Anda di halaman 1dari 13

Pengelolaan Sampah Dengan Composting

Composting adalah salah satu cara pengolahan


sampah yang didasarkan pada pengolahan secara
biologis, sehingga dihasilkan bahan yang berbentuk
humus yang berguna sebagai pupuk pertanian.

Terdapat 2 jenis mikroba yang dapat digunakan dalam


komposting:
1. Mikroba anaerobic (tidak membutuhkan oksigen)
2. Mikroba aerobic (membutuhkan oksigen)
1
1. Pemilahan
2. Pencacahan
3. Proses komposting 2
4. Proses pematangan
5. Pengayakan

5
4
Beberapa prakondisi yang harus dipenuhi, yaitu:
 Jumlah sampah organik yang memadai;
 Luasnya jaringan pemasaran produk;
 Adanya dukungan dari pemerintah yang
berwenang;
 Harga produk yang dapat diterima sebagian besar
petani.
Pengelolaan Sampah Dengan Recycling
Recycling adalah proses pengolahan yang mengembalikan
produk ke bahan baku semula kemudian memproses bahan
baku tadi menjadi produk baru yang sama atau berbeda type.

- Pemanfaatan kembali bahan-bahan yang sudah tidak terpakai;


- Merupakan lapangan kerja bagi pemulung sampah (informal);
- Volume sampah yang terbuang berkurang;
- Menghemat lahan pembuangan akhir.
Mengolah sampah dengan metode recycling
tidak dianjurkan bila:

• Jumlah energi yang diperlukan untuk mengumpulkan,


mengangkut dan memproses material daur ulang
ternyata lebih besar dari energi yang dibutuhkan untuk
membuat produk dari bahan baku yang baru;
• Adanya kebutuhan untuk mempertahankan kualitas
produk;
• Hanya ada sedikit permintaan terhadap produk dari
material daur ulang.
Pengelolaan Sampah dengan Incinerator
Mesin pembakar sampah (incinerator) adalah alat untuk membakar
sampah padat secara terkontrol pada suhu yang tinggi (600 – 1200oC).
Keuntungan incinerator:
 Volume sampah dapat dikurangi sampai lebih dari 95%.
 Pengelolaan sampah dengan metode incineration tidak memerlukan
lahan yang luas. Misalnya, incinerator jenis automatic multi chamber type
A-100 dengan kapasitas pembakaran 1,8 m3 / jam berdimensi 240 x 120
x 160 cm;
 Biaya transportasi dari sumber sampah ke tempat pembuangan sampah
dapat ditekan karena yang diangkut hanya sisa pembakaran.
Di samping incinerator mini tadi, ada pula instalasi pembakar sampah yang
dapat membakar sampah dengan kapasitas besar. Sistem pengolahan
sampah dengan incinerator ini terdiri dari beberapa sub sistem:

 Sub sistem penerimaan, pencatatan dan pengaturan kendaraan


pengangkut sampah yang datang ke incinerator;
 Sub sistem penyimpanan, pengadukan, dan pengumpanan sampah;
 Sub sistem pembakaran sampah;
 Sub sistem pembuangan dan pembersihan gas;
 Sub sistem pembuangan sisa pembakaran;
 Sub sistem pemanfaatan gas buang.
Solid waste management hierarchy
 Source reduction
 Reusing
 Recycling
 Waste transformation
 Incineration
 Landfilling
ASPEK- ASPEK PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
Aspek Teknis
Operasional

Aspek Aspek
Pembiayaan Kelembagaan

Aspek Peran
Aspek Hukum
Serta
& Peraturan
Masyarakat
Aspek Kelembagaan

Kelembagaan yang diharapkan dalam pengelolaan sampah:

 Memisahkan regulator dan operator pengelola sampah, atau


kerjasama dengan swasta sebagai operator.

 Peningkatan kualitas SDM melalui training dan rekruitmen SDM


sesuai dengan kualifikasi bidang keahlian persampahan /
manajemen. Struktur organisasi mencerminkan tugas dan
tanggung jawab yang jelas dalam kegiatan-kegiatan
penanganan sampah yang harus senantiasa ditunjang dengan
kapasitas serta kualitas SDM yang memadai.
Aspek Pembiayaan

Pembiayaan yang diharapkan dalam pengelolaan sampah:

 Biaya operasi dan pemeliharaan yang mencukupi untuk


kebutuhan pengoperasian sarana prasarana persampahan.

 Tarif atau retribusi yang disusun berdasarkan struktur/klasifikasi


wajib retribusi, kemampuan daerah, kemampuan masyarakat
yang dapat mencukupi kebutuhan operasional pengelolaan
sampah (mengarah pada pola cost recovery)

 Penerapan pola insentif bagi para pelaku yang terlibat dalam


pengelolaan persampahan

 Pendapatan dari penarikan tarif atau retribusi harus


terkoordinasi dan tercatat secara baik dan transparan serta
diinvestasikan kembali untuk kepentingan pengelolaan
sampah.
Aspek Peraturan
Hukum dan peraturan yang diharapkan dalam pengelolaan
sampah adalah sebagai berikut:

 Pemerintah daerah memiliki Perda yang terdiri dari Perda


Pembentukan Institusi, Perda Ketentuan Penanganan
Persampahan dan Perda Retribusi, dimana substansi materi
Perda harus cukup menyeluruh, tegas dan dapat
diimplementasikan untuk jangka panjang (20 tahun);

 Penerapan Perda tersebut perlu didahului dengan sosialisasi, uji


coba dikawasan tertentu dan penerapan secara menyeluruh.
Diperlukan kesiapan aparat dari mulai kepolisian, kejaksaan dan
kehakiman untuk penerapan sanksi atas pelanggaran yang
terjadi;

 Evaluasi Perda perlu dilakukan setiap 5 tahun untuk menguji


tingkat kelayakannya.
Aspek Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat yang diharapkan dalam pengelolaan


sampah adalah sebagai berikut:

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan


sampah melalui antara lain kampanye, sosialisasi dan edukasi
bidang persampahan;

Mensosialisasikan dan menyebarluaskan NSPK (Norma, Standar,


Prosedur, Kriteria) persampahan yang ada;

Perlu dibentuk forum komunikasi sebagai media antara masyarakat


dan pemerintah daerah.

Anda mungkin juga menyukai