ID Evaluasi Terhadap Struktur Organisasi Da
ID Evaluasi Terhadap Struktur Organisasi Da
ABSTRAK
Penelitian ini difokuskan pada upaya untuk mengevaluasi faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan penyusunan organisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kotabaru tidak
sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip organisasi berdasarkan sejumlah teori organisasi yang ada.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif kualitatif dengan teknik wawancara,
observasi dan studi dokumentasi terhadap sejumlah informan dan data. Informan yang dipilih
berdasarkan tujuan dan secara snowball sampling ketika ditemukan ada informasi lain yang dapat
memberikan informasi secara valid.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa penyusunan SOTK Pemerintah Kabupaten yang
dilaksanakan pada proses reorganisasi atau evaluasi kelembagaan tahun 2011 tidak sepenuhnya
berdasarkan prinsip-prinsip organisasi, terutama pada prinsip pembagian kerja atau spesialisasi,
prinsip kesatuan komando/perintah dan prinsip rentang kontrol. Penerapan prinsip²prinsip
pewadahan fungsi masih tidak sesuai, misalnya fungsi staf diwadahi dalam fungsi lini dan sebaliknya,
demikian juga dengan perumpunan yang tidak sesuai dengan ketentuan. Berdasarkan ketentuan,
Pemerintah Kabupaten Kotabaru memenuhi kriteria dengan pola maksimal dalam besaran
organisasinya, hal ini nampaknya dimanfaatkan untuk menyusun organisasi Perangkat Daerah
semaksimal mungkin, belum berdasarkan kebutuhan, kemampuan, potensi dan beban kerja. Di
samping itu faktor kualitas sumber daya manusia anggota Tim Evaluasi Kelembagaan masih belum
sesuai dengan yang dibutuhkan untuk menyusun sebuah SOTK yang sesuai prinsip-prinsip
organisasi, serta masih terdapat intervensi politik dalam proses penyusunan terutama dari pihak
legislatif, Kepala Daerah maupun pihak eksekutif sendiri yang menginginkan jabatan tertentu.
tata kerja perangkat daerah yang jelas, dalam kebijakan Pemerintah Kabupaten Kotabaru
menyelesaikan urusan ² urusan kewenangan tentang evaluasi struktur organisasi dan tata
pemerintahan baik di pusat maupun di daerah. kerja perangkat daerah yang tertuang melalui
Perangkat daerah kabupaten/kota Peraturan Daerah dan telah menyebabkan
merupakan unsur pembantu kepala daerah organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Kotabaru mengalami perubahan yang cukup
yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat signifikan namun kurang memperhatikan
DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, prinsip²prinsip organisasi. Kondisi ini sudah
kecamatan dan kelurahan. Berdasarkan barang tentu ada faktor²faktor yang
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 mempengaruhi, baik faktor internal maupun
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 faktor eksternal, faktor internal berupa motif
² 2025, area perubahan reformasi birokrasi dan kualitas dari Tim Panitia Evaluasi
meliputi bidang organisasi, tata laksana, Kelembagaan Perangkat Daerah, khususnya
peraturan perundang - undangan, sumber daya Bagian Organisasi Perangkat Daerah, adanya
manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas, peningkatan volume kerja, adanya perubahan
pelayanan publik, pola pikir dan budaya kerja tujuan organisasi, adanya perubahan
aparatur keterampilan, penggunaan teknologi baru dan
Usaha sadar untuk melakukan sebagainya, sedangkan faktor eksternal berupa
reformasi pada bidang organisasi lebih dikenal adanya peraturan baru, perubahan kebijakan
dengan evaluasi kelembagaan. Evaluasi dari pemerintah pusat, atau karena adanya
terhadap struktur organisasi dan tata kerja pengaruh politik dan sebagainya.
perangkat daerah dipengaruhi oleh dua Dari lingkup masalah sebagaimana
kekuatan yaitu kekuatan dari luar organisasi diuraikan tersebut selanjutnya dapat disusun
dan kekuatan dari dalam organisasi. Kekuatan rumusan permasalahan berupa pertanyaan
yang berasal dari luar organisasi berupa adanya sebagai berikut : Faktor-faktor apa saja yang
peraturan baru, perubahan kebijakan dari mempengaruhi, sehingga penyusunan
organisasi yang lebih tinggi, adanya perubahan organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
gaya hidup masyarakat atau karena adanya Kotabaru tidak sepenuhnya berdasarkan
perubahan sistem politik, dan sebagainya. prinsip²prinsip organisasi.
Kekuatan dari dalam organisasi dapat berupa
adanya peningkatan volume kerja, perubahan 3. TINJAUAN PUSTAKA
selera masyarakat atau perubahan tujuan a. Evaluasi :
organisasi, perubahan wilayah kegiatan, Menurut Bryan & White (1987), evaluasi
perubahan keterampilan atau perubahan sikap adalah upaya untuk mendokumentasi dan
dan perilaku pegawai. Evaluasi kelembagaan melakukan penilaian tentang apa yang
atau disebut juga reorganisasi baik terjadi dan juga mengapa hal itu terjadi,
menyangkut nomenklatur, susunan organisasi, evaluasi yang paling sederhana adalah
maupun tupoksi perlu dilakukan dengan mengumpulkan informasi tentang
melakukan evaluasi yang komprehensif dan keadaan sebelum dan sesudah
berkelanjutan. Hal inilah yang menginspirasi pelaksanaan suatu program/rencana.
penulis untuk meneliti dimana letak
permasalahan yang dihadapi dalam proses b. Perubahan Organisasi
berkesinambungan evaluasi kelembagaan Menurut E.Kast (1984:889), organisasi
perangkat daerah ini pada Pemerintah terus berubah karena ia adalah sistem
Kabupaten Kotabaru. terbuka yang selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. Perubahan yang
2. RUMUSAN MASALAH direncanakan membutuhkan perhatian
Berangkat dari uraian-uraian pada yang eksplisit terhadap masalah-masalah
latar belakang di atas, bahwa ada perubahan dan kesempatan-kesempatan. Perubahan
109 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 1, Januari-Juni 2013
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Teknis Daerah Kabupaten Kotabaru. Daerah, dan Undang- Undang Nomor 33
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Kotabaru Nomor 11 Tahun 2008 Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
tentang Pembentukan, Organisasi dan Daerah, yang telah membawa perubahan besar
Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan. terhadap tatanan kehidupan pemerintahan di
5. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah beserta aturan²aturan pelaksanaannya
Kotabaru Nomor 4 Tahun 2011 antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 41
tentang Pembentukan, Organisasi dan tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Tata Kerja Badan Penanggulangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Bencana Daerah Kabupaten Kotabaru. Nomor 57 tahun 2007 tentang Petunjuk
Dimana lembaga ini merupakan Teknis Penataan Organisasi Perangkat
lembaga baru dalam Organisasi Daerah. Salah satu anggota Tim Panitia
Perangkat Daerah dan menjadi salah Evaluasi Kelembagaan mengatakan bahwa ;
satu Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Kotabaru yang ´ GLVDPSLQJ DWXUDQ²aturan yang sudah baku juga
menindaklanjuti Undang ² Undang harus berdasarkan teori²teori organisasi dan visi misi
Nomor 24 Tahun 2007 tentang .DEXSDWHQµ
Penanggulangan Bencana, dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri Dari hasil wawancara yang mendalam,
Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 maupun melihat struktur organisasi dan uraian
tentang Pedoman Organisasi dan Tata tugasnya, dapat ditegaskan bahwa dalam
Kerja Badan Penanggulangan Bencana penyusunan SOTK Perangkat Daerah tidak
Daerah, sehingga perlu dilakukan didahului dengan perumusan tujuan yang jelas
penataan kelembagaan perangkat terlebih dahulu, sehingga mengakibatkan
daerah yang menyelenggarakan terjadinya organisasi yang tupoksinya kurang
penanggulangan bencana. jelas, overlap dan timbulnya nomenklatur yang
6. Peraturan Daerah Kabupaten tidak jelas terlebih dahulu, selain itu juga ada
Kotabaru Nomor 3 Tahun 2006 terjadi kesalahan perumpunan fungsi. Dalam
tentang Pembentukan Satuan Polisi penyusunan organisasi, perumusan tujuan
Pamong Praja Kabupaten Kotabaru yang jelas ini penting sekali sebagaimana
yang di revisi dengan Peraturan disampaikan oleh W. Waren Haynes dan
Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor Massie bahwa tiap ² tiap satuan organisasi dan
19 Tahun 2011 tentang Pembentukan subsatuan organisasi harus dilahirkan dari suatu
Satuan Polisi Pamong Praja tujuan yang jelas selaras dengan tujuan organisasi
Kabupaten Kotabaru. (Sutarto, 1986 : 63). Kondisi ini dapat dilihat
pada :
5. PEMBAHASAN HASIL Sub Bidang Kerjasama Pembangunan
PENELITIAN Bappeda yang tugasnya overlap dengan Sub
Perumusan Tujuan Yang Jelas Bagian Kerjasama Daerah Bagian Tata Praja
Melihat hasil wawancara yang Sekretariat Daerah sebagaimana ditunjukkan
mendalam dengan para informan, mengenai pada Tabel 4.2. Selain uraian tugas yang
pemikiran yang melandasi memiliki kemiripan, juga pada
dibentuknya/disusunnya SOTK Perangkat nomenklaturnya yang hampir sama.
Daerah serta cara menentukan lembaga apa Berdasarkan hasil wawancara dengan pejabat
yang dibutuhkan daerah, hampir semua struktural pada kedua unit organisasi ini
menjawab bahwa yang melandasi pemikiran diperoleh kesimpulan bahwa mereka memang
disusunnya SOTK Perangkat Daerah adalah mengakui adanya semacam kebingungan tugas
aturan²aturan formal yaitu Undang²Undang karena sama-sama menangani urusan
111 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 1, Januari-Juni 2013
kerjasama Pemerintah Daerah. Kepala Sub Selain itu, sekilas dari nomenklatur kedua unit
Bidang Kerjasama Pembangunan menyatakan: organisasi ini sangat mirip dan sulit untuk
"supaya tidak tumpang tindih dengan Bagian Tapra didefinisikan secara berbeda. Padahal
kami melakukan kesepakatan saja, khususnya seharusnya istilah "otonomi desa" lebih luas
dalam penganggarannya. Apa saja urusan yang dari pada "pemerintahan desa", namun pada
ditangani Bappeda dan apa saja yang ditangani di kenyataannya, tupoksi Sub Bagian Otonomi
Bagian Tapra" . Desa hanya sebatas melaksanakan pilkades.
Dalam wawancara dengan salah
Lebih jauh seorang pegawai di Bagian seorang staf di BPMPD, terungkap bahwa
Tata Praja Setda mengatakan bahwa memang pemisahan bidang atau unit organisasi yang
ada kesepakatan tersebut, yaitu untuk Setda menangani urusan desa ini justru membuat
menangani inventarisasi kerjasama yang rumit dan lambannya penanganan terhadap
dilakukan oleh SKPD-SKPD dan sifatnya masalah-masalah yang timbul di Desa.
masih berupa Memorandum of Understanding Pernyataannya sebagai berikut ;
(MoU) antara Kepala Daerah dengan pihak
lain, sedangkan Bappeda menangani kerjasama "beberapa kali kami didatangi masyarakat atau
yang lebih teknis maupun tindak lanjut dari calon Kepala Desa yang menanyakan permasalahan
MoU tersebut yang ruang lingkupnya pilkades, tetapi karena itu bukan wewenang kami
menyangkut pembangunan. Pernyataan kedua maka kami arahkan untuk ke Bagian Otda, hal ini
x Sub Bagian Otonomi Desa pada Bagian kadang membingungkan mereka karena urusannya
Otonomi Daerah Sekretariat Daerah juga jadi berbelit-belit harus kesana-kemari, padahal ada
terkesan overlap dengan Sub Bidang Fasilitasi yang datang dari desa yang sangat jauh."
Pemerintahan Desa pada BPMPD.
Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.3., x Dalam urusan penanganan bencana alam juga
pada salah satu uraian tugas Sub Bidang terjadi overlap yang lebih rumit lagi,
Fasilitasi Pemerintahan Desa (BPMPD) berdasarkan studi dokumen dan pengamatan
terdapat tugas melaksanakan fasilitasi di lapangan, setidaknya terdapat empat SKPD
penyelenggaraan pemerintahan desa, yang dimaksud yang terlibat langsung pada setiap terjadi
"penyelenggaraan pemerintahan desa" tentu bencana alam di Kabupaten Kotabaru.
saja menyangkut semua aspek dalam Keempat SKPD itu adalah:
pemerintahan Desa tersebut mulai - Badan Penanggulangan Bencana Daerah
pelaksanaan pemilihan Kepala Desa, Badan (BPBD).
Permusyawaratan Desa, pembuatan peraturan- - Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
peraturan desa, dan segala urusan-urusan yang Transmigrasi.
diserahkan kepada Desa. Akan tetapi jika - Bagian Kesejahteraan Rakyat pada
dilihat uraian tugas pada Sub Bagian Otonomi Sekretariat Daerah.
Desa (Sekretariat Daerah), hal-hal tersebut - Satuan Polisi Pamong Praja.
justru masuk dalam tugas pokoknya sehingga Secara geografis dan historis,
terjadi overlap. Kabupaten Kotabaru tidak termasuk daerah
Menyikapi hal ini, menurut Kepala rawan bencana, sehingga dasar pembentukan
Sub Bagian Otonomi Desa, mereka juga BPBD dilihat dari segi efisiensi merupakan
melakukan semacam kesepakatan dengan suatu pemborosan. Selain itu bila dilihat dari
BPMPD; struktur kelembagaan di Kabupaten Kotabaru,
fungsi penanggulangan bencana sejak
"jadi ruang lingkup tugas kami hanya menyangkut penanganan darurat sampai kepada pembagian
pelaksanaan Pilkades dan pembentukan BPD, bantuan pasca bencana, selama ini sudah
hingga pembuatan SK Bupati dan pelantikannya, ditangani oleh beberapa unit kerja yang
selebihnya merupakan urusan BPMPD". terdapat di beberapa SKPD. Seperti di Dinas
Sosial Tenaga Kerja terdapat fungsi
112 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 1, Januari-Juni 2013
Menurut salah satu informan dari kedua Seksi ini mengurus obyek urusan yang
anggota Tim Evaluasi Kelembagaan, sama yaitu sarana, akan tetapi ketika ditelusuri
mengatakan : lebih jauh pada uraian tugas masing-masing
Seksi, ternyata cukup berbeda. Bahkan
´6HSHUWL XUXVDQ SHQJHORODDQ NHXDQJDQ NHZHQDQJDQ SHQJJXQDDQ QRPHQNODWXU ´ELQD VDUDQDµ
urusan aset milik pemda seharusnya seperti dulu, ada kurang tepat pada kedua unit organisasi ini.
Bagian Perlengkapan di bawah SKPD Sekretariat Seperti pada uraian tugas Seksi Bina Sarana
Daerah, karena sesuai Permendagri 57 Tahun 2007, pada Bidang Perindustrian, di uraian tersebut
apabila Dinas Pendapatan berdiri sendiri, maka tertulis :
urusan keuangan dan aset menjadi Bagian tersendiri
di bawah Sekda. Dalam Permendagri tentang ´0HQ\XVXn Tata ruang Industri kabupaten dalam
Barang Milik Daerah juga seperti itu, Sekda adalah rangka pengembangan kawasan industri yang
pengelola barang milik daerah, sedangkan Kepala terintegrasi; Penerbitan Tanda Daftar Industri (TDI)
BPKAD atau dulu namanya DPPKAD hanya dan Izin Usaha Industri (IUI) skala investasi s/d
sebagai pembantu pengelola. Sekda adalah Ketua Tim 10 milyar tidak termasuk bangunan dan tempat
Anggaran, jadi wajar jika urusan pengelolaan usaha; Menerbitkan Berita Acara Pemeriksaan
NHXDQJDQ EHUDGD GL EDZDK 6HNGD µ (BAP) dalam rangka penerbitan TDI dan IUI, baik
yang diterbitkan Kabupaten, Propinsi dan Pusat;
2.1.2. Pembagian Kerja / Spesialisasi Melaksanakan penerapan standar komptensi SDM
Pembagian kerja atau spesialisasi merupakan industri dan aparatur pembina industri;
upaya pengelompokkan tugas dan aktifitas Melaksanakan pembinaan dalam rangka pencegahan
yang sejenis sesuai dengan prinsip-prinsip pencemaran lingkungan; Melaksanakan pengawasan
spesialisasi, apabila prinsip-prinsip ini tidak terhadap pelaksanaan tugas desentralisasi di bidang
dipenuhi maka akan terjadi kesamaan tugas industri;
dalam satu unit organisasi.
Berdasarkan hasil studi dokumen uraian tugas, Selanjutnya dapat dilihat uraian
pengamatan dan wawancara di lapangan, pada tugas Seksi Bina Sarana dan Usaha pada
SOTK Pemerintah Kabupaten Kotabaru Bidang Perdagangan sebagai berikut :
terdapat beberapa pembagian kerja /
spesialisasi yang menimbulkan kesamaan atau ´0HQ\LDSNDQ EDKDQ SHWXQMXN WHNQLV GDQ kebijakan
kekembaran tugas, antara lain : untuk menjamin ketersediaan sarana perdagangan
1) Pada Dinas Pemuda, Olah Raga, dan ketersediaan barang dan jasa serta menjamin
Kebudayaan dan Pariwisata terdapat dua Seksi kelancaran arus barang dan jasa; Melaksanakan
yang sangat mirip di bawah Bidang kegiatan pemantauan harga dan stok barang
Kepemudaan, yaitu Seksi Pembinaan kebutuhan pokok dan barang strategis lainnya;
Organisasi Kepemudaan dan Seksi Fasilitasi Melaksanakan promosi usaha perdagangan produk
Aktivitas Organisasi Kepemudaan. Bahkan di unggulan daerah, mengikuti pameran dagang dan
dalam uraian tugasnya pun sangat normatif penyebaran informasi perdagangan; Menyiapkan
sehingga sulit membedakan mana tugas bahan koordinasi dan verifikasi data usaha dan
´SHPELQDDQ RUJDQLVDVLµ GDQ PDQD WXJDV sarana perdagangan berupa data SIUP, data TDP
´IDVLOLWDVL RUJDQLVDVLµ VHKLQJJD WHUNHVDQ dan data TDG, penjualan berjenjang, waralaba dan
pembentukan Seksi ini dibuat-buat dan hanya XVDKD NHDJHQDQ GDQ XVDKD ODLQQ\D µ
memperbesar jabatan struktural saja.
2) Pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Pada dua uraian tugas di atas
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan terlihat sangat jauh dari pemahaman umum
terdapat dua Seksi yang nomenklaturnya NLWD WHQWDQJ ´VDUDQDµ +DQ\D VDWX DWDX GXD
mirip, yaitu Seksi Bina Sarana pada Bidang uraian yang berhubungan dengan sarana.
Perindustrian dan Seksi Bina Sarana dan Nomenklatur jabatan sangat memegang
Usaha pada Bidang Perdagangan. Sepintas peranan penting dalam pembagian kerja atau
117 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 1, Januari-Juni 2013
spesialisasi, karena dari nama jabatan tersebut yang terendah. Sebagaimana diatur dalam PP
kita akan mengenali apa yang dikerjakannya No. 41 Tahun 2007, pada setiap uraian tugas
dan menegaskan perbedaan tugasnya dengan jabatan Pimpinan SKPD selalu ditegaskan
jabatan lain. Apalagi sebagai organisasi publik bahwa kedudukannya berada di bawah dan
yang langsung berhubungan dengan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota
masyarakat, maka nomenklatur memegang melalui Sekretaris Daerah.
peranan penting, bukan hanya bagi pimpinan Akan tetapi dalam wawancara dengan
sebagai pengambil keputusan, tetapi juga bagi beberapa informan pada Pemerintah
masyarakat umum. Kabupaten Kotabaru ditemukan adanya
3) Pada Dinas Pendidikan terdapat dua Seksi sebuah permasalahan dalam kesatuan perintah
yang nomenklaturnya persis sama, yaitu Seksi ini menyangkut posisi Wakil Bupati. Dalam
Sarana dan Prasarana, masing-masing pada wawancara tersebut ditemukan adanya
Bidang Pendidikan Dasar dan pada Bidang kebingungan pimpinan SKPD dalam
Pendidikan Menengah. Sebenarnya, kedua menjalankan perintah dari Bupati dan Wakil
Seksi ini memiliki tugas pokok yang sama yaitu Bupati karena tersebar isu adanya rivalitas
melakukan pengadaan barang/jasa sarana dan hubungan Bupati dan Wakil Bupati terkait
prasarana pendidikan namun berbeda lingkup rencana Wakil Bupati akan mencalonkan diri
bidang tugasnya, yang pertama pada bidang sebagai Bupati pada periode selanjutnya.
pendidikan dasar atau sekolah dasar sementara Perintah Wakil Bupati yang seharusnya sejalan
yang kedua pada bidang pendidikan menengah dengan Bupati menjadi ragu untuk dijalankan
atau SMP dan SMA/SMK. oleh pimpinan SKPD karena takut dianggap
Apabila ditinjau dari prinsip efektif dan VHEDJDL ´RUDQJµQ\D :DNLO %XSDWL
efisien, maka urusan sarana dan pra sarana ini Saluran perintah yang
cukup ditangani oleh satu unit kerja saja hanya dinyatakan dengan kata-kata atau
karena dalam satu organisasi, sebaiknya kalimat saja tidak cukup jelas menggambarkan
jangan sampai ada dua jabatan yang sama yang saluran perintah dan pelaporan yang tegas.
dapat membingungkan dalam pembagian Untuk dapat menggambarkan saluran perintah
kerja. Apabila tugas pengadaan sarana dan pelaporan yang tegas perlu digambarkan
prasarana ini sifatnya antar Bidang, dapat dalam struktur organisasi. Hal ini sesuai
dilaksanakan oleh Sub Bagian Umum yang ada dengan pendapat William Grant Ireson (dalam
di bawah Sekretariat Dinas. Sutarto, 1986:208) :
2.1.3. Kesatuan Komando / Perintah
Kesatuan perintah dalam sebuah ´7KH FKDUW VKRXOG VKRZ YHU\ FOHDUO\ KRZ WKH
organisasi sangat penting untuk menjamin information flow from one division to another, the level
adanya kejelasan dan ketegasan dalam hal of responsibility, where the information originates, and
saluran perintah-perintah melalui suatu rantai LW XOWLPDWH GHVWLQDWLRQµ
komando yang hirarkis sehingga tercipta suatu
rantai kontinuitas dalam pelaksanaan tugas Bagan struktur organisasi akan menunjukkan
hingga tercapainya tujuan organisasi. Setiap dengan jelas bagaimana informasi mengalir
pejabat dalam organisasi hanya bertanggung dari satuan organisasi yang satu ke satuan
jawab dan memberikan laporan kepada satu organisasi yang lain, tingkatan tanggung jawab,
orang pimpinan saja. dari mana informasi berasal, dan kemana
Berdasarkan hasil pengamatan tempat tujuan berakhir. Dengan maksud yang
lapangan dan dari dokumen SOTK dan uraian sama W. Warren Haynes & Joseph L.Massie
tugas masing-masing SKPD, struktur (dalam Sutarto, 1986:209) mengatakan :
organisasi Pemerintah Kabupaten Kotabaru
telah mencerminkan adanya satu kesatuan ´VWXG\ RI WKH FKDUW ZLOO JLYH Lnsight into organization
perintah atau komando mulai dari pejabat LQ SUDFWLFHµ (mempelajari bagan akan
tertinggi yaitu Bupati hingga pejabat eselon
118 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 1, Januari-Juni 2013
sendiri seperti apa struktur organisasi ´VHEDJLDQ EHVDU DQJJRWD WLP HYDOXDVL NHOHPEDJDDQ
pemerintahan yang dipimpinnya karena tidak bisa bekerja optimal karena kesibukan masing-
pembentukannya membawa konsekuensi masing dan hanya bergantung pada Kasubbag
anggaran dan harus melalui Peraturan Daerah Kelembagaan yang dianggap lebih tahu masalah
yang disetujui bersama dengan DPRD. teknis karena sering mengikuti berbagai sosialisasi
Dalam pembahasan dengan lembaga peraturan. Kecuali ada masalah krusial maka
politik ini tentu saja akan ada kepentingan- Kasubbag akan melapor ke Kabag atau Asisten
kepentingan di dalamnya, apalagi jika itu KLQJJD 6HNGD XQWXN GLDPELO NHSXWXVDQ µ
menyangkut perubahan jabatan yang
membawa pengaruh pada perombakan pejabat Dari seluruh anggota Tim, hanya 3
DWDX ELDVD GLVHEXW ´UHVKXIIOH NDELQHWµ +DO LQL orang yang pernah mengikuti kegiatan
bukan hanya terjadi di daerah, khususnya sosialisasi atau pelatihan terkait organisasi,
Kabupaten Kotabaru, tetapi merupakan hal seperti Diklat Analisis Jabatan, Standar
yang terjadi hampir di semua tingkatan Kompetensi Jabatan, Sosialisasi Reformasi
pemerintahan sejak di Pusat hingga Daerah. Birokrasi dan Sosialisasi Rencana Revisi PP
Akibatnya, organisasi yang dibentuk No. 41 Tahun 2007. Dengan demikian wajar
cenderung gemuk untuk mengadopsi berbagai apabila hasil evaluasi kelembagaan kurang
kepentingan tersebut. menghasilkan struktur organisasi yang
Untuk mengetahui faktor-faktor apa optimal, karena sebagian besar anggotanya
saja yang mempengaruhi perubahan SOTK masih memiliki keterbatasan pengetahuan
Dinas-Dinas dan Lembaga Teknis Daerah dalam menyusun organisasi yang baik.
lainnya pada Pemerintah Kabupaten Kotabaru Kemampuan teknis anggota Tim
tahun 2011 yang lalu, akan dibahas sebagai secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh
berikut : kemampuan sumber daya manusia di Bagian
Organisasi Sekretariat Daerah sebagai
"dapur"nya penyusunan SOTK ini.
Sebagaimana disampaikan oleh seorang
informan pada Bagian Organisasi sebagai
2.2.1. Pengaruh Dari Dalam berikut:
Pengaruh dari dalam atau faktor
internal sangat erat kaitannya dengan "Bagian Organisasi sebagai leading sector-nya
kemampuan sumber daya manusia yang sangat dominan dalam penyusunan SOTK ini,
menjadi Tim Penyusun, menurut data latar sehingga faktor SDM di Bagian Organisasi sangat
belakang pendidikan Tim, dari 9 orang berpengaruh dalam reorganisasi SOTK Pemerintah
anggota, sebanyak 4 orang merupakan sarjana Kabupaten Kotabaru. Yang di atasnya kan (Asisten,
S-1, 3 orang berpendidikan SLTA, dan 2 Sekda - pen) tinggal mengoreksi dikit-dikit. Mereka
orang berpendidikan S-2. kan nggak punya waktu banyak untuk mempelajari
Dari data ini menunjukkan bahwa Tim secara detil aturannya."
ini dari segi pendidikan formal cukup baik,
namun menurut salah seorang anggota Tim Berdasarkan penelusuran dokumen
bahwa meskipun dari segi pendidikan cukup dan wawancara mendalam, proses penyusunan
memadai, namun kinerja tim kurang optimal Perda tentang SOTK Pemerintah Kabupaten
disebabkan sebagian besar anggota tim adalah Kotabaru tahun 2011 memang sudah sesuai
pejabat yang juga memiliki kesibukan masing- prosedur, yaitu mulai tahap identifikasi
masing, sehingga koordinasi antar anggota masalah terhadap SKPD-SKPD, unit kerja apa
hanya dilakukan secara informal. Selanjutnya saja yang akan direorganisasi, biasanya hal ini
informan tersebut mengatakan : melalui tiga cara, yaitu pertama, berdasarkan
usulan dari SKPD yang bersangkutan, yang
kedua berdasarkan evaluasi pimpinan terhadap
121 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 1, Januari-Juni 2013
jabatan yang hilang atau digabung. Dengan Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
mengetahui informasi tentang SOTK baru, Sebagai Pajak Daerah.
mereka selanjutnya akan melakukan 5. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006
pendekatan kepada orang-orang yang tentang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
dianggap menentukan jabatan seperti Bupati, Kelautan.
Wakil Bupati, Sekda atau Kepala Badan 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
Kepegawaian Daerah bahkan tokoh-tokoh di tentang Penanaman Modal.
luar pemerintahan yang bisa mempengaruhi 7. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007
Bupati. tentang Perpustakaan.
Kondisi di atas sejalan dengan 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
pendapat Thoha (2003:23) dan Putra & Arif tentang Pelayanan Publik.
(2001:48-49) yang menyatakan bahwa partai 9. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
politik maupun kelompok mayoritas di tentang Rumah Sakit.
birokrasi sangat dominan dalam 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64
mempengaruhi birokrasi terutama dalam Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
rekruitmen dan promosi jabatan. Hal ini Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat
tampaknya juga terjadi di Kabupaten Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Kotabaru sebagaimana pernyataan informan 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56
di atas. Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57
2.2.2. Pengaruh Dari Luar Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Sebagaimana diuraikan di atas, beberapa Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
faktor eksternal yang mempengaruhi 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
perubahan SOTK seperti adanya peraturan Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan
baru, perubahan kebijakan dari organisasi yang Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu
lebih tinggi, adanya perubahan gaya hidup di Daerah.
masyarakat atau karena adanya perubahan 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
sistem politik, dan sebagainya. SOTK 1045/MENKES/PER/XII/2006 tentang
Pemerintah Kabupaten Kotabaru sebelum Pedoman Organisasi Rumah Sakit di
diubah tahun 2011, merupakan produk Lingkungan Departemen Kesehatan.
reorganisasi tahun 2008 sebagai tindak lanjut 14. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007. tentang Penanggulangan Bencana.
Dalam kurun waktu 2007 hingga 2011, telah 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46
dikeluarkan beberapa produk hukum terkait Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan
organisasi pemerintahan di tingkat Daerah, Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana
antara lain : Daerah.
1. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 17 Sejumlah perubahan peraturan atau
Tahun 2009 tentang Pedoman Organisasi dan peraturan perundang-undangan baru
Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korps sebagaimana disebutkan di atas, yang keluar
Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia pasca reorganisasi SOTK Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kabupaten Kotabaru di tahun 2008,
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 merupakan faktor yang sangat dominan
tentang Satuan Polisi Pamong Praja. mempengaruhi terjadinya perubahan tersebut.
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Sebagaimana disampaikan oleh salah satu
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. informan :
4. Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan
Menteri Dalam Negeri Nomor ´VHZDNWX SHUXEDKDQ 627. PHQ\HVXDLNDQ 33
186/PMK.07/2010 dan Nomor 53/2010 Kotabaru termasuk daerah yang pertama paling cepat
tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Bea mengadopsi aturan tersebut, padahal daerah lain
123 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 1, Januari-Juni 2013
masih pikir-pikir dulu, dan nyatanya memang legislatif, Kepala Daerah maupun pihak
banyak perubahan aturan setelah itu yang membuat eksekutif sendiri yang menginginkan jabatan
.RWDEDUX KDUXV PHODNXNDQ SHUXEDKDQ ODJL µ tertentu sebagaimana terungkap dari hasil
wawancara;
Selain disebabkan adanya perubahan
peraturan, faktor eksternal yang DAFTAR PUSTAKA
mempengaruhi peruabahan SOTK Kabupaten Alston, Margareth and Wendy Bowles, 1998,
Kotabaru adalah factor politis. Sebagaimana Research For Social Workers An
diuraikan pada faktor internal di atas, proses Introducting To Methods. Allen and
pembahasan Raperda SOTK melibatkan pihak Unwim, Australia.
legislatif. Berdasarkan wawancara mendalam
dengan informan, yang dimaksud hal bersifat Aminudin, Muhammad. 2007. Evaluasi Rencana
politis biasanya menyangkut tentang siapa Lokasi Pemindahan Terminal Induk Km. 6
yang akan menduduki suatu jabatan baru Banjarmasin. (Tesis). Yogyakarta:
terutama jabatan Kepala SKPD, bahkan tidak MPKD Universitas Gadjah Mada.
jarang terjadi deal-deal anggaran, karena
anggota DPRD beranggapan bahwa dengan Aprilia, Hera. 2009. Evaluasi Pelaksanaan
penambahan SKPD berarti akan ada Program Transmigrasi Lokal Model Ring I
penambahan anggaran belanja pegawai di Pola Tani Nelayan di Bugel, Kec. Panjatan,
pihak eksekutif sehingga pihak legislatif pun Kab. Kulon Progo dan Gesing, Kec.
minta tambahan anggaran. Termasuk apabila Panggang Kab. Gunung Kidul. (Tesis).
ada kegiatan studi banding, pihak legislatif Yogyakarta: MPKD Universitas
biasanya minta difasilitasi oleh Pemerintah Gadjah Mada.
Daerah seperti biaya transportasi dan hotel,
padahal sudah ada anggaran untuk itu bagi Barry Cushway and Derek Lodge, 1999,
mereka. Organizational Behavior and Design,
Gramedia, Jakarta.
6. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan Bimo Walgito, 1994, Pengantar Psikologi Umum,
pembahasan, disimpulkan bahwa penyusunan Cetakan Keempat, Andi Offset,
Struktur Organisasi Perangkat Daerah Yogyakarta.
(SOTK) Pemerintah Kabupaten yang
dilaksanakan pada proses reorganisasi atau Bryan, Carolie dan Louis G. White., 1987.
evaluasi kelembagaan tahun 2011 tidak Manajemen Pembangunan Untuk Negara
sepenuhnya berdasarkan prinsip-prinsip Berkembang. LP3ES. Jakarta.
organisasi, terutama pada prinsip pembagian
kerja atau spesialisasi, prinsip kesatuan Djuni Prihatin, 1997, Pengembangan Sumberdaya
komando/perintah dan prinsip rentang Manusia, Suatu Kebijakan, Jurnal Ilmu
kontrol. Sosial dan Ilmu Politik Vol.1, No.1,
Faktor kualitas sumber daya manusia Fisipol UGM, Yogyakarta.
anggota Tim Evaluasi Kelembagaan
Pemerintah Kabupaten Kotabaru selaku Dunn, William, N, 1999, Analisa Kebijakan
penyusun organisasi Perangkat Daerah, masih Publik Proses dan Analis, Hanindito,
belum sesuai dengan yang dibutuhkan untuk Yogyakarta.
menyusun sebuah SOTK yang sesuai dengan
prinsip-prinsip organisasi. Di samping itu Effendi, Tadjudin Noer, Sumberdaya Manusia
masih terdapat intervensi politik dalam Peluang Kerja dan Kemiskinan, Cetakan
penyusunan organisasi Perangkat Daerah di Kedua, Tiara Wacana, Yogyakarta.
Kabupaten Kotabaru terutama dari pihak
124 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 1, Januari-Juni 2013
Faisal Sanapiah, 1990, Penelitian Kualitatif Moenir, H.A.S, 1995, Manajemen Pelayanan
Dasar-Dasar dan Aplikasi, IKIP Umum di Indonesia, Bumi Aksara,
Malang, Malang. Jakarta.
Firman Bayu Aji dan Martin Sirait, 1990, Murwani, Siti, 2002, Evaluasi Terhadap Struktur
Perencanaan dan Evaluasi, Radar Jaya Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat
Offset, Jakarta. Daerah Kabupaten Grobogan, (Tesis),
Universitas Diponegoro, Semarang.
Frances Heselbein, Cs, 1997, terjemahan, The
Organization Of The Future, Gramedia, Nawawi, Hadari, 1996, Metode Penelitian Bidang
Jakarta. Sosial, Cetakan Kedelapan, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.
Gerungan, W.A, 1998, Psichologi Social, Eresco,
Bandung. Noeng Muhadjir, 1998, Metodeologi Penelitian
Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta.
Herdjito, Dydiet, 2001, Teori Organisasi dan
Teknik Pengorganisasian, Raja Grafindo Notoatmodjo, Sikidjo, Pengembangan
Persada, Jakarta. Sumberdaya Manusia, Nirmala Cipta,
Jakarta.
Henry Simamora, 1999, Manajemen Sumber
Daya Manusia, STIE YKPN, Robbins, Stephen, P, terjemahan, Hudyana
Yogyakarta. Pujaatmaja, 1996, Perilaku Organisasi,
PT. Prenhallindo, Jakarta.
Jones Charles O, 1991, Pengantar Kebijakan
Publik (Public Policy), Rajawali, Jakarta. Robbins, Stephen, P, terjemahan, Jusuf Udaya,
1994, Teori Organisasi, Struktur, Desain
Koeswara, E, 1981, Motivasi Teori dan dan Aplikasi, Arcan, Jakarta.
Penelitiannya, Angkasa, Bandung.
Samodra Wibawa, 1994, Kebijakan Publik Proses
Miftah Toha, 1991, Beberapa Aspek Kebijakan dan Analisa, Intermedia, Jakarta.
Birokrasi, MW Mandala, Yogyakarta.
Siagian, Sondang P, Manajemen Stratejik, 2000,
Mirrian Sofian Arif, 1986, Manajemen Bumi Aksara, Jakarta.
Komunikasi, Universitas Terbuka,
Jakarta. Simanjuntak, Payoman J, 1985, Pengantar
Ekonomi Sumberdaya Manusia, Lembaga
Moekijat, 1989, Manajemen Kepegawaian, Penerbit Fakultas Ekonomi UI,
Mandar Maju, Bandung. Jakarta.
Moleong, Lexy J, 2001, Metodologi Penelitian Stoner, James A.F, 1996, Manajemen Perubahan
Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, dan Pengembangan Organisasi, Erlangga,
Bandung. Jakarta.
Mulyani, Sri, 1984, Motif Sosial Remaja, Suku Sugiyono, 2000, Metode Penelitian Administrasi,
Jawa dan Keturunan Cina di Beberapa Alfabeta, Bandung.
SMA Yogyakarta, Suatu Studi
125 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 1, Januari-Juni 2013