Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan P
Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan P
KARYA ILMIAH
ZULISMA ANITA
062409035
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KECEPATAN
PENGENDAPAN SLUDGE DALAM CRUDE PALM OIL PADA
CONTINOUS SETTLING TANK
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli
Madya
ZULISMA ANITA
062409035
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
PERSETUJUAN
Disetujui di
Medan, Juni 2009
Diketahui oleh:
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua, Pembimbing
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
PERNYATAAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
(Zulisma Anita)
062409035
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
PENGHARGAAN
Bismillahirrahmanirrahim
1. Ayahanda Syamsir Lubis, Ibunda Rosmawati Nst serta adik-adik yang selalu
memberikan doa, kasih sayang dan dukungan baik moril maupun materil.
2. Ibu Dr. Marpongahtun M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan
teliti membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini.
3. Bapak DR.Eddy Marlianto,M.Sc. selaku Dekan Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan.
4. Ibu DR.Rumondang Bulan MS, selaku ketua Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Prof.Dr. Harry agusnar M.Sc, M.Phil selaku ketua program Studi
Diploma III Kimia Industri FMIPA USU.
6. Bapak H. Yudha Agus Suratman selaku tekniker I PT. Socfin Indonesia Aek
Loba.
7. Bapak H.Bambang Susyanto dan bapak Aswan selaku pembimbing lapangan
8. Teman-teman seperjuangan selama PKL: Siti, Vira, lim
9. Abi Unan, umi Dwi, Vira, Siti, Lim, Mameh, ida, Jho, Intan, dan Ivo (thanx
bwt smua knangan2 indh n tak t’lupakan,, Friendship 4ever…!)
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
10. Teman-teman mahasiswa Kimia Industri Khususnya stambuk ’06 serta semua
pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
ABSTRAK
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
TEMPERATURE INFLUENCE OF VELOCITY SLUDGE SEDIMENTATION
CRUDE PALM OIL ON CONTINIOUS SETTLING TANK
ABSTRACT
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Abstrak v
Abstract vi
Bab I Pendahuluan
1.2 Permasalahan 2
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 3
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
2.3 Sejarah Kelapa Sawit 6
2.8 Viskositas 14
3.1 Alat-alat 18
3.2 Prosedur 18
4.1 Data
4.2 Perhitungan 22
5.1 Kesimpulan 29
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
5.2 Saran 29
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR TABEL
Halaman
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah di
masa mendatang. Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari minyak
sawit. Minyak sawit disamping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan,
dapat pula digunakan sebagai bahan mentah industri nonpangan. Dalam perekonomian
Indonesia komoditas kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena
komoditas ini punya prospek yang cerah sebagai sumber devisa. Disamping itu,
minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai di
seluruh dunia, sehingga secara terus menerus mampu menjaga stabilitas harga minyak
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
sawit. Komoditas ini pun mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan
Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan
minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti
kelapa sawit yang dapat digunakan sebagai makanan ternak. Minyak inti kelapa sawit
dan bungkil inti kelapa sawit tersebut hampir seluruhnya diekspor . Oleh karena itu
diperlukan standar dan pengawasan mutu untuk memberikan jaminan mutu pada
konsumen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mutu adalah air, kotoran, asam
Pabrik Kelapa Sawit PT.Socfindo Aek Loba merupakan salah satu pabrik yang
mengolah kelapa sawit menjadi CPO yang kemudian akan diolah di PT.Socfindo
Tanah Gambus menjadi minyak goreng. Dimana proses pengolahan melalui beberapa
biji dan kernel. Penggunaan temperatur hampir meliputi seluruh proses pemurnian
minyak pada continous settling tank. Dimana minyak kasar dari Crude Oil Tank
dipompakan ke Continious Settling Tank dan akan terpisah menjadi tiga fraksi yaitu
minyak, sludge dan air melalui proses pengendapan dan penggunaan temperatur yang
sesuai yaitu 80 ºC – 90 ºC. Minyak akan terdorong kepermukaan dan sludge beserta
air akan keluar dari pipa yang terpasang pada dasar tanki. Temperatur sangat
berpengaruh pada CPO atau minyak mentah yang dihasilkan. Temperatur yang telalu
tinggi >90 ºC dapat menyebabkan proses pengendapan sludge tidak berjalan dengan
baik, karena partikel-partikel air yang berada didasar tanki akan menguap sehingga
bercampur kembali dengan minyak. Dan sebaliknya jika temperatur terlalu rendah
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
menyebabkan proses pengendapan berjalan terlalu lambat sehingga dibutuhkan waktu
Berdasarkan hal diatas maka penulis mengambil judul pada karya ilmiah ini adalah
1.2 Permasalahan
Tidak stabilnya kecepatan pengendapan sludge pada continous settling tank maka
perlu ditentukan berapa temperatur yang tepat untuk menurunkan viskositas minyak
semakin singkat sehingga diperoleh minyak yang sesuai dengan standard mutu yang
sudah ditetapkan.
1.3 Tujuan
sludge dapat berjalan dengan baik sehingga diperoleh minyak yang sesuai
1.4 Manfaat
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Dapat mengetahui peranan temperatur terhadap kecepatan pengendapan sludge dalam
crude palm oil / minyak mentah pada Continous Settling Tank untuk menghasilkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lemak dan minyak adalah trigliserida, atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti
triester dari gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak, minyak bersifat
sebarang, pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair.
Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida
dalam tumbuhan cenderung berupa minyak, karena itu biasa terdengar ungkapan
lemak hewani dan minyak nabati.Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
suatu lemak atau minyak , yang disebut asam lemak, umumnya mempunyai rantai
hidrokarbon panjang dan tak bercabang. Lemak dan minyak seringkali diberi nama
sebagai derivat asam-asam lemak ini. Misalnya, tristearat dari gliserol diberi nama
tristeari, dan tripalmitat dari gliserol, disebut tripalmitin. Minyak dan lemak dapat juga
diberi nama yang biasa dipakai untuk penamaan suatu ester. Sebagai contoh gliseril
Secara kimia yamg diartikan dengan lemak adalah triester dari gliserol yang
disebut gliserida atau lebih tepat trigliserida, dari bentuk strukturnya, trigliserida dapat
dipandang sebagai hasil kondensasi dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul
asam lemak, dan daripadanya menghasilkan tiga molekul air dan satu molekul
trigliserida. Jika ketiga asam lemak itu identik, maka hasilnya akan merupakan
trigliserida yang sederhana. Tetapi bila ketiga asam lemak tersebut berbeda, maka
hanya mengandung satu dan dua radikal asam lemak, hingga dengan demikian
didalam molekulnya mempunyai gugus hidroksil yang bebas. Di dalam lemak alam,
campuran trigliserida mengandung lebih dari satu jenis asam lemak, hal ini lebih
umum daripada tersusun dari satu macam asam lemak (Sastrohamidjojo Hardjono,
2005).
1. Sifat fisik yang paling umum adalah tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh
adanya asam lemak berantai karbon panjang dan tidak adanya gugus-gugus polar.
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
2. Viskositas minyak dan lemak cair biasanya bertambah dengan bertambahnya
panjang rantai karbon, berkurang dengan naiknya suhu, dan berkurang dengan tidak
3. Minyak dan lemak lebih padat dalam keadaan padat daripada dalam keadaan cair.
Berat jenisnya lebih tinggi untuk trigliserida dengan berat molekul rendah dan
trigliserida yang tidak jenuh. Berat jenis menurun dengan bertambahnya suhu.
4. Lemak adalah campuran trigliserida dalam bentuk padat dan terdiri dari suatu fase
5. Oleh karena minyak dan lemak adalah campuran trigliserida, titik cairnya tidak
tepat. Titik cair minyak dan lemak ditentukan oleh beberapa faktor. Makin pendek
rantai asam lemak, makin rendah titik cair trigliserida itu. Cara-cara penyebaran asam-
Tanaman kelapa sawit (Elaieis Guinensis Jack), berasal dari Nigeria, Afrika Barat.
Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika
Selatan yaitu Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyatannya tanaman kelapa
sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa
sawit hidup subur diluar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand dan
Papua Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil produksi per hektar yang lebih
tinggi. Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit.Kelapa sawit pertama
kal diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1984.
Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa oleh Mauritius dan
Perkebunan kelapa sawit pertama dibuka pada tahun 1911 di tanah Itam Ulu
oleh masyarakat Oliepalmen Cultur dan di Pulo Raja oleh maskapai Huileries de
Sumatera- RCMA kemudian oleh Seumadam Cultur Mij, Sungai Liput Cultuur Mij,
Mapoli, Tanjung Genteng oleh Palmbomen Cultuur Mij , Medang Ara Cultuur Mij,
Deli Muda oleh Huileires de Deli dan lain-lain. Sampai tahun 1915 luasan areal kelapa
sawit baru 2.715 ha. Pada tahun 1916 ; ada 16 perusahaan di Sumatera Utara dan 3
perusahaan di Pulau Jawayang menanam kelapa sawit. Pada tahun 1920 menjadi 25
perusahaan di Sumatera Timur, 8 di Aceh dan 1 di Sumatera yaitu Toba Pingin dekat
Lubuk Linggau. Sampai tahun 1939 telah tercatat 66 perkebunan dengan luas areal ±
100.000 ha. Maskapai utama yang tercatat adalah HVA (Handels Vereniging
Cultuur Mij, LCB Mayang, Deli Mijdan Sungai Liput Cultuur Mij. Masa Jepang
(1942-1945) merupakan masa suram dari perkebunan kelapa sawit. Produksi tidak
dapat dijual; sebagian areal kebun ditanami tanaman pangan dan pabrik-pabrik tidak
pemiliknya pada tahun 1947. Periode 1957-1968 yaitu masa ambil alih. Masa ini
merupakan masa yang sulit karena kultur teknis dan manajemen kurang terkendali
merupakan titik awal dari bangkitnya perkebunan yang juga lebih dipacu dengan
adanya bantuan dari Bank Dunia dan ADB. Perkembangan selanjutnya semakin pesat
sejak diperkenalkan Perkebunan Inti Rakyat , sehingga tanaman kelapa sawit telah
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
menyebar ke wilayah Riau, Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jambi,
Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi dan Irian
Jaya. Pengembangan ke wilayah baru ini dipelopori oleh PTP-PTP dan selanjutnya
Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guinensis JACQ) adalah tanamn berkeping satu yang
termasuk dalam famili Palmae. Nama genus Elaeis berasal dari bahasa Yunani Elaoin
atau minyak, sedangkan nama spesies Guinensis berasal dari kata Guinea, yaitu
dimana seorang ahli bernama Jacquin menemukan tanaman kelapa sawit pertama kali
di pantai Guinea. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis
Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, dikenal lima varietas kelapa
sawit, yaitu :
1. Dura
Tempurung cukup tebal antara 2 – 8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada
bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah
terhadap buah bervariasi antara 35 – 50%. Kernel (daging biji) biasanya besar
2. Pisifera
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya
tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging biji
sangat tipis.
3. Tenera
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari induknya, yaitu Dura dan
ini. Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,5 – 4 mm, dan
4.Macro carya
Tempurung sangat tebal, sekitar 5 mm, sedang daging buahnya tipis sekali.
Warna buah kelapa sawit tergantung pada varietas dan umurnya. Buah yang masih
muda berwarna hijau pucat kemudian berubah menjadi hijau hitam.Semakin tua warna
buah menjadi kuning muda dan pada waktu sudah masak berwarna merah kuning atau
Tabel 1. Nilai Sifat Fisiko-Kimia minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit
Kamar
Bilangan iod 48 – 56 14 – 20
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses
pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau
Bau dan flapor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asam-
asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak
kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan betakarotene. Titik cair minyak sawit
berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak kelapa sawit mengandung beberapa
macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbeda-beda (Ketaren, 1986)
Pengolahan kelapa sawit merupakan proses untuk memperoleh minyak dan kernel dari
buah kelapa sawit dan uraian tentang proses dan mekanisme pengolahan pada setiap
penggal atau unit alat pengolahan sejak buah diterima di pabrik, sampai dihasilkan
minyak sawit (CPO) dan kernel yang memenuhi mutu dengan efisiensi teknis dan
ekonomis (Pardamean Maruli, 2008)
timbang untuk mengetahui jumlah berat tandan buah segar yang masuk ke pabrik.
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Lori diisi penuh dengan buah yang akan diolah. Pengisian yang baik jika lori dapat
memuat tandan buah sebanyak kapasitas nominal. Pengisian yang tidak penuh
yang terlalu penuh akan mengakibatkan pintu, maupun pelat (water plate) rusak
Lori yang telah penuh berisi buah dimasukkan kedalam strelizer menggunakan
Pardamean, 2008)
Lori-lori yang telah berisi TBS dikirim ke stasiun rebusan dengan cara ditarik
sterilizer. Dalam proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada temperatur
sekitar 135ºC dan tekanan 2,0-2,8 kg/cm selama 80-90 menit. Proses perebusan
dilakukan secara bertahap dalam tiga puncak tekanan agar diperoleh hasil yang
optimal.
Tujuan Perebusan
a. Menghentikan perkembangan asam lemak bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA)
Perkembangan asam lemak bebas terjadi akibat kegiatan enzim yang menghidrolisis
minyak.
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Untuk melepaskan brondolan dari tandan secara manual, sebenarnya cukup dengan
merebus dalam air mendidih. Namun, cara ini tidak memadai. Oleh karenanya,
Selama proses perebusan, kadar air dalam buah akan berkurang karena proses
minyak selama proses pengempaan dan mempermudah pemisahan minyak dari zat
Dengan proses perebusan, kadar air dalam biji akan berkurang sehingga daya lekat
TBS berikut lori yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan kea
lat pemipil dengan bantuan hoisting crane atau transfer carriage..Proses pemipilan
terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
2.6.4 Pencacahan (digester)
mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerigian yang sekeci-kecilnya.
Brondolan yang telah mengalami pencacahan keluar melalui bagian bawah digester
sudah berupa bubur. Hasil cacahan tersebut langsung masuk kealat pengempaan yang
berada persis dibagian bawah digester. Selama proses pengempaan berlangsung, air
panas ditambahkan kedalam screw press. Hal ini bertujuan untuk pengenceran
sehingga massa bubur buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah
terlalu rapat maka akan dihasilkan cairan dengan viskositas tinggi yang akan
Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran,
baik yang berupa padatan (solid), Lumpur (sludge), maupun air. Tujuan dari
pembersihan / pemurnian minyak kasar yaitu agar diperoleh minyak dengan kualitas
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan dialirkan menuju saringan
getar (vibrating screen) untuk disaring agar kotoran berupa serabut kasar tersebut
dialirkan ke tangki penampung minyak kasar (crude oil tank). Minyak kasar yang
memperbesar perbedaan berat jenis (BJ) antara mkinyak, air, dan sludge sehingga
ssangat membantu dalam proses pengendapan. Selanjutnya, minyak dari proses crude
Di clarifier tank, minyak kasar terpisah menjadi minyak dan sludge karena proses
pengendapan. Minyak dari continous settling tank selanjutnya dikirim ke oil tank,
sedangkan sludge dikirim ke sludge tank. Sludge merupakan fase campuran yang
masih mengandung minyak. Di PKS, sludge diolah untuk dikutip kembali pada
Continious setting tank (CST) adalah tipe bak bersinambung yang dapat memisahkan
lumpur sambil mengalir dari satu bak ke bak bak lain. Pemisahan sludge berjalan
dengan baik yaitu pada bak pertama cairan memisah menjadi dua fase yaitu fase
ringan dan fase berat. Fase berat mengalir dari bak yang satu ke bak lainnya melalui
dasar tanki sedangkan fase ringan mengalir dari bagian atas. Semakin banyak bak
demikian juga dengan suhu minyak yang tinggi akan mempercepat proses pemisahan
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Minyak yang mengapung dibagian atas dikutip melalui dua pipa limpahan
disetel. Drab (sludge) dikeluarkan dari bagian bawah tanki sedikit diatas dasar
lingkaran dari kerucut tanki melalui suatu pipa vertikal yang ujungnya terbuka, bibir
luapannya sedikit lebih tinggi dari bibir kerucut luapan minyak, ketinggiannya pun
dapat disetel. Tangki dilengkapi dengan pengaduk dengan sumbu vertikal yang
berputar lambat, daun adukan bergerak dalam bidang horizontal shear atau guntingan
2.8 Viskositas
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida.
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk
mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedang yang lainnya
mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alcohol dan bensin
mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin,
minyak castor, dan madu mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain
atau lapisan-lapisancairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau
gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi dalam zat cair. Sedangkan
viskositas gas ditimbulkan oleh peristiwa tumbukan yang terjadi antara molekul-
molekul gas. Cairan mempunyai viskositas yang lebih besar daripada gas, karena
mempunyai gaya gesek untuk mengalir lebih besar. Pada kebanyakan cairan
kekosongan dalam cairan dan molekul bergerak secara kontiniu kedalam kekosongan
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
ini, sehingga kekosongan akan bergerak keliling. Proses ini menyebabkan aliran,
tetapimemerlukan energi karena ada energi pengaktifan yang harus mempunyai suatu
molekul agar dapat bergerak kedalam kekosongan. Energi pengaktifan lebih mungkin
terdapat pada suhu yang lebih tinggi dan dengan demikian cairan lebih mudah
karena pengaruh gravitasi bumi. Hal tersebut bergantung pada rapat massa partikel
terhadap mediumnya. Jika rapat massa partikel lebih besar dari medium suspensinya,
maka partikel tersebut akan mengendap. Sebaliknya bila rapat massanya lebih kecil
gravitasi tepat diimbangi oleh gaya gesekan dari partikel yang bergerak melalui
2r 2 g (d − dm)
dirumuskan sesuai persamaan hukum stokes. v=
9η
Dimana:
Dari persamaan diatas dapat diketahui, bahwa kecepatan pengendapan partikel koloid
medium dan naiknya percepatan gravitasi. Suatu partikel kristal halus cenderung
membesar ukurannya bila dibiarkan berada dalam cairan dalam mana zat ini
elektrolit tertentu. Dengan suhu tinggi berarti akan menurunkan viskositas dan
dibandingkan dengan minyak nabati lain. Selain itu komponen yang terkandung
didalam minyak sawit lebih banyak dan beragam sehingga pemanfaatannya juga
beragam. Sebagai bahan baku untuk minyak makan, minyak sawit antara lain
digunakan dalam bentuk minyak goreng, margarine, butter, vanaspati, shortening dan
bahan untuk membuat kue-kue. Sebagai bahan pangan minyak sawit mempunyai
karotene yang diketahui berfungsi sebagai anti kanker dan tokoferol sebagai sumber
vitamin E.
Dari setiap satu ton minyak mengandung kurang lebih 240 gram karotene.
Berdasarkan hasil penelitian, karotene dapat dimanfaatkan sebagai obat kanker paru-
Oleokimia adalah bahan baku industri yang diperoleh dari minyak nabati, termasuk
diantaranya adalah minyak sawit dan minyak inti sawit. Produk utama minyak yang
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
digolongkan dalam oleokemikal adalah asam lemak, lemak alkohol, asam amino,
metil ester, dan gliserin. Bahan- bahan tersebut mempunyai spesifikasi penggunaan
sebagai bahan baku industri termasuk industri kosmetik dan aspal. Oleokimia juga
Asam Lemak
Asam lemak minyak sawit dihasilkan dari proses hidrolisis, baik secara kimiawi
detergent, bahan softener (pelunak) untuk produksi makanan, tinta, tekstil, aspal dan
perekat.
Lemak Amina
Lemak amina digunakan sebagai bahan dalam industri plastik, sebagai pelumas,
sebagai salah satu bahan baku dalam industri tekstil, surfaktan dan lain-lain.
Metil Ester
Metil ester dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun (Yan Fauzi, 2005).
BAB III
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODE
3.1.1 Alat-alat
1. Gelas ukur
2. Neraca analitik
3. Oven
4. Thermometer
5. Penangas air
6. Viskometer
7. Stopwatch
3.1.2 Bahan
1. CPO (minyak mentah)
2. Air dari proses pemisahan minyak dan air
3.2 Prosedur
Cara menentukan densitas minyak (CPO)
1. Diambil sampel (CPO) pada waktu masuk ke continious settling tank
2. Ditimbang gelas ukur yang telah dicuci dan dikeringkan didalam oven , lalu
dicatat beratnya (a gram).
3. Dimasukkan sampel kedalam gelas ukur, dicatat volumenya (c ml)
4. Ditimbang gelas yang berisi sampel dengan mnenggunakan neraca analitik, dicatat
beratnya (b gram) dengan mempertahankan temperatur minyak 100ºC dalam
penangas air.
5. Dilakukan hal yang sama untuk temperatur 90ºC, 85ºC, 80ºC, 75ºC,70ºC dan
60ºC. Maka densitas minyak = b – a gr/cm3
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
1. Diambil sampel air dari hasil pemisahan minyak dan air yang dialirkan dari dasar
tangki
2. Ditimbang gelas ukur yang telah dicuci dan dikeringkan didalam oven lalu dicatat
beratnya (a gram)
3. Dimasukkan sampel kedalam gelas ukur, dicatat volumenya (c ml)
4. Ditimbang gelas ukur yang berisi sampel dengan menggunakan neraca analitik,
dicatat beratnya (b gram) dengan mempertahankan temperatur air 100ºC dalam
penangas air
5. Dilakukan hal yang sama untuk temperatur 90ºC, 85ºC, 80ºC, 7 ºC,70ºC dan 60ºC.
Maka densitas air = b – a g/cm3
μ = c.ρ.t
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV
4.1 Data
Tabel 4.1.1 Data temperatur dengan densitas minyak
Percobaan ke Temperatur Densitas Densitas rata-rata
(ºC) ( g/cm 3 ) ( g/cm 3 )
1 0,8858
2 60 0,8858 0,8857
3 0,8856
1 0,8820
2 70 0,8820 0,8820
3 0,8820
1 0,8796
2 75 0,8798 0,8797
3 0,8765
1 0,8765
2 80 0,8764 0,8764
3 0,8761
1 0,8761
2 85 0,8759 0,8760
3 0,8758
1 0,8757
2 90 0,8758 0,8757
3 0,8749
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.1.2 Data temperatur dengan densitas sludge
No Temperatur Densitas Densitas rata-rata
percobaan (ºC) ( gr/cm 3 ) ( gr/cm 3 )
1 0,9861
2 60 0,9861 0,9861
3 0,9863
1 0,9786
2 70 0,9786 0,9785
3 0,9785
1 0,9784
2 75 0,9783 0,9783
3 0,9784
1 0,9778
2 80 0,9787 0,9777
3 0,9777
1 0,9727
2 85 0,9726 0,9727
3 0,9727
1 0,9654
2 90 0,9653 0,9653
3 0,9653
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.1.3 Data suhu dengan viskositas minyak sawit continuous tank
Temperatur ( 0 C)
SNO(%) 60 70 75 80 85 90
0 0,047 0,041 0,038 0,036 0,033 0,031
1 0,053 0,046 0,043 0,041 0,038 0,035
2 0,059 0,052 0,049 0,045 0,042 0,039
3 0,066 0,057 0,054 0,050 0,046 0,043
4 0,074 0,064 0,060 0,055 0,053 0,048
5 0,083 0,073 0,070 0,061 0,057 0,053
6 0,092 0,079 0,075 0,068 0,063 0,059
7 0,103 0,088 0,081 0,076 0,071 0,066
8 0,116 0,099 0,090 0,0085 0,078 0,073
9 0,130 0,110 0,100 0,094 0,089 0,082
10 0,145 0,123 0,114 0,105 0,098 0,089
11 0,162 0,137 0,128 0,117 0,109 0,109
12 0,182 0,153 0,141 0,130 0,121 0,121
13 0,201 0,169 156 0,143 0,133 0,133
4.2 Perhitungan
-Untuk suhu 90 0 C
D air = 0,9653 g cm −3
D minyak = 0,8757 g cm −3
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
2r 2 g (d − dm)
v=
9η
0,000032.980.0,0896
=
0,00801
= 0,3507 cm s −1
60 0,2412
70 0,2751
75 0,3019
80 0,3361
85 0,3424
90 0,3507
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.2.2 Pengolahan Data untuk Menghitung Adanya Korelasi
No X Y X2 Y2 XY
1 60 0,241 3600 0,058 14,472
2 70 0,275 4900 0,076 19,257
3 75 0,302 5625 0,091 22,6425
4 80 0,336 6400 0,113 26,888
5 85 0,342 7225 0,117 29,104
6 90 0,351 8100 0,123 31,563
∑N ∑X = 460 ∑ Y =1,847 ∑X 2
=35850 ∑Y 2
=0,578 ∑ XY =
=6
143,926
n(∑ XY ) − (∑ X ∑ Y )
r=
n∑ X 2 − (∑ X ) 2 n∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
6(143,926) − (460)(1,847)
r =
6(35850) − (211600) 6(0,577) − (3, 412)
863,556 − 849,804
r=
215100 − 211600 3, 467 − 3, 412
13, 752
r=
3500 0, 055
13, 752
r=
(59,160)(0, 234)
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
13,752
r=
13,843
r = 0,99…(99%)
r 2 = 0,98
oil tank pada continious settling tank adalah signifikan, yang artinya 99%
Dan nilai korelasi r antara x dan y berada diantara -1 dan 1 yang dapat dinyatakan
antara kenaikan temperatur dan kecepatan pengendapan sludge dalam crude palm oil
pada Continious Settling Tank sangat kuat dan positif (Hartono, 2004).
Koefisien korelasi menunjukkan keeratan hubungan linier antara satu variable dengan
variable yang lain. Untuk memastikan apakah keeratan hubungan antara dua variable
1. Perumusan Hipotesis
sludge dalam crude palm oil pada continious settling tank (tidak ada
sludge dalam crude palm oil pada continious settling tank (ada hubung-
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
2. Dipilih derajat keyakinanatau taraf signifikan (lampiran 1)
Α = 50 % = 0,05
dF = N – nr
=6–2
=4
Keterangan :
N = Banyaknya data
nr = Banyaknya korelasi
r
T_tabel =
1− r2
n−r
r n−r
=
1 − (r 2 )
r 6−2
=
1 − 0,86
(0,99)(2)
=
0,374
1,98
=
0,374
= 5,29
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Karena t_hitung > t_tabel
Maka, Kenaikan temperatur dan kecepatan pengendapan sludge dalam crude palm oil
4.3 Pembahasan
Minyak sawit mentah (CPO) merupakan suatu hasil pengolahan dari tandan Buah
Segar (TBS) yang dapat diolah selanjutnya menjadi minyak goreng dan bahan
kosmetik serta industri kimia organik lainnya. Sebelum minyak sawit mentah (CPO)
diolah menjadi minyak goreng dan bahan industri kimia lainnya, dimurnikan terlebih
dahulu untuk mengurangi kotoran-kotoran dan kadar air yang terkandung di dalam
minyak mentah (CPO) tersebut agar diperoleh minyak dengan hasil yang sesuai
Minyak mentah yang berasal dari Crude oil tank masih mengandung pasir, tanah, dan
serat-serat atau ampas yang terikut dalam minyak atau sering disebut dengan sludge,
juga masih mengandung kadar air yang tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan rusaknya
Pada proses pengendapan di continious settling tank minyak mentah akan terbentuk
menjadi tiga lapisan. Lapisan pertama yaitu minyak sawit yang telah bersih , lapisan
kedua adalah lapisan sludge dan lapisan ketiga air . Hal ini disebabkan oleh adanya
perbedaan berat jenis diantara minyak mentah (CPO), sludge dan juga air. Kecepatan
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Jika viskositas tinggi maka proses pengendapan sludge membutuhkan waktu yang
lama tetapi jika viskositas rendah maka proses pengendapan dapat berlangsung
dengan cepat. Dengan menaikkan temperatur pada continious settling tank dapat
dengan baik.
pengendapan akan semakin cepat dan sebaliknya jika temperatur rendah kecepatan
pengendapan akan lambat. Hal ini disebabkan oleh tinggi rendahnya viskositas
minyak . Viskositas minyak yang yang kecil dapat mempercepat proses pengendapan
temperatur < 80 0 C kecepatan pengendapan sludge akan sangat lambat dan sebaliknya
jika temperatur >90 0 C akan menyebabkan proses pengendapan tidak berjalan dengan
baik disebabkan air yang berada dilapisan bawah continious settling tank akan
menguap sehingga akan mendorong sludge keatas dan bercampur kembali dengan
minyak yang telah terpisahkan (PT. Socfin Indonesia, 1985, Buku Pedoman teknik
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Perlu dilakukan pengamatan percepatan gravitasi terhadap kecepatan
DAFTAR PUSTAKA
Estien Yazid, 2005, Kimia Fisika Untuk Paramedis, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Hartono, 2004, Statistik Untuk Penelitian, Cetakan pertama, Yogyakarta, Pustaka
Pelajaran offset.
Iswardono, 2001, Analisa Regresi dan Korelasi, Edisi Pertama, Yogyakarta,
Universitas Gadjah Mada.
Iyung Pahan, 2006, Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
Hilir, Penerbit Swadaya, Jakarta.
Mangoensoekarjo, 2003, Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Pardamean Maruli, 2008, Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun Dan Pabrik Kelapa
Sawit, Cetakan pertama, PT Agromeria Pustaka, Tangerang.
Ponten Naibaho, 1996, Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit, Pusat Penelitian Kelapa
Sawit, Medan.
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero), Bidang Tanaman Vadenecum Kelapa,
Bah Jambi-Pematang Siantar, Sumatera Utara.
PT. Socfin Indonesia, 1985, Buku Pedoman Teknik dan Teknologi, Jilid 1, Medan.
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Suyatno Risza,1995, Kelapa Sawit Usaha Peningkatan Produktivitas, Penerbit
Kanisius, Jakarta.
Sastrohamidjojo, 2005, Kimia Organik Streokimia, Karbohidrat, Lemak Dan
Protein, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tim Penulis, 1997, Kelapa Sawit Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan
Aspek Pemasaran, Cetakan ke-8, Penerbit Swadaya, Jakarta.
Yan Fauzi., Widyastuti , Satyawibawa, Hartono, 2005, Kelapa Sawit
Budidaya, Pemanfaatan dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran ,
Cetakan ke-18, Penerbit Swadaya, Jakarta.
Lampiran 1
0,36
Kecepatan Pengendapan Sludge
0,34
0,32
0,3
0,28
0,26
0,24
0,22
0,2
50 55 60 65 70 75 80 85 90
Temperatur
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 2
5% 1% 5% 1%
1 0,997 1,000 24 0,388 0,496
2 0,950 0,990 25 0,381 0,487
3 0,878 0,959 26 0,374 0,478
4 0,811 0,917 27 0,367 0,470
5 0,754 0,874 28 0,361 0,463
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009
14 0,497 0,623 80 0,217 0,283
15 0,482 0,606 90 0,205 0,267
Lampiran 3
Df/db 5% 1% d/db 5% 1%
1 12,71 63,66 24 2,06 2,80
2 4,30 9,92 25 2,06 2,79
3 3,18 5,84 26 2,06 2,78
4 2,78 4,60 27 2,05 2,77
5 2,75 4,03 28 2,05 2,76
Sumber: Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta, Rajawali Pers, 1987,
hal : 37
Lampiran 4
Zulisma Anita : Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Pengendapan Sludge Dalam Crude Palm Oil Pada
Continous Settling Tank, 2009.
USU Repository © 2009