Anda di halaman 1dari 23

i

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


“ANAK INDIGO “

Oleh :
Kelompok 8
Rahmi Fitriah
(192510145)

Dosen Pengampu : Alucyana, M.Psi, Psikolog

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS AGAM ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia, rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat beserta salam tidak lupa kita
sanjungkan kepada Rasullullah SAW. Penulis merasa bersyukur karena telah
menyelesaikan makalah mengenai “Anak Indigo” sebagai tugas mata kuliah Pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Alucyana, M.Psi, Psikolog selaku


dosen mata kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus yang telah memberikan
bimbingan dalam pengerjaan tugas makalah ini. Tidak lupa pula penulis berterimakasih
pada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya dalam
pembelajaran anak usia dini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran sebanyak – banyaknya dari
pembaca.

Pekanbaru, 14 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI...................................................................................................................3
2.1 Definisi Anak Indigo...................................................................................................3
2.2 Karakteristik Anak Indigo.........................................................................................4
2.3 Strategi Pembelajaran bagi Anak Indigo.................................................................5
2.4 Media Pembelajaran Anak Indigo............................................................................9
2.5 Manajemen Kelas Anak Indigo...............................................................................11
BAB III......................................................................................................................................12
PEMBAHASAN.......................................................................................................................12
3.1 Pengertian Anak Indigo...........................................................................................12
3.2 Karakteristik Anak Indigo.......................................................................................12
3.3 Strategi Pembelajaran bagi Anak Indigo...............................................................13
3.4 Media Pembelajaran bagi Anak Indigo..................................................................14
3.5 Manajemen Kelas bagi Anak Indigo.......................................................................15
BAB IV......................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu proses yang dapat meningkatkan kualitas


sumber daya manusia. Proses tersebut dilakukan melalui pendidikan informal,
pendidikan nonformal, dan pendidikan formal. Melalui pendidikan, martabat manusia
secara holistis dapat ditingkatkan sehingga memungkinkan potensi diri (afektif,
kognitif, dan psikomotor) berkembang secara optimal. Kualitas sumber daya manusia
perlu ditingkatkan karena sumber daya manusia yang berkualitas merupakan tumpuan
suatu negara.

Keadaan peserta didik tidak boleh diabaikan dalam pelaksanaan pendidikan.


Peserta didik merupakan pribadi yang unik. Setiap peserta didik memiliki potensi yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lain, karena setiap orang dilahirkan dengan
berbagai bakat yang berbeda-beda. Bakat yang dimiliki peserta didik haruslah diarahkan
agar berkembang.

Peserta didik bukan hanya meliputi anak normal, melainkan pula anak
berkebutuhan khusus. Menurut Suparno (2008:1-1) “Anak-anak berkebutuhan khusus
adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya,
yang membedakan mereka dari anak-anak normal pada umumnya”. Perbedaan anak-
anak berkebutuhan khusus dengan anak normal dapat ditinjau dari perbedaan
interindividual dan intraindividual. Salah satu jenis anak berkebutuhan khusus adalah
anak indigo.

Anak indigo dibedakan dengan anak berbakat karena anak indigo diidentikkan
dengan supranatural (anak indigo memiliki IQ minimal 120). Hingga kini, Fenomena
indigo masih bersifat kontroversial termasuk di Indonesia karena sulit dijelaskan secara
ilmiah dan fenomena ini dapat terjadi dimana saja. Seperti yang diungkapkan Nordha

1
Wenangsari, “Di Indonesia banyak masyarakat belum mengetahui mengenai apa itu
anak indigo dikarenakan kurangnya informasi mengenai anak indigo (Moelyono,
2011:1)”.
Anak indigo merupakan aset nasional yang sangat penting karena mereka
memiliki interes intelektual dan perspektif masa depan yang jauh lebih baik dari anak
kebanyakan, baik secara genetis maupun dalam kecepatan tindakan. Dengan kelebihan
ini, diharapkan tenaga dan pikiran mereka dapat membawa berbagai pembaruan dalam
bidang keilmuan, maupun perubahan ke arah perbaikan kehidupan masyarakat, seperti
apa yang telah dilakukan Edison (sang penemu listrik) yang sangat penting bagi
kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini ialah sebagai
berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan anak indigo ?


2. Bagaimana karakteristik anak indigo ?
3. Bagaimana strategi pembelajaran anak indigo ?
4. Bagaimana media pembelajaran bagi anak indigo ?
5. Bagaimana manajemen pendidikan anak indigo ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi dari anak indigo


2. Untuk mengetahui karakteristik anak indigo
3. Untuk mengetahui strategi pembelajaran untuk anak indigo
4. Untuk mengetahui media pembelajaran bagi anak indigo

2
5. Untuk mengetahui manajemen pendidikan anak indigo

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Anak Indigo

Secara harfiah, indigo adalah nama warna antara biru dan ungu, yang kerap pula
disebut dengan nila. Istilah indigo berasal dari bahasa spanyol yang berarti “nila”.
Warna ini merupakan kombinasi biru dan ungu yang diidentifikasi melalui cakra tubuh
yang memiliki spectrum warna pelangi, dari merah sampai ungu. Terdapat banyak
istilah untuk menyebut anak indigo. Anak indigo disebut “Children of the sun” atau
“Millennium children” oleh para ahli dari Amerika dan di Rusia di sebut sebagai bocah
biru.

Istilah anak indigo dikemukakan oleh Nancy Ann Torp, Seorang konselor, pada
tahun 1970. Dia meneliti warna aura manusia dan menghubungkannya dengan
kepribadian. Mereka yang memiliki aura nila atau indigo ini ternyata anak-anak yang
dianugerahi kelebihan, khususnya kemampuan indera keenam, dengan beberapa ciri
khas yang mereka miliki yaitu berinteligensi tinggi, berintuisi tinggi, dan sangat sensitif
dengan lain-lainnya.

Istilah indigo atau indira ini menunjukkan warna aura dalam warna kehidupan
mereka. Indigo sendiri juga terkait dengan indra keenam yang terletak pada cakra mata
ketiga yang menggambarkan intuisi dan kekuatan batin yang luar biasa tajam yang
melebihi kemampuan orang kebanyakan. Kebanyakan dari mereka memiliki kelebihan
bakat yang luar biasa atau secara akademik mempunyai prestasi. Anak indigo juga
mampu menunjukkan empati yang sangat dalam dan mudah merasa iba serta tampak
bijaksana untuk anak seusianya.
Indigo adalah istilah yang diberikan kepada anak yang menunjukkan perilaku
lebih dewasa dibandingkan usianya dan memiliki kemampuan intuisi yang sangat
tinggi. Biasanya mereka tidak mau diperlakukan sebagai anak-anak. Anak indigo adalah
anak yang menunjukan seperangkat atribut psikologis yang tidak biasa dan memiliki
pola tingkah laku yang tidak pernah terdokumentasi sebelumnya. Anak indigo memiliki

4
beberapa karakteristik diantaranya tidak mudah diatur oleh kekuasaan, memiliki
sensitifitas yang tinggi, bersifat emosional, memiliki daya tahan tubuh yang rentan,
berbakat, cenderung memiliki kemampuan lebih dari anak-anak lainnya.

2.2 Karakteristik Anak Indigo

Karakteristik anak indigo bermacam-macam. Kemampuan indra keenam tidak


hanya dalam penglihatan, tapi juga dengan pendengaran dan lain-lainnya. Mereka bisa
melihat permasalahan lebih mendalam. Intuisi anak seperti itu juga kuat. Dalam
bukunya the indigo childen, Lee Carrol dan Tobler mengemukakan 10 karakteristik
anak indigo yaitu :

1. Mereka datang kedunia dengan perasaan serta perilaku yang menyiratkan


kebesaran.
2. Mereka mempunyai perasaan patut atau layak untuk berasa disini dan heran
bila orang lain tidak merasakannya.
3. Penghargaan terhadap diri sendiri bukan merupakan masalah besar, mereka
justru menyampaikan kepada orang tua, siap mereka sebenarnya.
4. Mereka mempunyai kesulitan dengan kekuasaan absolut, terlebih kekuasaan
tanpa penjelasan atau pilihan.
5. Mereka terkadang tidak mau melakukan beberapa hal seperti, mengantri itu
merupakan sesuatu yang menyulitkan bagi mereka.
6. Mereka kerap merasa prustasi dengan system yang berorientasi ritual dan tidak
membutuhkan pemikiran kreatif.
7. Mereka kerap melihat sesuatu atau mengerjakan sesuatu dengan cara yang
lebih baik, baik dirumah maupun disekolah.
8. Mereka sepertinya terlihat antisocial, kecuali dalam kangannya sendiri.
9. Mereka tidak akan merespon atas disiplin yang kaku.
10. Mereka tidak malu untuk membiarkan orang mengetahui apa yang mereka
butuhkan.

5
Anak indigo sering dianggap aneh, suka berbicara sendiri, dapat melihat masa lalu
dan masa depan serta cenderung lebih matang dari usianya. Karena kecerdasannya di
atas rata-rata, maka mereka mampu melakukan hal-hal yang bahkan belum pernah
dipelajari sebelumnya. Sebagai contoh, seorang bocah indigo di Jakarta yang berusia 8
tahun memiliki kemampuan lebih, mampu menguasai bahasa Inggris, Arab, bahkan
Belanda melebihi kemampuannya dalam berbahasa Indonesia. Dia sanggup
menghipnotis ribuan jamaah pengajian yang mayoritas usianya lebih tua dari dia dengan
retorika yang indah dan mengena. Dia pun mampu membuat arsitektur rumah berlantai
empat sehebat arsitektur kelas dunia.

Madyawati (2011:6) menyatakan, karakteristik anak berbakat yang indigo:


1. Memiliki sensitivitas tinggi
2. Memiliki energi berlebih untuk mewujudkan rasa ingin tahunya yang
berlebihan
3. Mudah bosan
4. Menentang otoritas bila tidak berorientasi demokratis
5. Memiliki gaya belajar tertentu
6. Mudah frustrasi karena banyak ide namun kurang sumber yang dapat
membimbingnya
7. Suka bereksplorasi, tidak dapat duduk diam kecuali pada objek yang menjadi
minatnya
8. Sangat mudah jatuh kasihan pada orang lain
9. Mudah menyerah dan terhambat belajar jika di awal kehidupannya mengalami
kegagalan.

2.3 Strategi Pembelajaran bagi Anak Indigo

Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam


mencapai tujuan. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, yakni

6
tujuan pembelajaran. Maka dari itu penggunaan strategi yang cocok akan sangat penting
untuk proses pembelajaran, tak terkecuali untuk anak berkebutuhan khusus, seperti anak
normal lainnya atau murid regular yang membutuhkan strategi pembelajaran. Ada
banyak macam strategi yang sering digunakan adalah Komunikasi, Task Analisis, Direct
Introduction, dan Cooperative Learning.

Komunikasi adalah guru selalu berperan aktif dalam mengajak siswanya


berkomunikasi. Task analisis ialah seorang gutu memberi tugas-tugas kepada siswa
kemudian siswa mempraktekkannya seperti bina diri. Cooperative learning digunakan
berkelompok juga dilihat kesesuaian materi dipelajari. Maka dari itu penggunaan
strategi yang tepat dapat menjalankan proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.

Strategi Direct Introduction merupakan metode pengajaran yang menggunakan


pendekatan selangkah-selangkah yang terstruktur dengan cermat, dalam memberikan
unstruksi atau perintah. Metode ini membrikan pengalaman belajar yang positif dan
meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi untuk berprestasi. Kelebihan strategi ini
adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan. Sedangkan kelemahan utamanya
dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang
diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta belajar kelompok.

Kebutuhan pendidikan anak berbakat lebih atau indigo ditinjau dari kepentingan
anak sendiri, yaitu yang berhubungan dengan pengembangan potensinya yang hebat.
Untuk mewujudkan potensi tersebut, anak membutuhkan peluang untuk mencapai
aktualisasi potensi yang dimilikinya melalui penggunaan fungsi otak, peluang untuk
berinteraksi, dan pengembangan kreativitas dan motivasi internal untuk belajar
berprestasi. Dalam menentukan jenis layanan bagi anak indigo perlu memperhatikan
beberapa komponen.

Komponen persiapan penentuan jenis layanan, seperti: mengidentifikasi anak


indigo merupakan hal yang tidak mudah, karena banyak anak indigo yang tidak
menampakkan kelebihannya dan tidak dipupuk. Untuk mengidentifikasi anak berbakat
lebih/indigo, perlu menentukan alat identifikasi yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

7
Hal-hal yang diperhatikan dalam ciri khas layanan adalah adaptasi lingkungan belajar
seperti usaha pengorganisasian tempat belajar (sekolah unggulan, kelas khusus, guru
konsultas, ruang sumber, dan lainnya).

Sifat-sifat yang dimiliki oleh anak Indigo ini berpeluang besar untuk jauh dari
karakter-karakter atau akhlak yang diinginkan oleh agama dan suatu lembaga
pendidikan, diantara sifat-sifat tersebut yakni, Anak ini yang menunjukkan perilaku
yang lebih dewasa dibandingkan usianya, pada umumnya anak Indigo tidak mau
diperlakukan sebagai anak kecil tidak jarang mereka sering membantah dan tidak
menuruti nasehat dari pendidik terlebih dari orang tuanya sendiri, anak Indigo ini juga
tidak mudah merespon aturan-aturan yang bersifat kaku.

Strategi pembelajaran yang dipilih harus dapat mengembangkan kemampuan


intelektual dan non-intelektual serta dapat mendorong cara belajar anak. Karena itu anak
berbakat lebih atau anak indigo membutuhkan model layanan khusus seperti bidang
kognitif-afektif, moral, nilai, kreativitas, dan bidang-bidang khusus. Pendidikan
program khusus untuk pendidikan anak berbakat lebih atau indigo ini dibuat karena
anak-anak berbakat mempunyai kebutuhan pendidikan khusus. Mereka mempunyai
kebutuhan yang sama dengan siswa-siswa lainnya, yaitu kesempatan yang kon sisten
untuk belajar bahan baru dan untuk mengembangkan perilaku yang memungkinkan
mereka mengatasi tantangan dan perjuangan dalam belajar sesuatu yang baru. Akan
sangat sulit bagi anak-anak indigo ini memenuhi kebutuhan tersebut bila mereka
ditempatkan dalam kelas yang heterogen.

Beberapa pelayanan yang dapat diberikan pada anak berbakat adalah :

1. Menyelenggarakan program akselerasi khusus untuk anak-anak berbakat.


2. Home-schooling (pendidikan non-formal di luar sekolah). Dalam home-
schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program
khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan.
3. Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual.
Dengan model ini biasanya jumlah anak per kelas harus sangat terbatas

8
sehingga k=perhatian guru terhadap perbedaan individual masih bisa cukup
memadai, misalnya maksimum 20 anak.
4. Membangun kelas khusus. Dalam hal ini anak-anak yang memiliki
bakat/kemampuan yang kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi
pendidikan khusus yang berbeda dari kelas-kelas tradisional bagi anak-anak
seusianya. Kelas khusus ini harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang
tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak. sistem evaluasi dan
pembelajarannya pun harus dibuat sesuai dengan kebutuhan.

Pelaksanaan pola pendidikan dilembaga inklusi bagi anak indigo, diperlukan


terlebih dahulu suatu perencanaan pola pendekatan nilai yang komprehensif dan
menyeluruh dengan menggunakan fase dalam kehidupan sekolah. Perencanaan pola
pendekatan komprehensif ini bertujuan menjadikan sikap anak indigo tersebut lebih
memiliki rasa hormat dan tanggungjawab terhadap siapa saja. Dalam melaksanakan
perencanaan sebuah pola pendekatan nilai yang komprehensif disuatu lembaga sekolah
dituntut untuk:

1. Merancang kondisi sekolah yang kondusif

Pembentukan karakter pada anak indigo perlu dilakukan secara menyeluruh.


Pada masyarakat yang komplek seperti saat ini terkadang keluarga kurang efektif
mendidik karakter kepada anak-anaknya sehingga perlu dibantu dengan pendidikan
karakter disekolah. Namun disekolah yang tidak mempersiapkan pendidikan kerakter
ini dengan sempurna, maka juga akan berujung pada kegagalan. Oleh karenanya
perlu mendesign kondisi sekolah agar kondusif.

2. Merancang kurikulum secara fleksibel

Sebagaimana diungkapkan oleh Marvin. W yang dikutip oleh Megawangi,


menyatakan pendidikan karakter disekolah dianggap efektif adalah dengan
menggunakan kurikulum secara fleksibel yang menyeimbangkan antara karakteristik

9
anak dengan materi-materi yang akan diajarkan sehingga memiliki tujuan
pembentukan karakter peserta didik.

3. Merancang pembelajaran yang ramah (memperlakukan siswa indigo dengan


hormat dan kasih sayang)

Memperlakukan siswa indigo tersebut dengan perasaan cinta dan hormat, karena
dengan sifat sensitif yang dimiliki anak indigo ini jika cara penyampaian dengan
sikap sebaliknya, maka merekapun akan menanggapi dengan sikap yang sama pula,
meskipun guru memiliki otoritas. Maka tugas guru dalam membentuk karakter siswa
indigo adalah dengan memberi contoh-contoh yang baik, mendukung prilaku pro
sosial, dan mengoreksi tindakan-tindakan yang keliru tetapi dengan perlakuan yang
ramah,hormat dan kasih sayang.

4. Pengelolaan ruang kelas

Sebagian besar kondisi fisik dan pengaturan ruang kelas yang kurang sesuai
memiliki pengaruh terhadap kemungkinan munculnya gangguan terhadap proses
belajar mengajar. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas konsentrasi dan
emosional siswa. misalnya Temperatur ruangan yang terlalu dingin atau panas dan
sistem ventilasi yang kacau, Terkadang, perabotan serta materi fisik penunjang
proses pembelajaran perlu ditata sedemikian rupa untuk membuat siswa mampu
memusatkan perhatian mereka terhadap pembahasan dalam forum kelas. Karena
peletakan media peraga atau material lain yang tidak pada tempatnya akan
menyebabkan terhalangnya pandangan siswa terhadap fokus pembelajaran.

2.4 Media Pembelajaran Anak Indigo


Pemakaian media pembelajaran harus disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan
anak dan sesuai dengan teknologi modern yang sedang berkembang pada saat ini.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi siswa, membangkitkan motivasi
belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Media dalam sebuah
kegiatan pembelajaran mempunyai fungsi yang sangat besar, diantaranya adalah sebagai

10
perantara penyampai atau untuk menyebarkan ide, gagasan maupun pendapat dalam
belajar sehingga apa yang disampaikan oleh guru atau pengajar dapat sampai kepada
penerima yang dituju.

Anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya
tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang
termasuk kedalam ABK antara lain: tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa,
tuna laras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan
kesehatan. Dalam berbagai hal mereka sering menghadapi berbagai macam masalah,
salah satunya di bidang akademik atau kognitif dalam proses pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran khususnya bagi anak yang berkebutuhan khusus


membutuhkan alat bantu pembelajaran, yaitu media pembelajaran. Sebagai alat bantu
dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi
belajar, mempertinggi daya serap dan pretensi belajar siswa. Sebuah media harus
mampu mengantarkan para siswanya menuju tujuan belajar mengajar serta tujuan
pendidikan dalam arti lebih luas. Media yang digunakan minimal harus mencerminkan
(menggambarkan) materi yang sedang diajarkan.

Penggunaan media belajar yang melibatkan keaktifan siswa akan lebih


mempermudah proses belajar mengajar karena mampu membantu daya ingat siswa
terhadap materi yang dipelajari. Menjadi kewajiban seorang teknolog pendidikan bahwa
kita dapat membantu ABK dengan kemampuan yang kita miliki. Ada beberapa media
yang cocok untuk anak berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran.

Pemanfaat media pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus sangat penting


dilakukan agar pendidikan dapat tercapai dan juga menjadi salah satu solusi dalam
kegiatan pembelajaran. Penggunaan media yang paling banyak digunakan adalah
pemanfaatan Braille bagi anak tuna netra, media visual yang berupa gambar dan
miniatur benda yang bisa diraba maupun dirasakan, dengan pemanfaatan media anak
lebih tertarik dan lebih mudah memahami segala sesuatu, guru juga lebih mudah
menjalankan proses pembelajaran, khususnya dalam pendidikan anak berkebutuhan

11
khusus, sehingga pemanfaatan media sangat diperlukan dan penting dalam setiap proses
pembelajaran.

2.5 Manajemen Kelas Anak Indigo


Ada berbagai jenis tipe dan cara komunikasinya yaitu kebanyakan anak indigo
lebih merasa cocok saat berbicara dengan orang yang lebih tua dibandingkan dengan
teman seumuran mereka, sehingga kebanyakan mereka tidak memiliki teman di sekolah.
Anak Indigo sulit bersosialisasi dengan masyarakat yang otoriter dan berdisiplin tinggi.
Hal ini dapat menimbulkan konflik dengan orang tua dan keengganan untuk sekolah,
sehingga mereka dianggap anti sosial. Justru anak indigo sangat komunikatif. Mungkin
memang ada anak indigo yang introvert.

Jika orang tua masih otoriter membatasi aktivitas spiritual anak indigo, si anak
pasti akan berontak. Ada juga yang mengharapkan jawaban yang spesial saat
berkomunikasi dengan anak indigo, justru dia akan bertingkah seperti anak kecil. Kalau
kita angap dia biasa saja, justru akan muncul sendiri secara spontan, di konsep ini tidak
ada yang tua dan muda dan sebenarnya personaliti juga lebih bebas.

Bocah indigo juga mempunyai perbedaan karakteristik dalam pembelajaran,


mereka belajar melalui pengamatan. Sesuatu yang mereka lihat akan diingat diotaknya,
kemudian mempraktekkannya dengan tangan, movement dibutuhkan untuk membuat
mereka lebih fokus. Dalam menghadapi anak indigo seorang guru hendaknya :

 Jadilah pendengar yang baik.

 Gunakan pernyataan positif.

 Sediakan waktu untuk berdiskusi dengan anak.

 Saling berbagi perasaan guru dan anak.

 Ciptakan suasa kekeluargaan dalam kelas dengan aturan kelas yang dibuat
bersama.

 Menetapkan konsekuensi berdasarkan penyebab masalah.

12
13
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Anak Indigo


Istilah indigo atau indira ini menunjukkan warna aura dalam warna kehidupan
mereka. Indigo sendiri juga terkait dengan indra keenam yang terletak pada cakra mata
ketiga yang menggambarkan intuisi dan kekuatan batin yang luar biasa tajam yang
melebihi kemampuan orang kebanyakan. Kebanyakan dari mereka memiliki kelebihan
bakat yang luar biasa atau secara akademik mempunyai prestasi. Anak indigo juga
mampu menunjukkan empati yang sangat dalam dan mudah merasa iba serta tampak
bijaksana untuk anak seusianya.

Indigo adalah istilah yang diberikan kepada anak yang menunjukkan perilaku
lebih dewasa dibandingkan usianya dan memiliki kemampuan intuisi yang sangat
tinggi. Biasanya mereka tidak mau diperlakukan sebagai anak-anak. Anak indigo adalah
anak yang menunjukan seperangkat atribut psikologis yang tidak biasa dan memiliki
pola tingkah laku yang tidak pernah terdokumentasi sebelumnya. Anak indigo memiliki
beberapa karakteristik diantaranya tidak mudah diatur oleh kekuasaan, memiliki
sensitifitas yang tinggi, bersifat emosional, memiliki daya tahan tubuh yang rentan,
berbakat, cenderung memiliki kemampuan lebih dari anak-anak lainnya.

3.2 Karakteristik Anak Indigo

Anak indigo sering dianggap aneh, suka berbicara sendiri, dapat melihat masa lalu
dan masa depan serta cenderung lebih matang dari usianya. Karena kecerdasannya di
atas rata-rata, maka mereka mampu melakukan hal-hal yang bahkan belum pernah
dipelajari sebelumnya. Sebagai contoh, seorang bocah indigo di Jakarta yang berusia 8
tahun memiliki kemampuan lebih, mampu menguasai bahasa Inggris, Arab, bahkan
Belanda melebihi kemampuannya dalam berbahasa Indonesia. Dia sanggup
menghipnotis ribuan jamaah pengajian yang mayoritas usianya lebih tua dari dia dengan

14
retorika yang indah dan mengena. Dia pun mampu membuat arsitektur rumah berlantai
empat sehebat arsitektur kelas dunia.
Anak indigo mempunyai karakter sensitivitas tinggi. Artinya anak indigo lebih
peka dari anak normal lainnya. Anak indigo juga mudah tersinggung dan merasa
terganggu. Hal ini harus diperhatikan oleh guru dan orang tua dalam mendidik anak.
Anak dindigo juga memiliki energi berlebih untuk mewujudkan rasa ingin tahunya yang
berlebihan.
Sifat mudah bosan, menentang otoritas bila tidak berorientasi demokratis,
memiliki gaya belajar tertentu, mudah frustrasi karena banyak ide namun kurang
sumber yang dapat membimbingnya, suka bereksplorasi, tidak dapat duduk diam
kecuali pada objek yang menjadi minatnya, sangat mudah jatuh kasihan pada orang lain,
mudah menyerah dan terhambat belajar jika di awal kehidupannya mengalami
kegagalan.

3.3 Strategi Pembelajaran bagi Anak Indigo

Strategi pembelajaran yang bisa diterapkan pada anak indigo ialah sekolah inklusi.
Sekolah inklusi merupakan perkembangan baru dari pendidikan terpadu. Pada sekolah
inklusi setiap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya, semua diusahakan dapat
dilayani secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi dan atau penyesuaian,
mulai dari kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, sistem
pembelajaran sampai pada sistem penilaiannya. Dengan kata lain pendidikan inklusi
mensyaratkan pihak sekolah harus menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan individu
peserta didik, bukan peserta didik yang menyesuaikan dengan sistem persekolahan.

Strategi pembelajaran yang dipilih harus dapat mengembangkan kemampuan


intelektual dan non-intelektual serta dapat mendorong cara belajar anak. Karena itu anak
berbakat lebih atau anak indigo membutuhkan model layanan khusus seperti bidang
kognitif-afektif, moral, nilai, kreativitas, dan bidang-bidang khusus. Pendidikan
program khusus untuk pendidikan anak berbakat lebih atau indigo ini dibuat karena
anak-anak berbakat mempunyai kebutuhan pendidikan khusus. Mereka mempunyai

15
kebutuhan yang sama dengan siswa-siswa lainnya, yaitu kesempatan yang kon sisten
untuk belajar bahan baru dan untuk mengembangkan perilaku yang memungkinkan
mereka mengatasi tantangan dan perjuangan dalam belajar sesuatu yang baru. Akan
sangat sulit bagi anak-anak indigo ini memenuhi kebutuhan tersebut bila mereka
ditempatkan dalam kelas yang heterogen.

Strategi Direct Introduction merupakan metode pengajaran yang menggunakan


pendekatan selangkah-selangkah yang terstruktur dengan cermat, dalam memberikan
unstruksi atau perintah. Metode ini membrikan pengalaman belajar yang positif dan
meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi untuk berprestasi. Kelebihan strategi ini
adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan. Sedangkan kelemahan utamanya
dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang
diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta belajar kelompok.

3.4 Media Pembelajaran bagi Anak Indigo


Anak indigo yang memiliki kemampuan diatas rata-rata atau melebihi anak
berbakat akan sangat cepat memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru. Seorang
guru juga harus memilih media pembelajaran yang tepat bagi anak indigo. Karena
dengan tingkat intelektual yang tinggi, anak indigo akan merasa tidak tertantang dan
menganggap sepele dengan pembelajaran yang biasa-biasa saja yang diberikan oleh
guru.

Penggunaan media pembelajaran akan membantu anak indigo dalam


mengekspresikan hasil imajinasi-imajinasi yang luar biasa. Media dalam sebuah
kegiatan pembelajaran mempunyai fungsi yang sangat besar, diantaranya adalah sebagai
perantara penyampai atau untuk menyebarkan ide, gagasan maupun pendapat dalam
belajar sehingga apa yang disampaikan oleh guru atau pengajar dapat sampai kepada
penerima yang dituju.

Kegiatan pembelajaran khususnya bagi anak yang berkebutuhan khusus


membutuhkan alat bantu pembelajaran, yaitu media pembelajaran. Sebagai alat bantu
dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi

16
belajar, mempertinggi daya serap dan pretensi belajar siswa. Sebuah media harus
mampu mengantarkan para siswanya menuju tujuan belajar mengajar serta tujuan
pendidikan dalam arti lebih luas. Media yang digunakan minimal harus mencerminkan
(menggambarkan) materi yang sedang diajarkan.

3.5 Manajemen Kelas bagi Anak Indigo

Anak Indigo sulit bersosialisasi dengan masyarakat yang otoriter dan berdisiplin
tinggi. Hal ini dapat menimbulkan konflik dengan orang tua dan keengganan untuk
sekolah, sehingga mereka dianggap anti sosial. Justru anak indigo sangat komunikatif.
Mungkin memang ada anak indigo yang introvert.
Sebagian besar kondisi fisik dan pengaturan ruang kelas yang kurang sesuai
memiliki pengaruh terhadap kemungkinan munculnya gangguan terhadap proses belajar
mengajar. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas konsentrasi dan emosional siswa.
Misalnya, temperatur ruangan yang terlalu dingin atau panas dan sistem ventilasi yang
kacau, terkadang perabotan serta materi fisik penunjang proses pembelajaran perlu
ditata sedemikian rupa untuk membuat siswa mampu memusatkan perhatian mereka
terhadap pembahasan dalam forum kelas. Karena peletakan media peraga atau material
lain yang tidak pada tempatnya akan menyebabkan terhalangnya pandangan siswa
terhadap fokus pembelajaran.

17
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Indigo adalah istilah yang diberikan kepada anak yang menunjukkan perilaku
lebih dewasa dibandingkan usianya dan memiliki kemampuan intuisi yang sangat
tinggi. Biasanya mereka tidak mau diperlakukan sebagai anak-anak. Anak indigo adalah
anak yang menunjukan seperangkat atribut psikologis yang tidak biasa dan memiliki
pola tingkah laku yang tidak pernah terdokumentasi sebelumnya.

Anak indigo pada umumnya tidak menginginkan diperlakukan sebagai anak-anak.


Tidak jarang mereka tidak memiliki teman di sekolahnya. Baik orang tua, maupun
teman-temannya di sekolah, kebanyakan sulit untuk dapat berinteraksi dan
berkomunikasi dengan anak indigo terutama teman-teman sekolahnya, biasanya teman-
temannya cenderung menghindari karena takut akan kebiasaan-kebisaan anak indigo
yang sering membicarakan hal yang tidak biasa.

Tidak semua anak indigo dapat mengontrol kemampuannya melihat sesuatu yang
tidak bisa dilihat oleh manusia biasa. Seperti yang diketahui, anak indigo memiliki
dunia sendiri dan tidak memiliki inisiatif untuk bersosialisasi dengan orang lain. Sekali
mereka bersosialisasi dengan temannya, dia akan merasa canggung oleh temannya yang
terkesan menjauhi dia. Oleh karena itu, anak indigo yang perlu dibimbing dalam
menghadapi keistimewaannya ini. Tanpa bimbingan pola komunikasi dan dukungan
yang baik, maka sosialisasi anak indigo tidak akan berkembang dengan baik, karena itu
bimbingan sangat dibutuhkan untuk menggali kelebihan serta bakat anak. Serta
membantu anak untuk dapat memposisikan dirinya sebagai anak yang dapat bergaul
dengan teman sebaya.

Strategi pembelajaran yang dipilih harus dapat mengembangkan kemampuan


intelektual dan non-intelektual serta dapat mendorong cara belajar anak. Karena itu anak
berbakat lebih atau anak indigo membutuhkan model layanan khusus seperti bidang

18
kognitif-afektif, moral, nilai, kreativitas, dan bidang-bidang khusus. Pendidikan
program khusus untuk pendidikan anak berbakat lebih atau indigo ini dibuat karena
anak-anak berbakat mempunyai kebutuhan pendidikan khusus.

Penggunaan media pembelajaran akan membantu anak indigo dalam


mengekspresikan hasil imajinasi-imajinasi yang luar biasa. Media dalam sebuah
kegiatan pembelajaran mempunyai fungsi yang sangat besar, diantaranya adalah sebagai
perantara penyampai atau untuk menyebarkan ide, gagasan maupun pendapat dalam
belajar sehingga apa yang disampaikan oleh guru atau pengajar dapat sampai kepada
penerima yang dituju.

19
DAFTAR PUSTAKA
Mais, A. (2016). Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK): Buku
Referensi untuk Guru, Mahasiswa dan Umum. Pustaka Abadi.
Nasuha, F. R. (2014). POLA PENDIDIKAN INKLUSI BAGI ANAK INDIGO DALAM
MEMBENTUK KARAKTER DI SDN KLAMPIS NGASEM 1 SURABAYA (Doctoral
dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).

Pendidikan inklusi dikutip dari


https://repo-dosen.ulm.ac.id/bitstream/handle/123456789/20718/Pendidikan
%20Inklusi.pdf?sequence=1
http://a-
research.upi.edu/operator/upload/pro_2012_fip_wulan_mengembangkankemampuansos
ialisasianakindigo.pdf

Pengertian anak indigo dan pola perencanaan pembelajaran bagi anak indigo, dikutip
dari http://digilib.uinsby.ac.id/1474/4/Bab%202.pdf

TAN, C. M. (2014). PERANCANGAN MEDIA KOMUNIKASI VISUAL BUKU


BERGAMBAR MENGENAI ANAK INDIGO (Doctoral dissertation, Prodi Desain
Komunikasi Visual Unika Soegijapranata).

20

Anda mungkin juga menyukai