Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MATA KULIAH SRATEGI PEMBELAJARAN di

SD (MODEL-MODEL BELAJAR dan RUMPUN MODEL


MENGAJAR)

KELOMPOK 2
1. RIA AYU LESTARI (855727159)
2. RIKA RAHAYU NINGSIH (855728784)
3. TRI MUHARTO (855729002)

UPBJJ –UT BANDAR LAMPUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Model-Model Belajar dan Rumpun Model Mengajar”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran di UPBJJ-UT Bandar Lampung.

Atas terselesainya makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun. Penulis berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa dan semua kalangan yang membaca makalah ini.

Lampung, 19 April 2021

Tim Penulis
iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Makalah............................................................................... 1
1.2 Tujuan Makalah............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
BAB III KESIMPULAN..................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa


pendidikan manusia tidak akan maju, pada dasarnya segala hal yang dialami adalah
ilmu , dan ilmu tersebut berdasar pada pendidikan. Berdasarkan perkembangan
jaman pendidikanpun berkembang pesat seperti bermunculan alat-alatteknologi
yang amat canggih sehingga sudut pandang manusia menjadi berubah untuk maju
terhadap ilmu pendidikan.
Dalam strategi pembelajaran di SD terdapat model-model belajar dan rumpun model
belajar. Model-model belajar akan memberi wawasan dan berbagai jenis model
yang dapat dirancang agar siswa berpartisipasi secara aktif dalam belajar. Model
belajar-mengajar terdiri atas 4 rumpun, masinng-masing rumpun terbagi dalam
beberapa model, yang dapat dipilih sewaktu merancang kegiatan belajar untuk
bidang studi tertentu.

1.2 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Mengetahui model-model belajar yang dapat membantu dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran;
2. Mengetahui berbagai macam rumpun model mengajar.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Model Belajar


A. Belajar Kolaboratif (Collaborative Learning)
1. Hakikat Belajar Kolaboratif
Belajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama antarsiswa dalam suatu kelompok
biasa, tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau
lebih bekerja sama memecahkan masalah bersama, untuk mencapai tujuan tertentu.
Dua unsur yang penting dalam belajar kolaboratif adalah (1) adanya tujuan yang
sama, dan (2) ketergantungan yang positif.
Pertama, dalam mencapai tujuan tertentu siswa, bekerja sama dengan teman untuk
menentukan strategi pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru.
Kedua, ketergantungan yang positif, maksudnya adalah setiap anggota kelompok
hanya dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama.
Ketergantungan individu dapat dibantu dengan sejumlah cara, antara lain:
a. Beri peran khusus setiap anggota kelompok untuk memainkan peran sebagai
pengamat, pengklarifikasi, perekam dan pendorong.
b. Bagilah tugas menjadi sub-sub tugas yang diperlukan untuk melengkapi
keberhasilan tugas.
Dalam menerapkan belajar kolaboratif ini ini, kita harus memperhatikan
prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
a. Mengajarkan keterampilan kerjasama, mempraktikkan, dan balikan
diberikan dalam hal seberapa baik keterampilan-keterampilan digunakan.
b. Kegiatan kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompok yang kohesif.
c. Individu-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan perilaku
masing-masing.
2. Manfaat Belajar Kolaboratif
Manfaat dari belajar kolaboratif, yaitu:
a. Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam
kelompok merupakan faktor berpengaruh terhadap penguasaan konsep.
b. Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.
3

c. Memupuk rasa kebersamaan antarsiswa, setiap individu tidak dapat terlepas


dari kelompoknya, mereka perlu mengenali sifat, pendapat yang berbeda dan
mampu mengelolanya.
d. Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk pemecahan
masalah bagi setiap individu yang diarahkan untuk mengajarkan atau
memberi tahu kepada teman kelompoknya jika mengetahui dan menguasai
permasalahan.
e. Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan
bersama dalam bekerja agar tidak terjadi tumpang tindih atau perbedaan
pendapat yang prinsip.
f. Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki
tanggung jawab karena kebersamaan dalam belajar menyebabkan mereka
juga sangat memperhatikan kelompok.
B. Belajar Kuantum (Quantum Learning)
1. Hakikat Belajar Kuantum
Model belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di
sekolah, yaitu “kebosanan”. Quantum Learning merupakan seperangkat metode dan
falsafah belajar. Quantum learning berakar dari upaya Lozanov dengan
eksperimennya tentang suggestopedia. Prinsipnya bahwa sugesti dapat
mempengaruhi hasil belajar dan setiap detail apa pun memberikan sugesti positif
atau negative. Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif
adalah sebagai berikut:
a. Mendudukkan siswa secara nyaman.
b. Memasang musik latar di kelas.
c. Meningkatkan partisipasi individu.
d. Menggunakan poster untuk memberikan kesan besar sambil menunjukkan
informasi.
e. Menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pembelajaran sugesti.
Pembelajaran kuantum mengedepankan unsur unsur kebebasan, santai,
menakjubkan, menyenangkan, dan menggairahkan. Indikator keberhasilan
pembelajaran kuantum adalah siswa sejahtera. Siswa dikatakan sejahtera kalau
aktivitas belajarnya menyenangkan dan menggairahkan.
45

2. Prinsip-prinsip Utama Pembelajaran Kuantum


Prinsip-prinsip utama dari pembelajaran kuantum, yaitu:
a. Segalanya berbicara, segala sesuatu, lingkungan kelas sehingga bahasa tubuh
guru, dari kertas yang dibagikan sampai rancangan pembelajaran, semuanya
mengirim pesan tentang belajar.
b. Segalanya bertujuan, semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan,
yaitu para siswa mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran.
c. Berangkat dari pengalaman, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah
mengalami informasi sebelum memperoleh label untuk sesuatu yang dipelajari.
d. Hargai setiap usaha, belajar mengandung resiko, belajar berarti melangkah
keluar dari kenyamanan, saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut
mendapatkan pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan dirinya.
e. Rayakan setiap keberhasilan: perayaan memberikan umpan balik tentang
kemajuan belajar dan meningkatkan asosiasi emosi yang positif.
3. Manfaat Belajar Kuantum
Manfaat dari belajar kuantum, yaitu:
a. Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar.
b. Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada disekelilingnya sebagai
pendorong belajar.
c. Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
d. Apa pun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.
C. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)
1. Hakikat Belajar Kooperatif
Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil
sehingga siswa bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan
juga anggota yang lainnya. Kata kooperatif digunakan pada anak-anak yang
bersikap manis, bersedia berbagi bahan-bahan yang dimiliki. Ini merupakan perilaku
sosial yang tepat dalam suatu lingkungan tertentu, tetapi tidak berarti bahwa anak-
anak perlu ambil bagian dalam kegiatan belajar kooperatif.

2. Prinsip Utama Belajar Kooperatif


6

Prinsip utama dari belajar kooperatif, yaitu:


a. Kesamaan tujuan
Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan belajar
lebih kooperatif . Jika suatu kelas bekerja sama dalam suatu permainan, tujuan
kelompok adalah menghasilkan suatu permainan yang menyebabkan anak-anak
lain senang atau mengapresiasi kelompok itu.
b. Ketergantungan Positif
Ketergantungan antara individu-individu dapat dilakukan dengan berbagai cara,
sebagai berikut:
1) Memberi anggota kelompok peranan khusus untuk membentuk pengamat,
peningkat, penjelas atau perekam.
2) Membagi tugas menjadi sub-subtugas yang diperlukan untuk melengkapi
keberhasilan tugas.
3) Nilailah kelompok sebagai satu kesatuan yang terdiri dari individu-individu.
4) Struktur tujuan kooperatif dan kompetitif dapat dikoordinasikan dengan
menggunakan kelompok belajar kooperatif, menghindari pertentangan satu
sama lain.
5) Menciptakan situasi fantasi yang menjadikan kelompok bekerja bersama
untuk membangun kekuatan imajinatif, dengan aturan yang ditetapkan oleh
situasi.

Perbedaan antara belajar kooperatif dengan belajar kelompok dapat dilihat pada tabel
berikut.

Belajar Kooperatif Belajar Kelompok


Memiliki beragam model dan teknik Hanya memiliki satu model, yaitu beberapa
siswa tergabung dalam satu kelompok
Memiliki struktur, jumlah, dan teknik Memiliki 1 cara yaitu menyelesaikan tugas
tertentu tertentu bersama-sama
Mengaktifkan semua anggota Menimbulkan gejala ketergantungan antar
kelompok untuk berperan serta dalam anggota kelompok
penyelesaian tugas tertentu
Belajar kooperatif menggalang potensi Sangat tergantung dari niat baik setiap
sosialisasi diantara anggotanya anggota kelompok

3. Manfaat Belajar Kooperatif


7

Manfaat dari belajar kooperatif, diantaranya:


a. Meningkatkan hasil pebelajar.
b. Meningkatkan hubungan antarkelompok, belajar kooperatif memberi
kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu
tim untuk mencerna materi pelajaran.
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar, belajar kooperatif dapat
membina sifat kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta
mempunyai rasa andil terhadap keberhasilan tim.
d. Menumbuhkan realisasi kebutuhan belajar untuk belajar berpikir belajar
kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang
rumit, pelaksanaan kajian proyek, dan latihan memecahkan masalah.
e. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
f. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.
g. Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya.
4. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai keterbatasan, antara lain:
a. Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.
b. Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.
c. Model belajar kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan
materi ajar, materi ajar harus dipilih sebaik-baiknya agar sesuai dengan misi
belajar kooperatif.
d. Memerlukan format penelitian belajar yang berbeda.
e. Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai teknik
pelaksanaan belajar kooperatif.

D. Belajar Tematik
1. Hakikat Belajar Tematik
Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar
ide pokok (tema), dan melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran) yang
8

berkaitan dengan tema. Pappas (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik


merupakan pembelajaran yang digunakan guru untuk mendorong partisipasi aktif
pelajar dalam kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada suatu topik yang disukai
pembelajar dan dipilih untuk belajar.

2. Prinsip Belajar Tematik


Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang
berlangsung. Semua kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut. Meinbach
(1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik mengombinasikan struktur, urutan,
dan strategi diorganisasikan dengan baik. Kegiatan-kegiatan bacaan dan bahan-
bahan digunakan untuk mengembangkan konsep-konsep tertentu.

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik


Secara terperinci Barbara Rohde dan Kostelnik, et.al. (1991) mengemukakan
karakteristik pembelajaran tersebut sebagai berikut.
a. Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata bagi pelajar
untuk menilai dan memanipulasinya.
b. Menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan semua pemikirannya.
c. Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pebelajar.
d. Membantu pebelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang
didasarkan pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan.
e. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek
perkembangan kognitif, emosi, social, dan fisik.
f. Mengakomodasi kebutuhan pelajar untuk bergerak dan melakukan kegiatan
fisik, interaksi social, kemandirian, dan harga diri yang positif.
g. Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam
pengertian.
h. Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman di
keluarga yang dibawa pebelajar ke kelasnya.
i. Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar.

4. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di SD


9

a. Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh
global/tematis, makin meningkat kecerdasannya, dan makin terperinci serta
spesifik pemahamannya terhadap konsep tertentu.
b. Siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasan nya secara komprehensif,
semua unsur kecerdasan ingin dikembangkannya sehingga muncul konsep
pentingnya multiple intelligent untuk dikembangkan.
c. Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis.
d. Ada konteksnya.
e. Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara utuh,
akan sulit pengajar sub-subkonsep secara terpisah-pisah.
5. Manfaat Belajar Tematik
Dalam belajar tematik, ada perubahan peranan guru dari seorang pemimpin dan
penyedia kebijakan serta pengetahuan fasilitator, pembimbing, penantang, pemberi
saran, dan organisator. Pembelajaran tematik menghadapkan pebelajar pada arena
yang realistic, mendorong pebelajar memanfaatkan suatu konteks dan literatur yang
luas. Pembelajaran ini juga membantu pembelajar melihat hubungan antara ide ide
dan konsep. Dengan demikian, akan meningkatkan pemahaman pembelajar terhadap
apa yang dipelajari.
Dengan mengenal jenis-jenis model belajar, diharapkan dapat menerapkan model
tertentu yang sesuai dengan bidang studi serta peserta didik yang dihadapi.

2.2 Rumpun Model Mengajar

A. Rumpun Model Sosial


Rumpun model sosial dirancang untuk menilai keberhasilan dan tujuan akademik,
termasuk studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan publik, dan memecahkan
masalah. Model belajar sosial diciptakan untuk membentuk masyarakat belajar.
Kegiatan penting dalam pengelolaan kelas adalah pengembangan hubungan
kooperatif di dalam kelas.

1. Partner dalam Belajar


10

Bertujuan untuk membantu pebelajar belajar lintas bidang studi dalam suatu kurikulum,
mengembangkan rasa percaya diri, keterampilan sosial dan solidaritas, serta untuk
memperoleh informasi dan keterampilan.
2. Investigasi Kelompok
Model belajar yang menekankan pada rencana pengaturan kelas umum atau
konvensional. Meliputi pendalaman materi secara berkelompok, diskusi, dan
perencanaan proyek.
3. Bermain Peran
Digunakan untuk memahami pengertian prilaku sosial, peranannya dalam interaksi
sosial, dan cara-cara memecahkan masalah sosial pebelajar.
4. Inkuiri Yurisprudensi
Dengan model belajar ini pebelajar berfikir mengenai kebijakan-kebijakan sosial,
mempelajari kasus-kasus yang melibatkan masalah sosial dalam suatu wilayah.
5. Kepribadian dan Gaya Belajar
Dengan model ini dikemukakan bahwa pebelajar dan guru memiliki gaya belajar yang
yakin bahwa semua dapat berkembang diiringi dengan lingkungan yang optimal.
6. Inkuiri Sosial
Model ini dirancang dengan maksud khusus, yaitu mengajarkan informasi, konsep-
konsep, cara berfikir, dan studi mengenai nilai sosial dengan memberikan tugas yang
menggabungkan aspek kognitif dan sosial.

B. Rumpun Model Pemrosesan Informasi


Model pemrosesan ini menekankan pada cara untuk meningkatkan pembawaan
seseorang untuk memahami dunia dengan memperoleh dan mengorganisasikan data,
memahami masalah dan mencari pemecahannya, serta mengembangkan konsep-konsep
dan bahasa untuk menyampaikannya.
1. Berfikir Induktif
Model ini memaparkan cara belajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan
informasi, serta menciptakan dan menguji hipotesis antara serangkaian data.

2. Pencapaian Konsep
Penyajian informasi yang terorganisasi dan topik-topik yang berskala luas merupakan
cara yang efektif untuk pebelajar ditahap pengembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Pebelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan menganalisis data,
mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.
4. Latihan Inkuiri
Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan alasan
sebab akibat.
5. Mnemonic
Merupakan suatu strategi untuk mengingatdan mengasimilasi informasi. Guru dapat
menggunakan strategi ini untuk membimbing penyajian materi.
6. Sinektik
Membantu pebelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-kegiatan, serta
menambahkan pandangan-pandangan baru pada topik bidang ilmu yang luas.
7. Pengorganisasi Awal
Membantu memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk memahami materi
melalu kuliah, membaca, dan media yang lain.
8. Penyesuaian dengan Pebelajar
Model ini bertolak dari studi Kohlberg yang digunakan untuk membantu menyesuaikan
pembelajaran secara individual dan merancang cara meningkatkan perkembangan
pebelajar.

C. Rumpun Model Personal


Model ini dimulai dari pandangan tentang berusaha memperoleh pendidikan sehingga
memahami diri sendiri dengan lebih baik, bertanggung jawab atas pendidikannya
sendiri, dan belajar mencapai pengembangan yang baru dengan lebih kuat, lebih
sensitif, dan lebih kreatif.
1. Pengajaran Nondirektif
Pengajaran nondirektif menekankan kerja sama antara pebelajar dengan guru. Guru
berusaha membantu pebelajar memahami bagaimana memainkan peran utama dalam
pencapaian pendidikannya. Model ini digunakan dengan beberapacara yaitu:
a. Digunakan sebagai model dasar untuk melaksanakan seluruh program pendidikan .
11

b. Dikombinasikan dengan model lain untuk meyakinkan bahwa kontak dilakukan


dengan pebelajar.

c. Digunakan pebelajar untuk merencanakan proyek belajar mandiri maupun


kooperatif.
d. Digunakan secara periodik ketika memberikan konseling kepada pebelajar.
2. Peningkatan Harga Diri
Model ini digunakan untuk membimbing suatu program dalam hal rasa harga diri dan
kemampuan aktualisasi diri.

D. Rumpul Model Sistem Perilaku


Dasar teoretik ini sering disebut teori belajar sosial, modifikasi perilaku, terapi perilaku,
dan cybernetic.
1. Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram
Aplikasi teori sistem perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk yang disebut
belajar tuntas. Materi yang dipelajari dipecah menjadi unit-unit dari yang sederhana
sampai kompleks. Umumnya materi disajikan secara individual, melalui media yang
sesuai.
2. Pembelajaran Langsung
Studi tentang perbedaan antara guru mengajar yang lebih efektif dan yang kurang
efektif, serta dari teori belajar sosial. Serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
tujuan , monitoring yang cermat dari kemajuan-kemajuan belajar, serta taktik-taktik
untuk penilaian yang lebih efektif.
3. Belajar Melalui Simulasi: Latihan dan Latihan Mandiri
Model teori-ke-praktik dan yang lain adalah simulasi. Pendekatan pertama yaitu
menggabungkan informasi tentang keterampilan dengan demonstrasi, praktik, balikan,
dan latihan sampai suatu keterampilan dicapai.
BAB III KESIMPULAN

Berdasarkan makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa:


1. Belajar kolaboratif adalah suatu cara belajar antara 2 orang atau lebih dengan
tujuan yang sama dan adanya ketergantungan satu sama lain. Dalam belajar
kolaboratif pebelajar dapat mengembangkan pengetahuan bersama maupun
pengetahuan individu. Belajar kooperatif juga merupakan suatu cara belajar
bekerja sama, namun para anggota belum tentu mempunyai tujuan yang sama.
2. Belajar kuantum merupakan suatu kegiatan belajar dengan suasana yang
menyenangkan karena guru mengubah segala sesuatu yang ada disekelilingnya
sehingga pebelajar bergairah belajar.
3. Belajar tematik merupakan suatu jenis pembelajaran yang memadukan beberapa
bidang studi berdasarkan suatu tema sebagai kerangka isi.
4. Terdapat 4 rumpun model mengajar, yaitu model sosial, pemrosesan informasi,
model personal, dan model sistem perilaku.
DAFTAR PUSTAKA

Anitah W., Sri dkk. (2019). Strategi Pembelajaran di SD. Universitas Terbuka: PT
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai