Anda di halaman 1dari 16

Dinda Zalsa Maulidya

041811333166

Manajemen Keuangan Pemerintah


Resume Kebijakan Akuntansi dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Bagian 3

Kebijakan Akuntansi & SAPD-Kas dan Setara Kas


Definisi dan Klasifikasi
 Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan pemerintah daerah yang sangat likuid yang siap
dijabarkan/dicairkan menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan.
(PSAP Nomor 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan)

 Setara Kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dijabarkan
menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan. (PSAP Nomor 1
tentang Penyajian Laporan Keuangan)

 Klasifikasi mencakup kas yang dikuasai, dikelola dan dibawah tanggung jawab:
a) Bendahara Umum Daerah (BUD)
 Saldo rekening kas daerah, yaitu saldo rekening-rekening pada bank yang
ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung penerimaan dan pengeluaran.
 Setara kas, antara lain berupa surat utang negara (SUN)/obligasi dan deposito
kurang dari 3 bulan, yang dikelola oleh bendahara umum daerah.
b) Selain BUD

Pihak-pihak Terkait
 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
a. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD)
Tugas:
1) mencatat transaksi/kejadian kas dan setara kas berdasarkan bukti-bukti transaksi
yang sah ke Buku Jurnal Umum
2) memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian kas dan setara kas ke dalam Buku
Besar masing-masing rekening (rincian objek)
3) membuat laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca dan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

b. Bendahara Penerimaan SKPD


Tugas: menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait
dengan proses pelaksanaan sistem akuntansi kas dan setara kas ke PPK-SKPD.

c. Bendahara Pengeluaran SKPD


Tugas: menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait
dengan proses pelaksanaan sistem akuntansi Kas dan Setara Kas ke PPK-SKPD.

d. Pengguna Anggaran (PA)


Tugas:
1) menandatangani laporan keuangan SKPD sebelum diserahkan dalam proses
penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh Fungsi Akuntansi PPKD pada
PPKD (PPK-PPKD)
2) menandatangani surat pernyataan tanggung jawab Pengguna Anggaran.

 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)


a. Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD)
Tugas:
1) mencatat transaksi/kejadian kas dan setara kas berdasarkan bukti-bukti transaksi
yang sah ke Buku Jurnal Umum;
2) memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian kas dan setara kas ke dalam Buku
Besar masing-masing rekening (rincian objek);
3) membuat laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan SAL (LPSAL), Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca dan Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK).

b. Bendahara Penerimaan PPKD


Tugas: menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait
dengan proses pelaksanaan sistem akuntansi kas dan setara kas ke fungsi akuntansi
PPKD (PPK-PPKD).

c. Bendahara Pengeluaran PPKD


Tugas: menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait
dengan proses pelaksanaan sistem akuntansi kas dan setara kas ke fungsi akuntansi
PPKD (PPK-PPKD).

d. PPKD
Tugas:
1) menandatangani laporan keuangan PPKD sebelum diserahkan dalam proses
penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh Fungsi Akuntansi PPKD (PPK-
PPKD)
2) menandatangani surat pernyataan tanggung jawab PPKD.

Dokumen yang digunakan


 Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi kas dan setara kas pada SKPD maupun
PPKD mengikuti dokumen terkait penerimaan kas dan pengeluaran kas pada sistem
akuntansi akun-akun Pendapatan-LO, Beban, Aset, Kewajiban, dan Ekuitas.

Pengakuan
 Investasi diakui saat terdapat pengeluaran kas atau aset lainnya yang dapat memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1) Mencatat memungkinkan pemerintah daerah memperoleh manfaat ekonomik dan
manfaat sosial atau jasa potensial di masa depan; atau
2) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai/andal
(reliable).

Pengukuran
 Dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya.
Apabila terdapat kas dalam bentuk valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan
kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Penyajian di Laporan Keuangan
 Saldo kas dan setara kas harus disajikan dalam Neraca dan Laporan Arus Kas.

Pengungkapan
 Dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) sekurang-kurangnya mengungkapkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Rincian kas dan setara kas;
2. Kebijakan manajemen setara kas; dan
3. Informasi lainnya yang dianggap penting.
Kebijakan Akuntansi & SAPD-Piutang
Definisi dan Klasifikasi
 Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain termasuk
wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. (Buletin Teknis SAP
Nomor 02 tahun 2005)

 Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang yang kemungkinan tidak
dapat diterima pembayarannya dimasa akan datang dari seseorang dan/atau korporasi
dan/atau entitas lain.
 Klasifikasi

Pihak-pihak Terkait
 Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD)
Tugas:
1) Mencatat transaksi/kejadian piutang berdasarkan bukti-bukti transaksi yang sah dan
valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca
2) Melakukan posting jurnal-jurnal transaksi/kejadian pendapatan LO dan pendapatan
LRA kedalam Buku Besar masing-masing rekening
3) Menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari LRA, LO, Neraca dan CaLK..

 Bendahara Penerimaan SKPD


Tugas:
1) Mencatat dan membukukan semua penerimaan ke dalam buku kas penerimaan SKPD
2) Membuat SPJ atas pendapatan
Dokumen yang digunakan

Pengakuan
 Piutang dapat diakui ketika:
a. diterbitkan surat ketetapan/dokumen yang sah; atau
b. telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan; atau
c. belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.

 Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan hak tagih diakui sebagai piutang, apabila


memenuhi kriteria:
a. harus didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara
jelas;
b. jumlah piutang dapat diukur;
c. telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan; dan
d. belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.

 Piutang Dana Bagi Hasil (DBH)


Dicatat sebagai piutang apabila alokasi definitif menurut Surat Keputusan Menteri
Keuangan telah ditetapkan, tetapi masih ada hak daerah yang belum dibayarkan sampai
dengan akhir tahun anggaran.

 Piutang Dana Alokasi Umum (DAU)


Diakui apabila akhir tahun anggaran masih ada jumlah yang belum ditransfer, yaitu
merupakan perbedaaan antara total alokasi DAU menurut Peraturan Presiden dengan
realisasi pembayarannya dalam satu tahun anggaran.

 Piutang Dana Alokasi Khusus (DAK)


Diakui pada saat Pemerintah Daerah telah mengirim klaim pembayaran yang telah
diverifikasi oleh Pemerintah Pusat dan telah ditetapkan jumlah difinitifnya, tetapi
Pemerintah Pusat belum melakukan pembayaran.

 Piutang Dana Otonomi Khusus (Otsus)


Diakui pada saat pemerintah daerah telah mengirim klaim pembayaran kepada
Pemerintah Pusat yang belum melakukan pembayaran.

 Piutang transfer lainnya diakui apabila:


a. dalam hal penyaluran tidak memerlukan persyaratan, apabila sampai dengan akhir
tahun Pemerintah Pusat belum menyalurkan seluruh pembayarannya, sisa yang belum
ditransfer akan menjadi piutang bagi daerah penerima;
b. dalam hal pencairan dana diperlukan persyaratan, timbulnya hak tagih pada saat
persyaratan sudah dipenuhi, tetapi belum dilaksanakan pembayarannya oleh
Pemerintah Pusat.
Pengukuran
 Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap
tagihan yang:
1) Ditetapkan berdasarkan surat ketetapan kurang bayar yang diterbitkan; atau
2) Telah ditetapkan terutang oleh Pengadilan Pajak untuk Wajib Pajak (WP) yang
mengajukan banding; atau
3) Masih proses banding atas keberatan dan belum ditetapkan oleh majelis tuntutan ganti
rugi.
 Berdasarkan peristiwa perikatan:
a. Pemberian pinjaman
Diakui sebesar jumlah yang dikeluarkan dari kas daerah dan/atau apabila berupa
barang/jasa harus dinilai dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan atas barang/jasa
tersebut.

b. Penjualan
Diakui sebesar nilai sesuai naskah perjanjian penjualan yang terutang (belum dibayar)
pada akhir periode pelaporan.

c. Kemitraan
Diakui berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan dalam naskah perjanjian
kemitraan.

d. Pemberian fasilitas/jasa
Diakui berdasarkan fasilitas atau jasa yang telah diberikan oleh pemerintah pada akhir
periode pelaporan, dikurangi dengan pembayaran atau uang muka yang telah diterima.

 Berdasarkan peristiwa transfer antar pemerintahan


a. Dana Bagi Hasil
Diakui sebesar nilai yang belum diterima sampai dengan tanggal pelaporan dari
setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan transfer yang berlaku

b. Dana Alokasi Umum


Diakui sebesar jumlah yang belum diterima, dalam hal terdapat kekurangan transfer
DAU dari Pemerintah Pusat ke kabupaten.

c. Dana Alokasi Khusus


Diakui sebesar klaim yang telah diverifikasi dan disetujui oleh Pemerintah Pusat

 Berdasarkan peristiwa ganti kerugian


1. Disajikan sebagai aset lancar sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan
yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan ke depan berdasarkan surat ketentuan
penyelesaian yang telah ditetapkan;
2. Disajikan sebagai aset lainnya terhadap nilai yang akan dilunasi di atas 12 bulan
berikutnya

Penyajian di Laporan Keuangan


a. Piutang disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value).
Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah selisih antara nilai nominal piutang
dengan penyisihan piutang. Penggolongan kualitas piutang merupakan salah satu
dasar untuk menentukan besaran tarif penyisihan piutang.

b. Piutang disajikan sebagai bagian dari Aset Lancar.

Pengungkapan
 Informasi terkait piutang diungkapkan CaLK. Informasi dimaksud dapat berupa:
1. kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian, pengakuan dan pengukuran
piutang;
2. rincian jenis-jenis, saldo menurut umur untuk mengetahui tingkat kolektibilitasnya;
3. penjelasan atas penyelesaian piutang;
4. jaminan atau sita jaminan jika ada. Khusus untuk tuntutan ganti rugi/tuntutan
perbendaharaan juga harus diungkapkan piutang yang masih dalam proses
penyelesaian, baik melalui cara damai maupun pengadilan.
Kebijakan Akuntansi & SAPD-Persediaan
Definisi dan Klasifikasi
 Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. (PSAP
Nomor 05 Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010)

 Klasifikasi
o Memenuhi salah satu kriteria yang disebutkan dalam PSAP Nomor 05
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah. Termasuk dalam kelompok ini adalah barang pakai habis
seperti alat tulis kantor, barang tak pakai habis seperti komponen peralatan dan
pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas;
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi.
Persediaan dalam kelompok ini meliputi bahan yang digunakan dalam proses
produksi seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian, dan lain-lain;
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat. Contoh persediaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah
alat-alat pertanian setengah jadi;
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam
rangka kegiatan pemerintahan. Contohnya adalah hewan/tanaman.
o Dalam Bagan Akun Standar
Pihak-pihak Terkait
 Bendahara Barang atau Pengurus Barang
Tugas: untuk menyiapkan dan menyampaikan dokumen- dokumen atas pengelolaan
persediaan.

 Bendahara Pengeluaran
Tugas: untuk menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi tunai
yang berkaitan dengan persediaan.

 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan


 Dalam sistem akuntansi persediaan, pejabat pelaksana teknis kegiatan bertugas untuk
menyiapkan dokumen atas beban pengeluaran pelaksanaan pengadaan persediaan.

 Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD


Dalam sistem akuntansi persediaan, pejabat penatausahaan keuangan SKPD bertugas
untuk melakukan proses akuntansi persediaan yang dimulai dari jurnal hingga penyajian
laporan keuangan SKPD.

Dokumen yang digunakan


 Bukti Belanja Persediaan
Dokumen sumber untuk melakukan jurnal pengakuan beban persediaan dan belanja
persediaan dengan cara pembayaran UP.

 Berita Acara Serah Terima Barang


Dokumen sumber untuk melakukan jurnal atas pengakuan beban persediaan dengan cara
pembayaran LS.

 Berita Acara Pemeriksaan Persediaan


Dokumen sumber untuk melakukan jurnal penyesuaian untuk pengakuan beban
persediaan setelah dilakukannya stock opname.

 SP2D LS
Dokumen sumber untuk pengakuan belanja persediaan dengan cara pembayaran LS.

Pengakuan
 Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah daerah dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal dan pada saat diterima atau
hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
 Pengakuan Beban Persediaan :
a) Dalam pendekatan aset, pengakuan beban persediaan diakui ketika persediaan telah
dipakai atau dikonsumsi.
b) Dalam pendekatan beban, setiap pembelian persediaan akan langsung dicatat sebagai
beban persediaan.
 Selisih Persediaan

Pengukuran dan Penyajian


 Persediaan disajikan sebesar:
a) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian.
b) Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri.
c) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi.
 Persediaan disajikan sebagai bagian dari aset lancar.

Sistem Pencatatan Persediaan


 Metode Perpetual
Digunakan untuk jenis persediaan yang berkaitan dengan operasional utama di SKPD dan
membutuhkan pengendalian yang kuat
 Metode Periodik
Digunakan untuk persediaan yang sifatnya sebagai pendukung kegiatan SKPD.

Pengungkapan
 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah mengungkapkan:
1. kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan
2. penjelasan lebih lanjut persediaan
3. jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.
Kebijakan Akuntansi & SAPD-Investasi
Definisi dan Klasifikasi
 Investasi merupakan aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik
seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

 Klasifikasi berdasarkan jangka waktunya : (PSAP Berbasis Akrual Nomor 06 tentang


Investasi) :
c) Investasi Jangka Pendek
 Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan dalam waktu 3 bulan sampai dengan 12
bulan.
 Biasanya digunakan untuk tujuan manajemen kas dimana pemerintah daerah dapat
menjual investasi tersebut jika muncul kebutuhan akan kas.
 Biasanya berisiko rendah
 Dalam Bagan Akun Standar:
1. Investasi dalam Saham 6. Investasi Jangka Pendek
2. Investasi dalam Deposito BLUD
3. Investasi dalam SUN 7. Investasi Jangka Pendek
4. Investasi dalam SBI Lainnya
5. Investasi dalam SPN
d) Investasi Jangka Panjang
Merupakan investasi yang pencairannya memiliki jangka waktu lebih dari 12 bulan.
Investasi jangka panjang dibagi menurut sifatnya:
 Investasi Jangka Panjang Nonpermanen
o Dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan atau suatu waktu akan
dijual atau ditarik kembali.
o Dalam Bagan Akun Standar
1. Investasi kepada Badan Usaha Milik Negara
2. Investasi kepada Badan Usaha Milik Daerah
3. Investasi kepada Badan Usaha Milik Swasta
4. Investasi dalam Obligasi
5. Investasi dalam Proyek Pembangunan
6. Dana Bergulir
7. Deposito Jangka Panjang
8. Investasi Non Permanen Lainnya

 Investasi Jangka Panjang Permanen


o Dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan atau tidak untuk
diperjualbelikan atau ditarik kembali.
o Dalam Bagan Akun Standar
1. Investasi Penyertaan Modal Kepada BUMN
2. Penyertaan Modal Kepada BUMD
3. Penyertaan Modal Kepada Badan Usaha Milik Swasta
4. Investasi Permanen Lainnya
Pihak-pihak Terkait
 Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD)
Melaksanakan fungsi akuntansi PPKD yang memiliki tugas sebagai berikut:
1. Mencatat transaksi/kejadian investasi berdasarkan bukti-bukti transaksi yang sah ke
Buku Jurnal Umum.
2. Memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke dalam Buku Besar masing-
masing rekening (rincian objek).
3. Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan SAL (LPSAL), Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK).

 PPKD
Tugas:
1. Menandatangani laporan keuangan PPKD sebelum diserahkan dalam proses
penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh fungsi akuntansi PPKD
2. Menandatangani surat pernyataan tanggung jawab PPKD.

Dokumen yang digunakan


Pengakuan
 Investasi diakui saat terdapat pengeluaran kas atau aset lainnya yang dapat memenuhi
kriteria sebagai berikut:
3) Mencatat memungkinkan pemerintah daerah memperoleh manfaat ekonomik dan
manfaat sosial atau jasa potensial di masa depan; atau
4) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai/andal
(reliable).

Pengukuran
 Pengukuran Investasi Jangka Pendek
a) Dalam bentuk surat berharga
o Apabila terdapat nilai biaya perolehannya, maka dicatat sebesar biaya perolehan
yang di dalamnya mencakup harga investasi, komisi, jasa bank, dan biaya lainnya.
o Apabila tidak terdapat biaya perolehannya, maka dicatat sebesar nilai wajar atau
harga pasarnya.
b) Dalam bentuk non-saham
Dicatat sebesar nilai nominalnya, misalnya deposito berjangka waktu 6 bulan.

 Pengukuran Investasi Jangka Panjang


a) Investasi Permanen
Dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi berkenaan
ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi berkenaan.
b) Investasi Nonpermanen
o Dimaksudkan tidak untuk dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar nilai
perolehannya.
o Investasi dalam bentuk dana talangan untuk penyehatan perbankan yang akan
segera dicairkan dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan.
o Penanaman modal di proyek-proyek pembangunan pemerintah daerah (seperti
proyek PIR) dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan
untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian
proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga.

 Pengukuran investasi yang diperoleh dari nilai aset yang disertakan sebagai investasi
pemerintah daerah, dinilai sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi tersebut jika
harga perolehannya tidak ada.

 Pengukuran investasi yang harga perolehannya dalam valuta asing harus dinyatakan
dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku
pada tanggal transaksi.

Metode Penilaian Investasi


 Metode biaya
o Dicatat sebesar biaya perolehan.
o Hasil dari investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak
mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait.

 Metode ekuitas
o Dicatat sebesar biaya perolehan investasi awal dan ditambah atau dikurangi bagian
laba atau rugi sebesar persentasi kepemilikan pemerintah daerah setelah tanggal
perolehan.
o Bagian laba yang diterima pemerintah daerah, tidak termasuk dividen yang diterima
dalam bentuk saham, akan mengurangi nilai investasi pemerintah daerah dan tidak
dilaporkan sebagai pendapatan.
o Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi
kepemilikan investasi pemerintah daerah, misalnya adanya perubahan yang timbul
akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.
 Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan
o Dicatat sebesar nilai realisasi yang akan diperoleh di akhir masa investasi.
o Digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu
dekat.

 Penggunaan metode-metode tersebut di atas didasarkan pada kriteria sebagai berikut:


a) Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya.
b) Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki
pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas.
c) Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas.
d) Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang
direalisasikan.

 Dalam kondisi tertentu, kriteria besarnya prosentase kepemilikan saham bukan


merupakan faktor yang menentukan dalam pemilihan metode penilaian investasi, tetapi
yang lebih menentukan adalah tingkat pengaruh (the degree of influence) atau
pengendalian terhadap perusahaan investee. Ciri-ciri adanya pengaruh atau pengendalian
pada perusahaan investee, antara lain:
a) Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan komisaris;
b) Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi;
c) Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan investee;
d) Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat/pertemuan dewan
direksi.

Penyajian di Laporan Keuangan


 Investasi jangka pendek, disajikan sebagai bagian dari Aset Lancar
 Investasi jangka panjang, disajikan sebagai bagian dari Investasi Jangka Panjang yang
kemudian dibagi ke dalam Investasi Nonpermanen dan Investasi Permanen.
Pengungkapan
 Dalam Catatan atas Laporan Keuangan sekurang-kurangnya mengungkapkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;
2. Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen;.
3. Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka
panjang;
4. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut;
5. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya;
6. Perubahan pos investasi.

Anda mungkin juga menyukai