Laporan Diskusi BAB 9 & 10 - Eldi Ismail-Dikonversi
Laporan Diskusi BAB 9 & 10 - Eldi Ismail-Dikonversi
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Oleh
Disusun Oleh:
NIM : 411421031
T.A 2021/2022
Ahad, 24 Oktober 2021
NIM : 411421031
Pemateri :
BAB 9
KEBUDAYAAN ISLAM
“Budaya” adalah “daya dan budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa.
Sedangkan “kebudayaan” adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu. kata “budaya” di
sini hanya dipakai sebagai suatu singkatan saja dari “kebudayaan” dengan arti yang
sama. (Koentjaraningrat, 2009:146). Sedangkan Liliweri (2014:1) berpendapat
kebudayaan (culture) adalah setiap usaha untuk memanusiakan manusia
sesungguhnya, disusul dengan penjelasan tentang perkembangan definisi kebudayaan,
wujud dan unsur- unsur kebudayaan, tujuan kebudayaan, peranan dan fungsi
kebudayaan, sifat kebudayaan dan terakhir memahami makna peradaban.
Kebudayaan bukan lagi semata-mata koleksi karya seni, buku-buku, alat-alat,
atau museum, gedung, ruang, kantor, dan benda-benda lainnya. Kebudayaan terutama
dihubungkan dengan kegiatan manusia (van Peursen, 1976: 11) yang bekerja, yang
merasakan, memikirkan, memprakarsai dan menciptakan. Dalam pengertian
demikian, kebudayaan dapat dipahami sebagai “hasil dari proses-proses rasa, karsa
dan cipta manusia.” Dengan begitu, “(manusia) berbudaya adalah (manusia yang)
bekerja demi meningkatnya harkat dan martabat manusia.
6. Bahasa
7. Kesenian
Berbicara tentang budaya, budaya adalah sesuatu yang sangat penting dalam
masyarakat, karena budaya adalah identitas. Budaya membuat suatu masyarakat
berbeda dengan masyarakat lainnya. Dalam masyarakat, budaya memiliki nilai, tapi
itu berbeda disetiap masyarakat. Kalau kita bandingkan dengan budaya Arab,
penyebab budaya Indonesia berbeda dengan budaya Arab adalah budaya Arab
dipengaruhi oleh padang pasir, jadi mereka hidup dalam kehidupan yang sulit
sedangkan kehidupan orang Indonesia, mereka hidup di daerah pinggiran kota.
Kehadiran Islam di dunia Melayu membawa konsep-konsep dan nilai-nilai baru yang
menggeser nilai-nilai yang berbau mistis ke arah pemikiran yang rasional. Islam juga
mampu memecahkan masalah-masalah pribadi yang tak terpecahkan dalam keyakinan
orang Melayu sebelumnya.
Masjid biasanya dipahami oleh sebagian besar masyarakat bahkan umat islam
merupakan rumah ibadah terutama untuk shalat. Masjid yang semestinya / idealnya
memiliki fungsi yang demikian luas daripada sekedar untuk kegiatan kegiatan ritual.
Sejak awal berdirinya masjid belum berpindah dari fungsi yang utama yaitu untuk
melakukan shalat. Namun perlu diketahui bahwa masjid pada zaman Rasulullah saw
dimanfaatkan sebagai pusat peradaban dan kebudayaan Islam. Pada umumnya masjid
dibangun sebagai tempat ibadah, dengan fungsi akademis sebagai fungsi sekunder.
Kemudian, tak jarang masjid di bangun dengan niat awal sebagai lembaga pendidikan
dengan tidak mengabaikan fungsinya sebagai tempat ibadah, dengan bukti ada masjid
yang diberi nama dengan nama-nama sarjana yang biasa mengajar didalamnya,
seperti Masjid alSyafi'i, Masjid al-Syarqamani dan Masjid Abu Bakar al-Syami.
Dalam hubungannya dengan pengembangan pendidikan Islam di Indonesia, sejak
awal penyebaran Islam masjid telah memegang peranan yang cukup besar.
Kedatangan orang-orang Islam ke Indonesia yang pada umumnya berprofesi sebagai
pedagang, mereka hidup berkelompok dalam beberapa tempat, yang kemudian
tempat-tempat yang mereka tempati tersebut menjadi pusat-pusat perdagangan.
Konsepsi tentang masjid tidak akan pernah berubah dari awal didirikan oleh
rasulullah saw sampai sekarang. Jika paradigma yang digunakan adalah al-Quran,
maka masjid yang didirikan berdasarkan taqwa tidak akan berubah dari tujuan dan
misinya. Lembaga pertama dan utama agama adalah masjid. Rasulullah memberikan
fungsi kepada masjid sebagai pusat peribadatan dan pusat kemasyarakatan.
Masyarakat diatur dan merupakan pejelmaan kebudayaan, maka masjid disamping
pusat peribadatan juga menjadi pusat kebudayaan (sidi gazalba, 1994 :395). Oleh
karena itu idealnya masjid harus mampu mendatangkan dua fungsi tersebut dalam
kehidupan bermasyarkat.
BAB 10
Secara etimologi kata “politik” berasal dari bahasa yunani,yaitu dari perkataan
“polis” yang dapat mempunyai arti kota dan Negara kota. Kata “polis”ntersebut
berkembang menjadi kata lain seperti “politis” yang berarti warga Negara dan
“politikus” yang berarti kewarganegaraan (civic).
Politik merupakan usaha untuk menggapai kehidupan yang lebih baik. Orang
Yunani Kuno terutama Plato dan Aristoteles menamakannya sebagai en dam onia atau
the good life.
Dalam Islam, siyasah (politik) tidak bisa dipisahkan dari din (agama), dan
agama tidak bisa dipisahkan dari politik. Ketika politik dipisahkan dari din maka
jadilah ia politik setan (siyasah syaitonah), politik yang tidak mengindahkan nilai-
nilai kebenaran dan politik yang ditujukan bukan untuk kemaslahatan umat manusia.
Sebaliknya ketika din dipisahkan dari siyasah (politik), maka lahirlah din yang
tampil secara feminim serta sangat terbatas dan hanya akan ada di masjid-masjid dan
mushola serta di tempat berkontemplasinya para sufi.
5. Pertanggungjawaban Pemimpin dan Ketaatan Umat (QS. 4 : 58, 14-13, QS. 4 : 59)
Dalam buku M. Tahir Azhary, Negara Hukum, Suatu Studi tentang Prinsip-
prinsipnya Dilihat dari Segi Hukum Islam, Implementasi Pada Periode Madinah dan
Masa Kini, menyebutkan bahwa dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah terkandung
sembilan prinsip negara hukum, yakni:
Apabila dilihat dari sisi lain fiqh siyasah dusturiyah dapat dibagi kepada:
Jawaban :
- Islam tidak bisa dipisahkan dari politik meskipun Islam bukan agama politik.
Di Indonesia pertautan antara Islam dan Negara (umat Islam dan kekuasaan)
meninggalkan sejarah panjang yang amat melelahkan Karena itu, dapat
dikatakan bahwa politik itu adalah fitrah atau sesuatu yang tak bisa dihindari.
Islam adalah agama universal, meliputi semua unsur kehidupan, dan politik,
Negara dan tanah airi adalah bagian dari islam. tidak ada yang namanya
pemisahan antara agama dan politik. (Defriyanti Abd. Bobihu)
- Islam adalah satusatunya agama yang sangat peduli pada politik. Namun,
bukan politik sebagai tujuan, melainkan politik sebagai sarana mencapai
tujuan yang lebih tinggi, lebih agung, dan lebih mulia, yaitu kebahagiaan
manusia di dunia dan akhirat. (Alan Abdullah)
- Islam meletakkan politik sebagai satu cara penjagaan urusan umat (ri'ayah
syu-AQ al-ummah). Islam dan politik tidak boleh dipisahkan, kerana Islam
tanpa politik akan melahirkan terbelenggunya kaum muslimin yang tidak
mempunyai kebebasan dan kemerdekaan melaksanakan syariat Islam. Begitu
pula politik tanpa Islam, hanya akan melahirkan masyarakat yang
mengagungkan kekuasaan, jabatan, bahan, dan duniawi saja, kosong dari
aspek moral dan spiritual. Oleh kerana itu, politik dalam Islam sangat penting
bagi mengingatkan kemerdekaan dan kebebasan melaksanakan syariat Islam
boleh diwadahi oleh politik. (Fidyawati Dhea Adelia Abdjul)
- Hubungan antara agama dan politik secara umum dapat dilihat dan diamati
dari kedudukan agama dan perannya dalam kehidupan masyarakat. Menurut
Watt, agama mempunyai kedudukan sentral dalam kehidupan seseorang,
karena agama memberikan tujuan umum kehidupan dan membantu
memusatkan energinya dalam usaha menempuh tujuan-tujuan tersebut. Jika
agama bagi seseorang diyakini tidak sekedar anutan dalam nama saja. Maka:
pertama,pemikiran keagamaanya akan membentuk kerangka intelektual
dalam segala kegiatannya; dan kedua, karena agama membawa kesadaran
akan keadaan yang lebih luas, diaman tujuan kehidupan seseorang telah
diletakkan dan ditentukan, maka agama seringkali menggerakan motif-motif
kegiatannya. Jadi, tanpa motif-motif yang diberikan oleh agama itu, kegitan-
kegitan tersebut tidak akan dapat dilaksanakan. Islam sejak awal mulanya
telah memilki relevansi dengan organisasi politik dan social di masyarakat,
karena Islam yang disebutkan di dalam Alqur’an dan Sunnah, yang dikenal
umat salaf maupun khalaf adalah Islam yang saling melengkapi dan utuh,
yaitu Islam yang bermuatan rokhani, ahlak, pemikiran, pendidikan, jihad,
sosial, ekonomi, dan politik, sehingga politik dalam Islam berhubungan erat
dengan agama. Munawir mengungkapkan bahwa dikalangan pemikiran Islam
sampai sekarang terdapat tiga aliran tentang hubungan Islam dan
ketatanegaraan. (Sri Wulan S)
Jawaban:
3. Seperti apa perubahan kebudayaan Islam pada zaman dan dahulu dan zaman
sekarang? Berikan contoh serta apa dampak yang di sebabkan oleh perubahan
kebudayaan islam tersebut! (Gindastri Angkareda)
Jawaban :
- Kebudayaan Islam pada zaman dahulu masih berpegang teguh dengan
kebudayaan atau ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam. Sedangkan pada zaman sekarang sudah banyak budaya budaya
asing yang masuk ke Indonesia dan mempengaruhi kebudayaan atau budaya
Islam yang ada di Indonesia. Contohnya seperti perayaan Maulid Nabi Banyak
masyarakat yang mempersiapkan berbagai macam makanan sementara dalam
Islam manusia dilarang untuk menghambur-hamburkan makanan karena pada
akhirnya makanan tersebut akan mubazir. Itu sama saja dengan membuang-
buang makanan sementara dalam Islam dilarang keras untuk membuang-
buang makanan.Adapun dampak yang ditimbulkan dari perubahan
kebudayaan Islam tersebut yaitu saat ini banyak masyarakat yang sudah tidak
berpegang teguh lagi dengan ajaran yang dibawa oleh rasulullah pada zaman
dahulu bahkan ada juga mereka yang sudah mengubah kebudayaan tersebut
sehingga tidak lagi berpegang teguh dengan ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah. Hal tersebut dikarenakan masyarakat sangat dengan Mudah
terpengaruh dengan budaya budaya asing yang datang masuk ke Indonesia.
(Lia Nur Anisa)
Jawaban :
5. Kebudayaan apa islam apa saja yg sekarang sudah tidak dilestarikan? Dan
jelaskan apa penyebabnya kebudayaan tersebut tdk dilestarikan! (Erol Arif)
Jawaban:
- Menurut pendapat saya untuk sejauh ini saya belum pernah mendengar
informasi dimana tradisi-tradisi kebudayaan islam itu tidak dilestarikan.
Menurut sejarah tradisi kebudayaan islam mulai dari 610 masehi hingga
sekarang kebudayaan islam di seluruh dunia itu masi di lestarikan apalagi
yang ada di nusantara. (Eldi Ismail)
6. Apa saja yang harus di perhatikan dalam pngembangan budaya agar tidak
menyimpang dari nilai-nilai islam? (Fidyawati Dhea Adelia Abdjul)
Jawaban :
7. Mengapa umat islam tidak bisa menguasai ilmu dan teknologi modern?
Bukankah dahulu yang menguasai ilmu dan filsafat itu orgorg islam?
(Defriyanti ABD. Bobihu)
Jawaban :
- Karena orang Islam tidak mau melanjutkan tradisi keilmuan yang yang
diwariskan oleh para ulama besar pada masa klasik. Pada masa kejayaannya
banyak berbuah dengan kemegahan yang bersifat material ( Lia Nur Anisa )
Jawaban :
Jawaban :
10. Apa pengaruh kebudayaan dan politik terhadap Islama d dunia modern saat
ini? (Guslawati Manangin)
Jawaban :
- Pengaruhnya yaitu Jika kebudayaan hilangnya adat beberapa tradisi Islam dan
juga masuknya pengaruh-pengaruh kebudayaan asing. Pada bidang politik
pengurusan kemaslahatan umat manusia tidak sesuai dengan syari'ah
(Fandaria Palilati).
- Mengingat penduduk Muslim setara dengan hampir 90% dari jumlah total
penduduk Indonesia, mereka dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan
ini (yaitu peningkatan konsumsi dan urbanisasi). Di kota-kota besar (terutama
di pulau Jawa yang merupakan pulau paling padat penduduk di Indonesia)
kelompok masyarakat ini menunjukkan gaya hidup yang semakin konsumtif.
Hal ini terutama berlaku untuk komponen kelompok Muslim moderat yang
berjumlah sangat besar. Mereka semakin menerapkan gaya hidup perkotaan
yang modern, yang didukung dengan alat-alat elektronik dan gaya busana
terbaru. Walaupun peminat fashion Islam sedang meningkat cukup cepat di
Indonesia, permintaan untuk perbankan syariah dan pelancongan halal masih
tetap rendah (bahkan pelancongan halal justru dikembangkan sebagai strategi
untuk menarik wisatawan Muslim asing untuk menghabiskan liburan di
Indonesia). (Nasa putri Salmon)
11. Bagaimana cara mengembalikann fungsi masjid yang dulu nya mengalami
penyempitan Fungsi interfensi dari pihak-pihak tertentu yang mempolitiking
masjid sebagai alat untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan? (Lia
nur anisa)
Jawaban :
- Cara mengembalikan fungsi masjid yang dulunya mengalami penyempitan
fungsi karena adanya intervensi pihak-pihak tertentu yang mempolitiking
masjid sebagai alat untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan yaitu
dengan cara dimulai dengan gerakan pesantren kilat di masjid, dan
pengentasan buta huruf Al-qur'an. Dengan cara ini ini mulai tumbuh
kesadaran umat akan pentingnya bangunan masjid untuk mencerdaskan dan
mensejahterakan jamaahnya. (Ginda Angkareda)
- Yaitu dengan melakukan peluncuran majelis mudzakarah. "Majelis itu
memiliki arti mengajak orang yang berbaring untuk duduk, dan mengajak
orang yang duduk untuk bergerak, melakukan suatu kegiatan. "Sedangkan
Mudzakarah adalah suatu kata yang menunjukkan kegiatan timbal balik.
Diambil dari huruf yang memiliki makna asasi, pertama, jantan, dan kedua,
mengingat atau menyebut, memelihara, dan menunjukkan keterlibatkan dua
pihak. Maka majelis mudzakarah ini diartikan sebagai tempat yang berisi
kegiatan yang melibatkan dua pihak untuk saling mengingatkan, saling
menguatkan, dan saling memperkokoh," Alasan peluncuran majelis
mudzakarah tak lain untuk mengingatkan kembali fungsi masjid sebagaimana
yang dilakukan Rasulullah. Jika pada masanya, Rasulullah memusatkan
seluruh kegiatan di masjid, baik sosial, ekonomi, kesenian, kebudayaan,
bahkan pemerintahan, maka Majelis Mudzakarah ini akan berfungsi sebagai
pengingat dan penyalur ajaran yang telah Nabi Muhammad SAW berikan.
(Yulia Agustina Hasan)
Jawaban :
13. Kebudayaan tentu memiliki fungsi dalam agama, nah jelaskan apa fungsi dari
kebudayaan dalam agama? (Sri Herawati M. Piyo)
Jawaban :
Jawaban :