Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Teori Belajar Sosial dan Teori Belajar Humanistik

Dosen Pengampu: IfdilS.HI, S.Pd, M.Pd, Ph.D, Kons

Seksi : 202021270160

Disusun oleh:

KELOMPOK 9

1. RAVINA SIDQI (20029076)


2. NURUL ALHAFIZAH (20029073)
3. GIA JULI ETRI (20016154)
4. ANUGRAH ANGGUN FINASTI (20016134)
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori Belajar Sosial dan
Teori Belajar Humanistik” ini tepat pasa waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas IfdilS.HI, S.Pd,
M.Pd, Ph.D, Kons pada mata kuliah Psikologi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk bahan diskusi pada pertemuan minggu ini.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak IfdilS.HI, S.Pd, M.Pd, Ph.D, Kons,
selaku dosen Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang sedang di tekuni. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami Menyadari, makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan dmi kesempurnaan.

02 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………….i

Daftar Isi……………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………….1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………..3

2.1 Pengertian Teori Belajar Sosial dan Teori Belajar Humanistik………………………….3


2.2 Prinsip-prinsip Belajar Menurut Teori Belajar Sosial dan Humanistik……………………….4
2.3 Penerapan teori belajar Sosial dan teori belajar Humanistik dalam pembelajaran……………4

BAB III PENUTUP…………………………………………………………...........6

4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………6
4.2 Saran…………...……………………………………………………………………………...6

Daftar Pustaka……………………………………………………………………...7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar mempunyai pengertian yang sangat umum dan luas, boleh kita katakan
bahwa sepanjang kehidupan seseorang selalu mengalami proses belajar. Dari berbagai
macam pengalaman yang diperoleh seseorang bisa mengembangkan dan merubah cara
dan gaya berfikir dan mengerjakan suatu pekerjaan. Dari berbagai macam pengalaman itu
pula, seseorang bisa mendapatkan dan membentuk pengetahuan, pengertian dan nilai
nilai, sikap sikap tertentu dan gambaran tentang dunia sekitar dan lingkungannya serta
keduduknnya dalam lingkungan tersebut.
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari
pengalaman dan latihan yang sering dilakukan, oleh karena itu belajar bukan sekedar
mengumpulkan pengetahuan. Belajar merupakan proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental
tersebut muncul karena adanya interaksi individu dengan lingkungan hidup yang ada
disekitarnya. Proses belajar merupakan kegiatan mental yang tidak bisa kita lihat. Kita
hanya bisa melihat adanya tanda tanda perubahan perilaku yang tampak dari orang yang
melakukan kegiatan belajar tersebut.
Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan tingkah laku. Dalam
suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori belajar. Setiap aliran
teori belajar tersebut memiliki pandangan sendiri-sendiri tentang belajar. Pandangan-
pandangan itu umumnya berbeda satu sama lain dengan alasan-alasan tersendiri.
Dalam makalah ini penulis memfokuskan pembahasannya terhadap salah satu Teori
belajar saja, yaitu Teori belajar Humanistik. Teori ini mempelajari perilaku belajar
peserta didik dan mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Teori Humanistik
tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-
maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka
sendiri.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pemahaman tentang pengertian, prinsip,
implikasi, dan aplikasi dari teori belajar sosial dan humanistik ini, akan dibahas lebih
lanjut di bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari teori belajar sosial dan humanistik?


2. Apa sajakah prinsip-prinsip teori belajar sosial dan humanistik?
3. Bagaimana penerapan dari teori belajar sosial dan humanistik?

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan teori belajar sosial
humanistik.
2. Mampu memahami apa saja prinsip di dalam teori belajar sosial dan humanistik.
3. Mengetahui cara penerapan atau pengaplikasian teori belajar sosial dan humanistik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari teori belajar sosial dan humanistic


Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar
humanistik sifatnya lebih abstrak danlebih mendekati bidang kajian filsafat, teori
kepribadian dan psikoterapi, daripada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik
sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. Teori
belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk
manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling
ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pengertian belajar dalam bentuknya
yang paling ideal daripada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya,
seperti yang selama ini dikjaji oleh teori-teori belajar lainnya. Dalam pelaksanaannya,
teori humanistik ini antara lain tampak juga dalam pendekatan belajar yang
dikemukakan oleh Ausubel. Pandangannya tentang belajar bermakna atau
„‟meaningful learning”. Yang juga tergolong dalam aliran kognitif ini, mengatakan
bahwa belajar merupakan asimilasi bermakna. Materi yang dipelajari diasimilasikan
dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor motivasi
dan pengalaman emosional dalam peristiwa belajar, sebab tanpa motivasi dan
keinginan dari pihak si belajar,maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru ke
dalam struktur kognitif yang telah dimilikinya.
Teori humanistic berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan,
asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri,
pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar, secara optimal. Pemahaman
terhadap belajar yang diidealkan menjadikan teori humanistic dapat memanfaatkan
teori belajar apapun asal tujuannya untuk memanusiakan manusia. Hal ini menjadikan
teori humanistik bersifat sangat elektik. Tidak dapatdisangkal lagi bahwa setiap
pendirian atau pendekatan belajar tertentu, akan ada kebaikan dan ada pula
kelemahannya. Dalam arti ini eklektisisme bukanlah suatu sistem dengan membiarkan
unsure-unsur tersebut dalam keadaan sebagaimana adanya atau aslinya. Teori
humanistic akan memanfaatkan teori-teori apapun, asal tujuannya tercapai, yaitu
memanusiakan manusia. Manusia adalah makhluk yang kompleks. Banyak ahli di
dalam menysun teorinya hanya terpukau pada aspek tertentu yang sedang menjadi
pusat perhatiannya. Dengan pertimbanganpertimbangan tertentu setiap ahli melkukan
penelitiannya dari sudut pandangnya masing-masing dan menganggap bahwa
keterangannya tentang bagaimana manusia itu belajar adalah sebagai keterangan yang
paling memadai.
Maka akan terdapat berbagai teori tentang belajar sesuai dengan pandangan
masing-masing. Dari penalaran di atas ternyata bahwa perbedaan antara pandangan
yangsatu dengan pandangan yanglain sering kali hanya timbul karena perbedaan sudut
pandangan semata, atau kadang-kadang hanya perbedaan aksentuasi. Jadi keterangan
atau pandangan yang berbeda-beda itu hanyalah keterangan mengenai hal yang satu
dan sama dipandang dari sudut yang berlainan. Dengan demikian teori humanistic
denganpandangannya yang elektik yaitu dengan cara memanfaatkan atau
merangkumkan berbagai teori belajar dengan tujuan untuk memanusiakan manusia
bukan saja mungkin untuk dilakukan, tetapi justru harus dilakukan.

2.2 Prinsip-prinsip Belajar Menurut Teori Belajar Sosial dan Humanistik


Prinsip-prinsip belajar menurut teori Humanistik adalah sebagai berikut.
1. Belajar dimulai dari suatu keseluruhan, kemudian baru menuju bagian-bagian.
2. Keseluruhan memberi makna pada bagian-bagian.
3. Belajar adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan.
4. Belajar akan berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh pengertian.
5. Belajar akan berhasil bila ada tujuan yang berarti individu.
6. Dalam proses belajar itu, individu merupakan organisme yang aktif, bukan bejana yang
harus diisi oleh orang lain.

Dalam buku Freedom To Learn karya Carl Rogers (Soemanto, 2006:139-140), ia


menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar humanistik yang penting diantaranya ialah :

1. Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.


2. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai
relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap
mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
4. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan
apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
5. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan
berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
6. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
7. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut
bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
8. Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun
intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
9. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai
terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan
penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
10. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar
mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan
penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.

2.3 Penerapan teori belajar Sosial dan teori belajar Humanistik dalam pembelajaran

Teori humanistic akan sangat membantu para pendidik dalam memahami arah
belajar pada dimensi yang luas sehingga upaya pembelajaran apapun dan pada konteks
manapun akan selalu diarahkan dan dilakukan untuk mencapai tujuannya. Ide-ide,
konsep-konsep, taksonomi-taksonomi, tujuan yang telah dirumuskannya dapat membantu
para pendidik dan guru untuk memahami hakikat kejiwaan manusia. Hal ini akan dapat
membantu mereka dalam menentukan komponenkomponen pembelajaran seperti
perumusan, tujuan, penentuan materi, pemilihan strategi pembelajaran, serta
pengembangan alat evaluasi, ke arah pembentukan manusia yang dicitacitakan tersebut.
Dalam perakteknya, teori humanistik ini cenderung mengarahkan siswa untuk
berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa
secara aktif dalam proses belajar.

Penerapan dan tahapan pembelajaran berdasarkan teori belajar ini yaitu:

1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran. Menentukan materi pelajaran.


2. Mengidentifikasi kemampuan awal (entry behavior)
3. Mengidentifikasi topik-topik pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif
melibatkan diri atau mengalami dalam belajar.
4. Merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media pembelajaran.
5. Membimbing siswa belajar secara aktif.
6. Membimbing siswa untuk memahami hakikat, makna, dari pengalaman belajarnya
7. Membimbing siswa membuat konseptualisasi pengalaman belajarnya.
8. Membimbing siswa dalam mengaplikasikan komponenkomponen baru ke situasi
nyata.
9. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori belajar Humanistiki mempelajari perilaku belajar peserta didik dan


mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Teori Humanistik tertuju pada masalah
bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka
hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.
Menurut teori belajar humanistic tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia,
yang mana proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Jika teori tersebut telah diimplementasikan, maka siswa
diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajarnya.
Prinsip-prinsip belajar menurut teori Humanistik ada beberapa yaitu belajar dimulai dari
suatu keseluruhan, kemudian baru menuju bagian-bagian, keseluruhan memberi makna pada
bagian-bagian, belajar adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan, belajar akan berhasil apabila
tercapai kematangan untuk memperoleh pengertian, belajar akan berhasil bila ada tujuan yang
berarti individu. Dalam proses belajar itu, individu merupakan organisme yang aktif, bukan
bejana yang harus diisi oleh orang lain.
Dalam penerapannya Teori humanistic akan sangat membantu para pendidik dalam
memahami arah belajar pada dimensi yang luas sehingga upaya pembelajaran apapun dan pada
konteks manapun akan selalu diarahkan dan dilakukan untuk mencapai tujuannya.
Dalam proses pembelajaran teori ini bisa diterapkan dalam menentukan tujuan-tujuan
pembelajaran, menentukan materi pelajaran, mengidentifikasi kemampuan awal (entry behavior),
mengidentifikasi topik-topik pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif melibatkan
diri atau mengalami dalam belajar, merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media
pembelajaran, serta membimbing siswa belajar secara aktif.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Kami banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Oleh Ni Nyoman Perni PENERAPAN TEORI BELAJAR HUMANISTIK DALAM PEMBELAJARAN


nyomanperni80@gmail.com Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan
Dasar Volume. 3, Nomor 1 Oktober 2018 ISSN: 2527-5445 http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW.
Diakses pada 02 Mei 2021

Abdul Qodir. 2017. TEORI BELAJAR HUMANISTIK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI


BELAJAR SISWA. Jurnal Pedagogik, Vol. 04 No. 02, ISSN : 2354-7960, E-ISSN : 2528-5793.
(https://www.ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik/article/download/17/17#:~:text=Teori
%20humanistik%20berasumsi%20bahwa%20teori,optimal%20(Assegaf%2C%202011) ).
Diakses pada 29 April 2021.

Perni, Ni Nyoman. 2018. PENERAPAN TEORI BELAJAR HUMANISTIK DALAM


PEMBELAJARAN. Jurnal Pendidikan Dasar Volume. 3, Nomor 1 Oktober 2018 ISSN: 2527-
5445. (http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW/article/download/889/732 ) diakses pada 29 April
2021

Anda mungkin juga menyukai