Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN DISKUSI

BAB 9 (Kebudayaan Islam) & BAB 10 (Sistem Politik Islam)

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Oleh

( Dosen Pengampuh: Prof. Dr. Novianty Djafri, S.Pd.I, M.Pd.I )

Disusun Oleh:

Nama : Eldi Ismail

NIM : 411421031

Prodi/Kelas : Pendidikan Matematika/A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

T.A 2021/2022
Ahad, 24 Oktober 2021

Nama : Eldi Ismail

NIM : 411421031

Prodi/Kelas : Pendidikan Matematika/A

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh : Prof. Dr. Novianty Djafri, S.Pd.I. , M.Pd.I.

TUGAS LAPORAN DISKUSI

BAB 9 (Kebudayaan Islam) & BAB 10 (Sistem Politik Islam)

Moderator : Fandaria Palilati

Pemateri :

➢ Fidyawati Dhea Abdjul (BAB 9 Kebudayaan Islam)


➢ Enjelina Zees (BAB 10 Sistem Politik Islam)

❖ Materi Yang Dibawahkan :

BAB 9

KEBUDAYAAN ISLAM

“Budaya” adalah “daya dan budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa.
Sedangkan “kebudayaan” adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu. kata “budaya” di
sini hanya dipakai sebagai suatu singkatan saja dari “kebudayaan” dengan arti yang
sama. (Koentjaraningrat, 2009:146). Sedangkan Liliweri (2014:1) berpendapat
kebudayaan (culture) adalah setiap usaha untuk memanusiakan manusia
sesungguhnya, disusul dengan penjelasan tentang perkembangan definisi kebudayaan,
wujud dan unsur- unsur kebudayaan, tujuan kebudayaan, peranan dan fungsi
kebudayaan, sifat kebudayaan dan terakhir memahami makna peradaban.
Kebudayaan bukan lagi semata-mata koleksi karya seni, buku-buku, alat-alat,
atau museum, gedung, ruang, kantor, dan benda-benda lainnya. Kebudayaan terutama
dihubungkan dengan kegiatan manusia (van Peursen, 1976: 11) yang bekerja, yang
merasakan, memikirkan, memprakarsai dan menciptakan. Dalam pengertian
demikian, kebudayaan dapat dipahami sebagai “hasil dari proses-proses rasa, karsa
dan cipta manusia.” Dengan begitu, “(manusia) berbudaya adalah (manusia yang)
bekerja demi meningkatnya harkat dan martabat manusia.

Unsur-unsur kebudayaan tersebut dapat dirinci dan dipelajari dengan kategori-


kategori subunsur dan sub-sub-unsur, yang saling berkaitan dalam suatu sistem
budaya dan sistem social, yang meliputi

1. Sistem dan organisasi kemasyarakatan

2. Sistem religi dan upacara keagamaan

3. Sistem mata pencaharian

4. Sistem (ilmu) pengetahuan

5. Sistem teknologi dan peralatan

6. Bahasa

7. Kesenian

Kebudayaan Islam merupakan suatu sistem yang memiliki sifat-sifat ideal,


sempurna, praktis, aktual, diakui keberadaannya dan senantiasa diekspresikan. Sistem
yang ideal berdasarkan pada hal-hal yang biasa terjadi dan berkaitan dengan yang
aktual. Perkembangan kebudayaan Islam membutuhkan petunjuk wahyu berupa
firman-firman Allah SWT yang terdapat di dalam Al Qur'an, dan diperlukan seorang
pemimpin umat yaitu Rasulullah saw, serta bertujuan hanya untuk beribadah kepada
Allah semata-mata.

Mengawali tugas kerasulannya nabi Muhammad saw telah meletakkan dasar


dasar kebudayaan Islam yang kemudian berkembang menjadi peradaban Islam.
Dakwah Islam mampu keluar dari Jazirah Arab kemudian tersebar ke seluruh dunia.
Islam diluar Jazirah Arab suka atau tidak akan bersentuhan dengan budaya setempat
sehingga terjadilah asimilasi budaya kemudian menghasilkan kebudayaan islam.
Perkembangan pemikiran Islam mempunyai sejarah yang panjang dalam arti
yang seluas luasnya. Tradisi pemikiran di kalangan umat Islam berkembang seiring
dengan kemunculan Islam itu sendiri (Mansoer, 2004 : 167). Pada awal
perkembangan Islam tentu saja sistem pendidikan belum terselenggara secara
sistematis, namun al-Quran telah mengisyaratkan dan member dasar yang kokoh
dalam pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Meminjam teori yang
dikembangkan oleh Harun Nasution (1986), sejarah intelektual islam dari segi
perkembangannya dapat dikelompokkan dalam tiga masa/periode :

1. Periode Klasik; tahun 650-1250 M.

2. Periode Pertengahan; tahun 1250-1800 M.

3. Periode Modern; tahun 1800-sekarang.

Pada masa periode pertengahan tahun 1250-1800 M, menurut sejarah


pemikiran Islam dinilai mengalami kemunduran, sebab filsafat mulai ditinggalkan
oleh umat Islam, terdapat usaha untuk mempertentangkan antara akal dengan wahyu,
iman dengan ilmu, dunia dengan akhirat. Selain itu pada masa ini umat Islam sudah
meninggalkan tradisi umat sebelumnya yaitu membaca. Bahkan pada masa itu ada
fatwa ulama yang mengatakan pintu ijtihad telah tertutup. Tentu fatwa itu berdampak
kepada stagnasi pemikiran umat Islam, karena umat Islam tidak lagi berkreasi dengan
akal sehatnya.

Pada periode modern tahun 1800-sekarang diharapkan sebagai masa


kebangkitan umat islam, hal ini ditandai dengan adanya kesadaran umat Islam
terhadap kelemahan- kelemahannya, sehingga ada kehendak membangkitkan kembali
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kemudian lahirlah para tokoh pembaharu dan
para filosof Islam dari berbagai negara Islam di dunia ini (Tim Penulis Ensiklopedi
Islam, 1997: 258). Ada upaya upaya Islamisasi ilmu pengetahuan yakni
mengislamkan ilmu dan mengilmukan Islam.

Berbicara tentang budaya, budaya adalah sesuatu yang sangat penting dalam
masyarakat, karena budaya adalah identitas. Budaya membuat suatu masyarakat
berbeda dengan masyarakat lainnya. Dalam masyarakat, budaya memiliki nilai, tapi
itu berbeda disetiap masyarakat. Kalau kita bandingkan dengan budaya Arab,
penyebab budaya Indonesia berbeda dengan budaya Arab adalah budaya Arab
dipengaruhi oleh padang pasir, jadi mereka hidup dalam kehidupan yang sulit
sedangkan kehidupan orang Indonesia, mereka hidup di daerah pinggiran kota.
Kehadiran Islam di dunia Melayu membawa konsep-konsep dan nilai-nilai baru yang
menggeser nilai-nilai yang berbau mistis ke arah pemikiran yang rasional. Islam juga
mampu memecahkan masalah-masalah pribadi yang tak terpecahkan dalam keyakinan
orang Melayu sebelumnya.

Masjid biasanya dipahami oleh sebagian besar masyarakat bahkan umat islam
merupakan rumah ibadah terutama untuk shalat. Masjid yang semestinya / idealnya
memiliki fungsi yang demikian luas daripada sekedar untuk kegiatan kegiatan ritual.
Sejak awal berdirinya masjid belum berpindah dari fungsi yang utama yaitu untuk
melakukan shalat. Namun perlu diketahui bahwa masjid pada zaman Rasulullah saw
dimanfaatkan sebagai pusat peradaban dan kebudayaan Islam. Pada umumnya masjid
dibangun sebagai tempat ibadah, dengan fungsi akademis sebagai fungsi sekunder.
Kemudian, tak jarang masjid di bangun dengan niat awal sebagai lembaga pendidikan
dengan tidak mengabaikan fungsinya sebagai tempat ibadah, dengan bukti ada masjid
yang diberi nama dengan nama-nama sarjana yang biasa mengajar didalamnya,
seperti Masjid alSyafi'i, Masjid al-Syarqamani dan Masjid Abu Bakar al-Syami.
Dalam hubungannya dengan pengembangan pendidikan Islam di Indonesia, sejak
awal penyebaran Islam masjid telah memegang peranan yang cukup besar.
Kedatangan orang-orang Islam ke Indonesia yang pada umumnya berprofesi sebagai
pedagang, mereka hidup berkelompok dalam beberapa tempat, yang kemudian
tempat-tempat yang mereka tempati tersebut menjadi pusat-pusat perdagangan.

Konsepsi tentang masjid tidak akan pernah berubah dari awal didirikan oleh
rasulullah saw sampai sekarang. Jika paradigma yang digunakan adalah al-Quran,
maka masjid yang didirikan berdasarkan taqwa tidak akan berubah dari tujuan dan
misinya. Lembaga pertama dan utama agama adalah masjid. Rasulullah memberikan
fungsi kepada masjid sebagai pusat peribadatan dan pusat kemasyarakatan.
Masyarakat diatur dan merupakan pejelmaan kebudayaan, maka masjid disamping
pusat peribadatan juga menjadi pusat kebudayaan (sidi gazalba, 1994 :395). Oleh
karena itu idealnya masjid harus mampu mendatangkan dua fungsi tersebut dalam
kehidupan bermasyarkat.
BAB 10

SISTEM POLITIK ISLAM

Secara etimologi kata “politik” berasal dari bahasa yunani,yaitu dari perkataan
“polis” yang dapat mempunyai arti kota dan Negara kota. Kata “polis”ntersebut
berkembang menjadi kata lain seperti “politis” yang berarti warga Negara dan
“politikus” yang berarti kewarganegaraan (civic).

Dalam bahasa Indonesia kata politik mempunyai beberapa pengertian, yaitu:


(i) ilmu/pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan; (ii) segala urusan dan
tindakan ( kebijakan, siasat, dan sebagainya ) mengenai pemerintahan Negara atau
terhadap Negara lain; dan (iii) kebijakan, cara bertindak ( dalam menghadapi atau
menangani suatu masalah ).

Politik merupakan usaha untuk menggapai kehidupan yang lebih baik. Orang
Yunani Kuno terutama Plato dan Aristoteles menamakannya sebagai en dam onia atau
the good life.

Politik Islam di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah.


Secara istilah politik islam adalah pengurusan kemaslahatan umat manusia sesuai
dengan syara’. Pengertian siyasahlainya oleh Ibn A’qil, sebagaimana yang dikutip
oleh Ibnu Qayyim, politik Islam adalah segala perbuatan yang membawa manusia
lebih dekat kepada kemaslahatan dan lebih jauh dari kemafsadatan, sekalipun
Rasullah tidak menetapkannya dan (bahkan) Allah SWT tidak menentukanya.

Dalam Islam, siyasah (politik) tidak bisa dipisahkan dari din (agama), dan
agama tidak bisa dipisahkan dari politik. Ketika politik dipisahkan dari din maka
jadilah ia politik setan (siyasah syaitonah), politik yang tidak mengindahkan nilai-
nilai kebenaran dan politik yang ditujukan bukan untuk kemaslahatan umat manusia.

Sebaliknya ketika din dipisahkan dari siyasah (politik), maka lahirlah din yang
tampil secara feminim serta sangat terbatas dan hanya akan ada di masjid-masjid dan
mushola serta di tempat berkontemplasinya para sufi.

Hukum politik Islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. berorientasi kemaslahat individu dan umat
2. berlandaskan ideologi agama
3. memiliki aspek tanggungjawab akhirat
4. adanya seni dan kreasi penguasa dalam pengaturan pemerintahan maupun
perundang-undangan meski tidak diatur secara eksplisit dalam Alquran dan
Hadis
5. Siyasah yang diinginkan adalah yang bersumber dari syariat agama dan bukan
politik atas dasar kepentingan, kezaliman maupun kecurangan

Menurut Muhammad Salim ‘Awwa dalam bukunya Fi an Nidham al Siyasi li


Ad Daulah al Islamiyah ada lima hal Prinsip Dasar Konstitusi Islam :

1. Syura (QS. 42 : 38, QS. 3 : 159)

2. Keadilan (QS. 4:135, QS. 5:8, QS. 16:90, QS. 6:160)

3. Kebebasan (an nahl 125, Yunus: 99, An Naml: 64)

4. Persamaan (QS. 9 :13)

5. Pertanggungjawaban Pemimpin dan Ketaatan Umat (QS. 4 : 58, 14-13, QS. 4 : 59)

Dalam buku M. Tahir Azhary, Negara Hukum, Suatu Studi tentang Prinsip-
prinsipnya Dilihat dari Segi Hukum Islam, Implementasi Pada Periode Madinah dan
Masa Kini, menyebutkan bahwa dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah terkandung
sembilan prinsip negara hukum, yakni:

1. Prinsip kekuasaan sebagai amanah (QS. 4 : 58, 14-13);


2. Prinsip musyawarah (QS. 42 : 38, QS. 3 : 159);
3. Prinsip keadilan (QS. 4:135, QS. 5:8, QS. 16:90, QS. 6:160);
4. Prinsip persamaan (QS. 9 :13);
5. Prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia (QS. 17 :
70, QS. 17 : 33, QS. 5 : 32, QS. 88 : 21, QS. 88 : 22, QS. 50 : 45, QS. 4 : 32);
6. Prinsip pengadilan bebas (dialog Mu’adz dengan Rasulullah SAW ketika akan
diangkat menjadi hakim di Yaman);
7. Prinsip perdamaian (QS. 2 : 194, QS. 2 : 190, QS. 8 : 61 –62);
8. Prinsip kesejahteraan (QS. 34 : 15);
9. Prinsip ketaatan rakyat (QS. 4 : 59)
Al Qur’an sebagai sumber ajaran utama dan pertama agama Islam
mengandung ajaran tentang nilai-nilai dasar yang harus diaplikasikan dan
diimplentasikan dalam pengembangan sistem politik Islam. Nilai-nilai dasar tersebut
adalah:

1. Keharusan mewujudkan persatuan dan kesatuan umat


2. Kemestian bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah-masalah ijtihadiyah
3. Keharusan menunaikan amanat dan menetapkan hukum secara adil.
4. Kemestian mentaati Allah dan Rasulullah serta Ulil Amri (pemegang
kekuasaan)
5. Keniscayaan mendamaikan konflik antar kelompok dalam masyarakat Islam
6. Kemestian mementingkan perdamaian dari pada pernusuhan.
7. Keharusan mempertahankan kedaulatan Negara dan larangan
melakukan agresi dan invasi
8. Kemestian meningkatkan kewaspadaan dalam bidang pertahanan dan
keamanan
9. Keharusan menepati janji,
10. Keharusan mengutamakan perdamaian bangsa-bangsa
11. Kemestian peredaran harta pada seluruh lapisan masyarakat.
12. Keharusan mengikuti prinsip-prinsip pelaksanaan hukum

Siyasah dusturiyah merupakan bagian fiqh siyasah yang membahas masalah


perundang-undangan negara. Dalam bagian ini dibahas antara lain konsep-konsep
konstitusi (undang-undang dasar negara dan sejarah lahirnya perundang-undangan
dalam suatu negara), legislasi (bagaimana cara perumusan undang-undang), lembaga
demokrasi dan syura yang merupakan pilar penting dalam perundang-undangan
tersebut.

Apabila dilihat dari sisi lain fiqh siyasah dusturiyah dapat dibagi kepada:

1. Bidang siyasah tasyri’iyah, termasuk di dalamnya persoalan ahl al-hall wa al


‘aqd, perwakilan persoalan rakyat. Hubungan muslimin dan nonmuslim di
dalam suatu negara, seperti Undang-Undang Dasar, undangundang, peraturan
pelaksanaan, peraturan daerah dan sebagainya.
2. Bidang siyasah tanfidhiyah, termasuk di dalamnya persoalan imamah,
persoalan bai’ah, wuzarah, waliy al-ahdi, dan lain-lain.
3. Bidang siyasah qadha’iyah, termasuk di dalamnya masalah-masalah peradilan.
4. Bidang siyasah idariyah, termasuk di dalamnya masalah-masalah
administratif dan kepegawaian.

❖ Pertanyaan Dan Jawaban Dari diskusi Bab 9 dan Bab 10

1. Bagaimana hubungan politik dengan islam? (Wahyuni Akuba)

Jawaban :

- Islam tidak bisa dipisahkan dari politik meskipun Islam bukan agama politik.
Di Indonesia pertautan antara Islam dan Negara (umat Islam dan kekuasaan)
meninggalkan sejarah panjang yang amat melelahkan Karena itu, dapat
dikatakan bahwa politik itu adalah fitrah atau sesuatu yang tak bisa dihindari.
Islam adalah agama universal, meliputi semua unsur kehidupan, dan politik,
Negara dan tanah airi adalah bagian dari islam. tidak ada yang namanya
pemisahan antara agama dan politik. (Defriyanti Abd. Bobihu)
- Islam adalah satusatunya agama yang sangat peduli pada politik. Namun,
bukan politik sebagai tujuan, melainkan politik sebagai sarana mencapai
tujuan yang lebih tinggi, lebih agung, dan lebih mulia, yaitu kebahagiaan
manusia di dunia dan akhirat. (Alan Abdullah)
- Islam meletakkan politik sebagai satu cara penjagaan urusan umat (ri'ayah
syu-AQ al-ummah). Islam dan politik tidak boleh dipisahkan, kerana Islam
tanpa politik akan melahirkan terbelenggunya kaum muslimin yang tidak
mempunyai kebebasan dan kemerdekaan melaksanakan syariat Islam. Begitu
pula politik tanpa Islam, hanya akan melahirkan masyarakat yang
mengagungkan kekuasaan, jabatan, bahan, dan duniawi saja, kosong dari
aspek moral dan spiritual. Oleh kerana itu, politik dalam Islam sangat penting
bagi mengingatkan kemerdekaan dan kebebasan melaksanakan syariat Islam
boleh diwadahi oleh politik. (Fidyawati Dhea Adelia Abdjul)
- Hubungan antara agama dan politik secara umum dapat dilihat dan diamati
dari kedudukan agama dan perannya dalam kehidupan masyarakat. Menurut
Watt, agama mempunyai kedudukan sentral dalam kehidupan seseorang,
karena agama memberikan tujuan umum kehidupan dan membantu
memusatkan energinya dalam usaha menempuh tujuan-tujuan tersebut. Jika
agama bagi seseorang diyakini tidak sekedar anutan dalam nama saja. Maka:
pertama,pemikiran keagamaanya akan membentuk kerangka intelektual
dalam segala kegiatannya; dan kedua, karena agama membawa kesadaran
akan keadaan yang lebih luas, diaman tujuan kehidupan seseorang telah
diletakkan dan ditentukan, maka agama seringkali menggerakan motif-motif
kegiatannya. Jadi, tanpa motif-motif yang diberikan oleh agama itu, kegitan-
kegitan tersebut tidak akan dapat dilaksanakan. Islam sejak awal mulanya
telah memilki relevansi dengan organisasi politik dan social di masyarakat,
karena Islam yang disebutkan di dalam Alqur’an dan Sunnah, yang dikenal
umat salaf maupun khalaf adalah Islam yang saling melengkapi dan utuh,
yaitu Islam yang bermuatan rokhani, ahlak, pemikiran, pendidikan, jihad,
sosial, ekonomi, dan politik, sehingga politik dalam Islam berhubungan erat
dengan agama. Munawir mengungkapkan bahwa dikalangan pemikiran Islam
sampai sekarang terdapat tiga aliran tentang hubungan Islam dan
ketatanegaraan. (Sri Wulan S)

2. Apa hubungan antara agama dan kebudayaan? (Magvira Gusasi)

Jawaban:

- Hubungan antara agama dan budaya nusantara merupakan hubungan yang


kompleks erat dan tidak sederhana. Keduanya merupakan dua unsur yang
berbeda namun tidak bisa dipisahkan antara satu dan yang lainya. Agama
berisi ajaran-ajaran yang bersumber dari wahyu yang datang dari Tuhan
sebagai tuntunan kepada manusia agar menjalani hidup sesuai yang
dikehendaki-Nya. Sedangkan budaya adalah hasil karya, rasa, dan cipta
manusia yang sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada di
sekelilingnya.(Enjelina Zees)
- Agama dan kebudayaan memiliki hubungan yang erat dan dapat saling
memengaruhi, karena keduanya adalah nilai dan simbol. Agama adalah
simbol yang melambangkan nilai ketaatan kepada Tuhan, kemudian
kebudayaan juga mengandung nilai dan simbol supaya manusia bisa bertahan
hidup dalam lingkungannya. Agama merupakan segala sesuatu yang didapat
atau bersumber dari Tuhan, sedangkan budaya merupakan segala sesuatu yang
diciptakan atau produk (cipta, rasa, karsa) dari manusia. Meskipun demikian,
perbedaan agama dan budaya tetaplah memiliki dan memiliki relasi yang kuat.
(Wahyuni Akuba)
- Hubungan antara agama dan budaya menurut pandangan penulis yaitu
menyebarkan agama melalui budaya dan budaya yang membutuhkan agama
untuknya. Agama tidak serta-merta menghapus budaya dalam masyarakat,
yang beberapa memang tidak sesuai dan bertolak belakang dengan nilai-nilai
agama. Akan tetapi, agama lebih menggunakan budaya untuk media dakwah
sekaligus masuk dalam budaya dengan menyesuaikan apa yang boleh atau
sesuai dengan ajarannya Di sini agama berperan untuk memfiltrasi berbagai
norma dan nilai budaya, misalnya: budaya wayang, tumpengan, dan
sebagainya. (Fidyawati Dhea Adelia Abdjul)
- Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan yaitu, keduanya adalah
sistem nilai dan sistem simbol dan keduanya mudah sekali terancam setiap
kali ada perubahan. Baik agama ataupun budaya pada dasarnya memberikan
wawasan dan cara pandang dalam menyikapi kehidupan agar sesuai dengan
kehendak Tuhan dan kemanusiaan dan menciptakan suatu tatanan masyarakat
yang teratur dan terarah. (Maryam Sahrain)
- Hubungan antara agama dan budaya nusantara merupakan hubungan yang
kompleks erat dan tidak sederhana. Keduanya merupakan dua unsur yang
berbeda namun tidak bisa dipisahkan antara satu dan yang lainya. Agama
berisi ajaran-ajaran yang bersumber dari wahyu yang datang dari Tuhan
sebagai tuntunan kepada manusia agar menjalani hidup sesuai yang
dikehendaki-Nya. Sedangkan budaya adalah hasil karya, rasa, dan cipta
manusia yang sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada di sekelilingnya.
(Guslawati Manangin)

3. Seperti apa perubahan kebudayaan Islam pada zaman dan dahulu dan zaman
sekarang? Berikan contoh serta apa dampak yang di sebabkan oleh perubahan
kebudayaan islam tersebut! (Gindastri Angkareda)

Jawaban :
- Kebudayaan Islam pada zaman dahulu masih berpegang teguh dengan
kebudayaan atau ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam. Sedangkan pada zaman sekarang sudah banyak budaya budaya
asing yang masuk ke Indonesia dan mempengaruhi kebudayaan atau budaya
Islam yang ada di Indonesia. Contohnya seperti perayaan Maulid Nabi Banyak
masyarakat yang mempersiapkan berbagai macam makanan sementara dalam
Islam manusia dilarang untuk menghambur-hamburkan makanan karena pada
akhirnya makanan tersebut akan mubazir. Itu sama saja dengan membuang-
buang makanan sementara dalam Islam dilarang keras untuk membuang-
buang makanan.Adapun dampak yang ditimbulkan dari perubahan
kebudayaan Islam tersebut yaitu saat ini banyak masyarakat yang sudah tidak
berpegang teguh lagi dengan ajaran yang dibawa oleh rasulullah pada zaman
dahulu bahkan ada juga mereka yang sudah mengubah kebudayaan tersebut
sehingga tidak lagi berpegang teguh dengan ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah. Hal tersebut dikarenakan masyarakat sangat dengan Mudah
terpengaruh dengan budaya budaya asing yang datang masuk ke Indonesia.
(Lia Nur Anisa)

4. Berikan contoh kebudayaan islam di Nusantara? (Enjelina Zees)

Jawaban :

- contoh kebudayaan Islam di Nusantara Banyak sekali tradisi Islam di


Nusantara yang berkembang hingga saat ini. Semuanya mencerminkan
kekhasan daerah atau tempat masing-masing. Berikut ini adalah beberapa
tradisi Islam di Nusantara:
1. Tradisi Halal Bihalal
2. Tradisi Kupatan (Bakdo Kupat)
3. Tradisi Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta
4. Tradisi Grebeg Besar di Demak
5. Grebeg Syawal, Yogyakarta
6. Syawalan, Pekalongan (Ririn Umar)
- Indonesia sebagai bangsa yang besar yang terdiri dari suku, agama maupun
ras yang beragam, tentu juga mempunyai beragam tradisi dan kebudayaan
yang beragam pula. Berbagai tradisi dan kebudayaan ini tentu ada sejara
sendiri.Berikut adalah macam-macam kebudayaan Islam yang ada di
Indonesia :
1. Tradisi Tabot atau Tabuik
2. Kupatan atau Bakdo Kupat
3. Tradisi Grebeg: Grebeg pasa-syawal, grebeg besar, dan grebeg maulud
4. Grebeg besar di Demak
5. Tradisi halal bihalal
6. Kerobok Maulid di Kutai dan Pawai obor di Manado
7. Rabu Kasan di Bangka
8. Dugderan di Semarang
9. Budaya tumpeng
10. Sekaten di Yogyakarta (Magvira Gusasi)
- Banyak sekali tradisi atau budaya islam yang berkembang hingga saat ini.
Semuanya mencerminkan kekhasan daerah atau tempat masing masing.
Berikut ini adalah beberapa tradisi atau budaya islam yang dimaksud
1. Tradisi halal bihalal
2. Tradisi tabok atau Tabuik
3. Tradisi Kupatan (Bakdo Kupat
4. Tradisi sekaten
5. Tradisi Greget
6. Tradisi Grebek besar di Demak
7. Tradisi kerobok mauled
8. Tradisi Rabu Kasan
9. Tradisi dugderan
10. Tradisi atau budaya tumpeng (Bambang S. Latjeno)

5. Kebudayaan apa islam apa saja yg sekarang sudah tidak dilestarikan? Dan
jelaskan apa penyebabnya kebudayaan tersebut tdk dilestarikan! (Erol Arif)

Jawaban:

- Menurut pendapat saya untuk sejauh ini saya belum pernah mendengar
informasi dimana tradisi-tradisi kebudayaan islam itu tidak dilestarikan.
Menurut sejarah tradisi kebudayaan islam mulai dari 610 masehi hingga
sekarang kebudayaan islam di seluruh dunia itu masi di lestarikan apalagi
yang ada di nusantara. (Eldi Ismail)

6. Apa saja yang harus di perhatikan dalam pngembangan budaya agar tidak
menyimpang dari nilai-nilai islam? (Fidyawati Dhea Adelia Abdjul)

Jawaban :

- Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pengembangan budaya agar tidak


menyimpang dari nilai:nilai islam yaitu:
1. Menghormati akal
2. Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu
3. Menghindari taklid buta.
4. Tidak membuat kerusakan (Defriyanti abd. Bobihu)
- Rabbaniyah ( bernuansa ketuhanan), Akhlaqiyah (perilaku baik dan buruk
menurut islam ) dan Insaniyah ( memiliki nilai-nilai kemanusiaan ). (Yusni T.
Iti)

7. Mengapa umat islam tidak bisa menguasai ilmu dan teknologi modern?
Bukankah dahulu yang menguasai ilmu dan filsafat itu orgorg islam?
(Defriyanti ABD. Bobihu)

Jawaban :

- Karena orang Islam tidak mau melanjutkan tradisi keilmuan yang yang
diwariskan oleh para ulama besar pada masa klasik. Pada masa kejayaannya
banyak berbuah dengan kemegahan yang bersifat material ( Lia Nur Anisa )

8. Apakah maksudnya masjid sebagai pusat peradaban Islam? (Alan Abdulah)

Jawaban :

- Masjid sebagai pusat peradaban Islam maksudnya adalah Masjid berfungsi


tidak saja sebagai institusi spiritual tetapi jauh lebih daripada itu. Masjid juga
merupakan institusi pendidikan, sosial, pemerintahan, dan bahkan
administrasi. Dengan peran yang sentral tersebut, peradaban umat Islam
dibangun dari masjid dan pada akhirnya kemajuan peradaban berkembang
mewarnai kehidupan masyarakat. (Ririn Umar)
- Dalam hal ini, selain tujuan utama masjid adalah tempat ibadah masjd juga
adalah tempat peradaban manusia. Maksudnya masjid berfungsi sebagai
tempat mendidik karakter akhlak pada diri untuk menjadi hamba Allah yang
patuh dan taat beribadah kepada-Nya guna memperteguh keimanan. Karena
itu Masjid berfungsi tidak saja sebagai institusi spiritual tetapi jauh lebih
daripada itu. Masjid juga merupakan institusi pendidikan, sosial,
pemerintahan, dan bahkan administrasi. (Miranti Datau)

9. Jelaskan apa saja karakteristik dari politik islam! (Ririn Umar)

Jawaban :

- Politik islam berhubungan dengan kemashlahatan umat. Kekuasaan mutlak


adalah milik Allah. Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur
alam ini secara baik. Pengangkatan pemimpin di dasari atas prinsip
musyawarah. (Ginda Angkareda)
- Islam adalah sebuah totalitas yang padu dan menawarkan solusi kepada semua
masalah kehidupan manusia, dan sudah tidak diragukan lagi, maka akan
mudah mempercayai akan sifat Islam yang sempurna dan menyeluruh,
sehingga menurut mereka, Islam meliputi tiga 'D' yakni din (agama), dunya
(dunia), dan daulah (negara). Setiap pemimpin memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, tetapi ciri umum pemikiran politik ditandai dengan pandangan
yang bersifat sentris. Dan kepala negara pada saat itu sangat memegang peran
penting dalam memegang kekuasaan. Legitimasi kepala negara negara atas
rakyatnya diklaim dengan al-Qur'an dan Hadits. (Mohammad Farhan
Moisdaen)
- Politik Islam berhubungan dengan kemashlahatan umat. Kekuasaan mutlak
adalah milik Allah. Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur
ala mini secara baik. Pengangkatan pemimpin didasari atas prinsip
musyawarah. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada
Allah dan Rasul . Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk
pemerintahan Negara. (Nursyahfitri Malonda)

10. Apa pengaruh kebudayaan dan politik terhadap Islama d dunia modern saat
ini? (Guslawati Manangin)

Jawaban :

- Pengaruhnya yaitu Jika kebudayaan hilangnya adat beberapa tradisi Islam dan
juga masuknya pengaruh-pengaruh kebudayaan asing. Pada bidang politik
pengurusan kemaslahatan umat manusia tidak sesuai dengan syari'ah
(Fandaria Palilati).
- Mengingat penduduk Muslim setara dengan hampir 90% dari jumlah total
penduduk Indonesia, mereka dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan
ini (yaitu peningkatan konsumsi dan urbanisasi). Di kota-kota besar (terutama
di pulau Jawa yang merupakan pulau paling padat penduduk di Indonesia)
kelompok masyarakat ini menunjukkan gaya hidup yang semakin konsumtif.
Hal ini terutama berlaku untuk komponen kelompok Muslim moderat yang
berjumlah sangat besar. Mereka semakin menerapkan gaya hidup perkotaan
yang modern, yang didukung dengan alat-alat elektronik dan gaya busana
terbaru. Walaupun peminat fashion Islam sedang meningkat cukup cepat di
Indonesia, permintaan untuk perbankan syariah dan pelancongan halal masih
tetap rendah (bahkan pelancongan halal justru dikembangkan sebagai strategi
untuk menarik wisatawan Muslim asing untuk menghabiskan liburan di
Indonesia). (Nasa putri Salmon)

11. Bagaimana cara mengembalikann fungsi masjid yang dulu nya mengalami
penyempitan Fungsi interfensi dari pihak-pihak tertentu yang mempolitiking
masjid sebagai alat untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan? (Lia
nur anisa)

Jawaban :
- Cara mengembalikan fungsi masjid yang dulunya mengalami penyempitan
fungsi karena adanya intervensi pihak-pihak tertentu yang mempolitiking
masjid sebagai alat untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan yaitu
dengan cara dimulai dengan gerakan pesantren kilat di masjid, dan
pengentasan buta huruf Al-qur'an. Dengan cara ini ini mulai tumbuh
kesadaran umat akan pentingnya bangunan masjid untuk mencerdaskan dan
mensejahterakan jamaahnya. (Ginda Angkareda)
- Yaitu dengan melakukan peluncuran majelis mudzakarah. "Majelis itu
memiliki arti mengajak orang yang berbaring untuk duduk, dan mengajak
orang yang duduk untuk bergerak, melakukan suatu kegiatan. "Sedangkan
Mudzakarah adalah suatu kata yang menunjukkan kegiatan timbal balik.
Diambil dari huruf yang memiliki makna asasi, pertama, jantan, dan kedua,
mengingat atau menyebut, memelihara, dan menunjukkan keterlibatkan dua
pihak. Maka majelis mudzakarah ini diartikan sebagai tempat yang berisi
kegiatan yang melibatkan dua pihak untuk saling mengingatkan, saling
menguatkan, dan saling memperkokoh," Alasan peluncuran majelis
mudzakarah tak lain untuk mengingatkan kembali fungsi masjid sebagaimana
yang dilakukan Rasulullah. Jika pada masanya, Rasulullah memusatkan
seluruh kegiatan di masjid, baik sosial, ekonomi, kesenian, kebudayaan,
bahkan pemerintahan, maka Majelis Mudzakarah ini akan berfungsi sebagai
pengingat dan penyalur ajaran yang telah Nabi Muhammad SAW berikan.
(Yulia Agustina Hasan)

12. Jelaskan kontribusi Islam terhadap kehidupan politik di Indonesia!

Jawaban :

- Berikut merupakan bentuk kontribusi umat Islam dalam perpolitikan


Indonesia di setiap era masa bangsa ini:
1. Era Kerajaan-Kerajaan Islam Berjaya
Pengaruh Islam terhadap perpolitikan nasional punya akar sejarah yang cukup
panjang. Jauh sebelum penjajah kolonial bercokol di tanah air, sudah berdiri
beberapa kerajaan Islam besar. Kejayaan kerajaan Islam di tanah air
berlangsung antara abad ke-13 hingga abad ke-16 Masehi.
2. Era Kolonial dan Kemerdekaan (Orde Lama)
Peranan Islam dan umatnya tidak dapat dilepaskan terhadap pembangunan
politik di Indonesia baik pada masa kolonial maupun masa kemerdekaan. Pada
masa kolonial Islam harus berperang menghadapi ideologi kolonialisme
sedangkan pada masa kemerdekaan Islam harus berhadapan dengan ideologi
tertentu macam komunisme dengan segala intriknya. Tidak dapat dipungkiri
lagi bahwa sejarah secara tegas menyatakan kalau pemimpin-pemimpin Islam
punya andil besar terhadap perumusan NKRI. Baik itu mulai dari penanaman
nilai-nilai nasionalisme hingga perumusan Undang-Undang Dasar Negara.
Para pemimpin Islam terutama dari Serikat Islam pernah mengusulkan agar
Indonesia berdiri di atas Daulah Islamiyah yang tertuang di dalam Piagam
Jakarta. Namun, format tersebut hanya bertahan selama 57 hari karena adanya
protes dari kaum umat beragama lainnya. Kemudian, pada tanggal 18 Agustus
1945, Indonesia menetapkan Pancasila sebagai filosofis negara.
3. Era Orde Baru
Pemerintahan masa orde baru menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas
di dalam negara. Ideologi politik lainnya dipasung dan tidak boleh
ditampilkan, termasuk ideologi politik Islam. Hal ini menyebabkan terjadinya
kondisi depolitisasi politik di dalam perpolitikan Islam. Politik Islam terpecah
menjadi dua kelompok. Kelompok pertama di sebut kaum skripturalis yang
hidup dalam suasana depolitisasi dan konflik dengan pemerintah. Kelompok
kedua adalah kaum subtansialis yang mendukung pemerintahan dan
menginginkan agar Islam tidak terjun ke dunia politik.
4. Era Reformasi
Bulan Mei 1997 merupakan awal dari era reformasi. Saat itu rakyat Indonesia
bersatu untuk menumbangkan rezim tirani Soeharto. Perjuangan reformasi
tidak lepas dari peran para pemimpin Islam pada saat itu. Beberapa pemimpin
Islam yang turut mendukung reformasi adalah KH. Abdurrahman Wahid (Gus
Dur), ketua Nahdatul Ulama. Muncul juga nama Nurcholis Majid (Cak Nur),
cendikiawan yang lahir dari kalangan santri. Juga muncul Amin Rais dari
kalangan Muhamadiyah. Bertahun-tahun reformasi bergulir, kiprah umat
Islam dalam panggung politik pun semakin diperhitungkan. Umat Islam mulai
kembali memunculkan dirinya tanpa malu dan takut lagi menggunakan label
Islam. Perpolitikan Islam selama reformasi juga berhasil menjadikan Pancasila
bukan lagi sebagai satu-satunya asas. Partai-partai politik juga boleh
menggunakan asas Islam. Kemudian bermunculanlah berbagai partai politik
dengan asas dan label Islam. Partai-partai politik yang berasaskan Islam,
antara lain PKB, PKU, PNU, PBR, PKS, PKNU, dan lain-lain. (Enjelina zees)
- Dalam kondisi perpolitikan bangsa Indonesia, Islam memiliki pengaruh yang
besar. Sejak bangsa ini belum bernama Indonesia, pada era berdirinya
kerajaan-kerajaan hingga saat ini, pengaruh perpolitikan bangsa kita tidak
lepas dari pengaruh umat Islam. Karena itu tidak seharusnya kita melupakan
bentuk-bentuk peranan dan kontribusi tersebut apalagi memandang sebelah
mata. Hal tersebut disebabkan karena ajaran Islam meliputi segala aspek
kehidupan dan menjalankan sistem perpolitikan yang sesuai dengan syariat.
Dalam ajaran Islam sangat dianjurkan agar penganutnya senantiasa
memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi orang banyak, bangsa, bahkan
dunia. Penguasaan wilayah politik menjadi sarana penting bagi umat Islam
agar bisa memberikan kontribusi bagi bangsa ini. Namun meski pada akhirnya
pada zaman sekarang ini justru malah sistem politik Islam di Indonesia
dianggap tidak kompeten. Umat Islam memang pemeluk mayoritas agama di
Indonesia, namun dalam hal politik masih menjadi minoritas, karena para elit
politikus yang berkuasa sekarang umumnya hanya menjadikan agama sebagai
alat politisasi saja sesuai selera, sedangkan para politikus muslim cenderung
dianggap tidak memiliki kompeten dalam mengatur perpolitikan di Indonesia.
Karena itu untuk memiliki kontribusi yang unggul pada zaman ini maka perlu
meng-update kembali pemahaman kaum muslimin tentang integrasi Islam dan
politik dalam realitas bernegara.(Guslawati Manangin)

13. Kebudayaan tentu memiliki fungsi dalam agama, nah jelaskan apa fungsi dari
kebudayaan dalam agama? (Sri Herawati M. Piyo)

Jawaban :

- Fungsi kebudayaan dalam agama adalah sebagai pemersatu,untuk menjaga


keharmonisan dan kebudayaan serta sebagai jembatan untuk mengembangkan
Islam. (Magvira Gusasi)
- Fungsi budaya dalam agama di sini adalah membantu kehidupan umat
beragama supaya dapat hidup bersama dengan umat beragama yang lain.
Dengan saling Menghargai, menghormati serta saling menjaga satu sama
lainnya agar terpeliharanya hidup damai dan rukun antar sesama manusia.
(Miranti Datau)
- Fungsi dari kebudayaan yaitu seperti berfungsi untuk batas-batas, identitas,
komitmen, stabilitas dan sebagai pembentuk perilaku (Yusni T. Iti).

14. Mengapa Islam lebih menganjurkan untuk mementingkan perdamaian bukan


peperangan? (Maryam Sahrain)

Jawaban :

- Zuhairi Misrawi setidaknya telah memberikan 3 alasan mengapa perdamaian


lebih dianjurkan dalam islam dibanding dengan peperangan. di dalam
bukunya Al-Qur’an Kitab Toleransi. alasan Pertama; Tuhan adalah maha
damai, karena salah satu nama-nama Tuhan di dalam al-asma al-husna, yaitu
al-salam (yang maha damai).Kedua perdamaian merupakan keteladanan yang
dipraktikkan oleh nabi Muhammad saw. Ketiga perdamaian merupakan salah
satu bentuk ukuran tingginya peradaban manusia. Selain itu, sebenarnya dari
kata Islam itu sendiri berarti kepatuhan diri (submission) kepada Tuhan dan
perdamaian (peace). Oleh karena itu lebih lanjut Zuhairi mengatakan bahwa
perdamaian sebenarnya merupakan inti dari agama dan relasi sosial. Menolak
perdamaian merupakan sikap yang bisa dikategorikan sebagai menolak esensi
agama dan kemanusiaan. (Wahyuni Akuba)
- Karena Perdamaian merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Maka
untuk mencapai kedamaian tersebut Ibnu Khaldun di dalam Mukaddimah-nya
menyebutkan bahwa setiap manusia harus menjalin hubungan yang harmonis
dengan yang lain. Karena Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang
senantiasa melakukan interaksi. Bahkan menurut Wahiduddin Khan di dalam
bukunya The Ideology of Peace menyatakan bahwa perdamaian merupakan
tanda dari eksistensi manusia itu sendiri. (Elsa putri pohontu)
- Perdamaian merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Maka untuk
mencapai kedamaian tersebut Ibnu Khaldun di dalam Mukaddimah-nya
menyebutkan bahwa setiap manusia harus menjalin hubungan yang harmonis
dengan yang lain. Karena Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang
senantiasa melakukan interaksi. Bahkan menurut Wahiduddin Khan di dalam
bukunya The Ideology of Peace menyatakan bahwa perdamaian merupakan
tanda dari eksistensi manusia itu sendiri. Selain dipicu dari instrinsik diri
manusia, nilai-nilai perdamaian juga dapat ditemukan dan diinspirasi dalam
pandangan-pandangan keagamaan dan kemasyarakatan. Seperti halnya Islam
adalah agama perdamaian. Banyak alasan untuk menyatakan bahwa Islam
adalah agama perdamaian. Dan dalam hal ini Zuhairi Misrawi setidaknya telah
memberikan 3 alasan di dalam bukunya Al-Qur’an Kitab Toleransi. Pertama;
Tuhan adalah maha damai, karena salah satu nama-nama Tuhan di dalam al-
asma al-husna, yaitu al-salam (yang maha damai). (Sifanda M. Mootalu)
- Seorangnya muslim dikatakan tak sempurna imannya bila belum
menunjukkan komitmen untuk menjaga kedamaian dan keselamatan orang
lain atau lingkungannya. Cita-cita atau niat baik setiap muslim pun harus
dicapai melalui cara yang tidak menyakiti atau mengganggu keselamatan
orang lain. (Sri Herawati M. Piyo)
- Dalam implementasinya, Nabi Saw. juga bergaul baik dengan orang-orang
non muslim. Nabi Saw. berinteraksi dalam masalah muamalah antara lain
dengan seorang Yahudi bernama Abu Syahm. Nabi Saw. juga berhubungan
baik dengan Mukhairiq seorang pendeta Yahud.bahkan Mukhairiq ketika
terjadi perang Uhud antara umat Islam dengan paganis tahun 4 H., Mukhairiq
ikut berperang di pihak Nabi Saw. Aisyah juga sering menerima tamu dari
wanita-wanita Yahudi. Demikianlah gambaran hidup damai ditengah
pluralitas masyarakat yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Sementara itu,
seluruh praktik ritual keagamaan di dalam Islam pun selalu mempunyai visi
dan misi untuk mewujudkan kedamaian dan perdamaian. Misalnya, setiap
selesai shalat, umat islam senantiasa membaca doa atau wiridan yang
bersisikan tentang harapan untuk hidup damai. Wiridan tersebut berbunyi
wahai tuhan engkau adalah maha damai, darimu muncul kedamaian. Dan
kepada mu kedamaian akan kembali, maka hidupkan lah kami dengan
kedamaian dan masuk kan lah kami ke dalam surge rumah kedamaian.
Rasulullah Saw. juga sangat mengapresiasi umat Islam yang mendamaikan
antara sesama manusia. Sebagaimana terekspos dalam kitab shahih al-Buhkari
Rasulullah Saw bersabda: Setiap ruas tulang pada manusia wajib atasnya
shadaqah & setiap hari terbitnya matahari di mana seseorang mendamaikan
antara manusia maka terhitung sebagai shadaqah. Saking pentingnya
berdamai dan hidup harmonis, Rasulullah Saw. tidak menganggap pendusta
bagi orang yang mengadu domba antara kedua orang yang bertikai dengan
mengatakan hal-hal yang baik diantara keduanya, karena tujuan sebenarnya
orang tersebut adalah untuk mendamaikan, bukan mengadu
domba.Sebagaimana dalam hadis riwayat imam al-Bukhari Bukanlah disebut
pendusta orang yg menyelesaikan perselisihan diantara manusia lalu dia
menyampaikan hal hal yg baik (dari satu pihak yg bertikai) atau dia berkata,
hal hal yg baik. (Sri Wulan S)

❖ Kesimpulan Dari Moderator :

Kesimpulannya adalah bahwa kebudayaan islam dan politik islam sangat


berhubungan dengan kemaslahatan manusia dan keduanya sangat dan keduanya
saling berhubungan satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai