Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KEBIDANAN

Vol 3, No 2, April 2017 : 71-76

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI


PADA WANITA DI KOTA PALANGKA RAYA

Happy Marthalena Simanungkalit(¹). Cia Aprilianti (2)

ABSTRAK

Keluarga Berencana adalah usaha-usaha yang dilakukan pemerintah ataupun individu untuk
mengatur jarak kelahirannya dengan menggunakan alat atau metode kontrasepsi .Program keluarga
berencana nasional lebih diarahkan kepada pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
untuk mempercepat pengendalian fertilitas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
umur, pendidikan, pengetahuan, peran suami, dan peran petugas kesehatan dengan pemilihan alat
kontrasepsi pada wanita di Kota Palangka Raya.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode Cross
Sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah wanita/ibu yang berstatus menikah, menggunakan
kontrasepsi modern (Akseptor KB MKJP dan non MKJP) dan bertempat tinggal di Kota Palangka
Raya.Jumlah sampel yaitu sebanyak 308 responden.Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square
(X2) dan Fisher Exact Test.
Hasil penelitian yaitu terdapat hubungan pengetahuan (p=0,001), peran suami (p=0,010) dan
peran petugas (p=0,001) dengan pemilihan alat kontrasepsi. Variabel umur (p= 0,084) dan pendidikan
(Fisher Exact Test= 1,000) tidak menunjukkan adanya hubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi.
Kesimpulannya yaitu variabel pengetahuan, peran suami dan peran petugas kesehatan menunjukkan
nilai yang bermakna sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi, sedangkan
variabel umur dan pendidikan menunjukkan hubungan yang tidak bermakna sebagai faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi.Disarankan bagi petugas kesehatan agar memberi KIE
(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) mengenai MKJP dan melakukan pendampingan terhadap
akseptor MKJP. Bagi pasangan usia subur untuk aktif dalam mencari informasi mengenai MKJP serta
meningkatkan peran suami untuk mendukung istri dalam memilih alat kontrasepsi MKJP.

Kata Kunci : Alat kontrasepsi, Wanita.

PENDAHULUAN Metode Kontrasepsi Jangka Panjang


Indonesia saat ini menduduki posisi (MKJP).Penggunaan MKJP memiliki banyak
keempat sebagai negara dengan penduduk keuntungan baik dilihat dari sisi program,
terbesar di dunia setelah China, India, dan maupun klien (pengguna). Selain dapat
Amerika Serikat.Di kawasan Asia Tenggara, mempercepat penurunan TFR (Total Fertility
posisi Indonesia menempati urutan ke 6 dari 10 Rate), penggunaan kontrasepsi MKJP juga
negara ASEAN (1). lebih efisien karena dapat digunakan dalam
Jumlah penduduk yang banyak waktu yang lama serta lebih aman dan efektif .
disertai dengan masalah angka kematian ibu Peserta KB (Keluarga Berencana)
(AKI) di Indonesia.Hasil Survei Demografi baru di Provinsi Kalimantan Tengah pada
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 tahun 2015 sebesar 12.9%.Sebagian besar
menunjukkan angka kematian ibu (AKI) peserta KB baru mempergunakan kontrasepsi
mencapai 359 per 100.000 kelahiran non MKJP yang membutuhkan pembinaan
hidup.Salah satu pilar Safe motherhood yang secara rutin dan berkelanjutan untuk menjaga
dapat menekan angka kematian ibu sekaligus kelangsungan pemakaian kontrasepsi. Proporsi
menekan angka pertumbuhan penduduk adalah pemakai kontrasepsi suntikan cukup besar
keluarga berencana. yaitu 56,0% (BKKBN Provinsi Kalimantan
Dalam rangka mempercepat Tengah, 2015). Metode non-MKJP juga lebih
pengendalian fertilitas melalui penggunaan banyak dipilih oleh wanita di Kota Palangka
kontrasepsi, maka program keluarga berencana Raya, pada tahun 2015 jumlah akseptor non-
(2)
nasional lebih diarahkan kepada pemakaian MKJP yaitu sebanyak 85,7%

1) Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya


2) Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
72 Happy Marthalena Simanungkalit, Cia Aprilianti

Faktor-faktor yang mempengaruhi rumus pengambilan sampel, maka didapatkan


pemilihan alat kontrasepsi, seperti umur wanita jumlah sampel sebanyak 308 orang.Variabel
yang berusia diatas 35 tahun akan sangat dependen adalah pemilihan alat kontrasepsi,
berisiko secara medik jika mengalami sedangkan variabel independennya adalah
kehamilan, sehingga wanita yang berada pada umur, pendidikan, pengetahuan, peran suami,
usia ini memerlukan alat kontrasepsi yang petugas kesehatan.
efektif mencegah terjadinya kehamilan(5).
Tingkat pendidikan juga seringkali dianggap HASIL PENELITIAN
sebagai patokan maju dan berkembangnya a. Analisa Univariat
kehidupan masyarakat di suatu wilayah. Secara Tabel 1
teoritis, semakin tinggi tingkat pendidikan Hasil Analisa Univariat Faktor yang
seseorang, maka cara berfikirnya akan semakin Berhubungan dengan Pemilihan Alat
maju. Kontrasepsi pada Wanita di Kota Palangka
Pengetahuan juga akan Raya
mempengaruhi sikap seseorang jika objek
tersebut memiliki suatu manfaat untuk dirinya, No Variabel N %
pengetahuan mengenai alat kontrasepsi akan 1 Jenis
mempengaruhi seseorang untuk memilih Kontrasepsi
metode kontrasepsi. Suami sangat berperan MKJP 57 18,5
dalam menentukan metode kontrasepsi yang Non–MKJP 251 81,5
akan dipakai dan dalam hal memberikan 2 Umur
informasi KB bagi istri (3). Sumber informasi ≤ 35 tahun 208 67,5
pertama mengenai jenis alat/metode > 35 tahun 100 32,5
kontrasepsi pada umumnya diperoleh 3 Pendidikan
masyarakat dari petugas lapangan KB yang Tinggi 293 95,1
bertugas memberikan pelayanan KIE Rendah 15 4,9
(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) (4). 4 Pengetahuan
Berdasarkan latar belakang yang Tinggi 269 87,3
telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti Rendah 39 12,7
tertarik untuk meneliti “faktor yang 5 Peran Suami
berhubungan dengan pemilihan alat Cukup 272 88,3
kontrasepsi pada wanita di Kota Palangka Kurang 36 11,7
Raya”. 6 Peran Petugas
Kesehatan
METODE Cukup 246 79,9
Penelitian ini menggunakan penelitian Kurang 62 20,1
observasional analitik dengan metode Cross
Sectional.Metode Cross Sectional. Tabel 1 menunjukkan bahwa
Lokasi penelitian dilakukan di responden yang memilih menggunakan alat
Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Palangka kontrasepsi non-MKJP (81,5%) dengan umur
Raya. Waktu penelitian dalam periode bulan responden terbanyak ≤ 35 tahun (67,5%).
september hingga oktober 2016. Pendidikan yang pernah ditempuh oleh
Populasi penelitian ini terdiri atas responden paling banyak berpendidikan tinggi
wanita/ibu yang berstatus menikah, (95,1%) dan responden berpengetahuan tinggi
menggunakan kontrasepsi modern (Akseptor yaitu sebesar 87,3%. Responden yang
KB MKJP dan non MKJP) dan bertempat memperoleh peran suami cukup sebanyak
tinggal di Kota Palangka Raya sebanyak 88,3% dan responden memperoleh peran
42.311 orang. petugas kesehatan cukup, yaitu sebanyak
Sampel dalam penelitian ini 79,9%.
didapatkan dari rumus Lemeshow.Berdasarkan

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, April 2017


Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Wanita Di Kota Palangka Raya 73

b. Analisa Bivariat
Tabel 2.
Hasil Analisa Bivariat Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi pada Wanita di
Kota Palangka Raya

Kontrasepsi Jumlah
Variabel P
No MKJP Non-MKJP
N % Value
n % n %
1 Umur
≤35 tahun 44 21,2 164 78,8 208 100 0,084
>35 tahun 13 13 87 87 100 100
2 Pendidikan
Tinggi 55 18,8 238 81,2 293 100 Fisher
Rendah 2 13,3 13 86,7 15 100 1,000
3 Pengetahuan
Tinggi 57 21,2 212 78,8 269 100 0,001
Rendah 0 0 39 100 39 100
4 Peran Suami
Cukup 56 20,6 216 79,4 272 100 0,010
Kurang 1 2,8 35 97,2 36 100
5 Peran Petugas
Kesehatan
Cukup 55 22,4 191 77,6 246 100 0,001
Kurang 2 3,2 60 96,8 62 100

PEMBAHASAN Hasil penelitian ini berbeda dengan


1. Hubungan Umur dengan Pemilihan Alat hasil penelitian sebelumnya oleh Musdalifah
Kontrasepsi bahwa umur berhubungan dengan pemilihan
Umur merupakan faktor intrinsik yang alat kontrasepsi hormonal pada pasangan
dapat mempengaruhi seseorang berperilaku. suami istri, dari penelitian tersebut tampak
Umur berhubungan dengan struktur organ, bahwa tidak selalu ada hubungan antara umur
fungsi faal, komposisi biokimiawi termasuk dengan pemilihan kontrasepsi.HalIni dapat
sistem hormonal seorang wanita. Perbedaan dipengaruhi oleh karakteristik dan jumlah
fungsi faaliah, komposisi biokimiawi dan responden dari tiap penelitian.(3)
sistem hormonal pada suatu periode
umurmenyebabkan perbedaan pada kontrasepsi 2. Hubungan Pendidikan dengan Pemilihan
yang dibutuhkan (8). Alat Kontrasepsi
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui Berdasarkan hasil uji statistik
bahwa rata-rata responden berumur antara ≤35 diperoleh nilai Fisher’s Exact Test=1,000 atau
tahun atau berada pada usia reproduktif. Hanya >0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini
sebagian kecil responden yang berumur >35 menunjukkan tidakada hubungan antara
tahun. Hasil uji statistik menunjukkan nilai pendidikan terakhir responden dengan
p=0,084 atau p>0,05, sehingga H0 diterima. pemilihanalat kontrasepsi.Hal ini dikarenakan
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat keputusan seseorang dalam memilih alat
hubungan antara umur dengan pemilihan alat kontrasepsi tidak hanya dipengaruhi oleh
kontrasepsi.Hal ini dapat disebabkan karena tingkat pendidikan yang tinggi.Tingkat
responden masih menginginkan kehamilan pendidikan yang tinggi juga tidak menjadi
dalam waktu dekat.Usia mempengaruhi jaminan mengenai tinggi atau tidaknya tingkat
akseptor dalam penggunaan alat kontrasepsi pengetahuan seseorang. Tinggi atau rendahnya
yang ditentukan fase-fase. Usia kurang 20 pendidikan seseorang, tidak dapat menentukan
tahun; fase menunda kehamilan, usia antara alat kontrasepsi yang akan dipilih oleh
20-35 tahun; fase menjarangkan kehamilan. responden.
Usia antara 35 tahun lebih; fase mengakhiri Hasil penelitian ini tidak sependapat
kehamilan (6). dengan dengan penelitian yang Lontaan tahun

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, April 2017


74 Happy Marthalena Simanungkalit, Cia Aprilianti

2014 yang menyatakan pemilihan alat obat, dan jadwal kontrol, peran suami lainnya
kontrasepsi pada pasangan usia subur adalah memfasilitasi (sebagai orang yang
berhubungan dengan pendidikan(7). Tingkat menyediakan fasilitas), termasuk memberikan
pendidikan akan mempengaruhi tingkat semua kebutuhan istri saat akan memeriksakan
pengetahuan dan persepsi termasuk mengenai masalah kesehatan reproduksinya (3).
program KB. Karena semakin tinggi tingkat Berdasarkan uji statistik diperoleh
pendidikannya maka seseorang akan semakin p=0,010 atau p <0,05, sehingga H0 ditolak.
rasional dalam mengambil keputusan, Hal ini menunjukkan ada hubungan antara
misalnya keputusan mengenai alat kontrasepsi. peran suami dengan pemilihan alat
Semakin tinggi tingkat pendidikan pasangan kontrasepsi.Hal ini dikarenakan dukungan
yang mengikuti program KB, maka semakin suami/isteri merupakan salah satu faktor
besar PUS (Pasangan Usia Subur) yang penguat (reinforcing factor) yang dapat
memandang anaknya sebagai alasan penting mempengaruhi seseorang dalam berperilaku.
untuk melakukan KB, sehingga semakin tinggi Maka setiap dilakukan tindakan medis dalam
proporsi yang mengetahui dan menggunakan penggunaan kontrasepsi, harus membutuhkan
kontrasepsi untuk membatasi jumlah anaknya partisipasi atau dukungan dari suami/isteri
(8)
. karena menyangkut organ reproduksi dari
kedua pihak.
3. Hubungan Pengetahuan dengan Hasil penelitian ini sependapat dengan
Pemilihan Alat Kontrasepsi penelitian yang dilakukan oleh Preputri tahun
Pengetahuan atau knowledge 2013 yang menyatakan ada hubungan antara
merupakan hasil dari manusia yang terdiri dari peran suami dengan pemilihan alat kontrasepsi
sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan (p=0,001)(9), namun tidak sependapat dengan
seseorang untuk dapat memecahkan masalah penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti dan
yang dihadapinya. Pengetahuan diperoleh baik Siti (2012) di Tasikmalaya yang menyatakan
dari pengalaman langsung maupun bahwa tidak ada hubungan antara partisipasi
pengalaman orang lain . suami/isteri dengan pemilihan kontrasepsi(12).
Hasil uji statistik untuk melihat
hubungan pengetahuan dengan pemilihan alat 5. Hubungan Peran Petugas dengan
kontrasepsi diperoleh nilai p=0,001 atau nilai Pemilihan Alat Kontrasepsi
p<0,05, sehingga H0 ditolak. Hal ini Sumber informasi pertama mengenai
menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis alat/metode kontrasepsi pada umumnya
pengetahuan dengan pemilihan alat diperoleh masyarakat dari petugas lapangan
kontrasepsi.Akseptor KB yang memiliki KB antara lain Petugas Pengawas Lapangan
tingkat pengetahuan rendah, keikutsertaannya Keluarga Berencana (PPLKB), Petugas
dalam program KB hanya untuk mengatur Lapangan Keluarga Berencana (PLKB),
kelahiran.Sementara bagi akseptor yang Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa
memiliki tingkat pengetahuan tinggi, selain (PPKBD) maupun kader-kader yang bertugas
untuk mengatur kelahiran, juga untuk memberikan pelayanan KIE (Komunikasi,
mensejahterakan keluarga karena dengan dua Informasi, dan Edukasi) terkhusus mengenai
anak cukup, baik laki-laki maupun perempuan, KB kepada masyarakat (4). Informasi tersebut
keluarga kecil bahagia dan sejahtera dapat dapat diperoleh oleh masyarakat dari dokter
tercapai dengan mudah. atau paramedis yang bertugas di klinik KB
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang terdapat di Puskesmas, Balai Kesehatan,
penelitian yang dilakukan oleh Awalia tahun Rumah Sakit Bersalin maupun Rumah Sakit
2013 yang menyatakan bahwa pengetahuan Umum (10).
berhubungan dengan perilaku pemilihan jenis Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai
kontrasepsi. p=0,001 atau p<0,05, sehingga H0 ditolak. Hal
ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara
4. Hubungan Peran Suami dengan peran petugas dengan pemilihan alat
Pemilihan Alat Kontrasepsi kontrasepsi.Petugas kesehatan dianggap sangat
Peran suami yang menyangkut KB, berperan dalam tahap akhir pemilihan alat
selain mendukung pengambilan keputusan, kontrasepsi.Calon akseptor yang masih ragu-
ikut serta saat konsultasi pada tenaga ragu dalam memilih alat kontrasepsi dapat
kesehatan, mengingatkan istri jadwal minum diyakinkan oleh petugas kesehatan. Hal ini

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, April 2017


Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Wanita Di Kota Palangka Raya 75

juga didukung oleh posisi petugas kesehatan


yang masih dianggap panutan di masyarakat, DAFTAR PUSTAKA
sehingga anjuran ataupun keputusan yang 1. Badan Keluarga Berencana
dibuat akan dilaksanakan oleh masyarakat. Nasional..Laporan Umpan Balik Hasil
Demikian juga menyangkut alat kontrasepsi Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan dan
(11)
. Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta
Petugas kesehatan agar memberikan : Direktorat Pelaporan dan Statistik Badan
KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) Kependudukan danKeluarga Berencana
terkhusus mengenai MKJP secara aktif untuk Nasional.2012
mendorong terjadinya peningkatan 2. Badan Pemberdayaan perempuan dan
pengetahuan dan sikap masyarakat tentang Keluarga Berencana Kota Palangka Raya.
MKJP sehingga masyarakat mampu 2015
melaksanakannya secara mantap. Petugas 3. Musdalifah. dkk. Faktor yang
kesehatan juga perlu melakukan pendampingan Berhubungan dengan Pemilihan
terhadap akseptor MKJP untuk meminimalisasi Kontrasepsi Hormonal Pasutri di Wilayah
angka drop out. Kerja Puskesmas Lampa Kecamatan
Hasil penelitian ini sependapat dengan Duampanua Kabupaten Pinrang 2013.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Preputri 2013.
tahun 2013 bahwa ada hubungan antara peran http://repository.unhas.ac.id/bitstream/han
petugas dengan pemilihan alat dle/123456789/5657/JURNAL%20MUSD
kontrasepsi.Petugas kesehatan dianggap sangat ALIFAH%20ARIFUDDIN.pdf?sequence=
berperan dalam tahap akhir pemilihan alat 1.
kontrasepsi.(9) 4. Handayani, Sri..Buku Ajar Pelayanan
Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
KESIMPULAN Rihama.2010
1. Variabel pengetahuan, peran suami dan 5. Kusumaningrum R.Faktor-Faktor yang
peran petugas kesehatan menunjukkan nilai mempengaruhi Pemilihan Jenis
yang bermakna sebagai faktor-faktor yang Kontrasepsi Yang Digunakan Pada
mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi Pasangan Usia Subur.2009.
pada wanita. www.eprints.undip.ac.id.
2. Variabel umur dan pendidikan 6. Hartanto H,.Keluarga Berencana dan
menunjukkan hubungan yang tidak Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar
bermakna sebagai faktor-faktor yang Harapan. Hal 46-50. 2010.
mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi 7. Lontaan Anita, Kusmiyati Dompas Robin.
pada wanita. Faktor – Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan
SARAN Usia Subur Di Puskesmas Damau
1. Bagi petugas kesehatan agar memberi KIE Kabupaten Talaud. Jurusan Kebidanan
(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.
mengenai MKJP (Metode Kontrasepsi 2014.
Jangka Panjang) secara aktif pada pasangan 8. Pramono, dan Ulfa. Analisis Faktor-Faktor
usia subur agar terjadinya peningkatan yang mempengaruhi Pemilihan AKDR
pengetahuan masyarakat tentang MKJP [Skripsi]. Semarang: Stikes Telogorejo.
sehingga mampu melaksanakannya secara 2011.
mantap dan melakukan pendampingan 9. Preputri Andrianasti. 2014. faktor yang
terhadap akseptor MKJP untuk berhubungan dengan pemilihan alat
meminimalisasi angka drop out. kontrasepsi pada wanita di wilayah pesisir
2. Bagi pasangan usia subur untuk aktif dalam Kecamatan bantaeng kabupaten bantaeng
mencari informasi mengenai MKJP serta Tahun 2013. Skripsi FKM UNHAS.
meningkatkan peran suami untuk 10. Sulistyawati, Ary. 2011. Pelayanan
mendukung istri dalam memilih alat Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba
kontrasepsi MKJP yang dalam Medika.
penggunaannya mempunyai efektifitas dan 11. Purba, Tatarini Junita. 2009. Faktor-
tingkat kelangsungan pemakaiannya yang Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian
tinggi denganangka kegagalan yang rendah. Alat Kontrasepsi Pada Istri PUS di

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, April 2017


76 Happy Marthalena Simanungkalit, Cia Aprilianti

Kecamatan Rambah Samo Kabupaten 12. Sugiarti, dan Siti. Faktor Pasangan yang
Rokan Hulu Tahun 2008. Tesis. Medan : mempengaruhi Pemilihan Jenis
Sekolah Pascasarjana UniversitasSumatera Kontrasepsi Pada Pasangan Usia subur
Utara. [Skripsi]. Tasikmalaya: FIK
http://id.scribd.com/doc/138043617/73698 Tasikmalaya.2012.
181-FAKTORKB-IUD

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, April 2017

Anda mungkin juga menyukai