Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HAKIKAT MAKANAN DAN MINUMAN

DISUSUN OLEH

MUHAMMAD YUSSAC FARIED


NIM : 201611018152919

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2021
ABSTRAK

Untuk menjaga keberlangsungan hidupnya, manusia membutuhkan makanan sebagai hal yang
paling mendasar. Namun tetap masih harus diperhatikan apakah makanan tersebut bernilai gizi
optimal. Makanan yang dikonsumsi manusia harus mengandung berbagai macam kandungan gizi
yang dapat menunjang proses kehidupan manusia. Derajat kesehatan masyarakat dapat secara
optimal meningkat dengan adanya penyelenggaraan makanan yang higienis dan halal, hal ini
memenuhi kriteria makanan yang baik dalam perspektif islam dan kesehatan. Penelitian ini
menggunakan metode kajian literatur dimana peneliti melakukan serangkaian penelitian yang
melibatkan berbagai macam informasi yang berasal dari kepustakaan seperti buku, ensiklopedi,
dokumen, dan sebagainya dengan tujuan untuk menemukan berbagai macam teori dan gagasan
yang kemudian dapat dirumuskan hasil sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian dari
berbagai sumber literatur menunjukkan bahwa Islam telah mengatur dengan sedemikian rupa baik
dalam Al-Qur‟an maupun Hadis mengenai makanan. Islam dan Kesehatan berjalan bersama-sama
dalam menjaga keberlangsungan hidup manusia melalui makanan yang sehat, lagi halal dan
thayyib. Islam dan kesehatan pada dasarnya memiliki satu tujuan yang sama demi kebaikan
manusia. Oleh karena itu, dalam mengkonsumsi makanan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
dan benar-benar diperhatikan agar manusia terhindar dari berbagai macam jenis penyakit yang
bersumber dari makanan.

Kata Kunci : makanan, islam, kesehatan, gizi, halal.


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kehidupan manusia tak pernah berpisah dengan lingkungan sekitarnya. Allah SWT.
menciptakan berbagai makhluk hidup , diantaranya manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup
tersebut merupakan satu kesatuan dalam hubungan sosial antar makhluk hidup. Manusia
membutuhkan bahan yang dapat ia olah menjadi makanan yang dapat membuat dia tidak letih
dalam menjalankan aktivitas kehidupannya atau dapat dikatakan manusia membutuhkan hewan dan
tumbuhan sebagai bahan untuk membuat olahan dari kulit ia dapat makan dan dapat menambah
energi tubuhnya yang akan habis, hewan juga membutuhkan manusia namun ada juga hewan yang
hidup di alam liar sehingga tidak membutuhkan bantuan manusia dalam hidupnya. Makhluk hidup
yang diciptakan Allah SWT, diciptakan untuk tetap bertasbih dan bersujud kepada-Nya. Apakah itu
manusia, hewan maupun tumbuhan. Semuanya tetap harus mematuhi perintah dari Tuhan-nya dan
menjauhi segala larangannya. Terkhusus bagi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia
perlu menghindari setiap perbuatan/sikap dan sifat yang berdampak negatig, tidak memakan
makanan yang telah dilarang dalam agama. Maka dari itu, manusia harus selalu mengingat hal-hal
yang dilarang dalam agamanya.

2. Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian makanan ?


b. Apa saja jenis makanan dan hukumnya ?
c. Apakah pengertian minuman ?
d. Apa saja jenis minuman dan hukumnya ?
e. Apakah Manfaat yang Didapat bila Kita Mengkonsumsi Makanan yang Halal ?
f. Apakah Bahayanya Mengkonsumsi Makanan dan Minuman yang Haram ?
g. Dalam kondisi bagaimana makanan haram boleh dimakan ?
h. Apa saja hukum memenuhi undangan walimah ?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Makanan

Makan menurut pengertian bahasa, ialah memasukkan sesuatu melalui mulut, sedang
makanan ialah segala sesuatu yang boleh dimakan. Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia
halal untuk dimakan kecuali ada larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW untuk
dimakan. Agama Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang halal
dan baik. Makanan “halal” maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhoi
Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi.

Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan tersebut
berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal (haram) bisa
mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari
kiamat dengan api neraka.

ًَ‫ َواَ ْْ َىي انُُّ ْع ًَاٌُ بِإِصْ بَ َعيْه إِن‬:ُ‫هللا صهً هللا عهيه وسهى يَقُىْ ل‬ ِ ‫ْث َرسُىْ َل‬ ُ ‫ َس ًِع‬:‫ال‬ َ َ‫ع ٍَْ أَبِ ْي َع ْب ِد هللاِ انُُّ ْع ًَا ٌِ ْب ٍِ بَ ِشيْر رضي هللا عُه ق‬
ٍْ ‫ َو َي‬،‫ضه‬ ِ ْ‫ ا ْسحَبْرأَ نِ ِد ْيُِ ِه و ِعر‬:‫ت‬
ِ ‫ِ ََ ًَ ٍِ اجَّقًَ ان ُّشبُهَا‬،‫ الَ يَ ْعهَ ًُه ٍَُّ َكثِ ْي ٌر ِيٍَ انَُّاس‬،‫ات‬ َ ‫ إِ ٌَّ ان َح‬:‫أ ُ ُذََ ْي ِه‬
ٌ َ‫ َوان َح َرا َو بَي ٌٍِّ َوبَ ْيَُهُ ًَا ُي ْشحَبِه‬،ٌٍِّ ‫الل بَي‬
ِ‫ أَال َوإِ ٌَّ ِح ًًَ هللا‬،ًًً ‫ك ِح‬ ٍ ِ‫ أَال َوإِ ٌَّ نِ ُك ِّم َيه‬،‫ك أَ ٌْ يَرْ جَ َع َِ ْي ِه‬
ُ ‫ َكانرَّا ِعي يَرْ عًَ َحىْ َل ان ِح ًًَ يُى ِش‬،‫ َو َق َع َِي ان َح َر ِاو‬:‫ت‬ ِ ‫َوقَ َع َِي ان ُّشبُهَا‬
.‫ق َع َهيْه‬ َ ‫ أَال َو‬.ُ‫َت ََ َس َد ان َج َس ُد ُكهُّه‬
ُ َ‫ ُيحَف‬. ُ‫ْي انقَ ْهب‬ ْ ‫صهَ َح ان َج َس ُد ُكهُّهُ وإ َذا ََ َسد‬
َ ‫ث‬ َ ‫ أَال وإِ ٌَّ َِي ان َج َس ِد ُيضْ َغةً إِ َذا‬،ُ‫ار ُيه‬
ْ ‫صهَ َح‬ ِ ‫َي َح‬

“Dari Nu‟man bin basyir RA, dia berkata „Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, An
Nu‟man memberi isyarat (dalam suatu riwayat disebutkan menjulurkan kedua jari telunjuknya
kedua telinganya), sesungguhnya yang halal itu jelas dan sesungguhnya yang haram itu jelas,
sedangkan diantara keduanya ada hal yang syubhat yang tidak di ketahui kebanyakan manusia.
Barang siapa menjauhi syubhat, maka dia telah memelihara agamanya dan kehormatannya, dan
barang siapa berada dalam syubhat maka dia berada dalam hal yang haram, seperti pengembala
yang mengembala di sekitar lindungan, yang begitu cepat dia masuk ke dalamnya. Ketahuilah,
sesungguhnya lindungan allah adalah hal-hal yang di haramkannya. Ketahuilah, sesungguhnya di
dalam jasad itu ada segumpal darah. Jika ia baik, maka seluruh tubuh menjadi baik pula, jika ia
rusak maka rusak tubuhnya. Ketahuilah, ia adalah hati.(HR. Bukhari Muslim).

2. Jenis Makanan dan Hukumnya


Hukum makanan di golongkan menjadi 2 yaitu Halal dan Haram.
a. Makanan Halal
Makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan menurut ketentuan
syari‟at Islam.segala sesuatu baik berupa tumbuhan, buah-buahan ataupun binatang pada
dasarnya adalah hahal dimakan, kecuali apabila ada nash Al-Quran atau Al-Hadits yang
mengharamkannya. Ada kemungkinan sesuatu itu menjadi haram karena memberi
mengandung mudharat atau bahaya bagi kehidupan manusia. Makanan yang dimakan oleh
seorang Muslim hendaknya memenuhi 2 syarat, yaitu:

 Halal, artinya diperbolehkan untk dimakan dan tidak dilarang oleh hukum syara‟
 Baik, artinya makanan itu bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan.

Dengan demikian “halal” itu ditinjau dari Islam sedangkan “baik” ditinjau dari ilmu
kesehatan. Dalam Islam, halalnya suatu makanan harus meliputi tiga hal, yaitu:

 Halal karena dzatnya. Artinya, enda itu memang tidak dilarang oleh hukum syara‟, seperti
nasi, susu, telor, dan lain-lain.
 Halal cara mendapatkannya. Artinya sesuatu yang halal itu harus diperoleh dengan cara
yang halal pula. Sesuatu yang halal tetapi cara medapatkannya tidak sesuatu dengan
hukum syara‟ maka menjadi haramlah ia. Sebagaimana, mencuri, menipu, dan lain-lain.
 Halal karena proses/cara pengolahannya. Artinya selain sesuatu yang halal itu harus
diperoleh dengan cara yang halal pula. Cara atau proses pengolahannya juga harus benar.
Hewan, seperti kambing, ayam, sapi, jika disembelih dengan cara yang tidak sesuai
dengan hukum Islam maka dagingnya menjadi haram.

Jenis-jenis makanan yang halal ialah:

 Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.


 Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
 Semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani
dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.

b. Makanan Haram
Makanan yang haram adalah makanan yang dilarang oleh syara‟ untuk dimakan. Setiap
makanan yang dilarang oleh syara‟ pasti ada bahayanya dan meninggalkan yang dilarang
syara‟ pasti ada faidahnya dan mendapat pahala. Berikut adalah jenis-jenis makanan yang
termasuk diharamkan :

 Bangkai (kecuali bangkai ikan dan belalang), darah (kecuali hati dan limpa), daging
hewan yang disembelih ata nama selain Allah Swt (daging babi), binatang yang mati
tercekik, terpukul, terjatuh, karena ditanduk binatang lain, diterkam oleh binatang buas,
dan yang disembelih untuk berhala.
 Semua makanan yang keji, yaitu yang kotor, menjijikan.
 Semua jenis makanan yang dapat mendatangkan mudharat terhadap jiwa, raga, akal,
moral dan aqidah.
 Bagian berupa daging. Tulang atau apa saja yang dipotong dari binatang yang masih
hidup.
 Makanan yang didapat dengan cara yang tidak halal seperti makanan hasil curian,
rampasan, korupsi, riba dan cara-cara lain yang dilarang agama.

3. Definisi Minuman
Minum ialah meneguk barang cair dengan mulut, sedangkan minuman ialah segala sesuatu
yang boleh diminum. Ada berbagai macam jenis minuman yang tergolong dalam hal halal
haramnya. Dihalalkannya sebuah minuman tertentu karena minuman tersebut mempunyai berbagai
manfaat bagi tubuh, sedangkan diharamkannya minuman tertentu juga karena adanya madlarat
apabila meminumnya.

4. Jenis Minuman dan Hukumnya


Hukum mimunan di golongkan menjadi 2 yaitu Halal dan Haram.

a. Minuman Halal
Minuman yang halal ialah minuman yang boleh diminum menurut syari‟at Islam. Adapun
minuman yang halal pada garis besarnya dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

 Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi kehidupan manusia baik
membahayakan dari segi jasmani, akal, jiwa maupun aqidah.
 Air atau cairan yang tidak memabukkan walaupun sebelumnya telah memabukkan seperti
arak yang telah berubah menjadi cuka.
 Air atau ciran itu bukan berupa benda najis atau benda suci yang terkena najis
(mutanajis).
 Air atau cairan yang suci itu didaatkan dengan cara-cara yang halal yang tidak
bertentangan dengan ajaran Agama Islam.

b. Minuman Haram
Minuman yang haram adalah minuman yang tidak boleh diminum karena dilarang oleh
syariat Islam. Adapun jenis minuman yang haram tersebut pada garis besarnya dapat dibagi
menjadi tiga macam, yaitu :
 Semua minuman yang memabukkan atau apabila diminum menimbulkan mudharat dan
merusak badan, akal, jiwa, moral dan aqidah seperti arak, khamar, dan sejenisnya.
 Minuman dari benda najis atau benda yang terkena najis.
 Minuman yang didapatkan dengan cara-cara yang tidak halal atau yang bertentangan
dengan ajaran Islam.

c. Hukum tentang Haramnya Semua Jenis Minuman Keras


Khamar adalah minuman yang memabukkan. Khamar dalam bahasa Arab berarti
“menutup”. Istilah menutup di sini adalah sesuatu yang bisa menutup akal. Menurut
pengertian urfi pada masa itu, khamar adalah apa yang bisa menutupi akal yang terbuat dari
perasan anggur. Sedangkan dalam pengertian syara‟, khamar tidak terbatas pada perasan
anggur dan gandum, tetapi semua minuman yang memabukkan hukumnya haram.

5. Manfaat Mengonsumsi Makanan dan Minuman yang Halal


Seseorang yang sudah terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman yang halal, maka dirinya
akan memperoleh manfaat, di antaranya adalah:
a. Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari
b. Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani
c. Mendapat perlindungan dari Allah SWT
d. Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT
e. Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya
f. Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akherat
g. Terjaga kesehatannya
h. Mendapat ridho Allah Swt karena memilih jenis makanan dan minuman yang halal
i. Memiliki akhlaqul karimah karena telah mentaati perintah Allah Swt sekaligus terhindar
dari akhlak madzmumah (tercela)

6. Akibat Buruk Dari Makanan Dan Minuman Yang Haram


Sudah semua kita ketahui bahwa setiap sesuatu yang diperbolehkan dalam agama mempunyai
manfaat yang luar biasa, demikian pula perkara yang diharamkan dalam agama karena didalamnya
terdapat perkara yang sangat membahayakan bagi diri seorang mu'min. Bahaya tersebut baik secara
lahir maupun bathin. Karena sebaiknya sebagai seorang mu'min kita lebih selektif agar senantiasa
yang masuk dalam konsumsi kita berasal dari hal-hal yang halal dan baik, karena konsumsi
makanan yang haram sangat merugikan seorang mu'min dunia dan akherat.
Selain itu, akibat lainnya diantaranya adalah :

 Tidak terkabulnya doa


 Mengikis keimanan pelakunya
 Mencampakkan pelakunya ke Neraka
 Mengeraskan hati pelaku
 Amal ibadahya tidak akan diterima dan doanya tidak akan dikabulkan Allah Swt.

Makanan dan minuman haram bisa merusak jiwa (terutama minuman keras yang mengandung
alkohol), seperti :

 Kecerdasan menurun
 Cenderung lupa dan melakukan hal-hal yang negatif
 Senang menyendiri dan melamun
 Semangat kerja berkurang
 Makan dan minuman yang haram dapat membahayakan kesehatan
 Makanan dan minuman yang haram memubadirkan harta
 Menimbulkan permusuhan dan kebencian
 Menghalangi mengingat Allah Swt

7. Kondisi Makanan Haram Boleh Dimakan


Keadaan darurat yang diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan / obat haram :
a. Seorang muslim boleh memakan bangkai atau daging babi jika tidak menemukan
makanan lain untuk dimakan saat kelaparan teramat sangat, seperti saat peperangan atau
terjebak di tengah hutan.
b. Seorang muslim boleh mengkonsumsi obat yang mengandung najis jika tidak terdapat
obat selainnya. Bahkan betapa banyak yang menempuh jalan berobat tidaklah meraih
kesembuhan. Pendapat ini dimonitori oleh ulama dari kalangan mazhab Asy Syafi'iyyah
dan sebagian perkataan dari kalangan Hanafiyah. Mencari keselamatan dan keafiatan itu
didahulukan dari sekedar menghindari najis. Namun temutap tidak boleh berobat dengan
Khamr.

Syarat-syarat Darurat :
a. Keadaan darurat bukan berlandaskan praduga atau asumsi belaka, tetapi benar-benar
terjadi atau diprediksi kuat akan terjadi.
b. Keadaan darurat yang memaksa seseorang melakukannya karena berakibat kehilangan
nyawa atau anggota badan.
c. Mengkonsumsinya tanpa melewati batas, cukup sekedar saja demi menghilangkan
kemudaratannya
d. Keharamannya tidak menzalimi orang lain

8. Hukum Memenuhi Undangan Walimah


Hajatan pernikahan atau yang disebut walimatul ursy adalah momen yang bersejarah bagi
setiap orang. Hikmah diadakannya walimatul ursy adalah untuk mengumumkan kepada khalayak
bahwa hubungan antara laki-laki dan perempuan sudah sah secara agama dan negara.
Selain itu, walimatul ursy juga bertujuan untuk mengharapkan doa dari orang lain khususnya
para tamu undangan. Oleh karena itu, apabila mendapat undangan, maka sebisa mungkin hadir serta
mendoakan kedua mempelai. Para ulama ahli fikih masih berbeda pendapat dalam menyikapi hal
ini. Ada yang mengatakan hal itu hukumnya fardhu ain, fardhu kifayah, dan sunnah.

a. Hukum Fardhu ain


Jika undangan bersifat umum tanpa menyebut nama tertentu, maka tidak ada kewajiban
untuk menghadirinya. Namun, apabila yang diundang adalah nama tertentu (secara pribadi)
baik lewat tulisan atau utusan, maka wajib untuk menghadirinya.

b. Hukum Fardhu Kifayah


Hukum ini didasarkan pada esensi dan tujuan walimah, yaitu sebagai cara untuk
mengumumkan terjadinya pernikahan agar tidak menimbulkan suatu fitnah. Apabila sudah
dihadiri oleh sebagian orang, menurut pendapat ini, sudah gugurlah kewajiban itu bagi tamu
undangan lainnya.

c. Hukum Sunnah
Menghadiri undangan pernikahan hukumnya sunah adalah memakan makanan dan harta
milik orang lain. Jadi seseorang berhak untuk mengambil atau tidak harta milik orang lain.
BAB III
KESIMPULAN

Makanlah yang halal lagi baik dari apa saja yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Makanan dan minuman itu tidak dapat sembarangan di produksi dan di konsumsi, sebaiknya harus
di pastikan terlebih dahulu apakah makanan itu halal ataukah haram. karena dari makanan yang kita
konsumsi pun dapat mempengaruhi kepribadian diri.
Dengan begitu kita masih bisa mengkonsumsi makanan yang enak-enak karena dari sekian banyak
makanan dan minuman yang berada di lingkungan kita itu mayoritas berstatus halal walaupun
sebagian kecil masih ada makanan dan minuman yang haram. Ketentuan ini sudah di akui oleh
seluruh umat islam karena sudah ada hadits yang mengaturnya. Tetapi ada keadaan darurat yang
diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan / obat haram.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Abdusalam baali wahid,2009,akidah dalam kehidupan sehari-hari

[2] Yanggo HT. Makanan dan Minuman dalam perspektif hukum islam. Tahkim. 2013;9(2):1–21.

[3] Moh. Rifa‟I, lImu fiqih islam lengkap, PT Karya Toha putra, Semarang, 1978, hal 433.

[4] Jauhari I. Kesehatan dalam Pandangan Hukum Islam. Kanun J Ilmu Huk. 2011;13(3):33–58.

[5] Mardani, Hadis Ahkam, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012

[6] Rahman AA. Sekuriti Makanan Dari Perspektif Syariah. J Syariah. 2009;17(2):299–326.

Anda mungkin juga menyukai