Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN DISKUSI

BAB 7 (Pluralitas, Multikulturalitas dan kerukunan hidup beragama) & BAB 8


(Sistem Ekonomi Islam Dan Masyarakat Madani)

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Oleh

( Dosen Pengampuh: Prof. Dr. Novianty Djafri, S.Pd.I, M.Pd.I )

Disusun Oleh:

Nama : Eldi Ismail

NIM : 411421031

Prodi/Kelas : Pendidikan Matematika/A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

T.A 2021/2022
Selasa, 19 Oktober 2021

Nama : Eldi Ismail

NIM : 411421031

Prodi/ Kelas : Pendidikan Matematika/ A

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh : Prof. Dr. Novianty Djafri, S.Pd.I,.M.Pd.I

TUGAS LAPORAN DISKUSI

BAB 7 (Pluralitas, Multikulturalitas dan kerukunan hidup beragama) & BAB 8


(Sistem Ekonomi Islam Dan Masyarakat Madani)

Moderator : Enjelina Zees

Pemateri :

- Fandaria Palilati (Bab 7 Pluralitas, Multikulturalitas dan Kerukunan Hidup


Beragama)
- Wahyuni Akuba (Bab 8 Sistem Ekonomi Islam Dan Masyarakat Madani)

❖ Materi Yang Dibawahkan :

BAB 7
Pluralitas, Multikulturalitas dan Kerukunan Hidup Beragama

Dalam sejarahnya, multikulturalisme diawali dengan teori melting pot yang sering
diwacanakan oleh J Hector seorang imigran asal Normandia. Dalam teorinya Hector
menekankan penyatuan budaya dan melelehkan budaya asal, sehingga seluruh imigran
Amerika hanya memiliki satu budaya baru yakni budaya Amerika, walaupun diakui
bahwa monokultur mereka itu lebih diwarnai oleh kultur White Anglo Saxon Protestant
(WASP) sebagai kultur imigran kulit putih berasal Eropa. Dalam sejarahnya,
multikulturalisme diawali dengan teori melting pot yang sering diwacanakan oleh J
Hector seorang imigran asal Normandia. Dalam teorinya Hector menekankan penyatuan
budaya dan melelehkan budaya asal, sehingga seluruh imigran Amerika hanya memiliki
satu budaya baru yakni budaya Amerika, walaupun diakui bahwa monokultur mereka
itu lebih diwarnai oleh kultur White Anglo Sxon Protestant (WASP) sebagai kultur
imigran kulit putih berasal Eropa. Kemudian, ketika komposisi etnik Amerika semakin
beragam dan budaya mereka semakin majemuk, maka teori melting pot kemudian
dikritik dan muncul teori baru yang populer dengan nama salad bowl sebagai sebuah
teori alternatif dipopulerkan oleh Horace Kallen. Berbeda dengan melting pot yang
melelehkan budaya asal dalam membangun budaya baru yang dibangun dalam
keragaman, Teori salad bowl atau teori gado-gado tidak menghilangkan budaya asal,
tapi sebaliknya kultur-kultur lain di luar White Anglo Saxon Protestant (WASP)
diakomodir dengan baik dan masing-masing memberikan kontribusi untuk membangun
budaya Amerika, sebagai sebuah budaya nasional.
Multikulturalisme dan Pluralisme adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan ini.
Allah menciptakan alam ini di atas sunnah multikultural dan pluralitas dalam sebuah
kerangka kesatuan. Isu multikulturalisme dan pluralisme adalah setua usia manusia dan
selamanya akan ada selama kehidupan belum berakhir, hanya saja bisa terus menerus
berubah, sesuai perkembangan zaman.
Multikultural dan Pluralitas pada hakikatnya merupakan realitas kehidupan itu
sendiri, yang tidak bisa dihindari dan ditolak. Karena multikultural dan pluralitas
merupakan sunnatullah, maka eksistensi atau keberadaanya harus diakui oleh setiap
manusia. Namun pengakuan ini dalam tataran realitas belum sepenuhnya seiring dengan
pengakuan secara teoritik dan kendala-kendala masih sering dijumpai di lapangan.
Wacana tersebut sering dijumpai di dalam Al-Qur'an ketika berbicara tentang
kemajemukan masyarakat. seperti dalam QS al-Hujurat : 13 Artinya: “Wahai umat
manusia, sesungguhnya, Kami ciptakan kalian dari jenis laki-laki dan perempuan dan
Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang bertaqwa”.
Karena pluralitas merupakan bagian dari multikumultikultiral, maka pluralisme
diartikan sebagai "menerima perbedaan" atau "menerima perbedaan yang banyak".
Dalam konteks penggunaan kata pluralitas dalam tulisan ini penulis mengartikannya
sebagai keberagamaan termasuk keberagaman agama. Dalam kehidupan sehari-hari
sebelum dicampuri dengan kepentingan ideologis, ekonomis, sosial-politik, agamis dan
lainnya, manusia menjalani kehidupan yang bersifat pluralitas secara ilmiah, tanpa
begitu banyak mempertimbangkan sampai pada tingkat "benar tidaknya" realitas
pluralitas yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari. Baru ketika manusia dihadapkan
dengan berbagai kepentingannya (organisasi, politik, agama, budaya dan lainnya) mulai
mengangkat isu pluralitas pada puncak kesadaran mereka dan menjadikannya sebagai
pusat perhatian. Maka pluralitas yang semula bersifat wajar, alamiah berubah menjadi
hal yang sangat penting.
Cara-cara yang dilakukan lembaga-lembaga pendidikan untuk menginternalisasikan
nilai-nilai multikultural dan pluralitas dalam pendidikan agama agar tercipta kerukunan
antar umat beragama dengan melalui berbagai usaha, di antaranya:
▪ Mengembangkan rasionalisasi pengelolaan lembaga-lembaga pendidikan dengan
pendidikan agama, sejak dari soal manajemen, penggalangan dana, pembuatan
kurikulum, silabus hingga pelaksanaan program-program;
▪ Membuka kerja sama dengan mereka yang sebelumnya dianggap sebagai
saingan atau musuh;
▪ Membuat standarisasi ajaran-ajaran agama sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yang dilayaninya;
▪ Memberikan peran yang lebih luas kepada mereka yang selama ini dianggap
tergolong awam dalam soal-soal agama (Mujiburrahman, 2008: 70-71).

Ada juga tiga model strategi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan
untuk memasukkan konsep multikultural dan pluralistik ke ranah pendidikan agama
agar tercipta kerukunan antar umat beragama dalam skala mikro dan makro, yaitu: (1)
strategi revolusi, (2) strategi pengasingan diri; (3) strategi dialog.

Multikulturalisme berasal dari kata multi (plural) dan cultural (tentang budaya),
multi-kulturalisme mengisyaratkan pengakuan terhadap realitas keragaman kultural,
yang berarti mencakup baik keberagaman tradisional seperti keberagaman suku, ras,
ataupun agama, maupun keberagaman bentukbentuk kehidupan (sub-kultur) yang terus
bermunculan di setiap tahap sejarah kehidupan masyarakat. Lahirnya paham
multikulturalisme berlatar belakang kebutuhan akan pengakuan (the need of
recognition) terhadap kemajemukan budaya, yang menjadi realitas sehari-hari banyak
bangsa, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, sejak semula multikulturalisme harus
disadari sebagai suatu ideologi, menjadi alat atau wahana untuk meningkatkan
penghargaan atas kesetaraan semua manusia dan kemanusiaannya yang secara
operasional mewujud melalui pranata-pranata sosialnya, yakni budaya sebagai pemandu
kehidupan sekelompok manusia sehari-hari. Dalam konteks ini, multikulturalisme
adalah konsep yang melegitimasi keanekaragaman budaya.

Esensi makna pluralisme tidak hanya diartikan sebagai sebuah pengakuan terhadap
keberagaman suatu bangsa, akan tetapi disamping itu pluralisme juga mempunyai
implikasi-implikasi politis, sosial, dan ekonomi. Oleh karena itu secara praktis
pluralisme selalu dikaitkan dengan prinsip-prisip demokrasi, hal ini dapat
diartikulasikan bahwa pluralisme berkenaan dengan hak hidup kelompok-kelompok
yang hidup dalam suatu komunitas.

BAB 8

Sistem Ekonomi Islam Dan Masyarakat Madani

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Ekonomi Islam


bertitik tolak dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang
tidak lepas dari syariat Allah. Menurut agama Islam kegiatan ekonomi merupakan
bagian dari kehidupan yang menyeluruh, dilandasi oleh nilai-nilai yang bersumber dari
alquran dan hadits yang diaplikasikan pada hubungan kepada Allah dan kepada manusia
secara bersamaan. Nilai-nilai inilah yang menjadi sumber ekonomi Islam. Sehingga
kegiatan ekonomi terikat oleh nilai-nilai keislaman, termasuk dalam memenuhi
kebutuhan.

Sebuah ilmu tentu memiliki landasan hukum agar bisa dinyatakan sebagai sebuah
bagian dari konsep pengetahuan. Demikian pula dengan penerapan syariah di bidang
ekonomi bertujuan sebagai transformasi masyarakat yang berbudaya Islami. Adapun
sumber hukum Ekonomi Islam yaitu:

▪ Al-Qur'an,
▪ As-Sunnah,
▪ Ijma’,
▪ Qiyas dan
▪ Ijtihad

Sifat Ekonomi Islam yaitu Kesatuan (unity), Keseimbangan (equilibrium),


Kebebasan (free will), Tanggung Jawab (responsibility).

Al-Qur‟an mendorong umat Islam untuk mengusai dan memanfaatkan sektor-


sektor dan kegiatan ekonomi dalam skala yang lebih luas dan komprehensif, seperti
perdagangan, industri, pertanian, keuangan jasa, dan sebagainya, yang ditujukan untuk
kemaslahatan dan kepentingan bersama. Sebagaimana firman Allah: QS. An-Nur : 37
Artinya : “ laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli
dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan
zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi
goncang.

Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang merupakan bangunan ekonomi Islam


didasarkan atas lima nilai universal yakni :

▪ tauhid (keimanan),
▪ ‘adl (keadilan),
▪ nubuwwah (kenabian),
▪ khilafah (pemerintah) dan
▪ ma’ad (hasil).

Kelima nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun teori-teori ekonomi Islam.
Namun teori yang kuat dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, akan menjadikan
ekonomi Islam hanya sebagai kajian ilmu saja tanpa memberi dampak pada kehidupan
ekonomi. Islam Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk:
▪ Memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia.
▪ Nilai Islam bukan semata hanya untuk kehidupan muslim saja tetapi seluruh
makluk hidup dimuka bumi.
▪ Esensi proses ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang
berlandaskan nilai-nlai Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah)

Yaitu tauhid dan berdasarkan rujukan pada Alquran dan Sunnah ialah:

1. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu papan, sandang, pangan


2. kesehatan dan pendidikan untuk setiap lapisan masyarakat.
3. Memastikan kesamaan kesempatan bagi semua orang
4. Mencegah terjadi pemusatan kekayaan dan meminimalkan ketimpangan dana
distribusi pendapatan dan kekayaan di masyarakat.
5. Memastikan untuk setiap orang kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai moral.
6. Memastikan stabilitas dan juga pertumbuhan ekonomi..

Masyarakat madani atau civil society merupakan bagian masyarakat yang memiliki
adab dalam membangun, memaknai, dan menjalani kehidupannya. Masyarakat madani
seringkali diartikan dengan makna yang berbeda-beda. Hal ini merupakan salah satu
konsep berwayuh wajah.

Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-


nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Setelah memahami beberapa pengertian masyarakat madani dari para ahli, berikut ini
penulis akan menjelaskan mengenai beberapa ciri-ciri masyarakat madani yang perlu
kamu ketahui:

▪ Menjunjung Tinggi Nilai


▪ Mempunyai Peradaban yang Tinggi
▪ Memprioritaskan Kesederajatan serta Transparansi
▪ Ruang Publik yang Bebas
▪ Supremasi Hukum
▪ Keadilan Sosial
▪ Partisipasi Sosial
5 Karakteristik Masyarakat Madani yaitu sebagai berikut :

1. Integrasi antar individu dan kelompok terjalin secara eksklusif ke dalam


masyarakat dengan melalui aliansi sosial dan juga kontrak sosial.
2. Kekuasaan yang ada di dalam masyarakat madani bersifat menyebar. Sehingga
kepentingan yang sifatnya mendominasi bisa dikurangi dengan adanya kekuatan
alternatif.
3. Adanya program pembangunan yang didominasi oleh negara atau pihak
pemerintah dan juga program pembangunan lain yang didominasi oleh
masyarakat itu sendiri.
4. Dilengkapi dengan akses hubungan antara kepentingan individu dan juga
negara. Sebab, anggota organisasi relawan bisa memberikan masukan kepada
keputusan yang diambil oleh pemerintah.
5. Maju dan berkembangnya kreativitas yang awalnya terhambat oleh rezim
totaliter

❖ Pertanyaan Dan Jawaban Dari Diskusi Bab 7 Dan Bab 8

1. Apa perbedaan antara Pluralisme dan Multikulturalisme? (Wahyuni Akuba)


Jawaban :
▪ Multikulturalisme hanya menerima ada perbedaan budaya dan tidak
mempelajari budaya lain atau mendalami budaya lain, sedangkan Pluralisme
atau pluralitas menerima adanya perbedaan budaya lain dan mempelajari
budaya lain yg gunanya untuk menghindari timbulnya konflik.(Eldi Ismail)

2. Bagaimana cara Membina kerukunan antar umat beragama? (Eldi Ismail)


Jawaban :
▪ Dengan menjaga toleransi yang menghilangkan sifat diskriminasi atau
membeda-bedakan karena pada dasarnya kita adalah makhluk ciptaan tuhan
yang membutuhkan bantuan orang lain.tidak memaksakan agama kita ke
orang lain, menghargai orang yang sedang beribadah meskipun berbeda
agama, tidak membeda bedakan teman yang berbeda agama . (Shella A.
Kadoli)
▪ Yaitu dengan menghormati dan tidak membeda-bedakan antar umat
beragama, tidak memaksakan agama kita keorang lain, menghargai orang
yang sedang beribadah meskipun berbeda agama serta tidak membeda-
bedakan teman yang berbeda agama. (Enjelina Zees)

3. Apakah Ekonomi merupakan aplikasi zakat dalam kehidupan masyarakat


memiliki dampak? Jelaskan! (Sri Wulan S)
Jawaban :
▪ Aplikasi zakat memiliki dampak positif yakni akan memperluas daya
jangkau amil dalam mengakses muzakki, begitu juga sebaliknya dengan
teknologi internet muzakki akan lebih mudah menyalurkan zakatnya kepada
amil. (Elsa Putri Pohontu)

4. Bagaimana pandangan islam tentang pluralisme agama? (Alan Abdulah)


Jawaban :
▪ Islam memandang pluralisme sebagai sikap saling menghargai dan toleransi
terhadap agama lain, namun bukan berarti semua agama adalah sama artinya
tidak menganggap bahwa dalam Tuhan yang kami sembah adalah Tuhan
yang kalian baca, agama lain, sembah. Namun demikian Islam tetap
mengakui adanya pluralisme agama yaitu dengan mengakui perbedaan dan
identitas agama masing-masing. (Yusni T. Iti)
▪ Dalam pandangan Islam, sikap menghargai dan toleran kepada pemeluk
agama lain adalah mutlak untuk dijalankan, sebagai bagian dari
keberagaman (pluralitas). Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua
pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di surga".(Eldi
Ismail)
▪ Dalam pandangan Islam, sikap menghargai dan toleran kepada pemeluk
agama lain adalah mutlak untuk dijalankan, sebagai bagian dari
keberagaman (pluralitas). ... Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua
pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di surga"
(Wahyuni Akuba)

5. Pluralisme adalah sikap membangun. Berikan contoh dari sikap membangun


tersebut! (Gindastri Angkareda)
Jawaban :
▪ Sikap membangun yang dimaksud yaitu sikap membangun sumber daya
manusia menjadi yang lebih baik lagi. Nah salah satu contohnya yaitu
membangun sikap saling menghargai serta tolenransi antar umat beragama.
(Sri Herawati M. Piyo)

6. Jelaskan Peran posisi umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani di


Indonesia! (Nasa Putri Salmon)
Jawaban :
▪ Peran posisi umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani adalah
dengan menerapkan lima prinsip dasar yaitu muakkah, ikatan iman, ikatan
cinta, persamaan si kaya dan si miskin dan toleransi umat beragama.
(Bambang S. Latjeno)

7. Apa pengaruh positif dan negatif pada pluralisme, multikulturalisme dan


kerukunan hidup beragama bagi kehidupan masyarakat? (Guslawati Manangin)
Jawaban :
▪ Pluralisme Multikulturalisme tentu saja memiliki dampak positif dan negatif.
Dampak positifnya bisa mengukuhkan persatuan, sementara dampak
negatifnya bisa menyebabkan perpecahan. Saat ini, Indonesia sedang diuji
dengan adanya ancaman akan keberadaan multikulturalisme. Dalam
masyarakat banyak muncul sifat atau sikap egosentrisme, baik atas nama
agama, suku, atau politik sedangkan dampak negatif pada kerukunan
beragama bagi kehidupan masyarakat yaitu:
o Dampak positif
- Menigkatkan persatuan dan kesatuan bangsa
- Meningkatkan rasa toleransi antar umat beragama
o Dampak negatif
- Mudah dimanfaatkan orang lain.
- Mudah direndahkan harga dirinya.
- Sulit menolak orang lain yang meminta bantuan.(Defriyanti abd.
Bobihu)

8. Dalam 3 konsep pada kerukunan terdapat “kerukunan intern umat dalam satu
agama”. Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut dan berikan contohnya!
(Defriyanti Abd. Bobihu)
Jawaban :
▪ Kerukunan internal umat beragama adalah kerukunan yang terjalin antara
sesama pemeluk agama di dalam lingkungannya, islam dengan sesama
islam, kristen dengan sesama kristen dan sebagainya. Dimana yang dijadikan
pedoman dasar untuk melakukannya adalah ajaran agama masing-masing.
(Enjelina Zees)

9. Mengapa lima nilai universal yakni tauhid, adl, nubuwwah, khilafah, dan ma’ad
menjadi dasar inspirasi untuk menyusun teori-teori ekonomi islam? (Fandaria
Palilati)
Jawaban :
▪ karena ke lima nilai uneversal tersebut merupakan dasar dari pembangunan
ekonomi islam sehingga kelima nilai tersebut dapat dijadikan inspirasi untuk
menyusun teori-teori ekonomi islam (Wahyuni Akuba)

10. Mengapa pluralisme disebut sebagai sunnatullah? (Sri Herawati M. Piyo)


Jawaban :
▪ Karena pada dasarnya pluralisme merupakan sunatullah dimana Secara
kesejarahan, pluralisme yang muncul pada abad 18, masa pencerahan
(enlightenment) Eropa dengan berbagai alirannya (humanisme secular,
teologi global, sinkretisme dan hikmah abadi), berawal dari konflik antara
gereja dengan dunia luar gereja yang kemudian memunculkan paham
liberalisme. Sebuah respon dari hubungan komunal yang tidak harmonis,
etnisitas dan sektarian. Gerakan apapun yang mengatasnamakan pro dan
kontra atas paham ini adalah bagian dari kesejarahan umat beragama di
dunia, realitas yang hadir dan dihadapi. Katakanlah ini bagian dari
sunnatullah yang dihadirkan dihadapan kehidupan beragama manusia.
Adapun pluralitas agama adalah sesuatu yang berbeda dengan pluralisme
agama namun tetap dalam bingkai yang sama, sama-sama sebagai
sunnatullah yang dihadirkan dalam kehidupan beragama manusia. (Sifanda
M. Mootalu)
▪ Dikatakan sunnatullah karena pluralisme merupakan paham yang
menghargai adanya sebuah perbedaan dalam suatu masyarakat atau di
artikan juga dengan toleransi. Diamana toleransi ini dalam kehidupan sudah
menjadi hukum, ketentuan atau ketetapan Allah subahanahu wa ta'ala.
Sunnatullah adalah suatu hukum ketentuan atau ketetapan Allah terhadap
alam semesta yang bersifat fitrah, dan toleransi termasuk kedalamnya. Oleh
karena itu dikatakan pluralisme merupakan sunnatullah. (Yusni T. Iti)

11. Strategi apa yang harus kita lakukan untuk menjaga kerukunan antar umat
beragama? (Ririn Umar)
Jawaban :
1. Membimbing umat beragama agar makin meningkatkan keimanan dan
ketakwaan mereka kepada Tuhan yang Maha Esa dalam suasana rukun baik
intern maupun antar umat beragama.
2. Melayani dan menyediakan kemudahan beribadah bagi para penganut
agama.
3. tidak mencampuri urusan akidah dan ibadah suatu agama/ agama lain
4. Mendorong peningkatan pengalaman dan pemahaman ajaran agama
5. Melindungi agama dari penyalahgunaan dan penodaan. (Yulia Agustina
Hasan)
12. Bagaimana yang harus kita lakukan untuk menjalin kerukunan hidup antar umat
beragama? (Lia Nur Anisa)
Jawaban :
▪ Saling Menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agamanya
Saling hormat menghormati
Saling tenggang rasa dengan tidak memaksakan agama kepada orang lain
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban (Gindastri
Angkareda)

13. Bagaimana pendapatmu tentang kepercayaan tentang pernyataan pluralisme


agama tidak hendak menyatakan bahwa semua agama adalah sama ? (Moh.
Farhan Moisdean)
Jawaban :
▪ Dalam fatwa tersebut, plurisme didefinisikan sebagai suatu paham yang
mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran
setiap agama adalah relatif. Oleh sebab itu, Setiap pemelik agama tidak
boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama
yang lain salah. (Alan Abdulah)

14. Bagaimana pandangan islam tentang masyarakat madani? (Maryam Sahrain)


Jawaban :
▪ Masyarakat madani dalam pandangan islam adalah masyarakat yang
beradap,menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang maju dalam
penguasaan iptek.(Defriyanti Abd. Bobihu)

15. Apa saja hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme?(Sri


Rahmawati Is Humagi)
Jawaban :
▪ Hambatan Yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme adalah
1. Kebudayaan
2. Lingkungan Asal
3. Tradisi
4. Ekonomi (Fidyawati Dhea Adelia Abdjul)
▪ Hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme yaitu
Menganggap budaya sendiri yang paling baik,Pertentangan antara budaya
Barat dan budaya Timur,Pluralisme budaya dianggap sebagai sesuatu yang
eksotis,Pandangan yang paternalistis. (Sifanda M. Mootalu)

16. Sebutkan 5 nilai universal prinsip-prinsip ekonomi islam yang merupakan


bangunan ekonomi islam! (Erol Arif)
Jawaban :
▪ Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang merupakan bangunan ekonomi Islam
didasarkan atas lima nilai universal yakni :
o tauhid (keimanan),
o ‘adl (keadilan),
o nubuwwah (kenabian),
o khilafah (pemerintah) dan
o ma’ad (hasil). (Miranti Datau)

17. Bagaimana Pandangan islam tentang ilmu pengetahuan? (Sifanda M. Mootalu)


Jawaban :
▪ Dalam islam, Ilmu pengetahuan memiliki landasan yang kokoh melalui Al-
Qur’an dan Sunnah. Bersumber dari alam fisik dan alam metafisik. Di
peroleh melalui indra, akal dan hati/ Intuitif. Cakupan ilmunya sangat luas,
tidak hanya menyangkut persoalan-persoalan duniawi, namun juga terkait
dengan permasalahan ukhrawi. (Alan Abdulah)

18. Apa saja perkembangan ekonomi islam yang ada di Indonesia saat ini? (Yusni T.
Iti)
Jawaban :
▪ ada banyak perkembangan ekonomi islam di indonesia diantaranya:
1. Perkembangan saham syariah mengalami kenaikan. Hingga November
2018, Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia di Jakarta Islamic Index
mencapai 2.065.369,10, jumlah ini lebih tinggi dibandingkan capaian
tahun 2010 sebesar 1.134.632,00.
2. Perkembangan lembaga keuangan syariah juga ditunjukkan dengan
tingginya jumlah BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yang saat ini
diperkirakan mencapai 4500 buah. BMT sendiri merupakan lembaga
keuangan syariah yang memberikan layanan pembiayaan syariah pada
usaha mikro bagi anggotanya. Keberadaan BMT menjadi strategis,
terutama untuk menjangkau wilayah perdesaan (sektor pertanian dan
sektor informal).
3. Perkembangan ekonomi syariah juga nampak dengan berdirinya Bank
Wakaf Mikro, yang berfungsi memberikan layanan penyediaan akses
pembiayaan bagi masyarakat yang belum terhubung dengan lembaga
keuangan formal khususnya di lingkungan pondok pesantren. Hingga
Desember 2018, OJK mencatat sebanyak 41 Bank Wakaf Mikro telah
berdiri di Indonesia
4. Pengelolaan zakat dan wakaf juga mengalami kemajuan. Upaya
penguatan pengelolaan zakat terus dilakukan pemerintah, misalnya
dengan diterbitkannya UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat. Tujuan diterbitkannya Undang-undang tersebut adalah untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan
zakat dan meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
5. Berkaitan dengan pengelolaan wakaf, pemerintah telah mengeluarkan
UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. Undang-undang tersebut
melahirkan paradigma baru tentang pengelolaan wakaf di Indonesia,
terutama pengelolaan wakaf uang. Hal ini merubah paradigma publik
bahwa obyek harta wakaf tidak hanya tanah, namun juga meliputi
barang-barang bergerak, seperti uang dan surat berharga lainnya.
Kemajuan-kemajuan tersebut, tidak bisa dilepaskan dari geliat
perkembangan filantropi Islam di Indonesia. Menurut analisis Hilman Latief,
munculnya filantropi Islam di Indonesia merupakan fenomena kepedulian
masyarakat muslim kelas menengah ke atas terhadap persoalan
kemanusiaan. (Moh. Farhan Moisdean)

19. Apa Contoh dari Ekonomi Islam? (Gindastri Angkareda)


Jawaban :
▪ Contoh ekonomi islam adalah
- Bank Syariah
Sistem bank syariah sering pula diterjemahkan menjadi Islamic banking.
Kita tidak bisa menyatakan bahwa semua bank syariah pasti menerapkan
prinsip ekonomi Islam, namun eksistensi bank syariah pasti dipengaruhi
oleh adanya prinsip ekonomi Islam.
- Baitul Mal
Baitul mal pada awalnya adalah rumah untuk menempatkan harta
rampasan perang pada masa Nabi saw. Pada masa kekhalifahan, baitul
mal berfungsi mirip departemen keuangan, dimana memiliki tugas
mengelola keuangan umat. (Shella A. Kadoli)
▪ Contoh Ekonomi Syariah yaitu Asuransi Syariah. Produk yang ditawarkan
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan asuransi konvensional. Perbankan
Syariah. Pegadaian Syariah. Kafe Syariah. Dan Toko Online Busana
Muslim. (Enjelina Zees)

Anda mungkin juga menyukai