Anda di halaman 1dari 20

Bahan Ajar

JARINGAN HEWAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri ….
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas /Semester : XI MIPA/Ganjil
Materi Pokok : Jaringan Hewan
Alokasi waktu : 10 x 45 menit (5 Pertemuan)

Jaringan Hewan

Jaringan (tissue) adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang
sama. Jenis jaringan yang berbeda memiliki struktur berbeda yang sesuai dengan
fungsinya. Jaringan tubuh hewan vertebrata dapat dibedakan menjadi empat
jaringan yaitu jaringan epitel, jaringan ikat (jaringan penyambung), jaringan otot,
dan jaringan saraf. Keempat jaringan tersebut ditemukan pada semua hewan
kecuali hewan yang paling sederhana.

A. Jaringan Epitel

Jaringan epitel merupakan jaringan terluar yang menutupi/ melapisi


permukaan dan membatasi rongga antar tubuh. Jaringan epitelium terdapat
dalam wujud lapisan-lapisan sel yang terkemas dengan rapat.
Jaringan epitel memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
● Terdiri atas sel-sel yang berisisi, bersudut banyak (poligonal) dan
terkadang bentuknya tidak teratur.
● Sel-sel tersusun rapat tanpa atau sedikit substansi interseluler.
● Sel epitel memiliki daya regenerasi yang tinggi untuk menggantikan sel-sel
epitel yang telah rusak.
● Beberapa jenis jaringan epitel memiliki tonjolan yang disebut mikrovili.
● Tidak mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfa sehingga nutrisi
diperoleh secar difusi dari cairan jaringan ikat bawahnya.

Secara umum jaringan epitelium berfungsi sebagai berikut :


● Pelindung, yaitu sebagai pelindung/proteksi jaringan yang berada di
bawahnya dari kerusakan mekanis karena tekanan, gesekan, radiasi
ultraviolet, dan serangan mikroorganisme.
● Transpor zat-zat antar jaringan atau rongga yang dipisahkan.
● Absorpsi ( penyerapan sari makanan), misalnya pada epitel usus halus.
● Sekresi, yaitu sebagai kelenjar atau jaringan penghasil getah/ mukus
(lendir).
● Ekskresi, membuang sisa-sisa metabolisme air, CO2, dan garam-garam
tertentu.
● Eksteroreseptor, menerima stimulus dari lingkungan. Cabang – cabang
terminal serat saraf halus yang terdapat di dalam jaringan ikat dapat
menembus membran basal dan menyusup diantara sel-sel.
● Membantu respirasi, misalnya pada hewan yang hidup di air.
● Reseptor, yaitu sebagai penerima rangsangan.

Berdasarkan bagian yang dilapisi, epitel dibedakan atas: Epitelium


(melapisi bagian luar tubuh), Mesotelium (melapisi rongga tubuh), dan
Endotelium (melapisi organ dalam tubuh).
Berdasarkan bentuk struktur selnya, jaringan epitel dibedakan menjadi
tiga macam yaitu epitel pipih, epitel kubus, dan epitel silindris. Ketiga macam
jaringan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Epitel pipih, berbentuk seperti lapisan pipih seperti lembaran,
nukleusnya terletak di tengah.
2. Epitel kubus, berbentuk seperti kubus, nukleusnya terletak di tengah.
3. Epitel silindris, berbentuk seperti batang, nukleusnya terletak di dasar
sel.
Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel dibagi beberapa jenis
sebagai berikut:
1. Epitel pipih
Epitel pipih berbentuk sangat tipis seperti lembaran, tingginya, lebih
rendah daripada lebarnya. Jika dilihat dari samping terlihat melebar dibagian
intiselnya, inti sel tampak seperti cakram. Berdasarkan susunannya, epitel pipih
dapat dibedakan menjadi dua macam, sebagai berikut.

a. Epitel pipih selapis

Tersusun dari satu lapisan sel-sel, bentuknya pipih


dan tipis, berisi sedikit sitoplasma yang
membungkus inti di bagian tengah. Jaringan epitel
pipih selapis berperan dalam proses filtrasi,
sekresi, dan difusi osmosis.
Terdapat pada alveoli lapisan dalam pembuluh
darah, pembuluh limfe,dan dinding pembuluh
kapiler.

b. Epitel Pipih Berlapis

Gambar 2. Epitel Pipih Berlapis pada Vagina

Sel jaringan epitel pipih berlapis (kompleks) tersusun sangat rapat.


Terdapat pada rongga mulut, esofagus, laring, vagina, saluran anus, dan rongga
hidung. Fungsinya adalah sebagai pelindung.

2. Epitel Kubus/Kuboid
Jaringan epitel kubus tersusun dari sel-sel berbentuk kubus. Jika dilihat
dari permukaan, sel-selnya tampak berbentuk heksagonal atau poligonal. Namun,
dilihat dari samping tampak seperti kotak atau segi empat pendek dengan inti
berbentuk bulat dan berada ditengah sel.
a. Epitel kubus selapis

Gambar 3.Epitel Kubus Selapis pada Ginjal

Epitel ini terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, saluran
ginjal, dan kelenjar gondok. Fungsinya adalah tempat sekresi dan pelindung.

b. Epitel Kubus Berlapis

Gambar 4. Epitel Kubus Berlapis pada Kelenjar Keringat

Epitel kubus berlapis banyak terdapat pada beberapa bagian tubuh,


yakni folikel ovarium, testis, kelenjar keringat, dan kelenjar ludah. Fungsi
jaringan ini adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus. Selain itu, jaringan
ini juga berfungsi sebagai pelindung dari gesekan.

3. Jaringan Silindris/Batang
Jaringan epitel silindris tersusun dari sel-sel berbentuk heksagonal
memanjang. Sel-sel tampak tinggi dengan inti berderet pada ketinggian yang
sama dan terletak lebih dekat dengan permukaan basal daripada permukaan
apikal.

a. Epitel silindris selapis

Gambar 5.Epitel Silindris Selapis pada Usus

Epitel ini terdiri atas selapis sel berbentuk panjang dan sempit.Jaringan ini
melapisi seluruh saluran pencernaan yang diselingi oleh sel goblet yang
menghasilkan mukus(lendir) untuk melindungi lambung dari asam lambung.
Jaringan ini berfungsi dalam proses sekresi, penyerapan (absorpsi), penghasil
mukus, dan pelicin/pelumas permukaan saluran. terdapat pada uterus (pada
wanita), duktus eferen (pada pria), saluran pencernaan (lambung sampai usus
halus).
b. Epitel Silindris Berlapis
Seperti namanya, jaringan ini tersusun banyak
lapisan sel yang berbentuk batang. Jaringan epitel
batang berlapis banyak terdapat pada beberapa
organ tubuh seperti bagian mata yang berwarna
putih, faring, laring, trakea, uretra, dan kelenjar
ludah. Fungsinya yaitu sebagai tempat sekresi yakni penghasil mukus, dan
ekskresi.
c. Epitel Silindris Bersilia Berlapis Semu
Tersusun atas sel-sel yang memiliki inti sel tidak
sejajar sehingga seolah-olah epitel tersebut terdiri
atas banyak lapisan. Pada jaringan ini terdapat silia
yang berfungsi menggerakkan partikel yang berada di
atasnya. Misalnya, kotoran atau debu tidak akan masuk
ke dalam paru-paru karena digerakkan oleh silia pada
sel-sel saluran pernapasan. Jaringan ini terdapat pada
saluran pernapasan, rongga hidung, dan saluran telur
(tuba Fallopi).

4. Epitel Transisional

Gambar 8.Epitel Transisi pada Vesica Urinaria/Kantung Kemih


Sel penyusun epitel transisional bentuknya dapat berubah dan
berlapis-lapis. Epitel ini dapat ditemukan pada organ saluran pernafasan,
ureter,dan kandung kemih. Saat kandung kemih berisi urine, sel epitel akan
berbentuk kuboid bahkan bisa berbentuk pipih. Namun apabila kandung kemih
tidak terisi maka epitel transisional kembali ke bentuknya semula.
5. Jaringan epitel kelenjar
Jaringan epitel kelenjar merupakan
jaringan epitel khusus yang berperan
dalam sekresi senyawa yang membantu
proses fisiologis. Senyawa yang
disekresikan di simpan di dalam sel
dalam bentuk granula sekresi.
Kelenjar dapat dikelompokkan menjadi
dua kelompok, yaitu:
a. Kelenjar Endokrin

Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu yang tidak mempunyai


saluran. Hasil sekresi kelenjar endokrin langsung memasuki sistem peredaran
darah. Senyawa yang dihasilkan disebut hormon. Contoh kelenjar endokrin
adalah kelenjar timus, kelenjar adrenal, kelenjar, tiroid, dan kelenjar paratiroid.
a. Kelenjar Eksokrin

Kelenjar eksokrin merupakan


kelenjar yang disekresikan melalui
saluran khusus. Kelenjar ini berfungsi
membantu metabolisme dan komunikasi.
Contoh kelenjar eksokrin yang membantu metabolisme adalah kelenjar
ludah dan kelenjar keringat. Contoh kelenjar eksokrin yang berperan dalam
proses komunikasi adalah feromon.

B. Jaringan Ikat
Pada awal perkembangan embrio, lapisan mesoderm membentuk jaringan
mesenkim (mesos = tengah, enchyme= penyusupan), selanjutnya mesenkim
berkembang menjadi jaringan ikat (jaringan penyambung). Jaringan ikat memiliki
funsi sebagai berikut.

● Pengikat dan penyambung antar jaringan, contohnya jaringan ikat tendon


yang menghubungkan jaringan tulang dengan jaringan otot.
● Penyokong dan pembentuk struktur tubuh
● Penyimpan energi
● Pertahan tubuh dari invasi bibit penyakit
● Perlindungan suatu organ
● Transpor cairan tubuh yang dilakukan oleh jaringan ikat cair

Gambar 11. Jenis-jenis jaringan ikat pada hewan

1. Komponen Penyusun Jaringan ikat


Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang
disebut matriks. Matriks disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Matriks
tersebut umumnya terdiri atas suatu anyaman serat yang tertanam dalam
suatu dasar yang seragam dan dapat berupa cairan seperti agar atau
padatan. Dengan demikian, secara garis besar, jaringan ikat terdiri atas
sel-sel jaringan ikat dan matriks.
a. Matriks
Matriks terdiri atas substansi intersel amorf (tidak berbentuk) dan
substansi intersel fibrosa.
1. Substansi intersel amorf
Substansi intersel amorf berbentuk gel kaku dan berperan membantu
untuk memberikan kekuatan dan sokongan pada jaringan dan media untuk
difusi nutrisi. Bahan amorf terdiri atas glikosaminoglikans (polisakarida
yang mengandung gula amino) dan glikoprotein. Glikosaminoglikans yang
banyak pada jaringan ikat adalah: asam hialuronat, kondroitin sulfat,
dermatan sulfat, keratan sulfat, heparan sulfat. Sedangkan, proteoglikan
pada jaringan ikat adalah : fibronektin, laminin, dan kondronektin.

Gambar 12. Jenis-jenis serat penyusun matriks jaringan ikat


Bahan dasar penyusun matriks adalah mukopolisakarida sulfat dan
asam hialuronat. Bentuk bahan dasar ini adalah homogen setengah
cair.Jika kandungan asam hialuronat tinggi, matriks bersifat
lentur.Sebaliknya, jika kandungan mukopolisakarida sulfat tinggi, matriks
bersifat kaku. Bahan dasar ini jika terdapat di dalam sendi bersifat
kental, tetapi jika terdapat di dalam tulang punggung bersifat padat.
2. Substansi intersel fibrosa (serat)
1) Serat kolagen berupa berkas beraneka ragam yang berwarna putih.
Serat kolagen mempunyai daya regang yang tinggi dengan elastisitas
yang rendah. Kolagen terdapat pada tendon, yaitu jaringan yang
menghubungkan otot dengan tulang.
2) Serat elastin berwarna kuning dan lebih tipis daripada serat
kolagen. Serat elastin mempunyai elastisitas tinggi. Semakin
bertambah usia seseorang, daya elastisitas serat elastin semakin
menurun. Serat elastin terdapat antara lain dalam pembuluh darah
dan ligamen.
3) Serat retikuler hampir sama dengan serat kolagen, akan tetapi
berukuran lebih kecil. Serat retikuler berperan penting dalam
menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan lain, khususnya
membran antara jaringan epitelium dan jaringan ikat.

b. Sel-Sel Jaringan ikat


Selain matriks, jaringan ikat juga tersusun oleh sel-sel jaringan
ikat. Sel-sel ini memiliki berbagai macam fungsi sesuai dengan
masing-masing jenis selnya. Berikut adalah macam-macam sel jaringan
ikat.
1) Fibroblas
Fibroblas adalah sel yang berbentuk serat dan berfungsi untuk
mensekresikan protein. Fibroblas memiliki ciri-ciri, antara lain :
bentuk sel besar, pipih, bercabang-cabang (cabang-cabangnya
langsing), jika dilihat dari samping berbentuk gelendong (fusiform),
inti sel berbentuk lonjong (memanjang), dan memiliki satu atau dua
anak inti serta sedikit granula kromatin yang halus. Fibroblas dapat
disebut sebagai sel tetap pada jaringan ikat karena mampu tumbuh
dan beregenerasi seumur hidup.
2) Makrofag
Makrofag adalah sel yang memiliki bentuk tidak teratur dan
khusus terdapat di pembuluh darah. Sel ini berfungsi untuk
pinositosis dan fagositosis. Pinositosis adalah proses “meminum”
partikel-partikel kecil berupa zat-zat buangan yang berupa cairan,
sedangkan fagositosis adalah proses “memakan” sel-sel mati dan
bakteri. Makrofag memiliki ciri-ciri, antara lain : tidak beraturan,
bercabang-cabang pendek dan lebur atau kecil dan panjang,
membran plasma terlipat-lipat, jika dirangsang dapat melakukan
gerakan ameboid. Makrofag berfungsi pada reaksi imunologi tubuh
dan sekresi enzim-enzim, misalnya lisozim, etastase, kolagenase, dan
agen anti virus interferon.

3) Sel Tiang
Sel tiang adalah sel yang berfungsi menghasilkan heparin dan
histamin.Heparin berfungsi untuk mencegah pembekuan darah,
sedangkan histamin berfungsi untuk meningkatkan permeabilitas
kapiler darah. Sel berbentuk lonjong, tidak beraturan,
kadang-kadang memiliki psedopodia yang pendek, serta berinti kecil
yang tertutup oleh granula-granula.

4) Sel Lemak
Sel lemak adalah sel yang berfungsi untuk menyimpan lemak.
Jika berkumpul dalam jumlah yang besar akan membentuk jaringan
lemak. Setiap sel lemak mengandung suatu tetes minyak yang besar
dan sedikit sitoplasma dengan inti berbentuk pipih pada salah satu
sudutnya. Sel lemak merupakan sel yang telah berdifensiasi
sempurna dan tidak mampu membelah diri lagi. Sebelum sel berisi
lemak, berbentuk seperti fibroblas. Jika lemak dipakai maka sel
akan gugur.
5) Sel Pigmen
Sel yang mengandung pigmen (kromatofor). Sel pigmen terdapat
pada jaringan ikat padat kulit, lapisan koroid mata, dan pia mater
(membran yang halus membungkus otak). Sel pigmen jenis melanosit
mengandung melanosom. Melanosom merupakan badan yang memiliki
membran berbentuk lonjong berisi pigmen melanin.
6) Sel Mesenkim
Merupakan sel embrional yang masih ditemukan pada orang dewasa.
Memiliki ukuran yang lebih kecil dari fibroblas, berbentuk seperti
bintang. Sel ini banyak ditemukan disepanjang pembuluh darah
kapiler. Sel mesenkim akan berdiferensiasi menjadi jenis sel
penyusun jaringan ikat longgar atau menjadi sel otot polos pada
pembuluh darah yang cedera.
7) Sel Darah Putih
Sel ini memiliki bentuk yang tidak teratur dan berfungsi
melawan patogen yang berupa bakteri, virus, atau protozoa. Sel
darah putih dapat bergerak bebas secara diapedesis (bergerak
keluar menembus pembuluh darah) di antara darah, limfa, atau
jaringan ikat untuk membersihkan patogen. Ada dua jenis sel darah
putih, yaitu granulosit (bergranula), terdiri atas eosinofil, basofil,
dan neutrofil, serta agranulosit (tidak bergranula), terdiri atas
limfosit dan monosit. Sel darah putih kebanyakan ditemukan pada
saluran pencernaan dan pernapasan.

Gambar 13.Jenis-jenis sel penyusun jaringan ikat


2. Jenis-Jenis Jaringan Ikat
Jenis utama jaringan ikat pada vertebrata adalah jaringan ikat
longgar, jaringan adiposa, jaringan ikat berserat (jaringan ikat padat),
jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan tulang sejati (osteon), dan
jaringan cair.
a. Jaringan ikat longgar
Jaringan ikat longgar merupakan jaringan yang paling banyak
terdapat dalam tubuh vertebrata. Jaringan ini juga memiliki ketiga jenis
serat yang ada, yaitu kolagen, elastis, dan serat retikuler. Jaringan yang
termasuk jaringan ikat longgar, sebagai berikut.
1. Jaringan mukosa
Merupakan jaringan embrional yang muncul untuk sementara
pada pembentukan jaringan ikat. Jaringan mukosa terdapat
pada tali pusar bayi.
2. Jaringan aerolar
Merupakan jaringan yang substansinya berupa cair dan
bersifat fleksibel. Jaringan ini terdapat di antara kulit dan
otot. Berfungsi sebagai materi pengikat/pembungkus jaringan
lain dan organ-organ, termasuk pembuluh darah dan saraf.
3. Jaringan lemak (adiposa)
Jaringan lemak berfungsi sebagai bantalan yang melindungi
organ-organ, cadangan makanan, dan isolator penjaga suhu
tubuh. Jaringan lemak ini berwarna putih. Lemak khusus
berwarna coklat berperan untuk menghasilkan panas, yang
terdapat pada mamalia yang dapat melakukan hibernasi, fetus,
dan anak-anak.
4. Jaringan retikuler
Tersusun dari jaringan – jaringan serat retikuler dan sel-sel
dengan sitoplasma yang bercabang-cabang panjang. Jaringan
ini terdapat pada nodus limfa, sumsum tulang belakang, dan
hati.

Gambar 14.Struktur jaringan ikat longgar


Di antara sel-sel yang tersebar dalam anyaman berserat jaringan
ikat longgar, terdapat dua jenis sel yang mendominasi, yaitu fibroblas
dan makrofag. Fungsi jaringan ikat longgar adalah sebagai berikut.
1) Memberi bentuk organ dalam, misalnya kelenjar limfa, sumsum
tulang, dan hati.
2) Menyokong, mengelilingi dan menghubungkan elemen dari seluruh
jaringan lain, misalnya:
a) Menyelubungi serat otot
b) Melekatkan jaringan di bawah kulit
c) Membentuk membran yang membatasi jantung dan rongga
perut
d) Membentuk membran yang disebut mesentris yang berfungsi
menempatkan organ pada posisi yang tepat.
b. Jaringan adiposa
Jaringan adiposa merupakan bentuk khusus dari jaringan ikat
longgar yang menyimpan lemak dalam sel-sel adiposa yang tersebar di
seluruh matriksnya. Setiap sel adiposa mengandung suatu butiran lemak
besar yang membengkak ketika lemak disimpan dan akan mengerut
ketika tubuh menggunakan lemak itu sebagai bahan bakar.

Gambar 15. Struktur Jaringan Adiposa


c. Jaringan ikat berserat (jaringan ikat padat)
Jaringan ikat berserat adalah jaringan ikat yang padat, karena
mengandung serat berkolagen. Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu jaringan ikat padat teratur dan tidak teratur.
1) Jaringan ikat padat teratur mempunyai pola yang teratur.
Jaringan ini terdapat pada tendon yang menghubungkan otot
dengan tulang, dan pada ligamen yang menghubungkan tulang
dengan tulang lain pada persendian.
2) Jaringan ikat padat tidak teratur mempunyai pola yang tidak
teratur. Jaringan ini terdapat pada bagian dermis kulit dan
pembungkus tulang.

Gambar 16. Struktur jaringan ikat padat

d. Jaringan tulang rawan (kartilago)


Jaringan tulang rawan merupakan hasil spesialisasi dari jaringan
ikat berserat dengan matriks elastis. Matriks pada jaringan tulang
rawan merupakan campuran protein dengan polisakarida yang disebut
kondrin. Oleh karena itu, sel tulang rawan disebut kondrosit. Kondrosit
dibentuk oleh kondroblas. Kondrosit terletak di dalam lakuna yang
terdapat dalam perikondrium.
Pada manusia, jaringan tulang rawan terdapat di hidung, telinga,
laring, trakea, lempeng intervebral, permukaan hubungan tulang, dan
ujung tulang rusuk.Jaringan ini bersifat kuat dan lentur karena memiliki
serat kolagen dan kondrin.
Jaringan tulang rawan tulang rawan terdiri atas tiga jenis, yaitu
tulang rawan hialin, tulang rawan elastik, dan tulang rawan fibrosa.
1) Tulang rawan hialin
Tulang rawan hialin merupakan bentuk tulang rawan yang
paling banyak terdapat serat kolagen dibandingkan dengan bentuk
lainnya. Matriksnya memiliki serat kolagen yang tersebar dalam
bentuk anyaman halus dan rapat. Tulang rawan hialin terdapat pada
saluran pernapasan dan ujung tulang rusuk.Tulang rawan hialin
bening seperti kaca.
2) Tulang rawan elastis
Susunan perikondrium, matriks, sel, dan lakuna pada tulang
rawan elastik sama dengan susunan pada tulang rawan hialin. Akan
tetapi, serat kolagen tulang rawan elastik tidak tersebar dan nyata
seperti pada tulang rawan hialin.Bentuk serat-serat elastik
bergelombang.Tulaang rawan elastik terdapat pada epiglotis dan
bagian luar telinga.
3) Tulang rawan fibrosa
Matriks tulang rawan fibrosa mengandung serabut kolagen
kasar dan tidak teratur, terletak di perlekatan ligamen, sambungan
tulang belakang, dan simfisis pubis.Sifat khas dari tulang rawan
fibrosa adalah lakuna-lakunanya bulat atau bulat telur dan berisi
sel-sel (kondrosit).

Ciri-ciri Kertilago Kartilago Kartilago elastic


Hialin fibrosa

Serabut Serabut Serabut kolagen Serabut elastis


kolagen yang yang padat dan dan serabut
halus kasar kolagen

Warna Putih Gelap dan keruh Keruh


matriks kebiru-biruan kekuning-kuninga
dan tembus n
cahaya
Letak Ujung tulang Ruas – ruas Epiglots, daun
keras, cakram tulang belakang, telinga, dan
efisis, simfisis pubis, bronkiolus
persendian, dan dan persedian
saluran
pernapasan

Fungsi Memberikan Menyokong dan Memberikan


kekuatan, melindungi flesibilitas dan
menyokong bagian dalamnya sebagai
rangka penyokong
embrionik,
menyokong
bagian tertentu
rangka dewasa,
dan membantu
pergerakan
persendian

Tabel 2. Perbandingan katilago hialin, fibrosa, dan elastic

Gambar 17. Jenis-jenis tulang rawan (a) hialin, (b) fibrosa, dan (c)
elastic

e. Jaringan tulang sejati (osteon)


Osteon merupakan penyusun kerangka tubuh yang tersusun dari
komponen non seluler berupa matriks dan komponen seluler. jaringan
ikat yang mengandung mineral. Sel tulang disebut osteosit. Osteosit
terletak di dalam lakuna. Osteosit dibentuk oleh osteoblas. Antara
osteosit yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh kanalikuli.
Gambar 18. Bagian-bagian tulang sejati

Matriks penyusun tulang adalah kolagen dan kalsium fosfat yang


memperkeras matriks sehingga tulang lebih keras daripada tulang rawan.
Jika strukturnya dilihat dengan mikroskop, tulang tersusun atas
unit-unit, yang dinamakan sistem Havers. Setiap sistem Havers
mengandung pembuluh darah yang merupakan penyuplai zat makanan bagi
tulang dan saraf.
Tulang dibungkus oleh selaput pembungkus tulang yang disebut
periosteum. Tulang berfungsi sebagai penyokong tubuh, alat gerak, dan
pelindung organ-organ dalam.

C. Jaringan Otot

Jaringan otot merupakan jaringan yang paling banyak terdapat


disebagian besar hewan. Struktur otot mempunyai kemampuan berkontraksi
untuk melakukan gerakan. Sel otot memiliki: sarkolema (membran plasma sel
otot), sarkolplasma (sitoplasma sel otot), sarkomer (satuan unit pita terang
dan gelap), miofibril (serabut sel otot) yang terdiri dari miofilamen, dan
miofilamen tebal mengandung miosin, sedangkan yang tipis mengandung aktin.
Gambar 19.Struktur Jaringan Otot
Perbedaan antara otot polos, otot rangka (otot lurik) dan otot jantung
No Ciri Otot Polos Otot Lurik Otot Jantung
1 Bentuk sel Gelendong dengan Silindris panjang Silindris dengan
kedua ujung ujung bercabang
meruncing dan dua atau lebih
bagian tengah
lebih lebar
2 Ukuran sel Panjang 30 – 200 Panjang 1 – 40 mm, Panjang 50 – 100
µm, Diameter 10 – 100 µm,
Diameter 5 – 10 µm Diameter 10 – 20
µm µm
3 Inti sel Bentuk oval, Bentuk lonjong, Bentuk lonjong
berjumlah satu di berjumlah banyak panjang, berjumlah
tengah sel di pinggir serat satu di tengah
serat
4 Pita gelap Tidak ada Ada Ada
terang
(lurik) pada
miofibril
5 Aktivitas Kontraksi lambat, Kontraksi cepat, Kontraksi cukup
tidak mudah lelah kuat, mudah lelah kuat, ritmis,
otomatis, tidak
mudah lelah
6 Pengaruh Saraf tak sadar Saraf sadar, otot Saraf tak sadar
saraf (saraf otonom), volunter (otot (saraf otonom),
otot involunter sadar) otot involunter
(otot tak sadar) (otot tak sadar)
7 Letak Saluran Melekat pada Jantung
pencernaan, tulang rangka
dinding pembuluh
darah, pembuluh
limfa, saluran
pernapasan,
saluran reproduksi,
kandung kemih,
dermis, iris dan
korpus siliaris
mata

Tabel 3. Perbandingan otot polos, otot lurik, dan otot jantung

D. Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersebar secara luas di dalam tubuh. Jaringan saraf
terdapat paling banyak (98%) pada susunan saraf pusat otak dan medula
spinalis (sumsum tulang belakang), sisanya terdapat pada susunan saraf tepi.
Jaringan saraf berfungsi menghimpun rangsangan dari lingkungan, mengubah
rangsangan menjadi impuls saraf, meneruskan impuls ke bagian penerimaan
yang terorganisasi, menafsirkan impuls, kemudian memberikan respon yang
tepat ke organ-organ efektor.

Gambar 20. Struktur sel saraf


Jaringan saraf tersusun dari sel saraf (neuron) dan sel penyokong
(neuroglia). Neuron berbentuk serabut panjang, neuroglia (neuron =saraf, glia
=lem) adalah sel berukuran kecil, menghasilkan mielin, berfungsi sebagai
penyokong neuron-neuron, dan menyatukan jaringan pada susunan saraf pusat.
Sepanjang hidup, sel saraf (neuron) tidak dapat melakukan regenerasi, tetapi
dapat puih kembali sesudah mengalami cedera pada tingkat tertentu.
Sementara itu, neuroglia dapat berproliferasi (memeperbanyak diri).
Bagian-bagian sel saraf terdiri atas:
1. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke
akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.
2. Inti Sel (Nukleus) adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur
kegiatan sel saraf (neuron).
3. Sitoplasma adalah cairan sel yang mengandung protein tinggi. Sitoplasma
dibungkus atau diselubungi oleh sel neurogia yang juga membantu sel
dalam memperoleh suplai makanan.
4. Dendrit adalah sekumpulan serabut sel saraf pendek yang
bercabang-cabang halus dan merupan perluasan dari badan sel. Dendrit
berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
5. Neurit (Akson) adalah sebuah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perluasan dari badan sel. Akson berfungsi untuk mengirimkan implus yang
telah diolah badan sel menuju sel saraf lainnya melalui sinapsis.akson
dilindungi oleh selubung mielin dan lemak.
6. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak
yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin
bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
7. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk
neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson). Berfungsi
menyediakan suplai makanan bagi metabolisme akson dan membantu
regenerasi akson.
8. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf.
Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu
nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
9. Sinapsis adalah ujung dari akson yang berfungsi meneruskan impuls
menuju ke neuron lainnya. Sinapsis dari suatu neuron akan terhubung
dengan dendrit dari neuron lainnya.

Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung


dendrit dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf
lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima
rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi
impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini
bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk
membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang
belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan
akson yang panjang.
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam
otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi
untuk menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf
sensorik ke sel saraf motorik.

E. Tumor dan Kanker


1. Tumor adalah benjolan atau pembengkakan akibat pertumbuhan sel–sel
abnormal yang tumbuh tidak terkontrol. Berdasarkan pertumbuhannya,
tumor dapat dibedakan dua jenis yaitu, tumor ganas dan tumor jinak.
Tumor yang bersifat ganas disebut kanker.
2. Kanker ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan
kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan lain, baik dengan
pertumbuhan langsung pada jaringan yang bersebelahan (invasi) atau
dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Tumor jinak dapat
berubah menjadi tumor ganas, contohnya tumor jinak payudara jika
dibiarkan bertahun-tahun ada yang berubah menjadi ganas.

Gambar 21. Perbedaan tumor dengan kanker


Kepustakaan

Campbell & Reece Mittchell.2000. Biologi Edisi kelima Terj.dariBiology, oleh


Sutarmi & Sugiri. Jakarta: Erlangga.

Irnaningtyas.2013. Biologi Untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah.2009. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Pusat perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Suwarno.2009. Panduan Pembelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:


Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai