Anda di halaman 1dari 10

MIMBAR, Vol. XXVII, No.

2 (Desember 2011): 193-201

Implementasi Program KTP Elektronik (e-KTP)


di Daerah Percontohan

RONI EKHA PUTERA1, TENGKU RIKA VALENTINA2


1
Program Studi Ilmu Administrasi Negara, 2 Program Studi Ilmu Politik, FISIP-Universitas Andalas, Padang
e-mail: 1 roniekhaputera@fisip.unand.ac.id, 2 tengkurika@fisip.unand.ac.id

Abstract. Since its launch, electronic national ID Card has raised many controver-
sies. But aside from that, this program is running without any doubt. This study is
focused on the implementation of electronic ID Card Program, known as e-KTP, in
the Southern District of Padang, West Sumatera, which is chosen as one of six na-
tional pilot project of those program. Data shows that the implementation of e-KTP
is still far from target expectation. After two years in running in the making, e-KTP in
this pilot project is only produced 7.401 ID card, meanwhile the target is 26.000 ID
card. Such poor achievement was caused by several obstacles, such as communica-
tion problems, lack of resources, the-complex-but-rigidly bureaucratic structures, and
disposition from other parties.
Keywords: e-KTP, program evaluation, Padang

Abstrak. Sejak diluncurkan, e-KTP nasional telah memunculkan kontroversi. Namun,


program yang telah dicanangkan secara nasional ini tetap terlaksana. Kajian berikut
memfokuskan penelitiannya pada pelaksanaan Program e-KTP Nasional di Padang
Selatan, Sumatera Barat, yang terpilih sebagai satu di antara enam daerah pilot project
e-KTP nasional. Data memperlihatkan, target e-KTP masih jauh dari harapan. Setelah
dua tahun dilaksanakan, e-KTP hanya berhasil memproduksi 7.401 kartu, sementara
targetnya mencapai 26.000 kartu. Penyebab kegagalan pencapaian target ini beragam,
di antaranya permasalahan komunikasi, kurangnya sumberdaya, struktur birokratis
yang rumit dan kaku, serta penentangan dari pihak lain.
Kata Kunci: e-KTP, evaluasi program, Padang

Pendahuluan manajerial dari berbagai kegiatan institusi yang di


dalamnya termasuk kegiatan pemerintahan dalam
Seiring dengan perkembangan teknologi hal penyelenggaraan pelayanan publik kepada
informasi dan komunikasi yang semakin pesat saat masyarakat.
ini sangatlah memungkinkan masyarakat untuk Salah satu program yang mulai diterapkan
bisa mengakses informasi apa saja yang mereka sekarang ini oleh Kementrian Dalam Negeri
butuhkan dalam kehidupan sehari-hari, seolah-olah Republik Indonesia adalah dengan memanfaatkan
tidak ada batasannya. Dengan terintegrasinya teknologi informasi dalam melakukan pelayanan
sistem teknologi dan informasi ini juga berdampak kepada masyarakat adalah berupa penerapan pro-
kepada lembaga publik seperti pemerintah daerah. gram Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau
Sistem pemerintahan daerah sekarang ini sudah disebut juga e-KTP. e-KTP adalah kartu penduduk
mulai diintegrasikan dalam suatu teknologi yang elektronik yaitu, alat teknologi komunikasi pada
dapat dikendalikan dari pusat pemerintahan. era modern ini yang sangat popular di seluruh dunia
Sebagai contoh adalah dengan adanya penerapan misalnya di negara-negara di Eropa antara lain
electronic-government (e-government) yang mulai Austria, Belgia, Estonia, Italia, Finlandia, Serbia,
diterapkan di Indonesia. Penerapan e-government Spanyol dan Swedia, di Timur Tengah yaitu Arab
di Indonesia, dibidani oleh adanya Instruksi Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Maroko, dan di
Presiden No. 3/2003 tentang Kebijakan dan Asia yaitu China (http//www.padang.go.id diunduh
Strategi Nasional pengembangan e-government. tanggl 12 November 2011).
Tidak disangkal lagi bahwa teknologi e-KTP merupakan sistem kependudukan
informasi dan komunikasi dapat digunakan untuk terbaru yang sudah diterapkan oleh pemerintah,
menunjang dalam sistem operasio nal dan hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang No.

‘Terakreditasi’ SK Dikti No. 64a/DIKTI/Kep/2010 193


RONI EKA P, DLL. Implementasi Program KTP Elektroik (e-KTP) di Daerah Percontohan

23 Tahun 2 00 6 tentang Administrasi terwujud. Sedangkan sumber data ada dua yaitu
Kependudukan, dimana pada pasal 101 huruf a, Data primer yaitu data yang diperoleh melalui
undang-undang tersebut dijelaskan bahwa wawancara mendalam dengan responden dan dari
memerintahkan kepada pem erintah untuk hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan
memberikan NIK kepada setiap penduduk paling terhadap fenomena-fenomena empiris yang terjadi
lambat tahun 2011. Selain itu, undang-undang ini berkaitan dengan implementasi program e-KTP di
juga diperkuat dengan Peraturan Presiden No. 26 Kecamatan Padang Selatan; Data sekunder, yaitu
Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis NIK data yang diperoleh yang sudah diolah, seperti
secara nasional. dokumen-dokumen tertulis dan studi kepustakaan
Implementas i program e-KTP secara dalam bentuk peraturan perundang-undangan.
nasional ini sudah diluncurkan sejak tahun 2009 Contohnya keputusan bupati, peraturan daerah
dengan menjadikan 6 Kabupaten/Kota sebagai pi- serta data lain yang terdokumentasikan yang terkait
lot project e-KTP. Keenam Kabupaten/Kota tersebut dengan pencapaian maksud dari penelitian yang
adalah Padang, Makasar, Yogyakarta, Denpasar, dilakukan ini. Adapun Teknik Pengumpulan Data
Cirebon dan Bali. Untuk Kota Padang ditunjuk dengan cara wawancara mendalam (in depth in-
Kecamatan Padang Selatan. Dipilihnya Kecamatan terv iew), diantarany a Kasi Pem erintahan
Padang Selatan sebagai lokasi penelitian e-KTP Kecamatan Padang Selatan, Petugas Operator e-
karena beberapa alas an, yaitu: (1) Data KTP, Kabid Infoduk Capil, Sekretaris Lurah Air
kependudukannya valid; (2) Tingginya kesadaran Manis Kecamatan Padang Selatan, Lurah Rawang
penduduk untuk memberikan data yang benar; dan Kecamatan Padang Selatan, Kasi pemerintahan
(3) Operator yang dimiliki punya etos kerja yang Kelurahan Rawang, Lurah Air Manis, Kabid
tinggi. Program e-KTP merupakan program Telematika Diskominfo, dan Asistem Pemerintahan
pemerintah pusat untuk mewujudkan data base Pemko Padang, serta warga masyarakat yang
masyarakat dengan sistem komputerisasi dan mengurus e-KTP.
online secara nasional. Sedangkan teknik Analisis data analisis
Dalam pelaksanaanya di berbagai daerah des kriptif k ualitatif yang digunakan untuk
pilot project termasuk Padang Selatan masih menjelaskan berbagai hal yang terkait dengan
ditemukan beberapa kelemahan dalam penerapan implementasi program KTP Elektronik (e-KTP)
KTP elektronik ini. Misalnya, tidak tampilnya tanda pada Pemerintah Kecamatan Padang Selatan.
tangan si pemilik di permukaan KTP dan belum Analisis dilakukan berdasarkan pandangan-
dilakukannya penyimpanan rekaman iris mata di pandangan informan (emik) yang sudah divalidasi
chip e-KTP, sehingga masyarakat yang telah dengan menggunakan metode triangulasi data.
mendapatkan e-KTP dalam proyek percontohan Kesimpulan dari analisis yang dilakukan terkait pada
harus mengulang lagi pembuatan e-KTP di Kantor gabungan data yang didapat dari informan (emik)
Camat Padang Selatan. dan interpretasi peneliti (etic) terhadap data
Dengan dem ik ian yang m enjadi lapangan tersebut. Data-data yang sudah dianalisis
permasalahan dalam penelitian ini adalah, tersebut disusun dalam satuan-satuan yang
bagaimanakah implementasi program e-KTP di dikategorikan untuk lebih mudah di coding, serta
daerah percontohan (pilot project) (studi di mengadakan pemeriksaan keabsahan data yang
Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang), dan selanjutnya dilengkapi dengan data analisis statistik
faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi deskriptif guna penulisan laporan (Miles dan
program tersebut. Huberman, 1992: 16).
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Secara
teoritis adalah ingin mengkaji lebih lanjut
Implementasi Kebijakan Publik
implementasi program e-KTP pada pemerintah
Kecamatan Padang Selatan yang merupakan salah Proses implementasi kebijakan melihat
satu daerah percontohan pelaksanaan e-KTP secara kesesuaian antara program yang telah
nasional (2) Mengkaji dan menganalisis faktor- direncanak an dengan im plem entasiny a
faktor yang memengaruhi implementasi program dilapangan. Im plem entasiny a kebijakan
e-KTP pada pemerintah kota di Kecamatan Padang merupakan proses yang krusial dalam kebijakan
Selatan. publik, karena bukan hanya berkaitan dengan hal-
Penelitian ini menggunakan pendekatan hal mekanisme penjabaran keputusan-keputusan
kualitatif dengan metode deskriptif interpretatif. politik ke dalam prosedur-prosedur rutin lewat
(Denzim and Lincoln, 1 99 4: 2 66 ). Selain jalur birokrasi, melainkan juga menyangkut
melakukan evaluasi, penelitian ini juga diharapkan masalah konflik, keputusan dan siapa yang
bisa menjelaskan beberapa strategi dan kebijakan memeroleh kebijaksanaan (Wahab, 1997: 59).
yang terkait dengan implementasi program KTP George C. Edward III (1980: 1) berpendapat
Elektronik (e-KTP) pada Pemerintah Kecamatan bahwa, without effective implementation the de-
Padang Selatan sehingga pelayanan dapat cision of policy makers will not be carried out suc-

194 ISSN 0215-8175


MIMBAR, Vol. XXVII, No. 2 (Desember 2011): 193-201

cessfully. Sementara itu, Donald van Mater dan tersebut, pihak pemerintah berposisi sebagai regu-
van Horn (1975: 463) menguraikan implementasi lator. Berkaitan dengan itu, dalam penelitian ini
kebijakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh peneliti melihat implementasi program e-KTP
pemerintah maupun swasta baik secara individu merupakan sebuah kebijakan yang dibuat oleh
maupun kelompok yang dimaksudkan untuk Negara, dalam rangka memberikan kemudahan
mencapai tujuan sebagaimana yang dirumuskan bagi warganya dalam mengurus administrasi
dalam kebijakan. Di pihak lain Daniel A. Mazaman kependudukan, dalam hal ini Kartu Tanda Penduduk
dan Paul A. Sabatier (1983:22) mengemukakan (KTP). Untuk itu dalam implementasi program e-
bahw a im plem entasi adalah pelaks anaan KTP ini juga dilihat f ak to r- faktor y ang
keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk mempengaruhi implementasi Kebijakan atau pro-
undang-undang, namun dapat pula berbentuk gram tersebut dari perspektif teori George C.
perintah-perintah atau keputusan-keputusan Edward III. Dipakai Teori ini karena model George
eksekutif yang penting atau keputusan badan C. Edward III cocok dengan karakteristik program,
peradilan. Secara sederhana implementasi yang merupakan program e-KTP secara nasional
kebijakan itu sendiri dapat diartikan sebagai the yang ditetapkan secara top down.
translation of a policy statement into action (Coo-
per, 1995: 185) seperti yang juga dikemukakan
Faktor-Faktor yang Memengaruhi
oleh Wibawa dkk (1994: 15) bahwa implementasi
kebijakan sebagai tindakan konkrit dalam rangka
Implementasi Kebijakan Publik
mencapai tujuan. Sementara itu implementasi Mengacu kepada pendapat George C. Ed-
kebijakan yang dimaksudkan Grindle (1980: 6-7). ward I II (19 80 :1 0) ada 4 v ariabel yang
“ in general task of implementation is establish a mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
link that allows the goal of public policies to be real- implementasi kebijakan. Empat faktor atau variabel
ized as outcomes of governmental capacity……… yang dimaksud adalah: (1) komunikasi; (2)
thus can begin only when general goals has been sumber-sumber daya; (3) sikap, dan (4) birokratik.
specified, when action programmes have been de- Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian
signed, and when funds have been allocated for
informasi komunikato r kepada komunikan.
pursuit of the goals”.
Informasi kebijakan perlu disampaikan agar pelaku
Dari pendapat para ahli yang telah kebijakan dapat mengetahui, memahami apa yang
dikemukakan tersebut, dapat ditarik suatu menjadi isu, tujuan, arah, kelompok sasaran
kesimpulan, yang intinya m em po sisikan kebijakan, agar para pelaku kebijakan dapat
implementasi kebijakan sebagai suatu pencapaian mempersiapkan dengan benar apa yang harus
tujuan-tujuan daripada kegiatan-kegiatan untuk dipersiapkan dan lakukan untuk melaksanakan
kepentingan masyarakat banyak (publik) dengan kebijakan. Agar apa yang menjadi tujuan dan
melibatkan berbagai pihak (masyarakat dan sasaran kebijakan dapat dicapai sesuai dengan apa
swasta). Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang diharapkan.

Gambar 1
Model yang Dikemukakan George C. Edward III

Sumber: Edward III, Implementing Public Policy, 1980: 148

‘Terakreditasi’ SK Dikti No. 64a/DIKTI/Kep/2010 195


RONI EKA P, DLL. Implementasi Program KTP Elektroik (e-KTP) di Daerah Percontohan

Sumber daya juga merupakan faktor yang kegiatan pemerintahan menyelenggarak an


penting mempengaruhi implementasi kebijakan. pelayanan publik kepada masyarakat.
Sumber daya yang dimaksud adalah sumber daya Salah satu cara yang dilakukan oleh
manusia, keuangan, alat (gedung, peralatan, tanah, pemerintah dalam meningkatkan pelayanan
dan suku cadang lain), dan informasi dan masyarakat adalah dengan penerapan e-govern-
kewenangan. Sedangkan dispos is i (s ik ap) ment. Adapun Salah satu bentuk dari penerapan
merupakan kemauan, k einginan dan e-government adalah dengan implementasi pro-
kecenderungan para pelaku kebijakan untuk gram e-KTP. Dasar hukum penerapan e-KTP adalah
melaksanakan kebijakan tadi secara sungguh- Undang-Undang No 23 tahun 2006 tentang
sungguh, sehingga tujuannya dapat terwujud. Dan Administrasi Kependudukan. Di mana dalam pasal
faktor terakhir yang mempengaruhi implementasi 101 huruf a. disebutkan: memerintahkan kepada
kebijakan adalah struktur birokasi, yang mencakup pemerintah untuk memberikan NIK kepada setiap
unsur-unsur struktur organisasi, pembagian penduduk paling lambat tahun 2011. Di dukung
kewenangan, hubungan antar instansi, dan oleh Peraturan Presiden RI No. 26 Tahun 2009
hubungan organisasi dengan organisasi luar. tentang Penerapan KTP berbasis NIK secara
Faktor tujuan dan sasaran komunikasi, Nasional. Inilah payung hukum implementasi pro-
sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi gram e-K TP s ecara nasional. Program ini
sebagaimana telah disebutkan akan mempengaruhi dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP
tingkat keberhasilan dan kegagalan implementasi konvensional di Indonesia yang memungkinkan
kebijakan. Pendekatan Edward III ini melihat seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal
implementasi program e-KTP di Kecamatan ini disebabkan belum adanya basis data terpadu
Padang Selatan. Secara skematis model proses yang menghimpun data penduduk dari seluruh In-
implementasi kebijakan publik dapat dilihat pada donesia. Fakta tersebut memberi peluang penduduk
gambar 1. yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan
menduplikasi KTP-nya. Beberapa diantaranya
KTP Elektronik (e-KTP) dalam Perwujudan digunakan untuk hal-hal berikut: (1) Menghindari
Pemanfaatan Teknologi dan Informasi pajak; (2) Memudahkan pembuatan paspor yang
tidak dapat dibuat di s eluruh ko ta; (3 )
Dalam rangka memerangi korupsi pada
Mengamankan korupsi; (4) Menyembunyikan
penyelenggaraan pelayanan publik, beberapa ahli
identitas (misalnya teroris).
telah menawark an penggunaan Teknologi
Informasi (IT) dalam bentuk Penerapan e-govern-
KTP Elektronik di Kota Padang
ment bagi pelayanan birokrasi publik di Indonesia.
Untuk itu, transformasi sukses menuju e- Program e-KTP adalah program Nasional
government harus dimulai dengan komitmen yang dikelola oleh pemerintah pusat c.q Direktorat
bersama pada transformasi kewirausahaan diantara Jenderal Administrasi Kependudukan Kementerian
para pembuat kebijakan termasuk DPRD, pemimpin Dalam Negeri, yang diterapkan oleh pemerintah
IT dan praktisi, serta sponsor eksekutif untuk daerah. Yang menjadi leading sector di daerah
berbuat lebih transparan. Lembaga-lembaga adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
pemerintah didorong untuk mengembangkan berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat
model-model transaksi dan komunikasi yang Daerah (SKPD) lainnya, yang terkait dengan pro-
sepenuhnya m emanf atkan internet, untuk gram e-KTP.
mengurangi biaya dan trans fo rm as i Untuk kelancaran pelaksanaan program e-
penyelenggaraan pemerintahan khusus nya KTP secara Nasional, pada tahun 2009 pemerintah
pelayanan kepada masyarakat dengan mengurangi melakukan pilot project penerapan e-KTP pada
tatap muka yang menjadi sumber korupsi. Seperti enam kota di seluruh Indonesia. Salah satu
disektor swasta, transformasi yang berhasil dalam kecamatan yang menerapkan Implementasi pilot
e-government akan sangat mengandalkan input project program e-KTP adalah Kecamatan Padang
pengguna, yang mendorong penentuan prioritas Selatan. Proyek ini telah berjalan sejak awal tahun
aplikasi dan arah fitur-fitur aplikasi. Ini berarti 2009, namun sedikit terhambat karena bencana
bahwa, pemerintah ditantang untuk bergerak gem pa y ang m elanda K o ta Padang pada
diluar praktek konvensional dari pengembangan september 2009, sehingga program ini ikut
independensi, aplikasi-aplikasi yang berdiri sendiri terhenti sejenak hingga saat penelitian ini
dalam kerjasama yang tidak terkoordinasi menjadi dilakukan. Dalam pelaksanaan pilot project e-KTP
satu komunitas nilai. di K ota Padang, Pem erintah pus at telah
Tidak disangkal lagi bahwa teknologi memberikan kuota sebanyak 26.000 wajib KTP
informasi dan komunikasi dapat digunakan untuk untuk m em ero leh e-K TP. Nam un, s etelah
menunjang sistem operasional dan manajerial dari diimplementasikan, yang terealisasi hanya 7.401
berbagai kegiatan institusi, yang di dalamnya wajib KTP.

196 ISSN 0215-8175


MIMBAR, Vol. XXVII, No. 2 (Desember 2011): 193-201

Implementasi Program e-KTP di Kota dapat mengefektifkan sosialisasi program e-KTP.


Padang Selain sosialisasi, komunikasi program e-
KTP juga dilakukan dengan koordinasi. Adapun jalur
Untuk menganalisis implementasi program koordinasi yang harus dilakukan oleh Dinas
e-KTP di Kota Padang, teori yang dijadikan rujukan Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah melalui
adalah teori implementasi kebijakan George C. Asisten Pemerintahan, Bagian Hukum, Bappeda,
Edward III. Dalam teori ini, implementasi kebijakan Kecamatan Padang Selatan, Inspektorat dan Dinas
dipengaruhi oleh faktor komunikasi, sumber daya, Pengelolaan Keuangan dan Aset. Sebagaimana
disposisi dan struktur birokrasi. Bagaimana program- program lainny a yang pernah
pengaruh k eempat f ak to r ters ebut dalam dilaks anakan di Pemerintah K ota Padang,
implementasi program e-KTP di Kota Padang koordinasi dalam pelaksanaan e-KTP dilaksanakan
dijabarkan sebagai berikut. dalam bentuk rapat koordinasi antar SKPD.
Dari hasil triangulasi data diketahui bahwa
Komunikasi koordinasi antar SKPD belum berjalan maksimal.
Dalam melaksanakan program e-KTP, selaku Salah satu contoh adalah, koordinasi antara Dinas
leading sector Dinas Kependudukan dan Pencatatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan Badan
Sipil bertanggung- jawab penuh dalam Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda),
mengimplementasikan e-KTP. Dinas Kependudukan serta Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Padang
dan Pencatatan Sipil memainkan peranan belum berjalan maksimal. Hal ini terjadi karena
komunikasi dengan SKPD agar program e-KTP Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil selaku
dapat diimplementasikan dengan baik. Faktor leading sector implementasi program e-KTP
komunikasi menjadi salah satu penentu bagi merasa tidak harus berko ordinasi dan
terlaksananya e-KTP. Komunikasi berkaitan dengan berkonsultasi dengan SKPD lain karena tidak ada
kemampuan Dinas Kependudukan dan Pencatatan aturan yang mengatur itu. Bappeda sebagai
Sipil menyampaikan, mensosialiasasikan dan institusi perencana pembangunan di daerah harus
mengkoordinasikan e-KTP. dilibatkan dalam setiap kegiatan yang berkaitan
Berkaitan dengan sosialisasi program e-KTP, dengan pem bangunan dan adm inis tras i
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil bersama- pemerintahan. Keterlibatan Bappeda dalam
sama dengan Kecamatan Padang Selatan telah perencanaan yang akan dilakukan oleh setiap SKPD
melakukan sosialisasi k epada m asyarakat. terkait dengan sistem perencanaan anggaran.
So sialisasi dilakukan dengan m engundang Setiap kegiatan yang dilakukan oleh masing-
masy arakat k e kantor camat untuk diberi masing SKPD harus mengkonsultasikannya dengan
pengarahan m engenai e- KTP. M as yarakat Bappeda karena Bappeda yang melakukan
diundang secara bergantian untuk setiap kelurahan estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk
selama beberapa hari. Pihak kelurahan diminta melaksanakan program tersebut.
mengorganisir warganya untuk datang ke kantor Fakta membuktikan lemahnya koordinasi
camat. Petugas dari Dinas Kependudukan dan antar SK PD adalah Dinas Kom unikas i dan
Pencatatan Sipil dan petugas dari Kecamatan Informatika tidak dilibatkan secara institusional
Padang Selatan memberikan penjelasan kepada (k elem bagaan). Padahal pro gram e-K TP
masyarakat mengenai tata-cara pengurusan e-KTP. merupakan salah satu program yang berkaitan
Dengan adany a so sialis as i ters ebut dengan teknologi informasi yang seharusnya juga
masyarakat menjadi paham terhadap program e- melibatkan Dinas Komunikasi dan Informatika
KTP, sehingga ketika ingin mengurus e-KTP sebagai unit organisasi yang bertugas mengurus
masyarakat tahu apa hak dan kewajiban yang teknologi informasi di Pemerintah Kota Padang.
harus dipenuhinya. Selama ini masyarakat hanya Es ens i keterlibatan Dinas Ko munikas i dan
mengetahui tata cara pengurusan KTP manual. Informatika adalah untuk memperkuat kapasitas
Di sisi lain, kegiatan sosialisasi yang Pemerintah Kota Padang di bidang IT, karena
dilakukan Pemerintah Kota Padang ini tidak melalui program e-KTP diharapkan adanya proses
melibatkan media masa secara langsung. Dalam alih teknologi ke daerah.
konteks implementasi program e-KTP, media
massa hanya terlibat meliput berita-berita Sumber Daya
mengenai sosialisasi dan proses pelaksanaan Ketersediaan sumber daya yang memadai
pengurusan e-KTP yang dilakukan di Kecamatan menjadi salah satu syarat bagi keberhasilan
Padang Selatan. Sementara itu, iklan-iklan tidak implementasi kebijakan. Sumber daya yang
disebar oleh Pemerintah Kota Padang melalui koran dimaksud di sini, dapat berupa sumber daya
dan televisi lokal, sehingga banyak masyarakat manusia, peralatan dan keuangan. Sumber daya
yang tidak tahu program e-KTP. Sesungguhnya menjadi mesin penggerak bagi bekerjanya sebuah
apabila kerjasama bisa dijalin oleh Pemerintah program. Sumber daya menjadi energi bagi
Kota Padang dengan media massa, pemerintah

‘Terakreditasi’ SK Dikti No. 64a/DIKTI/Kep/2010 197


RONI EKA P, DLL. Implementasi Program KTP Elektroik (e-KTP) di Daerah Percontohan

terlaksananya suatu program. Tanpa sumber daya Selatan masih minim. Sumber daya peralatan
yang mencukupi, mustahil pro gram dapat tersebut terdiri dari komputer yang memiliki
dilaksanakan dengan baik. jaringan dan sistem e-KTP, mesin foto, mesin sidik
Implementasi program e-KTP di Kota jari dan mesin pembaca tanda tangan. Selama ini
Padang dilengkapi dengan penyediaan sumber mesin yang tersedia untuk masing-masing
daya. Pemerintah Kota Padang dan Kecamatan keperluan hanya satu buah. Hal ini jelas tidak
Padang Selatan memersiapkan dengan matang sebanding dengan beban atau jumlah masyarakat
segala s es uatu y ang diperluk an untuk wajib KTP yang akan dilayani.
mengimplementasikan e-KTP. Kecamatan Padang Minimnya peralatan yang dimiliki dalam
Selatan memiliki keseriusan untuk melaksanakan implementasi program e-KTP di Kecamatan Padang
program ini. Keseriusan itu bisa dilihat dari Selatan bisa dimaklumi, karena program ini
kemauan untuk menyediakan sumber daya merupakan proyek percontohan (pilot project) di
manusia dan tempat yang memadai untuk mana peralatan disediakan seluruhnya oleh
mendukung pelaksanaan program e-KTP. Kementerian Dalam Negeri. Kementerian Dalam
Kecamatan Padang Selatan memersiapkan Negeri belum siap menyediakan peralatan yang
8 orang tenaga operator e-KTP. Operator bertugas mencukupi. Selain itu, faktor distribusi peralatan
mengentri data, mengambil foto, sidik jari dan juga menjadi kendala. Peralatan e-KTP kerap kali
tanda tangan wajib KTP. Tenaga operator tersebut terlambat didistribusikan ke daerah sehingga
diangkat berdasarkan Surat Dinas Camat Padang daerah mengalami kekurangan peralatan untuk
Selatan No . 470288/CPS/VII/20 11 tentang menjalankan e-KTP.
Pengiriman Nama-nama Operator Pengambilan Dari sisi anggaran, pilot project program
Photo, Sidik Jari dan Tanda Tangan Wajib KTP. Dari e-KTP di Kota Padang dialokasikan dari Anggaran
surat itu diketahui bahwa terdapat 8 orang petugas Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk pilot
operator e-KTP di Kecamatan Padang Selatan. Dari project program e-KTP, Pemerintah Kota Padang
8 orang tenaga operator tersebut, 7 orang memperoleh dana sebesar Rp 1,3 miliar. Dana ini
merupakan PNS fungsional umum dan 1 orang dialokasikan untuk semua proses pembuatan e-
tenaga honorer. Adapun nama-nama operator KTP. Setelah pilot project e-KTP selesai, program
tersebut terlihat pada Tabel 1. lanjutannya pada tahun 2012 untuk semua
kabupaten/kota di Indonesia. Untuk 2012,
Tabel 1 pemerintah tetap menganggarkan dana dari APBN,
Daftar Petugas Operator e-KTP tetapi pem erintah daerah dim inta untuk
Kecamatan Padang Selatan menyediakan dana pendamping dari APBD.

No Nama Jabatan Disposisi


1 Hari Zona Fungsional umum Dalam mengim plem entasikan suatu
2 Novrizal Aswandi Fungsional umum kebijakan, komitmen atau kemauan menjadi faktor
3 Deri Kurnia Fungsional umum yang tidak bis a diabaikan. K eberhasilan
implementasi program sangat bergantung pada
4 Eko Periandi Fungsional umum
komitmen yang kuat dari seluruh stakeholders untuk
5 Wahyudi Fungsional umum
melaksanakan kebijakan. Komitmen harus dimiliki
6 Said Bernadin Fungsional umum
oleh birokrasi pelaksana program dan masyarakat
7 Afriyaldi Fungsional umum
yang menjadi target atau sasaran kebijakan.
8 Mimi Honorer
Komitmen yang kuat dapat menjadi modal bagi
Sumber: Surat Dinas Camat Padang Selatan terlak sanany a kebijakan. Dengan adanya
No. 470288/CPS/VII/2011 komitmen, berbagai masalah dalam implementasi
kebijakan bisa dipecahkan karena setiap pelaksana
Berdasarkan kenyataan dilapangan bahwa program berpik ir dan bertindak untuk
jumlah sumber daya manusia yang tersedia dalam mensukseskan implementasi kebijakan.
implementasi program e-KTP di Kota Padang Pelaksana (implementor) e-KTP memiliki
belum mencuk upi untuk melayani s em ua komitmen yang kuat dalam menyelenggarakan e-
masyarakat yang membutuhkan e-KTP. Di mana KTP. Komitmen ini muncul dengan sendirinya
kebutuhan dalam pelayanan e-KTP ini minimal karena Kecamatan Padang Selatan sudah ditunjuk
membutuhkan 10 tenaga operator, yaitu dengan sebagai pilot project e-KTP di Kota Padang.
perkiraan 4 orang untuk entri data, 2 orang untuk Kecamatan Padang Selatan harus menunjukkan
pengambilan foto, 2 orang untuk sidik jari dan 2 kemauan dan spirit yang tinggi dalam
orang untuk tanda tangan. mengimplementasikan e-KTP, karena menjadi
Sementara itu, untuk s um ber daya kecamatan terpilih mendapat kesempatan untuk
peralatan yang tersedia di Kecamatan Padang melaksanakan e-KTP. Hal ini menjadi kesempatan

198 ISSN 0215-8175


MIMBAR, Vol. XXVII, No. 2 (Desember 2011): 193-201

Tabel 2
Struktur Birokrasi Implementasi Program e-KTP

No Nama Peranan atau Fungsi

1 Kementerian Dalam Negeri cq Dirjen Pemegang program dan anggaran implementasi


Administrasi Kependudukan; e-KTP
2 Walikota cq. Dinas Kependudukan dan Eksekutif penanggung-jawab implementasi pro-
Pencatatan Sipil gram e-KTP
3 Asisten Pemerintahan Koordinasi implementasi program e-KTP
4 Badan Perencanaan Pembangunan Perencana anggaran implementasi program e-KTP
Daerah
5 Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Pemegang anggaran implementasi program e-KTP
6 Badan Kepegawaian Daerah Penata personel dan tenaga operator e-KTP
7 Inspektorat Pengawas implementasi program e-KTP
8 Bagian hukum Penasihat hukum implementasi program e-KTP
9 Kecamatan Padang Selatan Pelaksana proses pembuatan e-KTP
10 Seluruh Kelurahan di Kecamatan Padang Membantu kecamatan mengorganisir masyarakat
Selatan untuk membuat e-KTP

dan tantangan bagi Kecamatan Padang Selatan. pemerintah untuk melanjutkan kembali sisa tar-
Kecamatan Padang Selatan harus menjawab get yang belum terealisasi tersebut di tahun 2012.
tantangan tersebut dengan menunjukkan kinerja
dan prestasi yang gemilang. Birokrasi
Terpilihnya Kota Padang sebagai satu dari
enam kota di seluruh Indonesia untuk menjadi pi- Struktur birokrasi dalam implementasi pro-
lot project e-KTP merupakan sebuah peluang yang gram e-KTP dilakukan secara berjenjang. Di tingkat
harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kota pusat, Kementerian Dalam Negeri bertanggung
Padang m em pero leh kepercay aan dari jawab menginisiasi program e-KTP. Di Kota
Kementerian Dalam Negeri sebagai salah satu kota Padang, instansi yang terlibat adalah Dinas
pelaksana pilot project program e-KTP. Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Asisten
Dalam pelaksanaan program e-KTP, kendala Pemerintahan, Badan Perencanaan Pembangunan
yang dihadapi oleh petugas di lapangan adalah Daerah, Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah,
rendahnya kemauan masyarakat untuk datang ke Badan Kepegawaian Daerah, Bagian Hukum,
kantor camat karena alasan ekonomi. Selain itu Kecamatan Padang Selatan dan seluruh kelurahan
kondisi ini jadi makin sulit karena minimnya di Kecamatan Padang Selatan. Adapun struktur
pers onel k elurahan dalam m engo rganis ir birokrasi dan fungsinya dalam implementasi pro-
masyarakat wajib KTP yang ada di kelurahannya gram e-KTP dapat dilihat pada Tabel 2.
untuk datang ke kantor camat serta jarak dari Secara umum, Kecamatan Padang Selatan
kelurahan ke kantor camat yang cukup jauh. Jarak menjadi ujung tombak implementasi program e-
yang cukup jauh antara rumah masyarakat dan KTP. Kecamatan Padang Selatan bertanggung-
kantor camat mengurangi antusiasme warga jawab melakukan sosialisasi, mengorganisir
datang ke kantor camat untuk mengurus e-KTP. masyarakat, memverifikasi data, mengentri data,
Permasalahan tersebut menjadi salah satu mengambil foto, sidik jari dan tanda tangan wajib
akibat tidak tercapainya target yang telah KTP. Setelah sem ua proses itu dilak ukan,
ditetapkan. Dari 26.000 wajib KTP yang menjadi Kecamatan Padang Selatan menunggu hasil jadi
kuota, yang terealisasi hanya 7.401 wajib KTP . e-KTP dari Direktorat Jenderal Administrasi
Artinya, target yang dicapai oleh Kecamatan Padang Kependudukan Kementerian Dalam Negeri yang
Selatan kurang dari 30 persen. Jumlah ini masih akan diserahkan melalui Dinas Kependudukan dan
kecil jika dibandingkan dengan target yang Pencatatan Sipil Kota Padang. Dengan kata lain,
dibebankan oleh Kementerian Dalam Negeri. Tidak hasil jadi e-KTP masih dicetak oleh Kementerian
tercapainya target yang telah ditentukan, memaksa Dalam Negeri, untuk kemudian didistribusikan ke

‘Terakreditasi’ SK Dikti No. 64a/DIKTI/Kep/2010 199


RONI EKA P, DLL. Implementasi Program KTP Elektroik (e-KTP) di Daerah Percontohan

daerah, karena peralatan pencetak hasil jadi e- juknis), kurangnya petugas e-KTP di kecamatan
KTP hanya ada di Kementerian Dalam Negeri. dan di kelurahan, minimnya peralatan, kurangnya
Pencetak an has il jadi e- KTP yang kesadaran masyarakat, panjangnya struktur
dimonopoli oleh Kementerian Dalam Negeri birokrasi pelaksana e-KTP dan tidak jelasnya
menimbulkan ekses negatif, yaitu keterlambatan pembagian wewenang antar SKPD dalam
dalam distribusi hasil jadi e-KTP kepada wajib KTP mengimplementasikan e-KTP.
yang telah mengurus e-KTP di daerah. Struktur Sementara itu, nilai positif yang ditemui
birokrasi pencetakan e-KTP yang masih panjang adalah tingginya kemauan (disposisi) aparat
menyebabkan inefisiensi waktu dalam pembuatan birokrasi pelaksana (implementor) eKTP, terutama
e-KTP karena terjadinya keterlambatan distribusi implementor di tingkat kecamatan. Hal ini patut
e-KTP. Masyarakat mengeluhkan lamanya proses diapresiasi karena di tengah keterbatasan personel
pencetakan e-KTP, bahkan untuk mendapatkan e- dan peralatan, petugas kecamatan mampu
KTP butuh waktu satu bulan terhitung sejak mereka menjalankan tugas mengentri dan memverifikasi
melakukan proses akhir pembuatan e-KTP di data, mengambil foto, sidik jari dan tanda tangan
kecamatan. 7.401 wajib KTP dengan baik.
Di samping itu, hubungan atau pembagian Program e-KTP akan dilanjutkan di seluruh
kewenangan antar SKPD dalam pelaksanaan pro- Indo nesia pada tahun 2 01 2. B elajar dari
gram e-KTP juga tidak jelas. Pemerintah Kota pengalaman yang terjadi dari implementasi e-KTP
Padang tidak mengatur secara baku pembagian di Kota Padang, ada beberapa hal yang harus
kewenangan antar SKPD dalam implementasi pro- dipenuhi dan diperbaiki oleh Kementerian Dalam
gram e-KTP. Akibatnya, masing-masing SKPD tidak Negeri dan pem erintah daerah dalam
mengetahui secara jelas tanggungjawab dan mengimplementasikan program eKTP: (1) Dinas
kewenangannya dalam implementasi program e- Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebaiknya
KTP, terutam a bagi SKPD di luar Dinas memperkuat koordinasi dan konsultasi serta
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dan Kecamatan melibatkan SKPD lainnya yang terkait dengan
Padang Selatan. implementasi e-KTP secara kelembagaan; (2)
Fakta lain yang ditemukan di lapangan Kementerian Dalam Negeri harus menyediakan
adalah tidak tersedianya Standard Operating Pro- Standard Operating Procedure (SOP) atau petunjuk
cedure (SOP) atau petunjuk pelaksanaan dan pelaksanaan dan petunjuk teknis (juklak dan
petunjuk teknis (juklak dan juknis) e-KTP, sehingga juknis). Di level bawah, SOP ini harus dijabarkan
im plem ento r di lev el baw ah k es ulitan lagi dengan peraturan walikota atau Peraturan
melaksanakan program ini. SOP diperlukan sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
pedoman dan pengarah dalam pelaksanaan e-KTP. Ko ta Padang agar m udah dipaham i oleh
Melalui SOP, birokrasi di tingkat bawah memiliki implementor; (3) Pemerintah Kota Padang
panduan baku mengenai pelaksanaan e-KTP. seharusnya menambah petugas pelaksana di
Namun, dalam implementasi e-KTP, Departemen kecamatan dan kelurahan. Selain itu, Kementerian
Dalam Negeri selaku penanggung-jawab kegiatan Dalam Negeri hendaknya menambah peralatan
ters ebut tidak m enyediak an SOP e-K TP. komputer, alat foto, sidik jari dan mesin scan tanda
Departemen Dalam Negeri hanya memberikan tangan wajib KTP sehingga sebanding dengan
catatan- catatan pres entasi k epada Dinas jumlah w ajib KTP suatu kecam atan; (4 )
Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Bekerjas am a dengan m edia m as sa untuk
Tidak tersedianya SOP pelaksanaan e-KTP mens osialisasikan program eKTP sehingga
mengakibatkan sulitnya petugas menginterpretasi- masyarakat termotivasi untuk mengurus e-KTP.
kan proses pembuatan e-KTP. Salah satu persoalan Pemerintah juga dapat mengoperasikan mobil e-
yang terjadi di Kecamatan Padang Selatan adalah KTP keliling sehingga bisa menjangkau masyarakat
tidak munculnya tanda-tangan wajib KTP di e-KTP yang berada jauh dari pusat kecamatan; (5)
yang sudah dicetak oleh Departemen Dalam Negeri. Kementerian Dalam Negeri sudah seharusnya
mendistribusikan mesin pencetakan hasil jadi e-
Simpulan dan Saran KTP sehingga kewenangan pencetakan hasil jadi
e-KTP berada di masing-masing kecamatan.
Secara umum, pilot project program e-KTP
Dengan demikian, waktu pencetakan dapat
di Kota Padang belum berjalan dengan maksimal.
diperpendek.
Hal ini ditandai dengan tidak tercapainya target
yang ditentukan yaitu sebanyak 26.000 wajib KTP.
Di samping itu, program ini juga menghadapi
Daftar Pustaka
berbagai masalah di antaranya masalah minimnya
koordinasi dengan SKPD lain, tidak tersedianya Cooper, P. J, (1995). Public Administration for
Standard Operating Procedure (SOP) atau petunjuk Tw enty-f irst Century, Orlando F lo rida:
pelaksanaan dan petunjuk teknis (juklak dan Harcourt Brace.

200 ISSN 0215-8175


MIMBAR, Vol. XXVII, No. 2 (Desember 2011): 193-201

Denzim, Norman K. and Yvonna S. Lincoln (ed), Framework” di dalam Administration dan So-
(1994). Handbook of Qualitative Research, ciety, Vol.6, No.4.
USA: Sage Publications.
Miles, M. B. And M. Huberman, (1992). Analisis
Edward III, G. C. (1980). Implementing Public Data Kualitatif. (Tjmhn), Jakarta: UI Press.
Policy, Congressional Querterly Press.
Putera, R. E. dan T. R.Valentina, (2010). Kajian
Grindles, M. S, (1980). Politics and Policy Imple- Penerapan E-Government pada Pemerintah
mentation in the third World, New Jersey: Daerah dalam Mewujudkan Pelayanan Publik
Princenton University Press. Prima Di Sumatera Barat (Studi di Kabupaten
Solok dan Kota Padang) dalam Jurnal Spirit
Hodge, B.J, W. P. Anthony, L. M. Gales. (2003).
Publik, FISIP, UNS (Surakarta), Vol. 6 (2)
Organization Theory: A strategic approach.
Oktober,Tahun 2010 ISSN: 1970- 0489,
New Jersey: Prentice Hall.
Halaman: 71-90.
Indiahono, D. (2009). Model Kerjasama Antar
Said, M. M. (2008). E-Government dan Pelayanan
Kabupaten Dalam E-Government (Studi
Publik, dalam Ahmad Ainur Rohman dkk,
Im plem entasi Pengelo laan Web Site
2008, Reformasi Pelayanan Publik, Program
Barlingmascakeb.Com) dalam Jurnal Ilmu
Sekolah Demokrasi dan Averroes Press,
Administrasi Negara, Visi Publik, Vol 6, April
Malang.
– September.
Samodra,W. dkk, (1994). Evaluasi Kebijakan Publik,
Indrajit. R. E. (2002). Electronic Government,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Strategi Pembangunan dan Pengembangan
Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Setyowati, E. (2010). Efektifitas Pemanfaatan E-
Digital, Andi Offset, Yogyakarta. Government Oleh Pemerintah Daerah, dalam
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Visi Publik,
Keban, Y. T., (2008). Enam Dimensi Strategis
Vol 6, No. 2 Oktober 2009-Maret 2010
Administrasi Publik, Yogyakarta: Gava Media,
hal 60. Wahab,S. A. (1997). Analisis Kebijaksanaan: dari
Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan
Mazmanian, D. A dan Sabatier, P. A, (1983). Imple-
Negara, Jakarta: Bumi Aksara
mentation and public policy, Scott, Foresman
and Company, New Jersey, Chapter 1-2.
Website
Meter, D.S, Van dan Horn, Carl E. Van (1975). “The
www.padang.go.id diakses tanggal 12 November
Policy Implementation Process: A Conceptual
2011, jam 20.05

‘Terakreditasi’ SK Dikti No. 64a/DIKTI/Kep/2010 201


RONI EKA P, DLL. Implementasi Program KTP Elektroik (e-KTP) di Daerah Percontohan

Formulir Berlangganan MIMBAR


Saya ingin berlangganan untuk (lingkari yang diperlukan):

Edisi sekarang dan sebelumnya Jumlah eksemplar


 Volume XXV Nomor 2 - 2009 ……… eksemplar.
 Volume XXVI Nomor 1 - 2010 ……… eksemplar.
 Volume XXVI Nomor 2 - 2010 ……… eksemplar.`
 Volume XXVII Nomor 1 - 2011 ……… eksemplar.
 Volume XXVII Nomor 2 - 2011 ……… eksemplar.
 Volume XXVIII Nomor 1 - 2012 ……… eksemplar.
 Volume XXVII I Nomor 2 - 2012 ……… eksemplar.

Edisi selanjutnya Jumlah eksemplar


 Selama satu tahun ……… eksemplar
 Selama dua tahun ……… eksemplar
 Selama tiga tahun ……… eksemplar

Pembayaran dilakukan melalui: (lingkari salah satu)

 Transfer (Fotokopi bukti transfer dilampirkan bersama Formulir ini)


Rekening : Bank BRI Syariah No. 1002945726.
Atas nama : Yuliani qq Dikdik M.Sodik.

 Wesel Pos
Tanggal pengiriman uang ..………………………………………….

Data Pelanggan
Nama : ………………………………………………………………......................................
Alamat : ………………………………………………………………......................................
: ………………………………………………………………......................................
Telp/HP /faks : ………………………………………………………………......................................
E-mail : ………………………………………………………………......................................

Keterangan:

Harga langganan per eksemplar Rp 70.000,00 (sudah termasuk ongkos kirim).


Jurnal MIMBAR terbit dua kali dalam setahun.
Bila telah diisi lengkap, mohon Formulir ini dimasukkan amplop beserta bukti pembayaran dan dikirimkan ke alamat
Jurnal Sosial dan Pembangunan MIMBAR.. Jl. Tamansari No. 20 Bandung 40116, Telp. (022) 4203368, Pes. 153, 154, 155
Faks. (022) 4263895. surel: mimbar@unisba.ac.id atau mimbar.unisba@yahoo.com.
Permohonan langganan dapat juga dilakukan via pos, e-mail, atau telepon.

202 ISSN 0215-8175

Anda mungkin juga menyukai