Anda di halaman 1dari 3

Analisis Faktor Resiko Kemungkinan Menderita Obstruktive Sleep

Apneu pada Pekerja Ojek Online

Latar Belakang : Obstruksi Sleep Apnea adalah timbulnya episode abnormal pada frekuensi
napas yang berhubungan dengan penyempitan saluran nafas atas pada keadaan tidur, dapat
berupa henti napas (apnea) atau menurunnya ventilasi (hypopnea).1 Obstructive sleep apnea
merupakan bentuk umum sleep-disordered breathing (SDB) yang mempunyai dampak pada
kesakitan dan kematian sehingga menjadi beban dalam pelayanan kesehatan masyarakat.2 Tidur
dan bernafas merupakan bagian proses fisiologis yang mendasar dalam kehidupan manusia
sehari hari. Bila proses bernafas berhenti sementara dalam beberapa menit, kehidupan manusia
juga berhenti. Tidur merupakan bagian lain dari proses fisiologis tersebut, bila terjadi gangguan
pada proses tidur akan berakibat gangguan pada kualitas hidup.1Pernapasan yang berhenti
menyebabkan efek merugikan, termasuk desaturasi oksihemoglobin, fluktuasi tekanan darah dan
4
denyut jantung, peningkatan aktivitas simpatetik, cortical arousal dan fragmentasi tidur.
Kondisi ini telah menerima peningkatan perhatian selama 3 dekade terakhir. Sampai tahun 1981,
satu-satunya pengobatan yang efektif untuk OSA adalah trakeostomi.3

Pengertian ojek menurut J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, adalah “sepeda motor yang dibuat menjadi kendaraan umum untuk memboncengi
penumpang ketempat tujuannya”.5 Dengan makin bertambah perkembangan zaman semakin
bertambah pula ilmu mengenai komunikasi. Salah satunya adalah ojek online. Go-Jek atau ojek
online adalah aplikasi yang berbasis internet dengan sistem transportasi yang menggunakan jasa
angkutan hadir di Indonesia sebagai inovatif untuk mendorong perubahan sektor transportasi
informal agar dapat beroperasi, serta menghindari kemacetan yang ada di kota-kota besar. Jasa
transportasi angkutan menggunakan kendaraan roda dua (sepeda motor) dan biasa disebut ojek
online.5

Kondisi medis merupakan salah satu faktor individu terpenting bagi pengemudi yang
diindikasikan sebagai penyebab kecelakaan lalu lintas. Kondisi yang umum terjadi pada
kecelakaan yaitu obstructive sleep apneu (OSA).7 Suatu study yang dilakukan oleh
TeranSantos,dkk menunjukkan pasien yang mengalami OSA memiliki resiko kecelakaan
(adjusted OR) 7,2 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan pasien tanpa OSA. Scott
(2006),menyatakan excessive day time sleepinessterjadi pada pasien dengan OSA, dan kondisi
ini sangat potensial meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan pada pengendara terutama
kendaraan komersiil termasuk taksi. Hasil studi yang dilakukan tahun 1993 menunjukkan, 9%
perempuan dan 24% laki-laki memiliki apnea-hypopnea index lebih dari 5/jam. The National
Commision on Sleep Disorder Research menemukan 42% hingga 54% dari kecelakaan yang
terjadi terkait dengan kejadian OSA.6 Ada faktor resiko yang membuat seseorang memiliki resiko
tinggi untuk menderita Ostruksi Sleep Apnea diantaranya indeks massa tubuh (dihitung sebagai berat
dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi dalam meter), lingkar leher, dan rasio pinggang ke
panggul. Merokok adalah faktor risiko yang mungkin untuk OSA tetapi beberapa studi tentang
topik ini telah dilaporkan. Mekanisme hipotesis untuk peran merokok di OSA termasuk
peradangan saluran napas dan penyakit terkait merokok, serta efek dari menurunnya tingkat
nikotin darah pada stabilitas tidur. Dokter di pelayanan primer saat ini sedang didorong untuk
waspada terhadap gejala OSA yakni : mendengkur yang mengganggu, bernapas jeda, dan kantuk
di siang hari yang berlebihan pada pasien mereka.3

Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui faktor resiko penyebab terjadinya obstructive sleep
apneu pada pekerja ojek online

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah mengenai faktor
faktor resiko apa saja yang mempunyai hubungan dengan Obstruktive Sleep Apneu pada pekerja
ojek online
Daftar Pustaka
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II edisi IV. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
2. Young T, Palta M, Dempsey J, et al. 1993. The occurrence of sleep-disordered breathing
among middle aged adults. N Engl J Med, 328:1230-5
3. Kriger J, McNicholas WT, Levy P,et al.Public health and medicolegal implications of
sleep apnoea. Eur Respir J,2001;20:1594-1609
4. Sullivan CE, Issa FG, Berthon-Jones M, Eves L. Reversal of obstructive sleep apnoea by
continuous positive airway pressure applied through the nares. Lancet. 1981;1:862-865.
5. J.S.Badudu dan Sutan Mohammad, 1994, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PT.
Integraphic, Jakarta, hlm. 48.
6. Santos JT, Gomez J, Guevara C, The Association Between Sleep Apnea And The Risk
Of Traffic Accidents. NEJM 1999;340: 847-51.

Nama : Nera Mayadita Prihadi


No absen : H2A015029

Anda mungkin juga menyukai