Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 1

“Masalah Pertumbuhan Ekonomi”

Nama Anggota :
Adelia Tri Putri (1987203020)
Anggun Dwi Julia (1987203022)
Resa Nurmalasari (1987203029)
Nanang Wibowo (1987203034)
Mata Kuliah : Teori Ekonomi Makro
Diampu oleh : Muhammad Hadianur, S.Pd., M.Pd

Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah.

Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal ini didasari oleh tiga
alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah. Kedua, selama keinginan dan kebutuhan selalu
tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampu memproduksi lebih banyak barang dan jasa
untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha menciptakan kemerataan
ekonomi (economic stability) melalui retribusi pendapatan (income redistribution) akan lebih
mudah dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Pertumbuhan ekonomi salah satu indikator yang sangat penting dalam melakukan analisi tentang
pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menujukkan
sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada
suatu periode tertentu. Indikator dalam menentukan apakah pertumbuhan ekonomi bergerak
positif atau tidak ada 3 jenis. Ketiga indikator itu adalah pendapatan per-kapita dan peningkatan
pendapatan nasional, jumlah pengangguran lebih kecil ketimbang jumlah tenaga kerjanya, dan
menurunnya tingkat kemiskinan. Sebaliknya, jika indikator-indikator tidak ditemukan atau
bahkan mengacu ke kondisi yang berlawanan, kondisi ekonomi negara tersebut sedang
mengalami kemunduran ekonomi. Jika dibiarkan terlalu lama, negara yang mengalami
kemunduran ekonomi dapat menjadi negara yang gagal dan masyarakatnya tidak sejahtera.
Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara
Cara melihat dan mengukur pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan
membandingkan semua komponen yang bisa mewakili kondisi ekonomi sebuah negara. Pada
dasarnya, terdapat 2 komponen yang dapat digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi.
Kedua komponen tersebut adalah Produk Nasional Bruto atau Gross National Product, dan
Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product.
1. Produk Nasional Bruto
Gross National Product atau Produk Nasional Bruto biasa disingkat sebagai GNP dan
PNB. GNP atau PNB tersebut adalah pendapatan atau pemasukan yang diperoleh negara
pada kurun waktu atau periode tertentu, berdasarkan pendapatan dari warga negaranya.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui jika pemasukan warga negara di
Indonesia yang sedang tinggal di luar negeri masih dihitung dalam GNP. Namun, bagi
warga negara asing di Indonesia, pendapatannya tidak ikut dihitung dalam GNP tersebut.
Pendapatan yang masuk ke dalam hitungan GNP juga harus dari produk atau barang jadi,
dilihat dari harga pasarannya pada periode atau kurun waktu yang akan diukur.
Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi negara melalui pendekatan GNP, negara
dapat membandingkan GNP pada periode berjalan dengan periode sebelumnya. Sebagai
contoh, saat ingin mengetahui besaran persentase pada tahun 2016, negara perlu mengetahui
jumlah GNP pada tahun 2016 dan di tahun 2015.
Kemudian, cara menghitung pertumbuhan ekonominya, GNP di tahun 2016 akan
dikurangi dengan GNP di tahun 2015, dan dibagi dengan GNP tahun 2015 lalu dikali dengan
100%. Dengan begitu, dapat diketahui apakah pertumbuhan ekonomi suatu negara bergerak
ke arah positif atau tidak dan dalam skala berapa persen.

2. Produk Domestik Bruto


Jika PNB dilihat berdasarkan pendapatan sebuah negara melalui penghasilan dari
seluruh warga negaranya, Produk Domestik Bruto atau PDB melihat pendapatan negara
melalui batas teritorial atau wilayah. Artinya, semua produksi yang terjadi dan dilakukan di
wilayah suatu negara, baik warga negara sendiri maupun warga negara asing, tergolong ke
dalam penghitungan PDB.
Begitupun sebaliknya pada pendapatan atau kegiatan produksi dari warga negara
sendiri di wilayah negara lain tidak akan dimasukkan dalam perhitungan PDB ini. Rumus
perhitungan PDB pun pada dasarnya serupa dengan GNP, yakni melihat perbandingan
antara PDB di periode berjalan dengan periode sebelumnya.
Sebagai contoh, menghitung PDB pada tahun 2015 juga membutuhkan data PDB pada
tahun 2014. Kemudian, PDB tahun 2015 dikurangi dengan PDB tahun 2014, dibagi dengan
PDB tahun 2014, lalu dikalikan 100%. Jadi, dapat terlihat bahwa proses penghitungan PDB
dan PNB sebenarnya tidak jauh berbeda kecuali pada jenis pemasukan yang didapatkan oleh
negara saja.

Contoh Penghitungan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara

Memahami tentang apa itu pertumbuhan ekonomi dan cara menghitungnya tentu akan
menjadi lebih mudah dengan melihat contohnya. Untuk itu, simak contoh penghitungan
pertumbuhan ekonomi sebuah negara berikut ini.

Penghitungan Pertumbuhan Ekonomi Menggunakan PDB


Di negara X, diketahui jumlah PDB tahun 2016 adalah 40 miliar. Sedangkan jumlah PDB negara
tersebut di tahun 2017 berhasil meningkat menjadi 43,2 miliar. Dari data PDB tersebut, dapat
diketahui pertumbuhan ekonomi negara X adalah sebagai berikut:

(PDBt – PDBt-1)
× 100%
PDBt-1

(PDB 2017 – PDB 2016)


× 100%
PDB 2016

(43,2−40)
= × 100%
40

3,2
= × 100%
40

= 8%
Jadi, dari data dan rumus penghitungan PDB tersebut, diketahui persentase pertumbuhan
ekonomi negara X adalah sebesar 8 persen jika dibandingkan dengan periode di tahun
sebelumnya.

Pentingnya Memahami Pertumbuhan Ekonomi dan Cara Hitungnya


Pertumbuhan ekonomi dapat menjadi acuan dalam menentukan kondisi ekonomi suatu
negara dan erat kaitannya dengan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi persentase pertumbuhan
ekonomi suatu negara, hampir dapat dipastikan rakyat negara tersebut juga memiliki hidup yang
semakin sejahtera.
Memahami tentang pertumbuhan ekonomi dan cara menghitungnya bukan hanya sekadar
untuk mengetahui persentase pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Melainkan, mengetahui
pertumbuhan ekonomi juga dapat menjadi dasar bagi pemerintah agar dapat membuat rencana
atau strategi agar kesejahteraan rakyat dapat tercapai.
Dengan memastikan pertumbuhannya senantiasa bergerak ke arah yang positif, sebuah
negara dapat menjanjikan kehidupan rakyatnya yang lebih baik. Negara yang berstatus sebagai
negara berkembang, seperti negara kita pun dapat menyandang status negara maju jika
pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu positif dan menjanjikan.
Tentunya, agar bisa mendapatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik dan tidak terjadi
kemunduran ekonomi, diperlukan usaha dari semua pihak. Tidak hanya dari pemerintah pusat
dan daerah, masyarakat dari berbagai kalangan juga memiliki andil yang sama besarnya agar
pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu membaik.
Dengan kata lain, jika pemerintah dan rakyat tidak bekerja sama dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, bukan tidak mungkin persentase pertumbuhannya akan kecil atau bahkan
menjadi minus.

Masalah Pertumbuhan Ekonomi


1. Terjadi inflasi
Kita ambil contoh, Berdasarkan data BPS, inflasi Indonesia pada tahun 2011 sebesar
3,79%. Inflasi yang terjadi di Indonesia disebabkan tingginya permintaan agregat, sementara
permintaan barang dan jasa tidak diimbangi dengan kemampuan produksi dan
kenaikan biaya produksi. Inflasi ditandai oleh kenaikan harga barang dan jasa secara
keseluruhan. Hal ini akan menimbulkan penurunan daya beli masyarakat terhadap barang
dan jasa.
Inflasi berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian, kurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja pemerintah, melemahnya nilai rupiah, dan ketidakstabilan
perekonomian negara. Berdasarkan sumbernya inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
inflasi tarikan permintaan dan inflasi dorongan biaya.
2. Tajamnya angka pengangguran dan kemiskinan
Permasalahan ekonomi makro yang tidak dapat dihindari, semakin banyak
pengangguran. Akibat perusahaan yang tidak mampu bersaing dan bertahan, akhirnya
bangkrut. Mau tidak mau harus melakukan PHK karyawan demi bisa berdiri. Harusnya bisa
merekrut karyawan baru, justru menambah angka pengangguran.
Maka hasil perekonomian uang pun juga mengenai dampak. Tingkat jual beli semakin
menurun, karena tidak ada sirkulasi uang. Tentu saja angka kemiskinan pun juga semakin
besar. Banyak masyarakat bawah yang kesulitan makan akibat pekerjaan yang sulit.
Realitanya memang angka kemiskinan di Indonesia lebih tinggi.

3. Rendahnya pertumbuhan ekonomi


Rendahnya pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu indikasi yang
dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan negara tersebut. Pertumbuhan
ekonomi dapat dilihat melalui tingkat produksi barang dan jasa yang dapat dihasilkan selama
satu periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti Indonesia sering
terkendala masalah modal dan investasi. Indonesia masih bergantung pada modal dari
investasi pihak asing untuk menunjang kegiatan ekonominya.
Lambatnya pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi naiknya harga minyak dunia.
Kenaikan harga minyak dunia merupakan akibat langkanya minyak mentah. Kelangkaan
disebabkan menipisnya cadangan minyak serta terhambatnya distribusi minyak. Kenaikan
harga minyak menyebabkan harga barang pokok lain ikut naik. Akibatnya, daya beli
masyarakat menjadi berkurang dan terjadi penurunan kegiatan ekonomi masyarakat.

4. Kesenjangan penghasilan
Penghasilan digunakan masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam
masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam masyarakat terdapat kelompok
masyarkat dengan penghasilan tinggi dan kelompok masyarakat dengan penghasilan
rendah. Masyarakat yang memiliki penghasilan tinggi mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya mulai dari kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier. Sementara itu, kelompok
masyarakat yang memiliki penghasilan rendah tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
meskipun kebutuhan yang paling dasar.
Perbedaan kelompok masyarakat dengan penghasilan tertentu menimbulkan
permasalahan kesenjangan penghasilan. Oleh karena itu, diperlukan peran pemerintah dalam
memeratakan penyaluran distribusi pendapatan. Hal ini dilakukan untuk meratakan
kemampuan masyarakat dalam menikmati hasil pembangunan. Selain itu, upaya pemerintah
dalam meratakan penghasilan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dan kecemburan
sosial masyarakat.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik dalam jangka waktu tertentu. Ketahui
apa saja faktor-faktor yang sesungguhnya berperan penting dalam mempengaruhi suatu
pertumbuhan ekonomi:
Faktor ekonomi
Berikut faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi:
1. Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber daya alam pada sumber alam atau tanah mencakup mengenai kesuburan tanah, letak
dan susunanya, kekayaan alam. Selain itu mencakup mineral, iklim, sumber air, atau sumber
lautan. Bagi pertumbuhan ekonomi ketersediaan sumber daya alam yang melimpah adalah
sangat baik dalam menunjang pembangunan.
2. Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
tidak semata-mata tergantung pada jumlah SDM saja, tapi lebih menekankan kepada
efisiensi mereka. Untuk mendorong agar SDM dapat bekerja secara efisien dan maksimal.
Maka diperlukan pembentukan modal insani, yaitu proses peningkatan ilmu pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan seluruh penduduk yang bersangkutan.
3. Akumulasi modal
Modal berati persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat direproduksi. Apabila stok
modal naik dalam waktu tertentu, maka disebut akumulasi modal atau pembentukan modal.
4. Tenaga manajerial dan organisasi produksi
Organisasi produksi merupakan bagian penting dalam proses pertumbuhan ekonomi.
Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dalam berbagai kegiatan
perekonomian. Organiasi produksi dilaksanakan dan diatur oleh tenaga manajerial dalam
berbagai kegiatan sehari-hari.
5. Teknologi
Perubahan teknologi dianggap faktor paling penting di dalam proses pertumbuhan ekonomi.
Perubahan dan kemajuan teknologi berkaitan dengan perubahan di dalam metode produksi
sebagai hasil pembaharuan atau teknik penelitian baru. Pada perubahan teknologi menaikkan
produktivitas buruh, modal, dan faktor produksi lainnya. Pembagian kerja dan perluasan
skala produksi Pada bagian tersebut spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan
peningkatan produktivitas. Kedua hal tersebut dapat membawa perubahan ke arah usaha
produksi skala besar.
Faktor Non-Ekonomi
Beberapa faktor-faktor non-ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yakni:
1. Faktor politik dan Administrasi Pemerintah
Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar bagi
pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang. olitik yang tidak stabil serta
pemerintahan yang lemah dan korup sangat menghambat kemajuan ekonomi.
2. Aspek sosial budaya
Aspek sosial budaya dalam kehidupan masyarakat meliputi sikap, tingkah laku, pandangan
masyarakat, motivasi kerja, atau kelembagaan masyarakat. Pendidikan dan kebudayaan barat
membawa arah penalaran dan skeptisisme menanamkan semangat baru serta memunculkan
kelas pedagang baru.
3. Susunan dan Tertib Hukum
Susunan dan tertib hukum serta pelaksanaan hukum dan peraturan perundang-undangan
yang keliru sering kali menghambat kemajuan ekonomi. Sehingga tidak mendukung
terlaksananya pertumbuhan ekonomi. Sehubungan dengan itu, maka hukum harus
dilaksanakan secara tertib dan konsekuen.

Cara Mengatasi Ketidakstabilan Pertumbuhan Ekonomi


1. Mendorong kebijakan fiskal yang efektif dalam mengatur pengeluaran dan pemasukan
negara
2. Meningkatkan usaha kecil menengah yang berpotensi (UKM)
3. Melakukan subsidi untuk barang-barang yang sulit dijangkau masyarakat
4. Melakukan transmigrasi sehingga menumpas kesenjangan
5. Meningkatkan produksi dalam negeri dan menekan laju impor
6. Menciptakan swasembada pangan

Anda mungkin juga menyukai