Oleh
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas segala limpahan rahmat dan kasih-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan lancar. Saya
menyadari bahwa tugas ini masih memiliki banyak kekurangan, baik isi
maupun susunan kalimatnya.
Seiring dengan berakhirnya penyusunan makalah ini, sepantasnyalah
saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya juga menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau
kekurangan dalam makalah ini. Selain itu, saya berharap adanya kritik dan
saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan
........................................................................................................7
2. Menjadi masukan bagi pemerintah dan pihak lain dalam upaya mencari
pendekatan dan strategi terbaik untuk meningkatkan produksi cabai rawit.
TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Hipotesis
1. Diduga faktor luas panen dan harga tingkat produsen tahun sebelumnya
berpengaruh terhadap penawaran cabai merah.
2. Diduga faktor harga tingkat konsumen, pendapatan per kapita dan harga
barang komplementer berpengaruh terhadap permintaan cabai merah.
3. Diduga penawaran dan permintaan cabai merah di Indonesia adalah
konvergen atau menuju keseimbangan.
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Jika R/C ratio = 1 maka komoditi cabai rawit tidak untung dan tidak rugi
(impas).
3. Jika R/C ratio <1 maka komoditi cabai rawit tidak baik untuk diproduksi.
3.6 Konsep Operasional
2. Faktor produksi adalah input yang digunakan untuk memproduksi cabai rawit
berupa luas lahan, tenaga kerja, saprodi (bibit, pupuk dan obat-obatan).
3. Produksi adalah hasil yang diperoleh petani cabai rawit pada saat panen dalam
waktu satu musim tanam.
4. Luas lahan adalah ukuran permukaan lahan yang diusahakan oleh petani
dalam melakukan aktivitas selama satu periode tanam yang dinyatakan dalam
hektar.
5. Benih adalah cikal bakal tumbuhan berupa biji yang sengaja disiapkan untuk
ditanamyang dinyatakan dengan kilogram.
6. Pupuk adalah bahan atau unsur hara yang diberikan kedalam lahan dimana
dihitung dari jumlah pupuk yang digunakan (Urea,TSP,KCL) dengan
kilogram/karung.
7. Pestisida adalah zat yang digunakan untuk pemberantasan hama dan
penyakit yang mengganggu tanaman cabai rawit dengan satuan milliliter
atau gram.
9. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang
mempengaruhi hasil produksi seperti biaya pupuk, benih, pestisida,
tenaga kerja, dan biaya pemeliharaan yang dinyatakan dalam rupiah.
10. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan tanpa mempengaruhi hasil
produksi, seperti pajak lahan, penyusutan alat, dan irigasi yang
dinyatakan dalam rupiah.
11. Penerimaan adalah hasil yang diperoleh dari perkalian antara produksi
lada dengan harga jual cabai rawit yang ada diDesa PaccingKecamatan
Patimpeng Kabupaten Bone.
12. Pendapatan adalah hasil yang diperoleh petani cabai rawit dan selisih
penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
cabai rawit diDesa PaccingKecamatan Patimpeng Kabupaten Bone.