan
beberapa jenisracun
Sumber gambar : id.m.wikipedia.org

9. Mitokondria
Organel ini memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan
membran dalam, yang dipisahkan oleh ruang antar membran. Luas
permukaan membran dalam lebih besar daripada membran luar
karena.

Sumber gambar : seputarilmu.com

memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke dalam


matriks, atau ruang dalam mitokondria. Fungsi mitokondria sebagai
tempat respirasi seluler, menghasilkan energi/ATP, dan molekul
pembawa energi siap pakai.
10. Kloroplas
Kloroplas merupakan salah satu jenis organel yang disebut
plastida pada tumbuhan dan alga.Kloroplas mengandung klorofil,
pigmen hijau yang menangkap energi cahaya untuk fotosintesis,
yaitu serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi
energi kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan
senyawa organik lain. Leukoplas adalah plastida yang hadir dalam
banyak jaringan epidermis dan internal yang tidak menjadi hijau dan
fotosintesis. Mereka lebih sedikit besar dari proplastids. Bentuk
umum leukoplas adalah amyloplast yang menumpuk pati
polisakarida dalam jaringan penyimpanan sebagai sumber gula
untuk penggunaan di masa depan.Pada beberapa tanaman,seperti
kentang.

11. Dinding Sel

Sumber gambar : materi.co.id


Pada tumbuhan merupakan matriks ekstraseluler yang
menyelubungi tiap sel tumbuhan. Dinding ini tersusun atas serabut
selulosa yang tertanam dalam polisakarida lain serta protein dan
berukuran jauh lebih tebal daripada membran plasma, yaitu 0,1 µm
hingga beberapa mikrometer. Dinding sel melindungi sel tumbuhan,
mempertahankan bentuknya, dan mencegah pengisapan air secara
berlebihan.
2.3.2 Sel Eukariotik
1. Membran Plasma
Membran plasma membatasi sel dengan lingkungan luar, bersifat
semi/selektif permeabel, berfungsi mengatur pemasukan dan
pengeluaran zat ke dalam dan ke luar sel dengan cara difusi,
osmosis, dan transpor aktif. Membran plasma disusun oleh
fosfolipid, protein dan kolesterol.

Sumber gambar : gurupendidikan.co.id


2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang berada di luar inti, terdiri atas
air dan zat-zat yang terlarut serta berbagai macam organel sel hidup.

Sumber gambar :rumusrumus.com


3. Nukleus
Inti sel atau nukleus merupakan organel terbesar yang berada di
dalam sel. Nukleus berdiameter 10 mikrometer. Nukleus biasanya
terletak di tengah sel dan berbentuk bulat dan oval.
Sumber gambar : buku biologi dasar
4. Sentriol
Sentriol merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel
mengadakan pembelahan. Pada fase tertentu dalam daur hidupnya
sentriol memiliki silia atau flagela. Sentriol hanya dijumpai pada sel
hewan, sedangkan pada sel tumbuhan tidak.

Sumber gambar : informakitasemua.wordpress.com

5. Retikulum Endoplasma
Retikulum berasal dari kata Reticular yang berarti anyaman benang
atau jala, karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma
(Endoplasma), maka disebut sebagai Eticulum Endoplasma
(disingkat RE). RE hanya dijumpai di dalam sel eukariotik, baik sel
hewan maupun sel tumbuhan.
Sumber gambar : tribunnewswiski.com
6. Ribosom
Ribosom tersusun atas RNA-ribosom (RNA-r) dan protein. Ribosom
tidak memiliki membran.

Sumber gambar : cerdikia


7. Kompleks golgi
Kompleks golgi sering disebut golgi saja. Pada sel tumbuhan,
kompleks golgi disebut Diktiosom. Organel ini terletak di antara RE
dan membran plasma.
Sumber gambar : bio.cekrisna.com
8. Lisosom
Lisosom (lyso= pencernaan, soma= tubuh) merupakan membran
berbentuk kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut
lisozim. Enzim ini berfungsi dalam pencernaan intrasel yaitu
mencerna zat-zat yang masuk dalam sel.

Sumber gambar : buku biodas

2.4. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan


Sel yang menyusun suatu organisme memiliki bentuk dan ukuran ragam,
bergantung pada fungsinya. Sel tumbuhan dan sel hewan memiliki perbedaan baik
bentuk, ukuran, dan organel yang menyusunnya. Untuk mengamati bagian-bagian sel
diperlukan mikroskop elektron untuk dapat mengetahui bagian-bagiannya.
Berikut adalah perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan :

Sel Tumbuhan
- Mempunyai dinding sel
- Mempunyai vakuola sentral yang besar
- mempunyai plastida (kloroplas,kromoplas dan leukoplas
- Tidak mempunyai sentriol
- Tidak mempunyai lisosom
- Tidak mempunyai silia
Sel Hewan
- Tidak mempunyai dinding sel
- Tidak mempunyai vakuola sentral
- Tidak mempunyai plastida
- Mempunyai sentrio
- Mempunyai lisosom
- Mempunyai silia

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sitologi adalah cabang ilmu Biologi yang kajiannya mengenai sel. Konsep sel
pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan Inggris Robert Hooke pada tahun 1665, setelah
mengamati irisan gabus botol dengan menggunakan mikroskop sederhana. Selanjutnya
konsep tentang sel mengalami perkembangan, seperti yang dikemukakan oleh Matthias
Schleiden pada sel tumbuhan dan temuan Theodor Schwann pada sel hewan, yang
selanjutnya dikenal dengan teori sel. Teori mereka menyatakan bahwa setiap makhluk
hidup terdiri atas satu atau lebih sel.

Sel merupakan unit struktural dan fungsional semua makhluk hidup, semua
kehidupan berasal dari sel-sel sebelumnya melalui pembelahan, dan sel mengandung
materi genetik yang akan diturunkan kepada generasinya.

. Sel prokariotik adalah sel tanpa membran inti, tidak memiliki organel yang
bermembran, dan sebagian besar sel prokariotik mempunyai dinding sel. Bakteri
termasuk jenis sel prokariotik. Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti
dan sejumlah organel dengan fungsi yang spesifik. Diantara organel yang dimiliki
adalah inti sel, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, mikrobodi, mitokondria,
dan kloroplas. Sel penyusun tubuh hewan dan tubuh tumbuhan termasuk jenis sel
eukariotik. Sel juga melakukan beberapa fungsi, diantaranya sintesis makromolekul,
pergerakan,sekresi, dan ekskresi.

3.2 Saran
Dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah mungkin terdapat banyak
kesalahan dan kekhilafan sehingga saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna meningkatkan dan memperbaiki makalah ini kedepannya. Terakhir
mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT serta terimakasih kepada pihak-pihak
yang membantu dalam proses pembuatan makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Susilawati N.(2018) Biologi Dasar Terintegrasi. Pekanbaru: Kreasi


Edukasi.
Palennari, Muhiddi.dkk.(2016) Biologi Dasar Bagian Pertama. Makassar: Alauddin
University Press.
Situmorang, Masni V.(2020) Biologi Dasar. Bandung:Penerbit Widina Bhakti
Persada.
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2002). Biologi. Jilid 1. Edisi
Kelima. Alih Bahasa: Wasmen.Jakarta: Penerbit Erlangga.
MAKALAH BIOLOGI DASAR
JARINGAN HEWAN DAN TUMBUHAN

Disusun Oleh :

Kelompok 2
1. Lesa Maharani (A1F020014)
2. HerdianTata Pratama (A1F020040)
3. Aurelia Ratih Puspariyani (A1F020044)
4. Irma Sari (A1F020048)
5. M.GustianHartawan (A1F020050)

Dosen Pengampu : Neni Murniati,S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................5
1.4 Manfaat..............................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
1.1 Pengertian Jaringan............................................................................................6
1.2 Jaringan pada Tumbuhan....................................................................................6
1.3 Jaringan Pada Hewan.......................................................................................15
BAB IV............................................................................................................................37
PENUTUP.......................................................................................................................37
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................37
4.2 Saran................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................38
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan penulis
kemampuan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.Berbagai rintangan
penulis hadapi dalam proses menyelesaikan karya tulis ini,tetapi tidak
menyurutkan dan semangat kami sebagai penulis dalam menyelesaikan tugas ini
dengan baik.
Didalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu system yang luar
biasa.Sistem ini terorganisir sedemikian rupa sehingga dapat membentuk suatu
kesatuan yaitu makhluk hidup yang dapat beraktivitas.Sistem ini dimulai dari
satuan yang terkecil yaitu sel,kumpulan sel dengan fungsi yang sama kemudian
membentuk sebuah jaringan,kumpulan jaringan akan membentuk organ,hingga
akhirnya organ-organ yang berada pada satu system membentuk system tubuh
makhluk hidup.Pembahasan makalah pada kali ini akan berfokus pada jaringan
tumbuhan dan hewan tingkat tinggi.Tumbuhan dan hewan dalam melakukan
seluruh aktivitasnya melibatkan peran-peran jaringan.Aktivitas tumbuhan dan
hewan pastilah berbeda,jaringan yang berperan pun akan berbeda pula.Untuk
itu,makalah ini memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai jaringan-jaringan
yang terdapat pada tumbuhan dan hewan.
Kami sebagai penulis sangat berharap karya tulis ini dapat bermanfaat dan
memberikan informasi yang jelas mengenai materi jaringan tumbuhan dan hewan
ini.Kami sebagai penulis juga menyadari sepenuhnya bahawa didalam makalah ini
masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu,kami
berharap adanya kritik,saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat dimasa yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.Semoga karya tulis yang kami buat ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya.
Akhir kata,penulis berharap agar makalh ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Bengkulu,07 September 2021


Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan


berkembang.Pada saat itu,sel-sel yang menyusun tubuh menjadi terspesialisasi
untuk menjalankan berbagai fungsi hidup.Beberapa sel diantaranya bergabung
menjadi satu kesatuan membentuk jaringan.
Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan struktur yang
sama untuk fungsi tertentu.Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama
untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ.Jaringan dipelajari
dalam cabang biologi yang dinamakan histology,sedangkan cabang biologi yang
mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan
penyakit histopatologi.Pada hewan dan tumbuhan bersel banyak yang
berkembang biak secara seksual,zigot yang merupakan hasil fertilisasi akan
membelah berulangkali,dan akan menghasilkan jaringan embrional atau jaringan
meristem pada tumbuhan.Dalam pembelahan itu sel-selnya akan mengalami
perubahan bentuk maupun fungsi.Proses inilah yang disebut spesialisas.Dari
jaringan embrional selanjutnya dapat dibentuk jaringan-jaringan lain.Perubahan
bentuk dan susunan jaringan embrional menjadi jaringa-jaringan lain disebut
proses diferensiasi.
Jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki bentuk,susunan,dan
fungsi yang sama.Pada umumnya,dikenal dua tipe jaringan, yaitu jaringan
sederhana (tersusun dari satu tipe sel) dan jaringan kompleks (tersusun dari
banyak tipe sel).Berbagai macam jaringan dapat ditemukan pada organ tubuh
makhluk hidup,baik tumbuhan maupun hewan.Makalah ini akan membahas
tentang macam jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan hewan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan jaringan ?
2. Bagaimana struktur jaringan tumbuhan dan hewan !
3. Bagaimana fungsi jaringan tumbuhan dan hewan !
4. Apa saja jenis-jenis jaringan pada hewan dan tumbuhan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Menjelaskan jaringan pada tumbuhan tingkat tinggi
2. Menjelaskan jaringan pada hewan tingkat tinggi

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Dapat memotivasi minat seseorang/pembaca agar mau belajar tentang
jaringan pada tumbuhan dan hewan tingkat tinggi
2. Dapat memberikan penjelasan materi yang mudah dipahami dan detail
terkait materi jaringan pada tumbuhan dan hewan tingkat tinggi kepada
pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Jaringan


Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan struktur yang
sama untuk fungsi tertentu. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama
untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari
dalam cabang biologi yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang
mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan
penyakit adalah histopatologi. Pada hewan dan tumbuhan bersel banyak yang
berkembang biak secara seksual, zigot yang merupakan hasil fertilisasi akan
membelah berulang kali, dan akan menghasilkan jaringan embrional atau jaringan
meristem pada tumbuhan. Dalam pembelahan itu sel-selnya akan mengalami
perubahan bentuk maupun fungsi. Proses inilah yang disebut spesialisasi. Dari
jaringan embrional selanjutnya dapat dibentuk jaringan-jaringan lain. Perubahan
bentuk dan susunan jaringan embrional menjadi jaringan jaringan lain disebut
proses diferensiasi.
Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas
untuk setiap kelompok sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga ("ganggang")
dan fungi ("jamur"), tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat
membentuk struktur-struktur khas mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor.
Tumbuhan lumut dapat dikatakan telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia
belum memiliki jaringan pembuluh yang jelas.

1.2 Jaringan pada Tumbuhan


Tumbuhan merupakan organisme multiseluler yang memiliki kemampuan
untukmembuat makan sendiri, sedangkan organisme lain seperti manusia, hewan
danmikroorganisme tidak membuat makan sendiri, sehingga bergantung pada
keberadaantumbuhan. Hal ini menyebabkan para ahli menggolongkan tumbuhan
sebagai organisme produsen dan organisme lainnya sebagai konsumen.Tumbuhan
memerlukan tanah dan sinar matahari sebagai faktor lingkungan yang paling
utama dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Tanah penting bagi tumbuhan
karenamengandung berbagai unsur kimia sebagai nutrisi bagi tumbuhan. Unsur-
unsur kimiatersebut diserap oleh akar dan dengan bantuan air diangkut kedaun
untuk diproses.Sedangkan sinar matahari sebagai katalisator dalam proses
fotosintesis. Pada daun terdapat butir-butir hijau daun (klorifil) yang berfungsi
menangkap cahaya mataharisebagai energi untuk proses fotosintesis. Hasil proses
fotosintesis berupa karbohidrat,lemak, dan protein selanjutnya diangkut ke
bagian-bagian lain pada tumbuhan untukmembantu pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel maupun jaringan tumbuhan.Sel-sel dan jaringan yang
mendapat suplai nutrisi dari hasil fotosintesis tersebut,dimanfaatkan untuk
meningkatkan pertumbuhan sel baik dalam jumlah maupunukurannya.
Peningkatan ukuran dan jumlah sel dapat terjadi secara
secarahorisontal(Penambahan diamter batang) dan terjadi secara vertikal
(penambahan tinggitumbuhan). Sel-sel tumbuhan yang memiliki bentuk dan
susunan ataupun sifat yangsama dapat dikelompokan sebagai satu jaringan.
Jaringan-jaringan yang memiliki bentuk dan sifat yang sama akan membentuk
organ tumbuhan, dan kumpulan darisemua organ membentuk tubuh tumbuhan.
Sistem jaringan dasar merupakan sesuatu yang mencakup jaringan yang
membentukdasar bagi tumbuhan, namun sekaligus juga dapat menunjukkan
spesialisasi. Jaringan dasarutama adalah parenkim dengan semu ragamnya;
kolenkim, yakni jaringan yang berdindingtebal dan sel tetap hidup; sklerenkim,
yakni jaringan berdinding tebal dan sering kali berkayu sehingga keras dengan sel
yang biasanya mati.Jaringan dapat dibedakan karena memiliki sifat yang berbeda
sehubungan dengan posisinya dalam tubuh tumbuhan.

A. Jaringan Meristem
Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak
di ujung batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan
meristem interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya. Jaringan meristem
adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai sifat membelah
diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil, berdinding tipis tanpa
vakuola tengah di dalamnya. Jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau
bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik adalah mitosis. Bentuk dan ukuran
sama relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi 3 yaitu:
- Meristem lateral (meristem samping) yang terdapat pada batang tepatnya di
cambium atau cambium gabus.
- Meristem interkalar (meristem antara) yang terdapat di antara jaringan dewasa,
misalnya pangkal ruas batang.
- Meristem apical (Meristem ujung) yang terdapat diujung batang atau ujung akar.

Gambar 1. Letak Jaringan Meristem

Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem terbagi atas 3 yaitu:


- Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih
dalam tingkat embrio.
- Meristem primer adalah jaringan meristem yang ada pada tumbuhan muda
biasanya ada pada ujung-ujung tumbuhan seperti akar atau pucuk. Jaringan ini
masih aktif membelah sehingga menyebabkan organ tumbuhan bertambah
panjang atau bertambah tinggi.
- Meristem sekunder adalah jaringan meristem yang terdapat pada jaringan
dewasa yang telah terhenti pertumbuhannya, tetapi menjadi embrional kembali.
Meristem sekunder terdapat pada kambium. Kambium inilah yang selalu tumbuh
dan membelah selama hidup
tumbuhan yang menyebabkan pelebaran atau pembesaran batang.
B. Jaringan Permanen
Jaringan permanen di bagi menjadi 5 yaitu jaringan epidermis, jaringan
parenkim, jaringan penyokong atau penguat, jaringan pengangkut dan jaringan
gabus. Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah mengalami diferensiasi.
Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri, bentuknya pun relatif permanen
serta rongga selnya besar.

1. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis adalah jaringan yang letaknya paling luar. Jaringan
epidermis tidak mengandung klorofil kecuali pada epidermis tumbuhan Bryophita
dan Pterydophyta serta sekitar epidermis pada sel penutup stomata. Bentuk sel
jaringan epidermis seperti balok. Pada tumbuhan yang sudah mengalami
pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan
epidermis.
Fungsi jaringan epidermis antara lain:
- Pelindung jaringan didalamnya
- Tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali akar yang muda, bisa masuk air karena
osmosis
- Peresap air dan mineral pada akar yang muda. Oleh karena itu akarakar yang
muda epidermisnya diperluas dengan tonjolan-tonjolan yang disebut bulu akar.
- Untuk penguapan air yang berlebihan. Bisa melalui evaporasi atau gutasi
- Tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu respirasi, terjadi pada epidermis yang
permukaannya bergabus.

Epidermis bisa membentuk aneka ragam bentuk menyesuaikan perannya


di organ tempat keberadaan epidermis.
- Stomata (mulut daun) yaitu lubang pada lapisan epidermis daun. Sekitar stomata
terdapat sel yang berklorofil disebut sel penutup. Stomata berfungsi sebagai
tempat masuknya CO2 dan keluarnya O2 sewaktu berfotosintesis dan untuk
penguapan air.
- Trichoma yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan luar dari epidermis
daun dan batang. Berfungsi untuk menahan penguapan air, meneruskan rangsang,
melindungi tumbuhan dari gangguan hewan, membantu penyebaran biji dan
penyerbukan bunga
- Bulu-bulu akar yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan akar yang
dapat diresapi oleh larutan garam-garam tanah.
- Sel kipas tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran yang lebih
besar dibandingkan sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi
mengurangi penguapan dengan menggulung daun.
- Spina yaitu duri yang berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari gangguan
manusia dan hewan.
- Vilamen merupakan akar gantung sel mati di bagian dalam jaringan epidermis
(pohon beringin).

1. Jaringan Parenkim
Sel perenkim terdapat diberbagai sebagian tumbuhan, bentuknya besar-
besar dan berdinding tipis. Fungsi utama sel parenkim sebagai tempat cadangan
makanan serta sebagai jaringan penyokong. Parenkim biasanya memiliki dimensi
panjang dan lebar yang sama dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel
primer dengan selulose yang tipis. Nama lainnya adalah jaringan dasar.

Gambar 2. Jaringan Parenkim


Jaringan parenkim di jumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun,
daging buah dan endosperm. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut
klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim.
Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh
jaringan parenkim. Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi
beberapa macam antara lain:
- Parenkim asimilasi (Klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil
dan berfungsi untuk fotosintesis
- Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan
makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat,
atau cairan di dalam sitoplasma. - Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu
menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering
(Xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen.
- Parenkim penyimpan udara (Aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu
menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim
banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.

2. Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong
agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi
menjadi dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim. Jaringan kolenkim adalah
jaringan penyokong yang masih muda, jaringan yang berdinding tebal terutama
pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel
yang sudah mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi kuat. Jaringan sklerenkim
merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal. Sklerenkim
merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji dan buah keras.
Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Jaringan
penyokong terbagi atas 2 yaitu:
a. Jaringan Kolenkim
Kolenkim terdiri dari sel – sel yang serupa dengan parenkim tapi dengan
penebalan pada dinding sel primer disudut sudut sel tidak menyeluruh. Umumnya
terletak pada bagian batang dan beberapa bagian daun. Karena kolenkim jarang
menghasilkan dinding sel sekunder, jaringan ini tampak sebagai sel–sel dengan
penebalan dinding sel yang ekstensif.
Gambar 3. Jaringan Kolenkim
b. Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim adalah jaringan pendukung pada tanaman. Penebalanlignin
terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal.
Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa.
Sel–sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe yaitu
serat (fibre) atau sklereid. Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding
berujung meruncing pada penampang membujur sedangkan sklereid atau sel batu.
Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang
mengandung serabut dan sklereid. Terdapat pada bagian keras buah dan biji.
Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel–sel batu. Sebagian besar
dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan
penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak. Selain
mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa
lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua
macam yaitu serabut/serat dan sklereid.

Gambar 4. Jaringan Sklerenkim


3. Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil
asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-
garam mineral. Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem.
Xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun
hidup. Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur
dengan tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid.
Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang
mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang
tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas.
Xilem dan floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan
berpembuluh. Xilem bertugas membawa air dan zat-zat terlarut dari akar ke daun
untuk kebutuhan proses fotosintesis. Sedangkan floem berfungsi sebagai alat
transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
Yang merupakan karakteristik sel–sel xylem adalah :
- Berkas pengangkut dan trakeid yang memiliki dinding sel tebal
mengandung lignin dan merupakan pengangkut air.
- Trakeid berbentuk memanjang, serupa dengan serat tapi berdiameter
lebih besar.
- Pada penampang melintang berkas pengangkut tampak besar dan bulat
pada jaringan xylem.

Gambar 5. Penampang Atas Jaringan Pengangkut

Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim. Tersusun atas


beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut
dan sklerenkim. Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk
kulit kayu pada batang.
Tipe-tipe berkas pengangkut:
a. Tipe kolateral
- Kolateral terbuka, jika diantara xylem dan floem terdapat cambium
- Kolateral tertutup, jikaq antara xylem dan floem tidak dijumpai kambium
b. Tipe konsentris
- Konsentris amfikibral, apabila xylem berada ditengah dan floem
mengelilingi xylem
- Konsentris amfivasal, apabila floem ada ditengah dan xylem mengelilingi
floem
c. Tipe radial
- Tipe radial, xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari
lingkaran

4. Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun oleh sel-sel parenkim
gabus mengandung suberin dan kutin, Jaringan ini lebih kuat daripada
epidermis. Terdapat di bagian tepi alat-alat tumbuhan. Fungsinya adalah
menggantikan jaringan epidermis sebagai pelindung jaringan dibawahnya
apabila jaringan epidermis telah rusak atau mati. Jaringan gabus
dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Eksodermis jaringan ini terletak di luar dan mengandung suberin
pengganti epidermis.
b. Endodermis pada bagian endodermis yang masih muda, dinding selnya
terdiri atas selulosa dan bersifat elastis, sedangkan endodermis yang
sudah tua atau dewasa pada dinding selnya terjadi penebalanpenebalan
berupa titik-titik atau pita dari zat kayu dan mengandung suberin serta
kutin yang disebut titik atau pita kaspari.
c. Periderm (Kulit Gabus) dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1) Felogen (Kambium Gabus)
Felogen merupakan kambium gabus yang merupakan lapisan sel yang
meristematis. Felogen dapat terbentuk dari berbagai jaringan hidup,
misalnya epidermis, parenkim korteks yang sel-selnya dapat berubah
menjadi meristematik. Felogen ke arah luar membentuk gabus (Felem)
dan ke arah dalam membentuk parenkim (Feloderm).
2) Felem (Gabus)
Felem merupakan lapisan gabus sebagai produk dari felogen yang terbentuk
ke arah luar.
3) Feloderm (Parenkim Gabus)
Jaringan ini dapat dikatakan hampir homogen dengan parenkim korteks
yang terbentuk ke arah dalam sehingga hanya terdapat di lapisan paling
dalam. Dalam hal ini, pada jaringan gabus batang terdapat lentisel.

1.3 Jaringan Pada Hewan

A. Jaringan Dasar
Semua mahluk hidup terdiri atas unit yang disebut“sel”.Jelasnya sel
merupakan unit struktural terkecil yang melaksanakan prosesyang berkaitan
dengan kehidupan,misalnya mampu mengambil nutrisi,tumbuh dan berkembang
biak, bereaksi terhadap rangsangan, dan sebagainya. Awal kehidupan mammalia
bertitik tolak dari “embrio” berbentuk sel telur yang telah dibuahi oleh
spermatozoa yang disebut zigot. Zigot segera berkembang melalui serangkaian
pembelahan polamitosis, sesuai dengan tahap perkembangan embrio yang disebut
“embriogenesis”.

Selanjutnya embrio menumbuhkan kelompok selkhusus yang berbeda satu


dengan lain.Kelompok sel khusus embrio,dalam proses membentuk jaringan,
terlepas satu dari yang lain dengan terbentuknya bahan antar sel.
Prosespembentukan jarinan dalam embriologi disebut„histogenesis‟yang
mendasari pembentukan organ-organ tubuh (organogenesis). Jadi jaringan adalah
kumpulan dari sel-sel tubuh dengan bahan antar sel yang dihasikannya.Sel-sel
tubuh tersebut tidak harus sama, sedangkan bahan antar sel yang dihasilkan
berupa bahan dasar (matriks)dan serabut.

Jaringan dasar adalah jaringan yang mendasari terbentuknya organ


tubuhyang fungsional. Histologi (histos = jaringan; logos = ilmu) mempelajari
strukturjaringan tubuh hewan. Pengertian jaringan dalam hal ini mencakup sel-sel
serta bahan antarsel yang dihasilkannya,maka pengetahuan tentang struktur serta

aktivitas sel merupakan dasar dari histologi. Dalam mempelajari histologi dikenal
empat jaringan dasar yaitu jaringan epitel,jaringan ikat,jaringan otot,dan jaringan
saraf.

 Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdiri dari susunan sel-sel yang letaknya berdekatan dan
disatukan oleh bahan antar sel(intercelularsubstance).Epitel disatu sisi
mempunyai permukaan bebas dan di sisi lain berbatasan dengan jaringan
lain dibawahnya.Jaringan epitel merupakan suatu lapisan yang sangat rapat
susunan Selnya dan biasanya membata situbuh dengan lingkungannya baik
sebelah luar maupun sebelah dalam seperti dinding usus, pembuluh darah,
dan lain-lain.

Ciri-cirijaringanepitel:

1. Sel-selnya terletak berdekatan dengan susunan tertentu,memiliki


daerah pertautan yang jelas dan kuat.
2. Memiliki permukaan bebas dan sel-selnya dapat membentuk
penjuluran sitoplasma dengan tujuan tertentu.
3. Lazimnya berdiri pada membrane basal(lamina basalis,membrane
proporia).
4. Jarang sekali terdapat pembuluh darah didalamnya.
Beberapa fungsi jaringan epitel

Jaringan epitel antara lain mempunyai fungsi


1. sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh fisis mekanis maupun kimia,
contohnya adalah kulit
2. sebagai alat ekskresi untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme (air, garam,
amoniak, CO2, dan lain-lain), contohnya adalah kulit, tubulus ginjal, alveoli.
3. sebagai alat osmoregulasi (pengaturan tekanan osmosis cairan tubuh), dan
thermoregulasi (pengaturan suhu tubuh), contohnya adalah kulit, tubulus
ginjal.
4. sebagai alat sekresi untuk menghasilkan enzim, atau hasil lainnya, contohnya
kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin: kelenjar keringat, kelenjar minyak
dan lain-lainnya.
5. sebagai alat respirasi, contohnya kulit, alveoli
6. sebagai alat absorpsi sari makanan, contohnya usus.

Jaringan epitel dipelajari menurut morfologi, susunan sel serta fungsi.


Berdasarkan morfologi sel-sel epitel dikenal bentuk dasar yaitu :
1. Epitel pipih : sumbu selnya sejajar terhadap membran basal
2. Epitel kubus : sel-selnya berbentuk kubus, intinya bulat di tengah
3. Epitel silindris :sel-selnya berbentuk silinder,sumbu inti tegak lurus terhadap
membrane basal.Intinya lonjong dan posisinya tergantung pada fungsi serta
aktivitasnya.

Berdasarkan susunan sel yang membentuk epitel dibedakan atas :


1. Epitel berlapis tunggal : dibangun oleh satu lapis sel (simplex epithelium)
2. Epitel berlapis banyak : dibangun oleh banyak lapis sel (stratified epithelium)

Macam-Macam Epitel Berdasar Bentuk Dan Susunan Selnya

EPITEL BERLAPIS TUNGGAL/SELAPIS


Epitel berlapis tunggalpipih (squamous simple epithelium)

Struktur : dibentuk oleh sel-sel yang berbentuk pipih. Inti pipih lonjong dan
letaknya di tengah, tepi sel bergerigi/ ada yang halus, pada permukaan tampak
hexagonal. Melapisi: alveoli, kapsula Bowman, lapisan dalam labirin dan selaput
tympanum. Disebut endotelium jika melapisi jantung, pembuluh darah, pembuluh
limfa, dan membentuk kapiler. Disebut mesotelium jika melapisi rongga tubuh
dan visera sebagai bagian dari membran serosa. Mempunyai peran sebagai:
absorpsi, pertukaran dan sekresi.

Epitel Berlapis Tunggal Pipih

Epitel berlapis tunggal kubus (cuboid simple epithelium)

Struktur : Satu lapis, bentuk kubus, inti letaknya ditengah


Melapisi : permukaan ovarium, permukaan depan kantung lensa mata, membentuk
lapisan berpigmen pada retina, membentuk tubulus-tubulus pada ginjal (nefron
dan lainnya) dan membentuk saluran-saluran berbagai kelenjar.
Mempunyai fungsi dalam sekresi dan absorpsi
Epitel Berlapis Tunggal Kubus
Epitel berlapis tunggal silindris (sylindris/collumnar epithelium)

Struktur: dibangun oleh sel-sel prisma tinggi, penampang vertikal berbentuk


empat persegi panjang, dipermukaan tampak hexagonal, inti lonjong terletak di
dasar/basal sel. Sel-sel silindris tampak membatasi lumen. Melapisi : permukaan
dalam saluran pencernaan, saluran ekskresi dari berbagai kelenjar, dan kantung
empedu. Mempunyai fungsi untuk proteksi, lubrikasi/pelumasan, sekresi dan
absorpsi.

Epitel Berlapis Tunggal Silindris

EPITEL BERLAPIS BANYAK

Epitel berlapis banyak pipih (stratifiedsquamous epithelium)

Struktur : lapisan permukaannya dapat mengalami penandukan atau tidak


menanduk. Secara umum tersusun atas beberapa lapis sel; lapisan paling
basal/dasar yaitu stratum silindricum, stratum spinosum, stratum granulosum,
stratum lucidum (seperti pada oesophagus). Sedangkan untuk epidermis kulit
selain lapisan-lapisan tersebut, bagian paling permukaan dijumpai lapisan
menanduk, stratum corneum. Sel-sel basal dapat membelah mengganti sel-sel
permukaan yang hilang. Melapisi permukaan-permukaan yang sering
mendapatkan pengaruh mekanik atau kimiawi seperti permukaan rongga mulut,
lidah, vagina. Berfungsi sebagai pelindung.

Epitel Berlapis Banyak Pipih

Epitel berlapis banyak kubus (stratifiedcuboidal epithelium)

Struktur : Dua lapis atau lebih sel bentuk kubus. Terdapat pada saluran kelenjar
keringat dewasa, saluran uretra jantan, faring dan epiglottis. Berfungsi sebagai
pelindung.

Epitel Berlapis Banyak Kubus


Epitel berlapis banyak silindris (stratified sylindris/collumnar epithelium)

Struktur : beberapa lapis sel, sel-sel kolumnar hanya pada lapisan permukaan.
Melapisi sebagian uretra jantan, saluran ekskretoris, beberapa kelenjar, sebagian
kecil selaput mukosa anus. Mempunyai fungsi sebagai pelindung dan sekresi

Epitel Berlapis Banyak Silindris

Epitel peralihan (trantitional epithelium)


Bentuk mirip epitel gepeng berlapis nonkeratin (tidak berlapis tanduk), tapi sel-sel
permukaan besar dan permukaan sel yang bebas bentuknya cembung. Melapisi
kantung kemih bagian dalam, sebagian dari ureter dan uretra. Sel-selnya bisa
bersifat elastis.

Epitel berlapis banyak palsu bersilia (pseudostratified)

Struktur : disebut pseudostratified karena tampaknya tersusun atas beberapa


lapisan sel, sebenarnya epitel ini dibangun oleh satu lapisan sel saja. Hal tersebut
disebabkan oleh sel-sel yang membangun epitel tidak sama tinggi, demikian letak
intinya. Tetapi semua jenis sel pembangun, masing-masing melekat langsung
pada membran basalnya. Epitel ini dibangun oleh tiga macam sel yaitu sel basal,
sel silindris, sel gada (sel goblet) yang menghasilkan mukus/lendir.
Melapisi saluran banyak kelenjar besar, epididimis, uretra jantan dan saluran
eustachius; bercampur dengan sel goblet pada saluran pernafasan atas, saluran
reproduksi jantan (sebagian). Mempunyai fungsi untuk menggerakan lendir dan
sel-sel sperma.

Epitel Peralihan/Transisional
Epitel Berlapis Banyak Palsu Bersilia

B. Jaringan Otot
Jaringan otot adalah kumpulan sel otot yang berfungsi melakukan gerak
pada berbagai bagian tubuh. Di dalamnya terdapat protein kontraktil yang
membuat otot dapat berkontraksi. Bentuknya panjang-panjang dan mengandung
serabut-serabut halus yang disebut miofibril. Jaringan otot terdiri dari sel-sel
memanjang yang disebut serat otot atau miosit yang dapat menggunakan ATP
untuk menghasilkan tenaga. Akibatnya, jaringan otot menghasilkan gerakan
tubuh, mempertahankan postur, dan menghasilkan panas. Ini juga memberikan
perlindungan. Jaringan otot bersifat sangat seluler yang sebagian besar tersusun
atas sel-sel otot. Seluruh jariangan otot mengandung pembuluh darah (bersifat
vaskuler) dan serabut saraf. Jaringan otot dapat menghasilkan kekuatan fisik yang
dibutuhkan untuk pergerakan struktur tubuh tertentu dan menghasilkan panas
tubuh.
Melalui kontraksi berkelanjutan atau kontraksi dan relaksasi bergantian,
jaringan otot memiliki empat fungsi utama:
1. Memproduksi gerakan tubuh. Gerakan seluruh tubuh seperti berjalan
dan berlari, dan gerakan lokal seperti menggenggam pensil atau menganggukkan
kepala sebagai akibat dari kontraksi otot, bergantung pada fungsi terintegrasi dari
otot rangka, tulang, dan sendi.
2. Menstabilkan posisi tubuh. Kontraksi otot rangka menstabilkan sendi
dan membantu mempertahankan posisi tubuh, seperti berdiri atau duduk. Otot-
otot postural berkontraksi terus menerus saat terjaga; misalnya, kontraksi
berkelanjutan dari otot leher menahan kepala tegak.
3. Menyimpan dan memindahkan zat-zat di dalam tubuh. Penyimpanan
dilakukan dengan kontraksi berkelanjutan dari pita otot polos seperti cincin yang
disebut sfingter, yang mencegah aliran keluar isi organ berongga. Penyimpanan
sementara makanan di lambung atau urin di kandung kemih dimungkinkan karena
sfingter otot polos menutup saluran keluar organ-organ ini. Kontraksi otot jantung
jantung memompa darah melalui pembuluh darah tubuh. Kontraksi dan relaksasi
otot polos di dinding pembuluh darah membantu mengatur diameter pembuluh
darah dan dengan demikian mengatur laju aliran darah. Kontraksi otot polos juga
memindahkan makanan dan zat seperti empedu dan enzim melalui saluran
pencernaan, mendorong gamet (sperma dan oosit) melalui saluran sistem
reproduksi, dan mendorong urin melalui sistem kemih. Kontraksi otot rangka
meningkatkan aliran getah bening dan membantu kembalinya darah ke jantung.
4. Menghasilkan panas. Saat jaringan otot berkontraksi, ia menghasilkan
panas, suatu proses yang dikenal sebagai termogenesis. Sebagian besar panas
yang dihasilkan oleh otot digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh normal.
Kontraksi otot rangka yang tidak disengaja, yang dikenal sebagai menggigil, dapat
meningkatkan laju produksi panas.
Jaringan otot dibedakan menjadi tiga macam: otot polos, otot lurik, dan otot
jantung. Otot lurik dan otot jantung lebih banyak mengandung protein kontraktil
dibandingkan dengan otot polos.
a. Otot polos
Tersusun atas sel-sel berbentuk kumparan halus, masing-masing dengan satu
nukleus di tengah, berbentuk oval dan mempunyai fibril-fibril homogen. Sel-sel
tersebut tersusun atas lapisan-lapisan yang diikat dengan jaringan ikat fibrosa.
Jaringan otot polos terletak di dinding struktur internal berongga, seperti
pembuluh darah, saluran udara, dan sebagian besar organ di rongga
abdominopelvis. Itu juga ditemukan di kulit, menempel pada folikel rambut. Di
bawah mikroskop, jaringan ini tidak memiliki lurik jaringan otot rangka dan
jantung. Karena alasan ini, ia terlihat tidak bergaris, itulah sebabnya ia disebut
halus. Tindakan otot polos biasanya tidak disengaja, dan beberapa jaringan otot
polos, seperti otot yang mendorong makanan melalui saluran pencernaan,
memiliki autoritmisitas. Baik otot jantung maupun otot polos diatur oleh neuron
yang merupakan bagian dari sistem saraf otonom (tidak disengaja) dan oleh
hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin. Biasanya jaringan otot polos
terdapat pada alat-alat dalam tubuh hewan vertebrata, misalnya pada dinding
saluran pencernaan, pembuluh darah, dan sebagainya.
Gambar Otot Polos
b. Otot lurik (otot rangka)
Jaringan otot lurik (otot rangka) dinamakan demikian karena sebagian besar
otot lurik menggerakkan tulang-tulang rangka. Disebut juga otot serat lintang.
Jaringan otot lurik terdiri atas susunan serabut otot yang disebut fibril. Fibril
tersusun atas miofibril. Sel otot berkumpul membentuk kumpulan sel, yang
selanjutnya bersatu membentuk otot atau daging. Miofibril diselubungi oleh
retikulum sarkoplasma. Serabut otot tersusun atas aktin dan miosin. Jenis otot ini
bekerja di bawah pengaruh kesadaran, sehingga disebut otot volunteer.
Aktivitasnya dapat dikontrol secara sadar oleh neuron (sel saraf) yang merupakan
bagian dari divisi somatik (sukarela) sistem saraf. Sebagian besar otot lurik juga
dikendalikan secara tidak sadar sampai batas tertentu. Misalnya, diafragma terus
berkontraksi dan rileks secara bergantian tanpa kendali sadar sehingga tidak
berhenti bernapas. Selain itu, tidak perlu secara sadar berpikir untuk
mengontraksikan otot lurik yang mempertahankan postur atau menstabilkan posisi
tubuh.

Inti SelSerabut Otot Rangka

Gambar Otot Lurik


c. Otot jantung (miokardium)
Juga terdiri atas serabut otot serat lintang, tetapi antara sel-sel yang
berdampingan, membran selnya beranyaman membentuk percabangan. Hubungan
percabangan semacam ini disebut cakram interkalar. Otot jantung disebut juga
otot lurik involunter. Otot jantung juga lurik, tetapi aksinya tidak disengaja.
Kontraksi dan relaksasi jantung secara bergantian tidak dikontrol secara sadar.
Sebaliknya, jantung berdetak karena memiliki alat pacu jantung yang memulai
setiap kontraksi. Irama bawaan ini disebut autoritmisitas. Beberapa hormon dan
neurotransmiter dapat mengatur detak jantung dengan mempercepat atau
memperlambat alat pacu jantung.

Diskus InterklarSerabut OtotInti Sel

Gambar Otot Jantung


C. Jaringan Saraf
Jaringan saraf merupakan penyusun utama dari otak, sumsum tulang
belakang, dan serabut saraf, bersifat sangat seluler. Jaringan saraf akan
memberikan respon dengan menghasilkan impuls saraf yang akan mengaktivasi
jaringan otot ataupun sekresi kelenjar.
Dendrit
Struktur neuron dapat dilihat pada gambar berikut:
Bukit Inti sel
akson

Selubung
mielin

Badan sel
Sel
schwan
Akson
Nodus
ranvier

Ujung
akson

Dua komponen seluler dari jaringan saraf, yaitu sel saraf (neuron) dan sel-
sel glia (neuroglia). Neuron berperan menerima dan mengirim informasi dalam
bentuk impuls saraf, sedangkan neuroglia berperan mendukung neuron dan
membantu menjalankan fungsinya. Neuron memiliki satu atau lebih juluran atau
prosesus (pemanjangan seluler) yang menerima dan mengirimkan informasi
dalam bentuk impuls saraf. Dendrit adalah juluran pada neuron yang menerima
informasi dari reseptor sensorikatau dari neuron yang lain. Akson adalah juluran
pada neuron yang mengirimkan informasi menuju neuron yang lain, otot, atau
kelenjar. Bagian utama dari neuron adalah badan sel tempat dari inti sel (nukleus)
berada. Ujung neuron yang satu dengan ujung neuron lainnya saling berhubungan.
Hubungan antara ujung-ujung neuron ini disebut sinapsis. Pada bagian-bagian
tertentu dari akson, selaput mielin menggenting, disebut nodus Ranvier.
Berdasarkan fungsinya, neuron dibedakan menjadi tiga:
1. Neuron sensorik, meneruskan rangsang dari reseptor (indera) ke otak;
2. Neuron motorik, meneruskan rangsang dari otak ke efektor (otot atau
kelenjar);
3. Neuron konektor, meneruskan rangsang antar neuron, umumnya berperan
dalam gerak refleks(neuron ini sering juga disebut neuron ajustor atau
interneuron).

D. Jaringan Ikat

Jaringan ikat berbeda dengan jaringan epitel dalam beberapa hal antara
lain : jaringan ikat jarang sekali terletak bebas, lazimnya terdapat di bawah
jaringan epitel atau terdapat di antara organ-organ tubuh sebagai pengikat atau
pengisi ruang antara. Selanjutnya jumlah sel jaringan ikat relatif lebih sedikit dari
jaringan epitel dari jaringan epitel dan bahan antar selnya lebih banyak.
Perimbangan antara sel dan matriks atau bahan antar sel menunjukkan variasi
cukup jelas, tergantung dari macam jaringan ikat tersebut. Dalam tubuh hewan
terdapat berbagai bentuk jaringan ikat, bahkan ada yang mengalami modifikasi
sesuai fungsinya. Fungsi jaringan ikat adalah :
1. Sebagai penunjang tubuh dalam arti luas, misalnya kerangka tubuh
2. Sebagai penunjang serta pengantar pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf
masuk organ tubuh vital, misalnya otak, ginjal, hati, paru-paru dan sebagainya.
3. Merupakan media antara pembuluh darah kapiler dengan sel-sel tubuh dalam
mengantarkan zat makanan, zat asam, dan mengambil sisa metabolisme.
4. Dapat berfungsi sebagai penimbun lemak (sel lemak), pigmen (sel pigmen),
penghasil benda darah (sel hemopoetik).

KLASIFIKASI JARINGAN IKAT

1. Jaringan ikat embrional


a. Mesenkim
b. Jaringan ikat mukosa
2. Jaringan ikat dewasa
a. Jaringan ikat sejati
- jaringan ikat longgar
- jaringan lemak
- jaringan pigmen
- jaringan ikat padat :
a. Teratur (tendo, ligamen, dan aponeurosis)
b. Tidak teratur (dermis, fasia, periosteum, perikondrium)
- jaringan ikat elastik
- jaringan ikat retikular
- b. Kartilago
-kartilago hialin
- kartilago fibrosa
- kartilago elastik
c. Tulang
d. Jaringan vaskular
- darah
- limfa (getah bening)

JARINGAN IKAT EMBRIONAL

Mesenkim

Mesenkim adalah jaringan ikat embrio yang kelak akan menumbuhkan


jaringan ikat dewasa, pembuluh darah dan limfe, dan otot polos. Secara histologis
terdiri atas sel-sel mesenkim dan bahan dasar (matriks). Sel mesenkim bentuknya
tidak teratur dan memiliki banyak penjulran dan saling berhubungan. Inti lonjong,
besar, pucat karena sedikit mengandung kromatin. Secara umum sifat selnya
uniform dan monoton. Matriks bersifat homogen seperti lendir. Dengan
meningkatnya umur embrio pada matriks mulai terbentuk filamen-filamen yang
bergabung menjadi fibril yang bersifat submikroskopik. Kumpulan fibril ini kelak
membentuk serabut. Pembuluh dara belum tampak pada mesenkim. Apabila
jaringan ini diambil dan dibiakan dalam biakan jaringan (tissue culture), sel-sel
mesenkim akan lepas dan menunjukkan gerakan amuboid.

Jaringan ikat mukosa

Jaringan ikat mukosa/berlendir dapat dianggap sebagai tahap


perkembangan lanjut dari mesenkim. Fibril sudah mulai terbentuk pada matriks
yang berkonsistensi jel. Bagaimana terjadinya fibril ini masih dipermasalahkan,
yang jelas sangat halus, tidak bercabang dan sulit diwarnai. Pembuluh darah dan
syaraf belum banyak. Zat makanan dan oksigen menuju sel-sel melalui difusi.
Jaringan ikat mukosa ditemukan pada tali pusar (umbilicus) di sekitar pembuluh
darah, dikenal sebagai „jaringan Wharton‟. Pada mammalia tidak terdapat lagi,
hanya pada pupil omasum terdapat jaringan yang mirip, begitu pula pada balung
dan pial ayam yang berperan sebagai penunjang.

JARINGAN IKAT DEWASA

Bentuk umum jaringan ikat dewasa jelas berbeda dari jaringan ikat embrio
karena fibril-fibril sudah membentuk serabut yang mudah diwarnai dan bahkan
dapat dibedakan adanya tiga macam serabut. Selanjutnya sel-selnya mulai
berdiferensiasi menjadi sel-sel jaringan ikat dewasa yang cukup banyak
macamnya. Matriks jaringan ikat dewasa sudah berbeda dan mengandung cairan
jaringan (tissue fluid). Ketentuan bagi jaringan ikat mensyaratkan adanya tiga
unsur utama, yaitu : (1) adanya sel-sel (fibroblast, adiposit, makrofag, plasma sel,
sel mast, osteosit, kondrosit); (2) serabut (kolagen, eslatik, retikular); dan (3)
matriks.

JARINGAN IKAT SEJATI

1.Jaringan Ikat Longgar

Jaringan ikat longgar luas dalam tubuh hewan, strukturnya dapat sedikit
berbeda sesuai dengan lokasi serta namanya. Antara subkutan, endomisium, dan
jaringan interstitial, tidak hanya nama serta lokasinya yang berbeda, strukturnya
pun ada bedanya. Bangun histologi selnya banyak dan bermacam-macam.
Serabutnya sedikit dan bermacam-macam. Matrik atau bahan dasarnya cukup
banyak.
Pemberian nama jaringan ikat longgar tergantung pada tempatnya serta
fungsinya, misalnya subkutan : terdapat di bawah kulit dan menghubungkan kulit
dengan organ tubuh dibawahnya. Merupakan tempat penimbunan sel-sel lemak.
Endomisium : jaringan ikat longgar yang menghubungkan serabut otot satu
dengan lain sambil membawa pembuluh darah dan syaraf. Jaringan interstitial :
jaringan ikat longgar yang terdapat diantara ujung kelenjar, merupakan media
antara pembuluh darah dan sel-sel kelenjar yang aktif membuat sekreta, misalnya
kelenjar ambing.
2.Jaringan Ikat Padat Teratur
Jaringan ikat padat teratur dikarenakan susunan serabutnya. Bila
serabutnya padat, maka sel-selnya relatif sedikit serta macamnya terbatas. Matriks
pun relatif sedikit. Dengan melihat macam serabutnya, dibagi sebagai berikut :
- Mayoritas serabut kolagen : tendon, ligamentum, fasia, aponeurosis.
- Mayoritas serabut elastin : ligamentum nukhe, tunika flava

3.Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur

Struktur serabut kolagen padat dan susunannya tidak teratur. Di samping


mayoritas adalah serabu kolagen, terdapat pula serabut elastik sedikit dan bahkan
otot polos, misalnya tunika albugenea testis kuda, kapsula dan trabukula limpa,
jelas memiliki otot polos. Misalnya jaringan ikat padat tidak teratur antara lain
korium (kulit), tunika albugenia, kapsula, trabukula, septa dan sebagainya.
4.Jaringan Retikular

Jaringan retikular terdiri atas sel-sel retikular yang membuat jalinan, dan
serabut retikular yang menempel pada tubuh serta penjuluran sel yang saling
berhubungan. Inti sel retikular besar dan pucat, sitoplasma cerah tanpa adanya
vakuola didalamnya. Dilihat sari segi lokasi serta fungsinya, sel-sel retikular
dibagi sebagai berikut:
- Di tempat tertentu masih memiliki potensi embrionik, dengan pengertian
dapat menumbuhkan beberapa macam benda darah, misalnya pada
folikel getah bening, pulpa putih limpa, sumsum tulang merah.
- Sel retikular pada kelenjar getah bening dan lain tempat memiliki sifat
fagositosis terhadap benda asing.
- Memiliki sifat fibroblastik, karena mampu menghasilkan serabut
retikular
- Jaringan retikular terdapat pada organ hemopoietik (pembentuk benda
darah), pada sumsum tulang disebut jaringan mieloid, sedangkan pada
kelenjar getah bening disebut jaringan limfoid.
5.Jaringan Elastin

Serabut elastin berbeda dengan serabut kolagen, karena tidak membentuk


berkas, tetapi dapat bercang-cabang yang saling beranastomose, misalnya pada
arteria pulmonaris kuda. Jaringan elastin dapat tampil sebagai lamina elastika
interna dan eksterna pada arteria tipe elastin, misalnya aorta dan cabang-cabang
utamanya, arteria tipe otot. Pada paru-paru jaringan elastin mempunyai peran
cukup penting, bahkan pada epiglotis sapi membentuk nodulus.

6.Jaringan Lemak
Suatu bentuk jaringan ikat di mana mayoritas sel-selnya mampu menimbun
lemak dalam sitoplasma. Serabut yang terdapat di antaranya adalah serabut
kolagen, serabut elatin, dan serabut retikular, di samping pembuluh darah yang
cukup banyak. Sel lemak berkembang dari mensenkim yang berdiferensiasi
menjadi „steatoblast‟ yang nantinya menjadi sel lemak. Butir lemak mula-mula
tersebar merata dalam sitoplasma. Lama-lama butir tersebut bergabung menjadi
butir besar dan mengisi sebagian besar sitoplasma (80-90%).
Secara kimiawi lemak tubuh adalah ester dari gliserol dan asam lemak
(asam palmitin, stearin, dan olein). Lemak tidak larut dalam air atau alkohol
dingin, tetapi larut dalam silol, khloroform, eter, bensol. Pada pewarnaan
seharihari (H&E) lemak larut dalam silol, sehingga tampak sel-sel kosong, tinggal
inti dengan sitoplasma yang tipis di tepi.
7.Jaringan Pigmen

Jaringan pigmen atau lengkapnya jaringan ikat berpigmen, memiliki sel-sel


khusus yang mampu mensintesa serta menimbun pigmen. Selnya disebut
„melanosit‟, sedangkan pigmennya „melanin‟ dan warnanya coklat hitam.
Bangun hisologis sel-selnya memiliki penjuluran dan dalam sitoplasma terdapat
butir-butir melanin, berbentuk pipih aau bulat dengan diameter 0,2-0,5 µm.
Pada sedian rutin tanpa pewarnaan melanosit dapat dipelajari dengan jelas,
butir melanin jelas hanya inti tampak kosong. Melanosit terdapat pada lapisan
khoroida dan iris mata, stratum germinativum dan korium kulit hitam (Melanesia,
Afrika), rambut serta bulu yang berwarna hitam.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa
jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan hewan mempunyai ruang lingkup yang
berbeda.Jaringan tumbuhan dan hewan merupakan penyusun dari makhluk hidup
itu sendiri.Bermula dari sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk
hidup.Lalu,kumpulan sel yang berbentuk dan berfungsi sama itu akan membentuk
jaringan.Kemudian,jaringan-jaringan tersebut akan membentuk organ yang
nantinya akan menghasilkan organism.Begitu seterusnya secara kontinuitas.Setiap
penyusun dari jaringan baik pada tumbuhan dan hewan memiliki fungsi yang
dijalankan sesuai dengan organel yang telah tersedia sesuai dengan fungsi dan
bentunya masing-masing.

4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah biologi dasar ini
masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini,dan semoga
bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell,N.A.,J.B.Reece& L.G.Mitchell.2002.Biologi.Jakarta:Erlangga
Fahn,A.1982.Anatomii Tumbuhan jilid 3.Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Hidayat,Estiti B. 1995.Anatomi Tumbuhan Berbiji. I Bandung :ITB
Nugroho,Hartanto.2021.Sturktur Produk Jaringan Sekretoori
tumbuhan.Yogyakarta:Gajah Mada University Press.
Palennari, dkk. 2016. BiologiDasar. Makassar : Alauddin University Press.
Ridhawati.2019.Biologi Umum.UniversitasCokroamitonoPalopo
Situmorang,Masni Veronika.2020.Biologi Dasar.Jawa Barat:Widiana
SusilawatidanNurhasanahBachtiar. 2018. BiologiDasarTerintegrasi. Pekanbaru :
KreasiEdukasi.
Tortora, Gerard J. dan Bryan H. Derrickson. 2008. Principles Of Anatomy And
Physiology Twelfth Edition. United States of America : Wiley.
Makalah Biologi Dasar
Organ Makhluk Hidup

Disusun Oleh :
1. Lora Pitaloka Indriani Sitompul (A1F018006)
2. Yessi Gosela (A1F020010)
2. Desi Agustina Sari (A1F020012)
3. Aisyah Shinta Balqis (A1F020022)
4. Vannesa Okta Andyani (A1F020054)

Dosen Pengampuh:
Neni Murniati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021

lxiii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah kuliah
ini dengan baik dan lancar. Tugas makalah ini kami bertujuan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Biologi Dasar tentang Organ Makhluk Hidup.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Biologi Dasar yaitu ibu
Neni Murniati, M.Pd yang telah membimbing danmemberikan ilmu. Tidak lupa
juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berpatisipasi dari
pengerjaan tugas ini.
Kami mohon maaf jikalau masih banyak kekurangan dari pengerjaan
makalah ini, untuk itu kami sangat berterima kasih apabila nanti ada masukkan
dari makalah ini. Sekian dari pengantar ini, kami ucapkan terima kasih.

Bengkulu, 5 September 2021

Penulis

lxiv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….3
2.1 Organ Manusia……………………………………………………………….3
2.2 Organ Tumbuhan……………………………………………………………22
2.3 Organ Hewan………………………………………………………………..26
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………
3.2 Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..

lxv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh manusia terbentuk dari banyak jaringan serta organ yang
mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh. Salah
satunya adalah tulang, tanpa tulang manusia tidak bisa berdiri dengan tegak
begitupun tanpa bantuan otot maka tulang tidak bisa berfungsi sebagaimana
mestinya. Tentunya dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan pergerakan

yang mendukung pekerjaan maupun segala aktifitas.


Begitupun pada semua hewan kecuali hewan paling sederhana (Porifera)
dan beberapa hewan Cnidaria (Coelenterata), jaringan-jaringan yang berbeda
saling bekerja sama membentuk organ. Pada beberapa organ seperti kulit hewan
vertebrata, organ ini antara lain tersusun oleh lapisan epidermis yang dibangun
oleh epitel berlapis banyak menanduk dan lapisan dermis yang dibangun oleh
jaringan ikat. Begitupula organ-organ lainnya seperti lambung, usus, hati, ginjal
dan lain sebagainya, paling tidak organ-organ tersebut disusun oleh dua jenis
jaringan yang berbeda dari empat jenis jaringan yang ada.
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar batang dan daun.
Organ tersebut secara langsung maupun tidak langsung berguna untuk kehidupan
tumbuhan. Salah satu organ yang sangat berperan bagi kehidupan tumbuhan
adalah daun. Daun merupakan organ utama dalam proses fotosintesis dan
respirasi. Fotosintesis dapat terjadi karena adanya CO 2 yang masuk ke dalam
daun. CO 2masuk melalui stomata daun
1.2 Rumusan Masalah
 Apa saja organ pada manusia?
 Apa saja organ pada hewan?
 Apa saja organ pada tumbuhan?
 Apa fungsi dari organ tersebut pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan?
 Apa bagian-bagian dari organ pada manusia, hewan dan tumbuhan?
1.3 Tujuan
 Mengetahui organ-organ yang ada pada manusia, hewan dan tumbuhan.

1
 Mengetahui fungsi dari organ yang terdapat di tubuh manusia, hewan, dan
tumbuhan.
 Mengetahui bagian/susunan dari organ manusia.
 Mengetahui bagian/susunan dari organ hewan.
 Mengetahui bagian/susunan dari organ tumbuhan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Organ Manusia
Organ adalah kumpulan berbagai macam jaringan yang melakukan satu
tugas atau lebih secara bersama-sama. Organ tubuh merupakan susunan yang
rumit dan dalam menjalankan fungsinya merupakan satu kesatuan.
1. Jantung
Jantung tersusun atas beberapa jaringan, antara lain jaringan otot, ikat, dan
saraf. Jantung berfungsi sebagai pemompa darah. Jantung terletak dalam rongga
mediastinum rongga dada, yaitu diantara paru-paru.
Posisi jantung miring sehingga bagian ujungnya yang runcing (apex)
menunjuk ke arah bawah ke pelvis kiri, sedangkan ujungnya yang lebar yaitu
bagian dasarnya, menghadap ke atas bahu kanan. Jantung terdiri dari dua lapisan
yaitu;
a. Lapisan dalam atau pericardium viseral, dan
b. Lapisan luar (perikardium parietal). Kedua lapisan ini dipisahkan oleh
sedikit cairan pelumas, yang mengurangi gesekan akibat gerakan
pemompaan jantung. Perikardium juga melindungi terhadap penyebaran
infeksi atau neoplasma dari organ-organ sekitarnya ke jantung.
Dinding jantung terdiri atas tiga lapisan yaitu:
a. Epikardia adalah lapisan visera pada perikardia serum
b. Miokardia adalah bagian jantung yang berotot, terdiri atas otot jantung
yang berkontraksi dan serta purkinje yang tidak berkontraksi yang
mengantarkan impuls araf.
c. Endokardia adalah endotelium tipis dan halus yang menjadi pembatas
dalam jantung yang berhubungan dengan pembatas dalam pembuluh
darah.
Dua pertiga jantung berada di sebelah kiri sternum. Apex jantung, berada
di sela iga keempat dan kelima pada garis tengah klavikula. Pada dewasa rata-rata
panjangnya kira-kira 12 cm dan lebar 9 cm dengan berat 300 sampai 400 g. Secara
fungsional jantung dibagi menjadi pompa sisi kanan dan sisi kiri, yang memompa
darah vena ke sirkulasi paru, dan darah bersih ke sirkulasi sistemik. Pembagian

3
fungsi ini mempermudah konseptualisasi urutan aliran darah secara anatomi: vena
kava, atrium kanan, ventrikel kanan, arteri pulmonalis, vena pulmonalis, atrium
kiri, aorta arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, dan vena kava.

Ruang Jantung
Jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis disebut
atrium (bilik) dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (serambi).
Ruang Jantung Fungsi
Atrium Kanan Sebagai penampung (reservoir) darah yang rendah oksigen
dari seluruh tubuh melalui vena kava superior dan inferior
dan dari jantung melalui sinus koronari. Tekanan di atrium
kanan 2 sampai 6 mmHg dengan saturasi oksigen 75%.
Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan
selanjutnya ke paru.
Atrium Kiri Menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru
melalui empat buah vena pulmonalis. Tekanan atrium kiri 4
sampai 12 mmHg dengan saturasi oksigen 95% sampai
98%.
Ventrikel Kanan Menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis. Tebal dinding kanan
biasanya 0,5 cm dan tekanan sistoliknya 15-39 mmHg dan

4
diastolik 0-5 mmHg dengan saturasi oksigen 75%
Ventrikel Kiri Menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh
tubuh melalui aorta. Tebal dari dinding ventrikel kiri
normalnya adalah 120 mmHg dan diastolik 0-10 mmHg
dengan saturasi oksigen sebesar 95-98%.

Katub Jantung

Katup jantung adalah jaringan khusus di dalam ruang jantung yang


mengatur urutanaliran darah dari satu bagian ke bagian lain.
Katup Lokasi Struktur dan Fungsi
Katup trikuspid Antara atrium kanan Terdiri dari tiga daun katup yang
dan mencegah aliran balik darah dari
ventrikel kanan ventrikel kanan ke atrium kanan
selama kontraksi ventrikel
Katup semilunar Antara ventrikel kanan Terdiri dari tiga flaps-bulan
paru dan batang paru berbentuk setengah. Mencegah
aliran balik darah
dari trunkus paru ke ventrikel
kanan selama ventrikel relaksasi
Katup bicuspid Antara atrium kiri dan Terdiri dari dua katup yang
(mitral) ventrikel kiri mencegah aliran balik darah dari
ventrikel kiri ke atrium kiri
selama kontraksi ventrikel
Katup semilunar Antara ventrikel kiri Terdiri dari tiga flaps-bulan
aorta dan berbentuk setengah. Mencegah
aorta menaik aliran balik darah dari aorta ke
ventrikel kiri selama kontraksi
ventrikel.

5
2. Organ Pernapasan
Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbon dioksida ke lingkungan.
a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat
juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang
masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah
yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Di sebelah belakang rongga
hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua lubang yang disebut choanae.

6
Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir
yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.

b. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan
dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang
faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita
vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar
dan terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan
makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat
tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar
peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan. Fungsi utama faring adalah menyediakan
saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan
minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung (resonansi) untuk
suara percakapan.

c. Batang Tenggorokan (Trakea)

7
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di
leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku,
dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-
silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran
pernapasan. Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan.
Di dalam rongga dada, batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang
tenggorok (bronkus). Di dalam paru-paru, cabang tenggorok bercabang-cabang
lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus
berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru (alveolus).

d. Pangkal Tenggorokan (laring)


Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring
berada diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang rawan
pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring.
Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih
yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring.
Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar
masuknya udara. Pangkal tenggorokan disusun oleh beberapa tulang rawan yang
membentuk jakun. Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal
tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup tersebut menutup
pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katu membuka. Pada pangkal
tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-paru,
misalnya pada waktu kita bicara.

e. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)


Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan
dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya
tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih
besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus
bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus. Batang tenggorokan bercabang
menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua
bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus

8
sebelah kanan (bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus
sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.
Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau
alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler
darah dalam alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi
utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-
paru.

f. Paru-Paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang
berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster)
yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2
lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput
bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan
tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Paru-paru tersusun oleh
bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak
mempunyai tulang rawan, tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian
ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap bronkiolus
terminalis bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi, kemudian menjadi
duktus alveolaris. Pada dinding duktus alveolaris mangandung gelembung-
gelembung yang disebut alveolus.

9
3. Organ Pencernaan
Pencernaan adalah serangkaian proses penghancuran makanan di saluran
pencernaan secara enzimatis, dibantu gerakan peristaltik usus serta gerakan
mekanis oleh gigi dimulut sampai dihasilkan produk yang siap diserap di mukosa
usus. Sisa pencernaan yang tidak diabsorbsi akan keluar dari kompartemen
pencernaan sebagai limbah (feses).
a. Rongga mulut
Di dalam rongga mulut, makanan ditampung, dikunyah dan dilumasi oleh
air liur dari kelenjar saliva agar lebih muda ditelan. Oleh karena makanan
diuraikan secara mekanis didalam rongga mulut, daerah ini dilapisi oleh sel
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk sebagai pelindung yang juga melapisi
permukaan dalam atau labia bibir. Rongga mulut sebagian dibentuk oleh bibir
(labia oris), lalu lidah yang merupakan organ berotot di rongga mulut terdiri dari
jaringan ikat dan berkas berkas serat otot rangka, yang memungkinkan lidah
bergerak bebas selama mengunyah, menelan dan berbicara. Pada permukaan
dorsal lidah tidak teratur dan kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila
yang mengandung sel pengecap. Didalam rongga mulut ini juga dilengkapi
dengan gigi geligi untuk membantu proses mastikasi.
1. Pengunyahan makanan dilakukan di rongga mulut
Makanan pertama sekali akan dihancurkan secara mekanis melalui
pengunyahan (mastikasi) dengan bantuan gigi di dalam rongga mulut. Gigi
sudah dirancang dengan sangat tepat untuk mengunyah, gigi anterior
(insisivus) menyediakan kerja memotong dan gigi posterior (molar) bekerja

10
mengiling. Pada manusia semua otot rahang bawah bekerja bersama-sama
dapat mengatupkan gigi dengan kekuatan sebesar 55 pound pada incisivus dan
200 pound pada molar.
Reflek mengunyah disebabkan adanya bolus makanan di dalam mulut
pada awalnya menimbulkan reflek otot untuk mengunyah, yang menyebabkan
rahang bawah turun kebawah. Penurunan ini kemudian menimbulkan reflek
regang pada otot rahang bawah yang menimbulkan kontraksi rebound.
Keadaan ini secara otomatis mengangkat rahang bawah yang menimbulkan
pengatupan gigi, tetapi juga menekan bolus melawan dinding mulut, yang
menghambat otot rahang bawah sekali lagi, menyebabkan rahang bawah turun
dan kembali rebound pada saat yang lain, dan ini terjadi berulang.
2. Fungsi aktivitas mengunyah
Mengunyah (mastikasi) bersifat penting untuk pencernaan semua
makanan, terutama sekali untuk sebagian besar buah dan sayur sayuran mentah
karena zat-zat ini mempunyai membran selulosa yang tidak mudah dicerna.
Membran ini melingkupi bagian-bagian nutrisi sehingga harus diuraikan
sebelum makanan dapat dicerna. Selain itu mengunyah akan membantu
pencernaan makanan bersentuhan dengan enzim-enzim pencernaan. Ketika
terjadi aktivitas mengunyah, mengakibatkan aktivitas kelenjar saliva (salivary
gland) bekerja. Terdapat 3 kelenjar liur utama satu kelenjar kecil yaitu:
1. Kelenjar liur (glandula salivarie) utama meliputi parotis, submandibularis
dan sublingual. Kelenjar ini terdapat dironga mulut dan mencurahkan
sekretnya ke dalam mulut melalui duktus ekskretorius (ductus excretorius)
besar dan sel asinus. Kelenjar parotis (glandula patotidea) terletak di depan
dan bawah telinga luar. Pada kelenjar ini setiap lobulusnya mengandung sel
sekretorik yang membentuk asisi serosa.
2. Kelenjar submandibularis terletak di mandibula pada dasar mulut
3. Kelenjar sublingual (glandula sublingualis) merupakan kelenjar paling kecil,
kumpulan kelenjar dibawah lidah.

b. Esofagus (Kerongkongan)

11
Esofagus merupakan saluran lunak dengan panjang kira kira 10 inci yang
berjalan dari faring sampai ke lambung. Saluran ini terletak di belakang trakea dan
mediastinum rongga toraks. Setelah turun di rongga toraks, esofagus menembus
diafragma muskular. Bagian esofagus yang pendek terdapat di rongga abdomen
sebelum berakhir di lambung. Kerongkongan merupakan saluran penghubung
antara mulut dengan lambung. Melalui kerongkongan makanan didorong
masuk ke dalam lambung dengan gerak peristaltic. Makanan hanya
membutuhkan waktu 6 detik untuk sampai ke dalam lambung dari mulut.

c. Lambung
Lambung (gaster) adalah organ yang terletak diantara esofagus dan usus
halus. Pada taut esofagus-lambung terdapat perubahan mendadak dari epitel
gepeng esofagus menjadi epitel selapis silindris lambung. Pada permukaan lumina
lambung terlihat banyak lubang kecil yang disebut foveola gastrica (gastric pit).
Lubang ini dibentuk oleh epitel luminal yang berinvaginasi ke lamina propria
jaringan ikat mukosa dibawahnya. Kelenjar gastrica (glandula gastrica) tubular
terletak dibawah epitel luminal dan langsung bermuara ke foveola gastrica untuk
mengalirkan isinya ke lumen lambung. Kelenjar gastrica turun melalui lamina
propria ke muscularis mukosa.
1. Fungsi lambung dalam pencernaan
a. Menyimpan makanan yang masuk hingga makanan disalurkan ke usus
halus dengan kecepatan yang sesuai untuk penecernaan dan
penyerapan yang optimal.
b. Memproduksi asam lambung (HCL) dan enzim untuk memulai
pencernaan protein.
c. Membuat makanan menjadi lebih halus yang disebut Kimus melalui
proses pencampuran dengan sekresi lambung.

d. Pankreas
Pankreas adalah salah satu organ asesoris pada sistem pencernaan.
Pankreas menghasilkan getah pankreas untuk proses pencernaan dan
menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang membantu dalam proses

12
pengaturan glukosa di dalam darah Getah pankreas merupakan cairan yang jernih,
−¿ ¿
terdiri atas 98,7% air dan 1,3% zat anorganik (HCO3 Na+ ¿¿, K +¿¿ , sedangkan

ion-ion Cl−¿ ¿, HPO 42−¿ ¿, SO 42−¿ ¿, Ca++¿¿, Zn++¿¿ terdapat dalam jumlah sedikit)
dan dan zat organik (protein dan beberapa enzim yaitu: Tripsin, Kimotripsin,
karboksipeptidase, amilase pankreas, Lipase, Ribonuklease, Deoksiribonuklease,
kolesteril esterhidrolase dan fosfolipase A2.

e. Organ Usus Halus


Usus halus merupakan tempat terjadinya pencernaan secara kimiawi dan
tempat penyerapan zat-zat makanan. Makanan yang masuk ke dalam usus
halus ini bercampur dengan enzim yang dihasilkan dari hati dan pankreas. Usus
halus, terbagi menjadi 3 bagian, meliputi usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejenum), dan usus penyerapan (ileum). Usus dua belas jari adalah bagian
usus halus yang bersambung secara langsung dengan lambung. Panjangnya sekitar
25 cm.
Makanan yang telah dicerna dalam lambung secara berkala akan
dikeluarkan dari lambung dan masuk kedalam usus 12 jari (duodenum) melalui
suatu katup pilorus. Pergerakan usus sama seperti pergerakan gastrointestinal
lainnya, dapat dibagi menjadi kontrkasi pencampuran dan kontraksi propulsif.
Kontraksi pencampuran (Kontraksi segmentasi) adalah kontraksi membagi usus

13
menjadi segmen-segmen ruang yang mempunyai bentuk rantai sosis. Frekuensi
maksimal dari kontraksi segmentasi dalam usus halus ditentukan oleh frekuensi
gelombang lambat listrik di dalam dinding usus. Besar frekuensi ini normalnya
tidak melebihi 12 permenit dalam duodenum dan proksimal yeyenum
Kontraksi Propulsif merupakan pristaltik dalam usus halus. Kimus
didorong melalui usus halus oleh gelombang peristaltik dan dapat terjadi pada
bagian usus halus manapun dan bergerak menuju usus anus dengan kecepatan 0,5
sampai 2,0 cm/detik., lebih cepat di usus bagian proksimal dan lebih lambat di
bagian terminal. Organ penting penting di dalam proses pencernaan makanan di
dalam usus yaitu pankreas, hati dan kantong empedu serta usus.

f. Organ Usus Besar


Usus besar terdiri terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum (Gambar
2.8).Sekum (cecum) membentuk kantong buntu dibawah pertemuan antara usus
halus dan usus besar dikatup ilosekum. Kolon (colon) yan membentuk
sebagianbesar usus besar, tidak bergelung seperti usus halus tetapi terdiri dari tiga
bagian yang relatif lurus yaitu kolon asenden (Ascending colon), kolon
transcersum (Transverse colon), dan kolon desenden (Descending colon). Bagian
terakhir kolon desenden berbentuk huruf S atau sigmoid dan kemudian melurus
untuk membentuk rektum. Usus besar berfungsi sebagai organ pengering dan
penyimpan.

14
Dinding kolon memiliki lapisan-lapisan dasar yang serupa dengan lapisan
yang ada di usus halus. Kolon tidak memiliki vili atau plika sirkularis dan
permukaan luminal mukosa licin. Lapisan otot polos dimuskularis eksterna kolon
mengalami modifikasi. Lapisan sirkular dalam terlihat utuh didinding kolon,
sedangkan lapisan longitudinal luar otot polos dibagi menjadi tiga pita memanjang
yang melebar yaitu taenia coli, lapisan otot longitudinal luar yang sangat tipis dan
sel sel ganglion parasimpatis pleksus saraf mienterikus (Arubach) terdapat
diantara kedua lapisan otot polos muskularis eksterna. Kolon transversum dan
kolon sigmoid melekat pada dinding tubuh melalui meneterium.

4. Organ Reproduksi
Individu pria dan wanita memiliki struktur anatomi organ reproduksi
yangberbeda, yang diadaptasikan untuk menghasilkan gamet, memfasilitasi proses
fertilisasi, dan khusus pada wanita berperan sebagai tempat pertumbuhan dan
perkembangan janin. Organ reproduksi pria dan wanita dapat dikelompokkan
berdasarkan fungsi. Gonad jantan atau testis dan gonad betina atau ovary,
berperan menghasilkan gamet dan mensekresikan hormon seks. Saluran
reproduksi berperan menyimpan dan mentransportasikan gamet, serta kelenjar
aksesori berperan menghasilkan substansi tertentu yang melindungi dan
membantu pergerakan gamet. Terakhir, struktur pendukung, seperti penis pada
jantan membantu penghantaran sperma menuju saluran reproduksi betina, dan
uterus pada betina sebagai tempat perkembangan janin selama masa kehamilan.

15
Organ reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin pria
yakni sperma dan penghantaran sperma ke saluran kelamin wanita.
1. Testis
Pria mempunyai testis (jamak = testes) berjumlah sepasang, terletak
disebelah kanan kiri tubuh dan terlindungi oleh kantung skrotum. Dalam sistem
reproduksi, testis berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon kelamin.
Pembentukan sperma ini terjadi pada dinding tubulus seminiferus. Struktur testis
dapat dilihat pada gambar berikut.

Skematis organ reproduksi pada pria

Skematis struktur testis

2. Penis

16
Penis berfungsi sebagai organ senggama (kopulasi), sebagai
saranamenghantarkan cairan sperma menuju organ reproduksi wanita. Secara
struktural, penis tersusun atas dua jenis jaringan erektil, yaitu korpora kavernosa
dan korpus spongiosum. Di dalam korpus spongiosum terdapat saluran reproduksi
yakni uretra. Di bagian ujung penis terdapat bagian yang dinamakan kepala penis
(gland penis). Kepala penis ini tertutup oleh lipatan kulit yang disebut preputium.
Di dalam rongga penis terdapat jaringan erektil yang berisi banyak pembuluh
darah dan saraf. Saat terjadi rangsangan seksual, rongga tersebut akan penuh terisi
darah. Akibatnya, terlihat penis mengembang dan menegang. Keadaan penis
demikian dinamakan ereksi dan apabila rangsangan ini terus menerus terjadi,
sperma akan keluar melalui uretra, keadaan ini disebut ejakulasi. Jumlah sperma
yang dikeluarkan saat terjadi ejakulasi sekitar 2 hingga 5 mL semen, yang setiap
mililiternya mengandung sekitar 50 sampai 130 juta sperma.
Berikut organ reproduksi pada wanita.
1. Vagina
Vagina merupakan saluran penghubung vulva dengan rahim yang terletak
di atara saluran kemih dan lubang anus. Pada bagian ujung atasnya, terletak mulut
rahim (serviks). Vagina merupakan tabung berotot yang dilapisi membran
epitelium serta dialiri pembuluh darah dan serabut saraf berlimpah. Ukuran
panjang dinding depan vagina mencapai 8 cm dan bagian belakang 10 cm.
Dinding vagina terdiri atas 3 lapis, yaitu a) lapisan dalam berupa selaput
lendir (membran mukosa) berlipat-lipat (rugae); b) lapisan tengah, terdapat bagian
yang lebih keras disebut kolumna rugarum; c) lapisan luar, merupakan lapisan
berotot yang terdiri atas serabut longitudinal dan melingkar. Pada kedua lapisan
ini, terdapat sebuah lapisan dari jaringan erektil yang terdiri atas jaringan areolar,
pembuluh darah, dan beberapa serabut otot polos. Berbatasan dengan serviks,
terdapat ruang berbentuk lengkung, yaitu forniks lateral kiri dan kanan, forniks
anterior (lekukan sempit di depan), dan forniks posterior (lekukan sempit di
belakang), Suplai darah ke vagina diperoleh dari arteri uterina, arteri vesikalis
inferior, arteri hemoroidalis mediana, dan arteria pudendus interna
Fungsi penting vagina di antaranya sebagai saluran keluar darah haid dan
sekret rahim, saluran untuk senggama, dan jalan lahir saat bersalin. Permukaan

17
anterior vagina menyentuh basis vesica urinaria (kandung kemih) dan uretra.
Sementara itu, dinding posteriornya menyentuh rektum dan kantong recto-vagina
(ruang douglas). Seperempat bagian bawah vagina menyentuh badan perineum. 2.

2. Uterus (Rahim)
Uterus merupakan suatu organ muskular berbentuk pir, organ yang tebal,
dan berotot terletak di rongga pelvis, di antara vesica urinaria dan rektum. Uterus
terletak menggantung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligamen. Panjang
uterus ± 7,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm dan berat 50 g.

Ukuran uterus berbeda tergantung usia dan riwayat kehamilan dan


persalinan yang telah dilalui. Pada anak-anak, panjangnya 2-3 cm, pada wanita
yang blm pernah melahirkan (nullipara) ukurannya 6-8 cm. Bagi yang pernah
melahirkan lebih dari tiga kali (multipara), ukurannya mencapai 8-9 cm. Berikut
tiga bagian utama dari uterus.
a. Fundus uteri (dasar rahim), yaitu bagian uterus yang terletak di antara
kedua pangkal tuba falopi.
b. Korpus uteri, yaitu bagian uterus yang paling besar saat kehamilan,
berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga di dalam korpus uteri
disebut kavum uteri (rongga rahim).

18
c. Serviks uteri, yaitu bagian ujung serviks yang menuju puncak vagina
disebut porsio. Hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut
ostium uteri internum.
Uterus memiliki dinding yang terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.
a. Endometrium
Endometrium merupakan lapisan yang terdiri atas epitel, kelenjar,
jaringan, dan pembuluh darah. Lapisan ini berperan penting dalam siklus
haid, yaitu pada peluruhan stratum fungsionalis dari endometrium. Pada
saat kehamilan terjadi, endometrium akan menebal, kelenjar melebar, dan
pembuluh darah bertambah banyak untuk memberikan tempat yang
nyaman dan hangat bagi janin serta tercukupinya kebutuhan nutrisi untuk
perkembangannya.
b. Miometrium
Miometrium merupakan lapisan otot polos yang tersusun atas otot
polos memanjang (longitudinal) di bagian luar dan otot polos melingkar
(sirkular) pada bagian dalamnya yang mendukung rongga rahim dapat
membesar sesuai perkembangan janin serta mampu menghasilkan gerakan
mendorong saat bersalin (kontraksi his).
c. Perimetrium viseral
Perimetrium viseral merupakan lapisan serosa yang terdiri atas
ligamentum yang menguatkan uterus, yaitu 1) ligamentum kardinal kiri
dan kanan untuk mencegah uterus agar tidak turun; 2) ligamentum sakro
uterinum kiri dan kanan untuk menahan uterus agar tidak banyak bergerak;
3) ligamentum rotundum kiri dan kananuntuk menahan agar uterus tetap
dalam keadaan antofleksi; 4) ligamentum latum kiri dan kanan yang
melingkupi tuba falopii; serta 5) ligamentum infundibulo pelvikum, yaitu
ligamentum yang menahan tuba falopii.
Fungsi uterus, yaitu dalam peluruhan darah haid yang berasal dari
endometrium stratum fungsionalis dan sebagai tempat implantasi, retensi, serta
nutrisi bagi janin. Saat persalinan, dengan adanya kontraksi miometrium (otot
uterus) diikuti pembukaan serviks, janin dapat dilahirkan.

19
3. Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar berbentuk bulat telur terletak di sisi kanan
dan kiri uterus di bawah tuba uterina dan terikat oleh ligamentum latum di bagian
belakang. Beratnya 5-6 g. Bagiandalamnya disebut medula ovari yang tersusun
atas jaringan ikat serta mengandung banyak kapiler darah dan serabut kapiler
saraf. Bagian luarnya disebut korteks ovari yang terdiri atas folikel-folikel
berdinding epitelium dan berisi ovum.
Setiap bulan ovarium mengalami siklus ovarium yang menghasilkan
ovum. Saat siklus ini, ovum dilepaskan bersamaan dengan fase ovulasi yang
dipicu oleh lonjakan Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating
Hormone (FSH) secara tiba-tiba dan diikuti penurunan drastis hormon ini
sehingga folikel de graaf pecah serta ovum yang matang akan dikeluarkan.
Ovarium memiliki tiga fungsi, yaitu memproduksi ovum, menghasilkan hormon
estrogen, dan menghasilkan hormon progesteron.

4. Tuba falopii
Tuba falopil merupakan saluran ovum yang berjalan lateral kiri dan kanan.
Panjangnya kira-kira 12 cm dengan diameter 3-8 mm.Tuba falopii terdiri atas 1)
Pars interstitialis, yaitu bagian yang terdapat di dinding uterus; 2) Pars Isthmus,
yaitu bagian medial tuba falopii yang sempit; 3) Pars Ampularis, yaitu bagian
berbentuk saluran leher agak melebar dan merupakan tempat terjadinya fertilisasi
atau konsepsi ovum oleh sperma; 4) Infundibulum, yaitu bagian ujung tuba falopii
yang terbuka ke arah rongga peritoneum dan mempunyai rumbai yang disebut
fimbriae untuk menangkap ovum yang matang saat terjadi ovulasi di ovarium
untuk kemudian disalurkan ke tuba falopii.

20
Fungsi tuba falopii, yaitu mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus,
menyediakan tempat pembuahan, dan sebagai saluran ovum yang telah dibuahi
(zigot) menuju ke rahim.Gambar di berikut memperlihatkan organ-organ utama
dari traktus reproduksi wanita. Organ yang paling penting di antaranya adalah
ovarium, tuba falopii, uterus, dan vagina.

21
B. Organ Hewan
1. Organ Pencernaan
Sistem pencernaan adalah sebuah sistem yang terdiri dari saluran
pencernaan yang dilengkapi dengan beberapa organ yang bertanggung jawab atas
pengambilan, penerimaan, dan pencernaan bahan makanan dalam perjalanannya
melalui tubuh (saluran pencernan) mulai dari rongga mulut sampai ke kloaka.
Disamping itu, sistem pencernaan bertanggung jawab pula atas pengeluaran
(ekskresi) bahan makanan yang tidak terserap atau tidak dapat diserap kembali.
Pencernaan didefinisikan secara sederhana sebagai proses perombakan makanan
untuk dapat diserap atau diabsorpsi oleh saluran pencernaan.
Proses pencernaan pada ternak ruminansia dapat dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu: 1. terjadi secara mekanis di mulut, seperti mastikasi atau kontraksi otot
dari saluran pencernaan, 2. pencernaan fermentatif oleh mikroba rumen, dan 3.
secara hidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan.
a. Mulut dan Esofagus
Pencernaan merupakan perubahan fisik dan kimia yang dialami
oleh bahan makanan dalam organ pencernaan. Perubahan tersebut dapat
berupa penghalusan makanan menjadi butir-butir atau partikel kecil atau
penguraian molekul besar menjadi molekul kecil. Pengertian pencernaan
dimulai dengan penempatan makanan di dalam mulut di mana terdapat
pemamahan atau pelumatan dengan pengunyahan.
Di dalam rongga mulut ternak ruminansia terdapat tiga alat
pelengkap pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan saliva. Gigi berguna untuk
memecah atau memotong bahan pakan secara mekanis menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil, sehingga dengan mudah dapat ditelan oleh ternak
bersangkutan. Lidah membantu dalam mengambil makanan dan
memindah-mindahkan makanan dalam rongga mulut untuk dicampur
dengan saliva dan atau untuk dikunyah, kemudian ditelan.
Di dalam mulut juga terdapat beberapa kelenjar air liur (saliva).
Kelenjar saliva utama pada berbagai jenis ternak umumnya adalah kelenjar
parotid yang terletak di depan telinga, kelenjar mandibularis
(submaksilaris) terdapat pada rahang bawah, dan kelenjar sublingualis

22
terdapat di bawah lidah. Pati dan glikogen mengalami proses pencernaan
secara enzimatis oleh enzim ptialin dari saliva, dan menghasilkan maltosa.
Organ esofagus ini menghubungkan faring dengan retikulum.
Bolus bahan makanan yang dibentuk dalam rongga mulut dapat berjalan
melalui esofagus disebabkan karena adanya gerakan peristaltik dari otot
esofagus, serta adanya tekanan gaya gravitasi bumi. Gerakan peristaltik
tersebut terjadi setelah proses penelanan bolus bahan makanan (peristaltik
primer) serta akibat rangsangan bolus-bolus itu sendiri terhadap otot
esofagus dalam perjalanannya menuju retikulum-rumen (peristaltik
sekunder). Gerakan peristaltik ini dapat berjalan kedua arah, yaitu arah
retikulum dan arah rongga mulut (Parakkasi, 1983).

b. Retikulum
Ternak ruminansia mempunyai lambung majemuk yang terdiri atas
retikulum, rumen, omasum, dan abomasum. Proses fermentasi yang
intensif dan dalam kapasitas besar terjadi di retikulum dengan bantuan
mikroba rumen. Retikulum yang menyerupai bentuk sarang tawon,
berfungsi mendorong pakan padat dan digesta ke dalam rumen atau
mengalirkan digesta ke dalam omasum dan regurgitasi digesta selama
ruminasi.
Mikroba yang ada dalam retikulum ini memapu mengeluarkan
enzim pendegradasi pakan serat, yaitu kompleks enzim selulase (endo-β-
D-1.4-glukanase; aviselase; eksoglukanase; dan β-D-14-glukosidase); dan
enzim hemiselulase (endo-1,4-βxilanase dan β-D-1,4-mannanase).
Makanan yang dimakan, setelah melewati esofagus selanjutnya
masuk ke dalam retikulum, kemudian rumen, dan omasum. Menurut
Frandson (1992), retikulum, rumen, dan omasum secara bersama-sama
disebut perut depan (forestomach atau proventriculus). Lebih rinci gambar
ketiga organ tersebut tersaji pada Gambar 3.1.

23
Gambar 3.1 . Rumen ternak ruminansia (Hobson, 1988)

Gambar 3.2. saluran pencernaan sapi


Pada ketiga organ pencernaan ini (retikulum, kemudian rumen, dan
omasum) terjadi proses fermentasi oleh mikroba rumen, setelah itu masuk
ke dalam abomasum (proses fermentasi terhenti karena pH abomasum
sangat rendah). dari abomasum, digesta selanjutnya masuk usus kecil,
kemudian sekum, dan kolon, terakhir masuk ke dalam rektum dan kloaka.
Lebih rinci tersaji pada Gambar 3.2.
c. Rumen
Rumen adalah tempat untuk proses fermentasi makananyang
masuk serta menyediakan energi dan protein mikroba untukkebutuhan
proses metabolisme. Peran mikroba rumen dalammembantu pemecahan
pakan serat dan mengubahnya menjadisenyawa lain yang dapat

24
dimanfaatkan ternak merupakankeunggulan yang dimiliki ternak
ruminansia. Rumen merupakanekosistem kompleks yang dihuni oleh
beberapa mikroba yangsebagian besar berupa bakteri, protozoa, dan fungi
yang berperanpenting dalam pencernaan makanan (Preston dan Leng,
1987).
Rumen dan mikroba yang ada di dalamnya membantuternak
ruminansia dalam mencerna bahan pakan berserat tinggi,serta mengubah
nutrien pakan secara fermentatif menjadi senyawalain. Kondisi rumen
yang anaerob sangat penting artinya dalamproses fermentasi dalam rumen,
karena pada keadaan tersebutmikroba rumen dapat melakukan berbagai
reaksi dan interaksidengan makanan yang dikonsumsi ternak, untuk
menghasilkannutrien yang dapat diserap dan selanjutnya dapat
dimanfaatkanoleh ternak. Untuk mencapai pertumbuhan maksimal,
kondisirumen harus memiliki pH berkisar antara 5,5-7,2 dan suhu
antara38°- 41°C.

d. Omasum
Omasum merupakan lambung ketiga dari ternak ruminansia yang
permukaannya terdiri atas lipatan-lipatan (fold), sehingga nampak
berlapis-lapis, tersusun seperti halaman buku, sehingga sering dinamakan
juga ”perut buku” atau manyplies (sutardi, 1980). Lipatan-lipatan (fold)
pada permukaan omasum tersebut dapat menambah luas permukaan
omasum (Arora, 1995). dalam proses pencernaan, omasum berfungsi
dalam membantu memperkecil ukuran partikel pakan dan berpengaruh
pada pengendalian aliran ingesta ke dalam perut bagian belakang, serta
beberapa absorpsi nutrien terjadi dalam omasum (Churh dan Ponds, 1988).

e. Abomasum
Abomasum ternak ruminansia sebenarnya sama dengan lambung
ternak non ruminansia, disinilah disekresikan cairan lambung oleh sel-sel
abomasum. Mukosa abomasum terdiri atas sel-sel kelenjar yang
menghasilkan HCl dan pepsinogen, seperti pada mamalia lainnya. Oleh

25
karena itu disebut dengan perut sejati atau perut kelenjar. setelah makanan
masuk abomasum dan berjalan terus, proses digesti dan absorpsi terjadi
seperti ternak non ruminansia.
Abomasum merupakan tempat pertama terjadinya pencernaan
pakan secara kimiawi, karena adanya sekresi getah lambung. Jadi,
abomasum dipercaya mempunyai fungsi sebagai tempat pencernaan pakan
oleh enzim dan penyerapan nutrien. Abomasum, usus halus (duodenum,
jejenum dan ileum), usus besar (caecum dan colon) dan rektum adalah
saluran pencernaan bagian belakang.

f. Usus halus Dan Usus Besar (Caecum dan Colon)


Usus halus berfungsi mengatur laju aliran ingesta ke dalam usus
besar dengan gerakan peristaltik. dengan bantuan getah pankreas, getah
usus, dan getah empedu, nutrien hasil akhir fermentasi mikroba diubah
menjadi monomer yang cocok diabsorpsi. saluran pencernaan yang
berfungsi sebagai tempat penyerapan sebagian besar nutrien adalah usus
halus.
Usus besar adalah organ terakhir dari saluran pencernaan ternak
ruminansia. Colon berfungsi sebagai tempat penyerapan air, elektrolit, dan
vFA yang berasal dari ileum dan caecum. di dalam usus besar, terjadi
sedikit proses fermentasi yang menghasilkan vFA dan amonia, di mana
hanya 10% dari total VFA yang ada digunakan oleh ternak,sedangkan
protein mikroba yang dihasilkan tidak dapat dimanfaatkan oleh ternak.
C. Organ Tumbuhan

Organ adalah kumpulan jaringan yang secara bersama-sama melakukan


tugas tertentu. Organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah

26
.

1. Akar

Akar adalah bagian tumbuhan berbiji yang berada di dalam tanah,


berwarna putih, dan bentuknya meruncing sehinga lebih mudah menembus tanah.
Akar berasal dari akar lembaga (radix) yang terdapat di biji tumbuhan. Akar
berkembang dari meristem apikal ujung akar yang dilindungi oleh tudung akar
(kaliptra). Fungsi tudung akar adalah untuk melindungi ujung akar sewaktu
menembus tanah.

Pembelahan sel meristem apikal membentuk daerah pemanjangan yang


disebut daerah/zona pemanjangan sel. Dibelakangnya terdapat zona diferensiasi
sel atau zona pendewasaan sel, di sini sel-sel akar berkembang menjadi beberapa
sel permanen seperti xylem, floem, parenkim, dan sklerenkim.

Fungsi akar bermacam-macam, antara lain:

a. Mengikat tubuh tumbuhan pada tanah.


b. Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk umbi.
c. Menyerap air dan garam-garam mineral terlarut.
d. Sebagai alat pernapasan.

Berikut adalah bagian-bagian anatomi akar secara garis besar:

27
1. Epidermis, terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat dengan dinding
sel yang tipis supaya mudah ditembus air. Pada zona diferensiasi,
epidermis membentuk bulu/rambut akar yang berfungsi untuk memperluas
permukaan penyerapan
2. Korteks, tersusun atas berlapis-lapis sel dengan dinding yang tipis dan
memiliki ruang antarsel yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas.
3. Endodermis, berupa satu lapis sel yang rapat dengan penebalan gabus pada
dinding sel. Endodermis adalah pemisah antara korteks dan stele.
4. Stele/silinder pusat, di dalamnya terdapat berkas pengangkut (xilem dan
floem).

Akar tanaman menyerap air dan unsur hara dengan proses imbibisi, difusi,
dan osmosis. Bagian akar yang berfungsi untuk melakukan penyerapan adalah
daerah yang memiliki rambut akar yang merupakan daerah perluasan epidermis.
Sebelum air tanah sampai ke xilem, air tanah terlebih dahulu melalui sel rambut
akar (epidermis), korteks, endodermis, dan perisikel.

1.1. Struktur Akar Dikotil

Akar pada tumbuhan dikotil berbentuk tunggang. Xilem dan floem


pada tumbuhan dikotik tersusun membentuk jari-jari (radial). Xilem
berbentuk bintang di pusat dan floem mengelilinginya. Di antara xilem dan

28
floem terdapat kambium yang menghasilkan unsur kayu ke arah luar
membentuk kulit.

1.2. Struktur Akar Monokotil

Akar pada tumbuhan monokotil berbentuk serabut. Epidermis,


korteks, dan perisikel memiliki struktur, lokasi, dan fungsi seperti pada akar
dikotil. Xylem dan floem mirip dengan tanaman dikotil, tetapi letak keduanya
saling berdekatan karena tidak memiliki kambium. Empulur terletak di bagian
tengah dan dikelilingi xilem dan floem secara berselang-seling.

2. Batang

Batang adalah salah satu organ tumbuhan berpembuluh yang berfungsi


sebagai penyangga. Batang disusun oleh beberapa macam jaringan yang berbeda
sehingga terdiri dari beberapa tipe seperti batang berkayu, batang lembut dan
lunak (herbaseus), dan batang tipe rumput (kalmus).

Fungsi batang adalah sebagai berikut:

a. Menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun dan zat makanan
dari daun ke seluruh bagian tubuh.
b. Mengarahkan tumbuhan agar mendapatkan cahaya matahari yang cukup.
c. Tempat penimbunan cadangan makanan.
d. Tempat melekatnya daun, bunga, dan buah.

Struktur batang secara umum adalah sebagai berikut:

1. Epidermis, tersusun rapat oleh selapis sel. Dinding luar terdapat kutikula.
Fungsi epidermis adalah untuk melindungi jaringan di bawahnya.
2. Korteks, tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang berdinding tipis
dan terdapat banyak ruang antarsel. Disebut juga dengan istilah “kulit
pertama”.

29
3. Stele (silinder pusat), stele adalah lapisan terdalam dari batang. Di
dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut. Lapis terluar dari
stele disebut perisikel atau perikambium.

2.1. Struktur Batang Dikotil

Batang dikotil tersusun atas beberapa jaringan seperti berikut:

1. Epidermis. Terletak di bagian terluar batang. Terdapat zat kitin yang


berfungsi untuk melindungi batang agar tidak kehilangan banyak air.
2. Korteks. Terletak di antara epidermis dan endodermis. Terdapat sel
kolenkim dan sel parenkim. Sel kolenkim berfungsi sebagai jaringan
penunjang. Sedangkan sel parenkim sebagai jaringan dasar serta untuk
mengisi dan menyimpan zat.
3. Stele. Terletak di sebelah dalam lapisan endodermis. Fungsi stele adalah
untuk memberi kekuatan pada batang.
4. Perisikel yang menyelubungi berkas pembuluh batang.
5. Berkas pembuluh. Terletak di bagian dalam perisikel. Fungsi berkas
pembuluh adalah sebagai pengangkut zat.
6. Kambium. Terletak di antara xilem dan floem. Kambium menyebabkan
batang mengalami penambahan diameter. Fungsi kambium adalah untuk
membentuk xilem dan floem. Terdapat dua tipe kambium yaitu kambium

30
vaskuler yang berada di antara xilem dan floem, dan kambium
intervaskuler yang berada di antara dua berkas pengangkut.
7. Floem. Terletak di bagian luar berkas pembuluh atau bagian luar
kambium. Fungsi floem adalah untuk mengangkut zat makanan ke seluruh
tubuh.
8. Xylem. Terletak di bagian dalam berkas pembuluh atau bagian dalam
kambium. Fungsi xilem adalah untuk menyalurkan air dan garam mineral
dari akar ke daun.

2.2. Struktur Batang Monokotil

Batang monokotil tersusun atas beberapa jaringan seperti berikut:

1. Epidermis. Terletak di bagian luar batang. Dinding selnya lebih tebal


daripada dinding sel epidermis dikotil. Fungsi epidermis adalah sebagai
pelindung supaya tidak banyak kehilangan air.
2. Meristem dasar. Terletak di jaringan yang berada di bagian dalam
epidermis. Sampai sekarang belum ada yang mengetahui pasti fungsi
meristem dasar.
3. Berkas pembuluh. Tersebar pada meristem dasar. Fungsi berkas pembuluh
mirip dengan yang dimiliki tumbuhan dikotil.
3. Daun

Daun adalah organ tumbuhan yang memiliki fungsi utama untuk membuat
makanan melalui proses fotosintesis. Selain itu, fungsi daun adalah sebagai tempat
pengeluaran air dengan cara penguapan dan respirasi.Berikut adalah struktur yang
melapisi daun dimulai dari atas:

a. Epidermis atas, terkadang dilapisi oleh kutikula.


b. Jaringan palisade parenkim/jaringan tiang/jaringan pagar, mengandung
banyak klorofil.
c. Berkas pembuluh. Terdapat xilem dan floem yang berfungsi sebagai alat
transportasi dan penguat daun dalam bentuk tulang daun.

31
d. Jaringan spons parenkim/bunga karang, mengandung sedikit klorofil.
e. Epidermis bawah, terdapat stomata.

Secara morfologi daun terdiri dari helaian daun (lamina), tangkai daun
(petiolus), dan pelepah daun (folius). Daun tumbuhan dikotil umumnya memiliki
daun dengan susunan tulang daun menyirip dan menjari. Sedangkan daun
tumbuhan monokotil umumnya memiliki susunan tulang daun sejajar atau
melengkung.

3.1. Bagian-Bagian Daun Dikotil

1. Epidermis terdiri dari satu lapis sel (kecuali pada tumbuhan karet). Letak
epidermis di permukaan atas dan bawah daun. Fungsi epidermis adalah
untuk melindungi sel bagian dalam dari kehilangan air dan
mempertahankan bentuk daun.
2. Kutikula melapisi permukaan daun dan mengalami penebalan oleh zat
kitin. Fungsi kutikula adalah untuk mencegah penguapan melalui
permukaan daun.

32
3. Stomata letak stomata di permukaan daun berupa celah pada lapisan
epidermis dengan dua sel penutup. Fungsi stomata adalah sebagai tempat
keluar masuk gas.
4. Mesofil adalah jaringan dasar yang tersusun atas dua lapisan sel
yaitu palisade (jaringan pagar) dan spons parenkim (jaringan bunga
karang).
5. Urat daun terdapat berkas pembuluh. Membentuk tulang daun.

3.2. Bagian-Bagian Daun Monokotil

1. Epidermis. Terdiri dari satu lapis sel dengan penebalan kitin. Letak
epidermis di permukaan daun. Fungsi epidermis adalah untuk melindungi
daun dari kekeringan dan untuk mencegah penguapan.
2. Stomata. Struktur dan fungsi sama dengan stomata yang ada di daun
dikotil. Hanya saja letaknya berderet di antara urat daun.
3. Mesofil. Letaknya di antara urat daun. Mesofil merupakan tempat
berlangsungnya fotosintesis.
4. Urat daun. Letaknya pada helai daun yang berfungsi sebagai transportasi
dan penguat daun.
4. Bunga

B
unga adalah alat reproduksi tumbuhan. Berikut adalah bagian-bagian bunga:

33
1. Kelopak bunga umumnya berwarna hijau. Fungsi kelopak bunga adalah
untuk membungkus dan melindungi kuncup bunga sebelum mekar.
2. Mahkota bunga memiliki warna cerah. Fungsi mahkota bunga adalah
untuk menarik serangga untuk datang dan menyerbuki bunga. Pada sebuah
bunga dikotil biasanya terdapat mahkota bunga berjumlah 4, 5, atau
kelipatannya. Sedangkan pada tumbuhan monokotil berjumlah 3 atau
kelipatannya.
3. Benang sari adalah alat kelamin jantan pada tumbuhan. Jika serbuk sari
masuk ke putik, maka akan terjadi pembuahan.
4. Putik adalah alat kelamin betina pada tumbuhan.
5. Buah
Buah pada tumbuhan biasanya adalah bagian yang dikonsumsi, tetapi tidak
semua buah baik dikonsumsi. Buah umumnya berfungsi sebagai tempat
penyimpanan makanan atau sebagai organ reproduksi karena buah yang
membungkus biji. Jika pada bunga terjadi penyerbukan dilanjutkan dengan
pembuahan maka bakal buah akan tumbuh dan berkembang menjadi buah.
Berdasarkan derajat kekerasan perikarpin (dinding buah) buah dibedakan
dalam 2 tipe, yaitu buah kering, dan buah berdaging. Pada buah yang berdaging
perikarpium, yang berasal dari dinding ovarium berdifrensiasi menjadi
epikarpium, mesokarpium, mesokarpium dan endokarpium. Endokarpium
biasanya keras dan mengandung sel batu. Pada buah kering perikarpium
sering mempunyai jaringan sklerenkimatis. Penggolongan buah yang lain
didasarkan pada tingkat kemampuan buah untuk membuka (merekah) atau tidak
waktu masak.

34
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Organ adalah kumpulan berbagai macam jaringan yang melakukan satu
tugas atau lebih secara bersama-sama. Organ tubuh merupakan susunan yang
rumit dan dalam menjalankan fungsinya merupakan satu kesatuan. Pada manusia
terdapat organ jantung, organ pernapasan yang terdiri dari rongga hidung, faring
(tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), laring (pangkal tenggorokan),
bronkus, dan paru-paru, organ pencernaan yang terdiri dari rongga mulut,
kerongkongan, lambung, prankreas, usus halus, dan usus besar, organ reproduksi
terdiri pada pria terdiri dari testis dan penis, pada wanita terdiri dari vagina,
uterus, ovarium, dan tuba falopi.
Pada hewan terdapat berbagai organ dengan fungsi yang berbeda-beda,
contoh organ pencernaan pada hewan ruminansia, proses pencernaan pada ternak
ruminansia dapat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. terjadi secara mekanis di
mulut, seperti mastikasi atau kontraksi otot dari saluran pencernaan, 2. pencernaan
fermentatif oleh mikroba rumen, dan 3. secara hidrolisis oleh enzim-enzim
pencernaan. Adapun organ-organ yang berperan dalam proses pencernaan yaitu
mulut dan esophagus, reticulum, rumen, omasum, abomasum, usus halus dan usus
besar. Pada tumbuhan terdapat organ yaitu akar, batang, daun, bunga dan buah.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun, kami menyadari masih
banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan
saran pembaca diperlukan sebagai acuan untuk perbaikan makalah. Dengan
mengetahui organ pada tubuh kita patut bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa
dan menjaga kesehatan yang telah diberikan.

35
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Nurhasanah dan Susilawati. 2018. Biologi Dasar Terintegrasi. Pekan
Baru: Kreasi Edukasi
Palennari, Muhiddin dkk. 2016. Biologi Dasar Bagian Pertama. Makassar:
Alauddin University Press
Chalik, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan
Nani, Desiyani. 2018. Fisiologi Manusia Siklus Reproduksi Wanita. Cibubur:
Penebar Swadaya Grup
Partama, Ida Bagus G. 2013. Nutrisi dan Pakan Ternak Ruminansia. Denpasar:
Udayana University Press
Mulyani, Sri. 2019. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: PT Kanisius

36
BIOLOGI DASAR

SISTEM ORGAN

Disusun Oleh :
Ikwan Pangestu A1F020026
Huswatun Hasanah A1F020028
Suci Andela Putri Angelina A1F020030
Wardah izzati Agustiningtias A1F020034
Mia Filandari A1F018004

Dosen Pengampu :
Neni Murniati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah Pancasila yang berjudul “SISTEM ORGAN MAKHLUK HIDUP”
tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini diupayakan semaksimal mungkin, sehingga dapat
memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Penyelesaian
penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan partisipasi semua
pihak, untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada
dosen pembimbing kami yaitu
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga kami sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan kedepannya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi banyak pihak.
Bengkulu, September 2021

penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulis ........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2


A. Sistem Organ Manusia............................................................................... 2
B. Sistem Organ Hewan ................................................................................ 23
C. Sistem Organ Tumbuhan ........................................................................... 41

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 57


A.Kesimpulan................................................................................................. 57

DAFTAR
PUSTAKA ..........................................................................................58

ii
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Sistem organ merupakan bentuk kerja sama antarorgan untuk
melakukan fungsi-fungsi yang lebih kompleks. sistem organ disebut juga
kumpulan beberapa organ yang melakukan fungsi tertentu. Dalam
melaksanakan kerja sama ini, setiap organ tidak bekerja sendiri-sendiri,
melainkan organ-organ saling bergantung dan saling memengaruhi satu
sama lainnya. Contoh sistem organ pada hewan dan manusia, antara lain
sistem pernapasan, sistem pencernaan, sistem gerak, sistem reproduksi,
sistem peredaran darah, sistem saraf, dan sistem ekskresi. Untuk sistem
organ pada tumbuhan ada sistem pengangkutan (transportasi), sistem
respirasi, sistem pengeluaran dan sistem gerak.
Sistem organ tersusun atas beberapa organ yang bekerja sama untuk
menjalankan fungsi tertentu. Misalnya saja sistem pencernaan kita yang
terdiri atas berbagai organ mulai dari mulut, lambung, hingga usus.
Rusaknya salah satu organ dalam suatu sistem akan mengganggu kerja
dari keseluruhan sistem organ tersebut.

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sistem Organ Pada Manusia ?
2. Bagaimana Sistem Organ Pada Hewan ?
3. Bagaimana Sistem Organ Pada Tumbuhan ?

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem organ pada manusia
2. Untuk mengetahui sistem organ pada hewan
3. untuk mengetahui sistem organ pada tumbuhan

1
BAB II PEMBAHASAN

1.SISTEM ORGAN MANUSIA

A. Sistem Saraf pada Manusia

Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen


sel saraf (neuron). Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon, berfungsi
untuk memelihara fungsi tubuh. Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk
mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam yang
berlangsung dengan cepat, dengan kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.
Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf yang disebut dengan neuron. Neuron
bergabung dan membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls atau
rangsangan. Satu sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson.

A. Badan sel

Badan sel saraf adalah bagian yang paling besar dari sel saraf lainya.
Badan sel memiliki fungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit keudian
meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf ada inti sel, sitoplasma,
mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.

B. Dendrit

Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek dan bercabang. Dendrit


adalah perluasan dari badan sel. Dendrit memiliki fungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.

2
C. Akson

Akson disebut juga neurit. Neurit merupakan serabut sel saraf panjang
yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Dalam neurit ada benangbenang
halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh lapisan selaput mielin
yang banyak mengandung zat lemak dan memiliki fungsi untuk mempercepat
jalannya rangsangan. Selaput mielin dibungkus oleh sel-sel sachwann yang
membentuk suatu jaringan dan menyediakan makanan untuk neurit dan membantu
pembentukan neurit. Lapisan mielin bagian luar disebut dengan neurilemma yang
melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus lapisan
mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan memiliki fungsi
mempercepat jalannya rangsangan.

Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Tugas
dari sistem saraf pusat untuk menerima informasi dan mengirimkan instruksi.
Sistem ini terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Saraf perifer ini
mengirimkan pesan ke bagian lain dari tubuh. Otak bertindak sebagai pusat
kendali tubuh, karena membantu mengontrol semua organ dan jaringan. Otak juga
memungkinkan manusia mengingat hal-hal dan pengalaman lima indra sentuhan,
rasa, bau, penglihatan dan pendengaran. Sumsum tulang belakang terdiri dari
bundel tebal saraf yang menghubungkan otak ke seluruh tubuh. Empat jenis saraf
membantu untuk mengontrol tubuh. Saraf otonom menghubungkan otak dan
sumsum tulang belakang untuk organ-organ seperti jantung dan usus. Saraf
kranial menghubungkan mulut, telinga, mata dan hidung ke otak. Saraf perifer
menghubungkan sumsum tulang belakang dengan lengan dan kaki. saraf Pusat
menghubungkan struktur dalam sumsum tulang belakang dan otak.

3
Gambar a. sistem saraf pada manusia

Susunan Sistem Saraf

A.Sistem saraf pusat

1. Otak

Otak adalah alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari
segala kegiatan. Otak ada dalam rongga tengkorak, beratnya sekitar 1/50 dari
berat badan. Bagian utama otak yaitu otak besar (Cerebrum), otak kecil
(Cerebellum), dan batang otak.

4
• Otak besar adalah pusat pengendali tubuh yang disadari. Otak besar
dibagi menjadi dua belahan yaitu kanan dan kiri. Otak besar kanan
mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan
otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh yang
sebelah kanan.
• Otak kecil terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang berwarna
kelabu dan lapisan dalam yang berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi
dua bagian, yaitu kiri dan kanan dan dihubungkan oleh jembatan varol.
Otak kecil memiliki fungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan
mengkoordinasikan kerja otot saat akan melakukan kegiatan.
• Batang otak tersusun atas medula oblangata, pons, dan otak tengah.
Batang otak ada di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan batang
otak menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil.

2. Sumsum tulang belakang


Sumsum tulang belakang ada dan memanjang dalam rongga tulang
belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher hingga ruas-ruas tulang pinggang
yang kedua. Lapisan luar mengandung serabut saraf serta lapisan dalam
mengandung badan saraf. Dalam sumsum tulang belakang ada saraf sensorik,
saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya yaitu sebagai penghantar
impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.

5
B. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi tersusun atas semua saraf yang membawa pesan dari dan ke
sistem saraf pusat. Kerjasama sistem pusat dan sistem saraf tepi akan
membentuk perubahan cepat pada tubuh dalam merespon rangsangan dari

lingkungan.

a. Sistem saraf somatic


Sistem saraf somatis terdiri atas 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf
sumsum tulang belakang. 12 pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu,
misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang keluar
dari sela ruas tulang belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh.
Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem
saraf pusat, dan otot-otot rangka.

b. Sistem saraf otonom


Reaksi yang membuat respon pada situasi ketakutan ini dikontrol pada sistem
saraf otonom. Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh
yang tak disadari. sistem saraf otonom merupakan pembuluh darah dan jantung.
Sistem saraf otonom terdiri dari sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik.

6
B. Sistem Otot pada Manusia

Sistem otot adalah satu set jaringan dalam tubuh dengan kemampuan untuk
mengubah bentuk. Sel-sel otot mengandung berbagai protein yang membantu mereka
berkontraksi dalam mengubah ukuran. Protein membentuk serat, yang
menghubungkan berbagai bagian sel. Protein utama yang digunakan adalah aktin dan
miosin.

Fungsi yang paling jelas dari sistem otot adalah gerakan. Organisme telah
mengadopsi berbagai metode untuk menggunakan fungsi kontraktil dari sistem otot
untuk bergerak melalui lingkungan Pada organisme dengan anggota tubuh, tendon
dan jaringan ikat lainnya digunakan untuk mengamankan otot pada persendian dan
kerangka, yang mungkin bagian internal seperti kerangka manusia, atau eksternal
seperti kerangka kerangka kepiting.Sistem sarafmengoordinasi kontraksi sistem otot
untuk menyinkronkan pergerakan anggota badan. Fungsi sistem otot yang kedua dan
kurang jelas adalah untuk membantu sirkulasi. Jaringan otot viseral dan jantung
mengelilingi pembuluh darah dan pembuluh getah bening yang membawa nutrisi
penting ke sel-sel tubuh. Sama seperti kemampuannya untuk memindahkan cairan
melalui pembuluh dalam sistem peredaran darah, sistem otot juga membantu dalam
memindahkan makanan melalui sistem pencernaan.

Organ sistem otot

Tidak seperti sistem organ lain, sistem otot dibagi menjadi beberapa jenis
jaringan, yang dimasukkan ke berbagai organ dalam tubuh. Otot rangka adalah
jaringan yang paling sering dikaitkan dengan sistem otot. Otot rangka melekat pada
kerangka, dan menggerakkan anggota tubuh dan tubuh suatu organisme. Sistem otot
rangka terdiri dari otot lurik yang memiliki pita protein berbeda yang disebut aktin
dan miosin di setiap miofibril. Otot viseral juga dikenal sebagai otot polos karena

7
alasan ini. Otot jantung, yang mengelilingi bilik jantung, diratakan seperti otot
rangka, tetapi sel-sel terhubung ke sel yang berdekatan, yang menciptakan lebih
banyak gerakan kontraktil untuk memompa darah.

Otot rangka terhubung sebagian besar ke sistem saraf somatik yang dikendalikan
oleh impuls sadar dari otak. Otot rangka harus mampu melakukan sejumlah besar
pekerjaan dengan cepat, oleh karena itu mereka terdiri dari sel otot lurik yang dapat
berkontraksi secara sadar. Jaringan otot polos yang ditemukan dalam jaringan viseral
memiliki lebih sedikit energi yang dihasilkan mitokondria dan hanya digunakan
untuk berkontraksi organ berongga dan memindahkan cairan di dalamnya. Otot
jantung lurik, karena perlu menghasilkan banyak kekuatan, meskipun tidak
dikendalikan secara sadar.

C. Sistem Rangka Pada Manusia

Sistem rangka adalah sistem yang mempunyai kegunaan untuk menyimpan


mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat menempelnya otot rangka,
melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. yang Terdiri dari tengkorak,
tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang
pinggul, tulang angota badan atas maupun bawah. Tulang-tulang dalam tubuh
membentuk sistem rangka. Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun
kerangka tubuh tersebut. Sistem rangka membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua
organ-organ berupa, daging, darah, otot, cair maupun udara semua terkandung dalam
tubuh dan mempunyai kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang. ada 206 tulang
dalam tubuh membentuk sistem rangka. Tulang-tulang tersebut didukung oleh
sumsum tulang, yang dihasilkan oleh bentuk energi paling murni di dalam tubuh.

8
Rangka manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial (sumbu tubuh), dan
rangka apendikuler (anggota tubuh), berikut adalah penjelasan mengenai rangka
aksial dan rangka apendikuler.

1. Rangka Aksial
Rangka aksial adalah susunan rangka yang posisinya sejajar dengan sumbu
tubuh. Yang termasuk ke dalam rangka aksial ialah :

1. Tulang Tengkorak (Cranium) terdiri dari tulang tempurung kepala,


tulang wajah, dan tulang telinga. Tulang tempurung kepala disusun
oleh 1 tulang dahi, 2 tulang pelipis, 2 tulang ubun-ubun, 2 tulang baji,
2 tulang tapis, dan 1 tulang kepala belakang. Sedangkan tulang wajah
ialah ada 2 tulang rahang atas, 2 tulang rahang bawah, 2 tulang
langitlangit, 2 tulang air mata, 2 tulang hidung, dan 2 tulang pipi.
Tulang tengkorak mmpunyai kegunaan untuk menjaga otak, baik itu
otak besar
dan otak kecil.
2. Tulang Belakang (Vertebrae) terdiri dari 7 ruas tulang leher (cervical),
5 ruas tulang punggung (thorax), 5 ruas tulang pinggang (lumbal), 5
ruas tulang kelangkang (sacrum), dan 4 ruas tulang ekor (coccygeus).
Tulang belakang mempunyai kegunaan untuk tempat turunnya sistem
saraf pusat dari otak dan memberi bentuk tubuh atas.
3. Tulang Rusuk (costae) terdiri dari 7 pasang tulang rusuk sejati (costae
verae), 3 pasang tulang rusuk palsu (costae spuria),dan 2 pasang rusuk
melayang (costae flunctuantes). Tulang rusuk mempunyai kegunaan
untuk melindungi organ dalam dada seperti jantung, paru-paru,
tenggorokan, kerongkongan, dan lain-lain.
4. Tulang Dada (sternum) terdiri dari taju pedang (xifoid), hulu
(manubrium sterni) dan dibagian badan (gladiolus). Tulang dada

9
mempunyai kegunaan untuk menjaga organ-organ dalam dada
manusia.

2. Rangka Apendikuler
Rangka apendikular adalah tulang tambahan dari tulang aksial.

a. Rangka apendikular terdiri dari anggota gerak atas (tungkai atas), dan
anggota gerak bawah (tungkai bawah). Tungkai Atas (extremitas superior)
terdiri dari gelang bahu (pectoral girdle), dan tulang tangan. Gelang bahu
sendiri disusun oleh dua tulang, yakni ada 2 tulang belikat (scapula) dan ada
juga 2 tulang selangka (clavicula). Sedangkan tulang tangan yang terdiri dari
2 tulang tangan atas (humerus), 2 tulang hasta (ulna), 2 tulang pengumpil
(radius), 16 tulang pergelangan tangan (carpal), 10 tulang telapak tangan
(metacarpal), dan 28 tulang jari tangan (phalanx).

b. Tungkai Bawah (extremitas inferior) terdiri dari tulang panggul dan tulang
kaki. Untuk gelang panggul itu disusun oleh 2 tulang usus (illium), 2 tulang
kemaluan (pubis), dan 2 tulang duduk (ischium). sedangkan untuk tulang
kaki disusunnya oleh 2 tulang paha (femur), 2 tulang lutut (patella), 2 tulang
betis (fibula), 2 tulang kering (tibia), 14 tulang pergelangan kaki (tarsal), 10
tulang telapak kaki (metatarsal), dan 28 tulang jari kaki (phalanx).

10
Perkembangan rangka tubuh mulai sejak periode pembentukan bumbung saraf
yang kemudian menjadi vertebrata (tulang belakang). Rangka mempunyai peranan
yang penting bagi tubuh, diantaranya adalah untuk menopang tubuh, untuk memberi
bentuk tubuh, untuk menjaga organ – organ vital, sebagai tempat pembentukan sel –
sel darah, dan sebagai tempat penyimpanan mineral.

D. Sistem Pernapasan Pada Manusia

Sistem pernapasan pada manusia adalah sistem menghirup oksigen dari udara serta
mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen
merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di
lingkungan sekitar. Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang
mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida
dan uap air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa
bernapas terjadi pelepasan energi. Sistem pernapasan pada manusia mencakup
saluran pernapasan dan mekanisme pernapasan.

a. Organ/Alat sistem Pernapasan Pada Manusia


1. Hidung
Hidung adalah tempat masuknya pernapasan. Di dalam hidung terdapat selaput
lendir, bulu-bulu hidung, dan ujung saraf pembau serta konka. Proses yang terjadi
pada udara di dalam rongga hidung terbagi menjadi tiga. :

• Penyaringan, Didalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan bulu-bulu


atau rambut-rambut hidung. Selaput lendir dan rambut-rambut hidung
berfungsi menyaring debu atau benda asing yang masuk bersama udara.
• Penghangatan (pengaturan suhu) dilakukan oleh konka (banyak kapiler darah)
untuk mengubah suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh.

11
• Pelembapan (pengaturan kelembapan) , Dengan bantuan lendir menjadikan
udara kering yang masuk dalam rongga hidung menjadi lembap sebelum ke
paru-paru.

2. Faring
Faring adalah percabangan/persimpangan antara saluran pernapasan (nasofaring)
dibagian depan dengan saluran pencernaan (orofaring) dibagian belakang. Diantara
nasofaring dan orofaring terdapat klep yang disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi
mengatur perjalanan udara dan makanan pada persimpangan tersebut. Dibawah faring
terdapat laring (pangkal tenggorokan) yan terdapat suatu daerah pembesaran pada
leher dan terdapat pita suara.

3. Laring
Antara faring dan tenggorokan terdapat struktur yang disebut laring. Laring
merupakan tempat melekatnya pita suara. Pada saat kamu berbicara, pita suara akan
mengencang atau mengendor. Suara dihasilkan apabila udara bergerak melewati pita
suara dan menyebabkan terjadinya getaran. Pita suara pada laki-laki lebih panjang
dibanding pita suara perempuan.

4. Trakea (batang tenggorokan)


Trakea merupakan pipa kaku tapi elastis yang panjangnya sekitar 10 cm. Trakea
terletak dibagia leher dan sebagian di rongga dada. Dinding trakea dikelilingi cincin
tulang rawan dan di bagian dalam rongga bersilia. Silia tersebut berfungsi menyaring
benda-benda asing yang masuk ke dalam pernapasan. Dinding trakea terdiri dari tiga
lapisan sel yaitu, Lapisan dalam berupa jaringan epitel bersilia, Lapisan tengah
berupa otot polos dan cincin tulang rawan dan Lapisan luar berupa jaringan ikat.

5. Bronkus
Trakea bercabang menjadi dua cabang trakea yang disebut bronkus. Cabang
bronkus atau trakea adalah bronkus kanan dan bronkus kiri. Bronkus kanan, menuju

12
ke paru-paru kanan (3 cabang dan kedudukan lebih menurun) dan Bronkus kiri,
menuju ke paru-paru (2 cabang dan kedudukan lebih mendatar).

6. Alveolus
Alveolus merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang berupa
gelembunggelembung udara. Dindingnya tipis, lembap, dan berlekatan erat dengan
kapilerkapiler darah. Alveolus terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah
darah hampir langsung bersentuhan dengan udara.

6. Pulmo (paru-paru)
Paru-paru berjumlah sepasang yang dibungkus oleh selaput pleura. Selaput
pleura memiliki rangkap dua, yaitu pleura parietalis (sebelah luar) dan pleura
viscerlaris (sebelah dalam). Diantara lapisan pleura terdapat cairan limfa yang
berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan mengempis.
Paru-paru terletak pada rongga bagian dada bagin atas yang dibatasi oleh selaput
diafgrama. Paru-paru yang sebelah kanan (pulmo dexter) tersusun atas tiga belahan,
sedangkan paru-paru kiri (pulma sinister) tersusun atas dua belahan.

b. Proses Pernafasan Pada Manusia


Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta
mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma
berkontraksi, dari posisi melengkung ke atas menjadi lurus. Bersamaan dengan itu,
otot-otot tulang rusuk pun berkontraksi. Akibat dari berkontraksinya kedua jenis otot
tersebut adalah mengembangnya rongga dada sehingga tekanan dalam rongga dada
berkurang dan udara masuk. Saat kamu mengeluarkan napas, otot diafragma dan
otototot tulang rusuk melemas. Akibatnya, rongga dada mengecil dan tekanan udara
di dalam paru-paru naik sehingga udara keluar. Jadi, hal yang perlu kamu ingat,
bahwa udara mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke tempat yang bertekanan
lebih
kecil.

13
E. Sistem Pencernaan Pada Manusia

Proses pencernaan terjadi di saluran pencernaan atau organ pencernaan.


Makanan dapat diserap oleh saluran pencernaan makanan dan beredar ke seluruh
tubuh setelah berbentuk molekul-molekul kecil. Menurut (Aryulia:2007) Sistem
pencernaan adalah sistem organ yang menerima makanan, mencernanya menjadi
energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut.
Secara umum, pencernaan dibagi menjadi 2 yaitu pencernaan secara mekanik
dan pencernaan secara kimiawi.
• Pencernaan secara mekanik, adalah proses pengubahan makanan dari bentuk
kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan gigi di dalam mulut.
• Pencernaan secara kimiawi, adalah proses perubahan makanan dari zat yang
kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan enzim, yang terjadi
mulai dari mulut, lambung, dan usus.

14
Gambar . Organ-organ penyusun pencernaan manusia
(Sumber : http://www.slideplayer.info/ )
a. Organ Pencernaan Manusia
Organ pencernaan manusia terdiri dari 6 organ utama, yaitu sebagai berikut :
1. Mulut
Rongga mulut merupakan awal saluran pencernaan, dimana proses pencernaan
makanan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Pada mulut terjadi
pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang
membantu dalam proses pencernaan yaitu, lidah, gigi, dan kelenjar ludah.

2. Kerongkongan (Esofagus)
Makanan setelah dicerna di dalam mulut akan bergerak masuk ke dalam
kerongkongan (esofagus). Kerongkongan merupakan saluran penghubung antara
rongga mulut dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan
yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak
terjadi proses pencernaan.

3. Lambung
Lambung berbentuk seperti kantong dan terletak di dalam rongga perut sebelah
kiri.

15
Makanan diaduk dan dihancurkan dengan bantuan getah pencernaan. Dinding
lambung mengeluarkan getah yang disebut getah lambung, di dalam getah lambung
terdapat enzim-enzim yaitu pepsin, renin, dan asam klorida.

4. Usus halus
Usus halus adalah alat pencernaan yang digunakan untuk menyerap nutrisi
makanan hassil pencernaan. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian, yaitu usus dua
belas jari, usus kosong, dan usus penyerap.

5. Usus besar
Salah satu fungsi usus besar adalah menyerap air yang masih tersisa pada
makanan. Sisa makanan yang siap dikeluarkan dari tubuh disebut feses. Agar sisa
makanan yang masuk ke dalam usus besar tidak kembali ke usus halus, terdapat
katup yang membatasi keduanya. Katup tersebut dinamakan katup ileosekal.

6. Anus
Anus merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang
lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah
siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus.
Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi,
proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya
kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan
kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus.

F. Sistem Peredaran Daran Pada Manusia

Menurut (Ika:2012) sistem peredaran darah manusia adalah sistem transport


yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh manusia. Darah membawa

16
oksigen dan sari-sari makanan dari jantung menuju ke seluruh tubuh untuk
menghasilkan energi.
Peredaran darah terdiri dari 2 jenis yaitu :
a. Peredaran darah terbuka
Sistem peredaran darah terbuka artinya dalam peredarannya, darah dan cairan
lainnya tidak selamanya beredar atau berada di dalam pembuluh darah. Darah menuju
jaringan tanpa melalui pembuluh. Pada saat tertentu darah meniggalkan pembuluh
darah dan langsung beredar dalam rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke
dalam tubuh.

b. Peredaran darah tertutup


Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh melalui
pembuluh – pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah lni. Darah diedarkan
melewati arteri dan kembali ke jantung melewati vena. Jantung dan saluran darahnva
memiliki katup sehingga darah tidak mengalir kembali ke jantung. Aliran darah
disebabkan oleh kontraksi lengkung jantung.

1. Komponen utama sistem peredaran darah manusia

Suatu sistem organ sirkulasi darah yang terdiri atas jantung, komponen darah
dan pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi tubuh
keseluruh jaringan tubuh yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Sistem
peredaran darah memiliki tiga komponen dasar yaitu jantung, pembuluh darah, dan
darah (Syaifuddin, 2011).

a. Jantung
Merupakan organ yang berfungsi untuk memompa darah. Jantung terletak
didalam rongga dada sebelah kiri. Besar jantung kira-kira sebesar kepalan tangan, dan
beratnya antara 220-260 gram. jantung manusia terbagi menjadi 4 rongga, yaitu
serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan, dan bilik kiri. Antar serambi dan bilik

17
dibatasi oleh suatu sekat yang berkatup. Katup sebelah kanan disebut katup
trikuspidalis yang terdiri atas 3 kelopak atau kuspa, dan yang sebelah kiri disebut
katup mitral atau bikuspidalis yang terdiri atas 2 kelopak. 37 katup-katup tersebut
berfungsi untuk menjaga agar darah dari bilik tidak mengalir keserambi.

b. Pembuluh darah
Menurut (Syarifuddin:2009) Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran
darah ke seluruh tubuh. saluran darah merupakan sistem tertutup dan jantung sebagai
pemompanya. Fungsi pembuluh darah adalah sebagai pengangkutan darah dari
jantung keseluruh bagian tubuh dan mengangkut kembali darah yang sudah dipakai
kembali kejantung. Fungsi ini disebut sirkulasi darah. Berdasarkan fungsinya
pembuluh darah dibedakan atas:

• Pembuluh nadi (Arteri) adalah pembuluh darah yang membawa darah


keluar dari jantung menuju keseluruh tubuh.
• Pembuluh balik (vena) adalah pembuluh darah yang membawa darah dari
bagian alat-alat tubuh masuk kejantung darah yang diangkut banyak
mengandung karbondioksida.
• Pembuluh kapiler adalah pembuluh yang menghubungkan pembuluh nadi
dan pembuluh balik.

c. Darah
Darah adalah cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah. darah terdiri
dari cairan atau plasma lebih kurang 55% dan sel-sel darah lebih kurang dari 45%.
Umumnya, volume darah manusia lebih kurang 8% dari berat badanya. Pada orang
dewasa beratnya 65 kg, volume darah lebih kurang 5 liter . Terdapat tiga macam sel
darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah
(trombosit).

2. Mekanisme Sistem Peredaran Darah Manusia

18
Peredaran darah pada manusia merupakan peredaran darah tertutup. Artinya
darah dialirkan dari dan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. Darah mengalir
dua kali melewati jantung sehingga disebut peredaran darah ganda.peredaran darah
ganda meliputi peredaran darah besar (sistematik) dan peredaran darah kecil
(pulmonal) (Aryulina,dkk, 2002:86).

• peredaran darah kecil,

yaitu peredaran darah yang dimulai dari jantung menuju paru-paru, kemudian
kembali lagi kejantung. Darah yang kaya CO2 dari jaringan tubuh bergerak menuju
serambi kanan kemudian kebilik kanan. Kemudian bilik kanan memompa darah
keparu-paru terjadi pertukaran gas. CO2 sedangkan O2 paru-paru masuk kedarah.
Kemudian, darah yang kaya O2 mengalir kembali kejantung melalui vena paru-paru
dan masuk keserambi kiri jantung.

Gambar. Skema Sistem Peredaran darah kecil

• peredaran darah besar

19
adalah peredaran darah dari bilik kri jantung keseluruh tubuh kemudian kembali ke
serambi kanan jantung. Bilik kiri jantung berkontraksi memompa darah kaya O2
darah tersebut keluar dari jantung melalui aorta kemudian keseluruh tubuh pertukaran
zat terjadi pada saat darah sampai dikapiler organ, setelah mengalir melalui kapiler,
darah menjadi kaya CO2 darah tersebut diangkut oleh vena cava masuk keserambi
kanan.

Gambar . Skema Sistem peredaran darah besar

G. Sistem Ekskresi Pada Manusia


Sistem ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak
berguna bagi tubuh seperti menghembuskan CO2 ketika bernafas, berkeringat, buang
air kecil (urine). Alat-alat ekskresi pada manusia meliputi hati, paru-paru,
kulit dan ginjal.

Organ-organ Ekskresi Pada manusia


a. Ginjal (ren)
Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah
kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal
berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses,
yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan penambahan zat sisa.

• Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di
kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan

20
dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses
penyaringan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau
urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan
garamgaram lainnya.
• Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap
kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal
terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini
melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi,
sedangkan air melalui peristiwa osmosis.
• Penambahan zat sisa (augmentasi)
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tubulus ginjal, urin akan menuju rongga
ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong
kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga

urin akan keluar melalui uretra.

(Campbell, dkk. 2008: 25).


b. Hati (hepar)
Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh
gerbang (vena porta) dari usus, dan hati dibungkus oleh selaput hati (capsula
hepatica). Hati di dalamnya terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan
selaput jaringan ikat (capsula glison).
Kelenjar hati menghasilkan empedu yang mencapai ½ liter setiap hari, empedu
berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua. Empedu mengandung
kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Empedu
yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu
daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi
zat yang larut dalam air.

21
c. Kulit
Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di
lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan
lingkungan sekitar. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke
permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Keringat yang
keluar membawa panas menyempit. Pada tubuh, sehingga sangat penting untuk
menjaga agar suhu tubuh tetap normal.
Suhu lingkungan rendah (dingin), kelenjar keringat tidak aktif dan pembuluh kapiler
di kulit menyempit, serta mengaktifkan otot rangka yang menyebabkan tubuh
menggigil. Penyempitan pembuluh darah mengakibatkan darah banyak mengalir ke
jaringan tubuh yang terletak lebih dalam dari permukaan kulit sehingga mengurangi
hilangnya panas melalui permukaan kulit.

d. Paru-paru

Ekskresi dari paru paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses
pernapasan, untuk membuktikan adanya air dalam udara pernafasan coba hembuskan
nafas pada permukaan cermin, maka akan terlihat bahwa cermin atau kaca tersebut
akan berembun. Prinsipnya CO2 diangkat dengan cara yaitu melalui plasma darah (15
%) dan diangkut dalam bentuk ion HCO3 (30 %) dan juga melalui proses berantai
pertukaran klorida yaitu karbon dioksida. Darah pada alveolus paru-paru mengikat
O2 dan ditransfer ke jaringan tubuh. Dalam jaringan tubuh darah mengikat CO2
untuk dikeluakan bersama H2O (dalam bentuk uap).

H. Sistem Endokrin Pada Manusia


Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai
saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin

22
dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas
dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi,
osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.
Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran (kelenjar buntu) yang
mensekresikan hormon secara langsung ke dalam aliran darah untuk didistribusikan
keseluruh, hasil sekresi kelenjar tersebut dimasukkan dan disalurkan melalui saluran
tersebut. Salah satu kelenjar eksokrin yaitu kelenjar saliva (air liur) menyekresi saliva
dan disalurkan kemulut melalui saluran saliva. Sistem endokrin hampir selalu bekerja
sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh
berbeda dari 42 sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem
tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :

• Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak bekerja


melalui transmisi kimia.
• Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem
saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam
waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan
sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit

hingga beberapa jam.

Sel-sel penyusun organ endokrin


• Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi
sebagai penghasil hormon.
• Sel endokrin sejati, disebut juga sel endokrin klasik yaitu sel endokrin yang
benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk
seperti sel saraf.

23
2. SISTEM ORGAN PADA HEWAN
Sistem organ adalah gabungan dari berbagai organ untuk melakukan fungsi
tertentu di dalam tubuh. Setiap organ memegang peranan yang sama penting dalam
menjalankan fungsinya.
Tubuh hewan vertebrata tersusun atas beberapa sistem organ yang menjalankan
fungsi-fungsi tertentu dan saling berhubungan dalam membangun kesatuan kerja,
untuk menjaga kelangsungan hidup suatu individu. Gangguan pada suatu sistem akan
mempengaruhi kerja sistem tubuh yang lain.

a. Sistem Pencernaan Pada Hewan


Sistem pencernaan berperan penting dalam menghancurkan makanan menjadi
ukuran yang sangat sederhana sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel
tubuh. Makanan juga merupakan sumber energi bagi aktivitas sel-sel tubuh. Sistem
pencernaan makanan dibangun oleh dua kelompok organ, kelompok yang pertama
adalah organ-organ yang menyusun saluran gastrointestinal, yang terdiri dari rongga
mulut, faring, esofagus, lambung,usus halus, dan usus besar. Kelompok yang kedua
adalah organ-organ tambahan yang terdiri dari gigi, lidah, kelenjar saliva,hati,
kantung empedu, dan pankreas.

1. Sistem Pencernaan Pada Pisces

Di dalam rongga mulut ikan terdapat lidah pendek yang berada didaasar mulut.
Lidah ini tidak dapat digerakkan dan tidak mempunyaifungsi yang berarti.
Gigi ikan tumbuh pada bagian ataas rahang danrahang bawah, bahkan ada
yang tumbuh pada langit-langit mulut. Gigiikan bertulang keras berbentuk kerucut.
Ikan tidak mempunyai kelenjarludah tetapi memiliki kelenjar lendir dari
mulutnya. Lambung ikanmerupakan pelebaran dari saluran pencernaan. Antara
lambung denganusus terdapat tiga buah usus buntu (sekum).
Makanan dari lambung masuk ke dalam usus. Di usus

24
terjadipenyerapan makanan. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.

2. Amphibi dan Reptil


Saluran pencernaan pada amphibi dan reptil terdiri atas
mulut,kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus (intestinum), dankloaka.
Setelah makanan masuk ke mulut, makanan ditelan melewatikeronfkongan
menuju lambung. Di dalam lambung makanan dicernakemudian masuk ke
usus. Dinding usus mengandung kapiler darah dandisini sari-sari makanan
diserap. Selanjutnya sisa makanan didorongkeluar melalui kloaka. Kloaka
merupakan tempat bermuaranya saluranpencernaan, ekskresi dan reproduksi.

3. Aves
Susunan pencernaan pada burung terdiri atas mulut, esofagus,tembolok,
lambung kelenjar, lambung pengunyah, usus halus, usus besar,rektum, dan kloaka.
Pada bagian mulut terdapat paruh yang kuat dan berfungsi
untukmengambil makanan. Paruh tidak berfungsi sebagai pengunyah makanankarena
tidak mempunyai gigi. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk
kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan. Kerongkongan merupakan
pipa atau saluran antara rongga mulut danlambung. Bagian bawahnya
membesar berupa kantong yang disebu ttembolok.Tembolok merupakan
pelebaraan kerongkongan yang berfungsi menyimpan makanan untuk sementara
waktu.

25
Lambung terdiri atas dua bagian. Bagian yang pertama disebut
lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan getah lambung yang berfungsi mencerna makanan. Bagian kedua
dsebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang
berguna untuk mengahncurkan makanan.
Proses pencernaan selanajutnya terjadi di dalam usus halus. Enzim yang
dihasilkan pankreas dan empedu yang dihasilkan oleh hati dialirkankedalam usus
halus. Hasil-hasil pencernaan yang berupa sari-sarimakanan diserap oleh
kaliper darah dalam dinding halus. Burung mempunyai dua usus buntu
yang terletak pada usus bagian posterior.Usus buntu berguna untuk
memperluas daerah penyerapan sari makanan.
Sisa makanan didorong ke usus besar (kolon), kemudian ke daalamrektum, dan
akhirnya dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakanmuara dari tiga saluran
yaitu saluran pencernaan dari usus, saluran uretradari ginjal, dan saluran kelamin.

d. Mamalia
Pada mamalia (ruminansia), terdapat keistimewaan padastruktur pencernaannya. Pada
ruminansia, lambung terbagi menjadiempat ruang, yaitu rumen, retikulum, omasum,
dan abomasum.
Urutan pencernaan hewan ruminansia:
1. Makanan dikunyah dan bercampur dengan ludah.
2. Makanan ditelan menuju esofagus, lalu masuk ke rumen, lalu
keretikulum.
3. Pada rumen, terdapat simbiosis antara hewan dengan
bakteriCytophaga atau flagellata Cypromonas subtilis yang
menghasilkanenzim selulase. Di dalam rumen terjadi pencernaan
polisakarida,protein, dan selulosa.
4. Lalu makanan masuk ke retikulum, dicerna secara
mekanikmembentuk bolus.

26
5. Setelah hewan kenyang atau saat beristirahat, bolus dikeluarkan
kemulut untuk dikunyah kembali.
6. Setelah makanan dikunyah, makanan ditelan masuk ke retikulum,
laluomasum, lalu abomasum.
7. Pada abomasum, terjadi pencernaan sebenarnya oleh
enzimenzimpencernaan hewan.

b. Sistem Saraf Pada Hewan


Berbeda dengan tumbuhan, hewan mempunyai daya gerak, responsif terhadap
rangsang eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, dan memerlukan makanan
dalam bentuk kompleks. Baik pada hewan yang uniseluler maupun pada hewan yang
multiseluler, individu merupakan suatu unit. Keseluruhan mekanisme tubuh hewan
saling terorganisasi, berarti setiap bagian dari tubuhnya merupakan subordinate dari
individu sebagai keseluruhan, baik sebagai bagian satu sel maupun seluruh sel.
Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak
dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda,
semakin tinggi tingkatan hewan semakin kompleks sistem sarafnya.

Sistem Saraf Pada Hewan Vertebrata :


a. Mamalia
Bagian-bagian otak hewan mamaliä terdiri atas otak depan,
otaktengah, dan otak belakang yang berkembang dengan baik. Selain
itu,mamalia juga memiliki sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang
(sumsum spinal). Beberapa jenis mamalia memiliki kemampuan lebih karena
pusat-pusat saraf di otak hewan tersebut mengalami perkembanganyang lebih
menonjol. Kemampuan seperti itu bermanfaat bagi hewandalam mencari
mangsa. Misalnya, kemampuan lebih pada india penglihatdan indra pendengar
kucing, indra pendengar kelelawar yang sangat tajam,dan indra pencium anjing yang

27
sangat tajam.

b. Burung
Sistem saraf burung terdiri atas sistem saraf pusat dan saraf
tepi.Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sistemsaraf
tepi terdiri atas serabut-serabut saraf yang berasal dan otak
danserabutserabut saraf yang berasal dari sela-sela ruas tulang belakang; Otakburung
terdiri atas otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsumlanjutan.
Otak besar sebagai bagian utama dan otak depan terbagi
menjadibelahan kanan dan belahan kiri.Permukaannya tidak
berlipatlipatsehingga tidak menampung lebih banyak sel-sel saraf seperti pada
otakbesar manusia.
Otak tengah burung sebagai pusat saraf penglihat berkembang baikdengan
membentuk gelembung sehingga indra penglihat burungberkembang dengan
baik. Di permukaan otak kecil terdapat lipatan-lipatanyang mampu menampung selsel
saraf lebih banyak. Sel saràf yang makinbanyak pada otak kecil menunjukkan pusat
keseimbangan burung ketikaterbang berkembang dengan baik. c. Reptilia
Sistem saraf reptilia terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Di bagian
otak besar, lobus olfaktorius yang merüpakan pusatpencium berkembang
dengan baik Sehingga indra penciumannya lebih tajam.
Perkembangan otak tengah reptilia terdesak oleh otak besar. Otaktengah
menjadi kurang berkembang dengan baik sehingga menyebabkanindra penglihat
reptilia kurang tajam.

28
d. Amfibi
Salah satu contoh hewan amfibi adalah katak. Sistem saraf
kataktersusun atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Hewan tersebut memiliki otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum
lanjutan yang membentuk suatu sistem saraf pusat, sedangkanserabut-serabut
saraf yang berasal dan sela-sela ruas tulang belakang.

e. Pisces
Sistem saraf ikan terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.Sistem saraf
pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak ikanterdiri atas otak
depan, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.Sistem saraf tepi
térdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf darisumsum tulang
belakang. Otak depan berhubungan dengan saraf penciumdan hidung, sedangkan otak
tengah berhubungan dengan saraf penglihat.
Kedua bagian tersebut kurang berkembang dengan baik sehinggaindra
pencium dan penglihat ikankurang berkembang dengan baik. Bagianotak ikan yang
berkembang paling baik adalah otak kecil. Otak kecilberfungsi sebagai pusat
keseimbangan dan pusat pengaturan gerak otot-otot ketika berenang. Keberadaan
pusat keseimbangan dan pengaturangerak ini memungkinkan ikan dapat
bergerak cepàt dalam air tanpa terganggu keseimbangannya.

c. Sistem Ekskresi Pada Hewan


Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata
Pada vertebrata terdapat beberapa tipe ginjal. Di antaranya adalah pronefros,
mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah tipe ginjal yang berkembang pada fase
embrio atau larva. Pada tahap selanjutnya, ginjal pronefros digantikan oleh tipe ginjal

29
mesonefros. Ketika hewan dewasa, ginjal mesonefros digantikan oleh ginjal
metanefros. Pada Mammalia, Reptilia, dan Aves tipe ginjal yang dimiliki adalah
mesonefros. Namun, setelah dewasa mesonefros akan diganti oleh metanefros.

1). Organ Sistem Ekskresi Pisces (Ikan)


Ginjal pada ikan adalah sepasang ginjal sederhana yang disebut
mesonefros.Setelah dewasa, mesonefros akan berkembang menjadi ginjal
opistonefros. Tubulus ginjal pada ikan mengalami modifikasi menjadi saluran yang
berperan dalam transport spermatozoa (duktus eferen) ke arah kloaka. Ikan memiliki
bentuk ginjal yang berbeda, sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya.
Pada ikan air tawar, kondisi lingkungan sekitar yang hipotonis membuat jaringan ikan
sangat mudah mengalami kelebihan cairan.
Ginjal ikan air tawar memiliki kemiripan dengan ginjal manusia. Mekanisme
filtrasi dan reabsorpsi juga terjadi pada ginjal ikan. Mineral dan zat-zat makanan lebih
banyak diabsorbsi, sedangkan air hanya sedikit diserap. Dengan sedikit minum dan
mengeluarkan urine dalam volume besar, ikan air tawar menjaga jaringan tubuhnya
agar tetap dalam keadaan hipertonik.
Ekskresi amonia dilakukan dengan cara difusi melalui insangnya. Ikan yang hidup
di air laut, memiliki cara adaptasi yang berbeda. Ikan air laut tidak memiliki
glomerulus sehingga mekanisme filtrasi tidak terjadi dan reabsorpsi pada tubulus juga
terjadi dalam skala yang kecil.
Oleh karena itu, ikan air laut beradaptasi dengan banyak meminum air laut,
melakukan desalinasi (menghilangkan kadar garam dengan melepaskannya lewat
insang), dan menghasilkan sedikit urine. Urine yang dihasilkan akan dikeluarkan
melalui lubang di dekat anus. Hal ini berbeda dengan pengeluaran urine dari ikan
Chondrichthyes, misalnya hiu. Ikan hiu mengeluarkan urine melalui seluruh
permukaan kulitnya.

30
2). Organ Sistem Ekskresi Amphibi (Katak)
Tipe ginjal pada Amphibia adalah tipe ginjal opistonefros. Katak jantan memiliki
saluran ginjal dan saluran kelamin yang bersatu dan berakhir di kloaka. Namun, hal
tersebut tidak terjadi pada katak betina. Ginjal pada katak seperti halnya pada ikan,
juga menjadi salah satu organ yang sangat berperan dalam pengaturan kadar air
dalam tubuhnya. Kulit Amphibia yang tipis dapat menyebabkan Amphibia
kekurangan cairan jika terlalu lama berada di darat. Begitu pula jika katak berada
terlalu lama dalam air tawar. Air dengan sangat mudah masuk secara osmosis ke
dalam jaringan tubuh melalui kulitnya.
Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan bantuan hormon, sesuai dengan kondisi
air di sekitarnya. Ketika berada dalam air dengan jangka waktu yang lama, katak
mengeluarkan urine dalam volume yang besar. Namun, kandung kemih katak dapat
dengan mudah terisi air. Air tersebut dapat diserap oleh dinding kandung kemihnya
sebagai cadangan air ketika katak berada di darat untuk waktu yang lama.

31
3). Organ Sistem Ekskresi Reptilia
Tipe ginjal pada Reptilia adalah metanefros. Pada saat embrio, Reptilia memiliki
ginjal tipe pronefros, kemudian pada saat dewasa berubah menjadi mesonefros hingga
metanefros. Hasil ekskresi pada Reptilia adalah asam urat. Asam urat ini tidak terlalu
toksik jika dibandingkan dengan amonia yang dihasilkan oleh Mammalia. Asam urat
dapat juga diekskresikan tanpa disertai air dalam volume yang besar. Asam urat
tersebut dapat diekskresikan dalam bentuk pasta berwarna putih.
Beberapa jenis Reptilia juga menghasilkan amonia. Misalnya, pada buaya dan
kura-kura. Penyu yang hidup di lautan memiliki kelenjar ekskresi untuk
mengeluarkan garam yang dikandung dalam tubuhnya. Muara kelenjar ini adalah di
dekat mata. Hasil ekskresi yang dihasilkan berupa air yang mengandung garam.
Ketika penyu sedang bertelur, kita seringkali melihatnya mengeluarkan semacam air
mata. Namun, yang kita lihat sebenarnya adalah hasil ekskresi garam. Ular, buaya,
dan aligator tidak memiliki kandung kemih sehingga asam urat yang dihasilkan
ginjalnya keluar bersama feses melalui kloaka.

4). Organ Sistem Ekskresi Aves


Burung memiliki ginjal dengan tipe metanefros. Burung tidak memiliki kandung
kemih sehingga urine dan fesesnya bersatu dan keluar melalui lubang kloaka. Urine
pada burung diekskresikan dalam bentuk asam urat. Metabolisme burung sangat
cepat. Dengan demikian, sistem ekskresi juga harus memiliki dinamika yang sangat
tinggi. Peningkatan efektivitas ini terlihat pada jumlah nefron yang dimiliki oleh
ginjal burung. Setiap 1 mm3 ginjal burung, terdapat 100–500 nefron.

32
d. Sistem Pernafasan Pada Hewan

Sistem Respirasi Pada Hewan Vertebrate


a). Alat respirasi pada ikan
Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Bagian terluar dari insang berhubungan
dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah.
Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung
banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki
banyak kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan co2 berdifusi
keluar.
Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut
operkulum (tutup insang), sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi
oleh operkulum. Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion,
dan osmoregulator. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan O2 sehingga ikan
tahan pada kondisi yang kekurangan O2. Contoh ikan yang mempunyai labirin
adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan O2, selain dengan
labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung.

33
Gambar a. sistem respirasi ikan
Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut
secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut
membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang menutup.
Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah
yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup insang membuka dan air
dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya air melalui
insang, karbondioksida dikeluarkan.

b). Alat respirasi pada katak


Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paruparu.
Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput
rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak
terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu.
Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan
glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui
selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak
bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karena kulitnya selalu dalam keadaan
basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi.
Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea)kemudian
dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari
jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat

34
arteri kulit pare-paru(arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan
karbon dioksida dapat terjadi di kulit.

Gambar b. sistem respirasi katak


Katak dalam daur hidupnya mengalami metamorfosis atau perubahan bentuk.
Pada waktu muda berupa berudu dan setelah dewasa hidup di darat. Mula-nula
berudu bernapas dengan insang luar yang terdapat di bagian belakang kepala. Insang
tersebut selalu bergetar yang mengakibatkan air di sekitar insang selalu berganti.
Oksigen yang terlarut dalam air berdifusi di dalam pembuluh kapiler darah yang
terdapat dalam insang.

c). Alat respirasi pada reptilia


Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang
berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilian pertukaran gas
tidak efektif. Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan
beberapa belahanbelahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon.
Paruparu pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon afrika mempunyai pundi-pundi

hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.

35
Gambar c. sistem respirasi reptilian

d). Alat respirasi pada burung


Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru paru.
Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang
dilindungi oleh tulang rusuk.
Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara
masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang
menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang
berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu
bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat
sirinkyang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat
bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi
menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan
menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus (di bagian dorsal).
Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100
atau lebih).
Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak
kapiler sehingga memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8
atau 9 perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang
menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan
paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas
pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen
dan meringankan tubuh. Karena adanya pundi-pundi hawa maka pernapasan pada

36
burung menjadi efisien. Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang
dada bagian depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada
bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara abdominal).

Gambar d. sistem respirasi burung

e). Alat respirasi pada mamalia


Semua kelompok mamalia bernapas di paru-paru, termasuk mamalia akuatik.
Selain kerja otot-otot dada, laju pernapasan juga didukung oleh diafragma. Misinya
adalah mengekstraksi oksigen dan menghilangkan karbon dioksida untuk
mendapatkan energi untuk kelanjutan gerakan tubuh dan semua prosesnya dengan
memfasilitasi senyawa organik yang beredar di seluruh tubuh.
Sistem pernafasan ini terdiri dari cor, pulmo, bronchus, trachea, larynx, glandula
sublingualis, glandula submandibularis, glandula parotis. Alur-alur hidung
mengandung tulang-tulang turbinal yang berkelok- kelok yang memperluas
permukaan olfaktori. Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita
suara. Dua paru-paru masing- masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif
dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma

dan elevasi dari tulangtulang iga (dengan gerakan melengkung keluar).

37
Gambae e. sistem respirasi mamalia

5. Sistem Reproduksi Pada Hewan


Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis
agar tidak punah. Bayangkan apabila ada suatu organisme yang tidak melakukan
reproduksi, tentu saja akan menganggu keseimbangan alam. Pada rantai makanan,
bayangkan jika salah satu mata rantai tersebut hilang. Tentu akan tidak seimbang
proses alam ini. Yang akan menghancurkan sebuah ekosistem,atau bahkan peradaban.
Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi
jantan, kelenjar seks aksesoris (pada mamalia) dan organ kopulatoris (pada
hewanhewan dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas
sepasang ovarium pada beberapa hanya satu) dan saluran reproduksi betina. Pada
mamalia yang dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu.
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup,
perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya
perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan
fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan
fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi interna). Bagi hewan yang melakukan fertilisasi
interna dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi
menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina.
a. Sistem Reproduksi Jantan

38
Sistem reproduksi jantan terdiri dari:
a. Gonad, yaitu testis berfungsi sebagai penghasil gamet jantan, sperma dan
hormon yang terkait dengan reproduksi seperti testosteron. Gonad terutama
dibangun oleh lobus-lobus di mana di dalamnya terdapat satu hingga empat
tubulus (saluran) seminiferus. Pada manusia terdapat lebih kurang 250 tubulus
seminiferus. Pada dinding tubulus tertanam bakal sperma.
b. Sistem saluran (duktus) antara lain duktus eferen, duktis epididimis duktus
deferen dan duktus ejakulasi.
c. Kelenjar eksokrin, vesikula seminalis dan kelenjar prostat.
d. Penis yang berfungsi sebagai alat kopulasi.

Gambar a. organ reproduksi jantan pada sapi


Pada sebagian besar mamalia, organ penghasil sperma (testis), berada di luar
rongga perut dalam kantung yang tertutup kulit yaitu skrotum. Pada ikan, testis
berpasangan terletak dalam membran rongga tubuh bagian punggung. Sistem
reproduksi pria dirancang untuk memproduksi sperma ke saluran reproduksi betina
dalam kendaraan semen cair, agar dapat menjamin kelangsungan hidup sperma. Pada
mamalia, sekresi dari kelenjar seks aksesori jantan yaitu vesikula seminalis, kelenjar
prostat, dan kelenjar bulbourethral yang menyediakan sebagian besar cairan mani.
Penis, atau hemipenis pada burung adalah organ yang digunakan untuk menyimpan
semen pada betina.

39
Sperma keluar dari testis mamalia melalui vasa efferentia, epididymis, ductus
(vas) deferens, saluran ejakulasi, dan uretra, yang terakhir menjadi kanal yang
membentang sepanjang penis. Pada burung, vasa efferentia melewatkan sperma dari
testis ke saluran epididimis yang berukuran pendek yang kemudian dilanjutkan ke vas
deferens, di mana ia akhirnya membuka ke area yang membesar sebelum memasuki
kloaka. Baik vas deferens maupun daerah yang membesar berfungsi sebagai situs
penyimpanan sperma.

b. Sistem Reproduksi Betina


Sistem reproduksi betina terdiri atas gonad dan saluran reproduksi. Saluran
reproduksinya termodifikasi untuk tempat masuknya sperma dan tempat
perkembangan embrio. Secara spesifik organ reproduksi tersebut adalah:
a. Gonad, terdiri dari sepasang ovari, yang berfungsi sebagai penghasil ovum
dan hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron. Dalam ovarium ini
terdapat oosit dengan berbagai ukuran dan tingkat perkembangan.
b. Saluran reproduksi, yang terdiri dari tuba falopi, uterus di mana embrio
tertanam saat hamil, serviks dan vagina.

Fungsi reproduksi wanita yang penting meliputi:


a. Produksi sel telur (oogenesis) dan ovulasi dalam ovarium (walaupun
pengelolaan oosit yang diovulasi tergantung pada spesies).
b. Penerimaan sperma.
c. Transportasi sel sperma menuju telur.
d. Melahirkan anak.
e. Memelihara keturunan melalui produksi susu (laktasi) pada mamalia.
f. Pada marsupial memiliki peran tambahan: memelihara janin yang sedang
berkembang secara internal sampai dapat bertahan di dunia luar melalui
plasenta.

40
Gambar b. organ reproduksi sapi betina

Pada mamalia, oviduk berperan menangkap sel telur pada saat ovulasi dan
berfungsi sebagai tempat fertilisasi jika fertilisasi secara internal. Pada beberapa
vertebrata, saluran telur dilapisi dengan sekretori dan sel bersilia, yang menyediakan
lingkungan yang cocok untuk sel telur dan membantu mengangkut spermatozoa.
Produk fertilasi dikenal sebagai embrio (zigot sebelum pembelahan sel), di mana
pada perkembangan awal terjadi diferensiasi jaringan, pembentukan sistem organ dan
plasenta. Embrio kemudian berkembang menjadi janin yang terhubung ke ibu melalui
plasenta selama masa kehamilan. Pada mamalia, uterus berdinding tebal berfungsi
sebagai struktur pelindung dan nutrisi untuk menjaga janin. Variasi yang cukup besar
ada di antara spesies berkenaan untuk organisasi anatomi saluran telur dan uterus.
Pada vertebrata ovipar dan ovovivipar, oviduk adalah tempat untuk pengendapan
bahan telur non-embrionik (albumin). Pada burung dan reptil, uterus berfungsi
sebagai kelenjar sel untuk kalsifikasi lapisan luar telur. Bagian ekor rahim adalah
serviks, yang memproyeksikan ke dalam vagina. Kanalis servikal, satu kecil
pembukaan, berfungsi sebagai tempat pengendapan semen pada beberapa spesies atau
sebagai jalur untuk sperma yang disimpan di anterior vagina.
Selama kehamilan, serviks mamalia secara efektif menutup lubang luar rahim,
menghasilkan lendir kental yang mencegah masuknya benda asing ke dalam rahim.
Leher rahim menjadi sangat melebar selama proses kelahiran, karena berfungsi
sebagai jalan untuk pengiriman janin dari rahim ke vagina. Vagina, tabung berotot,

41
yang dapat meluas yang menghubungkan uterus ke lingkungan eksternal terutama
merupakan organ kopulasi dan berfungsi sebagai wadah untuk sperma.

C. SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN


Pada proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel-sel terorganisasi
menjadi jaringan dan kumpulan jaringan membentuk organ-organ, selanjutnya
kumpulan oragan membentuk sistem organ dan menjadi tubuh tumbuhan bersel
banyak (multiseluler).
Sifat dari tumbuhan bersel banyak adalah adanya tingkatan koordinasi dan
korelasi yang tinggi antara komponen organ, jaringan dan sel-sel. Jaringan tumbuhan
merupakan kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama, atau
mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsi yang sama atau bentuk yang sama dan
fungsi yang berbeda. Semua jaringan tumbuhan umumnya dibagi menjadi 2 tipe yaitu
jaringan meristematik dan jaringan permanen. Jaringan meristematik (muda) dan
jaringan permanen (dewasa) bersama-sama membentuk organ-organ tumbuhan yaitu :
akar, batang daun dan organ reproduksi (bunga, buah dan biji) yang keseluruhannya
merupakan tubuh tumbuhan (Angiospermae).
Beberapa macam jaringan dengan fungsi yang sejenis akan membentuk suatu
alat tubuh. Alat tubuh makhluk hidup disebut dengan organ, selanjutnya kesatuan
yang berasal dari beberapa organ yang melaksanakan suatu aktivitas (peranan) secara
bersama-sama akan membentuk suatu sistem yang biasa disebut dengan sistem organ.

1.Organ Pokok Tumbuhan

A. Batang
Batang merupakan bagian tumbuhan yang menyokong bagian-bagian
tumbuhan yang lainnya seperti daun. Batang tumbuhan ada yang berkayu dan lunak.
Pada batang juga ada ruas dan buku. Fungsi utama batang pada tumbuhan adalah

42
tempat melekatnya daun dan ada berfungsi sebagai reproduksi. Fungsi batang :
Mendukung bagian tanaman yang ada dipermukaan tanah seperti daun,
• bunga, buah, biji, dan daun.
• Memperluas bidang asimilasi melalui percabangan
• Sebagai wadah transportasi air dan unsur hara serta hasil asimilasi
• Tempat penimbunan zat makanan
• Kadang-kadang bisa sebagai alat perkembang biakan

Di dalam batang terdapat jaringan pengangkut yang terdiri dari xilem dan
floem. Kedua jaringan ini disebut jaringan kompleks karena terdiri dari berbagai
jaringan yang berbeda struktur dan fungsinya. Fungsi utama xilem adalah
mengangkut air serta zat zat yang terlarut di dalamnya. Floem berfungsi mengangkut
zat makanan hasil fotosintesis. Xilem dan floem pada batang dikotil membentuk
ikatan pembuluh. Tiap ikatan pembuluh tersusun pada bidang raidal yang sama. Pada
bagian luar berkas pembuluh, berisi jaringan floem, sedangkan xilm berada dis
sebelah dalam. Tipe ikatan pembuluh dengan penataan xilem dan floem pada radius
yang sama disebut tipe kolateral. Jika diantara floem dan xilem terdapat kambium
disebut tipe kolateral terbuka yang tersusun teratur dan terdapat pada batang dikotil,
tetapi jika tidak ada kambium disebut tipe kolateral tertutup. Susunann ikatan
pembuluh tipe kolatera tertutup dan tersebar ditemukan pada batang monokotil Ikatan
pembuluh pada batang berfungsi sebagai sistem pengangkutan. Susunan ikatan
pembuluh pada batang dapat menjadi pembeda antara monokotil dengan dikotil.
Pada batang juga ditemukan jaringan yang lain seperti jaringan meristem,
epidermis, parenkim, dan sklerenkim. Jaringan meristem yang terdapat pada ujung
batang menyebabkan tanaman tumbuh memanjang yang lebih dikenal dengan
pertumbuhan primer. Pada batang dikotil terjadi pertumbuhan sekunder yang
disebabkan oleh kambium. Jaringan kambium tetsbut terdapat pada titik tumbuh
sekunder (meristem sekunder). Aktivitas kambium menyebabkan tertebntuknya
lingkaran tahun.
Struktur anatomi batang, yaitu terdiri dari :

43
a. Epidermis : jaringan epidermis batang umumnya terdiri atas selapis sel,
tersusun rapat tanpa ruang atarsel, dan mempunyai kutikula.
b. Korteks : tersusun atas sel-sel parenkim berdinding tipis. Letak sel-sel
parenkim tidak teratur dan mempunyai banyak ruang antar sel. Selain itu,
didalam korteks terdapat kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi untuk
menyokong dan memperkuat batang.
c. Endodermis : tidak pada akar, lapisan endodermis batang tidak begitu jelas
dan menyatu dengan korteks.
d. Silinder pusat (stele) : terletak disebelah dalam korteks. Di dalam stele
terdapat sel-sel parenkim dan berkas pengangkut(xilem dan floem). Pada
batang dikotil, berkas pengangkut letaknya beraturan membentuk lingkaran.
Di antara xilem dan floem, terdapat kambium. Pembelahan kambium kearah
luar membentuk floem sekunder dan kearah dalam membentuk xilem
sekunder. Karena kativitas kambium inilah, batang dikotil dapat bertambah
besar. Pada batang monokotil, berkas pembuluh menyebar tidak teratur dan
tidak mempunyai kambium. Karena tidak memiliki kambium, batang
monokotil tidak dapat bertambah besar.

B. Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang paling sederhana yang berasal dari
radikula. Radikula berasal dari biji strukturnya halus dan bergerak menembus tanah.
Radikula dari biji akar berkembang menjadi akar utama atau sering disebut dengan

44
akar tunggang. Berikut ini merupakan beberapa karakter atau ciri dari akar:
• Akar umumnya tidak bewarna hijau dan berada di dalam tanah dan bersifat:
(+) geotropic, (–) phototropic, and (+) hydrotropic.
• Tidak memiliki mata tunas.
• Tidak memiliki nodus dan internodus.
• Akar memiliki rambut-rambut akar yang bersifat uniselluler.

Berikut ini merupakan fungsi dari akar:


• Menentukan posisi tanaman
• Absobsi air dan garam-garam mineral
• Tempat penyimpanan makanan
• Membawa air dari dalam tanah menuju batang
• Pada beberapa tanaman sebagian berfungsi untuk fotosisntesis maupun
respirasi.

Akar merupakan salah satu organ teresterial yang berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sebagai absorban (penyerap nutrient) dan
sebagai jangkar untuk menyanggah agar batang tetap berdiri tegak.
Akar menambatkan tumbuhan di tanah, menyerap mineral dan air, menghantarkan air
dan nutrien serta menyimpan makanan.
Deretan sel endodemis yang menyerupai pita dan mengalami penebalan gabus
disebut pita Caspary. Stele (silinser pusat) terletak di sebelah dalam endodermis yang
tersusu atas (1) perisikel (perikambium, (2) vasis (berkas pembuluh angkut) yaitu
xilem dan floem yang tersusun bergantian arah jari-jari, dan (3) empulur, jaringan
pengisi di antara vasis yanyang terdiri atas jaringan parenkim.
Pada kelompok tumbuhan berbiji, ada dua sistem perakaran, yaitu :
a. Sistem perakaran tunggang : sistem perakaran tunggang mempunyai bagian
berukuran besar yang disebut akar utama. Disekitar akar utama, tumbuh
akarakar kecil sebagai akar cabang. Jadi sistem perakaran tunggang terdiri
atas akar utama dan akar cabang. Sistem perakaran tunggang terdapat pada

45
tumbuhan dikotil.
b. Sistem perakaran serabut : sistem perakaran serabut tidak mempunyai akar
utama. Akar tumbuh dari pangkal batang dan bercabang-cabang membentuk
struktur.
Secara anatomi, akar tersusun dari beberapa bagian, antara lain :
a. Epidermis : Epidermis terdiri atas satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa
ruang antarsel. Pada permukaan luar epidermis, terdapat rambut akar yang
berfungsi memperluas bidang penyerapan serta penyerap air dan garam
mineral.
b. Korteks : Di sebelah dalam epidermis, terbentuk suatu lapisan yang terdiri
atas sel-sel parenkim yang disebut korteks. Dinding selnya tipis dan
mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. Korteks berfungsi
untuk menyimpan cadangan makanan.
c. Endodermis : korteks dan silinder pusat dibatasi oleh selapis sel yang disebut
endodermis. Dinding sel endodermis mengalami penebalan lignin dan suberin.
Penebalan ini membentuk struktur seperti pita yang disebut pita caspar.
Penebalan ini memyebabkan dinding sel endodermis tidak dapat ditembus air
dan hara lainya.
d. Silinder pusat : silinder pusat terletak disebelah dalam endodermis. Pada
silinder pusat terdapat berkas pengangkut dan jaringan-jaringan lainya. Di
lapisan luar dari silinder pusat terdapat parisikel atau perikambium. Aktivitas
parisikel membentuk cabang-cabang akar. Berkas pengangkut terdiri atas
xilem dan floem yang tersusun secara teratur membentuk jari-jari atau radial.
Pada akar tumbuhan dikotil, xilem berbentuk bintang dan berada di pusat
akar. Pada akar tumbuhan monokotil, letak xilem dan floem berselang-seling
membentuk lingkaran.

46
C. Daun
Daun merupakan organ yang berfungsi untuk fotosintesis. Secara mrofologi
daun memiliki banyak bentuk tergantung pada jenis tumbuhannya. Pada umumnya
daun terdiri atas pelepah, tangkai, dan helaian. Jaringan yang terdapat pada daun
adalah jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan sklerenkim serta jaringan
pengangkutan. Jaringan epidermis pada daun tersusun dari selapis sel-sel kompak.
Dinding selnya dilapisi dengan kutikula (lilin) dan diantara sel-sel terdapat stomata.
Mesofil atau daging daun merupakan bagian yang beisi kloroplas. Mesofil terdiri atas
dua lapisan yaitu lapisan atas berupa parenkim palisade, dan lapisan bawah berupa
parenkim spons. Jaringan pembuluh pada daun membentuk suatu ikatan yang disebut
tulang daun. Jaringan epidermis pada daun ada yang mengalami modifikasi menjadi
stomata dan trikoma. Stomata berfungsi sebagai jalan terjadinya pertukaran gas atau
yang dikenal dengan nama transpirasi, sedangkan trikoma antara lain berfungsi
sebagai proteksi tumbuhan terhadap gangguan atau pemangsa lainnya.
Secara umum daun merupakan organ yang berperan sebagai penyerap,
pengangkut, pengolahan dan penimbunan zat-zat makanan. Berikut ini merupakan
fungsi daun secara umum:
• Menyimpan cadangan makanan misalnya pada umbi lapis bawang merah
(Allium cepa)
• Mengambil zat-zat makanan (resorbsi)
• Pengolahan zat-zat makanan (fotosintesis)

47
• Penguapan (transpirasi)
• Pernapasan (respirasi)

Berdasarkan susunannya daun dibedakan atas :


a. Daun tunggal : apabila pada satu tanggai daun terdapat satu helai daun.
b. Daun majemuk : apabila pada satu tanggai terdapat beberapa helai daun.

D. Bunga
Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya dihasilkan suatu alat yang nantinya
dapat menggantikannya menjadi tumbuhan baru. Alat-alat yang demikian dinamakan
alat-alat perkembangbiakan (organum reproductivum) yang dibedakan menjadi dua
golongan yaitu yang bersifat vegetatif dan yang bersifat generatif. Alat
perkembangbiakan generatif itu biasanya berbeda-beda menurut jenis tumbuhan,
tetapi bagi tumbuhan yang berkembang biak dengan biji didahului dengan
pembentukan bunga. Berdasarkan letak dan susunannya bunga dibedakan menjadi:
a. Bunga yang susunannya menurut garis spiral (acylis) misalnya pada bunga
cempaka (Michelia campaka L.).
b. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran (cyclis) misalnya
bunga terong (Solanum melogena) dan bakung (Hymenocallis litoralis).
c. Bunga yang sebagian bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran dan
sebagian lagi tersusun secara piral (hemyciclis) misalnya pada bunga sirsak
(Annona muricata L.).
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan tingkat tinggi. Bunga
menghasilkan alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik).
Kelengkapan bunga terdiri atas tangkai, dasar bunga (reseptakel), kelopak (sepal),

48
mahkota (petal), dan organ kelamin. Putik tersusun dari kepala putik (stigma), tangkai
putik (stilus), dan indung telur (ovarium). Benang sari (stamen) tersusun dari kepala

sari (anter) dan tangkai sari (filamen). Rangkuman Jaringan penyusun tubuh
tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan atas dua bagian menurut usianya yaitu
Jaringan muda (meristem atau titik tumbuh) dan Jaringan dewasa (jaringan tubuh
tua).
Struktur bunga terdiri dari :
a. Kelopak : merupakan bagian hiasan bunga yang terdapat dilingkaran luar,
biasanya berwarna hijau. Pada waktu bunga masih kuncup, kelopak berfungsi
sebagai selubungnya yang melindungi kuncup dari pengaruh-pengaruh luar.
Helaian penyusun kelopak disebut sepal.
b. Mahkota bunga : merupakan bagian bunga yang terdapat pada lingkaran
dalam. Mahkota bunga mempunyai bentuk dan warna yang beraneka ragam.
Mahkota bunga berfungsi menarik serangga untuk membantu penyerbukan.
Helaian penyusun mahkota disebut petal.
c. Alat kelamin jantan : terdiri atas sejumlah benang sari (stamen). Alat kelamin
jantan terletak di lapisan setelah mahkota bunga. Stamen memiliki kepala sari
(anther) yang letaknya diujung tangkai sari (filamentum). Dalam kepala sari
terdapat satu atau lebih ruang sari (teka) yang merupakan tempat terbentuknya
serbuk sari (pollen). Serbuk sari inilah yang disebut gamet jantan.
d. Alat kelamin betina : alat kelamin betina (putik) dapat tersusun atas satu atau
lebih daun buah. Putik tersusun atas beberapa bagian sebagai berikut :
• Bakal buah (ovarium) : merupakan tempat terdapatnya sel telur. Letak
ovarium pada dasar bunga dan bentuknya menggelembung.
• Tangkai putik (stillus) : merupakan suatu saluran sempit untuk dilalui oleh
serbuk sari ketika pembuahan. Tangkai putik berfungsi untuk menyokong
kepala putik.

49
• Kapala putik (stigma) : merupakan bagian yang paling atas dari putik. Pada
umumnya kepala putik lengket dan berambut, karena merupakan tempat
melekatnya serbuk sari ketika terjadi pembuahan.

2. Sistem Organ Pada Tumbuhan a. Sistem Pengangkutan (Transportasi)


Dalam tumbuhan terdapat pengangkutan – pengangkutan baik zat, air maupun
makanan yang pergi dari satu sel ke sel lain dan itu dinamakan transportasi pada
tumbuhan, pengangkutan zat pada tumbuha dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Pengangkutan vascular (intravaskuler), yaitu proses pengangkutan dengan
melalui bekas pembuluh pengangkut.
b. Pengangkutan ekstravaskuler, yaitu pengangkutan air dan garam mineral yang
berada di luarberkas pembuluh pengangkut

Alat transportasi pada tumbuhan terdiri atas 2 yaitu sebagai berikut:


a. Pembuluh kayu (xylem) Pembuluh kayu merupakan alattransportasi yang
mempunyai fungsi yaitu untuk mengedarkan air serta mineral dari akar ke
seluruh bagian – bagian pada tumbuhan.
b. Pembuluh tapis (floem) Pembuluh tapis (floem) merupakan alat transportasi
yang mempunyai fungsi untuk mngedarkan zat makanan hasil fotosintesis
dari

50
daun ke seluruh bagian tubuh pada tumbuhan.

Hal – hal yang dapat mempengaruhi jalanya makanan atau transportasi yang ada
dalam tumbuhan yaitu sebagai berikut:
• Tekanan dalam akar.
• Kapilaritas pada suatu batang tumbuhan.
• Serta daya isap yang terdapat di daun.

b. Sistem Respirasi

Respirasi pada tumbuhan pada dasarnya sama dengan hewan, namun juga ada
kekhasannya. Proses respirasi pada dasarnya adalah proses pembongkaran zat
makanan sumber energi (umumnya glukosa) untuk memperoleh energi kimia berupa
ATP. Namun demikian, zat sumber energi tidak selalu siap dalam bentuk glukosa,
melainkan masih dalam bentuk cadangan makanan, yaitu berupa sukrosa atau
amilum. Karena itu zat tersebut harus terlebih dahulu di bongkar secara hidrolitik.
Demikian pula bila zat cangan makanan yang hendak dibongkar adalah lipida (lemak)
atau protein. Pada tumbuhan, respirasi dapat berlangsung melalui permukaan akar,
batang, dan daun. Respirasi yang berlangsung melalui permukaan akar dan batang

51
sering disebut respirasi lentisel. Sedang respirasi yang berlangsung melalui
permukaan daun disebut respirasi stomata.

Mekanisme Respirasi :
a. Respirasi Aerob
Respirasi Aerob adalah proses biologi dimana senyawa organik tereduksi
dimobilisasi dan kemudian dioksidasi secara terkontrol. Dalam proses ini energi
bebas dilepaskan dan kemudian digabungkan dalam bentuk ATP, yang dapat segera
digunakan dalam perkembangan tanaman.
Respiarsi aerob secara umum disebut oksidasi senyawa gula berkarbon 6 (glukosa ).
Dengan reaksi dasar:
C6H12O6 + O2 + H2O  6 CO2 + 12 H2O
Glukosa di oksidasi secara sempurna menjadi CO2, dan oksigen (akseptor
hidrogen terakhir) direduksi menjadi air. Oksidasi glukosa dilakukan secara bertahap
dalam beberapa rangkaian reaksi guna menghindari kerusakan struktur seluler
( kebakaran) akibat pelepasan energi yang sangat besar.
Tahap – tahap repirasi aeobik ( oksidasi glukosa):
1. Glikolisis
Glikolisis merupakan tahapan pertama respirasi, dimana glukosa dipecah
menjadi 2 buah senyawa 3 karbon, yang kemudian dioksidasi dan diubah menjadi
asam piruvat, yang akan digunakan dalam siklus asam trikarboksilat. Oksigen tidak
dibutuhkan pada konversi glukosa menjadi asam piruvat, sehingga glikolisis dianggap
sebagai cara menghasilkan energi pada jaringan tanaman ketika konsentrasi oksigen
rendah.

52
2. Siklus Krebs / daur trikarboksilat
Siklus krebs terjadi di matriks pada mitokondria. Siklus asam trikarboksilat
disebut juga siklus asam sitrat karena pentingnya asam sitrat sebagai substrat
intermediet dalam siklus ini.
Asam piruvat hasil glikolisis, ketika memasuki matriks mitokondria,
didekarboksilasi oksidatif sehingga menghasilkan NADH, CO2, dan asam asetat.
Asam asetat selanjutnya digabungkan dengan coenzim A, membentuk Asetil
CoenzimA (asetil co A). Konversi asam piruvat menjadi asetil coA terdiri atas tiga
tahapan yaitu dekarboksilasi, oksidasi dan konjugasi dengan Asetil coA. Oksidasi
piruvat dalam mitokondriamenghasilkan 3 molekul CO2, 4 NADH,FADH dan ATP.

3. Transpor Elektron

53
Elektron berenergi tinggi yang ditangkap selama siklus asam trikarboksilat
harus diubah menjadi ATP, untuk dapat dimanfaatkan. Untuk setiap molekul glukosa
yang dioksidasi melalui glikolisis dan siklus Krebs, akan dihasilkan 2 NADH dalam
sitosol, 8 NADH dan 2 FADH2 dalam matriks. NADH + H+ + ½ O2 NAD+ + H20.
Oksidasi glukosa secara sempurna menghasilkan 4 ATP, 2 NADH dalam sitosol,
8 NADH dan 2 FADH2 dalam mitokondria. Karena 1 NADH setara dengan 3 ATP
dan 1 FADH2 setara 2 ATP, maka dari 1 molekul glukosa dihasilkan total 38 ATP.
Secara umum 56 % dari total energi yang tersedia dalam glukosa dapat dikonversi
menjadi ATP.

b. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan respirasi tanpa menggunakan oksigen. Dalam
kondisi tidak ada oksigen, tanaman melakukan metabolisme fermentatif. Fermentasi
dapat terjadi melalui fermentasi alkohol atau fermentasi asam laktat.
Laktat dianggap merupakan produk akhir fermentasi yang relatif lebih
berbahaya dibanding alkohol karena akumulasi laktat berdampak pada penurunan pH
sitosol. Pada saat kurang oksigen, tumbuhan akan melakukan respirasi anaerob yang
hanya akan menghasilkan energi dalam jumlah yang sedikit yakni 2 ATP saja.

54
c. Sistem Pengeluaran
Pada system pengeluaran tumbuhan dapat mengeluarkan cairan dari tubuhnya
melalui 3 proses yaitu sebagai berikut:
a. Transpirasi yaitu suatu proses terlepasnya air yang berubah bentuk menjadi
uap air melalui proses stomata dari kutikulake udara bebas atau evaporasi.
Jadi, apabila semakin cepat transpirasi berarti semakin cepat juga
pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula dengan sebaliknya. Alat
yang digunakan untuk mengukur suatu besarnya laju transpirasi dengan
melalui daun disebut dengan fotometer atau transpirometer.
b. Gutasi merupakan proses pengeluaran air dalam bentuk tetes – tetes air yang
melalui celah- celah tepi atau ujung tulang tepi daun yang disebut dengan
hidatoda atau gutatoda/emisarium. Proses gutasi terjadi pada suhu rendah
dengan kelembapan yang tinggi sekitar pukul 04.00 sampai 06.00 pagi hari.
c. Perdarahan merupakan proses pengeluaran cairan dari tubuh tumbuhan berupa
getah yang disebabkan karena luka atau hal – hal lain yang tidak wajar.
Misalnya seperti pada penyadapan pohon karet dan pohon aren.

55
d. Sistem Gerak
Secara ilmiah, gerak pada makhluk hidup adalah suatu bentuk reaksi makhluk
hidup terhadap rangsangan. Tumbuhan yang tidak mempunyai alat gerak aktif,
geraknya disebut dengan gerak pasif. Menurut penyebabnya, gerak pada tumbuhan
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu sebagai berikut:
a. Gerak higroskopis merupakan peristiwa membukannya dinding sporangium
(kotak Spora). Hal ini disebabkan karena adanya pengaryh pada pertumbuhan
kadar air.
Contohnya:
• Pecahnya buah polongan seperti petai cina dan jarak.
• Membukanya annulus pada sporangium atau kotak spora pada tumbuhan paku
Membuka dan menutupnya sporangium pada tumbuhan lumut oleh
peristom.

b. Gerak endonom atau autonom atau lebih dikenal dengan spontan. Gerak ini tidak
disebabkan karena rangsangan dari luar, melainkan terjadi karena disebabkan oleh
rangsangan yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Contohnya sperti gerak
sitoplasma sel Hhydrilla dan bawang merah.

56
c. Gerak ethionom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan karena adanya
rangsangan dari luar. Berdasarkan sifatnya gerak ethionom dapat dibedakan menjadi
3 yaitu sebagai berikut:
• Tropi atau tropisme merupakan suatu gerakan bagian tubuh pada tumbuhan
yang dipengaruhi oleh arah rangsang. Bisa berupa tropi positif atau kea rah
rangsang dan tropi negative atau menjahui rangsang.
• Taksis (gerak pindah tempat) merupakan gerak pindah tempat oleh tumbuhan
atau bagian tumbuhan menuju ataupun menjahui arah datangnya rangsang
• Nasty adalah gerak bagian tubuh pada tumbuhan sebagai tanggapan terhadap
rangsangan yang datangnya dari luar. Geraknya disebabkan oleh
perubahantekanan turgor pada jaringan.

57
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Sistem organ adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang menjalankan
fungsi tertentu. Jika dilihat dari hierarkinya, organ merupakan kumpulan dari
berbagai jaringan yang bekerja sama menjalankan satu fungsi yang sama. Ada
beberapa sistem organ dalam tubuh manusia antara lain, sistem organ
pencernaan, respirasi (pernapasan), gerak, peredaran darah, dan lain-lain.
Sistem organ adalah kelompok organ yang bekerja sama membentuk suatu
fungsi yang sama. Sistem organ pada tubuh hewan terdiri dari sistem
pencernaan, pernapasan, ekskresi, saraf, dan reproduksi.
Sistem pencernaan berfungsi untuk mencerna makanan agar dapat
diserap, diedarkan dan digunakan oleh seluruh bagian tubuh. Sistem
pernapasan berungsi untuk memperoleh oksigen yang diperlukan tubuh dan
mengeluarkan karbon dioksida yang tidak diperlukan tubuh. Sistem ekskresi
berfungsi untuk membuang hasil metabolisme dan juga zat-zat yang tidak
terpakai oleh tubuh. Sistem saraf berfungsi untuk menerima rangsang dari
organ tubuh dan mnyampaikannya ke otak, ataupun mengantarkan perintah
dari otak ke organ tubuh.Sistem reproduksi berungsi untuk
perkembangbiakkan, sistem reproduksi bergantung pada jenis kelaminnya.
Untuk sistem organ pada tumbuhan ada sistem pengangkutan
(transportasi), sistem respirasi, sistem pengeluaran dan sistem gerak.

DAFTAR PUSTAKA

58
Aryulina Diah, dkk . 2002. Biologi 2. Jakarta : Esis
Campbell, dkk. 2008. Biologi Edisi 8 jilid 3. Jakarta: Erlangga
Dahlan, Zulfikli. 1998. Peranan Asar Basal Batang dan Rizom Terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Vegettif Bambu. Jurnal
Penelitian Sains. 1 (3). 1-11
Delfita, Rina. 2019. Fisiologi Hewan Komparatif. Jakarta: Premadamedia Group
Evelyn C. Pearce. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedic. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka utama.
Habibi, R., & Nasrul, R. (2016). Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit
Dalam Pada Sistem Pencernaan Manusia (Sub Modul Knowledge
Base). Jurnal Teknik Informatika, 8(1), 25-31.
Hapsari1, Agustina Tri dkk. 2017. Pertumbuhan Batang, Akar dan Daun Gulma
Katumpangan (Pilea microphylla (L.) Liebm.). Jurnal Biologi. 3(1).
79 – 84
Ika, L. F. (2012). Perbandingan Hasil Belajar Berdasarkan Gender pada Mata
Pelajaran Biologi Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Kelas
XI IPA MA Matholi’ul Huda Bugel Jepara Tahun Ajaran
2012/2013 (Doctoral dissertation, IAIN Walisongo)
Irianto, Koes. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk mahasiswa. Bandung. Alfabeta
Kusumaningrum, Rachman. 2017. Peranan Xilem Dan Floem Dalam Pertumbuhan
Dan Perkembangan Tumbuhan. Jurusan Pendidikan Biologi. 2(8).
123-130
Maya, Sri. Rizki A.N . 2021 . Zoologi Vertebrata. Bandung:Widina Bhakti Persada
Palennari, Muhiddin dkk. 2016. Biologi Dasar. Makassar : Alauddin University Press
Purnama, Risa. Dwi R.S. 21017 . Fisiologi Hewan. Surabaya:Program Studi
Arsitektur UIN Sunan Ampel
Pujiwati, Istirochah. 2016. Biologi Tumbuhan. Malang : Intimedia

59
Robert Winston. 1995. Ensiklopedia Tubuh Manusia . Jakarta: PT Gelora
AksaraPrata
Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk
Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC
Syarifuddin.2009. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta :Salembada Medika
Thaariq, Syah Mohd Hadiid. 2020. Peningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa
Biologi Pada Materi Organ Pada Tumbuhan Melalui Penerapan
Antara Metode Audio Visual Dengan Model Stad Pada Siswa Kelas
Viii Smp Negeri 2 Meureubo. Jurnal Pendidikan Biologi. 11 (1).
104-113

60
MAKALAH BIOLOGI
“ METABOLISME ”

Disusun oleh :
Kelas : III.B
Kelompok 5 :

1. Eliza ( A1F020006)
2. Aulia Asriani (A1F020024)
3. Nina Kurnia (A1F020032)
4. Lela Astriani (A1F020052)

Dosen Pembimbing :
Neni Murniati, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021

61
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah  ini dengan
judul “Metabolisme ”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata
kuliah biologi.
Terima kasih kamiucapkan kepada ibu yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dengan apa yang dikatakan sempurna . Oleh karena
itu,kami mengharapakan adanya kritik dan saran dari para pembaca demi tercapainya
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini benar benar bermanfaat bagi para pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 Pengertian Metabolisme .................................................................................................3
2.2 Peran Enzim Dalam Metabolisme .................................................................................4
2.3 Jenis – Jenis Metabolisme ...............................................................................................6
2.3.1 Katabolisme ..................................................................................................................6
2.3.1.1 Katabolisme Karbohidrat .........................................................................................7
2.3.1.2 Katabolisme Lipid .....................................................................................................9
2.3.1.3 Katabolisme Protein ..................................................................................................11
2.3.2 Anabolisme ....................................................................................................................13
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................18
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................18
3.2 Saran .................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup mengkonsumsi makanan. Makanan yang dikonsumsi oleh tubuh
makhluk hidup inilah harus diproses terlebih dahulu melalui proses pencernaan lemak,
karbohidrat dan protein yang merupakan proses metabolisme. Semua makhluk hidup di
dalam tubuhnya akan terjadi proses metabolisme. Metabolisme berarti perubahan.
Biokimia adalah ilmu yang memperlajari dasar-dasar kimia kehidupan. Biokimia juga
dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang zat-zat kimia penyusun tubuh makhluk
hidup, serta reaksi-reaksi dan proses kimia, yang berlangsung di dalam tubuh makhluk
hidup. Reaksi dan proses kimia yang berlangsung didalam tubuh makhluk hidup atau
didalam sel, kita namakan metabolisme. 
Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalis oleh enzim-enzim. Dimana
metabolism sendiri bukanlah suatu proses yang acak atau abstrak tetapi telah terintegrasi dan
terkoordinasi. Yang memiliki tujuan dalam prosesnya dan melibahtkan multi enzim.
Metabolisme adalah proses reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup yang melibatkan energi
dan enzim keseluruhan di dalam sel.Metabolisme dapat dinyatakan sebagai proses kimiawi
dalam tubh makhluk hidup yang berperan menghasilkan energi utnuk digunakan dalam
melakukan aktivitas makhluk hidup. Pada tubuh makhluk hidup banyak terjadi reaksi yang
secara simultan. Dalam artian lain bahwa reaksi yang terjadi didalam tubuh nya terjadi
secara bersamaan.. pada proses metabolisme dimana reaksi yang terjadi mengubah suatu zat
menjadi zat lain.
Pada metabolisme dapat dibedakan menjadi 2 yaitu anabolisme dan katabolisme.dimana
katabolisme dapat dinyatakan sebagai reaksi perombakan/penguraian sedangkan anabolisme
disebut serta reaksi penyusunan/sintesis.Dimana reaksi anabolisme merupakan reaksi-reaksi
yang meliputi sintesis dari molekul yang besar ke molekul yang lebih kecil sedangkan
katabolisme merupakan penyusunan molekul yang lebih besar dari molekul yang kecil.
Anabolisme ialah proses penyusunan energi kimia melalui sintesis senyawa organik.
Sedangkan katabolisme adalah proses penguraian dan pembebasan energi dari senyawa-
senyawa organik melalui proses respirasi. Pada kajian metabolisme meliputi enzim
anabolisme, katabolisme, kerbohirat,lipid dan protein.

1.3 Rumusan Masalah


1.2.1. Apa yang dimaksud dengan metabolisme?
1.2.2 Bagaimana peran enzim dalam proses metabolisme
1.2.3 Apa saja jenis dari metabolism dan proses dari metabolisme pada setiap jenis ?

1.4 Tujuan
1
1.4.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan metabolisme
1.4.2 Untuk mengetahui peran enzim dalam proses metabolisme
1.4.3 Untuk mengetahui jenis metabolisme dan proses metabolism pada setiap jenis

BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian Metabolisme
Metabolisme berasal dari kata Yunani berupa metabole yang berarti berubah.
Metabolisme mengandung arti suatu sifat baru dari kehidupan, yang muncul dari interaksi
spesifik antara molekul-molekul di dalam lingkungan sel yang teratur dengan baik atau
serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam sel beserta perubahannya.Metabolisme adalah
suatu reaksi kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup (reaksi biokimia).
(Nurhasanah, 2018:71)
Metabolisme secara keseluruhannya merupakan proses kimiawi yang terjadi pada sel
hidup. Pada proses metabolisme enzim sangat beperan penting sehingga disebut dengan
reaksi enzimatis, dimana enzim berfungsi sebagai katalisator atau peransang. Pada
metabolisme dapat dibedakan menjadi 2 yaitu anabolisme dan katabolisme.dimana
katabolisme dapat dinyatakan sebagaireaksi perombakan/penguraian sedangkan anabolisme
disebut serta reaksi penyusunan/sintesis. Semua reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim, baik
oleh reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit.
Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia ini akan
mengubah suatu zat menjadi zat lain. Metabolisme terdiri atas dua proses yaitu anabolisme
dan katabolisme. Anabolisme adalah proses-proses penyusunan energi kimia melalui sintesis
senyawa-senyawa organik. Sedangkan katabolisme adalah proses penguraian dan
pembebasan energi dari senyawa-senyawa organik melalui proses respirasi. Semua reaksi
tersebut dikatalisis oleh enzim, baik oleh reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit.
Atau dengan pengertian lain, anabolisme adalah pembentukan molekulmolekul kompleks
menjadi molekul-molekul sederhana, contoh respirasi (Renobayan, 2011).
Dalam metabolisme terdapat dua hal penting diantaranya :
1. Semua reaksi metabolisme yang terjadi pada makhluk hidup akan melibatkan berbagai
macam enzim
2. Reaksi-reaksi kimia tersebut dapat dikelompokkan ke dalam suatu lintasan. Satu lintasan
dapat terdiri atas 9 atau lebih reaksi kimia. Setiap lintasan mempunyai fungsi tersendiri
bagi organisme (sel) yang bersangkutan. Lintasan tersebut dapat berupa lintasan lurus
(linier) atau lintasan melingkar (siklik).
Pada makhluk hidup dilakukannya matebolisme karena memiliki tujuan
tertentu.metaboliseme pada makhluk hidup bertujuan untuk memperoleh energi, menyusun
bahan makanan, merombak bahan makanan, membentuk struktur sel, merombak struktur sel,
mengeluarkan atau memasukkan zat-zat, serta untuk kelangsungan kehidupannya seperti:
gerak,menanggapi rangsangan, tumbuh, dan bereproduksi. Makhluk hidup
menyelenggarakan metabolisme di dalam sel-selnya untuk melakukan transformasi energi.
Metabolisme memiliki empat fungsi spesifik, yaitu:
1. Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan yang kaya energi dari
lingkungan atau dari energi solar.
2. Untuk mengubah molekul nutrien menjadi prekusor unit pembangun bagi makro
molekul nutrien menjadi prekusor unit pembangun makro molekul sel.

3
3. Untuk menggabungkan unit-unit pembangun ini menjadi protein, asam nukleat, lipid,
polisakarida, dan komponen sel lainnya.
4. Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan di dalam fungsi
khusus sel.

2.2 Peran Enzim Dalam Metabolisme


Pada reaksi yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup beberapa terjadi cepat, karena
terdapat suatu zat yang membatu reaksi tersebut. Jika tidak terdapat zat tersebut maka rekasi
kimia metabolisme dalam tubuh berjalan lambat bahkan bisa tidak berlangsung sama
sekali.zat tersebut dinamakan dengan enzim.
Enzim adalah suatu biokatalisator, yaitu suatu bahan yang berfungsi mempercepat reaksi
kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi karena pada akhir
reaksi terbentuk kembali. Suatu reaksi kimia yang berlangsung dengan bantuan enzim
memerlukan energi yang lebih rendah.Jadi enzim juga berfungsi menurunkan energi
aktivasi. (Nurhasanah, 2018:72)
Struktur enzim dapat dibagi 2, yaitu:
1. Koenzim, yaitu enzim yang bahan dasarnya adalah logam (Mo, Mg, Mn, Fe, Cu
dan Zn) dan vitamin.
2. Apoenzim, yaitu enzim yang bahan dasarnya adalah protein. Apoenzim ini
merupakan bagian yg berupa protein yang biasanya bersifat termolabil atau tidak
tahan dengan panas.
Kedua jenis struktur enzim yaitu koenzim dan apoenzim dapat di gabung sehingga
menghasilkan holoenzim. (Veronica,2020:55)
Secara umun peran dari enzim yaitu untuk mempercepat dan membantu proses
metabolisme dalam tubuh makhluk hidup, yang biasa disebut biokatalisator. Metabolisme
terdiri dari anabolisme dan katabolisme. Dimana cara kerja enzim di dalam tubuh berperan
pada kedua proses metabolisme tersebut atau pada proses anabolisme dan katabolime.
Ketika enzimnya bereaksi maka yang awalnya substrak akan menghasilkan produk.

 Cara kerja enzim


Banyak enzim dapat bekerja bolak-balik. Enzim dapat mengubah substrat menjadi hasil
akhir. Sebaliknya enzim juga dapat mengembalikan hasil akhir menjadi substrat jika
lingkungannya tidak berubah. Contohnya enzim lipase dapat berfungsi sebagai katalisator
dalam perubahan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Enzim lipase dapat mengubah
kembali gliserol dan asam lemak menjadi lipid atau lemak. Enzim bekerja spesifik, artinya
enzim mempunyai fungsi yang khusus. Untuk perubahan zat tertentu, diperlukan enzim
tertentu. jika enzimnya berbeda, maka hasilnya akan berbeda pula. Contohnya pada
pemecahan rafinosa (suatu trisakarida) yang dilakukan oleh enzim sukrase, akan terurai

4
menjadi melibiosa dan fruktosa. Akan tetapi, rafinosa yg di pecah oleh enzim emulsion akan
terurai menjadi sukrosa dan galaktosa. Sistem kerja enzim ada 2 yaitu:
a. Kunci Gembok (Lock and Key)
Enzim dimisalkan gembok karena memiliki sebuah bagian kecil yang dapat berikatan
dengan substrat. Bagian kecil itu disebut sebagai sisi aktif. Sustrat dimisalkan sebagai
kunci karena dapat berikatan secara pas dengan sisi aktif enzim (Gembok).
b. Induksi Pas (Induced Fit)
Menurut cara kerja ini bagian sisi aktif enzim bersifat fleksibel terhadap substrat yang
masuk. Apabila ada substrat yang msuk kebagian sisi aktif, maka bagian ini akan
mengalami perubahan bentuk mengikuti bentuk substrat. (Veronika, 2020 :56)
Enzim bekerja sebagai kunci dan anak kunci (lock and key). Pada salah satu sisi enzim
terdapat tempat aktif yang memiliki bentuk yang dapat berpasangan tepat sama dengan
bentuk permukaan substrat. Akibatnya satu enzim hanya dapat digunakan untuk satu jenis
substrat. (Nurhasanah, 2018:74)
Pada saat reaksi kimia pada metabolisme terdapat penghalang energi yang harus diatasi
agar reaksi berjalan. Penghalang ini dapat mencegah mok=lekul kompleks seperti asam
nukleat dan protein untuk degradasi secara spontan. Perubahan metabolik diperlukan dalam
sel untuk terjadi perubahan ini maka molekul tertentu yang kompleks ini harus dipeca dan
penghalang dari energi harus diatasi. Sumber energi tambahan yang dibutuhkan bisa
didapatkan dari panas, tetapi kenaikan suhu membunuh sel. Sehingga untuk menurunkan
energi aktivasi digunakan katalis, dan peran sebagai katalislah fungsi dari enzim. Enzim
akan bereaksi dengan substrat untuk membentuk kompleks perantara “Keadaan Transisi”
yang membutuhkan energi lebih sedikit untuk melanjutkan reaksi.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim


Ada empat yang mempengaruhi kerja enzim yaitu :
1. Temperatur
Karena enzim tersusun dari protein, maka enzim sangat peka terhadap temperatur.
Temperatur yang terlalu tinggi dapat menyebabkan enzim mengalami denaturasi protein.
Temperatur yang terlalu rendah dapat METABOLISME | 57 menghambat reaksi. Pada
umumnya, temperatur optimum enzim adalah 300 C. Kebanyakan enzim tidak
menunjukkan reaksi jika suhu turun sampai sekitar 0 derajat celcius, namun enzim tidak
rusak. jika suhu normal kembali, maka enzim akan aktif kembali. Enzim tahan pada suhu
rendah, namun dapat rusak di atas suhu 0 derajat
2. Perubahan pH
Enzim juga sangat terpengaruh oleh pH. Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan
asam amino kunci pada sisi aktif bergabung dengan substratnya. PH yang dibutuhkan
berbeda-beda, tergantung pada jenis enzimnya.
3. Konsentrasi Enzim dan Substrat
5
Agar reaksi berjalan optimum, maka perbandingan jumlah enzim dengan substrat harus
sesuai. Jika enzim terlalu sedikit dan substrat terlalu banyak, maka reaksi akan
berlangsung lambat dan bahkan ada substrat yg tidak terkatalisasi. Semakin banyak
enzim, reaksi akan semakin cepat.
4. Inhibitor Enzim
Seringkali kerja enzim di hambat oleh suatu zat, yang disebut dengan inhibitor. Ada dua
jenis inhibitor, yaitu inhibitor kompetitif (Substrat) dan zat penghambat berkompetisis
untuk bergabung dengan sisi aktif, dan inhibitor nonkompetitif (sisi aktif enzim sudah
berubah). (Veronika, 2020 :56-57)

2.3 Jenis – Jenis Metabolisme


2.3.1 Katabolisme
Katabolisme disebut dengan istilah desimilasi, karena dalam proses ini energy yang
tersimpan ditimbulkan kembali atau dibongkar untuk menyelenggarakan proses kehidupan.
Katabolisme adalah reaksi yang bersifat memecahkan ikatan kimia yang kompleks menjadi
ikatan kimia yang lebih sederhana. Semua reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim, baik oleh
reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit. Tujuan utama katabolisme adalah untuk
membebaskan energy yang terkandung didalam senyawa sumber. Katabolisme disebut juga
respirasi, merupakan proses pemecahan bahan organic menjadi bahan anorganik dan
melepaskan sejumlah energy(reaksi eksergonik). Energy yang lepas tersebut digunakan
untuk membentuk adenosine trifosfat (ATP), yang merupakan sumber energy untuk seluruh
aktivitas kehidupan.
Pada prinsipnya katabolisme merupakan reaksi reduksi-oksidasi (redoks), karena itu
dalam reaksi tersebut diperlukan akseptor electron untuk menerima electron dari reaksi
oksidasi bahan organic. Akseptor electron tersebut diantaranya adalah : NAD (nikotinamida
adenine dinukleotida), FAD (flavin adenine dinukleotida), Ubikuinon, sitokrom, Oksigen.
Contoh katabolisme adalah sebagai respirasi. Respirasi merupakan suatu proses penghasilan
energy yang diperlukan untuk memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih
sederhana, utamanya molekul gula sederhana menjadi karbondioksida dan uap air serta
energy . Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun makhluk hidup, baik sel-sel
tumbuhan, bakteri, Protista, cendawan, maupun sel hewan dan manusia. (Nurhasanah,
2018:79)

2.3.1.1 Katabolisme Karbohidrat


Karbohidrat digolongan menjadi 4 golongan utama yaitu :
1. Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula)
2. Disakarida (terdiri atas 2 unit gula)
3. Oligosakarida (terdiri atas 3-10 unit gula)
4. Polisakarida (terdiri atas lebih dari 10 unit gula)

6
Katabolisme adalah proses pada saat tubuh melakukan pencernaan makanan menjadi
molekul kecil di dalam tubuh untuk digunakan sebagai energy atau disebut dengan
penguraian karbohidarat. Dimana pada proses ini molekul yang besar dan rumit akan
dipecah menjadi lebih kecil dan sederhana.
Karbohidrat dapat dikatatabolisir menjadi energi jika berbentuk monosakarida.
Energi yang dihasilkan berupa Adenosin trifosfat (ATP). Glukosa merupakan karbohidrat
terpenting. Dalam bentuk glukosalah massa kabohidrat makanan diserap kedalam aliran
darah, atau ke dalam bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi didalam hati, serta dari
glukosalah semua bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Dan juga glukosa
merupakan salah satu bahan bakar metabolik utama bagi jaringan mamalia (kecuali
hewan pemamah biak) dan bahan bakar universal bagi janin. Unsur ini diubah menjadi
karbohidrat lain dengan fungsi sangat spesifik, misalnya glikogen untuk simpanan, ribose
dalam bentuk asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam senyawa lipid
kompleks, tertentu dan dalam bentuk gabungan dengan protein, yaitu glikoprotein serta
proteoglikan.

 Peranan Karbohidrat bagi Manusia


Karbohidrat merupakan sumber energi yang utama selain lemak dan protein.
Karbohidrat utama yang terdapat dalam makanan adalah amilum atau pati, suatu
polisakarida yang dibuat oleh tumbuhan dengan cara fotosintesis. Karbohidrat yang
dimaan oleh manusia akan mengalami proses pencernaan oleh enzim – enzim
pencernaan, hasil pencernaan karbohidrat adalah monosakarida yang selanjutnya akan
dimetabolisme dan digunakan oleh sel –sel dalam tubuh untuk melakukan aktivitasnya,
terutama sebagai sumber pembentukan senyawa lainnya yang diperlukan tubuh untuk
dapat berfungsi secara normal. Selain sebaga sumber energi, karbohidrat diperlukan bagi
sel –sel tubuh untuk memenuhi kebutuhan fisiologislainnya agar bisa bekerja secara
normal. Sedangkan dijaringan otak karbohidrat merupakan sumber energi utama.
Karbohidrat juga merupakan bahan baku untuk sintesus senyawa alfa ketoglutarat, yang
dihasilkan melalui jalur siklus asam sitrat dan juga karbohidrat sebagai bahan dasar untuk
sintesis neurotransmitter yang penting untuk komunikasi antar sel saraf. ( Novi Khila,
2017 :1)

 Jalur dalam Metabolisme Karbohidrat


Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidat baik yang tergolong sebagai katabolisme
maupun anabolisme, yaitu glikosis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenesis,
glikogenolisis, serta glukoneogenesis.

7
Gambar 1. Jalur dalam Metabolisme Karbohidrat
Sumber buku : (Nurhasanah, 2018:80)
Adapun jalur – jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut :
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi
2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP
2. Selanjutnya masing – masing piruvat dioksida menjadi asetil KoA. Dalam tahap
ini dihasilkan energi berupa ATP
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam
tahap ini dihasilkan energi berupa ATP
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa
tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut
glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka
pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat
harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen
dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikosis, diikuti dengan
oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dancadangan glikogen pun juga habis, maka
sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini
dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid
dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami
katabolisme untuk memperoleh energi.

 Penyakit Akibat Kelainan Metabolisme Karbohidrat

Regulasi jalur metabolisme karbohidrat terutama diperankan oleh hormon insulin. Ada
beberapa pemyakit yang berhubungan dengan kelainan metabolisme karbohidrat.
Penyakit metabolik yang paling banyak dijumpai ialah diabetes melitus. Diabetes melits
merupakan kelainan metabolisme karbohidrat yang ditandai oelh peningkatan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Hiperglikemia disebabkan oleh glukosa dalam

8
darah tidak dapat digunakan oleh tubuh dengan bak akibat defisiensi insuin maupun
resistensi insulin. Disregulasi insulin menyebabkan abnormalitas dalam pengendalian
jalur – jalur reaksi didalam proses metabolisme karbohidrat. Penderita diabetes melitus
mempunyai resiko untuk menderita berbagai komplikasi yang spesifik akibat perjalanan
penyakit ini antara lain retinopati, gagal ginjal, neuropari, atrosklerosis, gangren, dan
penyakit arteri kornaria. (Novi Khila, 2017 : 5)

2.3.1.2 Katabolisme Lipid


Senyawa kimia didalam makanan dan tubuh diklasifikasikan sebagai lipid. Lipid ini
meliputi : 1. Lemak netral yang dikenal juga sebagai trigliserida; 2. Fosfolipid ; 3.
Kolestrol ; dan 4. Beberapa lipid lain. Secara kimia , sebagian lipid dasar dari trigliserida
dan fosfolipid adalah asam lemak, yang hanya merupakan asam organic hidrokarbon
rantai panjang. Metabolisme lipid adalah sintesis dan degradasi lipid dalam sel, yang
melibatkan pemecahan atau penyimpanan lemak untuk energi. Lemak ini diperoleh dari
mengonsumsi makanan dan menyerapnya atau disintesis oleh hati hewan. Lipogenesis
adalah proses mensintesis lemak ini. Mayoritas lipid yang ditemukan dalam tubuh
manusia dari makanan adalah trigliserida dan kolesterol. Jenis lipid lain yang ditemukan
dalam tubuh adalah asam lemak dan lipid membran. Metabolisme lipid sering dianggap
sebagai proses pencernaan dan penyerapan lemak makanan; namun, ada dua cara
organisme dapat menggunakan lemak untuk mendapatkan energi yaitu lemak yang
dikonsumsi dan lemak penyimpanan. Vertebrata dan manusia menggunakan kedua
metode penggunaan lemak sebagai sumber energi untuk organ seperti jantung supaya
tetap berfungsi. Karena lipid adalah molekul hidrofobik, lipid perlu dilarutkan sebelum
metabolisme dimulai. Metabolisme lipid sering dimulai dengan hidrolisis, yang terjadi
dengan bantuan berbagai enzim dalam sistem pencernaan. Metabolisme lipid terjadi juga
pada tumbuhan, meskipun prosesnya berbeda dibandingkan dengan hewan. Langkah
kedua setelah hidrolisis adalah penyerapan asam lemak ke dalam sel epitel dinding usus.
Dalam sel epitel, asam lemak dikemas dan diangkut ke seluruh tubuh. (Veronika Masni,
2020 :61)

9
Gambar 2. Jalur Metabolisme Lemak Menjadi Energi
Sumber Gambar :(Veronika Masni, 2020 :61)

 Pencernaan Lemak
Pencernaan lemak, adalah langkah pertama untuk metabolisme lipid, dan langkah itu
adalah proses memecah trigliserida menjadi unit monogliserida yang lebih kecil dengan
bantuan enzim lipase. Pencernaan lemak dimulai di mulut melalui pencernaan kimiawi
oleh lipase lingual. Kolesterol yang dicerna tidak dipecah oleh lipase dan tetap utuh
sampai memasuki sel epitel usus halus. Lipid kemudian berlanjut ke lambung, tempat
pencernaan kimiawi dilanjutkan oleh lipase lambung dan pencernaan mekanis dimulai
(peristalsis). Namun, sebagian besar pencernaan dan penyerapan lipid terjadi setelah
lemak mencapai usus halus. Bahan kimia dari pankreas (famili lipase pankreas dan lipase
yang bergantung pada garam empedu) disekresikan ke usus halus untuk membantu
memecah trigliserida, bersamaan dengan pencernaan mekanik lebih lanjut, hingga
masing-masing merupakan unit asam lemak individu yang dapat diserap ke dalam sel
epitel usus halus. Enzim ini adalah lipase pankreas yang bertanggung jawab untuk
pensinyalan hidrolisis trigliserida menjadi unit asam lemak dan gliserol yang terpisah.
(Veronika Masni, 2020 : 62)

 Penyerapan Lemak
Langkah kedua dalam metabolisme lipid adalah penyerapan lemak. Penyerapan
lemak hanya terjadi di usus halus. Setelah trigliserida dipecah menjadi asam lemak
individu dan gliserol, bersama dengan kolesterol, mereka akan bergabung menjadi
struktur yang disebut misel. Asam lemak dan monogliserida meninggalkan misel dan
berdifusi melintasi membran untuk memasuki sel epitel usus. Dalam sitosol sel epitel,
asam lemak dan monogliserida direkombinasi kembali menjadi trigliserida. Dalam sitosol
sel epitel, trigliserida dan kolesterol dikemas menjadi partikel yang lebih besar yang
disebut kilomikron yang merupakan struktur amfifatik yang mengangkut lemak yang
dicerna. Kilomikron akan melakukan perjalanan melalui aliran darah untuk memasuki
adiposa dan jaringan lain dalam tubuh.(Veronika Masni, 2020 : 62)

 Pengangkutan Lipid
Pengangkutan lipid, karena sifat hidrofobik dari lipid membran, trigliserida dan
kolesterol, mereka memerlukan protein transpor khusus yang dikenal sebagai lipoprotein.
Struktur amfifatik lipoprotein memungkinkan trigliserol dan kolesterol diangkut melalui
darah. Kilomikron adalah salah satu sub-kelompok lipoprotein yang membawa lemak
yang dicerna dari usus halus ke seluruh tubuh. Kerapatan yang bervariasi antara jenis
lipoprotein adalah karakteristik dari jenis lemak yang mereka bawa. Sebagai contoh,
lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) membawa trigliserida yang disintesis oleh
tubuh kita dan lipoprotein densitas rendah (LDL) mengangkut kolesterol ke jaringan

10
perifer kita. Sejumlah lipoprotein ini disintesis di hati, tetapi tidak semuanya berasal dari
organ ini.(Veronika Masni, 2020: 63)

 Katabolisme Lipid
Katabolisme lipid ,Setelah kilomikron (atau lipoprotein lain) mencapai jaringan,
partikel-partikel ini akan dipecah oleh lipoprotein lipase di permukaan luminal sel
endotelial dalam kapiler untuk melepaskan trigliserida. Trigliserida akan dipecah menjadi
asam lemak dan gliserol sebelum memasuki sel dan kolesterol yang tersisa akan kembali
mengalir melalui darah ke hati.(Veronika Masni, 2020 : 63)

 Beberapa Gangguan Metabolime Lipid


Gangguan metabolisme lipid adalah penyakit di mana masalah terjadi dalam
menghancurkan atau mensintesis lemak (atau zat seperti lemak). Gangguan metabolisme
lipid dikaitkan dengan peningkatan konsentrasi lipid plasma dalam darah seperti
kolesterol LDL, VLDL, dan trigliserida yang paling sering menyebabkan penyakit
kardiovaskular. Sebagian besar waktu gangguan ini turun temurun, yang berarti itu
adalah kondisi yang diturunkan dari orang tua ke anak melalui gen mereka. Penyakit
Gaucher (tipe I, II, dan III), penyakit Niemann-Pick, penyakit Tay-Sachs, dan penyakit
Fabry adalah semua penyakit di mana mereka yang menderita dapat memiliki gangguan
metabolisme lipid tubuh mereka. Penyakit yang lebih jarang mengenai gangguan
metabolisme lipid adalah sitosterolemia, Penyakit Wolman, penyakit Refsum, dan
xanthomatosis serebrotendinous. (Veronika Masni, 2020 : 64)

2.3.1.3 Katabolisme Protein


Protein adalah zat yang paling penting dalam organisme dan juga merupakan
bagian dari semua sel hidup yang merupakan bagian terbesar tubuh setelah air. Adapun
fungsi protein didalam tubuh ialah sebagai sumber utama energi , sebagai zat – zat
pengatur. Protein dapat mengatur proses – proses metabolisme dalam bentuk enzim dan
hormon dan juga sebagai mekanisme pertahanan tubuh yang melawan berbagai mikroba
dan zat toksik lain yang datang dari luar serta memelihara sel dan jaringan tubuh. Namun
dalam bentuk kromosom protein juga berperan dalam menyimpan dan meneruskan sifat –
sifat keturunan dalam bentuk genes. Didalam genes ini tersimpan codin untuk sintesa
protein enzim tertentu, sehingga proses metabolisme diturunkan dari orang tua kepada
anaknya dan terus kepada generasi – generasi selanjutnya, secara berkesinambungan.
(Fivi Melva, 2009:47-48)
Ada tiga golongan protein yaitu protein sederhana, protein gabungan, dan protein
tambahan.

11
1. Protein sederhana, yaitu mengandung asam-asam amino atau derivatnya dan jika
dihidrolisis menghasilkan asam amino saja. Contohnya albumin, globulin, dan
albuminoid.
2. Protein gabungan, yaitu selain asam –asam amino mengandung golongan prsthetis.
Contohnya casein, hemoglobin, dan lipoprotein.
3. Protein tambahan, berasal dari perombakan sebagian (tak sempurna) protein. Contoh
pepetida dan pepton.
(Nurhasanah, 2018 :37-38)
Protein dalam sel hidup terus menerus diperbaharui melalui proses pertukaran protein,
yaitu suatu proses berkesinambungan yang terdiri atas penguraian protein yang sudah ada
menjadi asam amino bebas dan resintesis selanjutnya dari asam-asam amino bebas
menjadi protein. Dalam tubuh sekitar 1-2 % protein mengalami peruraian setiap hari.
Sekitar 75- 80 % dari asam amino yang dibebaskan akan digunakan kembali untuk
sintesis protein yang baru. Nitrogen sisanya akan dikatabolisasi menjadi 23 Metabolisme
Biokimia urea (pada mamalia) dan kerangka karbon bagi senyawa-senyawa amfi bolik.
Untuk mempertahankan kesehatan, manusia memerlukan 30- 60 g protein setiap hari atau
ekivalen dalam bentuk asam amino bebas.
Asam-asam amino yang berlebih tidak akan disimpan, tetapi diuraikan dengan cepat.
Di dalam sel, protein akan diuraikan menjadi asam-asam amino oleh protease dan
peptidase. Protease intrasel akan memutus ikatan peptida internal protein sehingga
terbentuk senyawa peptida . Selanjutnya, oleh peptidase, peptida tersebut akan diuraikan
menjadi asam-asam amino bebas. Endopeptidase akan memutus ikatan peptida internal
sehingga terbentuk peptida-peptida yang lebih pendek, selanjutnya ammopeptidase dan
karboksipeptidase akan membebaskan asam-asam amino masing-masing dalam gugus
terminal-N dan -Cpada peptida-peptida tersebut. Penguraian protein seperti yang
disebutkan di atas adalah untuk protein ekstrasel dan intrasel yang mana penguraiannya
tidak memerlukan ATP. Untuk protein yang berusia pendek dan yang abnormal
penguraiannya terjadi pada sitosol dan memerlukan ATP atau ubikuitin. Asam amino
yang terbentuk dari katabolisme protein ini akan dimetabolisasi menjadi ammonia dan
kerangka karbon. Selanjutnya kerangka karbon akan ikut dalam siklus asam sitrat (TCA)
dan glukoneogenesis. Sedangkan ammonia akan mengalami sintesis membentuk urea
atau membentuk asam amino baru. ( Wahjuni, 2013 : 22-23)

 Protein Dalam Makanan


Protein merupakan unsur yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, terutama untuk
mengahasilkan energi maupun untuk pertumbuhan. Protein merupakan salah satu
penyumbang energi terbesar untuk pertumbuhan tubuh. (Farah Diana, 2017 : 7)
Protein dalam makanan nabati terlindungi oleh dinding sel yang teridri atas selulosa,
yang tidak dapat dicerna oleh cairan pencernaan, sehingga daya cerna sumver protein
nabati yang pada umumnya lebih rendah dibandingkan dengan sumber protein hewani.

12
Protein hewani mempunyai kualitas (nilai gizi) lebih tinggi dibandingkan dengan protein
nabati. Namun,campuran beberapa bahan makanan sumber protein nabati dapat
menghasilkan komposisi asam amino yang secara keseluruhannya mempunyai kualitas
cukup tinggi dan bahan makanan sumber protein hewani pada umumnya lebih mahal
dibandingkan dengan sumber protein nabati.(Fivi Melva, 2009: 49)
 Pencernaan Protein Makanan
Didalam proses rongga mulut, protein makanan belum mengalami proses pencernaan.
Namun didalam lambung terdapat enzim pepsine dan HCL yang bekerja sama memecah
protein makanan menjadi metabolisme intermediate tingkat polypeptida, yaitu peptone,
albumosa dan proteosa. Didalam duodenum protein makanan yang sudah mengalami
pencernaan parsial itu dicerna lebih lanjut oleh enzim yang berasal dari cairan pancreas
dan dari dinding usus halus. Di pancreas menghasilkan enzim – enzim proteolitik
trypsine dan chemotrypsine, sedangkan esekresu dinding usus mula –mula disangka
disangka hanya terdiri atas satu enzim yang diberi nama erepsine, tetapi ternyata bahwa
erepsine tersebut merupakan campuran dari sejumlah enzim –enzim oligopeptidase, yaitu
yang memecah ikatan – ikatan oligopeptida. Oleh erepsine, oligopeptida dipecah lebih
lanjut menjadi asam – asam amino. (Fivi Melva, 2009 : 50)

 Ekskresi Protein
Pada umumnya banyak orang tidak mengekskresikan protein, melainkan sebagai
metabolitnya atau sisa metabolisme (metabolic wasta product). Nitrogen yang
dilepaskan pada proses transaminasi tidak dibuang ke luar tubuh,tetapi dipergunakan
lagi dalam sintesa protein tubuh. Nitrogen juga ada yang ikut terbuang didalam tinja,
karena terbuang didalam cairan pencernaan atau di dalam sel –sel epithel usus yang
terlepas dari terbuang aus. (Fivi Melva, 2009 : 51)

2.3.2 Anabolisme
Anabolisme merupakan reaksi yang bersifat menyusun suatu ikatan kimia yang
sederhana menjadi senyawa kompleks. Proses ini membutuhkan energy dari luar. Energi
yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energy cahaya ataupun energy kimia.
Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana
tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energy yang
diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada
senyawa kompleks yang terbentuk. Anabolisme disebut juga sintesis, merupakan proses
penyusunan bahan anorganik menjadi bahan organic. Dalam peristiwa ini diperlukan
masukan energy (reaksi endergonic).(Veronika Masni, 2020 : 57)
Anabolisme adalah proses pembentukan molekul yang kompleks dari molekul
yang sederhana dengan menggunakan energy yang tinggi. Contoh reaksi anabolisme
adalah fotosintesis

13
1. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan zat organic
(karbohidrat) dengan menggunakan energy cahaya atau foton. Fotosintesis juga
merupakan proses pengubahan zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat
organic (karbohidrat) dengan pertolongan cahaya.
Proses fotosintesis dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi kimia sebagai
berikut :
Cahaya
6CO2 + 6H2O  C6H12O6 + 6O2
Klorofil
Jan Ingenhoursz (1799), membuktikan bahwa proses fotosintesis adanya
pelepasan O2 (Oksigen). Hal ini dibuktikan dalam percobaannya menggunakan tanaman
air Hydilla verticillata didalam gelas beaker dibawah corong terbalik yang diujungnya
diletakkan sebuah tabung reaksi. Organel sel yang berperan dalam proses fotosintesis
adalah kloroplas. Organel tersebut berisi pigmen klorofil yang menyebabkan warna hijau
pada tumbuhan. Disetiap sel terdapat 40-50 kloroplas. Didalam kloroplas inilah
penyerapan sinar oleh klorofil dimulai pada proses fotosintesis.
Kloroplas dibungkus oleh dua lapisan (membrane). Membrane dalam berupa
suatu membrane yang kompleks. Pada membrane ini terdapat beberapa lapisan kantong
yang rata disebut granum. Didalam granum terdapat zat warna klorofil dan molekul-
molekul yang membantu penangkapan energy sinar matahari. Didalam seluruh granum
terdapat larutan protein yang disebut dengan stroma. (Nurhasanah, 2018:75)

2.Tahap-tahap Fotosintesis
Proses fotosintesis yang terjadi melalui dua tahap yaitu reaksi terang dan reaksi
gelap.
Contoh dari anabolisme adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan penyusunan
bahan organic (karbohidrat) pada tumbuhan berklorofil dari H2O dan CO2 dengan
bantuan energy cahaya. Reaksi fotosintesis juga merupakan reaksi redoks. Organela yang
berperan dalam fotosintesis adalah kloroplas. Proses fotosintesis yang terjadi dikloroplas
berlangsung melalui dua tahap reaksi, yaitu :
 Reaksi Terang
Reaksi terang merupakan tahap fotosintesis yang memerlukan cahaya. Reaksi
terang berlangsung didalam membrane tilakoid dan termasuk molekul-
molekul dari dua fotosistem dan rantai transport electron, pada reaksi ini
terjadi penangkapan energy cahaya. Kemudian reaksi terang ini mengubah
energy cahaya menjadi energy kimiawi yang berupa ATP dan NADPH.
Reaksi terang menguraikan H2O dan melepaskan O2.

14
Gambar 3. Reaksi Terang
Sumber gambar . (Puspita Meilia,2012:3)

Reaksi terang adalah reaksi yang memerlukan energy. Terjadi tiga proses
berlangsung didalam kloroplas.
 Pigmen fotosintesis menyerap energy cahaya dan melepas electron
yang akan masuk ketranspor electron.
 Molekul air pecah, terbentuk ATP dan NADPH, dan oksigen
dilepaskan.
 Pigmen fotosintesis menerima electron kembali
(Puspita Meilia,2012:3)
 Reaksi gelap
Reaksi gelap terjadi di stroma kloroplas dan reaksi ini tidak memerlukan
cahaya. Energy-energy yang berupa NADPH dan ATP akan mengubah
karbondioksida (CO2) menjadi gula atau sukrosa melalui mekanisme siklus
Calvin atau fiksasi karbon. Dengan menggunakan NADPH dan ATP pada
siklus Calvin, CO2 akan memproduksi triose phosphate (triose-P). Triose-P
tersebut sebagian besar akan dikeluarkan dari kloroplas menuju sitosol untuk
memproduksi sukrosa.
Reaksi gelap merupakan tahap fotosintesis yang tidak memerlukan cahaya.
Proses yang berlangsung pada stoma ini memerlukan bahan yang dibentuk
pada reaksi terang yaitu NADPH dan ATP, serta CO2 dari udara. Reaksi
dimulai dari pengikatan CO2 oleh ribulosa difosfat (RDP) dan pada akhir
siklus dibentuk fosfogliseraldehid (PGAL) yang kemudian diubah menjadi
glukosa. (Nurhasanah, 2018:78)

15
Gambar 4. Silus Calvin (Reaksi Gelap)
Sumber gambar : . (Nurhasanah, 2018:78)

3. Fotosistem
Secara alami, didalam sel daun terdapat tilakoid. Pada membrane tilakoid
terdapat klorofil . klorofil bersama protein dan molekul organic lainnya tersusun
membentuk fotosistem.
Fotosistem meiliki komplek antena, yaitu pengumpul cahaya yang tersusun
atas beberapa ratus klorofil a, klorofil b dan molekul karotenoid. Ketika molekul
antenna menyerap cahaya (foton), energinya disalurkan dari satu molekul pigmen
lain sehingga energy itu menemukan klorofil didaerah fotosistem. Daerah
fotosistem atau pusat reaksi adalah tempat terjadinya reaksi kimiawi pertama
fotosintesis yang digerakkan cahaya.
Dalam membarn tilakoid terdapat dua fotosistem yang bekerja secara bersama
dalam reaksi terang fotosintesis . Kedua jenis fotosistem ini adalah fotosistem l
dan fotosistem ll. Masing-masing fotosistem memiliki pusat reaksi yang khas,
yaitu suatu jenis akseptor electron primer tertentu yang berdekatan dengan
molekul klorofil a yang terkait dengan protein spesifik. Fotosistem l disebut
sebagai P700 karena pigemen ini paling banyak menyerap cahaya yang memiliki
panjang gelombang 700mm (bagian spectrum yang sangat merah). Fotosistem ll
disebut P680 karena spectrum absorbsinya memiliki puncak pada 680nm.
Selama reaksi terang fotosintesis , terdapat dua rute untuk aliran electron,
yaitu nonsiklik dan siklik.
a. Aliran electron nonsiklik
Aliran electron nonsiklik merupakan rute fosforilasi yang utama aliran ini
menghasilkan ATP dan NADPH dalam jumlah yang hampir sama.
b. Aliran electron siklik
Aliran electron siklik merupakan hubungan yang singkat , aliran melalui
fotosistem I, tetapi tidak menggunakan fotosistem ll. Aliran siklik tidak

16
ada produksi NADPH dan tidak ada pelepasan oksigen, tetapi
menghasilkan ATP.
c. Reaksi Gelap
Blackman adalah ilmuan yang membuktikan bahwa reduksi CO2 menjadi
CH2O berlangsung tanpa cahaya. Reaksi gelap itu berlangsung siang hari
pada stroma. Reaksi gelap disebut juga sebagai reaksi Blackman atau
reduksi C02. Jika reaksi terang (Hill) digabung dengan reaksi
gelap(Blackman) maka reaksinya sebagai berikut :
H2O + C02  CH2O + O2
Atau
6H2O + 6CO2  CH2O6 + 6O2
Hasil akhir merupakan senyawa organic glukosa (C6H12O6) dan Oksigen
(O2)
(Nurhasana, 2018 : 76)
4. Kemosintesis
Selain peristiwa fotosintesis , ada pula peristiwa asimilasi dengan zat
kimia sebagai sumber energinya, yang disebut sebagai kemosintesis. Organisme
yang mengalami kemosintesis disebut sebagai organisme kemosintetik atau
kemoautotrof. Organisme kemoautotrof ini juga menggunakan CO2 sebagai
sumber karbonnya. Namun, energy untuk melakukan proses asimilasi berasal dari
energy kimia, bukan energy cahaya. Energy ini diperoleh dari hasil oksidasi
senyawa anorganik yang diperoleh dari lingkungannya, misalnya sulfide,
nitrogen, sulfur, besi, ammonia, dan nitrit. (Nurhasanah, 2018 : 77)
5. Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam
metabolisme, ketiga zat tersebut bertemu didalam daur krebs . sebagian besar
pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus(daur) krebs, yaitu
Asetil Ko-enzim A. Akibatnya, ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi
sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat dibentuk dari protein
dan karbohidrat, karbohidat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya.
(Nurhasana, 2018 : 77)
6. Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung didalam sel , melibatkan DNA, RNA dan
Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan
membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida.
Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein
tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi
karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai
“pengatur sintesis protein”. Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.
(Veronika Masni,2018: 58)

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah metabolisme ini dapat disimpulkan bahwa metabolisme adalah reaksi
kimia dalam tubuh makhluk hidup yang dapat mengubah dari suatu zat menjadi zat
lain. Pada proses metabolisme terdapat peran enzim dimana peran enzim sebagai
biokatalisator, yang berarti mempercepat proses kimia yang terjadi pada tubuh
makhluk hidup. Metabolism juga terbagi menjadi dua anabolisme dan katabolisme.
Contoh anabolisme terjadi pada proses fotosintesis. Dan untuk katabolisme terjadi
pada katabolisme karbohirat, katabolisme protein dan katabolisme lipid atau lemak.

3.2 Saran
Setelah mengerjakan makalah ini dan membaca beberapa referensi untuk meakalah
ini, maka kami penulis dapat memberikan saran yaitu kepada dosen pembimbing
untuk selalu memberikan motivasi kepada kami mahasiswa untuk mencari ilmu
pengetahuan lain terutama pada materi metabolism sedangkan untuk teman-teman
agar selalu tetap mencari alternative dalam memecahkan masalah dalam ilmu
pengetahuan khususnya mengenai metabolisme.

18
Daftar Pustaka

Khila, Novi Firani . 2017. Metabolisme Karbohidrat Tinjauan Biokimia dan Patologi. UB press:
Malang
Melva, Fivi Diana. 2019. Fungsi dan Metabolisme Protein Dalam Tubuh manusia . Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 4(1). 47-52
Susilawati., Bachtiar, Nurhasanah.2018.Biologi Dasar Terintergrasi.Kreasi Eduskasi : Pekanbaru
Veronika, Masni Situmorang. 2020.Biologi Dasar . Widina Bhakti Persada: Bandung
Wahjuni, Sri. 2013. Metabolisme Biokimia. Udayana University Press : Denpasar

19

Anda mungkin juga menyukai