DISUSUN OLEH
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2021
ABSTRAK
Untuk menjaga keberlangsungan hidupnya, manusia membutuhkan makanan sebagai hal yang
paling mendasar. Namun tetap masih harus diperhatikan apakah makanan tersebut bernilai gizi
optimal. Makanan yang dikonsumsi manusia harus mengandung berbagai macam kandungan gizi
yang dapat menunjang proses kehidupan manusia. Derajat kesehatan masyarakat dapat secara
optimal meningkat dengan adanya penyelenggaraan makanan yang higienis dan halal, hal ini
memenuhi kriteria makanan yang baik dalam perspektif islam dan kesehatan. Penelitian ini
menggunakan metode kajian literatur dimana peneliti melakukan serangkaian penelitian yang
melibatkan berbagai macam informasi yang berasal dari kepustakaan seperti buku, ensiklopedi,
dokumen, dan sebagainya dengan tujuan untuk menemukan berbagai macam teori dan gagasan
yang kemudian dapat dirumuskan hasil sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian dari
berbagai sumber literatur menunjukkan bahwa Islam telah mengatur dengan sedemikian rupa baik
dalam Al-Qur‟an maupun Hadis mengenai makanan. Islam dan Kesehatan berjalan bersama-sama
dalam menjaga keberlangsungan hidup manusia melalui makanan yang sehat, lagi halal dan
thayyib. Islam dan kesehatan pada dasarnya memiliki satu tujuan yang sama demi kebaikan
manusia. Oleh karena itu, dalam mengkonsumsi makanan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
dan benar-benar diperhatikan agar manusia terhindar dari berbagai macam jenis penyakit yang
bersumber dari makanan.
1. Latar Belakang
Kehidupan manusia tak pernah berpisah dengan lingkungan sekitarnya. Allah SWT.
menciptakan berbagai makhluk hidup , diantaranya manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup
tersebut merupakan satu kesatuan dalam hubungan sosial antar makhluk hidup. Manusia
membutuhkan bahan yang dapat ia olah menjadi makanan yang dapat membuat dia tidak letih
dalam menjalankan aktivitas kehidupannya atau dapat dikatakan manusia membutuhkan hewan dan
tumbuhan sebagai bahan untuk membuat olahan dari kulit ia dapat makan dan dapat menambah
energi tubuhnya yang akan habis, hewan juga membutuhkan manusia namun ada juga hewan yang
hidup di alam liar sehingga tidak membutuhkan bantuan manusia dalam hidupnya. Makhluk hidup
yang diciptakan Allah SWT, diciptakan untuk tetap bertasbih dan bersujud kepada-Nya. Apakah itu
manusia, hewan maupun tumbuhan. Semuanya tetap harus mematuhi perintah dari Tuhan-nya dan
menjauhi segala larangannya. Terkhusus bagi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia
perlu menghindari setiap perbuatan/sikap dan sifat yang berdampak negatig, tidak memakan
makanan yang telah dilarang dalam agama. Maka dari itu, manusia harus selalu mengingat hal-hal
yang dilarang dalam agamanya.
2. Rumusan Masalah
1. Definisi Makanan
Makan menurut pengertian bahasa, ialah memasukkan sesuatu melalui mulut, sedang
makanan ialah segala sesuatu yang boleh dimakan. Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia
halal untuk dimakan kecuali ada larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW untuk
dimakan. Agama Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang halal
dan baik. Makanan “halal” maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhoi
Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi.
Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan tersebut
berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal (haram) bisa
mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari
kiamat dengan api neraka.
ًَ َواَ ْْ َىي انُُّ ْع ًَاٌُ بِإِصْ بَ َعيْه إِن:ُهللا صهً هللا عهيه وسهى يَقُىْ ل ِ ْث َرسُىْ َل ُ َس ًِع:ال َ َع ٍَْ أَبِ ْي َع ْب ِد هللاِ انُُّ ْع ًَا ٌِ ْب ٍِ بَ ِشيْر رضي هللا عُه ق
ٍْ َو َي،ضه ِ ْ ا ْسحَبْرأَ نِ ِد ْيُِ ِه و ِعر:ت
ِ ِ ََ ًَ ٍِ اجَّقًَ ان ُّشبُهَا، الَ يَ ْعهَ ًُه ٍَُّ َكثِ ْي ٌر ِيٍَ انَُّاس،ات َ إِ ٌَّ ان َح:أ ُ ُذََ ْي ِه
ٌ َ َوان َح َرا َو بَي ٌٍِّ َوبَ ْيَُهُ ًَا ُي ْشحَبِه،ٌٍِّ الل بَي
ِ أَال َوإِ ٌَّ ِح ًًَ هللا،ًًً ك ِح ٍ ِ أَال َوإِ ٌَّ نِ ُك ِّم َيه،ك أَ ٌْ يَرْ جَ َع َِ ْي ِه
ُ َكانرَّا ِعي يَرْ عًَ َحىْ َل ان ِح ًًَ يُى ِش، َو َق َع َِي ان َح َر ِاو:ت ِ َوقَ َع َِي ان ُّشبُهَا
.ق َع َهيْه َ أَال َو.َُت ََ َس َد ان َج َس ُد ُكهُّه
ُ َ ُيحَف. ُْي انقَ ْهب ْ صهَ َح ان َج َس ُد ُكهُّهُ وإ َذا ََ َسد
َ ث َ أَال وإِ ٌَّ َِي ان َج َس ِد ُيضْ َغةً إِ َذا،ُار ُيه
ْ صهَ َح ِ َي َح
“Dari Nu‟man bin basyir RA, dia berkata „Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, An
Nu‟man memberi isyarat (dalam suatu riwayat disebutkan menjulurkan kedua jari telunjuknya
kedua telinganya), sesungguhnya yang halal itu jelas dan sesungguhnya yang haram itu jelas,
sedangkan diantara keduanya ada hal yang syubhat yang tidak di ketahui kebanyakan manusia.
Barang siapa menjauhi syubhat, maka dia telah memelihara agamanya dan kehormatannya, dan
barang siapa berada dalam syubhat maka dia berada dalam hal yang haram, seperti pengembala
yang mengembala di sekitar lindungan, yang begitu cepat dia masuk ke dalamnya. Ketahuilah,
sesungguhnya lindungan allah adalah hal-hal yang di haramkannya. Ketahuilah, sesungguhnya di
dalam jasad itu ada segumpal darah. Jika ia baik, maka seluruh tubuh menjadi baik pula, jika ia
rusak maka rusak tubuhnya. Ketahuilah, ia adalah hati.(HR. Bukhari Muslim).
Halal, artinya diperbolehkan untk dimakan dan tidak dilarang oleh hukum syara‟
Baik, artinya makanan itu bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan.
Dengan demikian “halal” itu ditinjau dari Islam sedangkan “baik” ditinjau dari ilmu
kesehatan. Dalam Islam, halalnya suatu makanan harus meliputi tiga hal, yaitu:
Halal karena dzatnya. Artinya, enda itu memang tidak dilarang oleh hukum syara‟, seperti
nasi, susu, telor, dan lain-lain.
Halal cara mendapatkannya. Artinya sesuatu yang halal itu harus diperoleh dengan cara
yang halal pula. Sesuatu yang halal tetapi cara medapatkannya tidak sesuatu dengan
hukum syara‟ maka menjadi haramlah ia. Sebagaimana, mencuri, menipu, dan lain-lain.
Halal karena proses/cara pengolahannya. Artinya selain sesuatu yang halal itu harus
diperoleh dengan cara yang halal pula. Cara atau proses pengolahannya juga harus benar.
Hewan, seperti kambing, ayam, sapi, jika disembelih dengan cara yang tidak sesuai
dengan hukum Islam maka dagingnya menjadi haram.
b. Makanan Haram
Makanan yang haram adalah makanan yang dilarang oleh syara‟ untuk dimakan. Setiap
makanan yang dilarang oleh syara‟ pasti ada bahayanya dan meninggalkan yang dilarang
syara‟ pasti ada faidahnya dan mendapat pahala. Berikut adalah jenis-jenis makanan yang
termasuk diharamkan :
Bangkai (kecuali bangkai ikan dan belalang), darah (kecuali hati dan limpa), daging
hewan yang disembelih ata nama selain Allah Swt (daging babi), binatang yang mati
tercekik, terpukul, terjatuh, karena ditanduk binatang lain, diterkam oleh binatang buas,
dan yang disembelih untuk berhala.
Semua makanan yang keji, yaitu yang kotor, menjijikan.
Semua jenis makanan yang dapat mendatangkan mudharat terhadap jiwa, raga, akal,
moral dan aqidah.
Bagian berupa daging. Tulang atau apa saja yang dipotong dari binatang yang masih
hidup.
Makanan yang didapat dengan cara yang tidak halal seperti makanan hasil curian,
rampasan, korupsi, riba dan cara-cara lain yang dilarang agama.
3. Definisi Minuman
Minum ialah meneguk barang cair dengan mulut, sedangkan minuman ialah segala sesuatu
yang boleh diminum. Ada berbagai macam jenis minuman yang tergolong dalam hal halal
haramnya. Dihalalkannya sebuah minuman tertentu karena minuman tersebut mempunyai berbagai
manfaat bagi tubuh, sedangkan diharamkannya minuman tertentu juga karena adanya madlarat
apabila meminumnya.
a. Minuman Halal
Minuman yang halal ialah minuman yang boleh diminum menurut syari‟at Islam. Adapun
minuman yang halal pada garis besarnya dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi kehidupan manusia baik
membahayakan dari segi jasmani, akal, jiwa maupun aqidah.
Air atau cairan yang tidak memabukkan walaupun sebelumnya telah memabukkan seperti
arak yang telah berubah menjadi cuka.
Air atau ciran itu bukan berupa benda najis atau benda suci yang terkena najis
(mutanajis).
Air atau cairan yang suci itu didaatkan dengan cara-cara yang halal yang tidak
bertentangan dengan ajaran Agama Islam.
b. Minuman Haram
Minuman yang haram adalah minuman yang tidak boleh diminum karena dilarang oleh
syariat Islam. Adapun jenis minuman yang haram tersebut pada garis besarnya dapat dibagi
menjadi tiga macam, yaitu :
Semua minuman yang memabukkan atau apabila diminum menimbulkan mudharat dan
merusak badan, akal, jiwa, moral dan aqidah seperti arak, khamar, dan sejenisnya.
Minuman dari benda najis atau benda yang terkena najis.
Minuman yang didapatkan dengan cara-cara yang tidak halal atau yang bertentangan
dengan ajaran Islam.
Makanan dan minuman haram bisa merusak jiwa (terutama minuman keras yang mengandung
alkohol), seperti :
Kecerdasan menurun
Cenderung lupa dan melakukan hal-hal yang negatif
Senang menyendiri dan melamun
Semangat kerja berkurang
Makan dan minuman yang haram dapat membahayakan kesehatan
Makanan dan minuman yang haram memubadirkan harta
Menimbulkan permusuhan dan kebencian
Menghalangi mengingat Allah Swt
Syarat-syarat Darurat :
a. Keadaan darurat bukan berlandaskan praduga atau asumsi belaka, tetapi benar-benar
terjadi atau diprediksi kuat akan terjadi.
b. Keadaan darurat yang memaksa seseorang melakukannya karena berakibat kehilangan
nyawa atau anggota badan.
c. Mengkonsumsinya tanpa melewati batas, cukup sekedar saja demi menghilangkan
kemudaratannya
d. Keharamannya tidak menzalimi orang lain
c. Hukum Sunnah
Menghadiri undangan pernikahan hukumnya sunah adalah memakan makanan dan harta
milik orang lain. Jadi seseorang berhak untuk mengambil atau tidak harta milik orang lain.
BAB III
KESIMPULAN
Makanlah yang halal lagi baik dari apa saja yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Makanan dan minuman itu tidak dapat sembarangan di produksi dan di konsumsi, sebaiknya harus
di pastikan terlebih dahulu apakah makanan itu halal ataukah haram. karena dari makanan yang kita
konsumsi pun dapat mempengaruhi kepribadian diri.
Dengan begitu kita masih bisa mengkonsumsi makanan yang enak-enak karena dari sekian banyak
makanan dan minuman yang berada di lingkungan kita itu mayoritas berstatus halal walaupun
sebagian kecil masih ada makanan dan minuman yang haram. Ketentuan ini sudah di akui oleh
seluruh umat islam karena sudah ada hadits yang mengaturnya. Tetapi ada keadaan darurat yang
diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan / obat haram.
DAFTAR PUSTAKA
[2] Yanggo HT. Makanan dan Minuman dalam perspektif hukum islam. Tahkim. 2013;9(2):1–21.
[3] Moh. Rifa‟I, lImu fiqih islam lengkap, PT Karya Toha putra, Semarang, 1978, hal 433.
[4] Jauhari I. Kesehatan dalam Pandangan Hukum Islam. Kanun J Ilmu Huk. 2011;13(3):33–58.
[6] Rahman AA. Sekuriti Makanan Dari Perspektif Syariah. J Syariah. 2009;17(2):299–326.