Anda di halaman 1dari 6

Nama: Muhammad Tegar Ghifari

NIM: 2009200414201001

Prodi: S1 Keperawatan

RESUME

NASIONALISME BANGSA INDONESIA

A. Pengertian Nasionalisme

 Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.

 Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang

timbul karena perasaan senasib.

 Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National

Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk)

dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri. Dan

kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik, yaitu negara

nasional.

 L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian

terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan

memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.

Ir Soekarno juga berpendapat Nasionalisme merupakan suatu paham kebangsaan

yang timbul karena adanya perasaan senasib dan sejarah serta kepentingan untuk
hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu berdaulat dan maju

dalam satu kesatuan bangsa, negara dan cita-cita bersama guna mencapai dan

memelihara serta mengabdikan identitas persatuan, kemakmuran dan kekuatan

atau kekuasaan negara kebangsaan yang bersangkutan. Nasionalisme atau paham

kebangsaan itu adalah paham, aliran, pendirian, atau ajaran untuk mencintai

bangsa dan negara sendiri dengan mewujudkan cita-cita nasional yang telah

disepakati. Kecintaan itu dilandasi oleh kesadaran para anggota bangsa tersebut

untuk secara bersama-sama ingin mencapai cita-cita, mempertahankan, dan

mengabadikan identitas, integritas, serta mewujudkan kemakmuran dan kekuatan

sebagai satu bangsa. Nasionalisme juga merupakan filsafat politik dan sosial yang

menganggap kebaikan bangsa paling utama. Ini merupakan faktor-faktor atau

unsur-unsur pokok nasionalisme yang objektif dan sangat kuat membentuk

nasionalisme serta membantu mempercepat proses evolusi nasionalisme ke arah

pembentukan negara nasional. Nasionalime bangsa Indonesia bersifat insklusif

timbul karena rasa nasib seperjuangan ingin terbebas dari belengguh penjajah dan

kesadaran dari dalam diri tiap individu bangsa untuk bersatu. Terbentuknya

Indonesia sebagai negara kesatuan merupakan kesadaran seluruh komponen

bangsa tanpa mempersoalkan latar belakang agama, suku dan bahasa.

 Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and Politics

mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:

1. Hasrat untuk mencapai kesatuan.

2. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.

3. Hasrat untuk mencapai keaslian.


4. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.

 Dengan begitu negara dan bangsa adalah sekelompok manusia yang:

a. memiliki cita-cita bersama yang mengikat warga negara menjadi satu kesatuan;

b. memiliki sejarah hidup bersama sehingga tercipta rasa senasib

sepenanggungan;

c. memiliki adat, budaya, dan kebiasaan yang sama sebagai akibat pengalaman

hidup bersama

d. menempati suatu wilayah tertentu yang merupakan kesatuan wilayah

e. teroganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat sehingga mereka terikat

dalam suatu masyarakat hukum.

B. Tujuan Nasionalisme

Mempererat tali persaudaraan

Telah dikemukakian sebelumnya Nasionalisme mengandung makna persatuan.

Persatuan inilah yang memungkinkan setiap warga negara menerima berbagai

macam pluralitas suku, ras, maupun budaya.

Menjamin kekuatan bangsa dalam menghadapi Pengaruh luar

Salah satu tujuan Nasionalisme selanjutnya Adalah untuk memperkuat bangsa dari

pengaruh luar. Apabila nasionalisme bangsa rendah, tentunya juga akan


menjadikan negara mudah dipengaruhi budaya luar. Yang tidak sesuai dengan

bangsa itu sendiri

Nasionalisme Indonesia sebagai persyarat integrasi nasional

Integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling

berbeda dalam kehidupan di masyarakat secara nasional sehingga menghasilkan

suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat tersebut. Kalau kita

menggunakan pendekatan konflik sebagaimana diilustrasikan oleh Lewis C. Coser

dan George Simell, maka kerangka masyarakat yang akan kita dapatkan adalah

integrasi yang selalu berada dalam bayang-bayang konflik antar etnik yang

berkepanjangan. Proses integrasi tidak terjadi begitu saja, tetapi merupakan suatu

proses yang panjang dalam waktu yang cukup lama.

C. Derivasi Konsep Nasional Indonesia

Konsep nasionalisme dari founding father berhubungan erat dengan konsep

lanjutan lainnya, seperti konsep negara bangsa yang lebih dikonkretkan menjadi

bentuk dan struktur negara Indonesia yang berbentuk republik indonesia dengan

warga bangsa Indonesia adalah wargaIndoensia asli yang bertempat tinggal di

Indonesia kemudian dasar negara disebut ideologi Pancasila.

D. Integrasi dan Nasionalisme dan hubungannya dengan

Otonomi Daerah

Membangun dan mempertahankan integrasi nasional diperlukan konsistensi,

kesungguhan, dan sekaligus kesabaran selain itu diperlukan tatanan, perangkat


dan kebijakan yang tepat. Framework yang hendak dibangun dalam upaya

memperkukuh integrasi nasional . Membangun dan menghidupkan terus komitmen,

kesadaran, dan kehendak untuk bersatu. Indonesia yang amat majemuk, sangat

diperlukan. Tentunya, penghormatan dan pengakuan kepada mayoritas

dibutuhkan, tetapi sebaliknya perlindungan terhadap minoritast tidak boleh

diabaikan. Yang kita tuju adalah harmoni dan hubungan simetris, dan bukan

hegemoni. Karena itu, premis yang mengatakan Pranata itu kelak harus mampu

membangun mekanisme peleraian konflik guna mencegah kecenderungan

langkah-langkah yang represif untuk menyelesaikan konflik. Merumuskan kebijakan

dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam segala aspek kehidupan dan

pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan semua pihak, semua wilayah.

Kebijakan otonomi daerah, desentralisasi, keseimbangan pusat daerah, hubungan

simetris mayoritas-minoritas, perlindungan kaum minorotas, permberdayaan putra

daerah, dan lain-lain pengaturan yang sejenis amat diperlukan. Disisi lain

undangundang dan perangkat regulasi lain yang lebih tegas agar gerakan

separatisme, perlawanan terhadap ideologi negara, dan kejahatan yang berbau

SARA tidak berkembang dengan leluasa, harus dapat kita rumuskan dengan jelas.

E. Nasionalisme dengan Agama

Cinta tanah air itu memiliki hubungan langsung dengan agama dan iman. Agama

telah menganjurkan manusia mencintai negara tempatnya tumbuh dan dididik. Kita

ingat ketika Nabi SAW hendak berhijrah ke Madinah karena tindakan repressive

kaum musyrikin dan kafir Quraisy (ingat kata-kata ini ya, ”kafir Quraisy”), Nabi SAW

bersabda, “Betapa indahnya engkau wahai Makkah, betapa cintanya aku

kepadamu. Jika bukan karena aku dikeluarkan oleh kaumku darimu, aku tidak akan

meninggalkanmu selamanya, dan aku tidak akan meninggali negara selainmu.”

Anda mungkin juga menyukai