Dosen Pembimbing :
Musthari, S.Si, M.Biomed
Liza Mutia SKM, M.Biomed
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2
2.1 Sejarah Enzim .................................................................................. 2
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelaaran yang dapat diambil dari makalah ini adalah,
kita dapat mengetahui :
1. Sejarah dari enzim
2. Pengertian dari enzim
3. Sifat-sifat dari enzim
4. Fungsi spesifik, nomenklatur dan penggolongan enzim
5. Struktur dan fungsi dari enzim
6. Mekanisme kerja dari enzim
7. Faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim
8. Peranan enzim dalam metabolisme
BAB II
PEMBAHASAN
2
ase ditambahkan pada nama substrat enzim tersebut (contohnya: laktase,
merupakan enzim yang mengurai laktosa) ataupun pada jenis reaksi yang
dikatalisasi (contoh: DNA polimerase yang menghasilkan polimer DNA).
Penemuan bahwa enzim dapat bekerja diluar sel hidup mendorong
penelitian pada sifat-sifat biokimia enzim tersebut. Banyak peneliti awal
menemukan bahwa aktivitas enzim diasosiasikan dengan protein, namun beberapa
ilmuwan seperti Richard Willstätter berargumen bahwa proten hanyalah bertindak
sebagai pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat melakukan katalisis.
Namun, pada tahun 1926, James B. Sumner berhasil mengkristalisasienzim
urease dan menunjukkan bahwa ia merupakan protein murni. Kesimpulannya
adalah bahwa protein murni dapat berupa enzim dan hal ini secara tuntas
dibuktikan oleh Northrop dan Stanley yang meneliti enzim pencernaan pepsin
(1930), tripsin, dan kimotripsin. Ketiga ilmuwan ini meraih penghargaan Nobel
tahun 1946 pada bidang kimia.
Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya mengijinkan
struktur enzim ditentukan melalui kristalografi sinar-X. Metode ini pertama kali
diterapkan pada lisozim, enzim yang ditemukan pada air mata, air ludah, dan telur
putih, yang mencerna lapisan pelindung beberapa bakteri. Struktur enzim ini
dipecahkan oleh sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh David Chilton
Phillips dan dipublikasikan pada tahun 1965. Struktur lisozim dalam resolusi
tinggi ini menandai dimulainya bidang biologi struktural dan usaha untuk
memahami bagaimana enzim bekerja pada tingkat atom.
3
suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan
enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan
metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
Enzim ialah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi dan ikut beraksi
didalamnya sedang pada saat akhir proses enzim akan melepaskan diri seolah –
olah tidak ikut bereaksi dalam proses tersebut. Enzim merupakan reaksi atau
proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh makhluk hidup karena
adanya katalis yang mampu mempercepat reaksi. Koenzim mudah dipisahkan
dengan proses dialisis.
Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana
yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan
reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang
beracun. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah
bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim
yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari
bahan anorganik).
4
Meningkatkan kecepatan reaksi kimia tanpa merubah produk yang diharapkan
tanpa ikut bereaksi dengan substratnya, dengan demikian energi yang dibutuhkan
untuk menguraikan suatu substrat menjadi lebih sedikit.
4. Diperlukan dalam jumlah sedikit.
Reaksi enzimatis dalam metabolisme hanya membutuhkan sedikit sekali enzim
untuk setiap kali reaksi.
5. Bekerja bolak-balik
Enzim tidak mempengaruhi arah reaksi, sehingga dapat bekerja dua arah
(bolak-balik). Artinya enzim dapat menguraikan substrat menjadi senyawa
sederhana, dan sebaliknya enzim juga dapat menyusun senyawa-senyawa menjadi
senyawa tertentu.
5
masuk melewati membran sel. Energi yang dibebaskan pada reaksi pemecahan
substrat di luar sel tidak digunakan dalam proses kehidupan sel.
b) Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis
Oksidoreduktase, Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang
merupakan pemindahan elektron, hidrogen atau oksigen. Sebagai contoh adalah
enzim elektron transfer oksidase dan hidrogen peroksidase (katalase). Ada
beberapa macam enzim electron transfer oksidase, yaitu enzim oksidase,
oksigenase, hidroksilase dan dehidrogenase.
Transferase, enzim ini berperan mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari
suatu molekul ke molekul yang lain.
c) Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh enzim
adalah:
Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan ester karboksil.
Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida).
Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan polipeptida.
d) Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan
gugusan dari suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis, sebagai contoh
adalah:
L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi pengambilan
air dari malat sehingga dihasilkan fumarat.
Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan gugus karboksil.
e) Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi,
yaitu:
Rasemase, merubah l-alanin D-alanin
Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-5-fosfat
6
Cis-trans isomerase, merubah transmetinal cisrentolal
Intramolekul ketol isomerase, merubah D-gliseraldehid-3-fosfat dihidroksi aseton
fosfat
Intramolekul transferase atau mutase, merubah metilmalonil-CoA suksinil-CoA
7
Enzim memiliki fungsi mendasar yaitu menurunkan energi aktivasi
sehingga reaksi dapat berlangsung dalam suhu atau kondisi normal. Dengan kata
lain enzim berfungsi sebagai unsur katalitik atau sebagai katalisator dalam suatu
reaksi. Dalam melaksanakan katalisis ada empat langkah yang dibutuhkan enzim
yaitu:
1. Substrat berikatan dengan enzim. Substrat atau banyak substrat berikatan pada
situs aktif (active site) untuk membentuk kompleks substrat-ezim.
2. Terinduksi hingga pas (induced fit). Enzim yang berikata ndengan substrat
menginduksi perubahan bentuk enzim sehingga substrat lebih pas pada tempat
yang lebih sempit di bagian situs aktif (induced fit). Induced fit dapat
didefinisikan sebagai perubahan enzim yang reversibel.
3. Katalisis. Saat terjadinya katalisis dalam reaksi, substrat atau banyak substrat
berubah dengan cara yang spesifik, contoh dengan modifikasi kimiawi,
pembelahan (cleavage) atau penggabungan substrat yang berlipat ganda. Pada
langkah katalisis ini, terdapat dua macam jenis yaitu turnover number atau
pergantian jumlah dan bidirectional atau dua arah. Pergantian jumlah yaitu
katalisis terjadi sangat cepat sehingga satu molekul enzim dapat mengubah lebih
dari 1000 molekul substrat per detik. Sedangkan dua arah yaitu enzim yang sama
mengatalisis reaksi tertentu dalam dua arah ke depan atau sebaliknya.
4. Langkah terakhir:Produk dilepaskan. Terjadinya pelepasan produk reaksi dari
situs aktif, dan enzim tetap dalam bentuk aslinya. Enzim selanjutnya dapat
meninggalkan situs aktif dan digunakan kembali dengan substrat yang baru
8
Substrat dapat beriakatan dengan enzim jika enzim memiliki sisi aktif sebagai
tempat melekat substrat. Hubungan antara enzim dan substrat terjadi pada sisi
aktivasi dan hubungan tersebut membentuk ikatan yang lemah. perhatikan skema
berikut:
b. Induced Fit Theory(Teory Ketepatan Induksi)
Teori ini dikemukakan oleh Daniel Koshland. Menurutnya, sisi aktif enzim
bersifat fleksible. Akibatnya, sisi aktif enzim dapat berubah bentuk menyesuaikan
bentuk substrat. Teori ini sesuai dengan kerja enzim yang sesungguhnya.
Perhatikan skema berikut:
9
yang dibutuhkan dalam kondisi lingkungan optimal yaitu pengaturan suhu dan
pengaturan pH. Suhu memiliki dua pengaruh utama yaitu pengaruh terhadap
reaksi serta terjadinya denaturasi. Pengaruh terhadap reaksi yaitu untuk enzim
pada umumnya semakin adanya peningkatan pada suhu maka akan terjadi
peningkatan kecepatan reaksi, molekul bergerak lebih cepat dikarenakan kenaikan
suhu sehingga akan banyak berinteraksi. Penurunan suhu tentunya akan berakibat
sebaliknya. Ketika suhu mencapai serta melampaui batas tertentu, maka akan
terjadi denaturasi. Definisi denaturasi adalah perubahan permanen yang
menginaktivasi enzim.
Saat terjadi denaturasi, ikatan kimia terputus dan enzim kehilangan bentuk
spesifiknya. pH atau ukuran kadar ion OH atau H pada lingkungan. Apabila pH
lingkungan terlalu asam atau basa dapat menyebabkan denaturasi enzim.
Umumnya, pH optimun enzim adalah dalam pH netral (pH 7). Hal menarik dari
enzim pencernaan adalah bekerja optimum pada pH 2.
3. Inhibitor
Pengertian inhibitor adalah molekul yang berikatan secara selektif pada
enzim dan menghambat aktivitas enzim. Enzim dapat berikatan dengan inhibitor
secara reversibel ataupun ireversibel. Ada dua macam inhibitor yaitu inhibitor
kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.
Inhibitor kompetitif memiliki bentuk seperti substrat normal dan bersaing
dengan substrat normal tersebut untuk berikatan dengan situs aktif enzim. Oleh
karena itu, pengikatan inhibitor memblokade situs aktif terhadap substrat. Apabila
inhibitor bersifat reversibel dapat diatasi dengan menambahkan konsentrasi
substrat.
Inhibitor kompetitif mengikat bagian enzim yang lain selain situs aktif
(active site). Pengikatan inhibitor ini dapat mengubah bentuk situs aktif enzim
sehingga tidak dapat mengikat substrat.
10
Reaksi kimia akan berjalan lebih cepat dengan adanya asupan energi dari
luar (umumnya pemanasan), maka reaksi kimia yang terjadi pada di dalam tubuh
manusia harus diikuti dengan pemberian panas dari luar. Metabolisme merupakan
sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup untuk menjaga
kelangsungan hidup. Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis molekul besar menjadi
molekul yang lebih kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari
molekul yang lebih kecil (katabolisme). Enzim berperan dalam menurunkan
energi aktivasi menjadi lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan
pemberian panas dari luar. Kerja enzim dengan cara menurunkan energi aktivasi
sama sekali tidak mengubah ΔG reaksi (selisih antara energi bebas produk dan
reaktan). Selain itu, enzim menimbulkan pengaruh yang besar pada kecepatan
reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung
selama beberapa minggu atau bulan di bawah kondisi laboratorium normal dapat
terjadi hanya dalam beberapa detik di bawah pengaruh enzim di dalam tubuh.
a). Enzim- enzim yang terlibat alam proses metabolisme sebagai berikut:
1. Enzim katalase.
Enzim katalase berfungsi membantu pengubahan hidrogen peroksida menjadi air
dan oksigen. Katalase 2H2O2 → 2H2O + O2
2. Enzim oksidase.
Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan O2 dengan suatu substrat
yang pada saat bersamaan juga mereduksikan O2, sehingga terbentuk H2O.
3. Enzim hidrase.
Enzim hidrase berfungsi menambah atau mengurangi air dari suatu senyawa tanpa
menyebabkan terurainya senyawa yang bersangkutan. Contoh: fumarase, enolase,
akonitase.
4. Enzim dehidrogenase.
Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hidrogen dari suatu zat ke zat yang
lain.
5. Enzim transphosforilase.
Enzim transphosforilase berfungsi memindahkan H3PO4 dari molekul satu ke
molekul lain dengan bantuan ion Mg2+.
11
6. Enzim karboksilase.
Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan asam organik secara bolak-balik.
Contoh pengubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dibantu oleh karboksilase
piruvat.
7. Enzim desmolase.
Enzim desmolase berfungsi membantu dalam pemindahan atau penggabungan
ikatan karbon. Contohnya, aldolase dalam pemecahan fruktosa menjadi
gliseraldehida dan dehidroksiaseton.
8. Enzim peroksida.
Enzim peroksida berfungsi membantu mengoksidasi senyawa fenolat, sedangkan
oksigen yang dipergunakan diambil dari H2O2.
BAB III
PENUTUP
12
3.1 Kesimpulan
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di
dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan
dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia.
Secara umum enzim berfungsi sebagai katalis dan memiliki peranan
penting dalam reaksi metabolisme, yaitu sebagai biokatalisator dan modulator.
Untuk dapat bekerja pada suatu zat atau substrat harus ada hubungan atau kontak
antara enzim dengan substrat (kompleks enzim-substrat).
Enzim digolongkan menurut tipe reaksi yang diikutinya dan mekanisme
reaksi, sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut substratnya,
misalnya urease, arginase dan lain-lain. Adapun beberapa faktor yang
mempengaruhi kerja enzim, yaitu konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu,
pH, produk/hasil reaksi, aktivator, dan inhibitor.
3.2 SARAN
Makalah ini membahas tentang Enzim dan Peran Enzim dalam
Metabolisme yang merupakan salah satu materi dari mata kuliah Biokimia, di
harapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat memahami tentang
Enzim dan peranan enzim dalam metabolisme dalam mata kuliah biokimia.
DAFTAR PUSTAKA
http://kuantannet.blogspot.com/2016/12/makalah-enzim.html
13
http://novelindarau.blogspot.com/2016/11/makalah-biokimia-peran-enzim-
dalam.html
14