INFLUENZA
1) Definisi
a) Media penularan
HIV/AIDS HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan
tubuh dari individu yang terinfeksi, seperti darah, air susu ibu, air mani
dan cairan vagina. Individu tidak dapat terinfeksi melalui kontak
sehari-hari biasa seperti berciuman, berpelukan, berjabat tangan, atau
berbagi benda pribadi, makanan atau air.
b) Cara penularan HIV/AIDS
Hubungan seksual : hubungan seksual yang tidak aman dengan
orang yang telah terpapar HIV.
Transfusi darah : melalui transfusi darah yang tercemar HIV.
Penggunaan jarum suntik : penggunaan jarum suntik, tindik, tato,
dan pisau cukur yang dapat menimbulkan luka yang tidak
disterilkan secara bersama-sama dipergunakan dan sebelumnya
telah dipakai orang yang terinfeksi HIV. Cara-cara ini dapat
menularkan HIV karena terjadi kontak darah.
Ibu hamil kepada anak yang dikandungnya
Antenatal : saat bayi masih berada di dalam rahim, melalui
plasenta.
Intranatal : saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau
cairan vagina.
Postnatal : setelah proses persalinan, melalui air susu ibu.
5) Gejala HIV/AIDS
Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa menandai apakah
seseorang telah tertular HIV, karena keberadaan virus HIV sendiri
membutuhkan waktu yang cukup panjang (5-10 tahun hingga mencapai
masa yang disebut fullblown AIDS). Adanya HIV di dalam darah dapat
terjadi tanpa seseorang menunjukkan gejala penyakit tertentu dan ini
disebut masa HIV positif.
Gejala-gejala HIV bervariasi tergantung pada tahap infeksi. Meskipun
orang yang hidup dengan HIV cenderung paling menular dalam beberapa
bulan pertama, banyak yang tidak menyadari status mereka sampai tahap
selanjutnya. Beberapa minggu pertama setelah infeksi awal, individu
mungkin tidak 18 mengalami gejala atau penyakit seperti influenza
termasuk demam, sakit kepala, ruam, atau sakit tenggorokan. Ketika
infeksi semakin memperlemah sistem kekebalan, seorang individu dapat
mengembangkan tanda dan gejala lain, seperti kelenjar getah bening yang
membengkak, penurunan berat badan, demam, diare dan batuk. Tanpa
pengobatan, mereka juga bisa mengembangkan penyakit berat seperti
tuberkulosis, meningitis kriptokokus, infeksi bakteri berat dan kanker
seperti limfoma dan sarkoma kaposi.
6) Pencegahan HIV/AIDS
Lima cara pokok untuk mencegah penularan HIV (A, B, C, D, E) yaitu:
A (Abstinence) : artinya absen seks atau tidak melakukan hubungan seks
bagi yang belum menikah.
B (Be faithful) : artinya bersikap saling setia kepada satu pasangan seks
(tidak berganti-ganti pasangan).
C (Condom) : artinya cegah penularan HIV melalui hubungan seksual
dengan menggunakan kondom.
D (Drug No) : artinya dilarang menggunakan narkoba.
E (Education) : artinya pemberian edukasi dan informasi yang benar
mengenai HIV, cara penularan, pencegahan dan pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, Sean. 2016. Influenza. Diakses pada 8 November 2021 melalui
https://beranisehat.com/influenza/
Fitria, A., & Aisyah, S. (2019). Analisis Tes HIV dengan Sikap Ibu Hamil dalam
Pencegahan Penyakit HIV/AIDS di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Stabat
Lama Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(1), 183-
190.
Kompas.com . 2016. ""ABCDE" Pencegahan Penularan HIV". Diakses pada 8
November 2021 melalui
https://health.kompas.com/read/2016/12/02/150000823/.abcde.pencegahan.p
enularan.hiv.
Nashrullah, A. (2013). Pemodelan Sirs Untuk Penyakit Influenza Dengan
Vaksinasi Pada Populasi Manusia Dengan Laju Recruitment And
Death (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Setiawaty, V. (2012). Virulensi dan Transmisi Virus Influenza pada Manusia,
Hewan, Mamalia dan Unggas.Media Litbang Kesehatan, 22(3), 106-111.