Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ETIKA BISNIS ISLAM


Dosen Pengampu: Dyanti Mahrunnisya, M.Pd

MATERI:
“Konsep Sistem Ekonomi tentang Etika Bisnis Islam”

Disusun Oleh: Kelompok 1


1. Indah Chairunnisa (2041030070)
2. Wahyu Adi Darma (2041030057)
3. Arga Rachman Jaya (2041030010)

Jurusan: Manajemen Dakwah


Semester: Semester (II)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan
hidayahnya karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan Hidayahnya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Sistem Ekonomi tentang Etika
Bisnis Islam” tepat waktu. Makalah “Konsep Sistem Ekonomi tentang Etika
Bisnis Islam” di susun guna memenuhi tugas Ibu Dyanti Mahrunnisya, M.Pd
Pada Mata kuliah Etika Bisnis Islam Di Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.Selain itu penulis juga berharap agar para makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang Konsep Sistem Ekonomi tentang Etika Bisnis
Islam.
Penulis Mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada Ibu Dyanti
Mahrunnisya, M.Pd Selaku Dosen Etika Bisnis Islam. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Dengan kerendahan hati,penulis memohon maaf apabila ada


ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan.meskipun demikian,penulis terbuka pada
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I .............................................................................................................................1

PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................................2

BAB II ............................................................................................................................3

PEMBAHASAN .............................................................................................................3

A. Dasar Etika Bisnis dalam Sistem Ekonomi Kapitalis ............................................3

B. Dasar Etika Bisnis dalam Sistem Ekonomi Sosialis ..............................................4

C. Dasar Etika Bisnis dalam Sistem Ekonomi Islam .................................................6

BAB III ...........................................................................................................................9

PENUTUP ......................................................................................................................9

A. Kesimpulan .........................................................................................................9

B. Kritik dan Saran ..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan
juga masyarakat. Dalam suatu perusahaan, etika bisnis dapat membentuk nilai,
norma dan perilaku karyawan, pimpinan perusahaan, pelanggan atau mitra kerja,
pemegang saham, dan konsumen dalam melakukan perikatan. Perusahaan
meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan
kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan adil dan mentaati
kaidah-kaidah etika dan agama sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan
termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan
kegiatan kerja sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, terbuka dan
sikap yang profesional. Lebih luas lagi, etika bisnis yang diatur oleh hukum,
bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal
ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah
abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif, baik di
lingkup makro maupun di ingkup mikro. Perspektif makro adalah pertumbuhan
suatu negara tergantung pada market system yang berperan lebihn efektif dan
efisien dari pada command system dalam mengalokasikan barang dan jasa.
Perspektif mikro adalah dalam lingkup ini perilaku etik identik dengan
kepercayaan (trust) kepada orang yang mau diajak kerjasamanya.
Sistem-sistem ekonomi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Sistem ekonomi kapitalis misalnya, sangat mengedepankan kebebasan setiap
individu tanpa ada campur tangan negara. Setiap orang diperbolehkan melakukan
apapun untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Sedangkan sistem ekonomi
sosialis merupakan kebalikan sistem ekonomi kapitalis.

1
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun membatasi bahasan materi menjadi
beberapa sub pokok bahasan, meliputi :
1. Dasar etika bisnis dalam sistem ekonomi kapitalis
2. Dasar etika bisnis dalam sistem ekonomi sosialis
3. Dasar etika bisnis dalam sistem ekonomi islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Etika Bisnis dalam Sistem Ekonomi Kapitalis


Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara
penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti
memproduksi barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan
kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa
juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri
sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan
kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara. Ciri-ciri
sistem ekonomi Kapitalis :
a. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
b. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
c. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu
mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri
d. Paham individualisme didasarkan materialisme, yang mana merupakan
warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme).
Konsep dari ekonomi kapitalis dimana sumber kekayaan itu sangat langka dan
harus diperoleh dengan cara bekerja keras, yang mana setiap pribadi boleh
memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk mencapai tujuan hidupnya. Dalam
sistem ekonomi kapitalis perusahaan dimiliki oleh perorangan. Terjadinya pasar
(market) dan terjadinya demand and supply (penawaran dan permintaan) adalah
ciri khas dari ekonomi kapitalis. Keputusan yang diambil atas isu yang terjadi
seputar masalah ekonomi sumbernya adalah dari kalangan kelas bawah yang
membawa masalah tersebut ke level yang lebih tinggi.

3
Dalam sistem kapitalis, peraturan Tuhan ditiadakan (retired God). Hal ini
direfleksikan dalam konsep “laissez faire” dan “invisible hand”. Dari ini kita bisa
melihat tujuan ekonomi kapitalis hanya sekadar pertumbuhan ekonomi.
Asumsinya dengan pertumbuhan ekonomi setiap individu dapat melakukan
kegiatan ekonomi demi tercapainya kepuasan individu.
Begitu pula dengan norma-norma ekonomi. Karena peran Tuhan sudah
ditiadakan, semua hal diserahkan kepada individu. Akibatnya dalam sistem
kapitalis kepemilikian individu menjadi absolut. Norma-norma yang dibangun
berdasarkan pada individualisme dan utilitarianisme. Setiap barang dianggap baik
selama bernilai jual. Tidak ada batasan ataupun norma yang jelas, baik dan buruk
diserahkan kepada individu masing-masing. Dari sinilah kerusakan berawal.
Terjadi kedzaliman terhadap sesama manusia, ketimpangan ekonomi dan sosial,
perusakan alam, dan sebagainya. Semuanya terjadi demi meraih kepuasan
individu tanpa dibatasi oleh norma-norma agama.
Dengan demikian penerapan sistem ekonomi kapitalis dalam suatu negara
akan merugikan pihak lain (konsumen), karena para pemilik perusahaan hanya
akan berpikir bagaimana cara untuk memperoleh keuntungan perusahaan yang
sebesar-besarnya, walaupun harus dengan cara mengabaikan apakah caranya
tersebut dapat merugikan atau membahayakan orang/pihak lain. Karena yang
terpenting baginya adalah hanyalah bagaimana mengeruk keuntungan sebesar-
besarnya.

B. Dasar Etika Bisnis dalam Sistem Ekonomi Sosialis


Pengertian Sistem Ekonomi Sosialis adalah individu tidak berhak dalam
kepemilikan atas harta benda atau kekayaan serta penggunaannya. Kepemilikan
atas harta dan kekayaan sepenuhnya berada pada negara. Dalam sistem ekonomi
sosialis, kepemilikan harta benda ditentukan oleh negara. Dengan demikian hak
individu terhadap sesuatu harta dan kekayaan hanya menerima sejumlah
keperluan yang ditentukan oleh negara. Oleh karena itu, segala aktivitas produksi
dan distribusi ditentukan oleh negara.
Sistem ekonomi sosialis, kebersamaan sosial dan ekonomi masyarakat
sepenuhnya diatur secara penuh oleh negara. Manusia secara individu merupakan

4
bagian dari sosial dan secara keseluruhan dari manusia ini melakat kebersamaan
dalam produksi dan ekonomi untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
bersama secara lebih meluas. Pada sistem ekonomi sosialis terlihat hak-hak
individu benar-benar dibatasi dan tidak terdapat kesempatan yang maksimal atau
layak optimal bagi masyarakat untuk berkreasi dan untuk mengadakan kegiatan
produksi di masyarakat. Akses kepada sosial dalam sistem ini sangat kuat dan
segala kebutuhan dan keinginan masyarakat atas suatu barang atau jasa dikontrol
dan diatur serta dikendalikan oleh negara.
Prinsip etika bisnis sistem ekonomi sosialis, sebenarnya bertujuan secara
umum sesuai dengan tujuan etika bisnis yang memang cukup berat dan
mengutamakan tercapainya tujuan kesejahteraan masyarakat banyak dan secara
kolektif tujuan kesejahteraan itu ingin dicapai secara ideal atau harmonis. Akan
tetapi dalam aplikasinya sistem ekonomi sosialis justru menimbulkan distorsi-
distorsi dalam alokasi sumber daya ekonomi secara maksimal bagi masyarakat
luas. Hal ini terjadi akibat para individu tidak dapat secara optimal untuk
mengembangkan diri dan kehilangan semangat dan gairah untuk meningkatkan
produktivitasnya. Dengan demikian,di dalam sistem ekonomi sosialis, individu di
dalam masyakat kurang bergairah dalam menjalankan profesionalismenya karena
kepuasan yang diterimakan oleh negara tidak layak dan penuh pembatasan yang
diperlukan oleh negara kepada mereka.
Atas dasar kerangka sistem ekonomi sosialis ini jelas menimbulkan degradasi
atau penurunan produktivitas, semangat profesionalisme masyarakat kurang
tercipta dan hak-hak individu sangat dibatasi sehingga dalam masyarakat tidak
tercipta semangat optimalisasi dan maksimalisasi penggunaan sumber daya
ekonomi yang tersedia di masyarakat. Di sinilah distorsi itu tercipta. Etika bisnis
dalam hal ini jelas tidak mengarah seperti ini. Keadilan dan alokasi sumber daya
secara optimal tidak mesti dikendalikan secara ketat oleh negara yang oleh sistem
ekonomi sosialis terkesan membelenggu produktivitas sumber daya ekonomi.
Justru etika bisnis menekankan produktivitas yang tinggi dengan pemberian
alokasi sumber daya ekonomi secara adil dan layak bagi yang pantas menerima
sesuai dengan prestasi dan peran yang dilakukan oleh masing-masing pemilik
sumber daya ekonomi.

5
C. Dasar Etika Bisnis dalam Sistem Ekonomi Islam
Etika Bisnis adalah norma-norma atau kaidah etik yang dianut oleh bisnis,
baik sebagai institusi atau organisasi, maupun interaksi bisnisnya dengan
stakeholders. Etika dengan tindak tanduk etisnya menjadi bagian budaya
perusahaan dan sebagai perilaku (behavior) dalam diri karyawan biasa sampai
CEO, bahkan pengusaha yang standarnya tidak uniform atau universal, tapi
lazimnya harus ada standar minimal. Ketidak universal-an itu mencuatkan
berbagai perspesktif suatu bangsa dalam menjiwai, mengoperasikan dan setiap
kali menggugat diri.
Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan
benar untuk beragam bisnis. Pembahasan tentang etika bisnis harus dimulai
dengan menyediakan kerangka prinsip dasar pemahaman tentang apa yang
dimaksud dengan istilah baik dan benar, dengan cara itu selanjutnya seseorang
dapat membahas implikasi terhadap dunia bisnis.
Dengan demikian, bisnis dalam islam memposisikan pengertian bisnis yang
pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk mencari keridhaan Allah SWT.
Bisnis tidak bertujuan jangka pendek, individual dan semata-mata keuntungan
yang berdasarkan kalkulasi matematika, tetapi bertujuan jangka pendek sekaligus
jangka panjang, yaitu tanggung jawab pribadi dan sosial dihadap masyarakat,
Negara dan Allah SWT
1. Tujuan Umum Etika Bisnis Dalam Ekonomi Islam
Dalam hal ini, etika bisnis islam adalah merupakan hal yang penting dalam
perjalanan sebuah aktivitas bisnis profesional. Sebagaimana diungkapkan oleh Dr.
Syahata, bahwa etika bisnis Islam mempunyai fungsi substansial yang membekali
para pelaku bisnis, beberapa hal sebagai berikut :
a. Membangun kode etik islami yang mengatur, mengembangkan dan
menancapkan metode berbisnis dalam kerangka ajaran agama. Kode etik
ini juga menjadi simbol arahan agar melindungi pelaku bisnis dari resiko.
b. Kode ini dapat menjadi dasar hukum dalam menetapkan tanggungjawab
para pelaku bisnis, terutama bagi diri mereka sendiri, antara komunitas

6
bisnis, masyarakat, dan diatas segalanya adalah tanggungjawab di hadapan
Allah SWT.
c. Kode etik ini dipersepsi sebagai dokumen hukum yang dapat
menyelesaikan persoalan yang muncul, daripada harus diserahkan kepada
pihak peradilan.
d. Kode etik dapat memberi kontribusi dalam penyelesaian banyak persoalan
yang terjadi antara sesama pelaku bisnis dan masyarakat tempat mereka
bekerja. Sebuah hal yang dapat membangun persaudaraan (ukhuwah) dan
kerja sama antara mereka semua.

2. Etika Islam Tentang Bisnis


Dalam kaitannya dengan paradigma Islam tentang etika bisnis, maka landasan
filosofis yang harus dibangun dalam pribadi Muslim adalah adanya konsepsi
hubungan manusia dengan manusia dan lingkungannya, serta hubungan manusia
dengan Tuhannya, yang dalam bahasa agama dikenal dengan istilah (hablum
minallah wa hablumminannas). Dengan berpegang pada landasan ini maka setiap
muslim yang berbisnis atau beraktifitas apapun akan merasa ada kehadiran "pihak
ketiga" (Tuhan) di setiap aspek hidupnya. Keyakinan ini harus menjadi bagian
integral dari setiap muslim dalam berbisnis. Hal ini karena Bisnis dalam Islam
tidak semata mata orientasi dunia tetapi harus punya visi akhirat yang jelas.
Dengan kerangka pemikiran seperti itulah maka persoalan etika dalam bisnis
menjadi sorotan penting dalam ekonomi Islam.
Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua
hal yang bertentangan, sebab, bisnis yang merupakan symbol dari urusan duniawi
juga dianggap sebagai bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akherat.
Artinya, jika oreientasi bisnis dan upaya investasi akhirat (diniatkan sebagai
ibadah dan merupakan totalitas kepatuhan kepada Tuhan), maka bisnis dengan
sendirinya harus sejalan dengan kaidah-kaidah moral yang berlandaskan
keimanan kepada akhirat. Bahkan dalam Islam, pengertian bisnis itu sendiri tidak
dibatasi urusan dunia, tetapi mencakup pula seluruh kegiatan kita didunia yang
"dibisniskan" (diniatkan sebagai ibadah) untuk meraih keuntungan atau pahalaZ
akhirat. Stetemen ini secara tegas di sebut dalam salah satu ayat Al-Qur'an.

7
“Wahai Orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan pada
suatu perniagaan (bisnis) yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab pedih ?
yaitu beriman kepada allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan jiwa
dan hartamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”.

3. Prinsip-prinsip dalam berbisnis menurut islam


a. Kejujuran, Sifat jujur atau dapat dipercaya merupakan sifat terpuji yang
disenangi Allah, walaupun disadari sulit menemukan orang yang dapat
dipercaya. Kejujuran adalah barang mahal. Lawan dari kejujuran adalah
penipuan. Kejujuran pelaku bisnis untuk tidak mengambil keuntungan
hanya untuk dirinya sendiri dengan cara menyuap, menimbun barang,
berbuat curang dan menipu, tidak memanipulasi barang dari segi kualitas
dan kuantitasnya.
b. Keadilan, Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis,
dan melarang berbuat curang atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah
untuk membangun keadilan. Kecurangan dalam berbisnis pertanda
kehancuran bisnis tersebut, karena kunci keberhasilan bisnis adalah
kepercayaan.
c. Keterbukaan, Kesediaan pelaku bisnis untuk menerima pendapat orang
lain yang lebih baik dan lebih benar, serta menghidupkan potensi dan
inisiatif yang konstruktif, kreatif dan positif.
d. Kebersamaan, kebersamaan pelaku bisnis dalam membagi dan memikul
beban sesuai dengan kemampuan masing-masing, kebersamaan dalam
memikul tanggung jawab sesuai dengan beban tugas, dan kebersamaan
dalam menikmati hasil bisnis secara proporsional.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa etika bisnis adalah cara
untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan dan masyarakat. Kapitalisme adalah sistem
perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang
untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang,
manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Sistem Ekonomi Sosialis adalah individu tidak berhak dalam kepemilikan atas
harta benda atau kekayaan serta penggunaannya. Kepemilikan atas harta dan
kekayaan sepenuhnya berada pada negara. Dalam sistem ekonomi sosialis,
kepemilikan harta benda ditentukan oleh negara.
Bisnis dalam islam memposisikan pengertian bisnis yang pada hakikatnya
merupakan usaha manusia untuk mencari keridhaan Allah SWT. Bisnis tidak
bertujuan jangka pendek, individual dan semata-mata keuntungan yang
berdasarkan kalkulasi matematika, tetapi bertujuan jangka pendek sekaligus
jangka panjang, yaitu tanggung jawab pribadi dan sosial dihadap masyarakat,
Negara dan Allah SWT

B. Kritik dan Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang berhubungan dengan makalah ini. Penulis berharap para pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. http://tritaminingsih.blogspot.com/2014/12/perkembangan-etika-bisnis-
dan-profesi.html

2. http://kinanzahirah.wordpress.com/2012/05/23/perbedaan-sistem-
ekonomi-sosialis-kapitalis-dan-islam/

3. http://rifdoisme.wordpress.com/2013/03/04/perbandingan-sistem-
ekonomi-bagian-i/

4. https://www.academia.edu/8398801/makalah_etika_bisnis

5. http://www.markazinayah.com/prinsip-dan-etika-bisnis-dalam-islam.html

6. http://staincurup.ac.id/etika-bisnis-dalam-islam/

7. http://www.eramuslim.com/peradaban/ekonomi-syariah/perbedaan-
mendasar-antara-sistem-ekonomi-islam-dan-sistem-ekonomi-
kapitalis.htm#.VR8hUo5lw4I

8. http://www.fimadani.com/sistem-ekonomi-kapitalis/

9. http://andriyani22.blogspot.com/2012/12/definisi-pengertian-etika-
bisnis.html

10. http://dilihatya.com/2040/pengertian-etika-bisnis-menurut-para-ahli

11. http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1170728&val=
6175&title=Etika%20Bisnis%20Dalam%20Ekonomi%20Islam

12. https://www.gramedia.com/literasi/sistem-
ekonomikapitalis/#Pengertian_Sistem_Ekonomi_Kapitalis

13. http://repository.iainpare.ac.id/629/

10

Anda mungkin juga menyukai