2. Menunjukkan penerimaan
Menerima bukan berarti menyetujui, melainkan bersedia untuk mendengarkan
orang lain tanpa menunjukkan sikap ragu atau penolakan. Dalam hal ini sebaiknya
perawat tidak menunjukkan ekspresi wajah yang menunjukkan ketidaksetujuan atau
penolakan. Selama klien berbicara sebaiknya perawat tidak menyela atau membantah.
Untuk menunjukkan sikap penerimaan sebaiknya perawat menganggukkan kepala dalam
merespon pembicaraan klien.
4. Klarifikasi
Apabila terjadi kesalahpahaman, perawta perlu mengehentikan pembicaraan untuk
meminta penjelasan dengan menyamakan pengertian. Ini berkaitan dengan pentingnya
informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan. Klarifikasi diperlukan untuk
memperoleh kejelasan dan kesamaan ide, perasaan, dan persepsi
7. Memfokuskan
Tujuannya untuk membatasi bahan pembicaraan antara perawat dan klien sehingga
pembicaraan menjadi lebih spesifik lagi perawat juga tidak harus memotong pembicaraan jika
klien menyampaikan ,masalah yang penting yang dapat memberikan informasi bari bagi perawat.
9. Menawarkan Informasi
Memberikan tambahan informasi merupakan pendidikan kesehatan bagi klien. Apabila
ada informasi yang ditutupi oleh dokter perawat perlu mengklarifikasi alasannya dengan
memberikan informasi tambahan. Informasi tambahan ini dapat menumbuhkan rasa percaya klien
terhadap perawat.
10. Diam
Perawat harus memberikan kesempatan untuk diam kepada klien untuk berkomunikasi
terhadapdirinya sendiri, mengorganisasi fikiran dan memproses informasi dalam mengambil
keputusan.
11. Meringkas
Meringkas pembicaraan dapat membantu perawat mengulang aspek penting dalam
interaksinya sehingga dapat melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan.
2. Fase Orientasi
Tahap dimana seorang perawat menggali keluhan-keluhan yang dirasakan oleh
klien atau pasien dengan tanda dan gejala yang lain untuk memperkuat diagnosa
keperawatan. Fase orientasi terdiri dari:
a. Pengenalan
b. Persetujuan Komunikasi
c. Program Orientasi yang meliputi :
1. Penentuan batas hubungan
2. Pengidentifikasian masalah
3. Mengkaji tingkat kecemasan diri sendiri dan pasien
4. Mengkaji apa yang diharapkan
3. Fase Kerja
Fase kerja ini perawat mengimplementasikan rencana keperawatan yang
dibuat pada tahap orientasi, perawat juga membantu klien mengatasi kecemasan,
meningkatan kemandirian dan tanggungjawab diri sendiri.
4. Fase Terminasi
Fase terminasi merupakan fase persiapan mental untuk membuat perencanaan
tentang kesimpulan pengobatan yang telah didapatkan. Dan juga berfungsi untuk
mengantisipasi masalah yang akan timbul. Pada tahap ini interaksi akan diakhiri.
Contoh Kasus :
1. Pra interaksi
Suatu hari seorang pria berumur 37 tahun mengalami kecelakan sepeda motor dan
mengalami patah tulang dibagian betis. Oleh kerabatnya dibawa kerumah sakit untuk
segera diberi tindakan medis.
2. Oientasi
Setelah keluarga dari pasien sudah menyelesaikan administrasi perawat datang ke
ruang unit gawat darurat dan setelah dokter melakukan penanganan segera pada
ektremitas bagian bawah yang fraktuer perawat melakukan pemeriksaan ulang pada
pasien
Perawat : “selamat pagi pak.”
Pasien : “pagi juga sus.”
Perawat : “perkenalkan saya perawat wiwik yang bertugas pada pagi ini, maaf dengan
bapak siapa?”
Pasien : “bapak andika sus.”
Perawat : “biasanya dipanggil bapak apa ya?”
Pasien : “pak dika aja sus.”
Perawat : “baiklah pak dika, gimana kondisi pagi ini? Apa ada yang dikeluhkan?”
Pasien : “saya merasa nyeri pada bagiann kaki saya yang patah.”
Perawat : “selain itu ada keluhan lain?”
Pasien : “tidak itu saja ners”
3. Fase kerja
Suster : baik l bapak saya akan memeriksa keadaan bapak,yang mana saya akan
memeriksa tekanan darah bapak,suhu badan bapak,sama deyutan nadi bapak
Pasien : Iya sus
Suster : oke,bapak yuda lebih nyaman di periksa posisi berbaring atau posisi duduk
bapak?
Pasien : Duduk aja suster dan (suster pun menaikkan sandaran pada bapak yuda)
Suster : Baik bapak maaf ya bapak (suter memeriksa tekanan darah,suhu
tubuh,detakan jantung pasien)
Suster : Alahamdulillah pemeriksaan nya udah selesai bapak dan (suster
mengembalikan posisi pasien yuda dengan posisi berbaring)
Pasien : Trimakasi suster izza
Suster : Iya bapak, sekarang saya akan menyebutkan hasil pemeriksaannya bapak,
Tekanan darah : (normal) 110per 80
Suhu tubuh : 36
Denyut nadi : 70x permenit
Pasien : Alhamdulillah terimakasi suster
Suster : sama-sama bapak ini telah menjadi kewajiban dan tugas kami bapak sebagai
suster,
Pasien : iya suster
Perawat : Oya, karna bapak disini baru datang, saya disini akan mengorientasikan pada
bapak dan keluarga mengenai peraturan dan fasilitas yang ada di ruangan ini.
Tujuannya untuk menjaga kenyamanan bapak. Apa bapak bersedia?”
Perawat : “sebelumnya, saya akan membaca peraturan untuk ruangan ini terlebih
dahulu, pertama mengenai jam kunjung,di rumah sakit ini, jam kunjung dibatasi, karna
untuk menjaga kenyamanan klien. Jam kunjung pagi dari jam 09.00-11.00, jam kunjung
sore dari jam 14.00-17.00, pengunjung yang boleh masuk maksimal 2orang, jadi
apabila ada kerabat atau keluarga bapak yang berkunjung lebih dari 2orang, telah
disediakan ruang tunggu didepan ruangan untuk bergantian menjenguk. Sebelum
dilanjutkan ada yang ingin ditanyakan?”
Pasien : “nggak ada sus.”
Perawat :“baiklah kalau begitu, kita lanjut ya pak. Selanjutnya saya akan
mengorientasikan lingkungan dan fasilitas yang ada diruangan ini. tempat tidur ini bisa
dinaikkan bagian atas dan bawahnya, ini ada pemutarnya yang sebelah kanan untuk
menaikkan bagian kaki dan yang kiri untuk menaikkan bagian kepala. disebelah kanan
tempat tidur ada lemari kecil,disana nanti bisa dipakai untuk menyimpan pakaian ganti
untuk bapak dan ibu, dibagian kiri dekat pintu ada kamar mandi,jadi nanti bapak bisa
mandi atau buang air disana, diatas tempat tidur ada bell,jika bapak membutuhkan
sesuatu atau jika pada keadaan darurat silahkan menekan bell. Oya buk, diruangan ini
juga tidak diperkrnankan merokok, dan mohon bantuannya untuk menjaga kebersihan
ruangan ini untuk kenyamanan bersama ya pak.”
4. Terminasi
Perawat : “ Bagaimana ada yang ingin ditanyakan bapak?”
Pasien : ”tidak ada sus, sudah cukup jelas.”
Perawat: baiklah bapak tugas saya sudah selesai,apa bila bapak membutuhkan sesuatu
bapak bisa menghubungi kami dengan cara memencet tombol yang berwana hijau
tepat di atas kepala bapak.
Pasien: iya ners
Perawat : bapak istirahat saja dahulu, nanti 10 menit lagi dokter akan kesini untuk
memeriksa keadaan bapak.”
Pasien : “iya ners.
Perawat : “saya permisi dulu pak, terimakasih ata kerjasamanya.
Pasien : “iya ners, terimakasih juga.
2. Perkembangan Motivasi
Pasien tidak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan kesadaran,
tetapi klien masih dapat merasakan rangsangan pada pendengarannya. Perawat dapat
menggunakan kesempatan ini untuk berkomunikasi yang berfungsi untuk pengembangan
motivasi pada klien. Motivasi adalah pendorong pada setiap klien, kekuatan dari diri klien
untuk menjadi lebih maju dari keadaan yang sedang ia alami. Fungsi ini akan terlihat
pada akhir, karena kemajuan pasien tidak lepas dari motivasi kita sebagai perawat,
perawat yang selalu ada di dekatnya selama 24 jam. Mengkomunikasikan motivasi tidak
lain halnya dengan pasien yang sadar, karena klien masih dapat mendengar apa yang
dikatakan oleh perawat.
3. Pengungkapan Emosional
Pada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional klien tidak ada, sebaliknya
perawat dapat melakukannya terhadap klien. Perawat dapat berinteraksi dengan klien.
Perawat dapat mengungkapan kegembiraan, kepuasan terhadap peningkatan yang terjadi
dan semua hal positif yang dapat perawat katakan pada klien. Pada setiap fase kita
dituntut untuk tidak bersikap negatif terhadap klien, karena itu akan berpengaruh secara
tidak langsung/langsung terhadap klien. Sebaliknya perawat tidak akan mendapatkan
pengungkapan positif maupun negatif dari klien. Perawat juga tidak boleh
mengungkapkan kekecewaan atau kesan negatif terhadap klien. Pasien ini berkarakteristik
tidak sadar, perawat tidak dapat menyimpulkan situasi yang sedang terjadi, apa yang
dirasakan pada klien pada saat itu. Kita dapat menyimpulkan apa yang dirasakan klien
terhadap apa yang selama ini kita komunikasikan pada klien bila klien telah sadar
kembali dan mengingat memori tentang apa yang telah kita lakukan terhadapnya.
4. Informasi
Fungsi ini sangat lekat dengan asuhan keperawatan pada proses keperawatan yang
akan kita lakukan. Setiap prosedur tindakan keperawatan harus dikomunikasikan untuk
menginformasikan pada klien karena itu merupakan hak klien. Klien memiliki hak penuh
untuk menerima dan menolak terhadap tindakan yang akan kita berikan. Pada pasien
tidak sadar ini, kita dapat meminta persetujuan terhadap keluarga, dan selanjutnya pada
klien sendiri. Pasien berhak mengetahui apa saja yang akan perawat lakukan pada klien.
Perawat dapat memberitahu maksud tujuan dari tindakan tersebut, dan apa yang akan
terjadi jika kita tidak melakukan tindakan tersebut kepadanya.
Hampir dari semua interaksi komunikasi dalam proses keperawatan menjalankan satu
atau lebih dari ke empat fungsi di atas. Dengan kata lain, tujuan perawat berkomunikasi
dengan klien yaitu untuk menjalankan fungsi tersebut. Dengan pasien tidak sadar sekalipun,
komunikasi penting adanya. Walau, fungsi yang dijalankan hanya salah satu dari fungsi di
atas. Dibawah ini akan diuraikan fungsi-fungsi berkomunikasi dengan klien, terhadap klien
tidak sadar. Untuk dipertegas, walau seorang pasien tidak sadar sekali pun, ia merupakan
seorang pasien yang memiliki hak-hak sebagai pasien yang harus tetap kita penuhi.
Perawat itu adalah manusia pilihan Tuhan, yang telah terpilih untuk membantu
sesama, memiliki rasa bahwa kita sesama saudara yang harus saling membantu. Perawat akan
membantu siapapun walaupun ia seorang yang tidak sadar sekalipun. Dengan tetap
memperhatikan hak-haknya sebagai klien.
Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan untuk membentuk hubungan saling
percaya, empati, perhatian, autonomi dan mutualitas. Pada komunikasi dengan pasien tidak
sadar kita tetap melakukan komunikasi untuk meningkatkan dimensi ini sebagai hubungan
membantu dalam komunikasi terapeutik.
2. Memfokuskan
Memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci dari
pesan yang dikirimkan. Perawat memfokuskan informasi yang akan diberikan pada klien
untuk menghilangkan ketidakjelasan dalam komunikasi.
3. Memberikan Informasi
Fungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah memberikan informasi.
Dalam interaksi berkomunikasi dengan klien, perawat dapat memberi informasi kepada
klien. Informasi itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan maupun kemajuan dari
status kesehatannya, karena dengan keterbukaan yang dilakukan oleh perawat dapat
menumbuhkan kepercayaan klien dan pendorongnya untuk menjadi lebih baik.
4. Mempertahankan ketenangan
Mempertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat menujukkan
dengan kesabaran dalam merawat klien. Ketenagan yang perawat berikan dapat
membantu atau mendorong klien menjadi lebih baik. Ketenagan perawat dapat ditunjukan
kepada klien yang tidak sadar dengan komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal
dapat berupa sentuhan yang hangat. Sentuhan adalah transmisi pesan tanpa kata-kata,
merupakan salah satu cara yang terkuat bagi seseorang untuk mengirimkan pasan kepada
orang lain. Sentuhan adalah bagian yang penting dari hubungan antara perawat dan klien.
Pada dasarnya komunikasi yang akan dilakukan pada pasien tidak sadar adalah
komunikasi satu arah. Komunikasi yang hanya dilakukan oleh salah seorang sebagai
pengirim dan diterima oleh penerima dengan adanya saluran untuk komunikasi serta
tanpa feed back pada penerima yang dikarenakan karakteristik dari penerima sendiri,
yaitu pada point ini pasien tidak sadar. Untuk komunikasi yang efektif dengan kasus
seperti ini, keefektifan komunikasi lebih diutamakan kepada perawat sendiri, karena
perawat lah yang melakukan komunikasi satu arah tersebut.
2. Fase Orientasi
Fase ini meliputi pengenalan dengan pasien, persetujuan komunikasi atau kontrak
komunikasi dengan pasien, serta penentuan program orientasi. Program orientasi tersebut
meliputi penentuan batas hubungan, pengidentifikasian masalah, mengakaji tingkat
kecemasan diri sendiri dan pasien, serta mengkaji apa yang diharapkan dari komunikasi
yang akan dilakukan bersama antara petugas dan klien.Tugas petugas pada fase ini adalah
menentukan alasan klien minta pertolongan, kemudian membina rasa percaya,
penerimaan dan komunikasi terbuka. Merumuskan kontrak bersama klien,
mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien sangat penting dilakukan petugas
pada tahap orientasi ini. Dengan demikian petugas dapat mengidentifikasi masalah klien,
dan selanjutnya merumuskan tujuan dengan klien.
4. Fase terminasi
Fase terminasi ini merupakan fase persiapan mental untuk membuat perencanaan
tentang kesimpulan pengobatan yang telah didapatkan dan mempertahankan batas
hubungan yang telah ditentukan. Petugas harus mengantisipasi masalah yang akan timbul
pada fase ini karena pasien mungkin menjadi tergantung pada petugas. Pada fase ini
memungkinkan ingatan pasien pada pengalaman perpisahan sebelumnya, sehingga pasien
merasa sunyi, menolak dan depresi. Diskusikan perasaan-perasaan tentang terminasi.
Pada fase terminasi tugas petugas adalah menciptakan realitas perpisahan. Petugas
juga dapat membicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan. Saling mengeksplorasi
perasaan bersama klien tentang penolakan dan kehilangan, sedih, marah dan perilaku lain,
yang mungkin terjadi pada fase ini.
Contoh Kasus :
Seorang pasien bernama Tn. A (30 tahun) mengalami koma selama enam bulan.
Sekarang Tn. A dirawat di RS dr. Soebandi dan ditempatkan di ruang ICU. Sebelumnya Tn.
A pernah dirawat di Rs X dalam keadaan koma. Perawatpun melakukan tindakan pemberian
obat melalui injeksi IV.
A. Tahap Pra-interaksi
1. Mempersiapkan :
1. Topik : Pemberian obat melalui injeksi IV pada pasien koma.
2. Subtopik : Menyembuhkan pasien.
3. Tujuan jangka panjang : Setelah dilakukan tindakan, diharapkan beberapa lama
kemudian pasien sadar dan kembali seperti keadaan semula.
4. Tujuan jangka pendek : Tidak terjadi penurunan kestabilan dan kesadaran.
5. Sasaran : Pasien koma.
6. Tempat : Di R.S.U.D dr. Soebandi.
7. Waktu : 5 menit.
2. Karakteristik Klien :
1. Nama : Tn. A.
2. Umur : 30 tahun.
3. Jenis kelamin : Laki-laki.
4. Kondisi : Menderita koma selama enam bulan.
5. Riwayat Penyakit : Seorang pasien yang bernama Tn. A adalah kakak dari Ny. B,
sebelumnya Tn. A pernah dirawat dirumah sakit dengan keadaan koma dan sekarang
harus dirawat lagi di RSUD dr. Soebandi di tempatkan diruang ICU.
6. Keadaan umum : Pasien masuk RSUD dr. Soebandi dengan keadaan koma.
B. Tahap Orientasi :
Perawat : Selamat pagi Bu.
Keluarga : Selamat pagi Ners.
Perawat : Bagaimana kabar Tn. A Bu?
Keluarga : Ya begitulah Ners, seperti biasanya masih belum ada perkembangan.
Kakak saya masih belum sadar, padahal Dokter bilang beliau sudah melewati masa
kritis. Tapi kenapa kakak saya belum sadar ya Ners?
Perawat : Sabar ya Bu, lebih baik Ibu banyak berdoa agar Tn. A segera sadar
dan bisa berkumpul dengan keluarga seperti dulu.
Keluarga : Amin, tapi kira-kira sampai berapa lama Ners?
Perawat : Kalau masalah itu saya belum bisa memastikan Bu, tapi yang pasti
kami akan berusaha merawat Tn. A sebaik mungkin untuk membantu proses
penyembuhan. Ibu, hari ini saya akan memberikan obat pada Tn. A, nanti Tn. A akan
disuntik menggunakan obat ini. (sambil menunjukkan obatnya)
Apakah saya di perbolehkan memberi obat ini pada Tn. A?
Keluarga : Silahkan Ners, lakukan yang terbaik untuk kakak saya.
Lalu perawat masuk ke ruang ICU, kemudian mempersiapkan alat untuk injeksi.
Perawat : Selamat pagi Bapak, perkenalkan saya perawat Sinta yang akan
merawat bapak hari ini. Bapak hari ini saya akan memberikan obat melalui injeksi
IV. (sambil menyentuh pasien)
C. Tahap Kerja
Perawat : Bapak, saya akan menyuntikkan obatnya sekarang ya? (Sambil
menyentuh pasien), Bismillah.
D. Tahap Terminasi
Beberapa menit kemudian perawat telah selesai melakukan tindakan.
Perawat : Bapak saya sudah selesai memberi obat pada Bapak, semoga obat yang
saya masukan bisa membantu bapak agar cepat sembuh dan segera bertemu dengan
keluarga Bapak, karena keluarga Bapak sudah ingin bertemu dengan Bapak lagi.
(sambil menyentuh dan menghadap pasien)
Perawat : Baik bapak, karena saya sudah selesai memberi tindakan, saya pamit
dulu ya? Permisi Bapak.
Perawat keluar dari ruangan dan kembali bertemu dengan keluarga pasien.
Keluarga : Bagaiman keadaan kaka saya Ners?
Perawat : Kondisi kakak Ibu stabil, akan tetapi masih belum ada perkembangan
yang menunjukkan tanda-tanda sadar. Ibu tetap sabar, banyak berdoa untuk
kesembuhan Tn.A. Kalau Ibu tidak pantang menyerah, pasti akan membawa dampak
positif pada kesehatan Tn. A.
Keluarga : Baik Ners, saya ingin kakak saya segera sadar dan bisa berkumpul
dengan keluarga lagi.
Perawat : Kalau begitu saya permisi dulu ya Bu? Kalau Ibu membutuhkan
bantuan saya atau perawat yang lain, silahkan datang ke nursestation ya? Semoga Tn.
A cepat sembuh, Assalamualaikum.
Keluarga : Amin, terimakasih Ners. Waalaikumsalam.