Anda di halaman 1dari 4

BAB 5

SEJARAH GEOLOGI

5.1. Kala Oligosen Akhir sampai Miosen Awal

Sejarah geologi pada daerah penelitian dimulai pada Oligosen Akhir

hingga Miosen Awal dimana daerah penelitian merupakan endapan gunung api

Gajah Mungkur. Lokasi penelitian termasuk kedalam fasies proksimal-medial,

ditandai dengan litologi berupa intrusi andesit, breksi andesit, lava andesit dan

breksi pumis. Pola aliran menunjukan arah radier yang semakin menjauhi pusat

gunung api. Begitu juga kedudukan batuan yang di interpretasikan merupakan

kedudukan asli pengendapan pada lereng gunung api. Lingkungan pengendapan

satuan batuan breksi andesit Mandalika diperkirakan terbentuk pada lingkungan

darat ditandai dengan dijumpainya arang kayu serta sebagian lingkungan laut

dengan bukti adanya lava berstruktur bantal (Gambar 5.1). Struktur Geologi

gunung api berkembang baik pada fase ini yang didominasi dengan sesar

mendatar-oblique. Arah struktur bervariasi dari timurlaut-baratdaya sampai

dengan baratlaut-tenggara.

76
77

Gambar 5.1. Sejarah pembentukan satuan breksi andesit Mndalika pada kala Oligosen Akhir
hingga Miosen Awal

5.2. Kala Miosen Awal sampai Miosen Tengah

Pada Kala Miosen Awal-Tengah dimulai proses pengendapan satuan

breksi pumis Semilir. Pada kala ini ditandai dengan aktifnya gunung api Semilir

yang berada dibagian selatan lokasi penelitian. Endapan dari hasil erupsi gunung-

api dibagian selatan selama Kala Miosen Awal-Tengah terbawa angin dan arus

sebagian masuk kelaut. Penciri endapan breksi pumis Semilir yang terendapkan

dilaut yaitu berupa struktur lipatan slump dan runtuhan bongka-bongkah lapisan

batuan sebagai produk endapan longsoran bawah laut. Pada saat pembentukan

satuan ini dibagian timur laut lokasi penelitian masih terjadi proses erupsi gunung

api Gajah Mungkur sehingga hubungan antar satuan breksi pumis Semilir dan

breksi andesit Mandalika adalah selaras menjari (Gambar 5.2).


78

Gambar 5.2. Sejarah pembentukan satuan breksi pumis Semilir pada kala Miosen Awal-Tengah

5.3. Kala Miosen Tengah sampai Pliosen Awal

Pada kala Miosen Tengah sampai Pliosen Awal didaerah penelitian

terjadi genang laut dan matinya aktivitas gunung api Gajah Mungkur dan gunung

api Semilir sehingga memungkinkan untuk berkembangnya karbonat pada

lingkungan laut dangkal-berlereng. Batugamping yang berkembang lebih

didominasi oleh batugamping klastik yang terbentuk pada lingkungan neritik tepi-

neritik luar. Satuan batugamping berlapis Wonosari juga terendapkan pada

lingkungan laut dengan kelerengan dicirikan dengan dijumpainya batugamping

dengan struktur lipatan slump (Gambar 5.3). Satuan batugamping klastik

Wonosari ini mempunyai hubungan stratigrafi secara tidak selaras dengan satuan

yang lebih tua dibawahnya.


79

Gambar 5.3. Sejarah pembentukan satuan batugamping klastik Wonosari pada Miosen Tengah-
Pliosen Awal

5.4. Kala Resen

Selama kala Resen dilokasi penelitia terjadi proses pelapukan, erosi dan

pengendapan batuan yang sebelumnya telah terbentuk. Satuan endapan campuran

terendapkan pada daerah dengan topografi yang rendah (Gambar 5.4).

Gambar 5.4. Sejarah pembentukan endapan campuran pada kala Resen

Anda mungkin juga menyukai