Jurnal 4
Jurnal 4
2.2 DasarTeori
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran pada senyawa kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Komponen – komponen pada
kromatografi dibagi menjadi dua yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam yaitu fase yang
akan menahan komponen campuran, sedangkan fase gerak adalah fase yang akan melarutkan.
Kompen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal, sedangkan komponen yang
mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. Metode kromatografi pertama kali
ditemukan oleh Michael Tswett dimana Michael melakukan eksperimen dengan memisahkan
klorofil dari pigmen – pigmen lain dari tanaman menggunakan kromatografi kolom.
Eksperimen ini menghasilkan dua fase yaitu fase diam dan fase bergerak (Sumardji, 2007).
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi
senyawa murni dan cara mengetahui kuantitasnya. Kromatografi juga merupakan analisis
cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya.
Kromatografi lapis tipis dapat di gunakan untuk pemisahan senyawa-senyawa yang bersifat
hidrofobik seperti lipida-lipida dan hidrokarbon yang sukar dijelaskan dengan kromatografi
kertas. Kromatografi lapis tipis merupakan cara yang cepat dan mudah untuk dapat melihat
kemurnian suatu sampel maupun karakterisasi sampel dengan menggunakan standarmetode
ini cara praktis untuk analisis data skala kecil karena hanya memerlukan bahan yang sangat
sedikit dan waktu yang di butuhkan singkat. Kemurnian suatu senyawa bisa dilihat dari
jumlah bercak yang terjadi pada plat kromatografi lapis tipis atau pun jumlah puncak
kromatogram kromatografi lapis tipis. Uji kualitatif pada kromatografi lapis tipis dapat
dilakukan dengan membandingkan waktu retensi kromatogram sampel dengan kromatogram
senyawa standar (Handayani,et al., 2005).
Analisis kimia akan menghilangkan konstituen pengganggu atau mengisolasikannya maupun
memekatkan konstituen yang dikehendaki sebelum dilakukuan identifikasi maupun
pengukuran jumlahnya. Analisis kimia kita membutuhkan suatu metode agar dapat
menentukan hasil yang tepat, kromatografi salah satunya, dan dapat pula digunakan sebagai
analisa secara kuantitatif. Kromatografi adalah suatu metoda untuk separasi yang menyangkut
komponen suatu contoh di mana komponen dibagi-bagikan antara dua tahap, salah satu yang
mana adalah keperluan selagi gerak yang lain. Gas yang mengangsur pada suatu cairan atau
tahap keperluan padat biasanya gasnya terdapat di dalam gas kromatografi. Cairan
kromatografi adalah campuran cairan pindah gerakkan melalui cairan yang lain, suatu padat,
atau suatu ‘gel’ agar. Mekanisme separasi komponen mungkin adalah adsorpsi, daya larut
diferensial, ion-exchange, penyebaran/perembesan, atau mekanisme lain (David, 2010).
Kromatografi lapis tipis dapat dipakai dengan dua tujuan. Pertama, dipakai selayaknya
sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif atau preparatif. Kedua, dipakai
untuk menjajaki sistem pelarut dan sistem penyangga yang akan dipakai dalam kromatografi
kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi (Gritter et al, 1991).
Menurut Gandjar dan Rohman( 2007), fase yang digunakan pada KLT yaitu:
1. Fase Diam
Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran kecil dengan
diameter partikel antara 10-30 μm. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase diam dan
semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja kromatografi lapis tipis
dalam hal efisiensi dan resolusinya. Penjerap yang paling sering digunakan adalah silika dan
serbuk selulosa, sementara mekanisme sorpsi yang utama pada kromatografi lapis tipis
adalah adsorpsi dan partisi.
2. Fase Gerak
Fase gerak pada KLT dapat dipilih dari pustaka, tetapi lebih sering dengan mencoba-
coba karena waktu yang diperlukan hanya sebentar. Sistem yang paling sederhana ialah
campuran 2 pelarut organik karena daya elusi campuran kedua pelarut ini dapat mudah diatur
sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal. Berikut adalah beberapa
petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak :
a. Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT merupakan
teknik yang sensitif.
b. Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf terletak antara
0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.
c. Untuk pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti silika gel,polaritas fase
gerak akan menentukan kecepatan migrasi solut yang berarti juga menentukan nilai Rf.
Penambahan pelarut yang bersifat sedikit polar seperti dietil eter ke dalam pelarut non polar
seperti metil benzene akan meningkatkan harga Rf secara signifikan.
d. Solut-solut ionik dan solut-solut polar lebih baik digunakan campuran pelarut
sebagai fase geraknya, seperti campuran air dan metanol dengan perbandingan tertentu.
Penambahan sedikit asam etanoat atau amonia masing-masing akan meningkatkan solut-
solut yang bersifat basa dan asam.
BAB 3. METODOLOGI
Pelat kromatogram