Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah Komunikasi Penyuluhan

“Produk Hasil Tahap Sadar”

Kelompok 1

Dosen : Wahyuni Mustaman, S. P., M. P.

Disusun Oleh :

1. Alfian Andi Baso


2. Ar Rifqi Rahmat Ramadhan Athamimi
3. Misbayanti
4. Muhammad Yusri Saldi
5. Nur Andini Zulfa
6. Rey Reza Rizal
7. Salsabila Taufiq
8. Zyahratul Fitri

PRODI PENYULUHAN PETERNAKAN


DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN(POLBANGTAN) GOWA

BONE

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rizki dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah produk hasil tahap sadar ini.
Pada pembuatan makalah ini, penyusun menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dalam penyajiannya. Oleh
karena itu, penyusun sangat mengharapkan perbaikan berupa kritik dan saran yang
membangun. Penyusun juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen –
dosen pada mata kuliah Penyuluhan komunikasi dan juga semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi
penyusun pada khususnya serta dapat memberi pengetahuan dan wawasan kepada
pembaca pada umumnya.

Bakunge,15 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
1. Definisi penyuluhan dan komunikasi.......................................................3
2. Proses Komunikasi...................................................................................5
3. Unsur – Unsur Komunikasi......................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................10
B. Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang


diselenggarakan secara sistematis ditujukan pada orang dewasa (masyarakat) agar
mau, mampu dan berswadaya dalam memperbaiki atau meningkatkan
kesejahteraan keluarganya dan masyarakat luas. Dengan kata lain, penyuluhan
merupakan usaha untuk mengubah pengetahuan, sikap, kebiasaan dan
keterampilan dengan membantu, mempengaruhi dan memotivasi masyarakat
sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya. Pada hakekatnya penyuluhan adalah
suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami mereka yang disuluh sejak
mengetahui, memahami, mentaati, dan kemudian menerapkannya dalam
kehidupan yang nyata, adalah suatu proses komunikasi.

Berbagai kemajuan yang dicapai diawali dengan riset dan temuan-temuan


baru dalam bidang teknologi (invensi) yang kemudian dikembangkan sedemikan
rupa sehingga memberikan keuntungan bagi penciptanya dan masyarakat
penggunanya. Fenomena perkembangan bisnis dalam bidang teknologi diawali
dari ide-ide kreatif di beberapa pusat penelitian yang mampu dikembangkan,
sehingga memiliki nilai jual di pasar. Penggagas ide dan pencipta produk dalam
bidang teknologi tersebut

Suatu inovasi tidak akan berguna tanpa adanya adopsi. Mardikanto (1993)
mendefinisikan adopsi sebagai proses perubahan perilaku yang berupa
pengetahuan (cognitive), sikap (afective) maupun keterampilan (pikomotorik)
pada diri seseorang setelah menerima pesan yang disampaikan penyuluh pada
sasaranya. Pada dasarnya, dalam adopsi terdapat proses adopsi yang melalui
tahapan sebelum masyarakat memutuskan menerima atau menolak suatu inovasi.
Tahapan dalam proses adopsi biopestisida dimulai dari tahap pengenalan, di mana
seseorang mulai mengetahui tentang adanya inovasi. Kemudian dilanjutkan
dengan tahap persuasi, di mana seseorang membentuk sikap terhadap inovasi.

1
Selanjutnya tahap keputusan untuk menerima atau menolak inovasi. Akhirnya,
berlanjut pada tahap konfirmasi, di mana seseorang mencari penguat bagi
keputusan inovasi yang telah dibuat untuk terus melanjutkan penerapan inovasi
atau pada akhirnya tidak menerapkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi masalah dalam


makalah ini yaitu :

1. Apakah yang dimaksud inovasi adopsi dan difusi ?


2. Apa hasil dari tahap sadar dalam tahap adopsi ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dalam


makalah ini yaitu :

1. Mengetahui pengertian inovasi adopsi dan difusi


2. Mengetahui hasil dari tahap sadar dalam tahap adopsi

2
BAB II
PEMBAHASA
1. Inovasi Adopsi dan Divusi
A. Inovasi Adopsi

Inovasi adalah sesuatu ide, perilaku, produk, informasi, dan praktek-


praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan/diterapkan,
dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu,
yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala
aspek kehidupan masyarakat demi selalu terwujudnya perbaikan-perbaikan mutu
hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan
(Mardikanto, 1993). Inovasi adalah suatu gagasan, metode, atau objek yang dapat
dianggap sebagai sesuatu yang baru, tetapi tidak selalu merupakan hasil dari
penelitian mutakhir. Inovasi sering berkembang dari penelitian dan juga dari
petani (Van den Ban dan H.S. Hawkins, 1999). Mosher (1978) menyebutkan
inovasi adalah cara baru dalam mengerjakan sesuatu.Sejauh dalam penyuluhan
pertanian, inovasi merupakan sesuatu yang dapat mengubah kebiasaan.
Segala sesuatu ide, cara-cara baru, ataupun obyek yang dioperasikan oleh
seseorang sebagai sesuatu yang baru adalah inovasi. Baru di sini tidaklah semata-
mata dalam ukuran waktu sejak ditemukannya atau pertama kali digunakannya
inovasi tersebut.
Rogers (1983) menyatakan adopsi adalah proses mental, dalam mengambil
keputusan untuk menerima atau menolak ide baru dan menegaskan lebih lanjut
tentang penerimaan dan penolakan ide baru tersebut. Adopsi juga dapat
didefenisikan sebagai proses mental seseorang dari mendengar, mengetahui
inovasi sampai akhirnya mengadopsi. Adopsi adalah suatu proses dimulai dan
keluarnya ide-ide dari satu pihak, disampaikan kepada pihak kedua, sampai ide
tersebut diterima oleh masyarakat sebagai pihak kedua.
Adopsi dalam penyuluhan perikanan pada hakekatnya dapat diartikan sebagai
proses penerimaan inovasi atau perubahan perilaku baik yang berupa
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan pada diri seseorang setelah menerima
inovasi yang disampaikan penyuluh pada petani atau masyarakat sasarannya.

3
Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan sepenuhnya ide baru
sebagai cara bertindak yang paling baik. Keputusan inovasi merupakan proses
mental, sejak seseorang mengetahui adanya inovasi sampai mengambil keputusan
untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi
merupakan suatu tipe pengambilan keputusan yang khas (Suprapto dan
Fahrianoor,2004). Mardikanto dan Sri Sutarni (1982) mengartikan adopsi sebagai
penerapan atau penggunaan sesuatu ide, alat-alat atau teknologi baru yang
disampaikan berupa pesan komunikasi (lewat penyuluhan). Manifestasi dari
bentuk adopsi ini dapat dilihat atau diamati berupa tingkah laku, metoda, maupun
peralatan dan teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan komunikasinya.

Jadi, Adopsi merupakan suatu proses perubahan penerapan atau


penggunaan ide-ide atau teknologi baru pada diri seseorang setelah menerima
“inovasi” yang disampaikan oleh Penyuluh. Dinyatakan oleh Rogers (1983)
bahwa perubahan seseorang untuk mengadopsi suatu perilaku yang baru tersebut
terjadi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

1) Tahap kesadaran (awareness), dalam hal ini Petani mulai sadar tentang
adanya sesuatu yang baru, mulai terbuka akan perkembangan dunia
luarnya, sadar apa yang sudah ada dan apa yang belum.
2) Tahap minat (Interest), Tahap ini ditandai oleh adanya kegiatan mencari
keterangan-keterangan tentang hal-hal yang baru diketahuinya.
3) Tahap penilaian (Evaluation), Setelah keterangan yang diperlukan
diperoleh, mulai timbul rasa menimbang-nimbang untuk kemungkinan
melaksanakannya sendiri.
4) Tahap mencoba (Trial), Jika keterangan sudah lengkap, minat untuk
meniru 10 10 besar, dan jika ternyata hasil penilaiannya positif, maka
dimulai usaha mencoba hal baru yang sudah diketahuinya.
5) Tahap adopsi (Adoption),Petani sudah mulai mempraktekkan hal-hal baru
dengan keyakinan akan berhasil.

4
Dari tahapan yang telah disebutkan di atas nampaknya terdapat kelemahan
dimana proses adopsi tidak berhenti setelah suatu inovasi diterima atau ditolak.
Kondisi ini akan berubah lagi sebagai akibat dari pengaruh lingkungan penerima
adopsi. Oleh sebab itu, direvisi kembali oleh Rogers (1983) teorinya tentang
inovasi yaitu knowledge (pengetahuan), persuation (persuasi), decision
(keputusan), implementation (pelaksanaan), dan confirmation (konfirmasi).

1) Pengetahuan Seseorang mengetahui adanya inovasi dan memperoleh


beberapapengertian tentang bagaimana inovasi itu berfungsi. Ditambahkan
oleh Mardikanto dan Sutarni (1982) bahwa pada tahap ini, komunikan
menerima inovasi dari mendengar dari teman, beberapa media massa, atau
dari agen pembaru (penyuluh) yang menumbuhkan minatnya untuk lebih
mengetahui hal ikhwal inovasi tersebut.
2) Persuasi Tahap persuasi terjadi ketika individu memiliki sikap positif atau
negatif terhadap inovasi. Tetapi sikap ini tidak secara langsung akan
menyebabkan apakah individu tersebut akan menerima atau menolak suatu
inovasi. Suatu individu akan membentuk sikap ini setelah dia tahu tentang
inovasi, maka tahap ini berlangsung setelah knowledge stage dalam proses
keputusan inovasi
3) Keputusan Pada tahapan ini individu membuat keputusan apakah
menerima atau menolak suatu inovasi. Menurut Rogers adoption
(menerima) berarti bahwa inovasi tersebut akan digunakan secara penuh,
sedangkan menolak berarti “not adopt an innovation”. Jika inovasi dapat
dicobakan secara parsial, umpanya pada keberadaan suatu individu, maka
inovasi akan lebih cepat diterima karena biasanya individu tersebut
pertama-tama ingin menerima inovasi tersebut. Walaupun begitu,
penolakan inovasi dapat saja terjadi pada setiap proses keputusan inovasi
ini.
4) Pada tahap implementasi sebuah inovasi dicoba untuk dipraktekkan, akan
tetapi sebuah inovasi membawa sesuatu yang baru apabila tingkat
ketidakpastiannya akan terlibat dalam adopsi. Ketidakpastian dari hasil-

5
hasil inovasi ini masih akan menjadi masalah pada tahapan ini. Maka si
pengguna akan memerlukan bantuan teknis dari agen perubahan untuk
mengurangi tingkat ketidakpastian dari akibatnya.
5) Konfirmasi Ketika keputusan inovasi sudah dibuat, maka si pengguna
akan mencari dukungan atas keputusannya. Menurut Rogers keputusan ini
dapat menjadi terbalik apa bila si pengguna ini menyatakan
ketidaksetujuan atas pesan-pesan tentang inovasi tersebut. Akan tetapi,
kebanyakan cenderung untuk menjauhkan diri dari hal-hal seperti ini dan
berusaha mencari pesan-pesan yang mendukung memperkuat keputusan
tersebut. Tahap ini, sikap menjadi hal yang lebih kursial. Keberlanjutan
penggunaan inovasi ini akan bergantung pada dukungan dan sikap
individu.

Startegi untuk memeilih inovasi yang tepat guna adalah menggunakan


kriteria-kriteria sebagai berikut:

Inovasi harus dirasakan sebagai kebutuhan oleh adopter.


Banyak innovasi yang ditawarkan kepada masyarakat, namun dapat kita lihat
bahwa tidak semua inovasi tersebut menyantuh kedalam masyarakat. Karena
inovasi-inovasi tersebut hanya dibuat atas keinginan-keinginan pihak luar dari
masyarakat tersebut, bukan dari kebutuhan masyarakat yang bersangkutan.
Dengan demikian terjadilah ketidak addopsian innovasi tersebut oleh masyarakat
.Kalau mengharapkan masyarakat akan mengadopsi inovasi tersebut, para warga
masyarakat harus menyakini bahwa hal itu merupakan kebutuhan yang benar-
benar diingikan oleh mereka.

Suatu inovasi akan menjadi kebutuhan apabila inovasi tersebut dapat


memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Sehingga identifikasi dari
persoalan tersebut dapat kta lihat; bahwa sesuatu yang kita anggap masalah,
belum tentu menjadi masalah pula bagi orang lain, kemudian jikapun
permasalahan itu benar adanya yang dirasakan oleh masyarakat, belum tentu
penyelesaian yang ditawarkan seseuai dengan kondisi masyarakat penerimanya.

6
Inovasi harus memeberikan keuntungan bagi adopternya.
Soekartawi (1988) mengatakan bhwa jika benar teknologi baru yang ditawarkan
akan memberikan keuntungan yang relative lebih besar, dari nilai yang dihasilkan
oleh teknologi lama, maka kecepatan adopsi innovasi akan berjalan lebih cepat.
Untuk menemukn innovasi kriteri seperti ini dapat dilakukan dengan
carabandingkan teknologi interoduksi dengan teknologi yang sudah ada,
kemudian identifikasi teknologi dengan biaya rendah atau teknologi yang
produksinya tinggi. Inovasi harus memiliki kompatibilitas atau keselarasan.
Beberapa pakar berbeda dalam memaknai kompatibilitas innovasi (teknologi),
dimana.

Bila teknologi merupakan kelanjutan dari teknologi lama yang telah


dilaksanakan, maka kecepatan proses adopsi innovasi akan berjlan lebih cepat.
Teknologi harus sesuai dengan penggunaannya. 

Faktor – Faktor yang meperngaruhi kecepatan adopsi diantaranya:

1) Sifat-sifat atau karakteristik inovasi.


2) Sifat-sifat atau karakteristik calon pengguna.
3) Pengambilan keputusan adopsi.
4) Saluran atau media yang digunakan.
5) Kualifikasi penyuluh.

B. Difusi

Difusi mempunyai kaitan erat dengan kajian komunikasi. Dalam difusi,


merupakan bagaimana penyampaian pesan-pesan mengenai gagasan atau ide baru.
Sedangkan komunikasi terkait dengan telaah semua bentuk pesan. Difusi menurut
Rogers dalam buku Diffusion of Innovations (1983: 10) dijelaskan bahwa:
“Diffusion as the process by whi ch an innovation is communicated through
certain channels over time among the members of a social system”. Menurut
definisi di atas dapat dijabarkan bahwa difusi adalah proses dimana ide-ide baru
itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial. Difusi menitikberatkan pada bentuk

7
komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan yang
berupa gagasan baru.

Menurut definisi di atas dapat dijabarkan bahwa difusi adalah proses


dimana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial. Difusi
menitikberatkan pada bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan
penyebaran pesan-pesan yang berupa gagasan baru. Unsur-unsur difusi terdiri dari
empat macam, yaitu: (1) inovasi, (2) saluran komunikasi, (3) jangka waktu
tertentu, (4) anggota sistem sosial (Abdillah Hanafi, 1981: 24).

Sesuatu dapat dikatakan inovasi karena mempunyai karakteristik: (1)


keuntungan relative (relativedantages), (2) kompatibilitas (compatibility) , (3)
kompleksitas (complexity),(4) triabilitas (triability) , dan observalitas
(observability) . Teori difusi inovasi membuktikan bahwa anggota sistem sosial
dapat terkena suatu pengaruh untuk menerima suatu inovasi melalui suatu
perantara atau opinion leader . Apabila terjadi penyampaian informasi inovasi
melalui suatu individu-individu tertentu terlebih dahulu sebagai opinion leader ,
maka terlihat adanya model two step flow of communication (komunikasi dua
tahap).

Opinion leader di sini berperan dalam mengkomunikasikan inovasi yang


didapat kepada khalayak atau individu lain. Model komunikasi dua tahap ini juga
melibatkan komunikasi interpersonal dan media massa. (Onong, 1986: 76).
Penyampaian suatu inovasi kepada anggota sistem sosial tidak hanya mutlak
menggunakan suatu perantara. Seseorang dapat terkena efek disebarkannya
inovasi secara langsung dari agen perubahan. Model komunikasi multi tahap
(multi step of communication) merupakan gabungan diantara model komunikasi
satu tahap ( powerful effect) dengan komunikasi dua tahap ( two step of flow of
communication) . Beberapa komunikan menerima pesan langsung melalui saluran
komunikasi dari sumber yang telah berpindah beberapa kali. Model ini tidak
membeda-bedakan kedudukan atau peran masing-masing anggota masyarakat
dalam proses penyebaran informasi.

8
2. Hasil dari Tahap Sadar

Saluran komunikasi adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi


dari sumber kepada penerima. Komunikasi yang memiliki tujuan untuk
menciptakan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas.
Perubahan eseorang untuk mengadopsi suatu perilaku yang baru tersebut terjadi
dalam beberapa tahapan, salahsatunya tahap sadar.

Tahap Ini merupakan langkah pertama ke arah adopsi dari suatu inovasi
sehingga sasaran menjadi sadar bahwa inovasi atau teknologi ada, tetapi ia
kekurangan informasi yang cukup tentang hal itu.

Menurut Hughes dkk (2012) unsur pribadi (kepribadian) merupakan


struktur tak terlihat dan proses yang mendasari di dalamdiri seseorang yang
menjelaskan alasan berperilaku yang cenderung relatif samadi situasi yang
berbeda dan ataupun berbeda dari perilaku orang lain. Unsur pribadi tersebut
biasanya terjadi karena kekuatan sifat – sifat yang mereka miliki. Sifat – sifat ini
biasanya akan berinteraksi dengan faktor eksternal terutama padaberbagai faktor
situasional.

Tika (2010) menguatkan bahwa emosi memainkanperanan utama dalam


membentuk persepsi. Misalnya emosi negatif dijumpai menghasilkan
penyederhanaan berlebihan terhadap isu – isu inovasi, mengurangikepercayaan
dan penafsiran yang negatif terhadap perilaku pihak lain. Sebaliknya, emosi
positif dapat meningkatkan hubungan yang potensial di antara unsur – unsur suatu
masalah, mengambil pandangan yang luas di antara unsur – unsursuatu masalah
dan mengembangkan penyelesaian yang lebih inovatif.Berdasarkan hal tersebut
hendaknya penyuluh memahami konsep ini karenamasyarakat (sasaran adopsi)
memiliki emosi yang berbeda ketika hendakdiberdayakan melalui adopsi inovasi,
sehingga bukan sesuatu yang mengherankan apabila terdapat persepsi yang
berbeda – beda.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tahapan ini :

9
1) Faktor Pribadi, kontak dengan sumber – sumber informasi diluar
masyarakar, serta kontak dengan individu dan kelompok dalam
masyarakatnya.
2) Faktor Lingkungan, tersedianya media komunikasi, adanya kelompok –
kelompok masyarakat, serta pengaruh bahasa dan kebudayaan.

Hasil dari tahap ini sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang
ditawarkan oleh penyuluh. Pada tahap ini sasaran sudah maklum atau menghayati
sesuatu hal yang baru yang aneh tidak biasa (kebiasaan atau cara yang mereka
lakukan kurang baik atau mengandung kekeliruan, cara baru dapat meningkatkan
hasil usaha dan pendapatannya, cara baru dapat mengatasi kesulitan yang sering
dihadapi). Hal ini diketahuinya karena hasil berkomunikasi dengan penyuluh.
Tahapan mengetahui adanya inovasi dapat diperoleh seseorang dari mendengar,
membaca atau melihat, tetapi pengertian seseorang tersebut belum mendalam.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Inovasi Adopsi merupakan suatu proses perubahan penerapan atau


penggunaan ide-ide atau teknologi baru pada diri seseorang setelah menerima
“inovasi” yang disampaikan oleh Penyuluh. Difusi adalah proses dimana ide-ide
baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial. Hasil dari tahap ini sasaran
mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh

B. Saran

Kami menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kedepannya saya akan lebih detail lagi dalam
menjelaskan isi dari Makalah kami. Saran saya sebaiknya perhatikan penulisan
serta pemilihan kata dan pemilihan sumber referensi. usahakan mengambil
referensi dari berbagai sumber baik itu berupa jurnal, buku, maupun laporan yang
sumbernya jelas serta dapat dipertanggungjawabkan agar hasil Makalah menjadi
lebih detail dan lebih jelas lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga, Anwas. 1982. “Ilmu Usahatani”. Bandung : Penerbit Alumni.

Fadholi, H. 1981. “Bahan Bacaan Pengantar Ekonomi Pertanian”. Bogor :


Pendidikan Guru Kejuruan Pertanian Fakultas Politeknik Pertanian Bogor

Kasryno, Faisal. 1984. “Prospek Pengembangan Ekonomi Pedesaan”.

Mailan A. Husni, 2004. “Analisis Ekonomi Usahatani dan Kelayakan Finansial


Teknologi Pada Skala Pengkajian”. Makalah dalam Pelatihan Analisis
Presentase dan Tabulasi Data penelitian dan Pengkajian, Bogor, 2004.

Mardikanto, T. 1988. “Komunikasi Pembangunan”. UNS Press. Surakarta.

Mosher, A.T. 1970. “Getting Agriculture Moving. Pyramid Book”. New York.

Mundy, Paul. 2000. “Adopsi dan Adaptasi Teknologi Baru”. PPAT3. Bogor.

Soekartawi. 2002. “Prinsip Dasar Ekonomi Perikanan”. Teori dan Aplikasi. Edisi


Revisi. Raja Grafindo Persada. Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai