MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sejarah Kebudyaan Islam”
Dosen Pengampu :
Achmad Fahroni M.Pd.I.
Kelas: A
Disusun oleh :
1. Bahrudin Yusuf (932100119)
2. Iatikarani (932101319)
3. Durrotun Hanifah (932102619)
4. Bintan Millatur Rohmah (932103719)
FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Karena tanpa rahmat
kasih sayang-Nya, kami tak akan dapat menyelesaikan makalah kami tepat pada
waktunya. Dan tak lupa, sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah
kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Kebudayaan Islam pada semester 5 dengan topik “Pembelajaran SKI Kelas VII
Semester Gasal Tingkat SMP/MTs”. Diharapkan, makalah ini dapat membuka
pengetahuan pembaca mengenai Pembelajaran SKI Kelas VII Semester Gasal
Tingkat SMP/MTs. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Achmad Fahroni
M.Pd.I. Selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam yang
telah memberikan kami kesempatan untuk memaparkan materi ini. Juga, kepada
semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini, kami ucapkan
terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A.Kesimpulan......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan salah satu sub sistem dari sistem pendidikan, yang
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar pada tearah dan bertujuan oleh
seseorang atau sekelompk orang agar orang lain dapat memperoleh pengalaman yang
bermakna. Oleh karena itu, agar proses pembelajaran dapat efektif maka seorang guru
atau dosen dituntut untuk mampu menerapkan berbagai macam pendekatan yang tepat,
sebab pendekatan dalam pembelajaran diperlukan untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik dalam rangka memperoleh pengalaman belajar yang optimal.
Untuk memahami anatomi sejarah, sebagai peristiwa, kejadian, dan peninggalan
penting, dibutuhkan disiplin.
Pendidikan agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah yang terdiri dari empat
mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Al-Qur’an-Hadis,
menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara
tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-
hari. Aspek Akidah menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan
keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-asma’
al-husna. Aspek Akhlak menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak
terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.
Aspek Fikih menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah
yang benar dan baik. Sedangkan aspek Tarikh & kebudayaan Islam menekankan pada
kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, ipteks dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran yang
menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan
1
para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari
perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan
Khulafaurrasyidin, Bani ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam
di Indonesia.
A. RUMUSAN MASALAH
a. Apa tujuan pembelajaran SKI Kelas VII Semester Gasal ?
B. TUJUAN
a. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran SKI Kelas VII Semester Gasal.
b. Untuk mengetahui materi-materi SKI Kelas VII Semester Gasal.
c. Untuk mengetahui media yang baik untuk diterapkan dalam
pembelajaran SKI.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada jenjang Mts kelas 7 semester gasal materi pembahasan SKI meliputi
dakwah Nabi Muhammad Saw periode Mekah dan Madinah sebagai pembawa
rahmat bagi alam semesta serta peran beliau dalam membangun masyarakat melalui
kegiatan ekonomi dan perdagangan.
Mengacu pada materi maka tujuan pembelajaran SKI pada jenjang Mts kelas
7 semester gasal meliputi :1
1
MR Hidayat, http://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/7259/12.RPP_SKI_7_SMT_1, diakses
pada tanggal 21 September 2021 pukul 17.29
3
d. Melalui proses pembelajaran dan perenungan siswa mampu menerapkan
nilai-nilai dari perilaku mulia terhadap sesama yang dicontohkan Nabi
Muhammad SAW. dalam kehidupan sehari-hari
e. Melalui proses tanya jawab dan ceramah, peserta didik mampu menjelaskan
proses dakwah Nabi Muhammad SAW.
f. Melalui diskusi kelompok peserta didik mampu menjelaskan usaha Nabi
Muhammad dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan
perdagangan.
B. Materi Pembelajaran
4
daya ingat, hormat akan harga diri dan martabat, masyarakat yang
cinta kebebasan, loyal pada pimpinan, pola hidup yang sederhana,
ramah, dan sebagainya.
5
yatim piatu, beliau merasakan apa yang dialami oleh manusia pada
umumnya. Dan diusianya yang ke 8 tahun, beliau ditinggal oleh
kakeknya abdul muthalib. Kehidupan yang beliau jalani dapat
menjadi panutan seluruh umat manusia.
2. Permulaan Dakwah Nabi Muhammad Saw.
6
wahyu lagi selama beberapa hari, para sejarawan bersepakat lamanya
wahyu pertama dan kedua adalah 40 hari. Dalam keadaan rindu dan
berharap-harap cemas kemudian Jibril datang kembali dengan
membawa wahyu yang kedua yaitu Surah Al-Mudassir: 1-7
Artinya : Hai orang yang berkemul (berselimut). bangunlah,
lalu berilah peringatan. dan Tuhanmu agungkanlah. dan pakaianmu
bersihkanlah. dan perbuatan dosa tinggalkanlah. dan janganlah
kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah
7
d. Merubah Perilaku Masyarakat Jahiliyah
e. Mengangkat dan Melindungi Hak Asasi Manusia
4. Respon Masyarakat Mekah Terhadap Dakwah Dakwah Nabi
Muhammad Saw.
8
f. Menghasut Masyarakat Mekah
9
3. Hijrah ke Habsy
4. Hijrah ke Thaif
b. Di Thaif ada Bani Tsaqif, salah satu suku Arab yang paling
kuat. jika Mereka memeluk Islam, maka akan menjadi
kekuatan besar yang mendukung dakwah nabi.
c. Jarak Thaif tidak jauh dari Mekah sehingga orang Islam dapat
membantu menyebarkan Islam di Thaif dan Mekah.
5. Perjanjian Aqabah
Adapun isi perjanjian Aqabah:
10
dianutnya.
11
pertanian.
1. Hijrah Makaniyah
12
terjadi 3 kali, yaitu:
a. Hijrah ke Habasya
b. Hijrah ke Thaif
c. Hijrah Ke Madinah (Yasrib)
2. Hijrah maknawiyah
a. Hijrah I’tiqadiyah.
Hijrah I’tiqadiyah Yaitu hijrah keyakinan,
Iman mengalami proses naik dan turun, kuat dan
lemah.
b. Hijrah Fikriyah
Fikriyah secara bahasa berasal dari kata fiqrun
yang artinya pemikiran.
c. Hijrah Syu’uriyyah
Syu’uriyah atau cita rasa, kesenangan dan
kesukaan.
d. Hijrah Sulukiyyah.
Suluk berarti tingkah laku atau kepribadian
atau biasa disebut juga akhlaq.
13
2. Faktor Nabi Muhammad Melakukan Hijrah Ke Madinah
2. Memenjarakannya.
3. Menghilangkan nyawanya.
14
4. Proses Hijrah Nabi Muhammad Ke Madinah
15
5. Bagi kaum Muhajirin yang tidak mempunyai modal, Nabi
Muhammad mengajurkan mereka bekerja sebagai petani.
6. Setelah menerima perintah zakat, pembinaan perekonomian
umat Islam lebih mendapat perhatian.
7. Mengupayakan pembangunan pasar di Madinah.
2
Muh. Chamdillah, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2020), 6-103.
16
C. Pendekatan Pembelajaran Saintifik
17
(associating), dan mengkomunikasikan (communicating). Kegiatan pembelajaran
seperti ini dapat membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik
secara maksimal.4
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan
keterampilan dalam proses seperti mengamati, beserta mengklasifikasi, mengukur,
tidak lupa meramalkan, menjelaskan, menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-
proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus
semakin berkurang dalam proses belajar, dengan pembelajaran yang semakin
bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa. 5
Dalam Permendikbud RI No. 65 Tahun 2013 yang mengatur
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah juga ditegaskan bahwa
sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran (Sejarah
Kebudayaan Islam) mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah
kompetensi ini memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.
Sikap diperoleh melaui aktifitas” menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas”
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas” mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji, dan mencipta”. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan lintasan
perolehan turut serta memengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat
pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan
tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).Untuk mendorong kemampuan
siswa dalam menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok,
4
M Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA
(Yogyakarta: AR RUZZ MEIDA, 2014), 176.
5
Moch. Agus Krisno Budiyanto, Lud Waluyo, Ali Mokhtar, “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam
Pembelajaran di Pendidikan Dasar di Malang”, Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-
5742), Vol 13(1) 2016: 46-51, 50.
18
maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Adapun maksud dari pendekatan scientific dalam pembelajaran SKI secara
praktisnya yaitu diwujudkan dalam skenario bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu,
kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong siswa
dalam mencari tahu dan berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu.
Bahwa pendekatan pembelajaran inilah menekankan pada pentingnya
kolaborasi dan kerjasama diantara siswa dalam menyelesaikan setiap permasalahan
dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru mata pelajaran SKI sedapat mungkin
menciptakan pembelajaran selain dengan tetap mengacu pada standar proses dimana
pembelajarannya diciptakan suasana yang memuat Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi (EEK), juga dengan mengedepankan kondisi siswa yang berperilaku
ilmiah dengan bersama-sama diajak mengamati, menanya, menalar, merumuskan,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan, sehingga siswa akan dapat dengan benar
menguasai materi yang dipelajari dengan baik.
C. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
“medium” yang berarti perantara atau pengantar yaitu perantara atau pengantar
sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang
media pembelajaran. Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video,
dan lain sebagainya.
Jenis media pembelajaran yang cocok diterapkan pada mata pelajaran SKI
menurut penulis adalah media cetak seperti buku pelajaran, modul, brosur, leatflet,
kartun, komik gambar, kemudian media audio seprti CD, tape recorder kaset, lalu
media audio visual seperti film, video. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar berhasil dengan baik, perlu dilaksanakan langkah-langkah: perencanaan,
19
pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalam langkah-langkah tersebut guru dan siswa
terlibat aktif sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi tanggung
jawab bersama.
1. Penilaian (Evaluasi)
Ada beberapa metode penilaian yang dapat dilakukan secara
komplementer sesuai dengan kompetensi yang dinilai dalam mata pelajaran
SKI. Teknik penilaian yang dimaksud antara lain :
a) Tes (ujian)
Ujian digunakan untuk mengukur kompetensi siswa yang
bekerja sama dengan pengetahuan data sejarah. Pengetahuan itu bisa
berupa gossip terkena apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana insiden
bersejarah terjadi. Secara teknis pelaksanaan tes ini bisa berupa tes
lisan, ataupun tulisan, sedangkan jenisnya bisa berupa adil atau
subjektif.
b) Tes praktik (kinerja)
Yakni tes yang meminta peserta didik melakukan
perbuatan/mendemonstrasikan/menampilkan keterampilan. Dalam
rancangan penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan melalui
aneka macam-macam ulangan dan ujian.
c) Observasi
Yaitu penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap
peserta didik selama pembelajaran berlangsung, dan diluar acara
pembelajaran.
d) Penugasan
Penilaian dengan cara pemberian kiprah kepada siswa selama
pembelajaran baik secara perorangan maupun kelompok
e) Portofolio
20
Kumpulan dokumen dan karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan,
prestasi dan kreatifitas peserta didik.
f) Produk (hasil karya)
Yaitu penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan suatu
karya, penilaian produk ini dilakukan terhadap perisiapan, pelaksanaan
atau proses pembuatan dan hasil.
g) Evaluasi diri
Ialah metode penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
menilai dirinya sendiri mengenai aneka macam hal.6
6
M. Hanafi, “Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam”, (Jakarta : Dirjen Pendidikan Agama Islam
Departemen Agama RI, 2009).
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
22
kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong siswa
dalam mencari tahu dan berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu.
Jenis media pembelajaran yang cocok diterapkan pada mata pelajaran SKI
menurut penulis adalah media cetak seperti buku pelajaran, modul, brosur, leatflet,
kartun, komik gambar, kemudian media audio seprti CD, tape recorder kaset, lalu
media audio visual seperti film, video. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar berhasil dengan baik, perlu dilaksanakan langkah-langkah: perencanaan,
pelaksanaan, dan tindak lanjut.
23
DAFTAR PUSTAKA
Chamdillah, Muh. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Kementerian Agama RI, 2020.
Hidayat,MR.http://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/7259/12.RPP_SKI_7_S
MT_1 diakses pada tanggal 21 September 2021 pukul 17.29.
24