Perda 48
Perda 48
SALINAN
PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA
NOMOR 2 TAHUN 2003
TENTANG
PAJAK RESTORAN
WALIKOTA SURABAYA,
140
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah Kota Besar dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Timur/ Jawa Tengah/ Jawa Barat dan
Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1965 (
Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2730 );
141
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KOTA SURABAYA
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
142
8. Pembayaran, adalah jumlah yang diterima atau
seharusnya diterima atas pelayanan sebagai
pembayaran yang dilakukan oleh pengunjung
(konsumen) kepada restoran ;
143
15. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
Tambahan yang dapat disingkat SKPDKBT, adalah
surat ketetapan yang menentukan tambahan pajak
atas jumlah pajak yang telah ditetapkan ;
144
21. Pemeriksaan, adalah serangkaian kegiatan untuk
mencari, mengumpulkan, mengolah data dan /atau
keterangan lainnya guna menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban Perpajakan Daerah dan untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan Perpajakan daerah;
BAB II
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK PAJAK
Pasal 2
Pasal 3
145
BAB III
DASAR PENGENAAN, TARIF DAN
CARA PERHITUNGAN PAJAK
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
BAB IV
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 7
BAB V
TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK
Pasal 8
146
(2) Dalam hal Pengusaha Restoran tidak menambahkan
Pajak Restoran sebagaimana dimaksud pada ayat 1,
jumlah pembayaran telah termasuk Pajak Restoran.
BAB VI
MASA PAJAK, SAAT PAJAK TERUTANG DAN
SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
147
(6) Apabila SPTPD tidak disampaikan dalam jangka
waktu yang telah ditentukan sebagaimana pada ayat 4
dan telah ditegur secara tertulis, dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen)
sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat
dibayar, untuk jangka waktu paling lama 24 (dua
puluh empat) bulan sejak saat terutangnya pajak ;
BAB VII
TATA CARA PENETAPAN PAJAK
Pasal 12
148
(4) Apabila SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu 30 (tiga
puluh) hari sejak SKPD diterima, dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen)
sebulan dan ditagih dengan menerbitkan STPD.
Pasal 13
Pasal 14
(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat
terutangnya pajak, Kepala Daerah dapat menerbitkan:
a. SKPDKB ;
b. SKPDKBT ;
c. SKPDN ;
149
(4) SKPDN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
diterbitkan apabila jumlah pajak yang terutang sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak
terhutang dan tidak ada kredit pajak ;
BAB VIII
JATUH TEMPO DAN
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 15
150
Pasal 16
BAB IX
TATA CARA PENAGIHAN PAJAK
Pasal 17
151
(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal
diterima Surat Teguran atau Surat Peringatan atau
surat lain yang sejenis, Wajib Pajak harus melunasi
pajak yang terutang ;
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
152
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
BAB X
KEBERATAN DAN BANDING
Pasal 24
(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan
keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau pejabat
atas suatu :
a. SKPD ;
b. SKPDKB ;
c. SKPDKBT ;
d. STPD ;
e. SKPDLB ;
f. SKPDN ;
153
(2) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus disampaikan secara tertulis dalam
bahasa Indonesia paling lama 3 (tiga) bulan sejak
tanggal SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD,
SKPDLB dan SKPDN diterima oleh Wajib Pajak,
kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan
bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena
keadaan di luar kekuasaannya ;
Pasal 25
154
Pasal 26
BAB XI
KERINGANAN DAN
PEMBEBASAN PAJAK
Pasal 27
BAB XII
PEMERIKSAAN
Pasal 28
155
(3) Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud ayat (1)
mempunyai tugas menguji kepatuhan pemenuhan
pembayaran pajak;
BAB XIII
PENGEMBALIAN KELEBIHAN
PEMBAYARAN PAJAK
Pasal 29
156
a. Nama dan alamat Wajib Pajak ;
b. Masa Pajak ;
c. Besarnya kelebihan pembayaran pajak ;
d. Alasan yang jelas ;
157
Pasal 30
BAB XIV
KEDALUWARSA
Pasal 31
BAB XV
PENGAWASAN
Pasal 32
158
(2) Penempatan peralatan sebagaimana dimaksud ayat
(1) harus disampaikan kepada wajib pajak tersebut
dalam hal ini managemen pengelola Restoran
dalam tenggang waktu yang cukup, dan seluruh
biaya yang ditimbulkan sebagai akibat
ditempatkannya peralatan tersebut menjadi
kewajiban Pemerintah Daerah ;
Pasal 33
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 34
159
(2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak
menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak
benar sehingga merugikan Keuangan Daerah dapat
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 2
(dua) tahun dan atau denda sebanyak–banyaknya 4
(empat) kali jumlah pajak yang terutang.
Pasal 35
BAB XVII
PENYIDIKAN
Pasal 36
160
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang
pribadi atau badan sehubungan dengan tindak
pidana di bidang perpajakan daerah ;
j. Menghentikan penyidikan ;
161
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal
ini, memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut
Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana.
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 37
Pasal 38
162
Pasal 39
Disahkan di Surabaya
pada tanggal 18 Januari 2003
WALIKOTA SURABAYA,
ttd
Diundangkan di Surabaya
pada tanggal 18 Januari 2003
SEKRETARIS DAERAH
KOTA SURABAYA,
ttd
ALISJAHBANA
ttd
163
PENJELASAN
TENTANG
PAJAK RESTORAN
I. UMUM
140
Pasal 5 : Cukup jelas
Pasal 6 : Cukup jelas
Pasal 7 : Cukup jelas
Pasal 8 : Cukup jelas
Pasal 9 : Cukup jelas
Pasal 10 : Cukup jelas
Pasal 11 : Cukup jelas
Pasal 12 : Cukup jelas
Pasal 13 : Cukup jelas
Pasal 14 : Cukup jelas
Pasal 15 ayat (3) : Dalam hal pembayaran dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah
(SSPD), dilampiri bill/bukti pembayaran
harian yang sudah diporporasi oleh Dinas
pendapatan.
141
Pasal 30 : Cukup jelas
Pasal 31 : Cukup jelas
Pasal 32 : Cukup jelas
Pasal 33 : Cukup jelas
Pasal 34 : Cukup jelas
Pasal 35 : Cukup jelas
Pasal 36 : Cukup jelas
Pasal 37 : Cukup jelas
142