Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PRAKTIKUM KESETIMBANGAN KIMIA

VOLUME MOLAL PARSIAL

Nama : Halimatus Sa’diah


NIM : 161810301029
Kelompok : 4
Asisten : Widya Puspitasari

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Molalitas merupakan jumlah mol solute tiap kilogram solvent. Molalitas merupakan
perbandingan jumlah mol zat terlarut dengan masssa pelarut yang dihitung dalam satuan
kilogram (Brady, 1990). Larutan merupakan campuran homogen yang semua bagiannnya
mempunyai sifat yang sama. Larutan terdiri dari zat terlarut dan zat pelarut. Jumlah zat
pelarut lebih banyak dari pada zat terlarut. Larutan dikatakan ideal jika larutan tersebut
mengikuti hukum Roult pada seluruh kisaran komposisi sistem tersebut (Hiskia, 1990).
Penentuan volum molal parsial digunakan untuk penentuan nilai tekanan uap campuran
dan pencampuran zat pada suhu tertentu. Penentuan jumlah molar parsial dengan menghitung
volum molar juga digunakan untuk mengetahui bagaimana perubahan sifat-sifat larutan
seiring dengan perubahan konsentrasi. Penerapan atau aplikasi penentuan volum molal parsial
yakni berfungsi dalam volum molar parsial protein, analisis dekomposisi volum, Perubahan
volum pada transisi struktural protein, dan perubahan volum pada ligan mengikat protein
(Imai, 2007).
Percobaan volum molal parsial bertujuan untuk menentukan volum molar parsial
komponen dalam larutan yang berupa NaCl menggunakan berbagai variasi konsentrasi.
Percobaan ini menggunakan piknometer sebagai alat pengukur massa jenis larutannya.
Temperatur dan densitas larutan juga berpengaruh pada hasil percobaan kali ini. Hasil yang
didapatkan dari percobaan kali ini digunakan untuk mencocokkan pemahaman teori mengenai
hubungan konsentrasi dan volum molar parsial dengan hasil yang diperoleh dalam praktikum.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang sesuai dengan latar belakang percobaan diatas antara lain:
1. Bagaimana volum molal parsial setiap larutan NaCl dengan variasi konsentrasi?
2. Bagaimana korelasi antara volum molal parsial dan konsentrasi NaCl yang digunakan
dalam percobaan?

1.3 Tujuan
Tujuan pada praktikum kali ini yaitu:
1. Mengetahui volume molal parsial setiap larutan NaCl dengan variasi konsentrasi
2. Menegetahui korelasi antara volume molal parsial dan konsentrasi NaCl yang
digunaan dalam percobaan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)


2.1.1 Akuades
Akuades atau yang dikenal sebagai air mempunyai rumus kimia berupa H2O. Sifat-
sifat fisik air antara lain tidak berbau, tidak berwarna, mempunyai pH netral sebesar 7, tidak
berasa, mempunyai titik didih sebesar 1000C, mempunyai berat molekul 18.2 g/mol, massa
jenis 1 g/L, tekanan uap sebesar 2,3 kPa, tidak bersifat korosif, sensitif, permeator maupun
mengiritasi mata, kulit, dan tertelan bahan ini. Akuades juga tidak memiliki efek karsinogenik
maupun mutagenik sehingga tidak berbahaya apabila terhirup. Bahan ini tidak mudah
meledak dan terbakar sehingga tidak memerlukan penanganan khusus akibat kebakaran.
Akuades yang tumpah dapat ditangani dengan mengepel dan membersihkan bagian yang
terkena bahan ini dengan bahan inert, penyimpanan bahan tidak memerlukan tempat khusus
sehingga dapat diletakkan pada daerah bersuhu normal dan bersih (Sciencelab, 2018).
2.1.2 Natrium Klorida
Sifat-sifat fisik Natrium Klorida yang mempunyai rumus kimia NaCl antara lain
berwujud kristal putih, tidak berwarna, mempunyai berat molekul sebesar 119.38 g/mol.. Titik
didih dan titik lelehnya berturut – turut yaitu 1413° C atau setara dengan 2575,4° F dan 801°
C yang setara dengan 1473,8 °F. Kelarutan NaCl dalam air sebesar 35.9 g/100 mL pada 25°C
dan tekanan uapnya sebesar 21.1 kPa pada suhu 20° C. Garam ini sangat larut dalam air
dingin. Kontak mata dengan bahan ini ditangani dengan segera membasuh mata
menggunakan air selama 15 menit. Kontak NaCl dengan kulit ditangai dengan menyiram kulit
menggunakan air juga (Sciencelab, 2018).

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Molalitas larutan
Molalitas merupakan jumlah mol solute tiap kilogram solvent. Molalitas merupakan
perbandingan jumlah mol zat terlarut dengan masssa pelarut yang dihitung dalam satuan
kilogram (Brady, 1990). Larutan merupakan campuran homogen yang semua bagiannnya
mempunyai sifat yang sama. Larutan terdiri dari zat terlarut dan zat pelarut. Jumlah zat
pelarut lebih banyak dari pada zat terlarut (Hiskia, 1990). Molalitas suatu larutan dapat
dibuktikan melalui persamaan berikut ini
𝑚=1(𝑑𝑀)−(𝑚21000)……………..(2.1)
Terdapat dua macam larutan menurut ilmu termodinamika, yaitu larutan ideal dan larutan
tidak ideal. Larutan dikatakan ideal jika larutan tersebut mengikuti hukum Roult pada seluruh
kisaran komposisi sistem tersebut. Larutan tidak ideal dibagi menjadi 2 macam yaitu besaran
molal parsial misalnya volum molal parsial dan entalpi serta aktivitas molekul (Dogra,1990).
2.2.2 Volum molal parsial
Volum molal parsial merupakan salah satu sifat molal parsial yang sangat mudah
diketahui dan dianalisa (Dogra, 1990). Volum molar parsial Vj dari suatu zat J pada beberapa
komponen umum didefinisikan secara formal sebagai berikut:
Vj = P, T, n¢ ……………...................(2.2)
Notasi nJ sebagai jumlah (jumlah mol) J dan subskrip n’ menunjukkan bahwa jumlah zat lain
tetap (Atkins, 1994).
Volum molar parsial komponen suatu campuran berubah-ubah bergantung pada
komposisi dan lingkungan. Molekul akan berubah jika komposisinya berubah. Gaya gaya
yang bekerja antar molekul pada suatu komposisi zat juga akan berubah bergantung pada
Perubahan lingkungan. Fenomena ini ditunjukkan dengan berperannya nilai volum molar
parsial dalam kemiringan grafik volum total. Jumlah J akan berubah sedangkan tekanan,
temperature, dan jumlah komponen lain tetap. Nilainya bergantung pada komposisi, seperti
yang kita lihat untuk air dan etanol. Definisi ini menunjukkan bahwa ketika komposisi
campuran berubah sebesar penambahan dnA zat A dan dnB zat B, maka volum total
campuran berubah sebesar
dV = p,T, nB dnA p,T, nA
dnB = VA dnA + VB dnB ……..(2.3)
(Atkins, 1994).
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi volum molal parsial
Faktor-faktor yang memepengaruhi volum molal parsial antara lain karena perbedaan
gaya intermolekular larutandan pada komponen murni penyusun larutan tersebut. Faktor lain
yaitu perbedaan antara bentuk dan ukuran molekul suatu larutan dan pada komponen murni
penyusun larutan tersebut. Sifat termodinamik molal parsial utama, antara lain
Volum molalparsial, entalpi molal parsial, energi bebas molal parsial (potensial kimia).
Sifat-sifat ini dapat ditentukan dengan beberapa metode, antara lain metode grafik, metode
pendekatan secara analitik dan penggunaan suatu fungsi besaran molal
(Rao dan Fasad, 2003).
Penggunaan meetode grafik, nilai J diplot sebagai suatu fungsi komposisi larutan
dengan menjaga semua komposisi komponen lain tetap kecuali satu. Jika plot ini linear,
kemiringan garis tersebut akan menjadi besaran molal parsial dari komponen itu. Ini juga
memperlihatkan bahwa sifat-sifat molal parsial dari komponen-komponen itu tidak
bergantung pada konsentrasi.Dalam metode analitik, jika harga ekstensif dapat dinyatakan
sebagai suatu fungsi aljabar dari komposisi tersebut, sifat molal parsial dapat dihitung secara
analitik (Dogra, 1990).
2.2.4 Massa Jenis dan volum molar parsial
Massa jenis suatu zat dapat ditentukan dengan berbagai alat salah satunya adalah
dengan menggunakan piknometer. Massa jenis suatu zat dapat ditentukan dengan berbagai
alat, salah satunya piknometer. Piknometer merupakan alat yang terbuat dari kaca dan
digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida. Volum molal pelarut murni
yang dapat dihitung dari berat molekul (18,016 untuk air) dibagi dengan berat jenis, pada
keadaan yang diamati.untuk larutan tersebut dipenuhi
V = (1000 + mM2) / d dan n1V10 = 1000/do .................... (2.4)
Dengan d, do berturut-turut adalah berat jenis larutan, berat jenis air murni, sedangkan M2
adalah berat molekul zarut. Dan nantinya akan didapatkan persamaan seperti berikut
ǿ = (M2 – (1000/m) (d – d0 / d0) /d ....................... (2.5)
= { M2 – (M2 – 1000/m)[ (W – W0) / ( W0 – We)]}/d
Persamaan ini digunakan jika untuk menghitung digunakan piknometer, disini W, Wo, We
berturut-turut adalah berat piknometer yang dipenuhi larutan, dipenuhi air dan piknometer
kosong (Tim Penyusun, 2018).
Penentuan rapat massa larutan untuk berbagai variasi konsentrasi dihitung untuk
menentukan volum molal parsial. Metoda perpotongan grafik adalah cara yang paling jelas
secara grafik untuk menggambarkan kuantitas molal parsial. Volum satu mol larutan (yaitu
total satu dari dua komponen) ditempatkan terhadap fraksi mol salah satu komponen
penyusunnya (Alberty, 1992).
Konsentrasi mempengaruhi sifat parsial, oleh karena itu mengetahui ketergantungan
konsentrasi sangat penting untuk memahami solusi(larutan). Semua sifat termodinamika yang
cukup luas, volum adalah yang paling mudah untuk divisualisasikan. Hal ini juga berlaku
untuk volum molal parsial, yang didefinisikan sebagai:
𝑉1=(𝜕𝑉̅𝜕𝑛1)𝑛2𝑑𝑎𝑛 𝑉2=(𝜕𝑉̅𝜕𝑛2)𝑛1………(2.6)
Volum molal parsial komponen 1 adalah volum per mol senyawa 1 dalam larutan dibagi
dengan jumlah mol. Demikian pula, volum molal parsial komponen 2 adalah volum per mol
senyawa 2 dalam larutan. Perubahan total volum untuk perubahan dalam konsentrasi larutan
adalah:
𝑑𝑉=(𝜕𝑉̅𝜕𝑛1)𝑛2𝑑𝑛1+(𝜕𝑉̅𝜕𝑛2)𝑛1𝑑𝑛2…………. (2.7)
(Castellan, 1983).
BAB 3. METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Piknometer dan tutup
- Beaker glass 100 mL
- Beaker glass 250 mL
- Pipet volume 15 mL
- Pipet volume 10 mL
- Labu ukur 50 mL
- Gelas ukur 25 mL
- Ball pipet
- Erlenmeyer
- Pipet Mohr 5 mL
- Pipet Mohr 1 mL
- Pipet Mohr 10 mL

3.1.2 Bahan
- Larutan NaCl 3 M
- Aquades

3.2 Prosedur Kerja

Larutan NaCl

- diencerkan NaCl 3 M dengan pelarut air pada labu ukur 50 mL dengan variasi konsentrasi 1,5
M; 0,750 M; 0,500 M; 0,375 M
- ditimbang piknometer kosong (We).
- ditimbang piknometer yang diisi penuh dengan aquades (Wo), dicatat massa dan suhunya.
- ditimbang piknometer yang diisi penuh dengan NaCl berbagai konsentrasi dimulai dari
konsentrasi terendah, dicatat massanya
- dicatat temperatur didalam piknometer pada setiap penimbangan.
- dilakukan triplo
hasil

Anda mungkin juga menyukai