328 99 1 PB
328 99 1 PB
Abstract. Since its launch, electronic national ID Card has raised many controver-
sies. But aside from that, this program is running without any doubt. This study is
focused on the implementation of electronic ID Card Program, known as e-KTP, in
the Southern District of Padang, West Sumatera, which is chosen as one of six na-
tional pilot project of those program. Data shows that the implementation of e-KTP
is still far from target expectation. After two years in running in the making, e-KTP in
this pilot project is only produced 7.401 ID card, meanwhile the target is 26.000 ID
card. Such poor achievement was caused by several obstacles, such as communica-
tion problems, lack of resources, the-complex-but-rigidly bureaucratic structures, and
disposition from other parties.
Keywords: e-KTP, program evaluation, Padang
23 Tahun 2 00 6 tentang Administrasi terwujud. Sedangkan sumber data ada dua yaitu
Kependudukan, dimana pada pasal 101 huruf a, Data primer yaitu data yang diperoleh melalui
undang-undang tersebut dijelaskan bahwa wawancara mendalam dengan responden dan dari
memerintahkan kepada pem erintah untuk hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan
memberikan NIK kepada setiap penduduk paling terhadap fenomena-fenomena empiris yang terjadi
lambat tahun 2011. Selain itu, undang-undang ini berkaitan dengan implementasi program e-KTP di
juga diperkuat dengan Peraturan Presiden No. 26 Kecamatan Padang Selatan; Data sekunder, yaitu
Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis NIK data yang diperoleh yang sudah diolah, seperti
secara nasional. dokumen-dokumen tertulis dan studi kepustakaan
Implementas i program e-KTP secara dalam bentuk peraturan perundang-undangan.
nasional ini sudah diluncurkan sejak tahun 2009 Contohnya keputusan bupati, peraturan daerah
dengan menjadikan 6 Kabupaten/Kota sebagai pi- serta data lain yang terdokumentasikan yang terkait
lot project e-KTP. Keenam Kabupaten/Kota tersebut dengan pencapaian maksud dari penelitian yang
adalah Padang, Makasar, Yogyakarta, Denpasar, dilakukan ini. Adapun Teknik Pengumpulan Data
Cirebon dan Bali. Untuk Kota Padang ditunjuk dengan cara wawancara mendalam (in depth in-
Kecamatan Padang Selatan. Dipilihnya Kecamatan terv iew), diantarany a Kasi Pem erintahan
Padang Selatan sebagai lokasi penelitian e-KTP Kecamatan Padang Selatan, Petugas Operator e-
karena beberapa alas an, yaitu: (1) Data KTP, Kabid Infoduk Capil, Sekretaris Lurah Air
kependudukannya valid; (2) Tingginya kesadaran Manis Kecamatan Padang Selatan, Lurah Rawang
penduduk untuk memberikan data yang benar; dan Kecamatan Padang Selatan, Kasi pemerintahan
(3) Operator yang dimiliki punya etos kerja yang Kelurahan Rawang, Lurah Air Manis, Kabid
tinggi. Program e-KTP merupakan program Telematika Diskominfo, dan Asistem Pemerintahan
pemerintah pusat untuk mewujudkan data base Pemko Padang, serta warga masyarakat yang
masyarakat dengan sistem komputerisasi dan mengurus e-KTP.
online secara nasional. Sedangkan teknik Analisis data analisis
Dalam pelaksanaanya di berbagai daerah des kriptif k ualitatif yang digunakan untuk
pilot project termasuk Padang Selatan masih menjelaskan berbagai hal yang terkait dengan
ditemukan beberapa kelemahan dalam penerapan implementasi program KTP Elektronik (e-KTP)
KTP elektronik ini. Misalnya, tidak tampilnya tanda pada Pemerintah Kecamatan Padang Selatan.
tangan si pemilik di permukaan KTP dan belum Analisis dilakukan berdasarkan pandangan-
dilakukannya penyimpanan rekaman iris mata di pandangan informan (emik) yang sudah divalidasi
chip e-KTP, sehingga masyarakat yang telah dengan menggunakan metode triangulasi data.
mendapatkan e-KTP dalam proyek percontohan Kesimpulan dari analisis yang dilakukan terkait pada
harus mengulang lagi pembuatan e-KTP di Kantor gabungan data yang didapat dari informan (emik)
Camat Padang Selatan. dan interpretasi peneliti (etic) terhadap data
Dengan dem ik ian yang m enjadi lapangan tersebut. Data-data yang sudah dianalisis
permasalahan dalam penelitian ini adalah, tersebut disusun dalam satuan-satuan yang
bagaimanakah implementasi program e-KTP di dikategorikan untuk lebih mudah di coding, serta
daerah percontohan (pilot project) (studi di mengadakan pemeriksaan keabsahan data yang
Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang), dan selanjutnya dilengkapi dengan data analisis statistik
faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi deskriptif guna penulisan laporan (Miles dan
program tersebut. Huberman, 1992: 16).
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Secara
teoritis adalah ingin mengkaji lebih lanjut
Implementasi Kebijakan Publik
implementasi program e-KTP pada pemerintah
Kecamatan Padang Selatan yang merupakan salah Proses implementasi kebijakan melihat
satu daerah percontohan pelaksanaan e-KTP secara kesesuaian antara program yang telah
nasional (2) Mengkaji dan menganalisis faktor- direncanak an dengan im plem entasiny a
faktor yang memengaruhi implementasi program dilapangan. Im plem entasiny a kebijakan
e-KTP pada pemerintah kota di Kecamatan Padang merupakan proses yang krusial dalam kebijakan
Selatan. publik, karena bukan hanya berkaitan dengan hal-
Penelitian ini menggunakan pendekatan hal mekanisme penjabaran keputusan-keputusan
kualitatif dengan metode deskriptif interpretatif. politik ke dalam prosedur-prosedur rutin lewat
(Denzim and Lincoln, 1 99 4: 2 66 ). Selain jalur birokrasi, melainkan juga menyangkut
melakukan evaluasi, penelitian ini juga diharapkan masalah konflik, keputusan dan siapa yang
bisa menjelaskan beberapa strategi dan kebijakan memeroleh kebijaksanaan (Wahab, 1997: 59).
yang terkait dengan implementasi program KTP George C. Edward III (1980: 1) berpendapat
Elektronik (e-KTP) pada Pemerintah Kecamatan bahwa, without effective implementation the de-
Padang Selatan sehingga pelayanan dapat cision of policy makers will not be carried out suc-
cessfully. Sementara itu, Donald van Mater dan tersebut, pihak pemerintah berposisi sebagai regu-
van Horn (1975: 463) menguraikan implementasi lator. Berkaitan dengan itu, dalam penelitian ini
kebijakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh peneliti melihat implementasi program e-KTP
pemerintah maupun swasta baik secara individu merupakan sebuah kebijakan yang dibuat oleh
maupun kelompok yang dimaksudkan untuk Negara, dalam rangka memberikan kemudahan
mencapai tujuan sebagaimana yang dirumuskan bagi warganya dalam mengurus administrasi
dalam kebijakan. Di pihak lain Daniel A. Mazaman kependudukan, dalam hal ini Kartu Tanda Penduduk
dan Paul A. Sabatier (1983:22) mengemukakan (KTP). Untuk itu dalam implementasi program e-
bahw a im plem entasi adalah pelaks anaan KTP ini juga dilihat f ak to r- faktor y ang
keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk mempengaruhi implementasi Kebijakan atau pro-
undang-undang, namun dapat pula berbentuk gram tersebut dari perspektif teori George C.
perintah-perintah atau keputusan-keputusan Edward III. Dipakai Teori ini karena model George
eksekutif yang penting atau keputusan badan C. Edward III cocok dengan karakteristik program,
peradilan. Secara sederhana implementasi yang merupakan program e-KTP secara nasional
kebijakan itu sendiri dapat diartikan sebagai the yang ditetapkan secara top down.
translation of a policy statement into action (Coo-
per, 1995: 185) seperti yang juga dikemukakan
Faktor-Faktor yang Memengaruhi
oleh Wibawa dkk (1994: 15) bahwa implementasi
kebijakan sebagai tindakan konkrit dalam rangka
Implementasi Kebijakan Publik
mencapai tujuan. Sementara itu implementasi Mengacu kepada pendapat George C. Ed-
kebijakan yang dimaksudkan Grindle (1980: 6-7). ward I II (19 80 :1 0) ada 4 v ariabel yang
“ in general task of implementation is establish a mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
link that allows the goal of public policies to be real- implementasi kebijakan. Empat faktor atau variabel
ized as outcomes of governmental capacity……… yang dimaksud adalah: (1) komunikasi; (2)
thus can begin only when general goals has been sumber-sumber daya; (3) sikap, dan (4) birokratik.
specified, when action programmes have been de- Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian
signed, and when funds have been allocated for
informasi komunikato r kepada komunikan.
pursuit of the goals”.
Informasi kebijakan perlu disampaikan agar pelaku
Dari pendapat para ahli yang telah kebijakan dapat mengetahui, memahami apa yang
dikemukakan tersebut, dapat ditarik suatu menjadi isu, tujuan, arah, kelompok sasaran
kesimpulan, yang intinya m em po sisikan kebijakan, agar para pelaku kebijakan dapat
implementasi kebijakan sebagai suatu pencapaian mempersiapkan dengan benar apa yang harus
tujuan-tujuan daripada kegiatan-kegiatan untuk dipersiapkan dan lakukan untuk melaksanakan
kepentingan masyarakat banyak (publik) dengan kebijakan. Agar apa yang menjadi tujuan dan
melibatkan berbagai pihak (masyarakat dan sasaran kebijakan dapat dicapai sesuai dengan apa
swasta). Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang diharapkan.
Gambar 1
Model yang Dikemukakan George C. Edward III
terlaksananya suatu program. Tanpa sumber daya Selatan masih minim. Sumber daya peralatan
yang mencukupi, mustahil pro gram dapat tersebut terdiri dari komputer yang memiliki
dilaksanakan dengan baik. jaringan dan sistem e-KTP, mesin foto, mesin sidik
Implementasi program e-KTP di Kota jari dan mesin pembaca tanda tangan. Selama ini
Padang dilengkapi dengan penyediaan sumber mesin yang tersedia untuk masing-masing
daya. Pemerintah Kota Padang dan Kecamatan keperluan hanya satu buah. Hal ini jelas tidak
Padang Selatan memersiapkan dengan matang sebanding dengan beban atau jumlah masyarakat
segala s es uatu y ang diperluk an untuk wajib KTP yang akan dilayani.
mengimplementasikan e-KTP. Kecamatan Padang Minimnya peralatan yang dimiliki dalam
Selatan memiliki keseriusan untuk melaksanakan implementasi program e-KTP di Kecamatan Padang
program ini. Keseriusan itu bisa dilihat dari Selatan bisa dimaklumi, karena program ini
kemauan untuk menyediakan sumber daya merupakan proyek percontohan (pilot project) di
manusia dan tempat yang memadai untuk mana peralatan disediakan seluruhnya oleh
mendukung pelaksanaan program e-KTP. Kementerian Dalam Negeri. Kementerian Dalam
Kecamatan Padang Selatan memersiapkan Negeri belum siap menyediakan peralatan yang
8 orang tenaga operator e-KTP. Operator bertugas mencukupi. Selain itu, faktor distribusi peralatan
mengentri data, mengambil foto, sidik jari dan juga menjadi kendala. Peralatan e-KTP kerap kali
tanda tangan wajib KTP. Tenaga operator tersebut terlambat didistribusikan ke daerah sehingga
diangkat berdasarkan Surat Dinas Camat Padang daerah mengalami kekurangan peralatan untuk
Selatan No . 470288/CPS/VII/20 11 tentang menjalankan e-KTP.
Pengiriman Nama-nama Operator Pengambilan Dari sisi anggaran, pilot project program
Photo, Sidik Jari dan Tanda Tangan Wajib KTP. Dari e-KTP di Kota Padang dialokasikan dari Anggaran
surat itu diketahui bahwa terdapat 8 orang petugas Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk pilot
operator e-KTP di Kecamatan Padang Selatan. Dari project program e-KTP, Pemerintah Kota Padang
8 orang tenaga operator tersebut, 7 orang memperoleh dana sebesar Rp 1,3 miliar. Dana ini
merupakan PNS fungsional umum dan 1 orang dialokasikan untuk semua proses pembuatan e-
tenaga honorer. Adapun nama-nama operator KTP. Setelah pilot project e-KTP selesai, program
tersebut terlihat pada Tabel 1. lanjutannya pada tahun 2012 untuk semua
kabupaten/kota di Indonesia. Untuk 2012,
Tabel 1 pemerintah tetap menganggarkan dana dari APBN,
Daftar Petugas Operator e-KTP tetapi pem erintah daerah dim inta untuk
Kecamatan Padang Selatan menyediakan dana pendamping dari APBD.
Tabel 2
Struktur Birokrasi Implementasi Program e-KTP
dan tantangan bagi Kecamatan Padang Selatan. pemerintah untuk melanjutkan kembali sisa tar-
Kecamatan Padang Selatan harus menjawab get yang belum terealisasi tersebut di tahun 2012.
tantangan tersebut dengan menunjukkan kinerja
dan prestasi yang gemilang. Birokrasi
Terpilihnya Kota Padang sebagai satu dari
enam kota di seluruh Indonesia untuk menjadi pi- Struktur birokrasi dalam implementasi pro-
lot project e-KTP merupakan sebuah peluang yang gram e-KTP dilakukan secara berjenjang. Di tingkat
harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kota pusat, Kementerian Dalam Negeri bertanggung
Padang m em pero leh kepercay aan dari jawab menginisiasi program e-KTP. Di Kota
Kementerian Dalam Negeri sebagai salah satu kota Padang, instansi yang terlibat adalah Dinas
pelaksana pilot project program e-KTP. Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Asisten
Dalam pelaksanaan program e-KTP, kendala Pemerintahan, Badan Perencanaan Pembangunan
yang dihadapi oleh petugas di lapangan adalah Daerah, Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah,
rendahnya kemauan masyarakat untuk datang ke Badan Kepegawaian Daerah, Bagian Hukum,
kantor camat karena alasan ekonomi. Selain itu Kecamatan Padang Selatan dan seluruh kelurahan
kondisi ini jadi makin sulit karena minimnya di Kecamatan Padang Selatan. Adapun struktur
pers onel k elurahan dalam m engo rganis ir birokrasi dan fungsinya dalam implementasi pro-
masyarakat wajib KTP yang ada di kelurahannya gram e-KTP dapat dilihat pada Tabel 2.
untuk datang ke kantor camat serta jarak dari Secara umum, Kecamatan Padang Selatan
kelurahan ke kantor camat yang cukup jauh. Jarak menjadi ujung tombak implementasi program e-
yang cukup jauh antara rumah masyarakat dan KTP. Kecamatan Padang Selatan bertanggung-
kantor camat mengurangi antusiasme warga jawab melakukan sosialisasi, mengorganisir
datang ke kantor camat untuk mengurus e-KTP. masyarakat, memverifikasi data, mengentri data,
Permasalahan tersebut menjadi salah satu mengambil foto, sidik jari dan tanda tangan wajib
akibat tidak tercapainya target yang telah KTP. Setelah sem ua proses itu dilak ukan,
ditetapkan. Dari 26.000 wajib KTP yang menjadi Kecamatan Padang Selatan menunggu hasil jadi
kuota, yang terealisasi hanya 7.401 wajib KTP . e-KTP dari Direktorat Jenderal Administrasi
Artinya, target yang dicapai oleh Kecamatan Padang Kependudukan Kementerian Dalam Negeri yang
Selatan kurang dari 30 persen. Jumlah ini masih akan diserahkan melalui Dinas Kependudukan dan
kecil jika dibandingkan dengan target yang Pencatatan Sipil Kota Padang. Dengan kata lain,
dibebankan oleh Kementerian Dalam Negeri. Tidak hasil jadi e-KTP masih dicetak oleh Kementerian
tercapainya target yang telah ditentukan, memaksa Dalam Negeri, untuk kemudian didistribusikan ke
daerah, karena peralatan pencetak hasil jadi e- juknis), kurangnya petugas e-KTP di kecamatan
KTP hanya ada di Kementerian Dalam Negeri. dan di kelurahan, minimnya peralatan, kurangnya
Pencetak an has il jadi e- KTP yang kesadaran masyarakat, panjangnya struktur
dimonopoli oleh Kementerian Dalam Negeri birokrasi pelaksana e-KTP dan tidak jelasnya
menimbulkan ekses negatif, yaitu keterlambatan pembagian wewenang antar SKPD dalam
dalam distribusi hasil jadi e-KTP kepada wajib KTP mengimplementasikan e-KTP.
yang telah mengurus e-KTP di daerah. Struktur Sementara itu, nilai positif yang ditemui
birokrasi pencetakan e-KTP yang masih panjang adalah tingginya kemauan (disposisi) aparat
menyebabkan inefisiensi waktu dalam pembuatan birokrasi pelaksana (implementor) eKTP, terutama
e-KTP karena terjadinya keterlambatan distribusi implementor di tingkat kecamatan. Hal ini patut
e-KTP. Masyarakat mengeluhkan lamanya proses diapresiasi karena di tengah keterbatasan personel
pencetakan e-KTP, bahkan untuk mendapatkan e- dan peralatan, petugas kecamatan mampu
KTP butuh waktu satu bulan terhitung sejak mereka menjalankan tugas mengentri dan memverifikasi
melakukan proses akhir pembuatan e-KTP di data, mengambil foto, sidik jari dan tanda tangan
kecamatan. 7.401 wajib KTP dengan baik.
Di samping itu, hubungan atau pembagian Program e-KTP akan dilanjutkan di seluruh
kewenangan antar SKPD dalam pelaksanaan pro- Indo nesia pada tahun 2 01 2. B elajar dari
gram e-KTP juga tidak jelas. Pemerintah Kota pengalaman yang terjadi dari implementasi e-KTP
Padang tidak mengatur secara baku pembagian di Kota Padang, ada beberapa hal yang harus
kewenangan antar SKPD dalam implementasi pro- dipenuhi dan diperbaiki oleh Kementerian Dalam
gram e-KTP. Akibatnya, masing-masing SKPD tidak Negeri dan pem erintah daerah dalam
mengetahui secara jelas tanggungjawab dan mengimplementasikan program eKTP: (1) Dinas
kewenangannya dalam implementasi program e- Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebaiknya
KTP, terutam a bagi SKPD di luar Dinas memperkuat koordinasi dan konsultasi serta
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dan Kecamatan melibatkan SKPD lainnya yang terkait dengan
Padang Selatan. implementasi e-KTP secara kelembagaan; (2)
Fakta lain yang ditemukan di lapangan Kementerian Dalam Negeri harus menyediakan
adalah tidak tersedianya Standard Operating Pro- Standard Operating Procedure (SOP) atau petunjuk
cedure (SOP) atau petunjuk pelaksanaan dan pelaksanaan dan petunjuk teknis (juklak dan
petunjuk teknis (juklak dan juknis) e-KTP, sehingga juknis). Di level bawah, SOP ini harus dijabarkan
im plem ento r di lev el baw ah k es ulitan lagi dengan peraturan walikota atau Peraturan
melaksanakan program ini. SOP diperlukan sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
pedoman dan pengarah dalam pelaksanaan e-KTP. Ko ta Padang agar m udah dipaham i oleh
Melalui SOP, birokrasi di tingkat bawah memiliki implementor; (3) Pemerintah Kota Padang
panduan baku mengenai pelaksanaan e-KTP. seharusnya menambah petugas pelaksana di
Namun, dalam implementasi e-KTP, Departemen kecamatan dan kelurahan. Selain itu, Kementerian
Dalam Negeri selaku penanggung-jawab kegiatan Dalam Negeri hendaknya menambah peralatan
ters ebut tidak m enyediak an SOP e-K TP. komputer, alat foto, sidik jari dan mesin scan tanda
Departemen Dalam Negeri hanya memberikan tangan wajib KTP sehingga sebanding dengan
catatan- catatan pres entasi k epada Dinas jumlah w ajib KTP suatu kecam atan; (4 )
Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Bekerjas am a dengan m edia m as sa untuk
Tidak tersedianya SOP pelaksanaan e-KTP mens osialisasikan program eKTP sehingga
mengakibatkan sulitnya petugas menginterpretasi- masyarakat termotivasi untuk mengurus e-KTP.
kan proses pembuatan e-KTP. Salah satu persoalan Pemerintah juga dapat mengoperasikan mobil e-
yang terjadi di Kecamatan Padang Selatan adalah KTP keliling sehingga bisa menjangkau masyarakat
tidak munculnya tanda-tangan wajib KTP di e-KTP yang berada jauh dari pusat kecamatan; (5)
yang sudah dicetak oleh Departemen Dalam Negeri. Kementerian Dalam Negeri sudah seharusnya
mendistribusikan mesin pencetakan hasil jadi e-
Simpulan dan Saran KTP sehingga kewenangan pencetakan hasil jadi
e-KTP berada di masing-masing kecamatan.
Secara umum, pilot project program e-KTP
Dengan demikian, waktu pencetakan dapat
di Kota Padang belum berjalan dengan maksimal.
diperpendek.
Hal ini ditandai dengan tidak tercapainya target
yang ditentukan yaitu sebanyak 26.000 wajib KTP.
Di samping itu, program ini juga menghadapi
Daftar Pustaka
berbagai masalah di antaranya masalah minimnya
koordinasi dengan SKPD lain, tidak tersedianya Cooper, P. J, (1995). Public Administration for
Standard Operating Procedure (SOP) atau petunjuk Tw enty-f irst Century, Orlando F lo rida:
pelaksanaan dan petunjuk teknis (juklak dan Harcourt Brace.
Denzim, Norman K. and Yvonna S. Lincoln (ed), Framework” di dalam Administration dan So-
(1994). Handbook of Qualitative Research, ciety, Vol.6, No.4.
USA: Sage Publications.
Miles, M. B. And M. Huberman, (1992). Analisis
Edward III, G. C. (1980). Implementing Public Data Kualitatif. (Tjmhn), Jakarta: UI Press.
Policy, Congressional Querterly Press.
Putera, R. E. dan T. R.Valentina, (2010). Kajian
Grindles, M. S, (1980). Politics and Policy Imple- Penerapan E-Government pada Pemerintah
mentation in the third World, New Jersey: Daerah dalam Mewujudkan Pelayanan Publik
Princenton University Press. Prima Di Sumatera Barat (Studi di Kabupaten
Solok dan Kota Padang) dalam Jurnal Spirit
Hodge, B.J, W. P. Anthony, L. M. Gales. (2003).
Publik, FISIP, UNS (Surakarta), Vol. 6 (2)
Organization Theory: A strategic approach.
Oktober,Tahun 2010 ISSN: 1970- 0489,
New Jersey: Prentice Hall.
Halaman: 71-90.
Indiahono, D. (2009). Model Kerjasama Antar
Said, M. M. (2008). E-Government dan Pelayanan
Kabupaten Dalam E-Government (Studi
Publik, dalam Ahmad Ainur Rohman dkk,
Im plem entasi Pengelo laan Web Site
2008, Reformasi Pelayanan Publik, Program
Barlingmascakeb.Com) dalam Jurnal Ilmu
Sekolah Demokrasi dan Averroes Press,
Administrasi Negara, Visi Publik, Vol 6, April
Malang.
– September.
Samodra,W. dkk, (1994). Evaluasi Kebijakan Publik,
Indrajit. R. E. (2002). Electronic Government,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Strategi Pembangunan dan Pengembangan
Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Setyowati, E. (2010). Efektifitas Pemanfaatan E-
Digital, Andi Offset, Yogyakarta. Government Oleh Pemerintah Daerah, dalam
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Visi Publik,
Keban, Y. T., (2008). Enam Dimensi Strategis
Vol 6, No. 2 Oktober 2009-Maret 2010
Administrasi Publik, Yogyakarta: Gava Media,
hal 60. Wahab,S. A. (1997). Analisis Kebijaksanaan: dari
Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan
Mazmanian, D. A dan Sabatier, P. A, (1983). Imple-
Negara, Jakarta: Bumi Aksara
mentation and public policy, Scott, Foresman
and Company, New Jersey, Chapter 1-2.
Website
Meter, D.S, Van dan Horn, Carl E. Van (1975). “The
www.padang.go.id diakses tanggal 12 November
Policy Implementation Process: A Conceptual
2011, jam 20.05
Wesel Pos
Tanggal pengiriman uang ..………………………………………….
Data Pelanggan
Nama : ………………………………………………………………......................................
Alamat : ………………………………………………………………......................................
: ………………………………………………………………......................................
Telp/HP /faks : ………………………………………………………………......................................
E-mail : ………………………………………………………………......................................
Keterangan: