Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

Pasca persalinan Dan menyusui

Di

Oleh :

Nur Illy Ermayanti Kadir / NH0420030

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidaya-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah pasca persalinan Dan menyusui . Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan bagi pembaca dan penyusun.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................................27
PENUTUP.......................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................28
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu dari
payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu.
Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi

B. Rumusan Masalah

1. Mengetahui Dukungan bidan dalam pemberian ASI


2. Mengetahui Manfaat pemberian ASI
3. Mengetahui Komposisi gizi dalam ASI
4. Mengetahui Upaya memperbanyak ASI
5. Mengetahui Tanda bayi cukup ASI
6. Mengetahui ASI ekslusif
7. Mengetahui Cara merawat payudara
8. Mengetahui Cara menyusui yang benar
9. Mengetahui Bounding attachment
10. Mengetahui Respon ayah dan keluarga
11. Mengetahui Sibling rivaily
12. Mengetahui Perubahan sistem reproduksi
13. Mengetahui Perubahan sistem pencernaan
14. Mengetahui Mengetahui Perubahan sistem perkemihan
15. Mengetahui Perubahan sistem musculoskeletal
16. Mengetahui Perubahan sistem endokrin
17. Mengetahui Perubahan tanda vital
18. Mengetahui Perubahan sistem kardiovaskuler
19. Mengetahui Perubahan sistem hematologi
20. Mengetahui Postpartum blues
21. Mengetahui Kesedihan duka cita

C. Tujuan

1. Dukungan bidan dalam pemberian ASI


2. Manfaat pemberian ASI
3. Komposisi gizi dalam ASI
4. Upaya memperbanyak ASI
5. Tanda bayi cukup ASI
6. ASI ekslusif
7. Cara merawat payudara
8. Cara menyusui yang benar
9. Bounding attachment
10. Respon ayah dan keluarga
11. Sibling rivaily
12. Perubahan sistem reproduksi
13. Perubahan sistem pencernaan
14. Perubahan sistem perkemihan
15. Perubahan sistem musculoskeletal
16. Perubahan sistem endokrin
17. Perubahan tanda vital
18. Perubahan sistem kardiovaskuler
19. Perubahan sistem hematologi
20. Postpartum blues
21. Kesedihan duka cita
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Laktasi Dan menyusui

1. Dukungan bidan dalam memberikan ASI

Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran
bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-
masalah umum terjadi.

Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :

1. Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara


ibunya.
2. Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.

Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :

1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah
umum yang timbul.
3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
4. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
6. Memberikan kolustrum dan ASI saja.
7. Menghindari susu botol dan “dot empeng”.

2.Manfaat pemberian ASI

 Sumber nutrisi dan kalori yang lengkap, komposisi ASI berubah setiap saat sesuai
dengan kebutuhan bayi.
 Perlindungan optimal dari berbagai penyakit karena mengandung zat imunitas dan
antibodi.
 Meningkatkan kecerdasan (IQ) bayi karena mengandung nutrien tinggi untuk sel otak.
 Meningkatkan perkembangan emosi, kepribadian, dan kepercayaan diri.
 Meningkatkan kualitas kesehatan mama.
 Mengurangi pencemaran lingkungan.

3. Komposisi gizi dalam ASI

 Lemak

Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50% kalori ASI berasal dari lemak.
Kadar lemak dalam ASI antara 3.5 - 4.5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi
mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI. Kadar kolesterol ASI lebih
tinggi dari pada susu sapi, sehingga bayi yang mendapat ASI seharusnya mempunyai kadar
kolesterol darah lebih tinggi, tetapi ternyata penelitian Osborn membuktikan bahwa bayi yang
tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit jantung koroner pada usia muda.
Diperkirakan bahwa pada masa bayi diperlukan kolesterol pada kadar tertentu untuk
merangsang pembentukan enzim protektif yang membuat metabolisms kolesterol menjadi
efektif pada usia dewasa.

Disamping kolesterol, ASI mengandung asam lemak esensial: asam linoleat (Omega 6) dan
asam linolenat (Omega 3). Disebut esensial karena tubuh manusia tidak dapat membentuk
kedua asam ini dan harus diperoleh dari konsumsi makanan. Kedua asam lemak tersebut
adalah precursor (pembentuk) asam lemak tidak jenuh rantai panjang disebut
decosahexaenoic acid (DHA) berasal dari Omega 3 dan arachidonic acid (AA) berasal dari
Omega 6, yang fungsinya sangat penting untuk pertumbuhan otak anak.
Kadar lemak ASI matur dapat berbeda menurut lama menyusui. Pada permulaan menyusu (5
menit pertama) disebut foremilk dimana kadar lemak ASI rendah (1 -2 g/dl) dan lebih tinggi
pada hindmilk (ASI yang dihasilkan pada akhir menyusu setelah 15-20 menit). Kadar lemak
bisa mencapai 3 kali dibandingkan dengan foremilk.

 Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang kadarnya paling tinggi dibanding susu
mamalia lain (7g%). Laktosa mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan
enzim laktase yang sudah ada dalam mukosa saluran pencernaan sejak lahir. Laktosa
mempunyai manfaat lain, yaitu mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan
laktobasilus bifidus.

 Protein

Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar 0.9%. 60%
diantaranya adalah whey, yang lebih mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu
sapi). Kecuali mudah dicerna, dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang tidak
terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan
somatik, sedang taurin untuk pertumbuhan otak. Selain dari ASI, sebenarnya sistin dan taurin
dapat diperoleh dari penguraian tirosin, tetapi pada bayi baru lahir enzim pengurai tirosin ini
belum ada.

 Garam dan Mineral

Ginjal neonatus belum dapat mengkonsentrasikan air kemih dengan baik, sehingga
diperlukan susu dengan kadar garam dan mineral yang rendah. ASI mengandung garam dan
mineral lebih rendah dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu formula
yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetpii (otot kejang) karena, hipokalsemia. Kadar
kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding ASI, tetapi kadar fosfornya jauh lebih tinggi,
sehingga mengganggu penyerapan kalsium dan juga magnesium.

4. Upaya memperbanyak ASI

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperbanyak ASI, yaitu:


 Berikan ASI terus-menerus

Pada beberapa minggu pertama kelahirannya, jadwal pemberian ASI mungkin belum bisa
teratur. Meski begitu, berikanlah ASI kapan pun bayi membutuhkannya. Anda dapat memberi
ASI kira-kira dua atau tiga jam sekali, sebab bayi yang baru lahir biasanya minum ASI
sebanyak delapan hingga 12 kali dalam sehari. Bayi yang baru lahir perlu dibangunkan untuk
diberikan ASI bila pemberian ASI terakhir sudah lebih dari dua jam.

Pada prinsipnya, semakin sering diberikan, produksi ASI akan semakin bertambah. Hal ini
terjadi karena hormon prolaktin akan bekerja merangsang produksi ASI, apabila Anda terus
menyusui.

 Istirahat yang cukup

Istirahat penting untuk menjaga kestabilan produksi ASI. Atur jadwal tidur Anda, misalnya
jika bayi sedang tidur, Anda dianjurkan untuk tidur juga. Beristirahat pun bisa dilakukan
sambil bersantai bersama bayi atau mengurangi kegiatan di luar rumah. Hindari rokok dan
minuman beralkohol, karena kedua hal tersebut dapat menyebabkan berkurangnya produksi
ASI.

 Hindari cemas

Anda tidak perlu cemas kekurangan ASI. Selama Anda sehat secara fisik maupun mental dan
mengonsumsi makanan sehat, Anda tetap dapat memproduksi ASI. Begitu juga dengan
kondisi bayi. Selama bayi baik-baik saja, dia akan terus mengonsumsi ASI dan ASI akan
terus diproduksi.

 Mengelola stres

Selama masa menyusui, usahakan untuk mengelola stres dengan baik. Stres mungkin tidak
mengurangi produksi ASI, tapi diduga dapat menghambat proses keluarnya ASI. Mintalah
bantuan pasangan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, atau bila perlu, minta bantuan
anggota keluarga yang lain dalam merawat bayi. Selain itu, sempatkan diri untuk melakukan
rileksasi untuk mengosongkan pikiran dan meregangkan badan yang pegal karena menyusui,
misalnya dengan melakukan meditasi atau yoga. Semua ini untuk meringankan beban Anda
sehingga Anda dapat menyusui dengan tenang.

 Saling berbagi dengan ibu menyusui lainnya


Bertemu dengan sesama ibu menyusui dapat membuat Anda memiliki teman berbagi. Anda
bisa bertukar cerita tentang cara memperbanyak ASI. Anda pun dapat saling memberi
semangat agar berhasil memberi ASI eksklusif untuk bayi Anda.

5. Tanda bayi cukup ASI


 Bayi tampak tenang dan kenyang setelah menyusui

Tanda bayi kenyang minum ASI bisa dilihat dari mood-nya. Ketika menunjukkan tanda bayi
cukup ASI, bayi tidak akan rewel, kecuali jika terdapat masalah lain seperti sakit perut, ruam
popok, dan lainnya.

 Berat badan bayi bertambah

Berat bayi ketika lahir biasanya sedikit menurun di awal-awal kelahiran. Namun, jika
mendapat cukup ASI, maka berat badan bayi akan bertambah saat bayi berusia sekitar 2
minggu. Maka, tanda bayi cukup ASI pun bisa dilihat jika bayi menjadi lebih gemuk.

 Bayi buang air kecil 6-8 kali per hari

Ketika Si Kecil menunjukkan tanda bayi kenyang minum ASI, mereka akan buang air kecil
lebih sering. Saat bayi mendapatkan ASI pertamanya, kolostrum, ia hanya buang air kecil 1-2
kali dalam 24 jam pertama kehidupannya. Namun, setelah bayi mendapat cukup ASI secara
teratur atau setelah berusia 5 hari, maka intensitas buang air kecilnya bertambah menjadi 6-8
kali per hari. 

 Bayi sering menyusu


Bayi yang sering menyusu secara teratur kira-kira sebanyak 8-12 kali sehari. Jika bayi
mampu menghisap payudara dengan benar, tentu akan memperoleh kecukupan ASI. Oleh
karena itu, Ini juga bisa dijadikan tanda bayi kenyang minum ASI.

 Bayi ceria dan aktif ketika bangun tidur


Tanda bayi cukup ASI bisa dilihat dari suasana hatinya. Jika bayi memperoleh kecukupan
ASI, terutama sebelum tidur, ia akan lebih aktif dan ceria ketika bangun tidur. Hal ini tentu
bagus untuk perkembangannya.

 ASI ditelan dengan baik


Ketika bibir bayi menempel ke puting payudara untuk menyusu, maka ia akan mengisap
dengan cepat. Dalam hal ini, tanda bayi cukup ASI bisa diperhatikan dari kemampuan
meminum ASI.Namun, jika gerakannya melambat dan tarikannya terasa lebih dalam, maka ia
sedang menelan ASI. Selain itu, Anda juga dapat melihat dagunya turun ke bawah dan
terdengar suara menelan. Bayi yang menelan ASI dengan baik tentu tidak akan mengalami
kurang ASI.

6. Asi ekslusif

Air susu ibu atau ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan/minuman tambahan
atau pengganti kepada bayi hingga berusia 6 bulan. ASI telah memiliki kandungan gizi yang
dibutuhkan bayi sampai umurnya 6 bulan. Karena itulah tidak dibutuhkan sumber asupan lain
selama periode itu selama ASI yang dihasilkan berkualitas.

Berikut ini manfaat pemberian ASI sejak lahir hingga usia 2 tahun:

1. Memberikan nutrisi kepada bayi

Jika mengira ASI eksklusif tak lagi memiliki nilai nutrisi setelah setahun, itu keliru. ASI
selalu mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan bayi. Misalnya protein, kalsium, dan
vitamin.

2. Meningkatkan sistem imun

Bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih jarang sakit dan tingkat mortalitasnya rendah.
Sistem imun bayi akan kian meningkat jika lebih lama mendapat ASI hingga usia 2 tahun
atau lebih

3. Meningkatkan perkembangan otak

Kaadungan nutrisi dalam ASI membantu perkembangan otak bayi. Proses menyusui juga
punya andil, misalnya ketika bayi menyusu dalam posisi berbeda sehingga mereka tidak
terpaku pada posisi yang sama seperti ketika meminum susu dari botol.

4. Ibu jadi lebih sehat

Ibu yang memberikan ASI eksklusif lebih kecil risikonya mengalami kanker payudara. Risiko
penyakit kanker lain juga lebih kecil, seperti kanker endometrial dan ovarian.

5. Menenangkan bayi dan ibu


Baik ibu maupun bayi bisa lebih tenang dalam proses menyusu hingga usia 2 tahun. Sebab,
ada jalinan batin dalam proses itu. Ibu terutama bisa lebih tenang dan nyaman, misalnya
setelah capek pulang kerja.

6. Cara merawat payudara

MERAWAT PAYUDARA KETIKA MENYUSUI

 Pelajari bagaimana memosisikan Si Kecil dan mulutnya dengan benar ketika


menyusui. Pastikan mulut Si Kecil mencakup sebagian besar areola (area
gelap di sekitar puting) ibu, jangan hanya puting. Jika posisi mulut Si Kecil
benar, ibu pun akan merasa nyaman dan tidak pegal. Posisi mulut yang tepat
juga membantu mencegah puting terasa sakit dan melancarkan proses
menyusui.
 Cobalah posisi menyusui yang berbeda. Ada beberapa posisi menyusui yang
dapat ibu coba. Temukan posisi terbaik untuk ibu dan Si Kecil. Minta saran
dokter atau bidan tentang cara menggendong dan menyusui bayi dengan
benar.
 Cegah Si Kecil agar tidak menggigit puting. Pada usia 3-4 bulan, gigi pada
bayi mungkin sedang mulai tumbuh. Untuk mencegah agar puting tidak
digigit, hentikan isapan ASI setelah Si Kecil selesai menyusui atau ketika
tertidur. Untuk menghentikan isapan ASI, selipkan jari Anda ke sisi mulut Si
Kecil.
 Menyusui Si Kecil secara teratur, setiap 2-3 jam. Ibu mungkin perlu
membangunkan Si Kecil pada malam hari untuk memberinya ASI. Bayi harus
menyusu dari kedua payudara sama banyaknya selama sehari. Jika pada jam 8
Si Kecil menyusu dari payudara kanan, maka pada jam 10 tawarkan payudara
kiri ibu.
 Untuk melancarkan aliran ASI, ibu dapat mencoba memberi pijatan payudara
atau kompres hangat pada payudara untuk membuka saluran-saluran kelenjar
ASI. Untuk nyeri pada payudara, berikan kompres hangat dan dingin secara
bergantian untuk mengurangi nyeri.
MERAWAT PAYUDARA USAI MENYUSUI

 Selain melakukan perawatan saat menyusui, Ibu dapat melanjutkan perawatan usai
menyusui dengan beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan ketika Si Kecil
sedang tidur, antara lain:
 Bersihkan puting dengan lembut tanpa menggunakan sabun atau sampo hingga bersih.
Jangan oleskan alkohol, lotion, atau parfum pada puting. Gunakan salep antibakteri
untuk mengatasi puting pecah-pecah.
 Biarkan puting kering dengan sendirinya tanpa perlu dilap.
 Oleskan salep pelembap yang mengandung lanolin pada puting setiap kali selesai
menyusui. Ini akan mengurangi rasa sakit atau nyeri dan mencegah puting mengering
dan pecah-pecah.
 Sering-seringlah mengganti bantalan payudara (breast pad).
 Jika payudara sakit ketika menyusui, berhenti menyusui secara langsung dan gunakan
pompa ASI selama beberapa hari.
 Jika merasa putting Ibu datar atau masuk ke dalam, segera periksakan ke dokter.
 Setiap selesai menyusui, oleskan beberapa tetes ASI pada puting Anda dan biarkan
hingga kering. ASI melembapkan dan melindungi puting dari infeksi.
 Selalu memegang payudara dengan tangan yang bersih.

7. Cara menyusui dengan benar

 Pastikan ibu dan bayi berada dalam kondisi rileks dan nyaman
Posisi menyusui yang baik adalah posisi di mana kepala bayi harus lebih tinggi
dibandingkan tubuhnya, hal ini dimaksudkan agar bayi lebih mudah menelan. Ibu
dapat menyangga dengan tangan ataupun mengganjal dengan bantal. Kemudian,
tempatkan hidung bayi sejajar dengan puting. Hal ini akan mendorong bayi membuka
mulutnya.

 Mendekatkan bayi ke payudara


Ketika bayi mulai membuka mulutnya dan ingin menyusu, maka dekatkan bayi ke
payudara ibu. Tunggu hingga mulutnya terbuka lebar dengan posisi lidah ke arah
bawah. Jika bayi belum melakukannya, ibu dapat membimbing bayi dengan dengan
menyentuh lembut bagian bawah bibir bayi dengan puting susu ibu.
 Perlekatan yang benar
Posisi perlekatan terbaik bayi menyusui yaitu mulut bayi tidak hanya menempel pada
puting, namun pada area bawah puting payudara dan selebar mungkin. Perlekatan ini
merupakan salah satu syarat penting dalam cara menyusui dengan benar. Tanda
bahwa perlekatan sudah baik yaitu ketika ibu tidak merasakan nyeri saat bayi
menyusu dan bayi memperoleh ASI yang mencukupi. Ibu dapat mendengarkan saat
bayi menelan ASI.

 Membetulkan posisi bayi


Jika ibu merasa nyeri, lepas perlekatan dengan memasukan jari kelingking ke dalam
mulut dan letakkan di antara gusinya. Gerakan ini akan membuatnya berhenti
menyusu sementara Anda bisa menyesuaikan posisi bayi. Kemudian, coba lagi untuk
perlekatan yang lebih baik. Setelah perlekatan sudah benar, umumnya bayi akan dapat
menyusu dengan baik.

 Waktu menyusu
Bayi menyusu sekitar 5 hingga 40 menit, tergantung kebutuhannya. Untuk bayi yang
baru lahir, biasanya bayi perlu disusui setiap 2 – 3 jam dengan dengan waktu
menyusu 15 – 20 menit setiap kalinya. Umumnya dibutuhkan beberapa waktu untuk
adaptasi ibu dan bayi, agar proses menyusui berjalan lancar.

B. Respon orang tua terhadap bayi baru lahir

1. Bounding attachment

Bounding Attachment adalah hubungan yang unik antara dua orang yang sifatnya spesifik
dan bertahan seiring berjalannya waktu. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan orang tua
terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu
dan tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat

Cara Untuk Melakukan Bounding Attachment (Pembentukan Ikatan Kasih Sayang)

1. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif


Dengan pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung akan mengalamai
kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlakukan rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia.

2. Rawat Gabung

Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi
terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan
bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologi bayi selanjutnya, karena
kehangatan tubuh ibu merupakan stimulus mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi
yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri di
kemudian hari. Dengam memberikan ASI eksklusif, ibu merasakan kepuasan dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini
juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan
merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi
berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.

3. Kontak Mata

Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka, mereka merasa lebih dekat
dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakan lebih dekat
untuk melihat pada orang tuanya.

Keadaan untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak mata
mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya
sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya. Bayi baru lahir dapat
memusatkan perhatian kepada suatu obyek, satu jam setelah kelahiran pada jarak sekitar 20-
25 cm, dan dapat memusatkan pandangan sebaik orang dewasa pada usia kira-kira 4 bulan.

4. Suara

Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. Orang tua
menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka
yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan
tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan suara tinggi, bayi akan menjadi
tenang dan berpaling ke arah mereka.

2.Respon terhadap bayi baru lahir

a. Respon positif

1. Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia.


2. Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi
3. Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi.
4. Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi.

B. Respon negatif

Respon negatif dapat ditunjukkan dengan:

1. Kelahiran bayi tidak dinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai
keinginan.

2. Kurang berbahagia karena kegagalan KB.

3. Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa kurang
mendapat perhatian.

4. Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau kekhawatiran dalam


membina keluarga karena kecemasan dalam biaya hidupnya.

5. Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karena anak lahir cacat.

6. Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga menimbulkan rasa malu
dan aib bagi keluarga.

7.Perilaku orang tua yang dapat mempengaruhi ikatan kasih sayang antara orang tua terhadap
bayi baru lahir, terbagi menjadi Perilaku memfasilitasi dan Perilaku penghambat.
2. Sibling Rivalry

Sibling Rivalry dapat diartikan sebagai persaingan antara saudara kandung. Persaingan antara
saudara kandung merupakan respon yang normal seorang anak karena merasa ada ancaman
gangguan yang mengganggu kestabilan hubungan keluarganya dengan adanya saudara baru.
Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi positifnya,
antara lain:

1. Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa


keterampilan penting

2.   Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.

3.  Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga
anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:

1. Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.

2. Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.

3. Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.

4. Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.

5. Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.

6. Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu
sama lain.

7. Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil
bagi anak satu dengan yang lain berbeda.

8. Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.

9. Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka
sendiri.
10. Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan
fisik.

Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain:

Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca
kelahiran.

Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang
bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan

C. Perubahan fisiologis Masa nifas


1. Sistem reproduksi
 Perubahan Ligamen

Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan
saat melahirkan, kembali seperti sedia kala. Perubahan ligamen yang dapat terjadi pasca
melahirkan antara lain: ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak
uterus menjadi retrofleksi; ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak
kendor.

 Perubahan Serviks

Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan berbentuk seperti
corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi,
sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna serviks merah
kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan

pemeriksa masih dapat dimasukan 2–3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat
masuk.

Oleh karena hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapat sembuh. Namun
demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu sebelum hamil. Pada
umumnya ostium eksternum lebih besar, tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada
pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya.
 Lokia

Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi
nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Percampuran antara
darah dan desidua inilah yang dinamakan lokia.

Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis
yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada
vagina normal.

Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya
berbeda-beda pada setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi.
Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba.

 Perubahan Vulva, Vagina dan Perineum

Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan, setelah
beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul
kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses
pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara.
Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan
pertama.

Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan.
Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan
indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus
tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan
pada akhir puerperium dengan latihan harian.

2. Sistem pencernaan

 Nafsu Makan

Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk mengkonsumsi
makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3–4 hari sebelum faal usus kembali
normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga
mengalami penurunan selama satu atau dua hari.

 Motilitas

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang
singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.

 Pengosongan Usus

Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot usus
menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan,
enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir.
Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal.

3. Sistem perkemihan

Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang berperan
meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada pasca melahirkan kadar steroid menurun
sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu
satu bulan setelah wanita melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam
waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan

Hal yang berkaitan dengan fungsi sistem perkemihan, antara lain:

1. Hemostatis internal.
2. Keseimbangan asam basa tubuh.
3. Pengeluaran sisa metabolisme

4. Sistem muskuloskeletal

Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada saat umur kehamilan semakin bertambah.


Adaptasi muskuloskelatal ini mencakup: peningkatan berat badan, bergesernya pusat akibat
pembesaran rahim, relaksasi dan mobilitas. Namun demikian, pada saat post partum sistem
muskuloskeletal akan berangsur-angsur pulih kembali. Ambulasi dini dilakukan segera
setelah melahirkan, untuk membantu mencegah komplikasi dan mempercepat involusi uteri

5. Sistem endokrin

 Hormon Plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta.


Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan
hormon plasenta (human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada
masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap
sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae
pada hari ke-3 post partum.

 Hormon Pituitary

Hormon pituitary antara lain: hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah


meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu.
Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu.
FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap
rendah hingga ovulasi terjadi.

 Hipotalamik Pituitary Ovarium

Hipotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada


wanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui. Pada wanita manyusui mendapatkan
menstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca
melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasi
berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.

 Hormon Oksitosin

Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap


otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan
dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan.
Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu
involusi uteri.
 Hormon Estrogen dan progesteron

Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi
memperbesar hormon anti diuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan
hormon progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan
peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding
vena, dasar panggul, perineum dan vulva serta vagina.

6. Perubahan alat alat vital

Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan.
Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi
kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan
fisiologi dan psikologi karena proses persalinan.

7. Perubahan kardiovaskuler

Volume darah normal yang diperlukan plasenta dan pembuluh darah uterin, meningkat


selama kehamilan. Diuresis terjadi akibat adanya penurunan hormon estrogen, yang dengan
cepat mengurangi volume plasma menjadi normal kembali. Meskipun kadar estrogen
menurun selama nifas, namun kadarnya masih tetap tinggi daripada normal. Plasma darah
tidak banyak mengandung cairan sehingga daya koagulasi meningkat.

Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini ibu
mengeluarkan banyak sekali jumlah urin. Hilangnya progesteron membantu mengurangi
retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut
selama kehamilan bersama-sama dengan trauma selama persalinan.

Kehilangan darah pada persalinan per vaginam sekitar 300-400 cc, sedangkan kehilangan


darah dengan persalinan seksio sesarea menjadi dua kali lipat. Perubahan yang terjadi terdiri
dari volume darah dan hemokonsentrasi. Pada persalinan per vaginam, hemokonsentrasi akan
naik dan pada persalinan seksio sesarea, hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali
normal setelah 4-6 minggu.

Pasca melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif akan
bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitum
cordia. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya
hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Pada umumnya, hal ini
terjadi pada hari ketiga sampai kelima post patum.

8. Perubahan sistem hematologi

Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor
pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma
akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga
meningkatkan faktor pembekuan darah.

Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama
persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa post partum.
Jumlah sel darah putih akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000 hingga 30.000 tanpa adanya
kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.

Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat bervariasi. Hal ini
disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah.
Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi dari wanita tersebut. Jika hematokrit
pada hari pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2 persen atau lebih tinggi daripada saat
memasuki persalinan awal, maka pasien dianggap telah kehilangan darah yang cukup banyak.
Titik 2 persen kurang lebih sama dengan kehilangan darah 500 ml darah.

Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan
peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 post partum dan akan normal dalam
4-5 minggu post partum. Jumlah kehilangan darah selama masa persalinan kurang lebih 200-
500 ml, minggu pertama post partum berkisar 500-800 ml dan selama sisa masa nifas
berkisar 500 ml

D. Proses perubahan adaptasi psikologis ibu dalam Masa nifas

1. Postpartum blues

Melahirkan  merupakan salah satu hal yang paling penting dari peristiwa-peristiwa paling
bahagia dalam hidup bagi seorang wanita. Akan tetapi mengapa sebagian wanita merasa
sedih dengan kelahiran bayinya? Sebanyak 80% dari perempuan mengalami gangguan
suasana hati setelah kehamilan (“melahirkan”). Mereka merasa kecewa, sendirian, takut, atau
tidak mencintai bayi mereka,dan merasa bersalah karena perasaan ini.

         Postpartum blues atau sering juga di sebut maternity blues atau sindrom ibu baru,
dimengerti sebagai suatu sindrom gangguan efek ringan pada minggu pertama
setelah  persalinan dengnan ditandai gejala-gejala berikut ini           

1) Reaksi depresi/sedih/disforia.
2) Sering menangis.
3) Mudah tersinggung .
4) Cemas.
5) Labilitas perasaan.
6) Cenderung  menyalahkan diri sendiri.
7) Gangguan tidur dan gangguan nafsu makn.
8) Kelelahan.
9) Mudah sedih.
10) Cepat marah.
11) Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih, dan cepat pula menjadi gembira.
12) Perasaan terjebak dan juga marah terhadap pasangannya, serta bayinya.
13) Perasaan bersalah.
14) Pelupa.

Puncak dari postpartum blues ini 3-5 hari setelah melahirkan dan berlangsung dari
beberapa   hari sampai  2 minggu. Oleh larena itu begitu umum; maka diharapkan  tidak
dianggap sebagai penyakit. Postpartum blues tidak mengganggu kemampuan seorang wanita
untuk merawat bayinya sehingga ibu dengan postpartum blues masih bisa merawat bayinya.
Kecenderungan untuk mengembangkan postpartum blues tidak berhubungan dengan penyakit
mental sebelumnya dan tidak  disebabkan oleh stress. Namun, stres dan sejarah depresi  dapat
memengaruhi apakah postpartum blues terus menjadi depresi besar, oleh karena itu
postpartum blues harus segera ditindaklanjuti.

2. Kesedihan dan duka cita

Dalam bahasan kali ini, gunakan istilah “berduka”, yang diartikan sebagai respon psikologis
terhadap kehilangan. Proses berduka sangat bervariasi, tergantung dari apa yang hilang, serta
persepsi dan keterlibatan individu terhadap apa pun yang hilang. “kehilangan” dapat memiliki
makna, mulai dari pembatalan kegiatan (piknik, perjalanan atau pesta) sampai kematian
orang yang dicintai. Seberapa berat kehilangan tergantung dari persepsi individu yang
menderita kehilangan. Derajat kehilangan pada individu direfleksikan dalam respon terhadap
kehilangan. Contohnya, kematian dapat menimbulkan respon berduka yang ringan sampai
berat, bergantung pada hubungan dan keterlibatan individu dengan orang yang meninggal.

Kehilangan maternitas termasuk hal yang dialami oleh wanita yang mengalami infertilitas
(wanita yang tidak mampu hamil atau yang tidak mampu mempertahankan kehamilannya),
yang mendapatkan bayinya hidup, tapi kemudian kehilangan harapan (prematuritas atau
kecacatan congenital), dan kehilangan yang dibahas sebagai penyebab post partum blues
(kehilangan keintiman internal dengan bayinya dan hilangnya perhatian). Kehilangan lain
yang penting, tapi sering dilupakan adalah perubahan hubungan eksklusif antara suami dan
istri menjadi kelompok tiga orang, yaitu ayah, ibu, dan anak.

Dalam hal ini berduka dibagi menjadi 3 tahap, antara lain :

 Tahap Syok

Tahap ini merupakan tahap awal dari kehilangan. Manifestasi perilaku meliputi
penyangkalan, ketidakpercayaan, marah, jengkel, ketakutan, kecemasan, rasa bersalah,
kekosongan, kesendirian, kesedihan, isolasi, mati rasa, menangis, introversi (memikirkan
dirinya sendiri), tidak rasional, bermusuhan, kebencian, kegetiran, kewaspadaan akut, kurang
inisiatif, bermusuhan, mengasingkan diri, berkhianat, frustasi, dan kurang konsentrasi.
Manifestasi fisik meliputi gelombang distress somatic yang berlangsung selama 20-60 menit,
menghela nafas panjang, penurunan berat badan, anoreksia, tidur tidak tenang, keletihan,
penampilan kurus dan tampak lesu, rasa penuh ditenggorokan, tersedak, napas pendek,
mengeluh tersiksa karena nyeri didada, gemetaran internal, kelemahan umum, dan kelemahan
pada tungkai.

 Tahap Penderitaan (fase realitas)

Penerimaan terhadap fakta kehilangan dan upaya penyesuaian terhadap realitas yang harus ia
lakukan terjadi selama periode ini. Contohnya, orang yang berduka akan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya tanpa kehadiran orang yang disayanginya. Dalam tahap ini, ia akan
selalu terkenang dengan orang yang dicintai sehingga kadang akan muncul perasaan marah,
rasa bersalah,dan takut.

Nyeri karena kehilangan akan dirasakan secara menyeluruh, dalam realitas yang memanjang
dan dalam ingatan setiap hari. Menangis adalah salah satu pelepasan emosi yang umum.
Selama masa ini, kehidupan orang yang berduka akan terus berlanjut. Saat individu terus
melanjutkan tugasnya untuk berduka, dominasi kehilangannya secara bertahap berubah
menjadi kecemasan terhadap masa depan.

 Tahap resolusi (fase menentukan hubungan yang bermakna)

Selama periode ini, orang yang berduka menerima kehilangan, penyesuaian telah komplit,
dan individu kembali pada fungsinya secara penuh. Kemajuan ini berhasil karena adanya
penanaman kembali emosiseseorang pada hubungan lain yang lebih bermakna. Penanaman
kembali emosi tidak berarti bahwa posisi orang yang hilang telang tergantikan, tetapi berarti
bahwa individu lebih mampu dalam menanamkan dan membentuk hubungan lain yang lebih
bermakna dengan resolusi, serta perilaku orang tersebut telah kembali menjadi pilihan yang
bebas, mengingatkan selama menderita perilaku ditentukan oleh nilai-nilai sosial atau
kegelisahan internal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu dari
payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu.
Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi. 

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari ada banyak kekurang untuk saran dan
kritik yang membangun akan penyusun terimah demi perbaikan makalah agar lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA

https://lusa.afkar.id/dukungan-bidan-dalam-pemberian-asi

https://www.parenting.co.id/bayi/manfaat+pemberian+asi

https://dinkes.kulonprogokab.go.id/detil/618/zat-gizi-dalam-asi

https://www.alodokter.com/memperbanyak-asi-demi-mencukupi-kebutuhan-bayi
https://www-sehatq-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.sehatq.com/artikel/ibu-wajib-tahu-apa-
saja-tanda-bayi-cukup asi/amp?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16324832282839&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.sehatq.com%2Fartikel%2Fibu-wajib-tahu-apa-
saja-tanda-bayi-cukup-asi https://primayahospital.com/anak/manfaat-asi-eksklusif-2-tahun/

https://rsudkotabogor.org/web/id/perawatan-payudara-ketika-menyusui/

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/respon-orang-tua-terhadap-bayi-baru.html?m=1

https://lusa.afkar.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistem-pencernaan
http://bidanhabeahan.blogspot.com/2015/11/adaptasi-psikologi-ibu-pada-masa-nifas.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai