Kabupaten Muna adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara yang terletak
dibagian selatan garis khatulistiwa, terletak di antara 4o15’ - 5o15’ LS dan 121o30’ -
123o15’ BT. Kabupaten Muna memiliki luas daerah daratan seluas ± 2.057,69 km2 atau ±
205.769 ha Kabupaten Muna disebelah Utara berbatasan dengan Selat Spelma, disebelah
Selatan berbatasan Kabupaten Buton Tengah, disebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Buton Utara, dan disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Muna Barat.
Dari 22 kecamtan itu 17 kecamatan adalah wilayah pesisir dan laut yang memiliki
potensi sumber daya alam yang dapat menbangkitkan taraf hidup masyarakat dan kemjuan
kabupaten muna seperi yang diungkap oleh bvungkarno (1953:7) menyatakan bahwah
untruk mnenjadi bangsa yang kuat dan sejatra kita harus menjadi bangsa bahari yang saling
berinterkasi antara pulau yangsatu dengan pulau yang lain. Interaksi antara beberapa
aktivitas pada kawasan pesisir dengan kawasan daratan akan tercipta dan memungkinkan
terjadinya perkembangan yang optimal antar unit-unit kawasan maupun dengan kawasan
sekitarnya. Untuk itu penyusunan pemanfaatan wilayah pesisir dibuat sedemikian rupa
sehingga kegiatan-kegiatan antar kawasan dapat saling menunjang dan memiliki keterkaitan
dengan kawasan yang berbatasan. Agar dapat menempatkan berbagai Analisis Peran
Pemerintah Dalam Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau
Kecil di Kabupaten Muna 3 kegiatan pembangunan di lokasi sesuai secara ekologis, maka
kelayakan biofisik (biophysical suitability) di wilayah pesisir harus diidentifikasi terlebih
dahulu. Pendugaan kelayakan biofisik ini dilakukan dengan cara mendefinisikan persyaratan
biofisik (biophysical requirements) setiap kegiatan pembangunan, kemudian dipetakan.
Dengan cara ini dapatlah ditentukan kesesuaian penggunaan setiap unit (lokasi)
pembangunan di wilayah pesisir (Sulasdi, 2001).
Wilayah pesisir Kabupaten Muna merupakan salah satu kawasan strategis cepat
tumbuh sebagai daerah penyangga yang potensial dari sisi perkembangan ekonomi dengan
pemanfaatan potensi sumberdaya pesisir yang ada. Permasalahan yang dihadapi saat ini
adalah masih terbatasnya data online tentang potensi yang dimiliki dan permasalahan
pembangunan pesisir Kabupaten Muna secara menyeluruh dan komprehensif. Sehingga
menyulitkan pihak Analisis Peran Pemerintah Dalam Meningkatkan Kualitas Pengelolaan
Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Muna 4 pemangku kepentingan
(stakeholder) untuk mengambil suatu keputusan dalam rangka pengembangan potensi
tersebut. Solusinya adalah dengan melakukan kegiatan inventarisasi dan pemetaan potensi
sumberdaya alam pesisir agar tersedia data yang akurat untuk rencana pengembangan
wilayah pesisir Kabupaten Muna.
1.2. Tujuan
Adapun Tujuan dari penyusunan kajian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis peran pemerintah terhadap pengelolaan Kawasan pesisir Kabupaten
Muna
2. Merencanakan strategi pengembangan wilayah kawasan pesisir Kabupaten Muna
Kegiatan ini akan dilakukan secara Kualitatif dan Kuantitatif dengan menggunakan
data data hasil survei lapangan dan beberapa data sekunder terkait pengelolaan wilayah
pesisir Kabupaten Muna. Analisis kualitatif dilakukan untuk menjelaskan karakteristik
subjek penelitian dengan melihat frekuensi dan persentase darisemua variabel penelitian
beserta masing-masing indikatornya dalam menentukan penilaian terhadap peran pemerintah
dalam peningkatan kualitas pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Sedangkan
analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh kebijakan dan peran
pemerintah terhadap kondisi lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil Kabupaten Muna.
Dengan demikian, terdapat dua variabel dalam penelitian ini yakni variabel bebas yaitu
kebijakan dan peran pemerintah dan variabel tidak bebas yaitu kondisi lingkungan pesisir
dan pulau-pulau kecil Kabupaten Muna.
Tabel 5.1
Hasil Uji Korelasi
Regression Statistics
Multiple R 0,638001
R Square 0,407045
Adjusted
R Square 0,341161
Standard Error 4,211781
Observations 11
ANOVA
df SS M F Significance F
S
Regression 1 109,596 109,5962 6,17822 0,034671193
2 6
Residual 9 159,651 17,7391
9
Total 10 269,248
1
Sumber : Hasil Analisis, 2020
Selanjutnya adalah menentukan taraf signifikansi atau linieritas dari
regresi. Kriterianya dapat ditentukan berdasarkan uji F atau uji nilai
Signifikansi (Sig). Berdasarkan Tabel 5.1, nilai signifikansi penelitian ini adalah
sebesar 0,03. Apabila Sig <0,05 maka model regresi adalah linier. Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa terhadap pengaruh yang signifikan antara
peran pemerintah dengan pengetahuan dan persepsi masyarakat dalam
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pulau kecil di Kabupaten Muna.
1. Kekuatan (Strengths)
Kekuatan dalam pengembangan wilayah pesisir Kabupaten Muna yaitu:
1. Kabupaten Muna memiliki panjang garis pantai kurang lebih 55.92 km.
2. Penggunaan lahan di Kabupaten Muna cenderung menjadi lahan terbangun
karena memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
3. Memiliki potensi ekologis yang baik
4. Kabupaten Muna sebagai wilayah penyangga antara pesisir Kota Bau-bau
dan Kota Kendari
5. Tersedia komoditas perikanan (perikanan tangkap, budidaya rumput laut,
budidaya laut, tambak dan kolam air tawar)
6. Memiliki tempat pelelangan ikan dan pengelola perikanan sebagai
prasarana pendukung kegiatan perikanan tangkap
2. Peluang (0pportunities)
Peluang dalam pengembangan wilayah pesisir Kabupaten Muna yaitu:
1. Tersedianya anggaran untuk sarana dan prasarana pengembangan kawasan
pesisir dan kelautan.
2. Adanya peluang usaha pembenihan ikan
3. Masyarakat disekitaran pesisir siap untuk mengembangkan kegiatan
pembenihan
4. Akses pasar untuk pengembangan usaha perikanan dalam keadaan baik
5. Kemudahan mendapatkan sarana melaut seperti BBM, es, peralatan
penangkapan, jaring dan suku cadang.
6. Mempunyai kelembagaan lokal/oraganisasi yang mengatur pelaku usaha
perikanan
7. Memiliki sarana perdagangan seperti pasar sebagian masyarakat siap untuk
mengembangkan kegiatan agroindustri perikanan tangkap.
6.2. Ancaman (Threaths)
yaitu:
(tambak)
Kesimpulan :