Anda di halaman 1dari 32

Materi 7

Kekayaan dan Sumber Daya Alam


Provinsi Banten

Banten - Provinsi Banten adalah provinsi yang merupakan pemekaran dari Provinsi Jawa Barat
sejak tanggal 4 Oktober 2000. Usaha pembentukan Provinsi Banten sebenarnya sudah
dilakukan sejak lama, salah satu buktinya adalah adanya semacam pakta berjudul
"Kebupalatan Tekad Panitia Propinsi Banten" yang dirumuskan oleh Panitia Propinsi Banten
pada tanggal 21 April 1967. Isinya diawali dengan muqaddimah yang mengemukakan dua
syarat untuk menjadi sebuah provinsi yaitu syarat subjektif yakni hasrat atau kemauan rakyat
Banten untuk menjadikan daerahnya sebagai provinsi dan syarat objektif yaitu adanya Suber
Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup untuk mempertahankan
kelangsungan hidup sebuah Propinsi.

Menyangkut SDA, dijelaskan bahwa hasil pertanian berupa padi dan palawija memadai dan
bisa menjadi surplus apabila diterapkan teknologi tepat guna. Di Banten juga ada perkebunan
karet, kelapa, cengkeh, lada, panilli, melinjo (Banten daerah penghasil emping yang penting),
dan buah-buahan. Perikanan laut juga sangat signifikan karena 75% daerah Banten dikelilingi
laut. SDA yang juga menjanjikan ialah pertambangan, berupa tambang emas di Cikotok, bijih
besi di Cikurut, bahan semen di Anyer, belerang di Walantaka dan Padarincang, bahan Mika di
Bojong, intan di Cibaliung, batubara di Gunung Kencana, Gunung Madur dan lain-lain. Selain
itu, Banten juga memiliki aset pariwisata, pantai Anyer dan Carita yang indah, cagar alam Ujung
Kulon dan peninggalan sejarah dan kebudayaan yang pernah mengalami kejayaan pada masa
lalu.

Dengan luas wilayah 9.662,92 km2, Banten terhitung kecil sebagai sebuah provinsi
dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Karakteristik wilayah Banten yang strategis
terletak di pintu masuk Jawa dari arah Sumatera dan dekat dengan ibukota merupakan faktor
yang mendukung perkembangan pengelolaan SDA. Hal ini terkait dengan distribusi hasil SDA
yang bisa lebih cepat. Dengan demikian, Sumber Daya Alam yang tersedia wajib dijaga 
keberadaan dan kelestariannya selain untuk dioptimalkan pemanfaatanya. Hal ini tidak lain
demi mendukung pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat 3.

Wilayah Banten yang mempunyai potensi SDA cukup besar berada di Kab. Lebak dan Kab.
Pandeglang. Di kedua kabupaten ini masih menyimpan potensi sumber daya air, pertanian,
kehutanan, pertambangan, dan pariwisata yang belum dikelola secara optimal.
Sumber Daya Alam Provinsi Banten

Provinsi Banten mempunyai peluang ekonomi yang besar karena posisi geografis dan aset
pemerintah daerahnya sangat mendukung. Provinsi ini memiliki 56 pulau, dan dalam waktu
dekat akan memiliki pelabuhan laut di Bojonegara. Pelabuhan yang tengah dibangun akan
dimanfaatkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), melayani jalur bisnis regional dan
internasional di jalur selat Sunda. Selat strategis ini, merupakan salah satu jalur internasional
yang sangat potensial, Selat ini tidak saja dilalui kapal kapal lokal, tetapi juga kapal-kapal
tanker yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara
semisal Thailand, Malaysia, dan Singapura. Wilayah Banten, terutama Kota Tangerang dan
Kabupaten Tangerang, adalah kawasan penyangga Jakarta sebagai lbukota Negara. Posisi ini
sangat strategis, dipenuhi oleh pabrik-pabrik dan sentra-sentra industri. Tersedianya
infrastruktur yang memudahkan berlangsungnya transaksi ekonomi antar provinsi,
memberikan nilai tambah dalam mempercepat pertumbuhan ekonominya.

Apalagi beberapa pelabuhan laut kecil yang kini dikembangkan sebagai antisipasi untuk
menampung kelebihan kapasitas pelabuhan laut di Jakarta.

Pertanian

Potensi sektor pertanian terus dikembangkan. Namun pada tahun 2014, produksi tanaman
padi di Provinsi banten menurun dibandingkan tahun 2013 yaitu dari sebelumnya 2.083.608
ton pada tahun 2013 menjadi 2.045.883 ton pada tahun 2014. Sementara itu, produksi
tanaman palawija pada tahun 2014 masing-masing adalah jagung sebesar 10.514 ton, kacang
hijau sebesar 907 ton, ubi jalar sebesar 28.336 ton, ubi kayu sebesar 85.943 ton dan kacang
kedelai sebesar 6.384 ton. Pada tahun 2014 komoditi sayuran dan buah-buahan tahunan di
Provinsi Banten didominasi oleh pisang, mangga dan durian. Produksi pisang tahun 2014
sebesar 220.625 ton, mangga sebesar 49.089 ton dan durian sebesar 37.933 ton. Sedangkan
komoditi sayuran dan buahbuahan semusim didominasi oleh ketimun sebesar 21.995 ton,
kacang panjang 16.976 ton dan kangkung sebesar 14.488 ton. 

Perkebunan

Dari bidang Perkebunan terbagi menjadi 2 yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar.
Perkebunan besar terdiri dari dua macam, yaitu perkebunan besar milik Negara dan
perkebunan besar milik swasta. Produksi tiga komoditi terbesar di Provinsi Banten pada tahun
2014 adalah sebagai berikut: kelapa dengan produksi 46.304,39 ton, kelapa sawit dengan
produksi 29.274,46 ton dan karet dengan produksinya mencapai 13.569,24 ton.

Peternakan

Dari bidang peternakan Populasi sapi di Provinsi Banten tahun 2014 mencapai 54.934 ekor,
kerbau sebanyak 101.632 ekor dan kuda 170 ekor. Sedangkan populasi ternak kecil di Provinsi
Banten tahun 2014 adalah domba sebanyak 657.674 ekor, babi 24.925 ekor, dan kambing
776.304 ekor. Sementara itu populasi unggas di Provinsi Banten tahun 2014 yaitu ayam
pedaging sebanyak 63.324.448 ekor, ayam petelur 4.787.304 ekor, ayam buras 9.798.896 ekor
dan itik sebanyak 2.043.189 ekor. 5. Perikanan Pada tahun 2014, di Provinsi Banten terdapat
6.623 rumah tangga perikanan tangkap, dimana 6.065 rumah tangga atau 91,57 persen
diantaranya merupakan rumah tangga yang menangkap ikan di laut, sementara sisanya
merupakan rumah tangga yang menangkap ikan di perairan umum.

Perikanan

Total produksi perikanan tangkap selama tahun 2014 sebesar 59.538 ton, dimana 59.102 ton
atau 99,27 persen diantaranya dihasilkan dari perikanan tangkap di laut. Selain itu, di Provinsi
Banten juga terdapat 25.169 rumah tangga perikanan budidaya, dengan total produksi sebesar
105.635 ton. Jumlah rumah tangga perikanan budidaya terbesar terdapat di Kabupaten Lebak
yaitu sebanyak 11.391 rumah tangga, sementara untuk jumlah produksi terbesar dicapai oleh
Kabupaten Serang yaitu sebesar 68.355 ton. 

Kehutanan

Produksi hasil hutan yang berupa kayu di Provinsi Banten pada tahun 2014 dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu Kayu jati dan kayu rimba. Produksi kayu rimba pada tahun 2014
sebesar 21.088 m3 , dengan nilai produksi 14,13 miliar rupiah (meningkat dari tahun
sebelumnya), sedangkan produksi kayu jati sebesar 8.725 m3 dengan nilai 19,01 miliar rupiah.

Sumber Data: Badan Pusat Statistik Banten 2015


Sumber Daya Alam Banten

Provinsi Banten dengan luas daratan 9.662,92 km2 menyimpan kekayaan dan
keanekaragaman sumber daya alam, antara lain keberadaan hutan produksi mengalami
peningkatan dari 53.533,60 ha pada tahun 2003 menjadi 72.295,47 ha hingga tahun
2004, yang terdiri dari 42.537,55 ha hutan produksi tetap dan 29.757,92 ha hutan
produksi terbatas. Disamping itu, sumber daya lahan untuk pengembangan pertanian
yang telah dikembangkan terdiri dari 84.315,40 ha lahan persawahan teririgasi,
90.423,50 ha sawah tadah hujan, serta 181.247,60 ha area perkebunan, dan belum
termasuk lahan-lahan pertanian yang diusahakan untuk budidaya palawija,
hortikultura, sayuran dan buah-buahan.

Dari sisi pertambangan dan energi, sumberdaya mineral sebagian besar telah
diusahakan baik oleh swasta maupun masyarakat, seperti zeolit, bentonit, sirtu, pasir
kuarsa, batu gamping, felspar, bondclay, lempung, fosfat, toseki, kalsedon, opal, kayu
terkersikan, marmer, pasir laut, emas, batubara. Beberapa potensi sumberdaya mineral
lainnya di Provinsi Banten hingga saat ini belum dimanfaatkan secara optimal seperti
tras, batu apung, besi dan andesit.

Disamping itu, belum dimanfaatkannya sumberdaya energi alternatif yang berpotensi


untuk dikembangkan sebagai sumber energi pembangkit listrik seperti: sumberdaya
energi fosil (batubara) sebanyak 10,3 juta dalam bentuk sumberdaya tereka yang
tersebar di Banten Selatan, energi panas bumi sebesar 230 Mwe, tenaga air skala kecil,
biomassa, tenaga surya sebesar 3,5 KWH/meter2/hari, tenaga angin di wilayah pantai
selatan kecepatan angin rata-rata 2-6 m/detik, dan energi gelombang laut.
Sementara itu, wilayah pesisir dan laut Provinsi Banten dengan luas perairan 11.134,22
km2 (belum termasuk perairan nusantara/teritorial dan ZEEI yang dapat
dimanfaatkan), dengan panjang garis pantai 509 km, serta 55 pulau-pulau kecil dan
pulau terluar menyimpan kekayaan dan keragaman sumberdaya pesisir dan laut.
Potensi sumberdaya perikanan tangkap laut dengan produksi tahun 2004 yang sebesar
76.324,50 Ton baru memanfaatkan 82,09% dari potensi lestari di wilayah perairan Kab.
Pandeglang (92.971 Ton) sehingga belum memperhitungkan potensi lestari wilayah
perairan lainnya. Potensi sumber daya perikanan budidaya, seperti budidaya laut (KJA
dan rumput laut) di pantai utara dan pantai barat, serta lahan tambak hingga tahun
2005 baru dimanfaatkan sekitar 58,2 % (8.010,55 Ha) dari potensi 13.768,9 Ha.

Potensi geowisata belum dimanfaatkan secara oftimal yang menjadi andalan untuk
meningkatkan PAD Provinsi Banten antara lain; Ex. PT. Antam Cikotok, Batu Posil
Sajira-Lebak, Sumber Panas Bumi Cipanas, Gunung Karang, Cinangka dan Padarincang
seperti Batu Kuwung.

KONDISI DAN POTENSI PERTAMBANGAN DAN ENERGI DI PROVINSI BANTEN


1. Potensi Sumber Daya Mineral, Air Tanah, Batubara, dan Panas Bumi

 
1. Potensi Sumber Daya Mineral

Provinsi Banten mempunyai bentang alam wilayah terdiri atas


pedataran sebagaimana yang terbentang antara Tangerang dan
Serang, perbukitan sedang (antara Serang – Pandeglang – Cibaliung)
dan perbukitan terjal yang tersebar di Bagian Selatan dengan puncak-
puncak G. Sanggabuana, G. Halimun, G. Endut dan G. Nyungcung.

Keadaan bentuk bentang alam ini sangat berkaitan erat dengan kondisi
geologi regional daerah Banten yang merupakan bagian dari
jalur/busur magmatik berumur Tersier-Kuarter yang membentang dari
ujung utara Pulau Sumatera sampai Nusa Tenggara yang dikenal
sebagai Busur Magmatik Sunda-Banda (Sunda-Banda Magmatic Arc).
Di daerah Banten busur ini membentuk kubah, pematang dan kerucut
gunungapi yang aktif.(Lihat Gambar 2).

Kondisi geologi seperti tersebut diatas menghasilkan potensi sumber


daya mineral dan  geowisata yang cukup melimpah. Daerah berbatuan
gunung api tua yang diterobos oleh batuan intrusif yang lebih muda,
merupakan tempat kedudukan mineralisasi logam dasar dan logam
mulia seperti timbal, besi dan emas.

Sedangkan daerah berbatuan gunung api lebih muda merupakan


daerah prospek untuk bahan galian industri seperti batu pasir kuarsa,
batu gunung, bentonit, zeolit, lempung, toseki dan tras. Selain itu
daerah berbatuan sedimen tua dan muda sangat erat kaitannya dengan
keterdapatan batubara dan batu gamping. 

Sedangkan untuk potensi geowisata, bekas tambang emas Cikotok


dapat dijadikan salah satu potensi unggulan yang dapat menghasilkan
PAD bagi Propinsi Banten. Tambang emas Cikotok ini merupakan salah
satu tambang tertua di kawasan Asia Tenggara yang masih terawat
baik sehingga bisa dimanfaatkan untuk obyek pendidikan dan wisata
geologi. Tempat ini bisa juga dijadikan sebagai pusat pendidikan
pertambangan bagi aparatur Pemerintahan baik dari Propinsi Banten
ataupun dari Propinsi lainnya. Selain itu tambang emas di Cikotok bisa
juga dijadikan sebagai laboratorium alam yang akan sangat bermanfaat
bagi dunia pendidikan ilmu kebumian.

Pengembangan dan peningkatan usaha bahan galian industri akan


bermanfaat tidak hanya untuk meningkatkan kegiatan industri, tetapi
juga akan memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah dan
penggerak pengembangan wilayah khususnya perluasan kesempatan
kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Potensi bahan galian tambang di Provinsi Banten dapat diklasifikasikan


menjadi dua klasifikasi, yaitu  :
1. Bahan galian tambang mineral logam dan
2. Bahan galian tambang bukan logam.

Tabel 11.  Potensi Bahan Galian Tambang


Nama Bahan
Manfaat Lokasi Sebaran
Galian

BAHAN GALIAN LOGAM

Emas 1. Perhiasan Kab.Lebak : Kec.


Cikotok, Kec. Cikidang,

  1. Mata Uang Kec. Bayah(G.Endut),


Kec. Kancana

1. Bidang kedokteran untuk logam Kab. Pandeglang : Kec.


 
anti karat Cibaliung

Kab.Serang : Kec.
   
Padarincang

     

Perak Perhiasan Kab.Lebak :Kec. Cikotok,


Kec. Cikidang, Kec.
   
Bayah(G.Endut)

Kab. Pandeglang :Kec.


   
Cibaliung

Kab.Serang : Kec.
   
Padarincang

     

Kab. Lebak : Kec.


Bahan baku campuran besi baja
Timah Hitam Cikotok,  Kec.
tahan karat
Panganggaran

     

Kab. Pandeglang : Kec.


Pasir Besi Bahan baku besi baja
Cikeusik

     
Nama Bahan
Manfaat Lokasi Sebaran
Galian

Batubesi Bahan baku besi baja Kab. Lebak : Kec. Cijaku,

    Kec. Panganggaran

     

BAHAN GALIAN NON LOGAM


1. Bahan penghisap atau zat-zat
Kab. Lebak : Kec.
Bentonit
pembersih
Bojongmanik Kec. Maja
1. Bahan campuran untuk zat pemisah
  Kec. Cipanas
dalam

  1. penyulingan minyak Kab. Pandeglang :

  1. Zat Pemutih Kec.Cigeulis


(desaCigeulis), Kec.
  1. Bahan katalisator
Cikeusik (desa
Cikondang), Kec.
    Pagelaran
(DesaSukadanu)
1. Bahan campuran dalam industri
Lempung Kab. Lebak : Kec. Bayah,
semen

  1. Bahan pembuatan batubata Kec. Cirompang

    Kab. Pandeglang :

    Kec. Munjul
(desaGunungbatu,
desaBojongmanik, desa
Dukuh), Kec. Bojong
(desa Cijakar), Kec.
Banjar (desa Cibodas),
Kec. Saketi (desa
Sukabungan), Kec.
Cigeulis (desa
Nama Bahan
Manfaat Lokasi Sebaran
Galian

Karagsambung), Kec.
Cibaliung

Kab. Serang : Kec.


   
Kragilan

Kab. Tangerang : Kec.


   
Balaraja

Kota Serang : Kec.


   
Tulakan

     
1. Bahan pembuatan bata, campuran
Kab. Lebak : Kec. Bayah,
Zeolit beton, batu hias dan blok-blok
pembuat dinding bangunan. Kec. Gunung Kencana,
1. Bidang Pertanian, tepung zeolit dari Kec. Cilograng
jenis klinoptiolit pada tanah dan (DesaCibareno), Kec.
 
sawah dapat meningkatkan
pertumbuhan serta hasil tanaman. Cibeber (Desa Cibeber)
1. Bidang peternakan, dapat
  dimanfaatkan sebagai bahan  
penambah makanan ternak
1. Bidang perikanan, sebagai
pengontrol/ penyerap amonium
  yang dikeluarkan oleh ikan,  
sehingga pemeliharaan ikan
dapatlebih banyak.
1. Bidang lingkungan,zeolit dapat
dimanfaatkan sebagai bahan
  penghilang bau, penangkap ion  
Ca2, penyerap gas N2, O2 dan CO2,
mengikat logam-logam berat.

 
1. Bidang industri, zeolit dapat dipakai
 
sebagai bahan penjernih minyak
kelapa sawit, untuk menyerap zat
warna. Dalam Industri kertas zeolit
dapat berfungsi sebagai bahan
pengisi dan akan memberikan sifat
Nama Bahan
Manfaat Lokasi Sebaran
Galian
yang lebih baik terhadap kertas.

     

keramik, industri elektronik,


industri kosmetik, industri kertas,
serta pembuatan bahan-bahan Kab. Lebak : Kec.
Kaolin
bangunan, misalnya batubata, Bajnarsari, Kec. Bayah
bata yang beremail  dan sebagai
refraktor untuk bata tahan api.

     

assesoris atau barang hiasan


Kab. Lebak : Kec. Sajira,
Opal dinding sebagai variasi barang -
Kec. Maja
barang pajangan/perhiasan

     

1. Alat optik, terutama untuk prisma


Kalsit Kab. Lebak : Kec.Bayah
polarisasi
1. Iindustri kimia sebagai bahan (desa BayahTimur)
 
campuranpupuk,

  1. untuk kosmetik,  
1. Iindustri keramik, barang seni, meja
   
marmer.

  1. Bidang kedokteran dan farmasi.  


     

Batupasir kuarsa 1. Campuran dalam industri keramik Kab. Lebak : Kec.


1. Campuran dalam industri semen Bayah(Desa Bayah Barat
 
portland dan Desa Bayah Timur),
  Kec. Panggarangan,  Kec.
1. Bahan campuran pada industri
Banjarsari (Desa Keusik),
gelas, bahan bangunan, batu
  asahan. Kec. Cimarga, Kec.
Nameng
Nama Bahan
Manfaat Lokasi Sebaran
Galian

     

1. Digunakan dalam siklus industri


Kab. Lebak : Ke. Bayah
Batugamping kimia teknik, seperti pabrik gula,
pabrik kapur, kalsium karbida (Desa Bayah Timur dan
Desa Sawarna), Ke.
  1. Bahan campuran keramik
Bojongmanik
(DesaBojongmanik dan
  1. Bahan baku industri kertas
DesaParakanbeusi)

  1. Bahan baku semen porland  

  1. Bahan baku soda abu  

  1. Bahan baku pupuk fosfat  

     
1. Bahan-bahan poles logam dan lain-
Kab. Lebak : Kec.
Batapung
lain
1. Bahan campuran beton, norfar Bojongmanik, Kec.
membuat bata ringan, batubata Ciregos, Kec. Maja, Kec.
 
tahan api, bahan asah, plester,filter, Panggarangan, Kec.
pasta gigi, filter pada aspal
Bayah (Desa Bayah
Barat), Kec. Cimarga,
  1. Industri Keramik
Kec. Leuwidamar

Kab. Pandeglang : Kec.


    Cimanggu (Desa
Cimanggu)

Kota Cilegon : Kec.


    Ciwandan (Desa
Tegalratu)

     

Batugunung
1. Pondasi bangunan, jalan raya,
Kab. Lebak : Kec.
jembatan dan sebagainya
(andesit - basalt) Ciawitalib(Intrusi-intrusi
Nama Bahan
Manfaat Lokasi Sebaran
Galian

seperti Gunugn Bedil,


1. Bahan campuran pembuatan
  Baluhbuh, Jayagempu),
keramik dan bahan bangunan
Kec.Sajira (G.Pango)

     

    Kab. Pandeglang :

Kec. Mandalawngi (desa


   
Pr kondang)

Kec. Cadasari (desa


    Ciinjuk, desa Cadasari,
desa Cikoneng)

Kec. Pandeglang (Kel.


Pagarbatu, Kel. Cuhud,
   
Kel. Pr Petemi,Kel.
Kalapasan, Kel. Jaliti)

Kec. Menes (desa


    Sukamana, desa Munjul,
desa Banjarwangi)

Kec. Cigeulis (desa


Cigeulis, desa
   
Karyabuana, desa
Sinarjaya)

Kec. Cibaliung  (desa


    Mahendra, desa
Cibaliung,

Kec. Sumur (desa


   
Kertajaya)

     
Nama Bahan
Manfaat Lokasi Sebaran
Galian

Kab. Serang : Kec.


Bojonegoro, Kec. Sajira,
   
Kec. Pulomerak, Kec.
Anyer

     

Kota Cilegon : Kec.


Lebakgede, Kec.
   
Puloampel, Kec.
Purwakarta, Kec. Pabean

     

Kab Lebak : Kec.


Obsidian 1. Bahan batu hias
Panggarangan
1. Campuran bahan bangunan
   
kontruksi ringan

  1. Bahan isolator panas dan dingin  

  1. Bahan peredam suara  

  1. Bahan penggosok  

     

Fosfat Pupuk Kab. Lebak : Kec. Bayah

     
1. Bahan semen alam, bahan
Kab. Lebak : Kec.
Tras
pembuatan batako,
1. Campuran bahan bangunan Bojongmanik, Kec.
 
Nama Bahan
Manfaat Lokasi Sebaran
Galian

    Ciregos, Kec. Maja, Kec.


Panggarangan, Kec.
Bayah (Desa
BayahBarat), Kec.
     

Jasper Ornamen Kab. Lebak : Kec. Bayah

     

Kab. Lebak : Kec. Sajira,


Fosil kayu Ornamen Kec.Cipanas, Kec.
Cimarga

Kab. Tangerang : Kec.


   
Curug

     

Fluks dalam industri keramik, Kab. Lebak : Kec.


Feldspar
gelas dan kaca Cipanas

     

 Kab. Pandeglang : Kec.


Banjarsari (desa
   
Kertajaya), kec. Banjar
(desa Cibodas)

     

Krisopras dan Bahan bangunan dan bahan Endapan di sepanjang


Krisokola campuran beton sungai (ciujung,
Nama Bahan
Manfaat Lokasi Sebaran
Galian

Cisadane, Liman,
Binuangeun dan sungai
yang lainnya)

Endapan di lereng
gunung sebagai hasil
   
endapan lahar masa(G.
Gede, G. Karang)

     

Batupasir Bahan bangunan , jalan raya, Kab. Serang : Kec. Baros

jembatan dan bahan konstruksi Kota Cilegon : Kec.


 
lainnya Bagendung

Kab. Tangerang : Kec.


    Cisauk, Kec. Legok, Kec.
Pagedangan

     

    Kota Serang : Kec. Curug

     

                               

Untuk potensi sumber daya mineral, baik logam maupun non logam
sebagaimana tersebut diatas, di Propinsi Banten ada beberapa potensi sumber
daya mineral yang menjadi unggulan, antara lain pasir kuarsa, bentonit, trass,
zeolit, emas, batu gamping, batuapung, batubara dan kaolin
Selain itu, Provinsi Banten juga memiliki potensi sumber daya alam
yang khas yang merupakan bahan tambang, yaitu batu sempur atau
fosil kayu. Kekhasan yang dimiliki adalah karena kelangkaannya yang
merupakan hasil proses geologi yang sangat jarang dijumpai di belahan
bumi manapun.

Batusempur tersebar di Kecamatan Sajira, Maja, Leuwidamar dan


Cipanas Kab. Lebak. Sedangkan Batumulia tersebar di Kecamatan
Maja, Sajira dan Cipanas Kabupaten Lebak serta Kecamatan Cibaliung
dan Cimanggu Kabupaten Pandeglang.

Bahan galian ini merupakan fosil kayu yang telah membatu dengan
komposisi mineral silica (SiO2) yang dibeberapa lokasi di Kabupaten
Lebak berukuran luar biasa dengan panjang mencapai puluhan meter
dan diameter sekitar 1,5 meter.

Dalam beberapa tahun terakhir batusempur telah diperjualbelikan


dalam bentuk raw material dengan harga yang sangat murah, bahkan
telah diekspor dalam jumlah cukup besar. Kemudian ada pelarangan
ekspor bahan fosil kayu dalam keadaan belum diolah melalui Kepmen
Perindustrian dan Perdagangan No. 385/MPP/KEP/6/2004.

Pemerintah Provinsi Banten telah memberikan pembinaan terhadap


pengelolaan fosil kayu ini melalui pemberian pelatihan pengolahan
batumulia, sejak tahun 2003 serta membentuk workshop pengolahan
batumulia di Sajira Kabupaten Lebak.

Dalam tahun 2006 ada rencana untuk pembangunan Taman Batu di


daerah Sajira, Kabupaten Lebak digagas oleh Departemen Kebudayaan
dan Pariwisata, namun hingga saat ini belum dapat terealisasi.

 
1. Potensi Air Tanah

Air merupakan kebutuhan pokok vital manusia, hewan dan tumbuh-


tumbuhan yang tingkat kebutuhannya semakin meningkat karena
bertambahnya jumlah penduduk dan bertambahnya aktivitas yang
memerlukan air. Potensi air atau sumberdaya air dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu potensi  air permukaan dan potensi air tanah.

Dalam memenuhi kebutuhan terhadap air tersebut, pemanfaatan air


tanah merupakan pilihan pertama karena dianggap mudah, murah dan
umumnya memenuhi syarat dari segi kualitas.

Berdasarkan hasil penelitian, keberadaan air tanah di Provinsi Banten


dapat diklasifikasikan menjadi 5 (lima) satuan Cekungan Air Tanah
(CAT) yang telah diidentifikasi bersifat lintas kabupaten maupun kota,
antara lain CAT Labuan, CAT Rawadano dan CAT Malingping dan lintas
propinsi, meliputi CAT Serang-Tangerang dan CAT Jakarta.

Data selengkapnya berkenaan dengan Cekungan Air Tanah di Provinsi


Banten tersebut dapat dilihat pada table 11 dibawah ini :

Tabel 12.  Pembagian Cekungan Air Tanah di Provinsi Banten

Cekungan Air Tanah Jumlah Air tanah


No. Wil Administrasi
Nama Luas (km2) Bebas Tertekan

Kab. Pandeglang
1. Labuan 734 836 27
Kab. Lebak

           

Kab. Serang
2. Rawadano 375 180 13
Kab. Pandeglang

           

3. Serang- 2.822 Kota Serang 180 18


Tangerang
Kab. Serang
*
Kota Cilegon

Kab. Pandeglang

Kota Tangerang

Kab. Tangerang

Kab. Bogor

Kab. Pandeglang
4. Malingping 707 384 2
Kab. Lebak

DKI Jakarta

Kota Tangerang

Kota Depok
5. Jakarta * 1.439 803 40
Kab. Tangerang

Kab. Bogor

Kab. Bekasi

  Total 6.077   3.278 100

* Cekungan lintas Provinsi

Sumber : Lampiran Kepmen ESDM Nomor 716K/40/MEM/2003

 
1. Potensi  Batubara

Potensi Batubara di Provinsi Banten keterdapatan dan cadangannya


adalah sebagai berikut :
1. Jenis bituminous dengan kalori 6000-7000 kal/kg, tersebar di Kecamatan Panggarangan,
Bayah dan Cilograng, Kab. Lebak
2. Jenis sub-bituminuos dengan kalori 4000 – 5500 kal/kg, tersebar di Kecamatan Bojongmanik
Kab. Lebak.
3. Cadangan untuk potensi 2 jenis batu bara tersebut diatas adalah terukur 13,8 juta ton;
terduga 22,1 juta ton; terreka 30,4 juta ton.
 

 
1. Potensi Panas Bumi

Provinsi Banten memiliki potensi panas bumi di beberapa tempat,


seperti di Batukuwung, G. Karang, G. Pulosari, dan G. Endut.

Saat ini terdapat 2 (dua) WKP Panas Bumi yang berada di


Provinsi Banten,  yaitu WKP Kaldera Danau Banten dan WKP Gunung
Endut.

 
1. WKP Kaldera Danau Banten

Lokasi potensi Panas Bumi Bt. Kuwung, G. Karang dan G. Pulosari telah
ditetapkan dalam satu Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi
yaitu WKP Kaldera Danau Banten melalui SK. Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 0026/K/30/MEM/2009 tanggal 15 Januari
2009 tentang Penetapan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas
Bumi di Daerah Kaldera Danau Banten, Kabupaten Serang dan
Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, dengan potensi berdasarkan
tingkat penyelidikan rinci sebesar 115 MWe.

Kemudian WKP ini ditetapkan sebagai bagian dari Program Percepatan


Pembangunan Pembangkit 10.000 MW tahap II melalui Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 02 tahun 2010
tentang Daftar Proyek-Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit
Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan
Gas serta Transmisi Terkait.

Menindaklanjuti 2 (dua) Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya


Mineral diatas, telah dilaksanakan pelelangan terhadap WKP Panas
Bumi di Daerah Kaldera Danau Banten Kabupaten Serang dan
Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten pada bulan Mei-Desember 2010
dengan koordinasi dan pelaksanaan pelelangan oleh Panitia Lelang WKP
yang dibentuk melalui Keputusan Gubernur Banten Nomor
540.05/Kep.228-Huk/2010 tanggal 06 Mei 2010.

Hasil proses pelelangan menetapkan KONSORSIUM PT. BANTEN


GLOBAL SYNERGI DAN PT. SINTESA GREEN ENERGY  sebagai
pemenang dengan harga penawaran 8,39 USDc/KWh melalui
Keputusan Gubernur Banten Nomor 540/Kep.734-Huk/2010 tanggal 14
Desember 2010. Eksplorasi dilaksanakan mulai tahun 2011 di wilayah
WKP seluas 104.200 km2.

Progres eksplorasi Panas Bumi Kaldera Danau Banten saat ini telah
dilakukan survey geofisika, geokimia dan survey geologi dalam rangka
rangkaian kegiatan untuk pengembangan panasbumi tahap 1 yaitu
Pembangunan PLTP Rawa Dano 1 x 110 mW yang diupayakan bisa COD
tahun 2016. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP) tahap 2 di areal WKP Kaldera Danau Banten sebagai
pengembangan dengan kapasitas 2 x 55 MW, diharapkan dapat
beroperasi pada tahun 2020.

 
1. Potensi Panas Bumi G. Endut

Pada tahun 2011 telah ditetapkan penetapan wilayah kerja


pertambangan panas bumi (WKP Panas Bumi) oleh Menteri ESDM,
melalui  Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor
1154k/30/Mem/2011, tentang Penetapan Wilayah Kerja Pertambangan
(WKP) Panas Bumi Gunung Endut, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

 
 
1. Potensi Minyak dan Gas (MIGAS)

Potensi MIGAS di Provinsi Banten saat ini tercakup dalam 5 wilayah blok
migas masing-masing :
1. Blok Migas Rangkasbitung

Dalam tahap evaluasi setelah melakukan survey seismik 2D oleh PT.


LUNDIN RANGKAS.
1. Blok Migas Ujungkulon

Dalam tahap persiapan pemboran eksplorasi lepas pantai oleh PT.


M3NERGY BERHAD.
1. Blok Migas Sunda Strait I

Saat ini telah selesai penandatangannan kontraknya yang dimenangkan


oleh Konsorsium Komodo Energy LLC dan Niko Resources (Overseas XI
LTD) dan persiapan untuk explorasi.
1. Blok Migas Sunda Strait 2 dan 3

Saat ini masih dalam proses lelang oleh Dirjen Migas Kementrian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

1. Potensi Energi Baru Terbarukan

Potensi Energi terbarukan cukup besar di Provinsi Banten, seperti Energi


Biomasaa, Energi Mikro Hidro, Energi Gelombang, Energi Angin, dan Energi
Surya, yang kesemuanya apabila dikembangkan sebagai energi primer
untuk membangkitkan tenaga listrik maka selain akan mendatangkan
Devisa bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah juga akan membantu
pemerintah dalam program Diversifikasi Energi.

1. Potensi Energi Biomasa

1. Potensi Biomasa di Kabupaten Lebak

Potensi Biomasa di Kab. Lebak terdapat di Kec. Bojongmanik,


Leuwidamar, Cipanas, Muncang, Cileles, an Gunung Kencana.
Potensi Biomasaa sebagai EBT yang dapat dikonverensikan menjadi
energi panas/listrik antara 283 KW sampai 5.274 KW.Potensi
limbah pertanian terutama berasal dari limbah padi dengan potensi
terbesar berada di kecamatan bojong manik(5.274kw) dan
kecamatan leudirama (2.854kw).
1. Potensi Biomasa di Pandeglang

Potensi Biomasa di Pandeglang terdapat di desa ciletung,


kecamatan cisata yang berpotensi menghasilkan sumber Biomasaa
dari padi yaitu sebesar 215 ton limbah padi/tahun atau akivalen
dengan 109kw).

 
1. Potensi Biomasa di Serang

Survey di Kabupaten Serang dilakukan di empat kecamatan dan


meliputi 12 desa. Di empat kecamatan tersebut,yaitu
Tanara,Tirtayasa,Ciomas dan Padarincang,  memiliki potensi
Biomasa yang cukup besar yang berasal dari limbah pertanian,
perternakan dan perkebunan. Potensi total yang dapat
teridentifikasi sebesar 6.590 kw dengan nilai kalor yang berkisar
ntara 22 s.d. 1294 kw.Potensi Energi yang berasal dari limbah
perkebunan kelapa terdapat di kawasan batu  kuwung dengan nilai
kalor sebesar 4.205 kw, Sedangkan total Energi yang di hasilkan
dari limbah perternakan sebesar 2.359 kw dengan potensi masing-
masing berkisar antara 17-497 kw. Potensi terbesar berada di desa
Barugbug.

Tabel 13. Potensi Energi Biomassa di Provinsi Banten

Padi Kelapa Sawit Kelapa


Kabupaten
(terra joule/tahun) (terra joule/tahun) (terra joule/tahun)

Lebak 1.283,13 241,74 93,73


Pandeglang 1.778,99 5.491,69 188,50

Serang 1.591,33 - 167,32

Total 4.653,44 5.733,43 449,55


 

 
1. Potensi Energi Mikrohidro
1. Potensi Energi Mikrohidro di Lebak

Identifikasi pada beberapa desa di Kabupaten Lebak menunjukan


bahwa potensi mikrohidro dengan adanya air terjun dan sungai,
sebagaimana terlihat pada tabel 10,yang dapat
menghasilkan/membangkitkan daya listrik yang relatif cukup besar
antara 225-3.375 Kw.

Tabel 14. Potensi Energi Mikrohidro di Kab. Lebak

KECEPATAN
DEBIT DAYA
KECAMATAN/DESA POTENSI HEAD ARUS SUNGAI
(m3/det) (KW)
(m/det)

G.
Air terjun 15 6 4 883
Kencana/Cimanyangray

G. Kencana/Kramatjaya Air terjun 15 8 5 1.000

Bayah/Cikotok Air terjun 15 2 - 225

Muncang/Ciminyak Sungai 30 1.5 - 3.375

Sajira/Satipa Sungai 40 4.5 - 1.350

Leuwidamar/Herang Sungai 70 3 - 1.575

Sumber : Inventarisasi EBT, DISTAMBEN Prov. Banten, Tahun 2007


 

 
1. Potensi Energi Mikrohidro di Kab. Pandeglang

Potensi mikrihidro terletak di desa Tegalwangi dan Cilentung, di


desa Tegal Wangi tedapat DAM yang jaraknya 30 meter dari air
terjun dengan kedalaman sungai di bawah air terjun sekitar 2,88
meter yang dapat membangkitkan daya sebesar 200 kw sedangkan
di desa Ciletung terdapat air terjun yang dapat membangkitkan
daya sebesar 2.500 kw.

Tabel 15. Potensi Energi Mikrohidro di Kab. Pandeglang

KECEPATAN
DEBIT DAYA
KECAMATAN/DESA POTENSI HEAD ARUS SUNGAI
(m3/det) (KW)
(m/det)

Air
Menes/Tegalwangi 2.88 7.15 0.7 200
terjun

Air 19.8
Cisata/Cilentung 14 1.67 2500
terjun 8

Sumber : Inventarisasi EBT, DISTAMBEN Prov. Banten, Tahun 2007

 
1. Potensi Energi Mikrihidro di Serang

Potensi  pada daya yang dapat di bangkitkan bervariasi dari yang


terbesar 3000 Kw hingga ke skala yang lebih kecil, 0,8 kw. Lokasi
air terjun dan sungai di Serang antara lain di Kec, Ciomas, Tanara,
Tirtayasa, dan Padarincang. Potensi yang ada terlihat pada tabel
dibawah ini :
 

1. Potensi Energi Angin

Beberap daerah yang disurvei memiliki kecepatan angin sesaat yang cukup
tinggi yang dapat ditindak lanjuti dengan pengukuran lebih detail dan lama
guna memperoleh data yang dapat digunakan sebagai dasar perancangan
sistem. Daerah pesisir / pantai pada umumnya memiliki potensi angin yang
cukup tinggi, seperti di sepanjang pantai selatan kabupaten Lebak dan
Pandeglang, pesisir barat Pandeglang dan pesisir Utara Serang, dengan
kecepatan angin berkisar 3-13 m/s..

 
1. Potensi Energi Gelombang

Dari berbagai referensi, potensi sumberdaya energi gelombang untuk


daerah pesisir selatan Provinsi Banten, terlihat bahwa potensi energi
gelombang yag teridentifikasi cukup besar, yaitu potensinya berkisar
antara 15 s/d. 25 kW/m. Dari data yang didapatkan dari berbagai sumber,
ternyata tidak semua lokasi atau daerah yang terdapat di pesisir selatan
propinsi banten mempunyai data tentang potensi energi gelombang.
Daerah yang terdapat dievaluasi adalah hanya pada empat lokasi, yaitu
untuk daerah Cikayung, Muara Binangeun, Malingping, dan daerah sekitar
Bayah. Kecepatan angin pada keempat lokasi tersebut berkisar masing-
masing 3,10; 3,30; dan 2,75 m/detik, dengan arah yang dominan pada
lima penjuru mata angin yakni, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Tenggara,
dan Selatan. Tinggi gelombang signifikan berdasarkan spektrum berkisar
antara 0,219 meter dan 0,254 meter. Fetch Efektif bervariasi antara
401,49 Km dan 879 Km. Potensi energi yang dapat dimanfaatkan cukup
tinggi, berkisar antara 1.177,60 MWh/m/tahun dan 2.821,92
MWh/m/tahun.

 
1. Energi Surya
Besar Radiasi matahari rata-rata tahunanberdasarkan referensi data
sekunder untuk Daerah Banten yaitu berkisar antara 3,5 kWh/m2/hari.

Sampai dengan tahun 2011 Dinas Pertambangan dan energi melaui dana
yang bersumber dari APBD Provinsi Banten telah membangun 835 unit
PLTS yang tersebar di Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Serang dengan
target lokasi untuk daerah-daerah yang sukar terjangkau oleh aliran listrik
jaringan PLN.

 
1. Potensi Geowisata

Kondisi geologi wilayah Provinsi Banten memungkinkan berkembangnya


usaha geowisata yang sesuai dengan karakteristik wilayah yang ada.
Potensi geowisata yang ada sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan
secara optimal, hal ini berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung
serta promosi yang harus lebih ditingkatkan, sehingga pada gilirannya
potensi geowisata ini dapat menjadi andalan untuk meningkatkan PAD
provinsi Banten.

1. Kondisi Ketenagalistrikan

Provinsi Banten saat ini merupakan salah satu daerah dengan jumlah
pembangkit tenaga listrik terbanyakyang memasok tenaga listrik untuk
keperluan listrik Pulau Jawa Madura dan Bali.

Kapasitas terpasang pembangkit yang sudah ada saat ini yang tersambung
ke jaringan transmisi interkoneksi Jawa-Madura dan Bali sebesar 6.310
MW, dengan rincian pembangkit sebagai berikut, yaitu :
1. PLTU Suralaya                          :      3.400   MW
2. PLTU Suralaya Perluasan   :          625   MW  
3. PLTU Labuan 1 dan 2           :          600   MW  
4. PLTU Lontar                               :          945   MW  
5. PLTGU Bojonegara                 :          740   MW
 

Selain pembangkit yang sudah tersambung ke jaringan transmisi


interkoneksi Jawa-Madura dan Bali tersebut diatas, terdapat pula
pembangkit Captive beberapa perusahaan untuk keperluan sendiri
(industri), yaitu :
1. PLTGU KDL                               :          400   MW (100 MW on Grid)
2. PLTU Tifico                                  :             47   MW  
3. PLTU Indah Kiat                       :          132   MW  
4. PLTU Nicomas                          :               8   MW  
5. PLTU Chandra Asri                 :               8   MW
6. PLTD Pulau Panjang             :          125   kW (untuk keperluan masyarakat)

PLTU Suralaya, Labuan, dan Lontar sebagaimana tersebut diatas


merupakan bagian dari proyek percepatan pembangkit tenaga listrik
berbahan bakar batubara berdasarkan pada PERPRES RI No 71 Tahun
2006 tanggal 05 Juli 2006. PERPRES ini menjadi dasar bagi pembangunan
10 PLTU di Jawa (termasuk 3 di Banten) yang dikenal dengan nama :
Proyek percepatan 10.000 MW Tahap I.

Dengan adanya penambahan listrik dari 10 PLTU di Jawa, maka diharapkan


kebutuhan listrik di Provinsi Banten, khususnya dalam beberapa tahun
kedepan dapat dipenuhi dari proyek percepatan PLTU 10.000 MW ini.
Setelah proyek percepatan PLTU 10.000 MW tahap pertama ini selesai,
pemerintah akan mulai dengn proyek percepatan PLTU 10.000 MW tahap II
dimana 3.000 MW (30%) nya akan berasal dari panas bumi.
1. Listrik Perdesaan

Meskipun wilayah Provinsi Banten merupakan lokasi kedudukan


pembangkit listrik yang sangat besar seperti disebutkan diatas,namun
hingga saat ini (keadaan akhir 2011) rasio elektrifikasi di Provinsi Banten
baru mencapai 78,93%. Keberadaan Rumah Tangga perdesaan yang
belum berlistrik itu pada umumnya berada di wilayah Banten bagian
selatan yang merupakan warga kurang mampu di daerah-daerah dimana
jaringan listrik PLN belum memadai.

Walaupun demikian, Rasio Elektrifikasi tersebut dari tahun ke tahun


mengalami peningkatan, terlebih setelah terbentuknya Provinsi Banten.
Dalam tahun 2002 rasio elektrifikasi wilayah Banten baru 59 % sedangkan
sampai tahun 2011 sudah meningkat menjadi 78,93 %. Peningkatan
prosentase Rasio Elektrifikasi tersebut sebagian merupakan hasil yang
diperoleh dari program pembangunan bidang ketenagalistrikan yang
dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi melalui dana APBD dalam
kurun waktu antara Tahun 2003 sampai dengan 2011, khususnya melalui
Kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan 78,93 % (Gambar 12).

Gambar 12. Peningkatan Ratio Elektrifikasi

Provinsi Banten

 
 

Sebagai perbandingan, berikut adalah data ratio elektrifikasi untuk Provinsi


Banten dan Nasional :
1. Provinsi Banten

      Target
   2003     2007      2008     2009     2010    2011
2002 2012

                  
   59,6          81,0
59,0 71,3 72,59 74,7 76,81 78,93

 
1. Nasional

     T   arget
   2002      2008     2009     2010     2011
2006 2007 2012

      
-    63,0      65,10     66,3     67,2        75,9
64,3 72,95

Dalam upaya meningkatkan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan dan


ratio elektrifikasi di Provinsi Banten telah dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan Kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan berupa bantuan pemasangan
Instalasi Rumah dan Sambungan Rumah sampai tahun 2011 sebanyak 120.986 SS.
2. Melaksanakan Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebanyak 835 unit
sampai tahun 2011.
3. Kerjasama pembangunan  Gardu Induk Saketi antara Pemerintah Provinsi dengan PT. PLN
(Persero).
4. Pada tahun 2012 direncanakan melakukan Pembangunan Listrik Perdesaan sebanyak
21.000 SS (Satuan Sambungan) dan Pemasangan 268 unit PLTS.
 

Dalam rangka mendukung Pembangunan Listrik Perdesaan di Provinsi


Banten diharapkan Pemerintah Pusat dapat mengalokasikan anggaran
yang lebih besar untuk Pembangunan Gardu Induk baru, terutama di
wilayah Banten Selatan (Pandeglang dan Lebak) dan perluasan jaringan
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)serta Saluran Udara
TeganganRendah (SUTR).

Anda mungkin juga menyukai