Anda di halaman 1dari 11

5

BAB 2 KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Air Laut

Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi
daratan atas benua atau pulau.(Kamus Besar Bahasa Indonesia Edidi keempat-2008). Jadi laut
merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam
dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut. Air laut merupakan
campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut,
bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut.Air laut mengandung garam, oleh karena itu
rasanya menjadi asin. Rata-rata air laut mengandung 3,5 % garam. Artinya dalam setiap 1 kg air laut
kandungan garamnya sebanyak 35 gram.

2.2 Perbedaan Air Laut dengan Air Tawar

a. Air laut mempunyai rasa asin, sedangkan air tawar tidak. Hal ini karena air laut mengandung kadar
garam sebanyak 3,5 %, sedangkan air tawar tidak mengandung garam.

b.Kuantitas air laut di bumi jauh lebih besar dari pada jumlah air tawar. 97% air di bumi adalah air laut,
dan hanya 3% berupa air tawar.

c.Air laut lebih padat dari pada air tawar, karena kadar garam yang terkandung dalam air laut
menambah massa namun tidak mempengaruhi volume dari air laut tersebut.

d.Air laut mengandung ion terlarut lebih besar dari pada air tawar. Ion-ion yang keberadaannya
melimpah di dalam air laut adalah natrium, klorida, magnesium, sulfat, dan kalsium.

e.Kandungan unsur kimia dalam air laut: Clorida (Cl), Natrium (Na), Magnesium (Mg), Sulfur (S), calium
(Ca), Kalsium (K), Brom (Br), Carbon (C), Cr, B. Sedangkan kandungan unsur kimia dalam air tawar: zat
kapur, besi, timah, magnesium, tembaga, sodium, chloride, dan chlorine

2.3 Manfaat Pengelolaan Air Laut

1.Memberikan solusi terhadap krisis air bersih. Dengan adanya pengelolaan air laut menjadi air tawar
yang dapat dikonsumsi masyarakat dapat mengatasi adanya krisis air bersih.

2.Pengelolaan air laut menjadi air tawar yang layak konsumsi bisa mengurangi penggunaan air bawah
tanah yang diyakini sebagai penyebab utama penurunan tanah di beberapa tempat di Indonesia.

3.Dalam penggelolaan air laut yang mengandung garam menjadi air tawar ini bisa menghasilkan garam
dapur yang juga dapat dikonsumsi.

4.Pengelolaan air laut menjadi air tawar ini juga bisa menjadi sebuah kesempatan bisnis yang
menguntungkan bagi perusahaan air minum nasional maupun internasional untuk mampu menyediakan
air minum sehat bagi pelanggannya
2.4 Definisi Desalinasi Air Laut Dengan Sistem Osmosis Balik

Desalinasi merupakan suatu teknologi pengolahan air. Desalinasi merupakan proses untuk mendapatkan
air dengan kemurnian tinggi atau untuk memperoleh air bersih dari air yang memiliki kadar garam tinggi,
seperti air laut. Ada beberapa penjelasan tentang desalinasi ini, salah satunya yaitu mengartikan bahwa
Desalinasi berarti hanya suatu proses pemisahan air tawar dari air asin. Ada juga yang mengartikan
bahwa desalinasi merupakan proses untuk menghilangkan kandungan garam di air yang terdiri dari
cation (ion positif) dan anion (ion negative). Menurut Retno, 2001 Proses desalinasi biasanya digunakan
untuk mengolah air laut menjadi air bebas mineral yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Ada beberapa
teknologi dalam proses desalinasi, yakni proses distilasi atau penguapan, teknologi proses dengan
menggunakan membrane atau filtrasi, dan proses pertukaran ion. Proses desalinasi dengan cara distilasi
adalah metode pemisahan dengan cara memanaskan air laut untuk menghasilkan uap air, yang
selanjutnya dikondensasi untuk menghasilkan air bersih.. Sedangkan pada proses dengan cara
membrane adalah Unduh

SimpanSimpan makalah-pengolahan-air-laut-fiksss.pdf Untuk Nanti

Makalah Pengolahan Air Laut Fiksss PDF

Diunggah olehDina Siltri Data diunggahpada Jul 28, 2015

0 penilaian

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)

591 tayangan

15 halaman

Informasi Dokumen

klik untuk memperluas informasi dokumen

Data diunggah

Jul 28, 2015

Judul Asli

makalah-pengolahan-air-laut-fiksss.pdf

Hak Cipta

© © All Rights Reserved


Format Tersedia

PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baru

Facebook

Bagikan di Twitter, terbuka di jendela baru

Twitter

Bagikan di LinkedIn, terbuka di jendela baru

LinkedIn

Bagikan dengan Email, membuka klien email

Email

Copy Text

Salin Tautan

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat

0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat

Apakah konten ini tidak pantas?Laporkan Dokumen Ini

Unduh

SimpanSimpan makalah-pengolahan-air-laut-fiksss.pdf Untuk Nanti

1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1

Latar belakang

Bagi manusia air adalah salah satu kebutuhan utama. Hal ini dikarenakan manusia tidak hanya
membutuhkan air untuk kebutuhan tubuh (minum) tetapi juga membutuhkan air untuk berbagai
kebutuhan lain, seperti mencuci, memasak, dan lainnya. Manusia sering dihadapkan pada situasi yang
sulit ketika sumber air tawar sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Selain itu,
mengingat bahwa berbagai penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia yang memanfaatkannya,
maka tujuan utama penyediaan air bersih atau air minum bagi masyarakat adalah untuk mencegah
penyakit yang dibawa oleh air. Penyediaan air bersih selain kuantitas kualitasnya pun harus memenuhi
standar yang berlaku. Air minum yang memenuhi baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu
menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit diare. Sehingga pengawasan terhadap
kualitas air minum agar tetap memenuhi syarat kesehatan. Debit air sebagian sungai di Indonesia pada
beberapa tahun terakhir berkurang jauh dibanding 15-20 tahun lalu disebabkan adanya kerusakan
lingkungan di hulu sungai. Secara keseluruhan, kondisi hulu sungai yang berada dalam kondisi baik saat
ini hanya 15 persen sampai 20 persen. Sebagian besar kawasan hulu sungai di Indonesia adalah milik
masyarakat, sehingga mereka merusaknya dengan sesuka hati. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas
air sungai (PKA) di 33 provinsi yang dilakukan oleh pusat sarana pengendalian dampak lingkungan
(Sarpedal) Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2011, sebanyak 32 dari 51 sungai besar di Indonesia
saat ini tercemar berat, 16 sungai tercemar sedang- berat, dan hanya satu sungai yang masih memenuhi
standar baku mutu, yakni sungai Lariang di Sulawesi Tengah. Pencemaran sungai yang terjadi di
Indonesia merupakan ancaman besar bagi kesehatan masyarakat mengingat tidak sedikit PDAM di
Indonesia

Scribd

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

2 yang mengambil bahan baku airnya berasal dari sungai. Dengan tingginya tingkat pencemaran air
sungai memberi dampak pada kesehatan manusia yang memanfaatkan airnya antara lain semakin
meningkatnya tingkat kematian bayi akibat diare. Sebagai contoh adalah PDAM kota Surabaya yang
mengambil bahan baku airnya dari Kali Surabaya. Hal ini sudah jelas bertentangan dengan syarat
kelayakan air minum dimana air minum harus berasal dari bahan baku air kelas I sedangkan Kali
Surabaya memiliki kelas air II. Permasalahan yang terjadi tidak hanya berhenti pada ketidaklayakan
mutu air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat melainkan juga tingginya biaya yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan air dengan kualitas yang kurang baik. Belakangan ini, terdapat rencana
kenaikan tarif bahan baku mutu air di beberapa PDAM di Indonesia seperti yang terjadi di PDAM Kota
Surabaya. Kenaikan tarif baku mutu akan berdampak pada kenaikan ongkos produksi. Jika memang
pengaruhnya tidak signifikan, maka harga air PDAM bisa dikendalikan. Kalau tidak bisa diatasi akibat
kenaikan tarif baku mutu yang tinggi, tentu akan bisa mempengaruhi harga jual air PDAM ke konsumen.
Rencana kenaikan tarif bahan baku mutu yang tinggi, tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas bahan
baku mutu air. Bahkan saat ini ada kecenderungan kualitas bahan baku mutu yang berasal dari Sungai
Surabaya ini semakin menurun. Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological
Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menyarankan untuk mengkaji ulang pemanfaatan air
sungai Surabaya sebagai bahan baku mutu air PDAM pasalnya, pencemaran yang terjadi sudah semakin
parah. Hal ini dibuktikan dengan telah terjadinya feminisasi ikan yang disebabkan limbah urin
perempuan yang mengkonsumsi pil kontrasepsi, terkena bahan kimia seperti pestisida, PCB, logam
berat, deterjen, plastilizer (bahan pembuat plastik) dan shampo serta obat-obatan kimia. Ini terjadi
karena Kali Surabaya selama hampir 30 tahun terakhir menjadi saluran pembuangan

3 limbah kimia industri, tempat sampah besar dan WC Umum yang bebas dibuangi kotoran manusia, air
kencing dan sampah. Untuk itu diperlukan suatu alternative pemenuhan kebutuhan air bersih dan air
minum yang berkualitas dan tidak membahayakan masyarakat. Mengingat melimpahnya sumber daya
air yang berasal dari laut, maka perlu dikaji tentang kemungkinan dimanfaatkannya air laut sebagai
bahan baku pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat serta kelebihan yang mungkin didapat
ketika menggunakan air laut sebagai bahan baku air PDAM. Proses pengolahan air asin menjadi air tawar
disebut proses Desalinasi air laut yang salah satunya dilakukan dengan sistem osmosis balik.

1.2

Rumusan masalah

a.

Bagaimana tingkat kualitas dan ketersediaan air laut untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku
pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum di masyarakat? b.
Bagaimana manfaat yang ditimbulkan (kesehatan dan finansial) dari pengolahan air laut menjadi air
bersih atau air minum jika dibandingkan dengan air sungai? c.

Proses seperti apa serta alat apakah yang diperlukan dalam proses pemanfaatan air laut menjadi air
bersih dan air minum dengan cara osmosis balik?

1.3

Tujuan

a.

Mengetahui kemungkinan dimanfaatkannya air laut sebagai bahan baku pemenuhan air bersih di
masyarakat ditinjau dari kualitas dan tingkat ketersediaannya b.

Mengetahui pengertian pengolahan air laut dengan system osmosis balik c.

Mengetahui manfaat (kesehatan dan finansial) pengolahan air laut sebagai sumber bahan baku air
bersih dan air minum dibandingkan dengan air sungai

4 d.

Mengetahui metode/proses pengolahan air laut dengan system osmosis balik serta peralatan yang
digunakan dalam mengolah air laut menjadi air bersih ataupun air minum

1.4

Manfaat

a.
Memberikan alternative pilihan dalam mengatasi permasalahan meningkatnya biaya pembelian bahan
baku air untuk pemenuhan kebutuhan air bersih yang dibarengi penurunan kualitas air sungai sebagai
bahan baku awal b.

Memberikan solusi terhadap permasalahan kesehatan yang mungkin muncul akibat rendahnya kualitas
bahan baku air yang dikonsumsi masyarakat untuk kebutuhan sehari-harinya c.

Sebagai sumber referensi bagi pembaca tentang pengolahan air laut dengan system osmosis balik serta
manfaatnya

BAB 2 KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Air Laut

Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi
daratan atas benua atau pulau.(Kamus Besar Bahasa Indonesia Edidi keempat-2008

). Jadi laut merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya
mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut. Air
laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-
gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut.Air laut mengandung garam, oleh
karena itu rasanya menjadi asin. Rata-rata air laut mengandung 3,5 % garam. Artinya dalam setiap 1 kg
air laut kandungan garamnya sebanyak 35 gram.

2.2 Perbedaan Air Laut dengan Air Tawar

a.

Air laut mempunyai rasa asin, sedangkan air tawar tidak. Hal ini karena air laut mengandung kadar
garam sebanyak 3,5 %, sedangkan air tawar tidak mengandung garam. b.

Kuantitas air laut di bumi jauh lebih besar dari pada jumlah air tawar. 97% air di bumi adalah air laut,
dan hanya 3% berupa air tawar. c.
Air laut lebih padat dari pada air tawar, karena kadar garam yang terkandung dalam air laut menambah
massa namun tidak mempengaruhi volume dari air laut tersebut. d.

Air laut mengandung ion terlarut lebih besar dari pada air tawar. Ion-ion yang keberadaannya melimpah
di dalam air laut adalah natrium, klorida, magnesium, sulfat, dan kalsium. e.

Kandungan unsur kimia dalam air laut: Clorida (Cl), Natrium (Na), Magnesium (Mg), Sulfur (S), calium
(Ca), Kalsium (K), Brom (Br), Carbon (C), Cr, B. Sedangkan kandungan unsur kimia dalam air tawar: zat
kapur, besi, timah, magnesium, tembaga, sodium, chloride, dan chlorine.

2.3 Manfaat Pengelolaan Air Laut

1.

Memberikan solusi terhadap krisis air bersih. Dengan adanya pengelolaan air laut menjadi air tawar
yang dapat dikonsumsi masyarakat dapat mengatasi adanya krisis air bersih. 2.

Pengelolaan air laut menjadi air tawar yang layak konsumsi bisa mengurangi penggunaan air bawah
tanah yang diyakini sebagai penyebab utama penurunan tanah di beberapa tempat di Indonesia. 3.

Dalam penggelolaan air laut yang mengandung garam menjadi air tawar ini bisa menghasilkan garam
dapur yang juga dapat dikonsumsi. 4.

Pengelolaan air laut menjadi air tawar ini juga bisa menjadi sebuah kesempatan bisnis yang
menguntungkan bagi perusahaan air minum nasional maupun internasional untuk mampu menyediakan
air minum sehat bagi pelanggannya

2.4 Definisi Desalinasi Air Laut Dengan Sistem Osmosis Balik


Desalinasi merupakan suatu teknologi pengolahan air. Desalinasi merupakan proses untuk mendapatkan
air dengan kemurnian tinggi atau untuk memperoleh air bersih dari air yang memiliki kadar garam tinggi,
seperti air laut. Ada beberapa penjelasan tentang desalinasi ini, salah satunya yaitu mengartikan bahwa
Desalinasi berarti hanya suatu proses pemisahan air tawar dari air asin. Ada juga yang mengartikan
bahwa desalinasi merupakan proses untuk menghilangkan kandungan garam di air yang terdiri dari
cation (ion positif) dan anion (ion negative). Menurut Retno, 2001 Proses desalinasi biasanya digunakan
untuk mengolah air laut menjadi air bebas mineral yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Ada beberapa
teknologi dalam proses desalinasi, yakni proses distilasi atau penguapan, teknologi proses dengan
menggunakan membrane atau filtrasi, dan proses pertukaran ion. Proses desalinasi dengan cara distilasi
adalah metode pemisahan dengan cara memanaskan air laut untuk menghasilkan uap air, yang
selanjutnya dikondensasi untuk menghasilkan air bersih.. Sedangkan pada proses dengan cara
membrane adalah pemisahan air laut dengan air tawar dengan cara pemberian tekanan dan
menggunakan membran reserve osmosis atau dengan cara elektrodialisa. Pada sistem desalinasi dengan
menggunakan membrane RO, air pada larutan garam dipisahkan dari garam terlarutnya dengan
mengalirkannya melalui membran water-permeable. Permeate dapat mengalir melalui membran akibat
adanya perbedaan tekanan yang diciptakan antara umpan bertekanan dan produk, yang memiliki
tekanan dekat dengan tekanan atmosfer. Sisa umpan selanjutnya akan terus mengalir melalui sisi
reaktor bertekanan sebagai brine. Proses ini tidak melalui tahap pemanasan ataupun perubahan fasa.
Reverse osmosis (Osmosis terbalik) adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis
adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana molekul "solvent" (biasanya air) akan mengalir
dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran
semipermeabel. Membran semipermeabel ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang
memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari "solvent" berlanjut sampai
sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran. Reverse osmosis adalah sebuah
proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi "solute" tinggi melalui sebuah
membran ke sebuah daerah "solute" rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan
osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang
menangkap "solute" dari satu sisi dan membiarkan pendapatan "solvent" murni dari sisi satunya.
Reverse osmosis merupakan suatu metode pembersihan melalui membran semi permeable. Pada
proses membran, pemisahan air dari pengotornya didasarkan pada proses penyaringan dengan skala
molekul, dimana suatu tekanan tinggi diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga akan memaksa air
melalui proses osmosis terbalik dari bagian yang memiliki kepekatan tinggi ke bagian yang mempunyai
kepekatan rendah. Selama proses tersebut terjadi, kotoran dan bahan yang berbahaya akan dibuang
sebagai air tercemar (limbah). Molekul air dan bahan mikro yangberukuran lebih kecil dari Reverse
Osmosis akan tersaring melalui membran. Di dalam membran Reverse Osmosis tersebut terjadi proses
penyaringan dengan ukuran molekul, yakni partikel yang molekulnya lebih besar daripada molekul air
misalnya molekul garam, besi dan lainnya, akan terpisah dan dalam membran osmosis balik harus
mempunyai persyaratan tertentu, misalnya kekeruhan harus nol, kadar besi harus <0,1

Peralatan Desalinasi dengan Sistem Osmosis Balik


Untuk merakit suatu unit RO diperlukan beberapa alat pendukung seperti : Mesin Las, Bor listrik, Alat
potong/gergaji, Obeng, Palu, Lem, Kunci, Gurinda dan alat pertukangan

2.6Proses Desalinasi Air Laut dengan membran Reverse Osmosis atau filtrasi

Reverse osmosis (Osmosis balik) adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis
adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana molekul "solvent" (biasanya air) akan mengalir
dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran
semipermeabel. Dalam penyaringan terdiri dari dua unit, yaitu unit pengolahan awal dan unit osmosa
balik. Unit pengolahan awal terdiri dari pompa air baku, tangki reaktor (kontaktor), saringan pasir, filter
mangan zeolit, filter untuk penghilangan warna (color removal), dan filter cartridge ukuran 0,5 µm.
Sedangkan unit osmosa balik terdiri dari pompa tekanan tinggi, membran Osmosa Balik, pompa dosing
klorine, dan sterilisator ultra violet (UV).

Air baku (air laut) dipompa ke tangki reaktor (kontaktor), sambil diinjeksi dengan larutan klorin atau
Kalium Permanganat agar zat Besi atau Mangan yang larut dalam air baku dapat dioksidasi menjadi
bentuk senyawa Besi atau Mangan yang tak larut dalam air serta untuk membunuh mikroorganisme
yang dapat menyebabkan biofouling (penyumbatan oleh bakteri) di dalam membran Osmosa Balik. Dari
tangki reaktor, air dialirkan ke saringan pasir cepat agar senyawa Besi atau Mangan yang telah
teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS) yang berupa partikel halus, plankton dan lainnya dapat
disaring. Air yang keluar dari saringan pasir selanjutnya dialirkan ke filter Mangan Zeolit. Dengan adanya
filter Mangan Zeolit ini, zat Besi atau Mangan yang belum teroksidasi di dalam tangki reaktor dapat
dihilangkan sampai konsentrasi < 0,1 mg/l. Zat Besi dan Mangan ini harus dihilangkan terlebih dahulu
karena dapat menimbulkan kerak (scale) di dalam membran Osmosa Balik. Air dialirkan ke filter
penghilangan warna. Filter ini mempunyai fungsi untuk menghilangkan senyawa warna dalam air baku
yang dapat mempercepat penyumbatan membran Osmosa Balik. Setelah melalui filter penghilangan
warna, air dialirkan ke filter cartridge yang dapat menyaring partikel dengan ukuran 0,5 µm. Air dialirkan
ke unit Osmosa Balik dengan menggunakan pompa tekanan tinggi sambil diinjeksi dengan zat anti kerak
(antiskalant) dan zat anti biofouling. Air yang keluar dari modul membran Osmosa Balik yakni air tawar
dan air buangan garam yang telah dipekatkan. Selanjutnya air tawarnya dipompa ke tangki penampung
sambil dibubuhi dengan klorine dengan konsentarsi tertentu agar tidak terkontaminasi kembali oleh
mikroba, sedangkan air garamnya dibuang lagi ke laut.

2.7Keunggulan dan Kelemahan Sistem Osmosis Balik

2.7.1 Keunggulan Sistem Osmosis Balik

Beberapa keunggulan yang didapat berdasarkan kajian ekonomi dan hasil yang dicapai, untuk proses
pengolahan air dengan metode reverse osmosis adalah sebagai berikut :

a.Mengurangi kebutuhan laboratorium,

b.Dapat mencapai pada tekanan tinggia oksida


c.Dapat mengurangi kandungan garam, karbonat, total hardness, sulfat, dannitrat dari air umpan. Zat-
zat yang tidak terlarut dalam air juga dipisahkan seperti koloid dan bakteri.

d.Untuk umpan padatan total terlarut di bawah 400 ppm, osmosis balik merupakan perlakuan yang
murah.

e.Untuk umpan padatan total terlarut di atas 400 ppm, dengan penurunan padatan total terlarut 10%
semula, osmosis balik sangat menguntungkandibanding dengan deionisasi.

f.Untuk umpan berapapun konsentrasi padatan total terlarut, disertai kandungan organic lebih daripada
15 g/liter, osmosis balik sangat baik untuk praperlakuan deionisasi.

g.Osmosis balik sedikit berhubungan dengan bahan kimia, sehingga lebih praktis.

2.7.2Kelemahan Sistem Osmosis Balik

Kelemahan yang sering didapat pada pengolahan air menggunakan metode reverse osmosis adalah
sering terjadinya penyumbatan (fouling/clogging) karena bahan – bahan tertentu pada permukaan
membran seperti membran berkerak karena pengendapan garam terlarut dalam air karena konsentrasi
air cukup pekat dan batas kelarutan terlampaui. Kerak dapat berupa kalsium karbonat atau sulfat,silika,
dan kalsium klorida, dan perawatannya lebih mahal dibandingkan dengan pengolahan secara
konvensional. Selain itu air umpan harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan partikulat-
partikulat, Operasi RO membutuhkan material dan alat dengan kualitas standar yang tinggi, serta
terdapat kemungkinan terjadi pertumbuhan bakteri pada membran itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai