Anda di halaman 1dari 4

A.

BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURAL


Bentuk lahan asal struktural merupakan bentuklahan yang terbentuk karena adanya
proses endogen berupa tektonisme dan diatropisme yang meliputi pengangkatan, penurunan,
pelengkungan, pelenturan dan pelipatan kerak bumi sehingga menghasilkan struktur geologi
berupa lipatan dan patahan. Bentuk lahan asal proses struktural ini tersusun dari seseri
lapisan, baik yang telah terusik oleh suatu tekanan maupun yang belum terusik. Selain itu
terdapat struktur horisontal yang merupakan struktur asli sebelum mengalami perubahan.
Dari struktur pokok tersebut dapat dirinci menjadi berbagai bentuk berdasarkan sikap lapisan
batuan dan kemiringannya.
 Tenaga Endogen merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
perubahan pada kulit bumi menjadi tidak rata.
 Tektonisme merupakan gerakan-gerakan di kerak bumi yang mengakibatkan terjadinya
perubahan bentuk sehingga menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik.
Bentuk baru yang termasuk dalam struktur diatropik adalah pelengkungan, pelipatan,
patahan, dan retakan.

B. TENAGA PEMBENTUK LIPATAN, PATAHAN, DAN LENGKUNGAN


1. Lipatan
Lipatan merupakan lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan arah mendatar
sehingga batuan sedimen yang letak lapisannya mendatar berubah menjadi terlipat
atau bergelombang. Punggung lipatan disebut antiklinal. Lembah lipatan disebut
sinklinal.
2. Patahan
Patahan adalah suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran.
Akibatnya, kulit bumi bergerak mendatar dengan berlawanan arah baik secara
vertikal maupun horizontal. Patahan sering disebut juga sebagai sesar. Kulit bumi
mengalami sesar dimana patahan yang disertai dengan pergeseran kedudukan lapisan
yang terputus hubungannya (fault). Sesar ada bermacam-macam tipenya, tergantung
dari gerakan relatif blok di satu sisi sesar terhadap yang lain, diantaranya:
- Sesar Normal, hasil pergeseran kerak bumi sisi satu dengan sisi lainya,
dimana pada posisi hangingwall turun ke bawah dari sisi footwallnya, sesar ini
hasil dari gaya ekstensi kerak bumi.
- Sesar Naik (thrust fault), hasil pergerakan kerak bumi sisi satu dengan sisi
lainya, dimana pada posisi hangingwall terdorong ke atas dari sisi
footwallnya, sesar ini hasil dari gaya kompresi kerak bumi.
- Sesar geser (strike-slip or transform, or wrench fault), sesar permukaan
dimana footwall bergerak ke kiri atau kekanan atau pegerakan lateral dengan
sedikit pergerakan vertikal.
3. Lengkungan
Pelengkungan merupakan lapisan kulit bumi yang semula mendatar jika mendapat
tekanan vertikal akan membentuk struktur melengkung. Lengkungan tersebut dapat
mengarah ke atas yang disebut kubah (dome) dan dapat mengarah ke bawah yang
disebut basin. Berdasarkan pembentukannya dome, digolongkan menjadi beberapa
macam, yaitu:
- Dome yang berintikan batuan beku yang terdiri dari dua jenis, yaitu dome
laccolith dan batolith. Terjadi karena penerobosan magma ke dalam kulit
bumi, sehingga lapisan kulit bumi yang terletak di atasnya terdesak
mengakibatkan kulit bumi tersebut cembung.
- Dome atau kubah garam terjadi akibat intruisi massa garam ke dalam lapisan
batuan. Jadi kubah ini mempunyai inti berupa garam.
- Kubah akibat pengangkatan regional pada daerah yang luas. Kubah ini
mungkin terjadi sebagai akibat dari desakan batuan vulkanis dari dalam atau
kerena proses epirogenesis.
- Kubah kriptovolkanis (Cryptovolcanic domes). Kubah ini terjadi sebagai
akibat dari desakan gas dari dalam bumi yang tergerak secara tiba-tiba,tetapi
dengan kekuatan kecil.
C. CIRI-CIRI BENTUKLAHAN ASAL STRUKTURAL
1. Dip (sudut antara bidang miring dengan bidang datar) dan strike (bidang datar yang
tegak lurus pada arah dip) batuan resisten-non resisten jelas.
2. Horison kunci jelas .
3. Terdapat sesar, kekar, rekahan, gawir sesar, sesar bertingkat .
4. Ada materi intrusif: dike, kubah granitik (batuan yang berbentuk granit).

D. MACAM-MACAM BENTUK LAHAN STRUKTURAL


1. Bentang alam dengan struktur mendatar (lapisan horizontal).
2. Dataran rendah, adalah daerah yang memiliki elevasi antara 0-500 kaki dari
permukaan air laut.
3. Dataran tinggi (pletau), adalah daerah yang menempati eleevasi diatas 500 kaki diatas
permukaan air laut, berlereng sangat landai atau datar berkedudukan lebih tinggi
daripada bentang alam di sekitarnya.
4. Bentang alam dengan struktur miring, dibagi menjadi 2
- Cuesta, kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri denag sudut
lereng yang searah perlapisan batuan kurang dari 300 (Tjia, 1987).
- Hogback, sudut antara kedua sisinya relative sama, dengan sudut lereng yang
searah perlapisan batuan lebih dari 300 (Yjia, 1987). Hotback memiliki
kelerengan scarp slope dan dip slope yang hamper sama sehingga terlihat
simetri.

E. BENTUKLAHAN DI DAERAH STRUKTUR LIPATAN, PATAHAN,


LENGKUNGAN
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan untuk mendasari interpretasi dan identifikasi
bentuk struktural adalah:
a. Perbedaan daya tahan (resistensi) lapisan batuan terhadap tenaga yang bekerja.
Lapisan batuan yang resisten akan menghasilkan relief yang berbeda dengan batuan
yang kurang atau tidak resisten.
b. Pola aliran pada bentukan struktural umumnya terkontrol oleh struktur.
c. Dalam melakukan identifikasi dan pengenalan terhadap bentukan struktural, dasar
pengenalan struktur adalah:
- Perlapisan (stratifikasi) batuan
- Attitude atau sikap lapisan (posisi bidang lapisan terhadap bidang horizontal
yang meliputi dip,strike, dip slope, face slope, dan scrap.
- Pola aliran
- Kontinuitas
- Dislokasi
- Morfologi permukaan

1. Bentuk lahan di Daerah Struktur Lipatan


a. Pola aliran tipe trellis
Terdiri atas lembahlembah besar yang sejajar sat sama lain (lembah subsekwen),
dan anak-anak sungainya yang bermuara tegak lurus pada sungai yang sejajar
tersebut. Anak-anak sungai tersebut merupakan lembah obsekuen, resekwen atau
konsekwen.
b. Punggung antiklinal (anticlinal ridge)
Merupakan punggungan atau pegunungan yang bertepatan dengan sinklinal. Pada
umumnya deretan pegunungan itu sejalan dengan sumbu/strike dari antiklinal itu.
Bentuk punggungannya membulat dan relief halus, dengan lerengnya berupa dip dari
struktur.
c. Lembah antiklinal (anticlinal valley)
Merupakan lembah-lembah yang berkembang sepanjang sumbu antiklinal.
Bentukan ini benar-benar menunjukkan pembalikan relief.
d. Lembah sinklinal (synclinal valley)
Merupakan lembah yang berkembang sepanjang sumbu sinklinal.
e. Punggung sinklinal (synclinal ridge)
Merupakan punggungan yang berkembang sepanjang sumbu sinklin. Inipun
menunjukkan adanya pembalikan relief yang sempurna. Punggungannya biasanya
lebar dengan lereng yang curam.
f. Punggung homoklinal (homoclinal ridge)
Punggung homoklinal adalah punggungan yang terbentuk pada sayap antiklinal
atau sinklinal akibat kikisan. Biasanya pada lembah ini terdapat pergantian kekerasan
lapisan batuan secara bergantian antara keras dan lunak.
g. Lembah homoklinal (homoclinal valley)
Merupakan lembah yang berkembang pada sayap antiklin atau sinklin.

2. Bentuklahan di Daerah Struktur Patahan


a. Flexure
Flexeure adalah suatu bentukan yang terjadi jika pergeseran ke arah vertikal
antara dua blok batuan yang besar, hanya melampaui jarak yang tidak panjang,
sehingga antara dua massa batuan yang bergeser tersebut tidak sampai putus,
melainkan hanya terjadi atau membentuk takikan saja.
b. Tebing
Tidak setiap tebing merupaakan hasil patahan, karena ada yang disebabkan oleh
hal yang lain. Misalnya tebing pada cuesta, hogback, messa, butte , tebing pada
kelokan meander dan lain sebagainya terjadi bukan karena sesar. Tebing akibat
patahan disebut Fault scrap, sedangkan terjadi bukan kerena patahan disebut
Escarpment. Jadi Scarp ada dua yaitu fault scrap dan escarpment.
c. Horst (naik) dan graben (turun)
Bentuk horst dan graben (slank dan horst). Graben adalah suatu depresi patahan
yang sempit dan memanjang serta dibatasi oleh suatu bidang patanhan. Sedangkan
Hosrt merupakan blok memanjang yang muncul dan lebih tinggi dari daerah
sekitarnya.
d. Bentukan khas pada sesar normal
Betukan topografi pada sesar normal, keadaanya berlain-lainan tergantung kepada
batuannya, apakah batuannya homogim atau batan yang berlapis-lapis dengan
kekerasan yang berbeda-beda pula sesuai dengan meterial batuan penyusunnya.
e. Bentukan khas pada sesar naik bersudut besar
Akibat sesar naik dengan sudut yang besar menghasilakan bentukan dengan
pengulangan pelapisan
f. Bentukan khas pada sesar naik bersudut kecil (kelopak/thrust fault)
Bentukan yang terjadi pada kondisi ini biasanya kurang jelas, karena pergesesran
yang terjadi meliputi daerah yang jauh, sebagai akibat dari pergerakan massa kulit
bumi yang relatif jauh dengan sudut kemuringan yang kecil, patahan ini terjadi pada
jenis trust fault.

3. Bentuklahan di Daerah Struktur Patahan


a. Pola pengaliran
Biasanya radial pada kubah muda dengan lembah termasuk lembah konsekuen.
Pola pengaliran anular pada kubah usia dewasa. Pola ini memperlihatkan sungai-
sungai besar membentuk lingkarann dan anak-anak sungai bermuara tegak lurus
dengan sengai induk. Lembah-lembah besar melingkar berupa lembah subsekuen,
sedangkan lembah-lembah cabangnya berupa lembah resekuen/ konsekwen.
b. Terdapat bentukan Cuesta, Hogback, Messa, Butte, Flat iron
Messa, butte, dan flat iron ini pada dasarnya adalah suatu bukit sisa yang ada di
daehar yang berstruktur kubah. Biasanya bukit sisa ini material batuannya adalah
resisten, sehingga dengan meterial yang resisten terhadap erosi membentuk topografi
yang menjulang dibandingkan dengan deerah sekelilingnya.

F. SATUAN BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURAL


1. Pegunungan sesar
Merupakan hasil deformasi oleh sesar. Tersusun atas batuan klastik yang ditandai
dengan bentuk patahan seperti graben, sembul, tringle facet, dll.
2. Gawir
Merupakan tebing patahan memanjang yang terjadi karena adanya dislokasi.
Biasanya disertai dengan adanya perpindahan secara vertikal, adanya jalur yang
hancur, pelusrusan sungai, dan sebagainya.
3. Pegunungan/perbukitan antiklinal
Merupakan pegunungan yang tersusun atas batuan plastis, yang terdiri dari unit-
unit punggung lipatan. Lembah yang terdapat pada puncak antiklin setelah tererosi
disebut dengan combe.
4. Pegunungan/perbukitan sinklinal
Tersusun dari batuan plastis yang terdiri atas lembah-lembah lipatan.

5. Pegunungan/perbukitan monoklinal
Adalah pegunungan lipatan yang terjadi karena tekanan hanya pada satu titik.
>500m : pegunungan monoklinal dan <500: perbukitan monoklinal.
6. Pegunungan/perbukitan kubah (Dome)
Diartikan sebagai struktur dari suatu daerah yang luas dengan sifat lipatan
regional dengan sudut kemiringan yang kecil. Kubah ini disebabkan oleh intrusi
garam atau diapir, intrusi lakolit, dan intrusi batuan beku seperti batolit.
7. Pegunungan/perbukitan plato
Merupakan tanah datar dengan struktur horizontal yang umumnya dikelilingi oleh
kelompok volkan atau rangkaian pegunungan. Ketinggian >500m : pegunungan dan
<500m : perbukitan.
8. Teras struktural
Merupakan permukaan bertingkat yang terjadi oleh pengangkatan yang berulang-
ulang pada suatu tempat, misalnya step fault.
9. Perbukitan mesa
Adalah perbukitan yang puncaknya datar dengan struktur horisontal sebagai
akibat proses erosi. Perbukitan yang mirip mesa tetapi puncaknya lebih sempit
disebut butte. Mesa dan bute berasal dari plato yang tererosi.
10. Graben (slenk)
Adalah tanah patahan yang turun sehingga permukaannya lebih rendah dari
daerah sekitar. Terjadi karena daerah tersebut mengalami penurunan/ penenggelaman.
11. Sembul (horst)
Adalah tanah patah yang lebih tinggi dari daerah sekitar, terjadi karena
pengangkatan (up lift).

G. PEMANFAATAN BENTUKLAHAN ASAL STRUKTURAL


1. Bidang Industri
Eksploitasi pertambangan menjadi mudah karena adanya patahan. Bila di suatu
daerah terdapat tambang batu bara dan di salah satu sisi terjadi patahan, pola lapisan batu
bara akan semakin terlihat. Selain itu, juga terjadinya jebakan atau daerah tempat
terakumulasinya minyak bumi. Akibat tertutup patahan, minyak bumi tidak bisa mengalir
ke tempat dengan tekanan lebih rendah
2. Bidang Pertanian
Patahan juga sangat bermanfaat untuk bidang pertanian hamparan sawah itu
dahulu merupakan pegunungan kapur. Akibat patahan, bagian atas dari blok yang turun
mengalami proses sedimentasi sehingga permukaan tanah bisa dijadikan sawah.
3. Obyek Wisata
Sering kali di suatu tebing mengucur mata air maupun air terjun. Hal ini juga
disebabkan patahan. Oleh karena itu, patahan atau sesar di suatu daerah perlu disikapi
dengan arif

Anda mungkin juga menyukai