Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alifia Aprizila Putri

NIM : A1C019011

Kelas : A

“Manajemen Laba”

1. Bagaimana penerapan manajemen laba di kehidupan nyata dalam memaksimalkan nilai


pasar suatu perusahaan ?
Jawab :
Contoh kasus manajemen laba pada Perbankan Syariah, sejauh ini belum ada kasus
besar yang merugikan banyakpihak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Syahfandi
(2012), digunakan indeks Eckel untuk mengetahui apakah Bank Syariah melakukan
perataan laba atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 6 dari 9 Bank Syariah
yang menjadi sampel penelitian, melakukan perataan laba (income smoothing). Hal ini
menunjukkan bahwa Bank Syariah telah melakukan perataan laba untuk mengurangi
tingkat perubahan laba bersih yang fluktuatif dalam periode pelaporannya, karena
investor cenderung lebih menyukai laba yang relatif stabil.
2. Apakah manajemen laba dapat dikatakan sebagai suatu langkah yang baik jika ditinjau
dari capital market motivation dimana manajer melakukan manipulasi laba ?
Jawab :
Manajemen laba sesungguhnya bukanlah tindakan penipuan (Fraud) atau tindakan
kejahatan lainnya. Manajemen laba termasuk dalam tindakan manipulasi laporan
keuangan, tetapi dengan tetap memperhatikan & mengikuti kaidah-kaidah metode
akuntansi. Terdapat pandangan yang berbeda-beda terhadap praktik manajemen laba
dan hal ini menimbulkan dilema etis. Pada satu sisi, manajemen laba dipandang sebagai
suatu tindakan yang seharusnya tidak boleh dilakukan karena dengan adanya
manajemen laba infomasi yang diberikan tidak sepenuhnya mencerminkan keadaan
perusahaan dan mengaburkan nilai perusahaan sesungguhnya. Tindakan tersebut dapat
menyebabkan stakeholders keliru dalam mengambil keputusan. Pada sisi yang lain,
manajemen laba dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan merupakan tindakan rasional
untuk memanfaatkan fleksibilitas dalam ketentuan untuk pelaporan keuangan.
3. Mengapa manajemen laba dapat menggangu pemakaian laporan keuangan?
Jawab :
Manajemen laba terjadi ketika pihak eksekutif menggunakan keputusan dalam
pelaporan keuangan dan menetapkan transaksi dengan tujuan mengubah laporan
keuangan untuk menyesatkan beberapa stakeholder atau pemegang kepentingan
perusahaan mengenai hal-hal yang mendasari kinerja ekonomi perusahaan atau untuk
mempengaruhi hasil perjanjian yang bergantung pada angka yang terdapat dalam
laporan keuangan untuk menyesatkan beberapa stakeholder atau pemegang
kepentingan perusahaan” atau “untuk mempengaruhi hasil perjanjian” menekankan
pada perilaku oportunistik dari manajer.
4. Siapa yang bertanggung jawab dalam melakukan manajemen laba? Dan apa yang
dilakukan oleh pihak yg bertanggung jawab tsb untuk menyeimbangi dalam melakukan
minimalisasi pendapatan dan maksimalisasi pendapatan dlm pola manajemen laba?
Jawab :
Pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan manajemen laba adalah Manajer dari
perusahaan itu sendiri. Kemudian, hal yang dilakukan Manajer untuk menyeimbangi
dalam melakukan minimalisasi pendapatan dan maksimalkan pendapatan dalam pola
manajemen laba adalah Manajer dapat menggunakan metode depresiasi aktiva tetap
yang cenderung mengalokasikan harga perolehan aktiva tetap selama beberapa periode
besarnya sama. Manajer juga dapat melakukan strukturisasi estimasi umur ekonomis
aktiva menjadi lebih panjang daripada umur ekonomis aktiva tetap yang selama ini
telah dipakai.
5. Bagaimana meminimalkan atau apakah ada batasan manager dalam melakukan
manajemen laba sehingga tidak mementingkan diri sendiri?
Jawab :
Tujuan oportunistik untuk mencari keuntungan sendiri bagi perusahaan untuk mencapai
tujuan perusahaan tersebut. Sebagai manajemen harus mengambil keputusan yang
memiliki value yang dominan bagi perusahaan. Namun kadang kala manajemen laba
dilakukan dengan mementingkan dirinya sendiri. Sehingga, untuk memenimalisir hal
tersebut manajer perlu memiliki etika baik ( kejujuran, bertanggung jawab,dll) dalam
mengambil keputusan. Jika dikatakan, meminimalisir oportunistik oleh manajemen
dalam manajemen laba itu bisa dilakukan, namun harus dengan melihat kondisi
perusahaan, apa bila diperlukan maka akan dilakukan.
6. Mengapa bloked communication dianggap sebagai kebaikan manjamen laba?
Jawab :
Seperti yang dikatakan bahwa bentuk pemblokiran komunikasi dapat menghambat
pengungkapan langsung dari ekspektasi laba. Ini karena manager memiliki informasi
yang lebih banyak mengenai pengelolaan strategi dan operasional bisnis dibandingkan
dengan investor. Artinya pengungkapan ekspektasi laba tidak transparan atau tidak
menyeluruh. Pemblokiran informasi ini bertujuan untuk menghambat dan menutup
informasi secara nyata ekspektasi laba sehingga dianggap sebagai kebaikan dari
manajemen laba.

Anda mungkin juga menyukai