Anda di halaman 1dari 4

A.

PERKEMBANGAN ILMU ISLAM PADA MASA MODERN (1800 M)


Menjelang awal masa modern yaitu sebelum dan sesudah tahun 1800 M, umat
Islam di berbagai negara telah menyimpang dari ajaran islam yang bersumber kepada
Al-Qur’an dan Hadis. Penyimpangan itu terdapat dalam hal:
a) Ajaran islam tentang ketauhidan telah bercampur dengan kemusyrikan. Hal ini di
tandai dengan banyaknya umat islam yang selain menyembah Allah SWT juga
memuja makam yang di anggap keramat serta meminta tolong dalam urusan gaib
kepada dukun-dukun dan orang-orang yang di anggap sakti. Selain itu, ada umat
islam yang menganggap sultan adalah orang yang suci yang segala perintahnya harus
di turuti.
b) Adanya kelompok umat islam, yang selama hidup di dunia ini hanya mementingkan
urusan akhirat dan meningalkan dunia. Mereka beranggapan bahwa memiliki harta
banyak, kedudukan yang tinggi dan ilmu pengetahuan tentang dunia adalah hal yang
tidak perlu. Karena hidup di dunia ini hanya sebentar dan sementara. Sedangkan,
hidup di akhirat bersifat kekal dan abadi.
c) Umat islam yang menganut paham fatalime, yaitu paham yang mengharuskan
berserah diri kepada nasib dan tidak perlu berikhtiar, karena hidup manusia dikuasai
dan di tentukan oleh nasib.
Penyimpangan-penyimpangan umat islam terhadap ajaran agamanya seperti
tersebut, mendorong lahirnya tokoh pembaharu yang berusaha menyadarkan umat
islam agar kembali kepada ajaran islam yang benar, yang bersumber kepada Al-
Qur’an dan As-Sunnah (Hadis). Tokoh-tokoh pembaharuan itu antara lain:
 Muhammad bin Abdul Wahhab
 Rifa’ah Badawi Rafi’ At-Tahtawi atau At-Tahtawi
 Jamaluddin Al-Afgani

B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Modern


Pada masa modern, perkembangan ilmu pengetahuan mengalami kemajuan.
Hal ini dapat dilihat di  berbagai negara seperti Turki, India, dan Mesir.
Sultan Muhammad II ( 1785-1839 M) dari kesultanan Turki Usmani,
melakukan berbagai usaha agar umat islam di negaranya dapat menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Usaha-usaha tersebut seperti:
1. Melakukan modernisasi di bidang pendidikan dan pengajaran, dengan memasukkan
kurikulum pengetahuan umum kepada lembaga-lembaga pendidikan Islam
(Madrasah).
2. Mendirikan lembaga pendidikan “Maktebi Ma’arif”, untuk mencetak tenaga-tenaga
ahli di bidang administrasi, juga membangun lembaga “Maktebi Ulumi Edebiyet”,
untuk menyediakan tenaga-tenaga ahli di bidang penterjemahan.
3. Mendirikan perguruan-perguruan tinggi di bidang kedokteran, militer, dan teknologi.
Setelah kesultanan turki dihapuskan pada tanggal 1 November 1923 M, dan
turki diproklamirkan sebagai negara berbentuk republik dengan presiden pertamanya
Mustafa Kemal At-Turk, pendiri turki modern (1881-1938 M), maka kemajuan turki
di bidang ilmu pengetahuan terus meningkat.
Di India ketika masih dijajah inggris, telah bermunculan para cendekiawan
muslim berpikiran modern yang melakukan usaha-usaha agar umat islam mampu
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat melepaskan diri dari
belenggu penjajah. Para cendekiawan muslim dimaksud, seperti syah waliyullah
(1703-1762 M), Syahid Ahmad Khan (1817-1898 M), Syahid Amir Ali (1849-1928
M), Muhammad Iqbal (1873- 1938 M), Muhammad Ali Jinnah (1876-1948 M), dan
Abdul Azad (1888-1956 M).
Setelah india dan Pakistan merdeka dari Inggris pada tahun 1947 M, umat
Islam terbagi dua, ada yang masuk ke republik islam Pakistan dan ada yang tetap di
india ± 40 juta jiwa. Umat islam di kedua negara tersebut terus berusaha
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar kualitas hidupnya meningkat.
Pada masa modern, terutama ekspansi napoleon ke mesir (1798 M), umat
islam mesir, khususnya para pengusaha dan kaum cendekiawan menyadari
keterbelakangan mereka dalam urusan dunia jika di bandingkan dengan bangsa-
bangsa eropa. Oleh karena itu, mereka melakukan berbagai usaha agar menguasai
berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah di miliki oleh bangsa-bangsa
eropa.
Muhammad Ali penguasa Mesir (1805-1849 M) mengirim mahasiswa untuk
mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi ke Perancis. Setelah kembali ke Mesir,
mereka mengajar di berbagai perguruan tinggi, terutama di Universitas Al-Azhar.
Karena yang belajar di universitas Al-Azhar ini bukan hanya para mahasiswa dari
mesir, tetapi para mahasiswa dari berbagai negara dan wilayah Islam, ilmu
pengetahuan dan teknologi di ajarkan di universitas ini dengan cepat menyebar ke
seluruh dunia islam. Selain universitas Al-Azhar, di mesir telah didirikan universitas-
universitas, yang didalamnya terdapat berbagai fakultas seperti: kedokteran, farmasi,
teknik, pertanian, perdagangan, hukum dan sastra. Universitas-universitas yang di
maksud antara lain: universitas Iskandariyah, universitas Ainusyams, universitas
Hilwan, universitas Assiut, universitas Suez dan universitas American University in
Cairo (AUC).
Periode modern (1800 – sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat
Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya
dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih
tinggi dan merupakan ancaman bagi umat Islam. Raja-raja dan para pemuka Islam
mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.1
Dengan demikian, keadaan menjadi berbalik seratus delapan puluh derajat.
Kalau di periode klasik, orang Barat yang kagum melihat kebudayaan dan peradaban
umat Islam, tetapi di periode modern umat Islam yang heran melihat kebudayaan dan
kemajuan Barat. Karena umat Islam heran melihat alat-alat ilmiah seperti teleskop,
mikroskop, alat-alat untuk percobaan kimiawi, dan dua set alat percetakan dengan

1
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Bulan
Bintang, 1982 ) hlm, 12-14
huruf Latin, Arab dan Yunani yang dibawa serta oleh Napoleon. 2 Jadi, di periode
modern ini, timbullah pemikiran-pemikiran, ide-ide mengapa umat Islam lemah,
mundur, dan bagaimana mengatasinya, dan perlu adanya pembaharuan dalam Islam.3
Dapat disimpulkan dari uraian di atas dapat dilihat perjalanan sejarah naik
turunnya peradaban Islam mulai dibentuk pada masa Nabi, mengalami pertumbuhan
di masa Daulah Umaiyah Suria, dan masa puncak di masa Dinasti Abbasiyah
Baghdad dan Dinasti Umayah Spanyol, serta memasuki masa kemundurannya pada
periode pertengahan, hal itu menimbulkan kesadaran bagi umat Islam untuk kembali
bangkit di periode modern.

2
Ibid, hlm 30-31
3
Ibid, hlm 31

Anda mungkin juga menyukai