36 Justinm Paper Hukum Tata Negara 205010107111005
36 Justinm Paper Hukum Tata Negara 205010107111005
Disusun oleh ;
Justin Makarim
205010107111005
Dosen Pengampu :
Dr.Riana Susmayanti, S.H., M.H.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
ILMU HUKUM
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil perubahan dar UUD 1945 yang berkaitan dengan kekuasaan Presiden dan Wakli
Presiden, adalah pembatasan kekuasaan Presiden. Pasal 7 UUD 1945 sebelum perubahan
berbunyi “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali”. Penegasan di dalam Pasal 7 dipandang terlalu fleksibel
untuk ditafsirkan. Bahkan Soeharto pernah mengatakan, tentang berapa kali seseorang dapat
menjabat Presiden sangatlah bergantung pada MPR. Jadi tidak pernah dibatasi, asal masih
dipilih oleh MPR, ia dapat terus menjabat Presiden dan /atau Wakil Presiden dan Soeharto lah
yang telah menikmati kebebasan jabatan itu karena ia sendiri yang membuat tafsir atas UUD
sebelum perubahan, MPR tinggal meng’amini’nya, kemudian Pasal 7 diubah, yang bunyinya
menjadi “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa
jabatan”. Perubahan Pasal ini dipandang sebagai langkah yang tepat untuk mengak hiri
perdebatan tentang periodisasi jabatan Presiden dan Wakil Presiden.1
Negara Indonesia adalah negara hukum yang dituangkan dalam konstitusi negara. Hans
Kelsen2 mengatakan konstitusi merupakan hukum tertinggi dalam sistem hukum yang menjadi
sumber validitas dari norma hukum yang berada dibawahnya. Sebagai hukum tertinggi
konstitusi menjadi sumber serta landasan dalam pembentukan peraturanperaturan perundang-
undangan dalam penyelenggaraan negara.
1
Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, PT Raja Grafindo Persada Jakarta, 2016.hlm 196.
2
Janedjri M. Gaffar, Demokrasi Dan Pemilu Di Indonesia, Konstitusi Press, Jakarta, 2013, hlm. 20- 21.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Menurut Van Vollenhoven Hukum Tata Negara adalah Hukum Tata Negara yang
mengatur semua masyarakat hukum atasan dan masyarakat Hukum bawahan
menurut tingkatannya dan dari masing-masing itu menentukan wilayah lingkungan
masyarakatnya. dan akhirnya menentukan badan-badan dan fungsinya masing-
3
Yuswalina.Hukum Tata Negara di Indonesia. Malang. : SETARA PRESS
4
Johan Jasin. Hukum Tata Negara suatu pengantar. Yogyakarta : CV BUDI UTAMA
masing yang berkuasa dalam lingkungan masyarakat hukum itu serta menentukan
sususnan dan wewenang badan-badan tersebut.
2. Menurut Scholten Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi
dari pada Negara. Kesimpulannya, bahwa dalam organisasi negara itu telah dicakup
bagaimana kedudukan organorgan dalam negara itu, hubungan, hak dan kewajiban,
serta tugasnya masing-masing.
3. Menurut Van der Pot Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang
menentukan badan-badan yang diperlukan serta wewenang masing-masing,
hubungannya satu dengan yang lain dan hubungan dengan individu yang lain.
4. Menurut Apeldoorn Hukum Tata Negara dalam arti sempit yang sama artinya
dengan istilah hukum tata negara dalam arti sempit, adalah untuk membedakannya
dengan hukum negara dalam arti luas, yang meliputi hukum tata negara dan hukum
administrasi negara itu sendiri.
5. Menurut Paton George Whitecross Hukum Tata Negara adalah hukum yang
mengatur alat-alat perlengkapan negara, tugasnya ,wewenang dan hubungan antara
alat pelengkap negara itu. Dalam bukunya “textbook of Jurisprudence” yang
merumuskan bahwa Constutional Law deals with the ultimate question of
distribution of legal power and the fungctions of the organ of the state.
6. Menurut Maurice Duverger Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang dari
hukum privat yang mengatur organisasi dan fungsi-fungsi politik suatu lembaga
negara.
7. Menurut Kranenburg Hukum Tata Negara meliputi hukum mengenai susunan
hukum dari Negara terdapat dalam UUD.
8. Menurut Utrecht Hukum Tata Negara mempelajari kewajiban sosial dan kekuasaan
pejabat-pejabat Negara.
9. Menurut Kusumadi Pudjosewojo Hukum Tata Negara adalah hukum yang
mengatur bentuk negara (kesatuan atau federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan
atau republik), yang menunjukan masyarakat Hukum yang atasan maupunyang
bawahan, beserta tingkatan-tingkatannya (hierarchie), yang selanjutnya
mengesahkan wilayah dan lingkungan rakyat dari masyarakat-masyarakat hukum
itu dan akhirnya menunjukan alat-alat perlengkapan (yang memegang kekuasaan
penguasa) dari masyarakat hukum itu,beserta susunan (terdiri dari seorang atau
sejumlah orang), wewenang, tingkatan imbang dari dan antara alat perlengkapan
itu.
10. Menurut J.R. Stellinga Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur
wewenang dan kewajiban-keawajiban alat-alat perlengkapan Negara, mengatur
hak, dan kewajiban warga.
11. Menurut J. Apeldorn Negara dalam arti penguasa, yaitu adanya orang-orang yang
memegang kekuasaan dalam persekutuan rakyat yang mendiami suatu daerah.
12. Menurut Van der Pot Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang
menentukan badan-badan yang diperlukan, wewenang masing-masing badan,
hubungan antar badan yang satu dengan yang lain, serta hubungan antara badan-
badan itu dengan individu-individu didalam suatu Negara
13. Menurut Van Vollen Hoven Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur
semua masyarakat hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut
tingkatannya dan masing-masing masyarakat hukum itu menentukan wilayah
lingkungan rakyatnya dan menentukan badan-badan serta fungsinya masing-
masing yang berkuasa dalam masyarakat hukum itu, serta menentukan susunan dan
wewenang dari badan-badan tersebut.
14. Menurut Logemann Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi
Negara.menurut Prof.Logemann adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang
bertujuan dengan kekuasaannya mengatur serta menyelenggarakan sesuatu
masyarakat.
15. Menurut Mac Iver Menurut Mac Iver bahwa Negara itu sebagai suatu political
orgaization,harus di bedakan dari ”masyarakat”.Negara itu suatu Organisasi politik
yang ada di dalam masyarakat, tetapi negara itu bukan bentuk dari
masyarakat.Negara itu organisasi dalam masyarakat, yaitu organisatie-kapstok.
16. Menurut Kusumadi Pudjosewojo, S.H. Dalam bukunya Pedoman Pelajaran Tata
Hukum Indonesia menyebutkan bahwa:”Hukum Tata Negara ialah hukum yang
mengatur tata negara (kesatuan atau federal),dan bentuk pemerintahan (kerajaan
atau revublik), yang menunjukan masyarakat-masyarakat hukum yang atasan
maupun yang bawahan, beserta tingkatan-tingkatan (hierarchie), yang selanjutnya
menegaskan wilayah dan lingkungan rakyat dari masyarakat hukumitu dan
akhirnya akhirnya menunjukan perlengkapan dari masyarakat hukum itu sendiri.
17. Menurut Vollenhoven Hukum tata negara membahas masyarakat hukum atasan dan
masyarakat Hukum bawahan serta hubungannya menurut hierarkhi serta hak dan
kewajiban masing-masing, dan dari masing-masing itu menentukan wilayah
lingkungan masyarakatnya ,semua itu menunjukkan negara dalam keadaan statis.
18. Menurut Wade dan Phillips Dalam bukunya yang berjudul “ Constitusional law “
yang terbit pada tahun 1936 . Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur
alat-alat perlengkapan negara, tugasnya dan hubungan antara alat pelengkap negara
itu.
19. Menurut A.V. Dicey Dalam bukunya “ An introduction the study of the law of the
consrtitution “,dicey mengatakan Hukum Tata Negara adalah semua hukum (di
tuliskan dengan “all rules”) yang terletak pada pembagian kekuasaan dalam negara
dan pelaksanaan yang tertinggi dalam suatu negara.
20. Menurut Van der pot Hukum tata negara ialah peraturan-peraturan yang
menentukan badan-badan yang di perlukan serta wewenangnya masing-masing,
hubungannya satu dengan yang lain dan hubungannya dengan individu-individu,
definisi ini menyinggung tentang warga negara negara yang bersifat dinamis.
21. Menurut Scholten Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur organisasi
negara. Kesimpulan: Bahwa dalam organisasi negara itu telah dicakup bagaimana
kedudukan organ-organ dalam negara itu, hubungan, hak dan kewajiban, serta
tugasnya masing-masing.
22. Menurut Austin Mengatakan bahwa Constitutional Law menentukan orang-orang
tertentu atau golongangolongan tertentu dari masyarakat yang memegang
kekuasaan istimewatertentu (Souvereign power) dalam negara.
23. Menurut Apeldorn Hukum tata negara merupakan orang-orang yang memegang
jabatan pemerintahan dan batas-batas kekuasaannya.hukum tata negara di
istilahkan hukum negara dalam arti sempit adalah untuk membedakannya dengan
hukum negara dalam arti luas , yang meliputi hukum administrasi negara dan
hukum tata negara itu sendiri.
24. Menurut Logemann Dalam bukunya “over de theory van een saatsrecht “ dan “Het
staatsrecht van Indonesia” , Logemann mengatakan : Hukum tata negara adalah
hukum yang mengatur organisasi negara
25. Menurut Maurice du verger Hukum hukum tata negara adalah salah satu cabang
dari hukum publik yang mengatur organisasi dan fungsi-fungsi politik suatu
lembaga – Organisasi dan fungsi politik lembaga negara.
26. Menurut Kusumadi Pudjosewojo Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur
bentuk negara(kesatuan atau federal),dan bentuk pemerintahan(kerajaan/republik)
yang menunjukkan masyarakat hukum baik atasan maupun bawahan beserta
tingkatannya(hierarchie) yang selanjutnya menegaskan wilayah dan lingkungan
rakyat dari masyarakat-masyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukkan alatalat
perlengkapan (yang memegang kekuasaan penguasa)dari masyarakat hukum itu
beserta susunan(terdiri dari orang atau sejumlah orang),wewenang tingkatan
imbang dari dan alat perlengkapan negara itu.
27. Menurut Vanvollen Hoven Hukum Tata Negara adalah mengatur semua
masyarakat hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut tingkatannya
dan dari masing-masing itu menentukan wilayah lingkungan rakyatnya dan
akhirnya menentukan badan-badan dan fungsinya masing-masing yang berkuasa
dalam lingkungan masyarakat hukum disana serta menentukan susunan dan
wewenangnya dari badan-badan tersebut.
28. Menurut Vanderpot Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang
menentukan badan-badan yang diperlukan serta wewenangnya masing-masing,
Hubungan satu dengan yang lainnya dan hubungannya dengan individu-individu.
29. Menurut Prof. Mr. Ph Kleintjets Hukum Tata Negara Hindia Belanda terdiri dari
kaedah-kaedah hukum mengenai tata (Inrichting Hindia Belanda), alat
perlengkapan kekuasaan negara (Demet Overheadsgezag), tata, wewenang
(Bevoegdheden) dan perhubungan kekuasaan (Onderlinge Machtsverhouding)
diantara alat-alat perlengkapan.
30. Menurut Prof. ANHOCIEZT Hukum Tata Negara adalah peraturan –peraturan
hukum yang dimana pejabat pemerinatahan dan kekuasaannya yang memiliki
wewenang, batasan-batasan tersendiri untuk mengatur alat-alat perlengkapan
Negara (yang mengatur segala aspek kehidupan individuindividu yang terdiri
sejumlah orang yang berada pada negara).
31. Menurut J.H.A Logemann Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur
organisasi negara. Het staatsrecht als het recht dat betrekking heeft op de staat -die
gezagsorganisatie- blijkt dus functie, dat is staatsrechtelijk gesproken het amb, als
kernbegrip, als bouwsteen te hebben. Bagi Logemann, jabatan merupakan
pengertian yuridis dari fungsi, sedangkan fungsi merupakan pengertian yang
bersifat sosiologis. Oleh karena negara merupakan organisasi yang terdiri atas
fungsi-fungsi dalam hubungannya satu dengan yang lain maupun dalam
keseluruhannya maka dalam pengertian yuridis negara merupakan organisasi
jabatan atau yang disebutnya ambtenorganisatie.
32. Menurut Prins Hukum Tata Negara mempelajari yang fundamental yang
merupakan dasar-dasar dari Negara dan menyangkut langsung tiap-tiap warga
Negara. Hukum Tata Pemerintahan menitikberatkan kepada hal-hal yang teknis
saja, yang selama ini kita tidak berkepentingan dan hanya penting bagi para
spesialis saja.
Dari definisi Hukum Tata Negara dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa Hukum
Tata Negara adalah sekumpulan peraturan yang mengatur organisasi dari pada negara,
hubungan antara alat perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horizontal serta kedudukan
warga negara dan hak-hak azasinya. kajian ilmu hukum tata negara adalah negara.
Dimana negara dipandang dari sifatnya atau pengertiannya yang konkrit. Artinya
obyeknya terikat pada tempat, keadaan dan waktu tertentu. Hukum tata negara merupakan
cabang ilmu hukum yang membahas tatanan, struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antara
struktur organ atau struktur kenegaraan serta mekanisme hubungan antara struktur negara dan
warga Negara.
Dengan demikian hubungan antara Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara adalah
Ilmu Negara adalah dasar dalam penyelenggaraan praktek ketatanegaraan yang diatur dalam
Hukum Tata Negara lebih lanjut dengan kata lain Ilmu Negara yang mempelajari konsep, teori
tentang Negara merupakan dasar dalam mempelajari Hukum Tata Negara.5
5
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Ilmu Negara dan Politik, cet. 2, (Bandung: PT Eresco, 1981), hlm. 1
6
Asshiddiqie, Jimly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid I. Jakarta : Mahkamah Konstitusi Press
7
Huda, Ni’matul. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
3. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara Hukum
Administrasi Negara merupakan bagian dari Hukum Tata Negara dalam arti luas, sedangkan
dalam arti sempit Hukum Administrasi Negara adalah sisanya setelah dikurangi oleh Hukum
Tata Negara. 8
Hukum Tata Negara adalah hukum yang meliputi hak dan kewajiban manusia,
personifikasi, tanggung jawab, lahir dan hilangnya hak serta kewajiban tersebut hak-hak
organisasi batasanbatasan dan wewenang. Sedangkan, Hukum Administrasi Negara adalah
yang mempelajari jenis bentuk serta akibat hukum yang dilakukan pejabat dalam melakukan
tugasnya. Pemisahan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum administrasi Negara terdapat
dua golongan pendapat, yaitu :
Golongan yang berpendapat ada perbedaan yuridis prinsip adalah : Oppen Heim
(Belanda) berpendapat Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan hukum yang
membentuk alat-alat perlengkapan Negara dan memberikan kepadanya wewenang dan
membagibagikan tugas pemerintahan dari tingkat tinggi sampai tingkat rendahan. Jadi yang
menjadi pokok bahasan dari Hukum Tata Negara adalah Negara dalam keadaan diam (staat in
rust). Sedangkan Hukum Tata Pemerintahan adalah peraturan-peraturan hukum mengenai
Negara dalam bergerak ( Staats in beweging ), yang merupakan aturan-aturan pelaksanaan
tugas dari alat-alat perlengkapan Negara yang telah ditentukan oleh Hukum Tata Negara. ·
Golongan yang berpendapat tidak ada perbedaan prinsip Kranenburg mengatakan : Tidak ada
perbedaan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Tata Pemerintahan, kalau ada perbedaan
hanya pada praktek, perbedaan itu hanya karena untuk mencapai kemanfaatan saja. Hukum
Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang mengandung struktur umum dari suatu
pemerintahan negara misalnya Undang-Undang Dasar, Undang-Undang organisasi,
Desentralisasi, otonomi dan lain-lainnya. Hukum Tata Pemerintahan yaitu peraturan-peraturan
yang bersifat khusus misalnya tentang kepegawaian, wajib militer, perumahan dan lingkungan
dan lain-lain. Menurut Budiman Sinaga, mengenai perbedaan antara Hukum Tata Negara
dengan Hukum Administrasi Negara terdapat banyak pendapat. Secara sederhana, Hukum Tata
Negara membahas negara dalam keadaan diam sedangkan Hukum Administrasi Negara
membahas negara dalam keadaan bergerak. Pengertian bergerak di sini memang betul-betul
bergerak, misalnya mengenai sebuah Keputusan Tata Usaha Negara. Keputusan itu harus
diserahkan/ dikirimkan dari Pejabat Tata Usaha Negara kepada seseorang.
8
Anonim.Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara. Online http://id.shvoong.com
(diakses tanggal 8 Maret 2021).
4. Hubungan Hukum Tata Negara dengan cabang Ilmu Sosial lainnya
Hubungan Hukum Tata Negara dengan Tata Negara adalah bahwa Tata Negara
merupakan hasil transformasi sosiologis dari Hukum Tata Negara dalam wujud praktek
ketatanegaraan. · Hubungan Hukum Tata Negara dengan Sosiologi-Antropologi, terlihat ketika
Hukum Tata Negara memerlukan sumbangan tatkala memerlukan informasi tentang gejala
sosial dalam kaitannya dengan masalah kenegaraan untuk memperoleh dukungan sosial
terhadap suatu konsep kenegaraan. · Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Sejarah,
tampak pada saat perumusan kaidah hukum yang memerlukan analisis historis agar konteks
interpretasinya tidak hilang. · Hubungan Hukum Tata Negara dengan Geografi, dimana
Geopolitika (Geografi dan Politik) memberikan sumbangan dalam menetapkan dan mengatur
batas wilayah negara. · Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Ekonomi, tampak pada
saat penyusunan dan penetapan norma dasar mengenai perekonomian negara. · Hubungan
Hukum Tata Negara dengan Psikologi Sosial, yaitu pada saat diperlukannya pendekatan
psikologis dalam menganalisis dan memecahkan masalah politik suatu negara sehingga dapat
mengontruksinya menjadi kaidah hukum. · Hubungan Hukum Tata Negara dengan Filsafat,
terlihat pada perumusan dasar negara yang merumuskan Pancasila sebagai hasil renungan
filosofis.910
9
Setiadi, Adi. Hubungan Hukum Tata Negara Dengan Cabang Ilmu Pengetahuan Lainnya.
(diakses tanggal 1 April 2021).
10
Huda, Ni’matul. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Istilah Negara hukum merupakan terjemahan dari Rechtstaat yang popular di eropa Kontinental
pada abad XIX yang bertujuan untuk menentang suatu pemerintahan Absolutisme. Sifat dari
Rechtstaat sesuai dengan .......... dari Eropa Kontinental adalah sistem Kodifikasi yang berarti
semua peraturan hukum harus disusun dalm satu buku sesuai dengan jenisnya, sehingga
karakteristik daripada Rechtstaat adalah bersifat administratif
Unsur-unsur / ciri-ciri khas daripada suatu Negara hukum atau Rechstaat adalah :
1.Adanya pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia yang
mengandung persamaan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, kultur dan pendidikan.
2.Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak dipengaruhi oleh suatu
kekuasaan atau kekuatan lain apapun.
3.Adanya legalitas dalam arti hukum dalam semua bentuknya.
4.Adanya Undang-Undang Dasaer yang memuat ketentuan tertulis tentang hubungan
antara penguasa dengan rakyat.
5.Adanya pembagian kekauasaan Negara. Ciri-ciri di atas menunjukkan bahwa
Rechstaat adalah pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia yang
bertumpu atas prinsip kebebasan dan persamaan
Adanya Undang-Undang Dasar akan menjamin terhadap asas kebebasan dan persamaan.
Dengan adanya pembagian kekuasaan untuk menghindari penumpukkan kekuasaan dalam satu
tangan yang sangat cenderung pada penyalahgunaan kekuasaan terhadap kebebasan dan
persamaan. Disamping konsep Rechstaat dikenal pula konsep The Rule of Law yang sudah ada
sebelum konsep Rechstaat.. Rule of Law berkembang di Negara Anglo Saxon yang bertumpu
pada sistem hukum Common law dan bersifat yudicial yaitu keputusan-keputusan/
yurisprudensi.
Menurut Soerjono Soekanto, istilah Rule of Law paling sedikit dapat ditinjau dalam
dua arti yaitu :
A. Arti formil, dimaksudkan sebagai kekuasaan publik yang teroganisir yang berarti setiap
tindakan/perbuatan atau kaidah-kaidah didasarkan pada khirarki perintah dari yang lebih
tinggi. Unsur-unsur Rule of Law dalam arti formil meliputi :
(1) Perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.
(2) Adanya pemisahan kekuasaan.
(3) Setiap tindakan pemerintah harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan.
(4) Adanya peradilan administrasi yang berdiri sendiri.
B. Rule of Law dalam arti materiil atau idiologis mencakup ukuranukuran tentang hukum yang
baik atau yang tidak yang antara lain mencakup :
(1) Kesadaran ketaatan warga masyarakat terhadap kaidah-kaidah hukum yang
ditetapkan oleh yang berwenang.
(2) Bahwa kaidah-kaidah tersebut harus selaras dengan hak-hak asasi manusia.
(3) Negara berkewajiban menjamin tercapainya suatu keadilan sosial dan
kebebasan, kemerdekaan, penghargaan yang wajar terhadap martabat manusia.
(4) Adanya tata cara yang jelas dalam proses untuk mendapatkan keadilan terhadap
perbuatan yang sewenang-wenang dari penguasa.
(5) Adanya peradilan yang bebas dan merdeka dari kekuasaan dan kekuatan apapun
juga
2.Azas Demokrasi
Kedaulatan artinya kekuasaan atau kewenangan yang tertinggi dalam suatu wilayah.
Kedaulatan ratkyat artinya kekuasaan itu ada ditangan rakyat, sehingga dalam pemerintah
melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan keinginan rakyat. J.J. Rousseaw mengatakan
bahwa pemberian kekuasaan kepada pemerintah melalui suatu perjanjian masyarakat (sosial
contract) dan apabila pemerintah dalam menjalankan tugasnya bertentangan dengan keinginan
rakyat, maka pemerintah dapat dijatuhkan oleh rakyat. Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar
1945 mengatakan :
“Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”. Rumusan ini
secara tegas bahwa kedaulatan ada ditangan rakyat yang diatur dalam UUD 1945.UUD 1945
menjadi dasar dalam pelaksanaan suatu kedaulatan rakyat tersebut baik wewenang, tugas dan
fungsinya ditentukan oleh UUD 1945. Hampir semua para ahli teoritis dari zaman dahulu
hingga sekarang mengatakan bahwa yang berkuasa dalam sistem pemerintahan Negara
demokrasi adalah rakyat.
Paham kerakyatan/ demokrasi tidak dapat dispisahkan dengan paham Negara hukum,
sebab pada akhirnya hukum yang mengatur dan membatasi kekuasaan Negara/ pemerintah dan
sebaliknya kekuasaan diperlukan untuk membuat dan melaksanakan hukum. Inilah yang juga
dikatakan bahwa hubungan antara hukum dengan kekuasaan tidak dapat dipisahkan dan sangat
erat hubungannya.
Dalam Negara adanya saling percaya yaitu kepercayaan dari rakyat tidak boleh
disalahgunakan oleh Negara dan sebaliknya harapan dari penguasa dalam batas-batas tertentu
diperlukan kepatuhan dari rakyat terhadap aturanaturan yang ditetapkan oleh Negara.
Dari ketiga kekuasaan itu masing-masing terpisah satu dama linnya baik mengenai orangnya
mapun fungsinya. Pembagian kekuasaan berarti bahwa kekuasaan itu dibagi-bagi dalam
beberapa bagian, tidak dipisahkan yang dapat memungkinkan adanya kerjasama antara bagian-
bagian itu ( Check and Balances). Tujuan adanya pemisahan kekuasaan agar tindakan
sewenang-wenang dari raja dapat dihindari dan kebebasan dan hak-hak rakyat dapat terjamin.
UUD 1945 setelah perubahan membagi kekuasaan Negara atau membentuk lembaga-lembaga
kenegaraan yang mempunyai kedudukan sederajat serta fungsi dan wewenangnya masing-
masing yaitu :
1) Dewan Perwakilan Rakyat
2) Majelis Permusyawaratan Rakyat
3) Dewan Pimpinan Daerah
4) Badan Pemepriksa Keuangan
5) Presiden dan Wakil Presiden
6) Mahkamah Agung
7) Mahkamah Konstitusi
8) Komisi Yudisial
9) Dan Lembaga-lembaga lainnya yang kewenagannya diatur dalam UUD 1945 dan
lembaga-lembaga yang pembentukan dan kewenangannya diatur dengan Undang-Undang.
Dengan demikian UU 1945 tidak menganut pemisahan kekuasaan Negara seperti dikemukakan
oleh John Locke dan Montesquieu seperti tersebut di atas, akan tetapi UUD 1945 membagi
kekuasaan Negara dalam lembagalembaga tinggi Negara dan mengatur pula hubungan timbal
balik antara lembaga tinggi Negara tersebut11
11
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/05/hukum_tata_negara.pdf
12
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/05/hukum_tata_negara.
C. SUMBER HUKUM TATA NEGARA
1. Materil
Sumber hukum tata negara dalam arti materiil adalah Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum, pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral
yang meliputi suasana jiwa, watak bangsa Indonesia. Penempatan Pancasila sebagai sumber
dari segala sumber hukum negara harus sesuai dengan pembukaan UUD 1945 yang
menempatkan sebagai dasar idiologi negara serta sebagi dasar falsafah bangsa dan negara
sehingg setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Penempatan Pancasila sebagai
staatsfundamentalnorm yang berupa norma dasar bernegara atau sumber dari segala sumber
hukum, berarti menempatkan Pancasila di atas undang-undang dasar. Jika demikian, Pancasila
tidak termasuk dalam pengertian konstitusi, karena berada di atas konstitusi.
2. Formil
Sumber hukum tata negara dalam arti formil adalah segala peraturan hukum
tertulis mapun tidak tertulis (misalnya konvensi). Sumber hukum dalam arti formil
adalah: (i) undang-undang dasar dan peraturan perundang-undangan, (ii)
yurisprudensi, (iii) konvensi ketatanegaraan, (iv) traktat, (v) doktrin.
UUD 1945 memuat hukum dasar negara merupakan sumber hukum bagi
pembentukan peraturan perundang-undangan di bawah UUD 1945. UUD 1945
sebagai sumber hukum bisa dilihat dalam Pasal 16 yang berbunyi: “Presiden
membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasehat dan
pertimbangan kepada Presiden yang selanjutnya diatur dalam undang-undang”.
Juga dalam Pasal 19 ayat (2) yang berbunyi Susunan Dewan Perwakilan Rakyat
diatur dengan undang-undang. Penunjukan diatur dengan undang-undang
menandakan UUD 1945 menjadi sumber hukum peraturan perundangundangan
dibawahnya.
b) Ketetapan MPR
Ketetapan MPR adalah bentuk peraturan perundang-undangan yang tidak
disebutkan dalam UUD, melainkan sesuatu yang tumbuh dalam praktek
ketatanegaraan yang diikuti secara terus menerus sejak tahun 1960, sehingga
menjadi suatu kebiasaan (kovensi) ketatanegaraan. Sebagai bagaian dari sistem
peraturan perundangundangan, ketetapan MPR dibatasi pada pengertian tingkah
laku yang bersifat abstrak dan mengikat secara umum. Ketetapan MPR yang
mengatur hal kongrit dan individual diubah dengan nama keputusan MPR.
Putusan MPR ada 3 (tiga) jenis yaitu; pertama, perubahan dan penetapan
undang-undang dasar, yang mempuyai kekuatan hukum sebagai undang-uundang
dasar dan tidak mengunakan nomor putusan majelis. Kedua, ketetapan, yang berisi
hal-hal yang bersifat penetapan (beschikking) dan mempuyai kekuatan hukum
mengikat ke dalam dan keluar Majelis serta mengunakan nomor putusan majelis.
Ketiga, keputusan, yang berisi aturan atau ketentuan intern Majelis dan mempuyai
kekuatan hukum mengikat kedalam Majelis, serta mengunakan nomor putusan
majelis
Jenis materi Ketetapan MPRS dan ketetapan MPR dapat bersifat penetapan,
bersifat mengatur kedalam, bersifat mengatur sekaligus memberi tugas kepada
presiden, bersifat perundang-undangan seperti:
1) Ketetapan Majelis Permusyaratan Rakyat yang bersifat penetapan
(beschikking), misalnya, Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2001 tentang
Penetapan Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden Indonesia
2) Ketetapan Majelis Permusyaratan Rakyat yang bersifat bersifat mengatur
kedalam, misalnya, Ketetapan MPR RI Nomor I/ MPR/1978 tentang Peraturan
Tata Tertib MPR
3) Ketetapan Majelis Permusyaratan Rakyat yang bersifat bersifat bersifat
mengatur sekaligus memberi tugas kepada presiden, misalnya, Ketetapan MPR
RI Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaharuan Agraria dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam
4) Ketetapan Majelis Permusyaratan Rakyat yang bersifat bersifat perundang-
undangan, misalnya, Ketetapan MPR RI Nomor VII/ MPR/2000 tentang Peran
Tentara Nasional dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia
c) Undang Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang
Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang diatur dalam Pasal 22 UUD
1945. Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan
peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang. Perpu harus mendapat
persetujuan DPR dalam persidangan yang berikut. Jika tidak mendapat persetujuan,
maka peraturan pemerintah itu harus dicabut.
Istilah hal ikwal kegentingan memaksa, tidak bisa di indentikan dengan
pengertian “keadaan bahaya” menurut ketentuan Pasal 12 UUD 1945. Keadaan darurat
atau kegentingan memaksa adalah keadaaan yang ditafsirkan secara subjektif dari sudut
pandang Presiden/Pemerintah, karena: (i) Pemerintah sangat membutuhkan suatu
undang-undang untuk tempat menuangkan sesuatu kebijakan yang sangat penting dan
mendesak bagi negara; (ii) waktu atau kesempatan yang tersedia untuk mendapatkan
persetujuan DPR tidak mencukupi sebagaimana mestinya.13
Materi muatan Perpu sama dengan materi muatan undangundang dan
pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang dilaksanakan melalui mekanisme yang sama dengan
pembahasan Rancangan undang-undang. karena Perpu adalah derajatnya sama dengan
undang-undang, hanya syarat pembentukanya yang berbeda
13
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, (Jakarta: Raja Graindo Persada, 2013), hlm. 169.
d) Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah adalah peraturan perundang-undangan yang bersifat
“administratiefrehtelijk”, karena tidak boleh mengatur atau menciptakan kaidah
ketatanegaraan. Peraturan Pemerintah tidak boleh menciptakan suatu bandan atau
wewenang kecuali yang diatur dalam undang-undang.
Perencanaan penyusunan Peraturan Pemerintah dilakukan dalam suatu program
penyusunan Peraturan Pemerintah. Perencanaan penyusunan Peraturan Pemerintah
memuat daftar judul dan pokok materi muatan Rancangan Peraturan Pemerintah untuk
menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya. Perencanaan ditetapkan untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun. Perencanaan penyusunan Peraturan Pemerintah
dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang
hukum. Perencanaan penyusunan Peraturan Pemerintah ditetapkan dengan Keputusan
Presiden.
e) Peraturan Presiden
Peraturan Presiden adalah Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
Presiden. Materi muatan Peraturan Presiden adalah materi yang diperintahkan oleh
undang-undang atau materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah.
f) Peraturan Daerah
Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh
DPRD dengan persetujuan bersama kepala daerah (Gubernur atau Bupati/Walikota).
Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi
khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut peraturan perundangundangan yang lebih
tinggi.
Pasal 18 ayat (6) UUD 1945 pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan. Peraturan Daerah di tingkat Provinsi dilakukan oleh DPRD Provinsi
bersama Gubernur. Di tingkat Kabupaten/kota dilakukan oleh DPRD Kabupaten/kota
bersama Bupati/walikota
D. DASAR HUKUM LAIN
Serta Tata Cara Penentuan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden diatur dalam
pasal :
1) Pasal 8 Calon Presiden dan calon Wakil Presiden diusulkan dalam 1 (satu) pasangan
oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik.
2) Pasal 9 Pasangan Calon diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik
peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% (dua
puluh persen) dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% (dua puluh lima persen)
dari suara sah nasional dalam Pemilu anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden.
3) Pasal 10 Ayat (3) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) hanya dapat mencalonkan 1 (satu) Pasangan Calon sesuai dengan
mekanisme internal Partai Politik dan/atau musyawarah Gabungan Partai Politik yang
dilakukan secara demokratis dan terbuka.
Pesyaratan Pendaftaran Bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Dalam Pasal
226-227
1) Bakal Pasangan Calon didaftarkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang
telah ditetapkan oleh KPU sebagai Peserta Pemilu.
2) Pendaftaran bakal Pasangan Calon oleh Partai Politik ditandatangani oleh ketua umum
atau nama lain dan sekretaris jenderal atau nama lain serta Pasangan Calon yang
bersangkutan.
3) Pendaftaran bakal Pasangan Calon oleh Gabungan Partai Politik ditandatangani oleh
ketua umum atau nama lain dan sekretaris jenderal atau nama lain dari setiap Partai
Politik yang bergabung serta Pasangan Calon yang bersangkutan.
4) Masa pendaftaran bakal Pasangan Calon paling lama 8 (delapan) bulan sebelum hari
pemungutan suara.
Dan Persyaran Ini Dilengkapi Dalam Pasal 227
2. Pasal lain dalam UU No.7 Tahun2017 Tentang Pemilihan Umum tentang Syarat Calon
Presiden
1) Pasal 169 Huruf M Dalam hal 5 (lima) tahun terakhir bakal Pasangan Calon tidak
sepenuhnya atau belum memenuhi syarat sebagai wajib pajak, kewajiban pajak
terhitung sejak calon menjadi wajib pajak.
2) Pasal 169 Huruf N Mengatur tentang batas jabatan Bakal Calon Presiden yang tidak
boleh menjabat dalam jabatan yang sama selama dua kali masa jabatan.
3) Pasal 169 Huruf O Menyatakan bahwa Setiap Calon Presiden harus setia kepada
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal lka
F. SISTEM PEMERINTAHAN
1. Presidensiil
Sistem pemerintahan Presidensial merupakan system di mana pemerintahan sekaligus
kepala negaranya dijabat oleh seorang presiden, yang dipilih secara langsung oleh rakyat atau
melalui badan pemilihan umum untuk masa jabatan tertentu sesuai dengan UUD yang ada, dan
model kepimpinannya bersifat non-kolegial (satu orang) yang dalam kondisi normal tidak
dapat dijatuhkan oleh legislative.14
2. Parlementer
Sistem pemerintahan Parlementer merupakan suatu system pemerintahan di mana
pemerintah (eksekutif) bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam system pemerintahan ini,
parlemen mempunyai kekuasaan yang besar dan mempunyai kewenangan untuk melakukan
pengawasan terhadap eksekutif. Menteri dan perdana menteri bertanggung jawab kepada
parlemen. Contoh Negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia.
G. DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Muhammad Zainal. Hubungan Antara Ilmu Negara, Ilmu Politik dan Ilmu
Hukum. (diakses tanggal 1 April 2021).
Setiadi, Adi. Hubungan Hukum Tata Negara Dengan Cabang Ilmu Pengetahuan
Lainnya. (diakses tanggal 1 April 2021).
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/05/hukum_tata_negara.
Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi, (Jakarta: UII Press, 2003), hlm. 217-218.
Haboddin, Muhtar. 2015. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Malang: Tim UB Press.
(Haboddin 2015)
Huda, Ni’matul. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Asshiddiqie, Jimly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid I. Jakarta : Mahkamah
Konstitusi Press
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, (Jakarta: Raja Graindo
Persada, 2013), hlm. 169.
Peter de Cruz, Perbandingan Sistem Hukum Common Law dan Civil Law . (Bandung:
Nusamedia, 2010), hlm 96.