Anda di halaman 1dari 93

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

NOMOR 26 TAHUN 2004

TENTANG

KETENTUAN PELAKSANAAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 97 TAHUN 2000 TENTANG

FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH


DENGAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 54 TAHUN 2003

KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

Menimbang : bahwa dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 54


Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil,
dipandang perlu mengatur kembali ketentuan pelaksanaannya
dengan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok


Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041), sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3890);
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);

3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan


Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3848);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang


Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi


Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor
194, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4015), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun
2003 (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4332);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman


Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2003
Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4262);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang


Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor
15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4263);

8. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang


Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Nondepartemen,
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2003;

9. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Susunan


Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non
Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 2003;
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA


TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 97 TAHUN 2000 TENTANG FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL
SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 54 TAHUN 2003.

Pasal 1

Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang


Formasi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 adalah sebagaimana tersebut dalam
Lampiran I Keputusan ini.

Pasal 2

Untuk mempermudah pelaksanaan Keputusan ini dilampirkan salinan Peraturan


Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil dan
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil,
sebagaimana tersebut dalam Lampiran II dan III Keputusan ini.

Pasal 3

Pada saat Keputusan ini mulai berlaku, maka Keputusan Kepala


Badan Kepegawaian Negara Nomor 09 Tahun 2001 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun
2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil, dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 4

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal

KEPALA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

HARDIJANTO

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA


BADAN

KEPEGAWAIAN NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN 2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

KETENTUAN PELAKSANAAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 97 TAHUN 2000 TENTANG

FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH


DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 54 TAHUN 2003

I. PENDAHULUAN
A. UMUM

1. Berdasarkan Pasal 15 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang


Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999, dinyatakan bahwa jumlah dan
susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan ditetapkan
dalam formasi. Formasi tersebut ditetapkan untuk jangka waktu
tertentu berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja yang harus
dilaksanakan.

2. Sebagai pelaksanaan ketentuan tersebut di atas telah ditetapkan


Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi
Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003.

3. Tujuan penetapan formasi adalah agar setiap satuan organisasi


negara mempunyai jumlah dan mutu pegawai sesuai dengan beban
kerja dan tanggung jawab pada masing-masing satuan organisasi.

4. Untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000


sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54
Tahun 2003 tersebut, perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan
Kepegawaian Negara sebagai petunjuk pelaksanaannya.

B. TUJUAN

Ketentuan dalam Keputusan ini sebagai petunjuk bagi Pejabat Pembina


Kepegawaian untuk menjamin kelancaran dan keseragaman dalam
penyusunan formasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan masing-masing.

C. PENGERTIAN

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :


1. Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil
yang diperlukan dalam suatu satuan organisasi negara untuk mampu
melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu.

2. Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah formasi bagi Pegawai


Negeri Sipil yang bekerja pada suatu satuan organisasi Pemerintah
Pusat.

3. Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah formasi bagi Pegawai


Negeri Sipil yang bekerja pada suatu satuan organisasi Pemerintah
Daerah.

4. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah Menteri, Jaksa Agung,


Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan, Kepala Kepolisian
Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Kepala Pelaksana
Harian Badan Narkotika Nasional serta Pimpinan Kesekretariatan
Lembaga lain yang dipimpin oleh pejabat struktural eselon I dan bukan
merupakan bagian dari Departemen/Lembaga Pemerintah Non
Departemen.

5. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi adalah Gubernur.

6. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota adalah


Bupati/ Walikota.

7. Analisis Jabatan adalah proses, metode, dan teknik untuk


memperoleh data jabatan, serta mengolahnya menjadi informasi
jabatan.

8. Informasi Jabatan adalah hasil analisis jabatan yang berupa uraian


jabatan dan peta jabatan.

9. Uraian Jabatan adalah uraian tentang hasil analisis jabatan yang


berisi informasi tentang nama jabatan, kode jabatan, unit organisasi,
ikhtisar jabatan, uraian tugas, bahan kerja, perangkat kerja, hasil kerja,
tanggung jawab, wewenang, nama jabatan yang berada di bawahnya,
korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja, resiko bahaya, syarat
jabatan, dan informasi jabatan lainnya.
10. Peta jabatan adalah susunan nama dan tingkat jabatan struktural dan
fungsional yang tergambar dalam suatu struktur unit organisasi dari
tingkat yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi.

11. Penyediaan pegawai adalah upaya suatu satuan organisasi negara


untuk mencari, mendapatkan dan mengembangkan pegawai sesuai
dengan standar, kualifikasi dan kompetensi jabatan dalam rangka
memenuhi kebutuhan suatu satuan organisasi negara.

II. PENYUSUNAN, PENGUSULAN, DAN PENETAPAN FORMASI


PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. UMUM

a. Formasi Pegawai Negeri Sipil secara nasional setiap tahun


anggaran ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di
bidang pendayagunaan aparatur negara, setelah memperhatikan
pendapat Menteri Keuangan dan pertimbangan tertulis dari Kepala
Badan Kepegawaian Negara.

b. Formasi Pegawai Negeri Sipil secara nasional terdiri dari :

1) Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat; dan

2) Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah.

2. PENYUSUNAN FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

a. Formasi masing-masing satuan organisasi negara disusun


berdasarkan analisis kebutuhan dan penyediaan pegawai sesuai
dengan jabatan yang tersedia dengan memperhatikan informasi
jabatan yang disusun setiap tahun anggaran.

b. Pejabat Pembina Kepegawaian menyusun formasi masing-masing


satuan organisasi Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah
paling lambat diselesaikan akhir Januari setiap tahun anggaran.

c. Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan analisis terhadap :


1) Jenis pekerjaan yaitu macam-macam pekerjaan yang harus
dilakukan oleh suatu satuan organisasi dalam melaksanakan
tugas pokoknya, misalnya pekerjaan pengetikan, pemeriksaan
perkara, penelitian, perawatan orang sakit, dan lain-lain.

2) Sifat pekerjaan adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam


penetapan formasi, yaitu sifat pekerjaan yang ditinjau dari sudut
waktu untuk melaksanakan pekerjaan itu. Sebagaimana
diketahui, bahwa ada pekerjaan yang penyelesaiannya dapat
dilakukan dalam jam kerja saja, misalnya pekerjaan tata usaha,
perawatan pekarangan, dan yang serupa dengan itu, tetapi ada
pula pekerjaan yang harus dilakukan 24 (dua puluh empat) jam
terus menerus. Seperti pekerjaan perawat pada rumah sakit
pemerintah, penjaga rumah tahanan (sipir), pemadam
kebakaran, dan yang serupa dengan itu.

Pekerjaan yang harus dilakukan 24 (dua puluh empat) jam terus


menerus memerlukan pegawai lebih banyak. Sebagai contoh
dalam satu ruang rawat inap memerlukan perawat sebanyak 5
(lima) orang dengan jam kerja 8 (delapan) jam, maka setiap
ruang rawat inap dalam waktu 24 jam memerlukan pegawai
24/8 x 5 orang = 15 (lima belas) orang perawat.

3) Beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang Pegawai Negeri


Sipil dalam jangka waktu tertentu adalah frekuensi rata-rata
masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.
Memperkirakan beban kerja dari masing-masing satuan
organisasi dapat dilakukan berdasarkan perhitungan atau
berdasarkan pengalaman, misalnya perkiraan beban pekerjaan
pengetikan, pengagendaan, dan yang serupa dengan itu dapat
didasarkan atas jumlah surat yang masuk dan keluar rata-rata
dalam jangka waktu tertentu.

Apabila sudah dapat diperkirakan beban kerja masing-masing


satuan organisasi, maka untuk dapat menentukan jumlah
pegawai yang diperlukan perlu ditetapkan perkiraan kapasitas
seorang Pegawai Negeri Sipil dalam jangka waktu tertentu.

Sama halnya dengan perkiraan beban kerja, maka perkiraan


kapasitas pegawai untuk jenis pekerjaan tertentu dalam jangka
waktu tertentu, dapat dilakukan berdasarkan perhitungan atau
berdasarkan pengalaman.

4) Prinsip pelaksanaan pekerjaan sangat besar pengaruhnya


dalam menentukan formasi. Misalnya apabila ditentukan bahwa
pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas harus dikerjakan
sendiri oleh satuan organisasi yang bersangkutan, maka harus
diangkat pegawai untuk memelihara dan merawat kendaraan
dinas, tetapi sebaliknya apabila ditentukan bahwa pemeliharaan
dan perawatan kendaraan dinas dikerjakan pada pihak ketiga,
maka tidak perlu diangkat pegawai untuk pekerjaan itu.

5) Peralatan yang tersedia atau diperkirakan akan tersedia dalam


melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok akan
mempengaruhi jumlah pegawai yang diperlukan, karena pada
umumnya makin tinggi mutu peralatan yang digunakan akan
tersedia dalam jumlah yang memadai dapat mengakibatkan
makin sedikit jumlah pegawai yang diperlukan. Misalnya, apabila
tugas pengetikan dilakukan dengan mempergunakan komputer,
hasilnya dapat lebih cepat apabila dibandingkan dengan mesin
ketik biasa, sehingga jumlah pegawainya tidak perlu sebanyak
apabila menggunakan mesin ketik biasa.

6) Faktor-faktor lain yang harus diperhitungkan dalam penyusunan


formasi Pegawai Negeri Sipil adalah kemampuan keuangan
negara atau daerah.

3. PROSEDUR PENGUSULAN FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

a. Prosedur pengusulan penetapan formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat


diatur sebagai berikut :

1) Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing satuan


organisasi pemerintah Pusat mengajukan usul penetapan formasi
kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara, dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara paling lambat akhir Pebruari.
Khusus usul pengajuan formasi Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan disampaikan
oleh Sekretaris Negara.

Usul penetapan formasi tersebut, dibuat menurut contoh


sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran I-a, dengan
melampirkan :

a) Penyusunan bezetting Pegawai Negeri Sipil (jumlah kekuatan


Pegawai Negeri Sipil yang ada) dalam tahun anggaran yang
lalu menurut golongan ruang, dibuat menurut contoh
sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran I-b;

b) Pengolahan formasi Pegawai Negeri Sipil dalam tahun


anggaran yang bersangkutan menurut golongan ruang, dibuat
menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran
I-c;

c) Daftar usul formasi Pegawai Negeri Sipil menurut pangkat/


golongan ruang dalam tahun anggaran yang bersangkutan,
dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak
Lampiran I-d;

d) Daftar kebutuhan Pegawai Negeri Sipil menurut jabatan pada


tahun anggaran yang bersangkutan, dibuat menurut contoh
sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran I-e;

c) Susunan jabatan struktural dan fungsional yang diduduki oleh


Pegawai Negeri Sipil yang memiliki golongan ruang IV/a ke
atas, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam
Anak Lam-piran I-f;

d) Daftar usul formasi Pegawai Negeri Sipil pada Perwakilan


Republik Indonesia di Luar Negeri (home staff) dalam tahun
anggaran yang bersangkutan, bagi instansi yang memiliki
perwakilan di luar negeri dan memiliki/memerlukan Pegawai
Negeri Sipil sebagai home staff, dibuat menurut contoh
sebagaimana tersebut dalam Anak Lam-piran I-g;

e) Daftar usul formasi Pegawai yang bekerja pada Perwakilan


Republik Indonesia di Luar Negeri (local staff) dalam tahun
anggaran yang bersangkutan, bagi instansi yang memiliki
perwakilan di luar negeri dan memiliki/memerlukan Pegawai
sebagai local staff, dibuat menurut contoh sebagaimana
tersebut dalam Anak Lampiran I-h;

f) Daftar keadaan Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan


pada Perwakilan/Badan Internasional, dibuat menurut contoh
sebagai-mana tersebut dalam Anak Lampiran I-i;

g) Daftar kebutuhan Tenaga Kesehatan dalam tahun anggaran


yang bersangkutan, dibuat menurut contoh sebagaimana
tersebut dalam Anak Lampiran I-j;

h) Daftar kebutuhan Tenaga Guru dalam tahun anggaran yang


bersangkutan, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut
dalam Anak Lampiran I-k;

i) Daftar keadaan Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan dan


diperbantukan pada Daerah Otonom, Yayasan, Badan-badan
swasta, Badan lain yang ditentukan Pemerintah dibuat
menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran
I-l dan I-m;

j) Daftar rencana penarikan kembali tenaga perbantuan dari


Daerah otonom/instansi lain/luar negeri ke Pusat dalam tahun
anggaran yang bersangkutan, dibuat menurut contoh
sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran I-n;

k) Daftar jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, pensiun,


dan meninggal dunia pada tahun anggaran sebelumnya, serta
jumlah Pegawai Negeri Sipil yang mencapai batas usia
pensiun dalam tahun anggaran bersangkutan, dibuat menurut
contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran I-o;

l) Peta Jabatan, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut


dalam Anak Lampiran I-p;

Apabila dalam tahun anggaran sebelumnya telah melampirkan


Peta Jabatan, maka untuk tahun berikutnya tidak perlu
melampirkan kembali, kecuali terjadi perubahan organisasi.
2) Berdasarkan usul tersebut, Kepala Badan Kepegawaian Negara
memberikan pertimbangan kepada Menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara;

3) Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara tersebut


disampaikan setelah melalui pembahasan dalam Tim Kerja
Kepegawaian paling lambat akhir Mei;

4) Tim Kerja Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam angka 3)


ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian
Negara;

b. Prosedur pengusulan persetujuan formasi Pegawai Negeri Sipil


Daerah diatur sebagai berikut :

1) Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing Pemerintah


Daerah Kabupaten/Kota mengajukan usul persetujuan formasi
kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara melalui Gubernur paling lambat akhir
Pebruari, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam
Anak Lampiran I-q;

2) Gubernur mengajukan usul persetujuan formasi Pemerintah


Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada
Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan
aparatur negara dan Kepala Badan Kepegawaian Negara paling
lambat akhir Maret.

Dalam penyampaian usul persetujuan formasi Pemerintah


Daerah Kabupaten/Kota, Gubernur dapat memberikan
rekomendasi.

Pengajuan usul persetujuan formasi tersebut, dibuat menurut


contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran I-a, dengan
melampir- kan :

a) Penyusunan bezetting (jumlah kekuatan Pegawai Negeri Sipil


yang ada) dalam tahun anggaran yang lalu menurut golongan
ruang, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam
Anak Lampiran I-b;

b) Pengolahan formasi dalam tahun anggaran yang


bersangkutan menurut golongan ruang, dibuat menurut contoh
sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran I-c;

c) Daftar usul formasi Pegawai Negeri Sipil menurut pangkat/


golongan ruang dalam tahun anggaran yang bersangkutan,
dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak
Lampiran I-d;

d) Daftar kebutuhan Pegawai Negeri Sipil menurut jabatan pada


tahun anggaran yang bersangkutan, dibuat menurut contoh
sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran I-e;

b) Susunan jabatan struktural dan fungsional yang diduduki oleh


Pegawai Negeri Sipil yang memiliki golongan ruang IV/a ke
atas, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam
Anak Lam-piran I-f;

c) Daftar kebutuhan Tenaga Kesehatan dalam tahun anggaran


yang bersangkutan, dibuat menurut contoh sebagaimana
tersebut dalam Anak Lampiran I-j;

d) Daftar kebutuhan Tenaga Guru tahun anggaran yang


bersangkutan, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut
dalam Anak Lampiran I-k;

e) Daftar jumlah Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan dan


diperbantukan pada satuan organisasi Pemerintah lainnya,
Yayasan, Badan-badan swasta, dan Badan lain yang
ditentukan Pemerintah menurut golongan ruang, dibuat
menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran
I-l dan I-m;

f) Daftar rencana penarikan kembali tenaga perbantuan dari


Daerah Otonom lain/instansi lain ke Daerah dalam tahun
anggaran yang bersangkutan, dibuat menurut contoh
sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran I-n;
g) Daftar jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, pensiun,
dan meninggal dunia pada tahun anggaran sebelumnya, serta
jumlah Pegawai Negeri Sipil yang mencapai batas usia
pensiun dalam tahun anggaran bersangkutan, dibuat menurut
contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran I-o;

h) Peta Jabatan, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut


dalam Anak Lampiran I-p;

Apabila dalam tahun anggaran sebelumnya telah melampirkan


Peta Jabatan, maka untuk tahun berikutnya tidak perlu
melampirkan kembali, kecuali terjadi perubahan organisasi.

3) Usul persetujuan formasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan


Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diajukan oleh Gubernur
kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara;

4) Gubernur menyampaikan usul permintaan persetujuan formasi


tersebut pada angka 2) kepada Menteri yang bertanggung jawab
di bidang pendayagunaan aparatur negara dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara bersamaan dengan permintaan
persetujuan formasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Pemerintah Daerah Propinsi;

5) Berdasarkan usul dimaksud, Kepala Badan Kepegawaian Negara


memberikan pertimbangan kepada Menteri yang bertanggung
jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara;

6) Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara tersebut


disampaikan kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara setelah melalui pembahasan
dalam Tim Kerja Kepegawaian paling lambat akhir Mei;

7) Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan


aparatur negara memberikan persetujuan secara tertulis formasi
Pegawai Negeri Sipil Daerah berdasarkan pertimbangan tertulis
Kepala Badan Kepegawaian Negara paling lambat bulan Juni;
8) Dalam persetujuan formasi dari Menteri yang bertanggung jawab
di bidang pendayagunaan aparatur negara, dicantumkan jumlah
formasi untuk masing-masing Pemerintah Daerah (Propinsi,
Kabupaten, dan Kota);

9) Persetujuan formasi tersebut disampaikan oleh Menteri yang


bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara
kepada Gubernur dan tembusannya kepada Kepala Badan
Kepegawaian Negara dan Kepala Kantor Regional Badan
Kepegawaian Negara sesuai dengan wilayah kerjanya.
Selanjutnya Gubernur menyam-paikannya kepada masing-
masing Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya persetujuan
tersebut.

4. PENETAPAN FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

a. Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat untuk masing-masing satuan


organisasi pemerintah pusat ditetapkan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara
berdasarkan pertimbangan tertulis Kepala Badan Kepegawaian
Negara paling lambat bulan Juni.

b. Khusus untuk penetapan formasi Pegawai Negeri Sipil di luar negeri


harus memperhatikan pula pertimbangan Menteri Luar Negeri.

c. Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah ditetapkan oleh


Gubernur/Bupati/ Walikota yang bersangkutan setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara berdasarkan pertimbangan tertulis
dari Kepala Badan Kepegawaian Negara paling lambat bulan Juli.

V. KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Formasi yang telah ditetapkan berlaku dalam tahun anggaran yang


bersangkutan, sehingga lowongan formasi yang tidak diisi pada tahun
anggaran yang bersangkutan, tidak dapat digunakan untuk tahun
anggaran berikutnya.

2. Penetapan formasi Pegawai Negeri Sipil yang tidak sesuai dengan


prosedur yang berlaku, maka tidak dapat digunakan untuk pengangkatan
Calon Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Negeri Sipil.

3. Untuk mempermudah menghitung jumlah kebutuhan Tenaga Kesehatan,


digunakan formula penghitungan menurut contoh sebagaimana tersebut
dalam Anak Lampiran I-s.

4. Untuk mempermudah menghitung jumlah kebutuhan Tenaga Guru,


digunakan formula penghitungan menurut contoh sebagaimana tersebut
dalam Anak Lampiran I-t.

5. Untuk mempermudah menghitung jumlah kebutuhan Jabatan Teknis


lainnya, digunakan formula penghitungan menurut contoh sebagaimana
tersebut dalam Anak Lampiran I-u.

6. Dalam rangka perencanaan dan pengendalian jumlah Pegawai Negeri


Sipil, maka setiap Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota tentang
penetapan formasi di lingkungannya, tembusannya harus disampaikan
kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan
aparatur negara dan Kepala Badan Kepegawaian Negara.

VI. KETENTUAN PERALIHAN


Usul formasi yang diajukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah sebelum ditetapkannya Keputusan
ini, tetap diproses dan diselesaikan berdasarkan Keputusan ini.

V. PENUTUP

1. Apabila dalam melaksanakan Keputusan ini dijumpai kesulitan, agar


ditanyakan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk
mendapatkan penyelesaian.

2. Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

KEPALA

BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA,

HARDIJANTO

ANAK LAMPIRAN I-a KEPUTUSAN KEPALA


BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN
2004
TANGGAL : 6 MEI 2004

Contoh Surat Usul Penetapan/

Persetujuan Formasi PNS

.................,
............................ 1)

Nomor : Kepada

Sifat : Yth. 1. Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara

Lampiran : 2. Kepala Badan Kepegawaian


Negara

Perihal : Permohonan Penetapan/ di

Persetujuan Tertulis*) For- Jakarta

masi Dep/Lemb/Pemerin-

tah Daerah .......... 2)

1. Dengan hormat disampaikan permohonan


penetapan/persetujuan*) formasi Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan ..............2).

2. Adapun jumlah formasi Pegawai Negeri Sipil yang kami


mohonkan adalah sebanyak ....3) orang dengan rincian
sebagaimana tersebut dalam Lampiran surat ini.

3. ......................................................................4)

4. Demikian disampaikan mohon untuk dapat ditetapkan/disetujui.


Menteri/Kepala Lembaga/Gubernur
.....5)

...................................6)

*) Coret yang tidak perlu.

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I-a

NO NOMOR URAIAN
KODE
1 2 3

Tulislah nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun dikirimkannya


1 1)
surat usul penetapan/persetujuan formasi PNS

2 2) Tulislah nama Departemen/Lembaga/Pemerintah Daerah Propinsi/


Kabupaten/Kota yang mengajukan usul penetapan/persetujuan
formasi PNS

3 3) Tulislah dengan angka dan huruf jumlah formasi yang diajukan

Tulislah alasan atau argumentasi yang diperlukan berkenaan


4 4)
dengan permintaan penetapan/persetujuan formasi

Tulislah nama jabatan dari yang menandatangani surat


5 5)
permohonan penetapan/persetujuan formasi

Tulislah nama pejabat yang mengajukan/menandatangani surat


6 6)
permohonan penetapan/persetujuan formasi

ANAK LAMPIRAN I-b KEPUTUSAN KEPALA


BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN
2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

DEP/LEMB/PROP/KAB/KOTA *) :

PENYUSUNAN BEZETTING PEGAWAI NEGERI SIPIL

TAHUN ANGGARAN ...........


PERBANTUAN,

PENARIKAN

KEMBALI,
KE-
BEZET-
KP ADA- PNS
BEZET- PENGALIHAN TING
GOL. PEGA-
THN AN YANG
TING JENIS KEPEG, 31-12-......
NO RUANG SETE- WAI
ANG BER- KET
31-12- PINDAH LAJUR
GAJI LAH BARU
........
....... HENTI
INSTANSI 5+6+7-8-9
KP
DARI
KE
INST
INST
LAIN
LAIN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 IV/e
2 IV/d
3 IV/c
4 IV/b
5 IV/a
6 III/d
7 III/c
8 III/b
9 III/a
10 II/d
11 II/c
12 II/b
13 II/a
14 I/d
15 I/c
16 I/b
17 I/a

JUMLAH

Menteri/Pimpinan Lembaga/
Gubernur/Bupati/Walikota ...............

.....................................

*) Coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I - b

NOMOR
LAJUR
URUT URAIAN

1 2 3

1 1 Cukup jelas

2 2 Cukup jelas

Tulislah keadaan jumlah PNS (bezetting) akhir tahun


3 3
anggaran sebelum tahun anggaran yang lalu

Tulislah jumlah PNS yang naik pangkat periode 1 April


4 4
dan 1 Oktober tahun anggaran yang lalu

Tulislah jumlah PNS tiap golongan ruang setelah


dikurangi jumlah PNS yang akan naik pangkat ke
5 5 golongan ruang di atasnya dan ditambah jumlah PNS
yang akan naik pangkat dari PNS golongan ruang di
bawahnya

Tulislah jumlah tambahan pegawai baru dalam tahun


6 6
anggaran yang lalu

Tulislah jumlah perbantuan, penarikan kembali,


7 7 pengalihan jenis kepegawaian, pindah instansi dari
instansi lain
Tulislah jumlah perbantuan, penarikan kembali,
8 8 pengalihan jenis kepegawaian, pindah instansi ke instansi
lain
Tulislah jumlah PNS yang berhenti, meninggal dunia, dan
9 9
pensiun

Tulislah bezetting 31-12- tahun anggaran yang lalu yaitu


10 10 dengan cara menjumlahkan lajur 5,6,7 kemudian
dikurangi lajur 8 dan 9

11 11 Tulislah hal-hal yang dianggap perlu

ANAK LAMPIRAN I-c KEPUTUSAN KEPALA


BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN
2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

DEP/LEMB/PROP/KAB/KOTA *):

PENGOLAHAN FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

TAHUN ANGGARAN ....


USUL PERBANTUAN,
PEGAWAI
FOR-
KEADAAN PNS PENARIKAN, MASI
BARU
REN-
GOL. SETELAH YANG PENGALIHAN
BEZET- CANA T.A ....
NO RUANG KP MENCA JENIS KEPEG,
TING KP LAJUR
KET
PB PB
GAJI T.A. PAI PINDAH INST
31-12- ........ I/A I/B 5+6+7+9
DARI INST
.......
.......... BUP LAIN

T.A .....
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 IV/e
2 IV/d
3 IV/c
4 IV/b
5 IV/a
6 III/d
7 III/c
8 III/b
9 III/a
10 II/d
11 II/c
12 II/b
13 II/a
14 I/d
15 I/c
16 I/b
17 I/a

JUMLAH

Menteri/Pimpinan Lembaga/

Gubernur/Bupati/Walikota ...............

.....................................

*) Coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I - c

NOMOR
LAJUR URAIAN
URUT
1 2 3
1 1 Cukup jelas

2 2 Cukup jelas
Tuangkan jumlah keadaan PNS (bezetting) akhir tahun
3 3 anggaran yang lalu sesuai dengan yang tercantum dalam
Anak Lampiran I-b lajur 10 Keputusan ini
Tulislah jumlah rencana kenaikan pangkat periode 1 April
4 4
dan 1 Oktober tahun anggaran berjalan

Tulislah jumlah PNS tiap golongan ruang setelah


dikurangi jumlah PNS yang akan naik pangkat ke
5 5 golongan ruang diatasnya dan ditambah jumlah PNS
yang akan naik pangkat dari PNS golongan ruang
dibawahnya

Tulislah jumlah sisa formasi pegawai baru yang tidak


6 6
terealisir dalam tahun anggaran yang lalu

Tulislah jumlah usul tambahan pegawai baru dalam tahun


7 7
anggaran berjalan

Tulislah jumlah PNS yang mencapai batas usia pensiun


8 8 (BUP) dalam tahun anggaran berjalan (1 Januari s/d 31
Desember dalam tahun anggaran berjalan)
Tulislah jumlah rencana perbantuan, penarikan,
9 9 pengalihan jenis kepegawaian, pindah instansi dari
instansi lain dalam tahun anggaran berjalan

Tulislah jumlah formasi tahun anggaran berjalan dengan


10 10
cara menjumlahkan lajur 5,6,7dan 9

11 11 Tulislah hal-hal yang dianggap perlu

ANAK LAMPIRAN I-d KEPUTUSAN KEPALA


BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA

NOMOR : 26 MEI 2004


TANGGAL : 6 MEI 2004

DEP/LEMB/PROP/KAB/KOTA *) :

DAFTAR USUL FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

TAHUN ANGGARAN ....

JUMLAH
GOL. FORMASI
PEGAWAI
NO PANGKAT RUANG TAHUN KET.
PADA
GAJI …….
31-12-…
1 2 3 4 5 6

JUMLAH SELURUHNYA

1 Pembina Utama IV/e


2 Pembina Utama Madya IV/d
3 Pembina Utama Muda IV/c
4 Pembina Tk. I IV/b
5 Pembina IV/a
6 Penata Tingkat I III/d
7 Penata III/c
8 Penata Muda Tk. I III/b
9 Penata Muda III/a
10 Pengatur Tk. I II/d
11 Pengatur II/c
12 Pengatur Muda Tk. I II/b
13 Pengatur Muda II/a
14 Juru Tingkat I I/d
15 Juru I/c
16 Juru Muda Tk. I I/b
17 Juru Muda I/a
Menteri/Pimpinan Lembaga/

Gubernur/Bupati/Walikota ...............

.....................................

*) Coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I-d

NO NOMOR URAIAN
LAJUR
1 2 3

1 1 Cukup jelas

2 2 Cukup jelas

3 3 Cukup jelas

Tulislah jumlah PNS yang ada sampai dengan akhir tahun


4 4 anggaran sebelumnya, masing-masing menurut golongan ruang
yang bersangkutan.
- Buatlah terlebih dahulu perencanaan kenaikan pangkat bagi
yang telah memenuhi persyaratan dalam tahun anggaran yang
disusun menurut golongan ruang.

- Buatlah jumlah PNS baru menurut golongan ruang yang diren-


5 5 canakan untuk mengisi lowongan sesuai dengan kebutuhan
dalam tahun anggaran berjalan.

- Buatlah jumlah tiap golongan ruang setelah diperhitungkan ren-


cana kenaikan pangkat PNS baru tersebut, ditulis dalam lajur
5.

6 6 Tulislah keterangan yang diperlukan.

ANAK LAMPIRAN I-e KEPUTUSAN KEPALA


BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN
2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

DEP/LEMB/PROP/KAB/KOTA *) :

DAFTAR KEBUTUHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT JABATAN

TAHUN ANGGARAN ....


JUMLAH JUMLAH USUL TAMBAHAN PEGAWAI BARU
JUMLAH
KEBUTUHAN KEKURANGAN TAHUN ANGGARAN ……
PEGAWAI
PEGAWAI PEGAWAI
NAMA GOL.
NO YANG ADA KET.
JABATAN JUM-
S/D TAHUN PENDI- JURU-
RUANG
S/D DIKAN SAN
LAH
31-12- ….. ANGARAN
31-12-…..
………………
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
JUMLAH
SELURUHNYA

Menteri/Pimpinan Lembaga/
Gubernur/Bupati/Walikota
...............

.....................................

*) Coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I-e

NO NOMOR URAIAN
LAJUR
1 2 3

1 1
Cukup jelas

Tulislah nama jabatan struktural dan non struktural (jabatan


fungsional umum dan jabatan fungsional tertentu) dalam
lingkungan Departemen/Lembaga/Pemerintah Daerah Propinsi/
Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

Contoh :
2 2 a. Jabatan struktural : 1. Sekretaris Jenderal;

2. Kepala Biro Umum;

3. Kepala Bagian Rumah Tangga;

4. Kasubbag Pemeliharaan.

b. Jabatan fungsional umum : 1. Pengagenda;


2. Pengetik.

c. Jabatan fungsional tertentu : 1. Peneliti;

2. Analis Kepegawaian;

3. Widyaiswara;

4. Pranata Komputer.

Khusus untuk penyusunan formasi jabatan fungsional tertentu,


disusun berdasarkan jenjang jabatan, baik tingkat ahli maupun
tingkat terampil.
Tulislah jumlah PNS yang ada (Bezetting) menurut jabatan-jabatan
3 3 sebagaimana tersebut angka 2, sampai dengan akhir tahun
anggaran sebelumnya.

Tulislah jumlah kebutuhan PNS untuk jabatan-jabatan


4 4 sebagaimana tersebut angka 2 sampai dengan akhir tahun
anggaran berjalan.
Tulislah jumlah kekurangan PNS yang diperlukan untuk mengisi
5 5
jabatan-jabatan sebagaimana tesebut angka 2.
Tulislah jumlah usul tambahan PNS untuk tahun anggaran
6 6
berjalan.
Tulislah persyaratan jenjang pendidikan formal yang diperlukan
7 7
untuk mengisi tambahan formasi tahun anggaran berjalan.
Tulislah kualifikasi jurusan pendidikan yang dibutuhkan untuk
8 8
mengisi tambahan formasi tahun anggaran berjalan.
Tulislah golongan ruang sesuai dengan tingkat pendidikan formal
9 9
sebagaimana tersebut dalam angka 7.
10 10 Tulislah keterangan yang diperlukan.

ANAK LAMPIRAN I-f KEPUTUSAN KEPALA


BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN
2004
TANGGAL : 6 MEI 2004

DEP/LEMB/PROP/KAB/KOTA *) :

SUSUNAN JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL

PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN RUANG IV/a KE ATAS

URAIAN
GOLONGAN RUANG GAJI
JABATAN STRUKTURAL
NO KET
DAN FUNGSIONAL IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

B F B F B F B F B F

1 2 3 4 5 6 7 8
JUMLAH SELURUHNYA
Menteri/Pimpinan Lembaga/

Gubernur/Bupati/Walikota
...............

.....................................

*) Coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I-f

NOMOR
LAJUR
URAIAN
NO

1 2 3
1 1 Cukup jelas

- Tulislah jabatan-jabatan struktural dan fungsional yang diduduki oleh


PNS yang sudah mempunyai pangkat Pembina golongan ruang IV/a
ke atas.
2 2
- PNS yang sudah mempunyai pangkat Pembina golongan ruang IV/a
ke atas, tetapi tidak menduduki jabatan struktural atau fungsional,
tetap diperhitungkan dan ditulis dengan pejabat golongan IV.

- B (Bezetting). Tulislah jumlah PNS yang ada pada keadaan 31


Desember tahun anggaran sebelumnya.
3 3
- F (Formasi). Tulislah jumlah rencana kenaikan pangkat ke golongan
ruang IV/a dalam masa tahun anggaran berjalan, eselon dan jenjang
pangkat, dibuatkan daftar nominatifnya.

4 4 Tulislah seperti pada nomor 3 lajur 3 untuk golongan ruang IV/b.

5 5 Tulislah seperti pada nomor 3 lajur 3 untuk golongan ruang IV/c.

Tulislah seperti pada nomor 3 lajur 3 untuk golongan ruang IV/d.


6 6
Tulislah seperti pada nomor 3 lajur 3 untuk golongan ruang IV/e.
7 7

Tulislah keterangan yang diperlukan berkenaan dengan PNS golongan


IV, antara lain :

- PNS yang dipekerjakan pada instansi lain dan menduduki jabatan


8 8 yang memungkinkan untuk naik pangkat ke golongan IV.

- PNS yang diperbantukan bukan pada Departemen, Kejaksaan Agung,


Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan, Kepolisian Negara, Lembaga
Pemerintah Nondepartemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/
Tinggi Negara, Badan Narkotika Nasional, Kesekretariatan Lembaga
lain yang dipimpin pejabat struktural eselon I dan bukan merupakan
bagian dari Departemen/ Lembaga Pemerintah Nondepartemen, dan
Propinsi/ Kabupaten/Kota yang tidak mungkin kenaikan pangkatnya
ditetapkan oleh pejabat pada instansi tempat perbantuan.

- PNS yang sudah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir dan


direncanakan akan menduduki jabatan, perlu disediakan formasi
kenaikan pangkatnya.

- Pemekaran unit organisasi dan kenaikan eselon.

- Khusus untuk golongan ruang IV/a ke atas, jumlah bezetting dan


formasi pada Anak Lampiran I-e harus sama dengan jumlah bezetting
dan formasi pada Anak Lampiran I-f.

- Apabila ada jabatan struktural yang diduduki oleh anggota TNI/Polri


untuk instansi tertentu, supaya diberikan keterangan bahwa jabatan
tersebut diduduki oleh anggota TNI/Polri.

ANAK LAMPIRAN I-g KEPUTUSAN KEPALA


BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN
2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

DEP/LEMB *) :

DAFTAR USUL FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL


DI LUAR NEGERI (Home Staff) **)

TAHUN ANGGARAN ....

JUMLAH
GOL FORMASI
PEGAWAI
NO PANGKAT RUANG TAHUN
PADA KET
GAJI …..
31-12-…..
1 2 3 4 5 6
JUMLAH
SELURUHNYA
1 Pembina Utama IV/e
2 Pembina Utama Madya IV/d
3 Pembina Utama Muda IV/c
4 Pembina Tingkat I IV/b
5 Pembina IV/a
6 Penata Tingkat I III/d
7 Penata III/c
8 Penata Muda Tk. I III/b
9 Penata Muda III/a
10 Pengatur Tingkat I II/d
11 Pengatur II/c
12 Pengatur Muda Tingkat I II/b
13 Pengatur Muda II/a
14 Juru Tingkat I I/d
15 Juru I/c
16 Juru Muda Tingkat I I/b
17 Juru Muda I/a

Menteri/Pimpinan Lembaga

....................................

.....................................

*) Coret yang tidak perlu

**) Diisi oleh Instansi yang memiliki Perwakilan di luar negeri dan

memiliki/memerlukan PNS sebagai home staff

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I-g


NO NOMOR
LAJUR URAIAN
1 2 3

1 1 Cukup jelas

2 2 Cukup jelas

3 3 Cukup jelas

Tulislah jumlah PNS yang ada di luar negeri pada keadaan 31


4 4 Desember tahun anggaran sebelumnya, masing-masing menurut
pangkat dan golongan ruang yang bersangkutan.

Buatlah terlebih dahulu perencanaan kenaikan pangkat bagi PNS


di luar negeri yang telah memenuhi persyaratan dalam tahun
anggaran berjalan (tahun anggaran yang disusun) masing-masing
menurut golongan ruang.
5 5

Jumlah tiap golongan ruang setelah diperhitungkan rencana


kenaikan pangkat tersebut ditulis dalam lajur 5 ini.

Tulislah keterangan yang diperlukan, antara lain nama-nama


6 6 Perwakilan Republik Indonesia dimana PNS yang bersangkutan
ditempatkan melaksanakan tugas.
ANAK LAMPIRAN I-h KEPUTUSAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN
2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

DEP/LEMB *) :

DAFTAR USUL FORMASI PEGAWAI YANG BEKERJA PADA PERWAKILAN


NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI (Local Staff) **)

TAHUN ANGGARAN ....

KEADAAN PEGAWAI 31-12-….. FORMASI ….

PERWAKILAN

NO KET
REPUBLIK
KEWARGANEGARAAN KEWARGANEGARAAN
INDONESIA
JUMLAH JUMLAH

INDO- ASING INDO-


ASING
NESIA NESIA
1 2 3 4 5 6 7 8 9
JUMLAH
SELURUHNYA
Menteri/Pimpinan Lembaga

.....................................

.....................................

*) Coret yang tidak perlu

**) Diisi oleh Instansi yang memiliki Perwakilan di luar negeri

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I-h

NO NOMOR URAIAN
LAJUR
1 2 3
1 1
Cukup jelas

Tulislah nama-nama Perwakilan Republik Indonesia dimana


2 2
pegawai yang bersangkutan bekerja

Tulislah jumlah pegawai local staff (Hasil penjumlahan pada lajur


3 3 4 dan lajur 5) keadaan 31 Desember tahun anggaran
sebelumnya.

Tulislah jumlah pegawai local staff yang berkewarganegaraan


4 4
Indonesia

Tulislah jumlah pegawai local staff yang berkewarganegaraan


5 5
asing

Tulislah jumlah pegawai local staff yang dibutuhkan dalam tahun


6 6
anggaran berjalan

Tulislah jumlah pegawai local staff yang berkewarganegaraan


7 7
Indonesia yang dibutuhkan

Tulislah jumlah pegawai local staff yang berkewarganegaraan


8 8
asing yang dibutuhkan

9 9 Tulislah keterangan yang dianggap perlu


ANAK LAMPIRAN I-i KEPUTUSAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN
2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

DEP/LEMB *) :

DAFTAR KEADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIPERBANTUKAN PADA


PERWAKILAN/BADAN INTERNASIONAL DI LUAR NEGERI

PERWA- GOLONGAN RUANG GAJI


KILAN/
IV III II I
LAIN-

NO BADAN JUM -LAH KET


JUM JUM JUM JUM
LAIN-
e d c b a d c b a d C b a d c b a
INTERNA-
LAH LAH LAH LAH
SIONAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9

JUM-
LAH
Menteri/Pimpinan Lembaga

...................................

.....................................

*) Coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I-i

NO NOMOR URAIAN
LAJUR
1 2 3

1 1 Cukup jelas

2 2
Tulislah nama-nama Perwakilan Republik Indonesia/Badan
Internasional dimana Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
diperbantukan

Tulislah jumlah Pegawai Negeri Sipil (hasil penjumlahan pada lajur


3 3
4, 5, 6, 7, dan 8)

Tulislah jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut golongan ruang


4 4 masing-masing yang diperbantukan pada Perwakilan Republik
Indonesia/Badan Internasional

5 5 Sama dengan nomor 4 lajur 4

6 6 Sama dengan nomor 4 lajur 4

7 7 Sama dengan nomor 4 lajur 4

Tulislah jumlah Pegawai yang diperbantukan pada Perwakilan


8 8 Republik Indonesia/Badan Internasional di luar negeri yang tidak
mempunyai golongan ruang tersebut dalam lajur 4, 5, 6, dan 7

9 9 Tulislah keterangan yang dianggap perlu

ANAK LAMPIRAN I-j KEPUTUSAN KEPALA


BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA
NOMOR : 26 TAHUN
2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

DAFTAR KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN

TAHUN ANGGARAN ....

DEP/LEMB/PROP/KAB/KOTA *) :

USUL TAMBAHAN
UNIT
JUMLAH KEBUTUHAN
KERJA
NO PEGAWAI PEGAWAI TAHUN ANGGARAN ..... KET
DAN NAMA
31-12-..... TAHUN .....
JABATAN

GOL
PENDIDIKAN JUMLAH
RUANG
1 2 3 4 5 6 7 8
Menteri/Pimpinan Lembaga/

Gubernur/Bupati/Walikota
...............

.....................................

*) Coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I-j

NO NOMOR URAIAN
LAJUR
1 2 3

1 1 Cukup jelas

Tulislah unit kerja dan nama jabatan Tenaga Kesehatan


dimaksud.

Contoh :
2 2
- Rumah Sakit Umum/Rumah Sakit Umum Daerah,
Puskesmas;

- Dokter umum, Perawat, Bidan, Penata Rontgen, dan


sebagainya

Tulislah jumlah Pegawai Negeri Sipil (Tenaga Kesehatan) yang


3 3 menduduki jabatan sebagaimana tersebut dalam lajur 2
keadaan 31 Desember tahun anggaran sebelumnya

Tulislah jumlah kebutuhan Pegawai Negeri Sipil (Tenaga


4 4 Kesehatan) sampai dengan 31 Desember tahun anggaran
berjalan untuk jabatan sebagaimana tersebut dalam lajur 2.

Tulislah persyaratan pendidikan formal yang dibutuhkan untuk


5 5 tambahan Pegawai Negeri Sipil untuk jabatan-jabatan
sebagaimana tersebut dalam lajur 2.

6 6 Tulislah golongan ruang usul tambahan kebutuhan Pegawai


Negeri Sipil untuk jabatan-jabatan sebagaimana tersebut
dalam lajur 2.

Tulislah jumlah usul tambahan Pegawai Negeri Sipil untuk


7 7
menduduki jabatan sebagaimana tersebut dalam lajur 2

8 8 Tulislah keterangan yang dianggap perlu

ANAK LAMPIRAN I-k KEPUTUSAN KEPALA


BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN
2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

DEP/PROP/KAB/KOTA *) :

REKAPITULASI JUMLAH DAN PENYEBARAN GURU

KECA- JUMLAH SEKOLAH JUMLAH GURU KEBUTUHAN GURU KEKURANGAN KELEBIHAN


NO MATAN
TK SD SLTP SLTA TK SD SLTP SLTA TK SD SLTP SLTA TK SD SLTP SLTA TK SD SLTP SLTA

1 2 3 4 5 6 7

JUMLAH

6
7

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19
20

................., .............................

Menteri/Gubernur/Bupati/Walikot
a .............................

.....................................

*) Coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I-k

NOMOR URAIAN
NO LAJUR

1 2 3

1 1 Cukup jelas

Tulislah nama Kecamatan yang ada dalam Kabupaten/Kota yang


2 2
bersangkutan.

Tulislah jumlah Sekolah tingkat TK, SD, SLTP, dan SLTA yang
3 3
ada dalam Kecamatan yang bersangkutan.

Tulislah jumlah PNS yang menduduki jabatan Guru TK, SD, SLTP,
dan SLTA yang ada sampai dengan 31 Desember tahun anggaran
4 4
sebelumnya dalam masing-masing Kecamatan yang bersang-
kutan.

Tulislah jumlah kebutuhan PNS untuk jabatan Guru TK, SD,


5 5 SLTP, dan SLTA untuk tahun anggaran berjalan menurut masing-
masing Kecamatan yang bersangkutan.

Tulislah jumlah kekurangan PNS untuk jabatan Guru TK, SD,


6 6 SLTP, dan SLTA dalam tahun anggaran sebelumnya menurut
masing-masing Kecamatan yang bersangkutan.

Tulislah jumlah kelebihan PNS untuk jabatan Guru TK, SD, SLTP,
7 7 dan SLTA dalam tahun anggaran sebelumnya menurut masing-
masing Kecamatan yang bersangkutan.
8 8 Tulislah keterangan yang dianggap perlu.

ANAK LAMPIRAN I-l KEPUTUSAN KEPALA


BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN
2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

DEP/LEMB/PROP/KAB/KOTA *) :

DAFTAR JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIPEKERJAKAN PADA


PROYEK PEMERINTAH, ORGANISASI PROFESI, DAERAH OTONOM,
YAYASAN, DAN BADAN-BADAN SWASTA YANG DITENTUKAN

PROYEK
GOLONGAN RUANG GAJI
PEMERINTAH,
IV III II I

ORGANISASI
PROFESI,
DAERAH
OTONOM,

JUM-
NO LAIN KET
YAYASAN, LAH JUM JUM JUM JUM
BADAN-
e d c b a d c b a d c b a d c b a
BADAN
LAIN
LAH LAH LAH LAH

SWASTA
TEMPAT

BEKERJA

1 2 3 4 5 6 7 8 9

JUMLAH
Menteri/Pimpinan Lembaga/

Gubernur/Bupati/Walikota
...............

.....................................

*) Coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I-l

NOMOR
NO URAIAN
LAJUR
1 2 3
1 1
Cukup jelas

Tulislah nama-nama Proyek Pemerintah, Organisasi Profesi,


2 2 Daerah Otonom, Yayasan, dan Badan-badan Swasta yang
ditentukan, dimana PNS yang bersangkutan dipekerjakan.

Tulislah jumlah PNS (hasil penjumlahan pada lajur 4, 5, 6, 7,


3 3
dan 8)

Tulislah jumlah PNS menurut golongan ruang masing-masing


yang dipekerjakan pada Proyek Pemerintah, Organisasi
4 4
Profesi, Daerah Otonom, Yayasan, dan Badan-badan Swasta
yang ditentukan.

5 5 Sama dengan nomor 4 lajur 4

6 6 Sama dengan nomor 4 lajur 4

7 7 Sama dengan nomor 4 lajur 4

Tulislah jumlah pegawai yang dipekerjakan pada Proyek


8 8 Pemerintah, Organisasi Profesi, Daerah Otonom, Yayasan, dan
Badan-badan Swasta yang ditentukan, yang tidak mempunyai
golongan ruang sebagaimana tersebut pada lajur 4, 5, 6, dan 7.

9 9 Tulislah keterangan yang dianggap perlu


ANAK LAMPIRAN I-m KEPUTUSAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN
2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

DEP/LEMB/PROP/KAB/KOTA *) :

DAFTAR JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL

YANG DIPERBANTUKAN PADA PROYEK PEMERINTAH, ORGANISASI


PROFESI, DAERAH OTONOM, YAYASAN, DAN BADAN-BADAN SWASTA
YANG DITENTUKAN PEMERINTAH MENURUT GOLONGAN RUANG

PROYEK
GOLONGAN RUANG GAJI
PEMERINTAH
IV III II I

ORGANISASI
PROFESI,
DAERAH
NO
OTONOM,
JUM-LAH LAIN-

KET
YAYASAN, JUM JUM JUM JUM
BADAN- LAIN-
e d c b a d c b a d c b a d c b A
BADAN
LAH LAH LAH LAH

SWASTA
TEMPAT

BEKERJA

1 2 3 4 5 6 7 8 9

JUMLAH
Menteri/Pimpinan Lembaga/

Gubernur/Bupati/Walikota
...............

.....................................

*) Coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I-m

NO NOMOR
URAIAN
LAJUR
1 2 3

1 1 Cukup jelas
Tulislah nama-nama Proyek Pemerintah, Organisasi Profesi,
2 2 Daerah Otonom, Yayasan, dan Badan-badan Swasta yang
ditentukan, dimana PNS yang bersangkutan diperbantukan.

Tulislah jumlah PNS (hasil penjumlahan pada lajur 4, 5, 6, 7, dan


3 3
8)

Tulislah jumlah PNS menurut golongan ruang masing-masing


yang diperbantukan pada Proyek Pemerintah, Organisasi Profesi,
4 4
Daerah Otonom, Yayasan, dan Badan-badan Swasta yang
ditentukan.

5 5 Sama dengan nomor 4 lajur 4

6 6 Sama dengan nomor 4 lajur 4

7 7 Sama dengan nomor 4 lajur 4

Tulislah jumlah pegawai yang diperbantukan pada Proyek


8 8 Pemerintah, Organisasi Profesi, Daerah Otonom, Yayasan, dan
Badan-badan Swasta yang tidak mempunyai golongan ruang
sebagaimana tersebut pada lajur 4, 5, 6, dan 7.

9 9 Tulislah keterangan yang dianggap perlu

ANAK LAMPIRAN I-n KEPUTUSAN KEPALA


BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA
NOMOR : 26 TAHUN
2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

DEP/LEMB *) :

RENCANA PENARIKAN KEMBALI TENAGA PERBANTUAN

DARI DAERAH/INSTANSI LAIN/LUAR NEGERI

TAHUN ANGGARAN ....

PENARIKAN DARI

GOL
DAERAH INSTANSI LUAR
NO JUMLAH URGENSI KET
RUANG
OTONOM LAIN NEGERI

1 2 3 4 5 6 7 8
JUMLAH
1 IV/e
2 IV/d
3 IV/c
4 IV/b
5 IV/a
6 III/d
7 III/c
8 III/b
9 III/a
10 II/d
11 II/c
12 II/b
13 II/a
14 I/d
15 I/c
16 I/b
17 I/a

.................,.............................

Menteri/Pimpinan Lembaga

.....................................

.....................................

*) Coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I-n

NO NOMOR URAIAN
LAJUR
1 2 3

1 1 Cukup jelas

2 2 Cukup jelas

3 3
Tulislah jumlah PNS (hasil penjumlahan pada lajur 4, 5, dan 6)
yang akan ditarik dari perbantuan.

Tulislah jumlah PNS yang direncanakan akan ditarik dari


4 4 perbantuan pada Daerah Otonom ke Pusat dalam tahun
anggaran berjalan menurut golongan ruang masing-masing.

Tulislah jumlah PNS yang direncanakan akan ditarik dari


5 5 perbantuan pada Instansi lain ke Pusat dalam tahun anggaran
berjalan menurut golongan ruang masing-masing.

Tulislah jumlah PNS yang direncanakan akan ditarik dari


6 6 perbantuan di luar negeri ke Pusat dalam tahun anggaran
berjalan menurut golongan ruang masing-masing.

7 7 Tulislah alasan/keperluan rencana penarikan tersebut

8 8 Tulislah keterangan yang dianggap perlu

ANAK LAMPIRAN I-o KEPUTUSAN KEPALA


BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN
2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

DEP/LEMB/PROP/KAB/KOTA *) :
DAFTAR JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG BERHENTI, PENSIUN,
DAN MENINGGAL DUNIA DALAM TAHUN ANGGARAN ....

SERTA JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENCAPAI BATAS USIA


PENSIUN DALAM TAHUN ANGGARAN ....

BUP
JUMLAH
GOL MENINGGAL JUMLAH
SELURUHNYA
NO BERHENTI PENSIUN TA KET
RUANG DUNIA (3+4+5)
(6+7)
………

1 2 3 4 5 6 7 8 9
JUMLAH

1 IV/e

2 IV/d

3 IV/c

4 IV/b

5 IV/a

6 III/d

7 III/c

8 III/b

9 III/a

10 II/d

11 II/c

12 II/b

13 II/a

14 I/d

15 I/c

16 I/b

17 I/a

.................,.............................

Menteri/Pimpinan Lembaga/
Gubernur/Bupati/Walikota
...............

.....................................

*) Coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I-o

NO NOMOR URAIAN
LAJUR
1 2 3

1 1 Cukup jelas

2 2 Cukup jelas

Tulislah jumlah PNS yang berhenti dalam tahun anggaran


3 3
sebelumnya menurut golongan ruang masing-masing.

Tulislah jumlah PNS yang pensiun dalam tahun anggaran


4 4
sebelumnya menurut golongan ruang masing-masing.

Tulislah jumlah PNS yang meninggal dunia dalam tahun


5 5 anggaran sebelumnya menurut golongan ruang masing-
masing.
Tulislah jumlah PNS yang berhenti, pensiun, dan meninggal
dunia (hasil penjumlahan pada lajur 3, 4, dan 5) dalam tahun
6 6
anggaran sebelumnya menurut golongan ruang masing-
masing.

Tulislah jumlah PNS yang akan mencapai batas usia pensiun


7 7 (BUP) dalam tahun anggaran berjalan (Januari sampai dengan
Desember) menurut golongan ruang masing-masing.

Tulislah jumlah PNS yang berhenti, pensiun, dan meninggal


dunia dalam tahun anggaran sebelumnya, serta jumlah PNS
8 8 yang akan mencapai batas usia pensiun dalam tahun
anggaran berjalan (hasil penjumlahan pada lajur 6 dan 7)
menurut golongan ruang masing-masing.

9 9 Tulislah keterangan yang dianggap perlu.

ANAK LAMPIRAN I-q KEPUTUSAN KEPALA


BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN
2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

Contoh Surat Permohonan

Persetujuan Tertulis Formasi

PNS Daerah Kabupaten/Kota


.................,
............................ 1)

Nomor : Kepada

Sifat : Yth. 1. Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara

Lampiran : 2. Kepala Badan Kepegawaian


Negara

Perihal : Permohonan Persetujuan Melalui

Tertulis Formasi PNS Dae- Gubernur ............. 2)

rah Kabupaten/Kota ...... 3) di

....................4)

1. Dengan hormat disampaikan permohonan persetujuan tertulis


Formasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota ..............3).

2. Adapun jumlah formasi Pegawai Negeri Sipil yang kami


mohonkan persetujuan adalah sebanyak......5) orang dengan
rincian sebagaimana tersebut dalam Lampiran surat ini.

3. ...........................................................6)

4. Mohon usulan permohonan persetujuan formasi dimaksud dapat


diteruskan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk mendapat
persetujuan.
5. Demikian disampaikan, atas perkenannya diucapkan terima
kasih.

Bupati/Walikota.........7)

...................................8)

Tembusan, Yth :

1. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, di Jakarta;

2. Kepala Badan Kepegawaian Negara, di Jakarta.

PETUNJUK PENGISIAN ANAK LAMPIRAN I-q

NO NOMOR URAIAN
KODE
1 2 3

Tulislah nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun dikirimkannya


1 1) surat usul penetapan/persetujuan formasi PNS Daerah
Kabupaten/Kota

2 2) Tulislah nama Daerah Propinsi yang bersangkutan


Tulislah nama Kabupaten/Kota yang mengajukan usul
3 3)
persetujuan formasi

4 4) Tulislah nama kota/tempat kantor Gubernur yang bersangkutan

5 5) Tulislah dengan angka dan huruf jumlah formasi yang diajukan

Tulislah alasan atau argumentasi yang diperlukan berkenaan


6 6)
dengan permintaan penetapan/persetujuan formasi

Tulislah nama jabatan dari yang menandatangani surat


7 7)
permohonan persetujuan formasi

Tulislah nama pejabat yang mengajukan/menandatangani surat


8 8)
permohonan persetujuan formasi

ANAK LAMPIRAN I-r KEPUTUSAN KEPALA BADAN

KEPEGAWAIAN NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN 2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

DASAR PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN


JUMLAH TENAGA
NO UNIT KERJA NAKES NON
DOKTER DRG PERAWAT BIDAN
LAIN NAKES

PUSKESMAS

3 1/3 jumlah
PUSKESMAS 2 dr / 1 drg / 8 perawat/ 5 Nakes
1 bidan/ tenaga
PERAWATAN PKM PKM PKM Lain/PKM
PKM kesehatan
PUSKESMAS
1 dr / 1 drg / 5 perawat/
2 NON
PKM 3 PKM PKM
PERAWATAN
1 perawat/
3 PUSTU
PKM
1
4 DESA bidan/
desa

RUMAH SAKIT

1 Nakes 1/3 jumlah


1 dr / 10 3 2
1 RS Lain / 3 tenaga
TT drg/RS perawat/TT
TT kesehatan

Keterangan :

TT = Tempat Tidur

PKM = Puskesmas

Nakes Lain = Tenaga Kefarmasian, Kesehatan Masyarakat, Gizi, Keterapian Fisik, Keteknisan
Medis

Non Nakes = Tenaga administrasi yang menunjang pelayanan kesehatan


ANAK LAMPIRAN I-s KEPUTUSAN KEPALA BADAN

KEPEGAWAIAN NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN 2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

STANDAR PENGHITUNGAN KEBUTUHAN GURU

1. Guru SD :
JGSD = JRB + 1GP + GA

Keterangan :

JGSD : Jumlah Guru SD

JRB : Jumlah Rombongan Belajar

GP : Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

GA : Guru Agama

2 Guru SLTP dan SMU :

JRB x W

24
JGBK =

Keterangan :

JGMP : Jumlah Guru Mata Pelajaran

JRB : Jumlah Rombongan Belajar/Kelas

W : Alokasi waktu seluruh mata pelajaran/minggu


24 : Jumlah jam wajib mengajar/minggu

3. Guru SMK :

Keterangan :

JGMP : Jumlah Guru Mata Pelajaran yang dibutuhkan

JP : Jumlah Jam Pelajaran/tahun

JK : Jumlah Kelas tiap tingkat/parallel

JW : Jam Wajib Mengajar/minggu

KB : Kelompok Belajar

- Untuk Program Normatif dan Adaptif kelompok belajar = 1

- Untuk Program Produktif, kelompok belajar = 2

ME : Jumlah Minggu efektif/tahun


JP1xJK1 + JP2xJK2 + JPnxJKn

ME1 ME2 MEn


JGBK =
__________________________________

JW

4. Guru Konseling :

Keterangan :

JGBK : Jumlah Guru Bimbingan Konseling


JGBK = JS/150
JS : Jumlah Siswa

150 : Jumlah siswa yang wajib dibimbing


ANAK LAMPIRAN I-t KEPUTUSAN KEPALA BADAN

KEPEGAWAIAN NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN 2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

FORMULA PENGHITUNGAN JABATAN TEKNIS LAINNYA

I. PERHITUNGAN MENGGUNAKAN PROSES KERJA

Jumlah
Rumus Waktu
= Penyelesaian Tugas

Standar Waktu

Contoh : Jabatan Perancang Grafik Peta Bumi.

1. Jumlah Waktu Penyelesaian Tugas

Jumlah waktu penyelesaian tugas jabatan Perancang Grafik Peta Bumi


sebanyak 54.300 menit (905 jam)

2. Standar Waktu Penyelesaian Tugas

Jumlah waktu standar penyelesaian tugas selama 1 (satu) tahun


sebanyak 75.000 menit (1.250 jam)

3. Jumlah Pegawai yang dibutuhkan

54.300 / 75.000 = 0,72 pegawai


Sehingga jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) pegawai dengan
catatan ditambahkan beban kerja lain.

II. PERHITUNGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT KERJA

RumusPerangkat
Jumlah Satuan = Kerja

Standar pegawai per satuan Perangkat Kerja

Contoh : Traktor pada Balai Latihan Kerja Departemen Pertanian


dibutuhkan Jabatan Operator, Teknisi, dan Tukang Oli

1. Standar Pegawai Per Satuan Perangkat Kerja

a. Operator = 3 orang

b. Teknisi = 1 orang

c. Tukang Oli = 2 orang

2. Jumlah Pegawai yang dibutuhkan :

a. Operator = 1 x 3 = 3 orang

b. Teknisi = 1 x 1 = 1 orang

c. Tukang oli = 1 x 2 = 2 orang

III. PERHITUNGAN MENGGUNAKAN HASIL KERJA


Rumus =

Volume Hasil Kerja

Standar Hasil Kerja Pegawai

Contoh : Agenda Surat adalah hasil kerja jabatan Agendaris


1. Hasil kerja

1000 agenda surat

2. Standar kemampuan prestasi rata-rata Pegawai

100 Agenda surat / pegawai / hari

3. Jumlah Pegawai yang dibutuhkan

1000 / 100 = 10 Pegawai

IV. PERHITUNGAN MENGGUNAKAN OBJEK / BAHAN KERJA

Rumus = Jumlah Bahan Kerja

Standar Penyelesaian Obyek / Bahan Kerja

Contoh : Bahan kerja surat diperlukan jabatan Agendaris dan Caraka

1. Volume objek kerja

1000 surat

2. Standar kemampuan Pegawai per jabatan

a. Agendaris = 100 surat / hari

b. Caraka = 50 surat / hari

3. Jumlah Pegawai yang dibutuhkan

a. Agendaris = 1000 / 100 = 10 Agendaris

b. Caraka = 1000 / 50 = 20 Caraka


LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA BADAN

KEPEGAWAIAN NEGARA

NOMOR : 26 TAHUN 2004

TANGGAL : 6 MEI 2004

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 97 TAHUN 2000

TENTANG

FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna


Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan perkembangan keadaan
dan kebutuhan organisasi negara, dipandang perlu mengatur
kembali ketentuan mengenai formasi Pegawai Negeri Sipil
dalam Peraturan Pemerintah;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-


pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor
55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor
43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang


Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang


Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang


Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4014);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG FORMASI


PEGAWAI NEGERI SIPIL.

Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :

1. Formasi Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut


dengan formasi adalah jumlah dan susunan pangkat
Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan dalam suatu satuan
organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugas
pokok dalam jangka waktu tertentu.

2. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah Menteri,


Jaksa Agung, Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet,
Sekretaris Militer, Sekretaris Presiden, Sekretaris Wakil
Presiden, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Departemen, Kepala Kepolisian Negara, dan Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/ Tinggi Negara.

3. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi adalah


Gubernur.

4. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota


adalah Bupati/Walikota.

Pasal 2

Formasi Pegawai Negeri Sipil terdiri dari


:

a. Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat;

b. Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah.


Pasal 3

(1) Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat untuk masing-


masing satuan organisasi Pemerintah Pusat setiap tahun
anggaran ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung
jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara,
setelah mendapat pertim-bangan Kepala Badan
Kepegawaian Negara berdasarkan usul dari Pejabat
Pembina Kepegawaian Pusat.

(2) Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk masing-


masing satuan organisasi Pemerintah Daerah setiap
tahun anggaran ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Pasal 4

(1) Formasi masing-masing satuan organisasi negara


disusun berdasarkan analisis kebutuhan dan penyediaan
pegawai sesuai dengan jabatan yang tersedia, dengan
memperha- tikan norma, standar, dan prosedur yang
ditetapkan oleh Pemerintah.

(2) Analisis kebutuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat


(1) dilakukan berdasarkan :

a. jenis pekerjaan;

b. sifat pekerjaan;
c. analisis beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang
Pegawai Negeri Sipil dalam jangka waktu tertentu;

d. prinsip pelaksanaan pekerjaan; dan

e. peralatan yang tersedia.

Pasal 5

Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini diatur


lebih lanjut oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara.

Pasal 6

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka


Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1976 tentang Formasi
Pegawai Negeri Sipil dan semua ketentuan yang bertentangan
dengan Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 7

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundang-an Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 10 Nopember 2000

PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA,

ttd.

ABDURRAHMAN WAHID

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 10 Nopember 2000

SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DJOHAN EFFENDI
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2000 NOMOR 194

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 97 TAHUN 2000

TENTANG

FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

I. UMUM

Dalam rangka usaha menjamin penyelenggaraan pemerintahan dan pe-


laksanaan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna, dan
berkelanjutan di pandang perlu menetapkan dasar-dasar penyusunan formasi
bagi satuan-satuan organisasi Negara.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 17 Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999


tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian, Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan
pangkat tertentu. Dengan demikian, pengertian formasi termasuk di dalamnya
jumlah susunan jabatan Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan suatu satuan
organisasi Negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka
waktu tertentu.

Yang dimaksud dengan satuan-satuan organisasi Negara antara lain adalah


Departemen, Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, Sekretariat Militer,
Sekretariat Presiden, Sekretariat Wakil Presiden, Kejaksaan Agung,
Kepolisian Negara, Kantor Menteri Koordinator, Kantor Menteri Negara,
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Lembaga Pemerintah Non
Departemen dan Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota.
Tujuan penetapan formasi adalah agar satuan-satuan organisasi Negara yang
dimaksud di atas dapat mempunyai jumlah dan mutu pegawai yang memadai
sesuai dengan beban kerja dan tanggungjawab pada masing-masing satuan
organisasi.

Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu, organisasi
harus selalu disesuaikan dengan perkembangan tugas pokok yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu. Karena tugas pokok dapat
berkembang dari waktu ke waktu, maka jumlah dan mutu Pegawai Negeri Sipil
yang diperlukan harus selalu disesuaikan dengan perkembangan tugas
pokok. Perkembangan tugas pokok dapat mengakibatkan makin besarnya
jumlah Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan, dan sebaliknya, dapat pula
mengakibatkan makin sedikitnya Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan karena
kemajuan teknologi di bidang peralatan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Huruf a

Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah formasi bagi Pegawai


Negeri Sipil yang bekerja pada suatu satuan organisasi Pemerintah
Pusat.

Huruf b

Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah formasi bagi Pegawai


Negeri Sipil yang bekerja pada suatu satuan organisasi Pemerintah
Daerah.
Pasal 3

Ayat (1)

Dalam menetapkan formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat harus


mendengar pertimbangan dari Menteri Keuangan dan khusus untuk
penetapan formasi Pegawai Negeri Sipil di luar negeri memperhatikan
pula pertimbangan Menteri Luar Negeri.

Ayat (2)

Formasi untuk suatu satuan organisasi pemerintah daerah bagi :

- Propinsi ditetapkan oleh Gubernur;

- Kabupaten ditetapkan oleh Bupati; dan

- Kota ditetapkan oleh Walikota.

Pasal 4

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Huruf a

Jenis pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan yang harus


dilakukan oleh suatu satuan organisasi dalam melaksanakan
tugas pokoknya, misalnya pekerjaan pengetikan, pemeriksaan
perkara, penelitian, perawatan orang sakit, dan lain-lain.

Huruf b
Sifat pekerjaan adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam
penetapan formasi, yaitu sifat pekerjaan yang ditinjau dari sudut
waktu untuk melaksanakan pekerjaan itu. Sebagaimana
diketahui, bahwa ada pekerjaan yang penyelesaiannya dapat
dilakukan dalam jam kerja saja, misalnya pekerjaan tata usaha,
perawatan pekarangan, dan yang serupa dengan itu, tetapi ada
pula pekerjaan yang harus dilakukan 24 (dua puluh empat) jam
terus menerus. Seperti pekerjaan pemadam kebakaran,
penjaga mercu suar, dan yang serupa dengan itu. Pekerjaan
yang harus dilakukan 24 (dua puluh empat) jam terus menerus
memerlukan pegawai yang lebih banyak. Sebagai contoh, kalau
satu mobil pemadam kebakaran memerlukan pegawai
sebanyak 5 (lima) orang dengan jam kerja 8 (delapan) jam
perhari, maka hal ini berarti bahwa setiap mobil pemadam
kebakaran memerlukan 3 x 5 orang = 15 (lima belas) orang
pegawai.

Huruf c

Analisis beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang Pegawai


Negeri Sipil dalam jangka waktu tertentu, adalah frekwensi rata-
rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu. Memperkirakan beban kerja dari masing-masing
satuan organisasi dapat dilakukan berdasarkan perhitungan
atau berdasarkan pengalaman, misalnya perkiraan beban
pekerjaan pengetikan, pengagendaan, dan yang serupa dengan
itu dapat didasarkan atas jumlah surat yang masuk dan keluar
rata-rata dalam jangka waktu tertentu.

Apabila sudah dapat diperkirakan beban kerja masing-masing


satuan organisasi, maka untuk dapat menentukan jumlah
pegawai yang diperlukan perlu ditetapkan perkiraan kapasitas
seorang Pegawai Negeri Sipil dalam jangka waktu tertentu.
Sama halnya dengan perkiraan beban kerja, maka perkiraan
kapasitas pegawai untuk jenis tertentu dalam jangka waktu
tertentu, dapat dilakukan berdasarkan perhitungan atau
berdasarkan pengalaman.
Huruf d

Prinsip pelaksanaan pekerjaan sangat besar pengaruhnya


dalam menentukan formasi. Misalnya, apabila ditentukan bahwa
membersihkan ruangan dan merawat pekarangan harus
dikerjakan sendiri oleh satuan organisasi yang bersangkutan,
maka harus diangkat pegawai untuk membersihkan ruangan
dan merawat pekarangan; tetapi sebaliknya, apabila ditentukan
bahwa pembersihan ruangan dan perawatan ruangan
diborongkan pada pihak ketiga, maka tidak perlu diangkat
pegawai untuk pekerjaan itu.

Huruf e

Peralatan yang tersedia atau diperkirakan akan tersedia dalam


melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok akan
mempengaruhi penentuan jumlah pegawai yang diperlukan,
karena pada umumnya makin tinggi mutu peralatan yang
ditemukan dan tersedia dalam jumlah yang memadai dapat
mengakibatkan makin sedikit jumlah pegawai yang diperlukan.

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4015

LAMPIRAN III KEPUTUSAN KEPALA


BADAN

KEPEGAWAIAN
NEGARA
NOMOR :
TANGGAL :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 54 TAHUN 2003

TENTANG

PERUBAHAN ATAS

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 97 TAHUN 2000

TENTANG FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka perencanaan kepegawaian secara


nasional serta terpenuhinya jumlah dan mutu Pegawai Negeri
Sipil pada satuan organisasi negara, dipandang perlu
mengubah Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000
tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil, dengan Peraturan
Pemerintah;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok


Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041), sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3890);

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang


Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang


Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang


Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun
2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4015);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang


Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4263);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS


PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 97 TAHUN 2000
TENTANG FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 97


Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil diubah,
sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga seluruhnya menjadi


berbunyi sebagai beribut :

“Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :

1. Formasi Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut


dengan formasi adalah jumlah dan susunan pangkat
Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan dalam suatu
satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan
tugas pokok dalam jangka waktu tertentu.
2. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah Menteri,
Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga
Kepresidenan, Kepala Kepolisian Negara, Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara,
Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional
serta Pimpinan Kesekretariatan Lembaga lain yang
dipimpin oleh pejabat struktural eselon I dan bukan
merupakan bagian dari Departemen/Lembaga
Pemerintah Non Departemen.

3. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi adalah


Gubernur.

4. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota


adalah Bupati/Walikota.”

2. Ketentuan Pasal 2 diubah, sehingga seluruhnya menjadi


berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 2

(1) Formasi Pegawai Negeri Sipil secara nasional setiap


tahun anggaran ditetapkan oleh Menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara, setelah memper-hatikan pendapat Menteri
Keuangan dan pertimbangan Kepala Badan
Kepegawaian Negara.
(2) Formasi Pegawai Negeri Sipil secara nasional terdiri
dari :

a. Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat.

b. Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah.”

3. Ketentuan Pasal 3 diubah, sehingga seluruhnya menjadi


berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 3

(1) Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat untuk masing-


masing satuan organisasi Pemerintah Pusat setiap
tahun anggaran ditetapkan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara setelah mendapat pertimbangan dari Kepala
Badan Kepegawaian Negara.

(2) Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk masing-


masing satuan organisasi Pemerintah Daerah
Propinsi/Kabupaten/ Kota setiap tahun anggaran
ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-masing setelah
mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara, berdasarkan pertimbangan dari Kepala Badan
Kepegawaian Negara.

(3) Penetapan dan persetujuan formasi Pegawai Negeri


Sipil Pusat dan formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah
seba-gaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2)
dilakukan berdasarkan usul dari :
a. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat; dan

b. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah yang


dikoordi-nasikan oleh Gubernur.”

Pasal II

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 3 November 2003

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 3 November 2003


SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BAMBANG KESOWO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2003 NOMOR 122


PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 54 TAHUN 2003

TENTANG

PERUBAHAN ATAS

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 97 TAHUN 2000

TENTANG FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

I. UMUM

Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 15 Undang-undang Nomor 8 Tahun


1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999, disebutkan bahwa jumlah dan
susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan ditetapkan dalam
formasi untuk jangka waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja
yang harus dilaksanakan.

Sejalan dengan hal tersebut dan dalam rangka perencanaan kepegawaian


secara nasional serta terpenuhinya jumlah dan mutu Pegawai Negeri Sipil
pada satuan organisasi Negara, sesuai dengan jenis, sifat, dan beban kerja
yang harus dilaksanakan, maka formasi Pegawai Negeri Sipil secara nasional
ditetapkan setiap tahun anggaran. Selanjutnya, berdasarkan formasi Pegawai
Negeri Sipil secara nasional tersebut ditetapkan formasi Pegawai Negeri Sipil
untuk masing-masing satuan organisasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah Propinsi/Kabupaten/ Kota sesuai dengan kebutuhan.
Penetapan dan persetujuan penetapan Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat
dan Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam satu kesatuan Formasi
Pegawai Negeri Sipil secara nasional tesebut didasarkan atas usul Pejabat
Pembina Kepegawaian Pusat, Pejabat Pembina Kepegawaian Propinsi, dan
Pejabat Pembina Kepegawaian Kabupaten/Kota.

Dalam Peraturan Pemerintah ini, Pejabat Pembina Kepegawaian


dilingkungan Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan adalah Sekretaris
Negara. Pada saat ini, Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan dimaksud
adalah Sekretariat Negara, Sekretariatan Kabinet, Sekretariat Presiden,
Sekretariat Militer, dan Sekretariat Wakil Presiden. Sedangkan Pejabat
Pembina Kepegawaian untuk Kesekretariatan Lembaga lain yang dipimpin
oleh Pejabat Struktural eselon 1 dan bukan merupakan bagian dari
Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen adalah Pimpinan
Lembaga Kesekretariatan dimaksud, misalnya Sekretariat Jenderal Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia, Pejabat Pembina Kepegawaiannya adalah
Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Ayat (1)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan Formasi Pegawai


Negeri Sipil secara nasional adalah jumlah dan susunan
Pegawai Negeri Sipil secara nasional yang diperlukan untuk
menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan dan
pembangunan dalam satu tahun anggaran yang penetapannya
dilakukan dengan memperhatikan kemampuan anggaran yang
tersedia.
Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 3

Ayat (1)

Khusus untuk penetapan formasi Pegawai Negeri Sipil di luar


negeri, juga memperhatikan pertimbangan Menteri Luar Negeri.

Ayat (2)

Formasi untuk suatu satuan organisasi Pemerintah Daerah bagi


:

a. Propinsi ditetapkan oleh Gubernur;

b. Kabupaten ditetapkan oleh Bupati; dan

c. Kota ditetapkan oleh Walikota.

Ayat (3)

Usul pengajuan formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat


disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat yang
bersangkutan kepada Menteri yang bertanggung jawab di
bidang pendayagunaan aparatur negara dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara.

Usul pengajuan Formasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan


Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan disampaikan oleh
Sekretaris Negara kepada Menteri yang bertanggung jawab di
bidang pendayagunaan aparatur negara dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara.
Usul pengajuan formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah Propinsi
disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
Propinsi yang bersangkutan kepada Menteri yang bertanggung
jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara.

Usul pengajuan formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah


Kabupaten/ Kota disampaikan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara melalui Gubernur selaku wakil
Pemerintah.

Gubernur dalam mengajukan usul formasi Pegawai Negeri Sipil


Daerah dibuat secara kolektif dengan merinci jumlah formasi
yang dibutuhkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi dan masing-
masing Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di lingkungan
Propinsi yang bersangkutan sesuai dengan yang diusulkan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota.
Dengan demikian, Gubernur tidak dapat mengubah jumlah usul
formasi yang diajukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
Daerah Kabupaten/Kota.

Pasal II

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4332.

Anda mungkin juga menyukai