Anda di halaman 1dari 8

C.

INFLUENZA
1) Definisi

Influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus myxovirus yang


sampai saat ini dikenal tiga tipe yaitu tipe A, B, dan C. Tipe A merupakan
virus penyebab influenza yang bersifat epidemik. Tipe B biasanya hanya
menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari tipe A dan kadang-kadang saja
sampai mengakibatkan epidemi. Tipe C adalah tipe yang diragukan apakah
bisa menyebabkan influenza pada manusia.
Flu sendiri merupakan suatu penyakit yang self-limiting, dimana bila tidak
terjadi komplikasi dengan penyakit lain, maka setelah 4-7 hari penyakit akan
sembuh sendiri. Virus influenza termasuk orthomyxovirus yang terdiri dari 3
tipe A, B dan C.
2) Patofisiologi
Influenza diawali oleh virus yang memasuki saluran napas atas. Influenza
dapat ditransmisikan melalui droplet, terutama melalui batuk dan bersin. Virus
lalu akan menginfeksi sel-sel silia (rambut) pada saluran napas melalui
endositosis. Kemudian virus akan berfusi dengan melakukan perbanyakan diri.
Infeksi virus berawal di saluran pernapasan atas, tetapi virus dapat menyebar
menuju saluran pernapasan bawah (paru) pada kasus serius.4 Walaupun
demikian, infeksi virus flu pada paru hanya terbatas pada lapisan epitelnya
saja. Gejala seperti demam dan mialgia diduga disebabkan oleh produksi
sitokin yang berlebih
Awal gejala pada flu timbul setelah melewati masa inkubasi (masa
perkembangan virus tanpa gejala) selama 48–72 jam. Awalnnya, pasien akan
mengeluhkan demam, menggigil, pusing, nyeri otot, dan lemas. Gejala-gejala
ini dapat bertahan selama tiga hari. Selain itu, pasien juga dapat mengalami
batuk kering, nyeri tenggorok, dan hidung tersumbat.
3) Gejala influenza
Gejala influenza biasanya diawali dengan demam tiba-tiba, batuk
(biasanya kering), sakit kepala, nyeri otot, lemas, kelelahan dan hidung berair.
Pada anak dengan influenza B dapat menjadi lebih parah dengan terjadinya
diare 4 serta nyeri abdomen. Kebanyakan orang dapat sembuh dari gejala-
gejala ini dalam waktu kurang lebih satu minggu tanpa membutuhkan
perawatan medis yang serius. Waktu inkubasi yaitu dari saat mulai terpapar
virus sampai munculnya gejala kurang lebih dua hari. Pada masa inkubasi
virus tubuh belum merasakan gejala apapun. Setelah masa inkubasi gejala-
gejala mulai dirasakan dan berlangsung terus-menerus kurang lebih selama
satu minggu. Hal ini akan memicu kerja dari sistem imun tubuh yang
kemudian setelah kurang lebih satu minggu tubuh akan mengalami pemulihan
hingga akhirnya benar-benar sembuh dari influenza. Untuk orang-orang
dengan faktor resiko tinggi seperti usia di atas 65 tahun, atau orang-orang
dengan penyakit tertentu seperti penyakit kronis pada hati, paru-paru, ginjal,
jantung, gangguan metabolik seperti diabetes melitus, atau orang yang sistem
imunnya rendah berpotensi mengalami keparahan. Prognosis pada umumnya
baik, penyakit yang tanpa komplikasi berlangsung 1-7 hari. Kematian
terbanyak oleh karena infeksi bakteri sekunder. Bila panas menetap lebih dari
4 hari dan leukosit > 10.000/ul, biasanya didapatkan infeksi bakteri sekunder
4) Pengobatan
Orang yang menderita flu disarankan banyak beristirahat, meminum
banyak cairan, dan bila perlu mengkonsumsi obat-obatan untuk meredakan
gejala yang mengganggu. Tindakan yang dianjurkan untuk meringankan
gejala flu tanpa pengobatan meliputi antara lain :
a. Beristirahat 2-3 hari, mengurangi kegiatan fisik berlebihan.
b. Meningkatkan gizi makanan. Makanan dengan kalori dan protein yang
tinggi akan menambah daya tahan tahan tubuh. Makan buah-buahan
segar yang banyak mengandung vitamin.
c. Banyak minum air, teh, sari buah akan mengurangi rasa kering di
tenggorokan, mengencerkan dahak dan membantu menurunkan
demam.
d. Sering-sering berkumur dengan air garam untuk mengurangi rasa nyeri
di tenggorokan.
Obat flu pada umumnya adalah obat tanpa resep dokter yang dapat
diperoleh di apotek-apotek dan toko obat berizin. Obat flu umumnya
merupakan kombinasi dari beberapa zat aktif, seperti kombinasi-
kombinasi dari :
a) Analgesik/antipiretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan.
b) Analgesik/antipretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan dan
antihistamin.
c) Analgesik/antipiretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan,
antihistamin dan antitusif atau ekspektoran.
5) Pencegahan
Pencegahan penyebaran dapat dilakukan dengan menggunakan masker dan
mencuci tangan dengan rutin. Pencegahan influenza juga dapat dilakukan
dengan pemberian vaksin setiap tahun, terutama pada individu dengan
risiko tinggi mengalami komplikasi seperti lansia dan individu dengan
imunitas buruk. Namun, pemberian vaksin dinilai tidak terlalu efektif
karena kemampuan virus dalam melakukan antigenic drift  dan  shift.
D. HIV
1) Definisi

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang dapat


menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama
sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
Acquired Immunodefficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala
penyakit yang timbul akibat penurunan daya tahan tubuh seseorang karena
adanya infeksi HIV
2) Patofisiologi HIV/AIDS
Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara
darah, semen, dan sekret vagina. Setelah memasuki tubuh manusia, maka
target utama HIV adalah limfosit CD 4 karena virus mempunyai afinitas
terhadap molekul permukaan CD4. Virus ini akan mengubah informasi
genetiknya ke dalam bentuk yang terintegrasi di dalam informasi genetik
dari sel yang diserangnya, yaitu merubah bentuk RNA (ribonucleic acid)
menjadi DNA (deoxyribonucleic acid) menggunakan enzim reverse
transcriptase. DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam
sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus.
Setiap kali sel yang dimasuki retrovirus membelah diri, informasi genetik
virus juga ikut diturunkan.
HIV dapat menyebabkan sistem imun mengalami beberapa kerusakan
dan kehancuran, dengan proses tersebut sistem kekebalan tubuh manusia
menjadi lemah atau tidak memiliki kekuatan pada tubuhnya, maka pada
saat ini berbagai penyakit yang dibawa oleh virus seperti kuman dan
bakteri sangat mudah menyerang seseorang yang sudah terinfeksi HIV.
Kemampuan virus ini untuk tetap tersembunyi akan menyebabkannya
tetap ada seumur hidup, bahkan dengan pengobatan yang efektif.
3) Tahapan
Tahapan perubahan HIV/AIDS
a) Fase 1
Umur infeksi 1-6 bulan (sejak terinfeksi HIV) individu sudah terpapar
dan terinfeksi. Tetapi ciri-ciri terinfeksi belum terlihat meskipun ia
melakukan tes darah. Pada fase ini antibodi terhadap HIV belum
terbentuk. Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu
(biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri).
b) Fase 2
Umur infeksi : 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini
individu sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit.
Sudah dapat menularkan pada orang lain. Bisa saja terlihat/mengalami
gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri).
c) Fase 3
Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit. Belum disebut sebagai
gejala AIDS. Gejala-gejala yang berkaitan antara lain keringat yang
berlebihan pada waktu malam, diare terus menerus, pembengkakan
kelenjar getah bening, flu yang tidak sembuh-sembuh, nafsu makan
berkurang dan badan menjadi lemah, serta berat badan terus berkurang.
Pada fase ketiga ini sistem kekebalan tubuh mulai berkurang.
d) Fase 4
Sudah masuk pada fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah
kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-T nya.
Timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik
yaitu TBC, infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan
kesulitan bernafas, kanker, khususnya sariawan, kanker kulit atau
sarcoma kaposi, infeksi usus yang menyebabkan diare parah
berminggu-minggu, dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan
mental dan sakit kepala
4) Penularan HIV/AIDS

a) Media penularan
HIV/AIDS HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan
tubuh dari individu yang terinfeksi, seperti darah, air susu ibu, air mani
dan cairan vagina. Individu tidak dapat terinfeksi melalui kontak
sehari-hari biasa seperti berciuman, berpelukan, berjabat tangan, atau
berbagi benda pribadi, makanan atau air.
b) Cara penularan HIV/AIDS
 Hubungan seksual : hubungan seksual yang tidak aman dengan
orang yang telah terpapar HIV.
 Transfusi darah : melalui transfusi darah yang tercemar HIV.
 Penggunaan jarum suntik : penggunaan jarum suntik, tindik, tato,
dan pisau cukur yang dapat menimbulkan luka yang tidak
disterilkan secara bersama-sama dipergunakan dan sebelumnya
telah dipakai orang yang terinfeksi HIV. Cara-cara ini dapat
menularkan HIV karena terjadi kontak darah.
 Ibu hamil kepada anak yang dikandungnya
 Antenatal : saat bayi masih berada di dalam rahim, melalui
plasenta.
 Intranatal : saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau
cairan vagina.
 Postnatal : setelah proses persalinan, melalui air susu ibu.
5) Gejala HIV/AIDS
Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa menandai apakah
seseorang telah tertular HIV, karena keberadaan virus HIV sendiri
membutuhkan waktu yang cukup panjang (5-10 tahun hingga mencapai
masa yang disebut fullblown AIDS). Adanya HIV di dalam darah dapat
terjadi tanpa seseorang menunjukkan gejala penyakit tertentu dan ini
disebut masa HIV positif.
Gejala-gejala HIV bervariasi tergantung pada tahap infeksi. Meskipun
orang yang hidup dengan HIV cenderung paling menular dalam beberapa
bulan pertama, banyak yang tidak menyadari status mereka sampai tahap
selanjutnya. Beberapa minggu pertama setelah infeksi awal, individu
mungkin tidak 18 mengalami gejala atau penyakit seperti influenza
termasuk demam, sakit kepala, ruam, atau sakit tenggorokan. Ketika
infeksi semakin memperlemah sistem kekebalan, seorang individu dapat
mengembangkan tanda dan gejala lain, seperti kelenjar getah bening yang
membengkak, penurunan berat badan, demam, diare dan batuk. Tanpa
pengobatan, mereka juga bisa mengembangkan penyakit berat seperti
tuberkulosis, meningitis kriptokokus, infeksi bakteri berat dan kanker
seperti limfoma dan sarkoma kaposi.
6) Pencegahan HIV/AIDS
Lima cara pokok untuk mencegah penularan HIV (A, B, C, D, E) yaitu:
A (Abstinence) : artinya absen seks atau tidak melakukan hubungan seks
bagi yang belum menikah.
B (Be faithful) : artinya bersikap saling setia kepada satu pasangan seks
(tidak berganti-ganti pasangan).
C (Condom) : artinya cegah penularan HIV melalui hubungan seksual
dengan menggunakan kondom.
D (Drug No) : artinya dilarang menggunakan narkoba.
E (Education) : artinya pemberian edukasi dan informasi yang benar
mengenai HIV, cara penularan, pencegahan dan pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, Sean. 2016. Influenza. Diakses pada 8 November 2021 melalui
https://beranisehat.com/influenza/
Fitria, A., & Aisyah, S. (2019). Analisis Tes HIV dengan Sikap Ibu Hamil dalam
Pencegahan Penyakit HIV/AIDS di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Stabat
Lama Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(1), 183-
190.
Kompas.com . 2016. ""ABCDE" Pencegahan Penularan HIV". Diakses pada 8
November 2021 melalui
https://health.kompas.com/read/2016/12/02/150000823/.abcde.pencegahan.p
enularan.hiv.
Nashrullah, A. (2013). Pemodelan Sirs Untuk Penyakit Influenza Dengan
Vaksinasi Pada Populasi Manusia Dengan Laju Recruitment And
Death (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Setiawaty, V. (2012). Virulensi dan Transmisi Virus Influenza pada Manusia,
Hewan, Mamalia dan Unggas.Media Litbang Kesehatan, 22(3), 106-111.

Anda mungkin juga menyukai