MAKALAH EKONOMI KEL5-WPS Office-1
MAKALAH EKONOMI KEL5-WPS Office-1
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Mekanisme Kerja Pasar" tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Ekonomi Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Mekanisme Kerja Pasar bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa hasil masih jauh dari kata
sempurna. Sehingga kami selaku penyusun mengharapkan kritik san saran.
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan Masalah..................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Pengertian pasar dan mekanisme pasar...........................................................................6
B. Pasar Pada Masa Rasulullah.............................................................................................6
C. Pasar dalam Pandangan Sarjana Muslim........................................................................7
D. Pengertian Kekuatan Pasar Menurut Ekonomi Islam..................................................11
E. Kekuatan Pasar Dalam Ekonimi Islam..........................................................................12
F. Keseimbangan Pasar........................................................................................................14
G. Ketidaksempurnaa Bekerjanya Pasar............................................................................15
H. Konsep Harga Dan Solusi Islam Terhadap Ketidaksempurnaan Bekerjanya Pasar 15
I. Peranan Pemerintah Dalam Mengontrol Pasar.............................................................16
BAB III.........................................................................................................................................17
KESIMPULAN............................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran barang dan jasa yang alamiah yang berlangsung
sejak peradaban awal manusia Islam menempatkan pasar pada kedudukan penting dalam
perekonomian. Praktik ekonomu pada masa Rasulullah dan khulafaurrasyidin menunjukan
adanya peranan pasar yang besar. Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh pasar
sebagai harga adil. Beliau menolak adanya suatu price intervention seandainya perubahan harga
terjadi karena mekanisme pasar yang wajar. Namun, pasar disini mengharuskan adanya
moralitas, antara lain : persaingan yang sehat (fair play), kejujuran (honesty), keterburukan
(transparancy) dan keadilan (justice). Jika nilai-nilai ini telah ditegakan, maka tidak ada alasan
untuk menolak harga pasar.
Rasulullah menghargai mekanisme pasar sebagai sebuah sunnatullah yang harus dihormati.
Pandangan tentang pasar dan harga dari beberapa pemikir besar muslim seperti Abu Yusuf, Al-
Ghazali, Ibn Khaldun, Ibn Taimiyah diungkap. Pemikiran-pemikiran mereka tentu saja
merupakan kekayaan khasanah intelektual yang sangat berguna untuk masa kini dan masa depan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pasar dan mekanisme pasar
2. Bagaimana konsep mekanisme pasar pada masa Rasulullah?
3. Pengertian kekuatan pasar menurut Ekonomi Islam
4. Bagaimana keseimbangan pasar?
5. Ketidaksempurnaan bekerjanya Pasar
6. Bagaimana konsep harga dan solusi Islam terhadap ketidaksempurnaan bekerjanya pasar?
7. Bagaimana peranan pemerintah dalam mengontrol pasar?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi pasar dan mekanisme pasar
PEMBAHASAN
Dua pihak yang terlibat dalam transaksi disebut penjual dan pembeli. Transaksi adalah
kesepakatan dalam kegiatan jual-beli. Syarat terjadinya transaksi adalah adanya barang yang
diperjualbelikan, pedagang, pembeli, kesepakatan harga barang, serta tak ada paksaan dari pihak
manapun.
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan
infrastruktur di mana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan
imbalan uang.
Islam menempatkan pasar pada kedudukan yang penting dalam perekonomian. Praktik
ekonomi pada masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin menunjukkan adanya peranan pasar
yang besar. Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh pasar sebagai harga yang
adil. Beliau menolak adanya intervensi harga. Pasar disini mengharuskan adanya moralitas,
kejujuran, keterbukaan dan keadilan. Jika nilai-nilai ini ditegakkan, maka tidak ada alasan untuk
menolak harga pasar.
Pemikiran Abu Yusuf tentang pasar dapat dijumpai dalam bukunya al-Kharaj. Selain
membahas prinsip perpajakan dan anggaran negara yang menjadi pedoman kekhalifahan Harun
Ar-Rasyid di Baghdad, buku. Tulisan pertamanya menguraikan naik dan turunnya produksi yang
dapat memengaruhi harta.Masyarakat luas pada masa itu memahami bahwa harga suatu barang
hanya ditentukan oleh jumlah penawarannya. Dengan kata lain, apabila hanya tersedia sedikit
barang, harga akan mahal. Sebaliknya, jika tersedia barang banyak harga akan murah. Mengenai
hal ini Abu Yusuf dikutip oleh M.Rianto al-Arif, mengatakan “tidak ada batasan tertentu tentang
murah dan mahal yang dapat dipatikanhal tersebut ada yang mengaturnya. Prinsipnya tidak bisa
diketahui. Murah karena melimpahnya makanan, demikian juga mahal bukan karena kelangkaan
makanan. Kadang-kadang makanan sangat sedikit, tetapi harganya murah.” Pernyataan ini
menyatakan bahwa harga tidak hanya ditentukan oleh penawaran, tetapi juga permintaan
terhadap barang tersebut.
2. Evolusi Pasar Menurut al-Ghazali (1058-1111 M)
Al-Ihya ‘Ulumuddin karya al-Ghazali juga membahas topik-topik ekonomi, termasuk pasar.
Dalam magnum opus-nya ia membicarakan barter dan permasalahannya, pentingnya aktifitas
perdagangan dan evolusi terjadinya pasar, termasuk bekerjanya kekutan permintaan dan
penawaran dalam memengaruhi harga. Dalam terbentuknya pasar menurut al-Ghazali dikutip
M.Rianto al-Arif, adalah: “Dapat saja petani hidup ketika alat-alat pertanian tidak tersedia.
Sebaliknya, pandai besi dan tukang kayu hidup, tempat lahan pertanian tidak ada. Akan tetapi,
secara alami mereka akan saling memenuhi kebutuhan masing-masing.
Dapat saja terjadi tukang kayu membutuhkan makanan, tetapi petani tidak membutuhkan
alat-alat tersebut. Keadaan ini menimbulkan masalah. Oleh karena itu, secara alami pula, orang
akan terdorong untuk menyediakan tempat penyimpanan alat-alat di satu pihak, dan
penyimpanan hasil pertanian dipihak lain. Tempat inilah yang kemudian didatangi pembeli
sesuai kebutuhannya masing-masing sehingga terbentuklah pasar.
Petani, tukang kayu dan pandai besi yang tidak dapat langsung melakukan barter juga
terdorong pergi kepasar ini. Bila dipasar juga tidak ditemukan orang yang mau melakukan barter,
maka ia akan menjual kepada pedagang dengan harga yang relatif murah, untuk kemudian
disimpan sebagai persediaan. Pedagang kemudian menjualnya dengan suatu tingkat
keuntungan.” Hal ini berlaku untuk setiap jenis barang.
Dari pernyataan tersebut, al-Ghazali menyadari kesulitan yang timbul akibat sistem akibat
sistem barter yang dalam istilah ekonomi modern disebut double coincidence, dan karena itu
diperlukan suatu pasar. Selanjutnya, ia juga memperkirakan kejadian ini akan berlanjut dalam
skala yang lebih luas. Mencakup banyak daerah atau negara. Al-Ghazali tidak menolak
kenyataan bahwa mencari keuntungan merupakan motif utama dalam perdagangan.
Meskipun demikian, ia memberikan banyak penekanan pada etika dalam bisnis, ketika etika
ini diturunkan dari nilai-nilai Islam. Keuntungan yang sesungguhnya merupakan keuntungan
yang akan diperoleh di akhirat kelak. Ia juga menyarankan adanya peran pemerintah dalam
menjaga keamanan jalur perdagangan demi kelancaran perdagangan dan pertumbuhan ekonomi.
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa kenaikan harga tidak selalu disebabkan oleh ketidak
adilan dari para pedangang dan penjual. Sebagaimana banyak dipahami orang pada waktu itu. Ia
menunjukkan bahwa harga merupakan hasil interaksi hukum permintaan penawaran yang
berbentuk karena berbagai faktor yang kompleks. Dalam kitab Fatawa-nya Ibnu Taimiyah juga
memberikan penjelasan yang lebih terperinci tentang beberapa faktor yang memengarui
permintaan, dan kemudian ditingkat harga. Beberapa faktor terseut menurut Ibnu Taimiyah yang
dikutip oleh M.Rianto al-Arif adalah sebagai berikut:
c. Harga juga akan dipengaruhi oleh kuat atau lemahnya kebutuhan terhadap barang-barang,
selain besar dan kecilnya permintaan. Jika kebutuhan terhadap suatu barang kuat dan
berjumlah besar, harga akan naik lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan lemah dan
sedikit.
d. Harga juga akan bervariasi menurut kualitas pembeli barang tersebut (al-mu’awid). Jika
pembeli merupakan orang kaya dan terpecaya (kredibel) dalam membayar kewajibannya,
ia akan memperoleh tingkah harga yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang
tidak kredibel (suka menunda kewajiban atau mengingkari).
e. Tingkat harga juga dipengaruhi oleh jenis (uang) pembayaran yang digunakan dalam
transaksi jual beli. Jika uang yang digunakan adalah uang yang diterima luas,
kemungkinan harga akan lebih rendah jika dibandingkan dengan menggunakan uang
yang kurang luas yang diterima.
f. Tujuan dari suatun trasnsaksi harus menguntungkan penjual dan pembeli. Jika pembeli
memiliki kemampuan untuk membayar dan dapat memenuhi semua janjinya, transaksi
akan lebih lancar dibandingkan dengan pembeli yang tidak memiliki kemapuan
membayar dan mengingkari janjinya. Tingkat harga barang yang yang lebeh nyata
(secara fisik) akan lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak nyata.
g. Kasus yang sama dapat diterapkan kepada orang yang menyewakan suatu barang.
Kemungkinan ia berada pada posisi sedemikian rupa sehingga penyewa dapat
memperoleh manafaat dengan tampa (tambahan) biaya apapun. Walaupun demikian,
kadang-kadang penyewa tidak dapat memperoleh manfaat ini jika tampa tambahan biaya.
Pemikran Ibnu Khaldun tentang pasar termuat dalam buku alMuqaddimah.menurut Ibnu
Khaldun dikutip M. Rianto al-Arif mengataka, Ia membagi barang-barang menjadi dua katagori,
yaitu barang pokok dan barang barang mewah. Menurutnya, jika suata kota berkembang dan
jumlah penduduknya semakin banyak, harga barang-branga pokok akan menurun, sedangkan
harga barang mewah akan menaik. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penawaran bahan
pangan dan barang pokok lainnya sebab barang ini sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap
orang sehinga pengadaannya akan diprioritaskan.
Sementara itu harga barang mewah akan naik sejalan dengan meningkatnya gaya hidup yang
mengakibatkan peningkatan permintaan barang mewah.Ibnu Khaldun dikutip M. Rianto al-Arif,
juga menjelaskan pengaruh permintaan dan penawaran terhadap tingkat harga. Secara lebih rinci
ia menjelaskan pengaruh persaingan diantara para konsumen dan meningkatnya biaya-biaya
akibat perpajakan dan pungutan lain terhadap tingkat harga. Ibnu Khaldun sangat menghargai
harga yang terjadi dalam pasar bebas, tetapi ia tidak mengajukan saran-saran kebijakan
pemerintah untuk mengelola harga . ia lebih banyak mefokuskan pada faktor-faktor yang
mempengaruhi harga. Hal ini berbeda dengan Ibnu Taimiyah, yang dengan tegas menentang
intervensi pemerintah selama pasar berjalan bebas dan normal.
1. Permintaan
Permintaan merupakan salah satu elemen yang menggerakan pasar. Berikut faktor-faktor
yang memengaruhi permintaan diuraikan sebagai berikut :
Semakin tinggi tingkat harga,maka semakin rendah jumlah permintaan, demikian pula
sebaliknya. Pengaruh harga barang terhadap permintaan yaitu :
a. Efek Subtitusi
Efek subtitusi yaitu jika harga suatu barang naik, maka hal ini akan mendorong konsumen
untuk mencari barang lain yang bisa menggantikan fungsi dari barang yang harganya naik.
b. Efek Pendapatan
Efek pendapatan yaitu jika harga suatu barang naik, maka berarti pula secara riil pendapatan
konsumen turun sebab dengan pendapatan yang sama ia hanya daapt membeli barang lebih
sedikit.
2. Pendapatan Konsumen
Semakin tinggi pendapatan seorang konsumen, maka semakin tinggi daya belinya sehingga
permintaannya terhadap barang meningkat, begitu pula sebaliknya.
Yang dimaksud barang lain yang terkait adalah subtitusi dan komplementer dari barang
tersebut. Jadi, jika harga subtitusinya turun, maka permintaan barang tersebut juga turun, sebab
konsumen mengalihkan permintaannya pada barang subtitusi.
4. Selera Konsumen
Jika selera seorang konsumen terhadap barang tinggi, maka permintaannya terhadap barang
juga tinggi meskipun harganya juga tinggi.
5. Ekspetasi
Ekspetasi dapat berupa positif dan negatif, jika seseorang berekspetasi positif maka akan
terdorong untuk membeli suatu barang, sementara ekspetasi negarif akan menimbulkan akibat
yang sebaliknya.
6. Mashlahah
Permintaan dan penawaran yang dijelaskan oleh sarjana Muslim pada saat itu, seperti yang
terangkum dalam penjelasan sebagai berikut :
1. Permintaan
Permintaan merupakan salah satu elemen yang menggerakkan pasar, istilah yang digunakan
oleh Ibnu Taimiyah untuk menunjukkan permintaan ini adalah keinginan. Keinginan yang
muncul pada konsumen sesungguhnya merupakan sesuatu yang kompleks, dikatakan berasal dari
Allah. Namun, pada dasarnya ada faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ini, yaitu: harga
barang yang bersangkutan, pendapatan konsumen, harga barang lain yang terkait, selera
konsumen, ekspektasi (pengharapan), maslahah (tujuan dalam mengonsumsi barang).
Permintaan ini juga tergambar dari kurva yang menunjukkan hubungan antara harga dan
jumlah barang yang diminta.
2. Penawaran
Defenisi ini menurut Ibnu Taimiyah adalah kekuatan penting dalam pasar sebagai
ketersediaan barang yang ada di pasar. Menurutnya penawaran bisa dari impor dan produksi
lokal sehingga kegiatan ini dilakukan oleh produsen maupun penjual. Dalam pencapaian
maslahah penawaran sendiri dibutuhkan keimanan yang ada pada diri produsen, apabila jumlah
maslahah yang terkandung dalam barang yang diproduksi maka akan meningkatkan jumlah
produksinya. Selain itu sebagai faktor dari penawaran sendiri tercermin dari keuntungan yang
didapat dan yang menjadi unsur dari keuntungan ini adalah harga barang dan biaya produksi.
Harga barang ini mempunyai pengaruh kepada nilai keadilan, sebab dengan harga yang tidak adil
akan menurunkan penawaran di pasar yang akan berdampak buruk pada mekanisme pasar.
Sedangkan untuk biaya produksi yang menyesuaikan harga merupakan hal yang wajar terjadi
apabila mengalami kenaikan dengan penilai situasi dan kondisi yang ada. Untuk gambaran kurva
penawaran dan permintaan akan di tampilkan di bawah ini:
H. Keseimbangan Pasar
Keseimbangan atau ekuilibrium menggambarkan suatu situasi di mana semua kekuatan yang
ada dalam pasar, permintaan dan penawaran, berada dalam keadaan yang seimbang sehingga
setiap variable yang terbentuk di pasar, harga dan kuantitas, sudah tidak lagi berubah. Proses
terjadinya keseimbangan dalam pasar berawal dari mana saja, baik dari segi permintaan atau
penawaran. Namun, dalam segi perubahan akan terjadi pada satu sisi saja, sisi penawaran atau
permintaan. Untuk proses pencapaian keseimbangan pasar akan dijelaskan melalui grafik. Pada
grafik tersebut terlihat bahwa pada tingkat harga P1, maka barang yang diminta akan sebesar
QD1 sementara jumlah barang yang pasokan ke pasar akan sebesar QS1. Bisa dilihat dalam
gambar, bahwa jumlah barang yang dipasok melebihi jumlah barang yang diminta sehingga
terjadi kelebihan pasokan.
Dalam situasi yang seperti ini, maka harga cenderung tertekan ke bawah sehingga harga
mengalami penurunan. Ketika harga turun, maka hal ini di satu sisi akan mendorong permintaan
konsumen meningkat, tetapi di lain pihak penurunan harga ini akan menyebabkan jumlah barang
yang dipasok ke pasar menurun. Ketika harga mencapai tingkat harga sebesar P2 jumlah barang
yang diminta adalah sebesar QD2 sementara jumlah barang yang dipasok besar adalah sebesar
QD2. Disini, terlihat masih ada kelebihan pasokan, namun besarnya sudah lebih rendah dari
keadaan sebelumnya. Sebagai akibatnya dari harga akan tertekan ke bawah, namun demikian
kekuatan penekan harga ke bawah semakin melemah.
Kembali di sini produsen akan mengurangi jumlah pasokan barang ke pasar sementara
konsumen akan meningkatkan jumlah barang yang diminta. Proses ini akan terus berlanjut
sampai pada akhirnya jumlah barang yang diminta tepat sama dengan jumlah barang yang
dipasok (QD= Qs) sehingga kekuatan antara permintaan dan penawaran berada dalam posisi
setimbang. Posisi yang setimbang ini dicapai pada tingkat harga sebesar P4. Pada posisi ini
kekuatan yang ada dalam pasar yang mendorong harga naik (permintaan) sama dengan kekuatan
yang menekan harga turun (pasokan/penawaran). Dalam situasi seperti ini tidak ada lagi gerakan
perubahan harga karena kekuatan yang ada dalam pasar sudah seimbang.
Selain itu terdapat factor factor incidental dan temporer yang menganggu mekanisme
pasar. Contoh halini adalah penciptaan permintaan semu untuk menaikan harga (najasyi),
penipuan kuantitas,kualitas,harga, atau waktu pengiriman barang( tadlis).
3. Ketidaksempurnaan informs dan penyesuaian
Hal inindisebabkan karena ketidaksempurnaan informasi yang dimiliki para pelaku pasar
(penjual dan pembeli). Penyesuaiaan para pelaku pasar terhadap suatu kejutan (shock)
yang terjadi didalam pasar biasanya membutuhkan waktu.
J. Konsep Harga Dan Solusi Islam Terhadap Ketidaksempurnaan Bekerjanya
Pasar
Mekanisme pasar yang sempurna adalah resultan dari kekuatan yang bersifat massal dan
impersonal,yaitu merupakan fenomena ilmiah. Jika mekanisme pasar terganggu, maka harga
yang adil tidak akan tercapai, demikian pula sebliknya.
Harga adil ini dijumpai dalam beberapa terminology, antara lain: si’r al-mithl, thaman al-
mithl dan qimah al-adl. Qimah al-adl (harga yang adil)pernah digunakan oleh rasulullah
SAW.
2. Solusi islam terhadap ketidaksempurnaan bekerjanya pasar
a. Larangan ikhtikar
Rasulullah telah melarang praktik ikhtikar, yaitu secara sengaja menahan atau
menimbun barang, terutama pada saat terjadi kelangkaan, dengan tujuan untuk
menaikan harga dikemudian hari.
b. Membuka akses informasi
Bebrapa larangan terhadap praktik penipuan (tadlis) pada dasarnya adalah upaya
untuk menyebarkan keterbukaan informasi sehingga transaksi dapat dilakukan dengan
sama sama suka dan adil.
c. Regulasi harga
Regulasi harga merupakan hal yang tidak popular dalam khasanah pemikiran
ekonomi islam sebab regulasi harga yang tidak tepat justru dapat menciptakan ketidak
adilan.
K. Peranan Pemerintah Dalam Mengontrol Pasar
Untuk lebih menjamin berjalannya mekanisme pasar secara sempurna peranan pemerintah
sangat penting. Rasulullah SAW sendiri telah menjalankan fungsi sebagai market supervisor
yang kemudian banyak dijadikan acuan untuk peran Negara terhadap pasar.
Fungsi market supervisor akan melekat pada fungsi pemerintah secara keseluruhan, dimana
dalam teknis operasionalnya akan dijalankan oleh kementrian, departemen, dinas atau lembaga
lain yang terkait.
BAB III
KESIMPULAN
Ekonomi Islam memandang bahwa pasar, negara, dan individu berada dalam keseimbangan
(iqtishad), tidak boleh ada sub-ordinat, sehingga salah satunya menjadi dominan dari yang lain.
Pasar dijamin kebebasannya dalam Islam. Pasar bebas menentukan cara-cara produksi dan harga,
tidak boleh ada gangguan yang mengakibatkan rusaknya keseimbangan pasar. Tetapi oleh karena
sulitnya ditemukan pasar yang berjalan sendiri secara adil (fair) dan distorasi pasar sering terjadi,
sehingga dapat merugikan para pihak, maka Islam membolehkan adanya internevsi pasar oleh
negara untuk mengembalikan agar pasar kembali normal. Pasar yang dibiarkan berjalan sendiri
(laissez faire), tanpa ada yang mengontrol, ternyata telah menyebabkan penguasaan pasar
sepihak oleh pemilik modal (capitalist) penguasa infrastruktur dan pemilik informasi. Asymetrik
informasi juga menjadi permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh pasar.
Negara dalam Islam mempunyai peran yang sama dengan dengan pasar, tugasnya adalah
mengatur dan mengawasi ekonomi, memastikan kompetisi di pasar berlangsung dengan
sempurna, informasi yang merata dan keadilan ekonomi. Perannya sebagai pengatur tidak lantas
menjadikannya dominan, sebab negara, sekali-kali tidak boleh mengganggu pasar yang berjalan
seimbang, perannya hanya diperlukan ketika terjadi distorsi dalam sistem pasar. Konsep
makanisme pasar dalam Islam dapat dirujuk kepada hadits Rasululllah SAW. Dengan demikian,
Islam jauh mendahului Barat dalam merumuskan konsep mekanisme pasar. Konsep mekanisme
pasar dalam Islam selanjutnya dikembangkan secara ilmiah oleh ulama sepanjang sejarah, mulai
dari Abu Yusuf, Al-Ghazali, Ibnu Taymiyah, Ibnu Khaldun, dsb.
Para ulama tersebut telah membahas konsep mekanisme pasar secara konprehensif. Mereka
telah membahas kekuatan supply and demand. Kajian mereka juga telah sampai pada faktar-
faktor yang mempengaruhi pasar. Dalam ekonomi Islam harga ditentukan oleh kekuatan supply
and demand. Jika terjadi distorsi pasar maka pemerintah boleh intervensi pasar. Namun, ekonomi
Islam menentang adanya intervensi pemerintah dengan peraturan yang berlebihan saat kekuatan
pasar secara bebas bekerja untuk menentukan harga yang kompetitif.