Anda di halaman 1dari 6

Nama: Dian Nur Rahmad Hidayat

Kelas: TI-S.19.1K (Stekom Kendal)

KASUS CYBER CRIME DAN CYBER BULLYING

CYBER CRIME

Melihat kasus cyber crime yang terus terjadi, perusahaan dirasa perlu untuk selalu memprioritaskan
sistem keamanan pada aplikasi atau website yang mereka kembangkan. Para hacker akan selalu mencari
celah keamanan dan mengeksploitasinya untuk mencari keuntungan.

Berbagai kasus serangan cyber tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga di negara yang lain.
Bahkan beberapa diantaranya menimbulkan kerugian yang cukup besar. Berikut ini kami sediakan
beberapa kasus cyber crime terpopuler yang perlu Anda ketahui .

Yahoo Data Breach


Nama: Dian Nur Rahmad Hidayat
Kelas: TI-S.19.1K (Stekom Kendal)

Kasus cyber crime yang dialami oleh Yahoo menjadi salah satu pelanggaran data terbesar yang pernah
terjadi. Pada tahun 2014, peretas berhasil mengakses data pengguna seperti alamat email, nomor
telepon, tanggal lahir, encrypted passwords, serta pertanyaan keamanan dan jawabannya. Serangan ini
membawa dampak pada 500 juta akun pengguna. Meskipun demikian, Yahoo meyakinkan penggunanya
bahwa data perbankan tidak terpengaruh dan menyarankan kepada pengguna untuk segera mengubah
password yang digunakan.

Kasus ini sebenarnya bukan kasus pertama yang dialami oleh Yahoo. Pada tahun 2012, sebanyak lebih
dari 400.0000 password juga telah dicuri oleh peretas.

Google Cina

Pada tahun 2009. peretas berhasil mengakses beberapa server Google di Cina. Perusahaan ini
menyatakan bahwa terdapat bukti bahwa tujuan utama dari para penyerang adalah untuk mengakses
akun gmail dari para aktivis hak asasi manusia di Cina. Empat tahun setelah kasus cyber crime ini terjadi,
pejabat pemerintah di AS menyatakan bahwa peretas Cina telah mengakses data sensitif yang berisi
perintah pengadilan otorisasi pengawasan yang kemungkinan besar diperoleh dari agen Cina yang
memiliki akun gmail.

NASA dan Departemen Pertahanan AS


Nama: Dian Nur Rahmad Hidayat
Kelas: TI-S.19.1K (Stekom Kendal)

Kasus cyber crime ini terjadi pada tahun 1999 dan dilakukan oleh peretas berusia 15 tahun bernama
Jonathan James. James berhasil menembus komputer divisi Departemen Pertahanan AS dan memasang
backdoor pada servernya. Hal ini memungkinkan peretas untuk mencegat ribuan email internal dari
berbagai organisasi pemerintah termasuk nama pengguna dan kata sandi untuk berbagai komputer
militer. Dengan data-data tersebut, James dapat mencuri software NASA yang dikabarkan memiliki nilai
sekitar 1.7 juta dolar. Karena tindakannya tersebut, James ditangkap dan dijatuhi hukuman.

CYBER BULLYING
KASUS PERTAMA
Peristiwa ini berawal dari kekesalan seorang gadis bernama Dinda terhadap seorang ibu hamil yang
meminta tempat duduk di kereta api yang dituangkan dalam akunya pada jejaring sosial Path pada bulan
April 2014. Dinda marah dan kesal pengorbanannya bangun pagi demi mendapatduduk di KRL diganggu
oleh wanita hamil itu. Semua keluh kesah tentang ibu hamil yang meminta kesediaannya memberikan
tempat duduk ditumpahkan ke jejaring sosial media tersebut. Dinda menyebut wanita hamil itu manja
dan pemalas karena tak mau bangun lebih pagi atau ke stasiun untuk mendapatkan duduk.
Nama: Dian Nur Rahmad Hidayat
Kelas: TI-S.19.1K (Stekom Kendal)

 Jika diperhatikan, sering sekali ada obrolan-obrolan yang sifatnya pribadi dan cenderung bebas di Path
karena dirasa 150 orang yang menjadi teman disitu, bisa dipercaya. Tapi dalam kasus Dinda ini, justru
karena ternyata ada satu-dua orang temannya yang meng-capture dan menyebarkan ‘curhatannya’ itu
bahkan sampai tersebar di jejaring sosial media lain seperti Twitter dan Facebook. Makian yang di-
capture dan disebarkan lagi melalui media sosial lain tak pelak mengundang reaksi keras. Berbagai
hujatan ditujukan kepada Dinda, seakan tidak percaya ada seorang perempuan yang tidak punya empati
terhadap sesamanya–terutama kepada mereka yang sedang hamil.

Atas apa yang Dinda tulis, kemudian dia mendapatkan gugatan-gugatan dari pengguna media sosial
lainnya.
Nama: Dian Nur Rahmad Hidayat
Kelas: TI-S.19.1K (Stekom Kendal)

KASUS KEDUA

Amanda Todd (15 tahun) juga merupakan contoh paling menyedihkan tentang remaja yang menjadi
korban bullying di sekolahnya. Dia merupakan siswi kelas 10 di SMA Port Coquitlam, British Columbia,
Kanada.
Selama bertahun-tahun, Amanda  di-bully teman-teman sekolahnya, baik secara langsung maupun via
internet. Amanda bahkan sempat pindah sekolah untuk menghindari penindasan, namun mereka tetap
saja menghina dirinya di media internet.

Tahun lalu, Amanda curhat mengenai penderitaannya dengan menggunggah video ke youtube. Dia
menulis kata per kata pada selembar kertas sehingga membentuk cerita. Tak lama kemudian, ia pun
nekat mengakhiri hidupnya pada 10 Oktober 2012. Sejak itu, video ini yang diunggahnya menyebar
secara viral hingga akhir tahun.
Nama: Dian Nur Rahmad Hidayat
Kelas: TI-S.19.1K (Stekom Kendal)

Sama seperti beberapa negara bagian di Amerika Serikat, Pemerintah Kanada juga peduli terhadap kasus
ini. Kematian Amanda tak sia-sia, sebab Pemerintah Kanada kemudian mengeluarkan UU soal cyber-
bullying, agar tak muncul lagi peristiwa serupa. Pelaku, termasuk pelajar, tetap dikenai sanksi pidana
yang berat.

Carol Todd, ibu Amanda, bahkan membuat LSM bernama Amanda Todd Trust, yang siap membantu para
korban bullying dan terus aktif melakukan kampanye anti-bullying.

Anda mungkin juga menyukai