A.
Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada
semua pembaca kami!
0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak
bermanfaatTidak bermanfaat
berpendapat bahwa penelitian ilmiah seharusnya mengarah pada interpretasi nasionalis
yangdapat berguna untuk memperkuat kesadaran nasional.[3] Sodjatmoko berpendapat
nasionalismemengesampingkan pendekatan ilmiah murni, karena itu ia menjunjung tinggi
tanggung jawab perorangan dan semacam universalisme abstrak. Soedjatmoko kalah suara
dikarenakan pendekatannya tidak sesuai dengan kondisi masyarakat tahun 1950-an, saat
rakyat di Indonesiadidorong untuk menjadi orang Indonesia (Taylor 2003).[4] Para
sejarawan baru membangunsejarah nasioanl mereka diatas basis kolonial. Meskipun
demikian asal usul Indonesia tetapdipancang kuat-kuat pada masa imperialisme Majapahit
yang berpusat di Jawa. Kaum intelektualseperti Muh. Hatta, Takdir Alisjahbana, dan para
pemuka politik diluar Jawa menentangimperialism majapahit baru yang terpusat di Jawa. [5]
Roeslan Abdul Gani mengemukakan sejarah yang diilhami Marxisme yang
menunjukanantithesis antara kekuatan terang dan kekuatan gelap pada akhirnya
membuahkan kebebasan bagirakyat jelata, sementara Hatta menekankan bahwa
historiografi sejati indoensia berkaitan denganwujudnya manusia pancasila. [6] Ketika
menjelang akhir tahun 1950-an upaya untuk membentuk lembaga-lembagademokrasi dan
otonomi daerah mengalami kegagalan akibat nasionalisme otoriter soekarno,
Indonesia masih menjadi “ negara tanpa sejarah “ karena niat konstituante 1957 untuk
menulis
sejarah nasional yang baru tidak terwujud.[7] Menurut Pramodya Ananta Toer yang
mempunyai pandangan sama dengan Yamin dan lain-lain beranggapan bahwa meski
historiografi Indonesiasebaiknya menggunakan metode modern penulisan sejarah yang
berkembang di barat, tetapi
historiografi Indonesia harus membedakan diri dari yang tidak sejalan dengan kepentingan
“nasion indonesia”.
[8] Sementara itu para wakil militer juga ikut serta menulis ulang sejarah nasional
danmemasukannya ke dalam mata pelajaran sejarah. Namun, Nugroho Notosusantolah yang
padatahun 1970-an berhasil melakukan militerisasi historiografi Indonesia, terutama
menyoroti peranan militer dalam menjaga keselamatan negara. [9]
Sesudah dilaksanakan kenferensi sejarah nasional pada tahun 1970, buku sejarah
nasionalakhirnya terbit pada tahun 1975. Buku enam jilid itu mencakup (1) prasejarah
(sebelum tahunMasehi); (2) periode kerajaan kerajaan lama Hindu (0-1600 M); (3)
kerajaan-kerajaan islam
(1600-1800 M); (4) pemerintahan kolonial abad ke-19; (5) nasionalisme dan
akhipemerintahankolonial (1900-1942); (6) pendudukan jepang (1942-1945); revolusi (1945
-1950;, demokrasiliberal (1950-1959); dan demokrasi terpimpin sampai peristiwa G30S/PKI
(1965)
pembunuhanenam jenderal oleh kaum komunis yang membawa Soeharto ke kursi kekuasaan
-fakta yang
dapat dipercaya’ berbeda dengan historiografi lokal yang dimasukkan kedalam kategori
dongeng
Hystoryof Sumatra
Hystory of Java
(1817) juga masih belum terlalu menarik orang untuk meneliti sejarah. Kemudian baru pada
akhir abad ke-19,dengan dihidupkannya kembali Perhimpunan Batavia untuk Seni dan Ilmu
Pengetahuan sertadibentuknya
pada tahun 1878 kegiatan ilmiah yang sungguh-sungguh mulai terjadi. Pada abad ke-19
tradisi penulisan babad dan sejarah juga masih tetaphidup.[15]
Pada abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20, terdapat tiga bidang historiografi
AsiaTenggara yang berbeda-beda.[16] Tiga bidang historiografi tersebut yaitu:1.
sejarah kuno, yang tidak dikenal atau kurang dikenal oleh penduduk asli, diungkapkan oleh
parafiolog, epigraf, dan para arkeolog. Misalnya N.J. Krom mengenai sejarah kuno
Indonesia.2.
“Periode Tengah” yang berkisar antara empat sampai sepuluh abad sebelum abad ke
-19, adalahzaman penulisan sejarah penduduk asli, metode-metode modern bisa digunakan
untuk mengatur,menentukan tanggal-tanggal secara tepat, dan malah mengintepretasikan
kembali tulisan dari periode-periode itu.Sejak merdeka bangsa Indonesia mulai mengambil
langkah-langkah baru dalam historiografiyaitu:1.
A Hystory
of Southeast Asia
Hasil penelitian J.C.van Leur tentang pel`ayaran niaga di Asia pada masa kuno,
telahmenimbulkan perdebatan-perdebatan mengenai sifat dan karya-karya orang Eropa
mengenaiAsia Tenggara. Sebagian kecil dari artikel dan disertasinya telah diterjemahkan
oleh W.F.Wertheim,
Indonesia Trade and Society: Essay in Asian and Social Economic History
, terbittahun 1960.[18] Sebagai akibatnya Asia Tenggara diberikan tempat khusus dalam
konferensi penulisan sejarah Asia di London pada tahun 1956. Hal ini merangsang timbulnya
sejumlahkarangan mengenai historiografi Indonesia yang dicetuskan dalam Kongres Sejarah
Nasional diYogyakarta tahun 1957.[19] 3.
Scribd
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!
Opsi Berbagi
Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baruBagikan di Twitter, terbuka di jendela
baruBagikan di LinkedIn, terbuka di jendela baruBagikan dengan Email, membuka klien
emailCopy Text
FILSAFAT SEJARAH
FILSAFAT SEJARAH
Anhar
IPINK
Majalah
Podcast
Lembar Musik
LaluAlfiandZartadi
Aloel Teloelas
Aloel Teloelas
Biologi Ma Kota
Biologi Ma Kota
Aloel Teloelas
Aloel Teloelas
Aloel Teloelas
Aloel Teloelas
Aloel Teloelas
cv
cv
Arya Ragil
Menu Footer
Kembali ke atas
Tentang
Tentang Scribd
Media
Blog kami
Hubungi Kami
Undang teman
Hadiah
Hukum
Syarat
Privasi
Hak Cipta
Preferensi Cookie
Dukungan
Aksesibilitas
Bantuan pembelian
AdChoices
Penerbit
Sosial
Buku
Buku audio
Majalah
Podcast
Lembar Musik
Dokumen
Snapshots
Direktori
Bahasa:
Bahasa Indonesia
Pelajari selengkapnya
Navigasi cepat
Beranda
Buku
Buku audio