Anda di halaman 1dari 22

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

Pengertian sampah:
Sampah (refuse) adalah zat-zat atau benda-benda yang
sudah tidak diinginkan lagi, baik bahan buangan yang
berasal dari rumah tangga maupun industri sebagai sisa
hasil produksi.

Berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2008, definisi


sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Jumlah produksi sampah
F = P (1 + i ) n ……………………………………………………. (1)
dengan:
F = jumlah sampah pada tahun ke n;
P = jumlah sampah sekarang;
i = angka pertumbuhan dalam %;
n = interval waktu dalam tahun.
Timbulan Sampah
Menurut Komponen Sumber Sampah (SNI)

No Sumber Sampah Satuan Volume (l) Berat


(kg)
1 Rumah Permanen Per orang/hari 2,25 -2,50 0,350-0,400
2 Rumah Semi Per orang/hari 2,00 - 2,25 0,300-0,350
Permanen
3 Rumah non Per orang/hari 1,75 – 2,00 0,250-0,300
Permanen
4 Kantor Per pegawai/hari 0,50 – 0,75 0,025-0,100
5 Toko/Ruko Per petugas/hari 2,50 – 3,00 0,150-0,350
6 Sekolah Per murid/hari 0,10 – 0,15 0,010-0,020
7 Jalan arteri sekunder Per meter/hari 0,02 – 0,10 0,020-0,100
8 Jalan kolektor Per meter/hari 0,10 – 0,15 0,010-0,050
9 Jalan lokal Per meter/hari 0,05 – 0,10 0,005-0,025
10 Pasar Per meter2/hari 0,20 – 0,60 0,10 – 0,30
Timbulan Sampah
Menurut Klasifikasi Kota (SNI)

No Klasifikasi Kota Volume Berat


(l/org/hari) (kg/org/hari)

1 Kota Besar 2,75 – 3,25 0,70 – 0,80


(500.000 – 1.000.000)

2 Kota Sedang 2,75 – 3,25 0,70 – 0,80


(100.000 – 500.000)

3 Kota Kecil 2,50 – 2,75 0,625 – 0,70


(20.000 – 100.000)
Metode Pengelolaan Sampah
 Penimbunan Biasa (Open dumping)
 Penimbunan Secara Sehat (Sanitary Landfill)
 Pembakaran Sampah (Incineration)
 Pembuatan Kompos (Composting)
 Daur Ulang (Recycling)
A A

Kondisi Diisi Kondisi


kosong sampah penuh

sampah
Potongan A –A
Pengelolaan sampah dengan sanitary landfill
Konstruksi Landfill

Drainage layer

Leachate
collection
system

Lapisan
Geomembrane
Lapisan tanah dengan
permeabilitas 1 x 10-7
cm/det
 Clay liner: lapisan tanah lempung yang dipadatkan
lapis demi lapis dengan kadar air dan energi
pemadatan tertentu

 Geomembrane: lembaran karet tipis, PVC atau


HDPE

 Lapisan drainase: pasir kasar dengan ketebalan


antara 30 – 120 cm dengan kemiringan dinding
samping 1 : 3

 Pipa pengumpul: dipilih bahan yang tahan terhadap


asam dan basa
 Lapisan penutup akhir: untuk meminimalkan peresapan / infiltrasi
air ke dalam landfill. Lapisan penutup akhir ini terdiri dari beberapa
susunan :
10-15 cm Tanah Penutup (tanah organik)
30-105 cm Lapisan Pelindung (permeabilitas 1x10-3cm/dt)
5-15 cm Lapisan Drainase (pasir)

60 cm Lapisan Barrier (lempung)

15-60 cm Lapisan Grading (kerikil)


Prosedur Penimbunan
Standar rancang landfill
 Landfill harus dilengkapi dengan saluran pengaturan air
permukaan dan pengumpulan air lindi;
 Landfill harus dilengkapi dengan sistem pengolahan air
lindi;
 Landfill harus memiliki sumur pantau di sekitar lokasi;
 Landfill harus dilengkapi dengan lapisan penutup akhir;
 Landfill yang sudah penuh perlu ditutup dengan tanah
dan peruntukannya tidak untuk pemukiman dan fasilitas
umum lainnya.
Pemilihan lokasi sanitary landfill
 Lahan bukan merupakan daerah banjir;
 Merupakan daerah yang secara geologi dinyatakan stabil;
 Permeabilitas tanah minimum 10-7 cm / detik;
 Bukan merupakan daerah resapan air tanah yang khususnya
digunakan untuk air minum;
 Diutamakan lokasi yang curah hujannya kecil;
 Diutamakan lokasi yang tingkat kesuburan tanahnya rendah;
 Arah angin dominan tidak ke lokasi pemukiman penduduk;
 Harus sesuai dengan rencana tata ruang kota.
Kebutuhan Lahan Untuk Sanitary Landfill

Digunakan persamaan yang direkomendasikan oleh Salvato, 1972


(dalam Davis, 1998), yaitu :

Vsw + Vc
E = ………………….………………..…..…...…(2)
Vsw

PP x E x C
V LF = ………...………………..……………...……...(3)
Dc

V LF
ALF = …...…………………………………..…….……..(4)
N c x Hc
Dengan:
E = Rasio lapisan tanah penutup terhadap sampah yang dipadatkan.
Vsw = Volume sampah (m3)
Vc = Volume lapisan tanah penutup (m3)
VLF = Volume landfill (m3)
PP = Populasi
C = Produksi sampah (kg/orang/hari)
Dc = Tingkat kepadatan sampah (kg/m3)
ALF = Luas lahan yang diperlukan (m2)
Nc = Jumlah cell yang direncanakan
Hc = Kedalaman cell (m)
Tebalnya lapisan tanah penutup diambil sesuai dengan yang
direkomendasikan oleh Davis (1998) sebagai berikut:

Tabel 1. Tebal Lapisan Penutup

Jenis Lapisan Penutup Tebal Minimum (m)


Harian 0,15
Antar cell 0,30
Akhir 0,60
Sumber: Davis, 1998

Besarnya tingkat kepadatan sampah (Dc) sangat tergantung dari


alat-alat pemadatan yang digunakan dan kadar air sampah. Semakin baik
sistem pemadatan, compaction ratio-nya semakin besar.
Type Pemadatan Density
No. Jenis Sampah Pemadatan Pemadatan Pemadatan Sebelum
Kurang Baik Normal Baik Dipadatkan
(kg/m3)

1. Sampah makanan 2,0 2,8 3,0 288


2. Aneka kertas 2,5 5,0 6,7 81,7
3. Kaca 1,1 1,7 2,5 194
4. Plastik 5,0 6,7 10,0 64
5. Logam 1,7 2,9 3,3 320
6. Kayu 2,5 3,3 3,3 240
7. Tekstil 2,5 5,8 6,7 64
8. Karet 2,5 3,3 3,3 128
9. Lain-lain 1,0 1,2 1,3 480
Kelemahan sistem sanitary landfill
 Kepadatan clay liner sangat dipengaruhi oleh kadar air pada saat
pemadatan dan energi pemadatannya;
 Cairan lindi dengan pH yang rendah (asam) atau tinggi (basa) dapat
menghancurkan struktur butiran tanah lempung dari clay liner;
 Walaupun geomembrane tersebut sangat kedap, tetapi juga
mudah rusak;
 Terjadi polusi air tanah;
 Timbulnya gas yang berbahaya, antara lain methane;
 Problem lalu lintas: polusi udara, debu, bising, kerusakan jalan;
 Sulit mendapatkan lahan yang cocok;
 Menurunnya nilai lahan di sekitar landfill;
 Biaya konstruksi, operasional dan ongkos angkut mahal.

Anda mungkin juga menyukai